Anda di halaman 1dari 7

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

KETIDAKPATUHAN
I. Pengkajian
I.1 Definisi
Perilaku individu dan/atau pemberi asuhan tidak mengikuti rencana
perawatan/pengobatan yang disepakati dengan tenaga kesehatan
sehingga menyebabkan hasil perawatan/pengobatan tidak efektif.
I.2 Penyebab
- Disabilitas
- Efek samping program perawatan/pengobatan
- Beban pembiayaan program perawatan/pengobatan
- Lingkungan tidak terapeutik
- Program terapi kompleks dan/atau lama
- Hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan
- Program terapi tidak ditanggung asuransi
- Ketidakadekuatan pemahaman

I.3 Gejala tanda mayor dan minor


a) Mayor
- Menolak menjalani perawatan/pengobatan
- Menolak mengikuti anjuran
- Perilaku tidak mengikuti program perawatan/pengobatan
- Perilaku tidak menjalankan anjuran

b) Minor
- Tampak tanda/gejala penyakit masalah kesehatan masih ada
atau meningkat
- Tampak komplikasi penyakit atau masalah kesehatan
menetap/meningkat

II. Diagnosis
Ketidakpatuhan (D.0114)

III. Perencanaan
Tingkat Kepatuhan Meningkat Dengan Kriteria Hasil :
 Verbalisasi kemauan mematuhi program perawatan atau
pengobatan meningkat
 Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat
 Risiko komplikasi penyakit / masalah kesehatan menurun
 Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan membaik
 Perilaku menjalankan anjuran membaik
 Tanda dan gejala penyakit membaik
 Klien/keluarga melakukan program sesuai dengan saran tenaga
kesehatan yang profesional

IV. Perencanaan dan Implementasi


Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan ; Pelibatan Keluarga
 Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
 Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan
 Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam
perawatan
 Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
 Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani
pasien selama menjalankan program pengobatan, jika perlu
 Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan
 Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang
dijalani
 Jelaskan kondisi pasien pada keluarga
 Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga
 Informasikan harapan pasien kepada keluarga
 Diskusikan cara perawatan di rumah
 Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana
perawatan
 Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
 Informasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
 Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program pengobatan
 Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika perlu
 Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses pengobatan.

V. Evaluasi
 Pasien mampu menunjukan status tingkat kepatuhan membaik.
 Keluarga mampu memahami dan mengenal masalah pasien dengan
ketidakpatuhan dalam terapi pengobatan
 Keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
merawat pasien dengan ketidakpatuhan dalam terapi pengobatan.
 Keluarga mampu memilih fasilitas kesehatan untuk pasien dengan
masalah ketidakpatuhan.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
I. Pengkajian
I.1 Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri
I.2 Penyebab
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuskuler
- Kelemahan
- Ganggyan psikologis dan atau psikotik
- Penurunan motivasi/minat

I.3 Gejala tanda mayor dan minor


a) Mayor
- Menolak melakukan perawatan diri
- Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/
berhias secara mandiri
- Minat melakukan perawatan diri berkurang

b) Minor
- Tidak tersedia

II. Diagnosis
Defisit Perawatan Diri (D.0109)

III. Perencanaan

Perawatan Diri Meningkat Dengan Kriteria Hasil :


 Kemampuan mandi meningkat
 Kemampuan berpakaian meningkat
 Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat
 Mempertahankan kebersihan diri meningkat
 Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Mampu mempertahankan kebersihan pribadi dan penampilan yang
rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
 Mampu untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
secara mandiri atau dengan alat bantu

IV. Perencanaan dan Implementasi

Dukungan Perawatan Diri :


 Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
 Monitor tingkat kemandirian
 Identifikasi alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
 Sediakan lingkungan yang terapeutik
 Siapkan keperluan pribadi
 Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
 Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
 Jadwalkan rutinitas diri sesuai kemampuan
 Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan

V. Evaluasi Keperawatan
 Pasien mampu menunjukan status tingkat kepatuhan membaik.
 Keluarga mampu memahami dan mengenal masalah pasien dengan
ketidakpatuhan dalam terapi pengobatan
 Keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan ketidakpatuhan dalam terapi pengobatan.
 Keluarga mampu memilih fasilitas kesehatan untuk pasien dengan
masalah ketidakpatuhan.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
DEFISIT PENGETAHUAN
I. Pengkajian
I.1 Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu.

I.2 Penyebab
- Keterbatasan kognitif
- Ganguan fungsi kognitif
- Kekeliruan mengikuti anjuran
- Kurang terpapar informasi
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang mampu mengingat
- Ketidaktauan menemukan sumber informasi

I.3 Gejala tanda mayor dan minor


a) Mayor
- Menanyakan masalah yang dihadapi
- Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah

b) Minor
- Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
- Menunjukan perilaku yang berlebihan (mis ; apatis, agitasi,
hysteria, dll)

II. Diagnosis
Defisit Pengetahuan (D. 0111)

III. Perencanaan
Tingkat Pengetahuan Meningkat Dengan Kriteria Hasil :
 Perilaku sesuai dengan anjuran dan pengetahuan meningkat
 Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, dan program pengobatan meningkat
 Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
IV. Perencanaan dan Implementasi
Edukasi Kesehatan : Edukasi Nutrisi Anak dan Bayi :
 Identifikasi kesiapan dan kemauan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Ajarkan pasien dan keluarga proses penyakit secara spesifik
 Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah komplikasi dan
penularan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi obat atau penanganan untuk proses
program pengobatan rutin
 Hindari jaminan yang kosong kepada pasien/keluarga
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second
opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
 Rujuk pasien pada group atau agensi dikomunitas lokal dengan
cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan orang tua/pengasuh
menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya bagi ibu/pengasuh
 Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak
 Anjurkan menghindari makanan jajanan yang tidak sehat
 Anjurkan menghindari pemberian pemanis buatan
 Jelaskan tanda awal rasa lapar pada bayi (mis : bayi gelisah,
menjulurkan lidah, menghisap tangan dan jari, tampak membuka
mulut dan menggelengkan kepala)
 Ajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Ajarkan cara memilih makanan dan mengatur frekuensi makan
sesuai usia bayi
 Anjurkan memberi ASI saat bayi sakit
V. Evaluasi Keperawatan
 Pasien dan keluarga mampu menunjukan status tingkat
pengetahuan meningkat akan kondisi kesehatan yang dialami oleh
anggota keluarga
 Keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
merawat pasien setelah mendapat edukasi dari petugas yang
memberikan asuhan
 Keluarga mampu memilih fasilitas kesehatan untuk pasien saat
terjadi kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai