Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan dengan PSAK 22 dan IFRS 3

Terdapat beberapa perbedaan dalam ketentuan akuntansi penggabungan usaha yang


ditetapkan dalam PSAK No. 22 dibandingkan dengan IFRS No. 3 yaitu :

1. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010,
kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Berdasarkan IFRS 3 kombinasi
bisnis adalah transaksi yang lebih ditekankan pada entitas pengakuisisi (acquirer)
yang memperoleh kendali (control) atas satu usaha (business) atau lebih.

2. PSAK No. 22 memberikan ijin atas penggunaan metode pembelian dan penyatuan
kepemilikan serta menetapkan syarat-syarat penggunaan metode tersebut. Metode
penyatuan kepemilikan digunakan apabila sulit sekali mengidentifikasi perusahaan
pengakuisisi dan terjadi pembagian risiko serta manfaat secara seimbang antara
pemegang saham perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri. Berdasarkan
IFRS No. 3 tidak lagi mengijinkan penggunaan metode penyatuan kepemilikan dan
mensyaratkan bahwa semua penggabungan usaha harus dicatat dengan menggunakan
metode pembelian. Ketentuan dalam IFRS No. 3 tersebut ditetapkan karena walaupun
terdapat kriteria yang ditetapkan oleh PSAK No. 22 dalam menggunakan metode
pembelian dan penyatuan kepemilikan, manajemen sering mencari celah agar dapat
mengunakan salah satu dari dua metode pencatatan tersebut yang menguntungkan
bagi mereka.

3. Berdasarkan PSAK No. 22 mengharuskan amortisasi goodwill selama satu periode


yang tidak kurang dari 20 tahun. Dalam IFRS No. 3 tidak lagi memperkenankan
amortisasi atas goodwill yang berasal dari transaksi penggabungan usaha. Goodwill
dianggap habis dengan sendirinya seiring dengan terjadinya penurunan nilai aktiva
yang dilakukan berdasarkan IAS No. 36 tentang “Impairment of Assets“.

4. Menurut PSAK No. 22 paragraf 82, sisa goodwill negatif setelah dilakukan penurunan
nilai aktiva non-moneter, harus diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui
sebagai pendapatan secara sistimatis tidak lebih dari 20 tahun. Berdasarkan IFRS No.
3 mengharuskan pengakuan laba atau rugi yang berasal dari sisa goodwill negatif.

5. Menurut PSAK No. 22, Ruang lingkupnya terdapat under common control dan
ventura bersama, metode pencatatannya menggunakan purchase dan polling of
interest. Kombinasi bisnis dari entitas yang bukan merupakan pihak pengendali.
Berdasarkan IFRS No. 3 ruang lingkup terdapat UCC, ventura bersama dan akuisisi
asset, metode pencatatan menggunakan metode akusisi. Pengendalian entitas atau
kombinasi bisnis secara umum

6. Dalam PSAK No. 22 biaya akusisi menggunakan komponen harga perolehan dan
pengukuran asset dan liabilities menggunakan panduan tersendiri untuk nilai wajar.
Menurut IFRS No. 3 biaya akusisi menggunakan beban berjalan periode, dan
pengukuran asset dan liabilities mengikuti SAK lain.

7. Berdasarkan PSAK No. 22 akusisi bertahapnya diukur dengan nilai wajar saat
perolehan tidak ada penilaian kembali. Menurut IFRS No. 3 akuisisi bertahap diukur
kembali, selisih diakuinya laba/rugi

8. Dalam PSAK No. 22 non pengendalinya berdasarkan nilai tercatat netto, Goodwill =
parent ada diamortisasi dan negatif goodwill diakui. Menurut IFRS No. 3 Non
pengendalian berdasarkan nilai wajar/porsi asset identifikasi, Goodwill = entity ada
impairment dan negatif goodwill laba/rugi.

Anda mungkin juga menyukai