0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sejarah perpustakaan sebelum dan sesudah Masehi, perkembangan perpustakaan zaman dahulu dan masa kini, serta wujud perpustakaan yang akan hadir di masa depan. Perpustakaan telah berkembang dari tempat penyimpanan kitab-kitab di Mesir Kuno hingga menjadi institusi ilmu pengetahuan modern yang mengintegrasikan teknologi informasi. Perpustakaan masa depan diprediksi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sejarah perpustakaan sebelum dan sesudah Masehi, perkembangan perpustakaan zaman dahulu dan masa kini, serta wujud perpustakaan yang akan hadir di masa depan. Perpustakaan telah berkembang dari tempat penyimpanan kitab-kitab di Mesir Kuno hingga menjadi institusi ilmu pengetahuan modern yang mengintegrasikan teknologi informasi. Perpustakaan masa depan diprediksi
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sejarah perpustakaan sebelum dan sesudah Masehi, perkembangan perpustakaan zaman dahulu dan masa kini, serta wujud perpustakaan yang akan hadir di masa depan. Perpustakaan telah berkembang dari tempat penyimpanan kitab-kitab di Mesir Kuno hingga menjadi institusi ilmu pengetahuan modern yang mengintegrasikan teknologi informasi. Perpustakaan masa depan diprediksi
istilah perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku atau kitab Sejarah perkembangan perpustakaan telah dimulai jauh sebelum Masehi. Perkembangan perpustakaan diwarnai dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri. Pengalaman yang didapat dari cara hidup nomaden dan kebutuhan informasi antar sesama tersebut membuat mereka berpikir dan merekayasa bagaimana cara menyampaikan pesan agar bisa diterima kerabatnya. Bermula dari kebutuhan itu, mereka memilih cara menuliskan pesan yang berupa sandi atau isyarat di batu-batu, daun-daun lontar, batu atau pohon yang dipahatkan. Berangsur-angsur komunikasi tidak hanya terjadi pada satu kelompok saja, melainkan juga meluas kepada antarkelompok, dan bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa lisan dan tulisan. manusia berusaha mencatat kegiatannya dengan cara memahatnya pada kayu, batu, dan lempengan. Pada sekitar tahun 2500 SM, di Mesir terdapat sebuah temuan sederhana, tapi memiliki pengaruh besar bagi peradaban manusia, yaitu penemuan bahan tulis berupa papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh disepanjang sungai Nil. Perpustakaan yang paling awal ada di kota Nivine dibangun sekitar tahun 669-636 SM. Kemudian perpustakaan kerajaan Babylonia dan Assyria yang memiliki kira-kira 10.000 bahan pustaka berupa tablet tanah liat karya Raja Ashurbanipal Raja Assyiria. Selanjutnya perpustakaan di kuil Horus, Mesir yang didirikan sekitar tahun 337 SM yang koleksinya berupa gulungan papirus yang berisi tentang ilmu astronomi, agama dan perburuan. Peradaban Yunani mengenal tulisan Mycena sekitar 1500 SM, kemudian tulisan tersebut lenyap. Sebagai penggantinya, orang Yunani menggunakan 22 aksara temuan orang Phoenicia, kemudian dikembangkan menjadi 26 aksara seperti yang kita kenal sekarang. Perkembangan perpustakaan Yunani mencapai puncaknya pada masa Abad Hellenisme yang ditandai dengan penyebaran ajaran dan kebudayaan Yunani. Perpustakaan yang terkenal adalah perpustakaan Alexandria yang memiliki 700.000 gulungan koleksi pada abad pertama SM yang koleksinya adalah teks Yunani dan manuskrip segala bahasa dari semua penjuru dunia.Semua gulungan papirus ini disunting, disusun menurut bentuknya, dan diberi catatan untuk disusun menjadi sebuah bibliografi sastra Yunani yang semuanya itu disusun oleh semua pustakawan perpustakaan Alexandria yang mereka adalah ilmuwan ulung yang ahli dalam bidangnya. 2. SEJARAH PERPUSTAKAAN SESUDAH MASEHI Hingga sekitar 700-an M, papirus masih digunakan sebagai bahan tulis, kemudian mulai digunakan bahan lain seperti kulit binatang, besi, dan sebagainya. Sekitar abad pertama masehi, sejenis bahan yang mirip dengan kertas yang kita gunakan telah ditemukan di Cina. Namun, karena ketatnya seleksi penguasa Cina terhadap semua barang yang keluar masuk Cina, temuan kertas itu tidak dikenal di Eropa hingga tahun 1150-an. Sebelum temuan di Cina, di Eropa sudah digunakan kulit binatang (kambing, domba, biri-biri, sapi, dan binatang lain) yang disebut parchment. Kata parchment berasal dari Pergamum, sebuah kota kecil di Asia Kecil tempat parchment pertama kali digunakan. Parchment digunakan sebagai bahan tulis sebelum kertas ditemukan. Di Eropa Barat sudah dikenal sejenis terbitan bernama incunabula, yaitu buku yang dicetak dengan menggunakan teknik bergerak (movable type) sebelum tahun 1501. Semua itu merupakan bahan tulis yang bagus, kuat, dan tahan lama, tapi untuk membuatnya memerlukan waktu yang lama dan prooduknya terbatas. Karena itu, perpustakaan terutama di Eropa hanya menyimpan naskah tulisan tangan lazim yang disebut manuskrip. sekitar tahun 1440, saat Johannes Gutenberg dari kota Mainz, Jerman mencetak buku dengan tipe cetak gerak. Setiap aksara dilebur ke dalam logam, kemudian dipindahkan ke dasar mesin press lalu diberi tinta. , kemudian dipindahkan ke dasar mesin press lalu diberi tinta. Kemudian ditaruh kertas diatasnya lalu digulung dengan lempeng pemberat. Sejak temuan Gutenberg ini pembuatan manuskrip yang semula ditulis dengan tangan kini dapat digandakan dengan mesin cetak. Namun, karena teknik percetakannya masih sederhana, maka hasilnya pun masih sederhana bila dibandingkan dengan cetakan buku sekarang. Buku yang diterbitkan pada masa ini hingga abad ke-16 dikenal dengan nama incunabula. Mesin cetak temuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke-16 percetakan buku dalam waktu singkat mempu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadi revolusi perpustakaan. Artinya, dalam waktu singkat perpustakaan diisi sengan buku cetak. Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian, ketika buku mulai digantikan bentuk elektronik. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar keseluruh Eropa. Kemudian dibawa lagi ke Asia tempat mesin cetak. Penyebaran teknik dan keahlian cetak itu tersebar ke seluruh Eropa bersamaan dengan lahirnya paham baru yang timbul akibat Renaissance. Timbullah aliran Romantik yang mementingkan logika dalam berbagai temuan dan usaha menentang dominasi gereja di segala bidang. Bentuk penentangan ini mendapat bantuan pesat berkat adanya mesin cetak. Ketika Martin Luther menempelkan protesnya di gereja Wittenberg pada tahun 1517, Luther menempelkan protes tercetak. Inilah hasil sampingan ditemukannya mesin cetak serta dampaknya terhadap perpustakaan. 3. PERPUSTAKAAN ZAMAN DAHULU Dahulu perpustakaan 1980-2000an terkesan hanya mengarah kepada tempat mencari ilmu dan pengetahuan saja. Perpustakaan identik dengan rak kayu coklat yang tinggi dan tebal yang berisikan buku-buku pelajaran (ilmiah), fiksi dan non fiksi, itupun merupakan cerita yang serius yang semua itu dikelola dan dimiliki oleh pemerintah (Haryant,2019) Perpustakaan identik dengan buku, gedung dipojok, pustakawan menggunakan kaca mata bolor, dan masalah klasik anggaran minim, sehingga terkesan perpustakaan kurang menarik. Rak buku yang tinggi dan tebal, warna yang cenderung mendekat natural, buku yang tebal dan berat dan penataan yang masih sangat dominan. Banyak terdapat koleksi yang bersifat historis (kuno). 4. PERPUSTAKAAN MASA KINI Perkembangan perpustakaan di era ini sangat cepat, sesuai dengan cirinya “Library is the growing organism” (perpustakaan merupakan organisasi yang berkembang). Kini perpustakaan harus berganti arah yaitu pelayanan yang berbasis teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, perpustakaan dituntut untuk lebih aktif, dinamis 5. PERPUSTAKAAN YANG AKAN MENDATANG Perpustakaan sendiri telah mengalami beberapa kali evolusi dalam perkembangannya. Jika semula perpustakaan berfokus pada koleksi pustaka dan layanan, kini telah bergeser pada nilai tambah (Noh, 2015). Dengan demikian, perkembangan perpustakaan pada tahapan berikutnya sangat mungkin terjadi dan bisa diciptakan. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan pemustaka dan perkembangan teknologi informasi. Harapannya, berbagai penyesuaian dapat membuat perpustakaan semakin berharga dan memberi dampak yang semakin besar bagi dunia pendidikan Salah satu ciri utama perpustakaan masa depan adalah terintegrasinya komponen layanan perpustakaan yang meliputi manajemen koleksi, sarana prasarana, SDM, kewenangan, kerja sama, promosi, jasa layanan prima yang bersinergi dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Perpustakaan sekolah masa depan dapat terlaksana dengan melakukan kegiatan implementasi sebagai kegiatan keseharian diperpustakaan sekolah dengan tahap kegiatan sebagai berikut: Pertama, manajemen koleksi perpustakaan harus dianalisa dari mulai tahap pengadaan koleksi yang akan dilayankan kepada pemustaka perpustakaan sekolah. Kedua adalah sarana prasarana perpustakaan sekolah yang harus disesuaikan dengan kondisi dan keinginan pemustaka. Pemustaka perpustakaan sekolah adalah siswa, guru dan karyawan yang selalu menginginkan bentuk layanan maksimal perpustakaan dalam mendapatkan informasi yang aktual Ketiga adalah SDM dan kewenangan pengelolaan perpustakaan sekolah. SDM perpustakaan sekolah adalah pustakawan yang memiliki integritas dan kapabilitas sebagai seorang penyaji informasi. Keempat kerja sama, promosi dan jasa layanan prima. Perpustakaan sekolah masa depan memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak untuk melaksanakannya. Pustakawan yang bertangung jawab dalam pengelolaan perpustakaan harus menjalin kerja sama dengan guru, kepala sekolah, komite sekolah, serta pihak-pihak lain yang peduli dengan perpustakaan sekolah Kelima adalah sinergi antara perpustakaan sekolah dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Aspek kemudahan layanan informasi perpustakaan menjadi landasan utama dalam penerapan IT untuk perpustakaan. Kegiatan- kegiatan manual yang cenderung menghambat produktifitas dapat diminimalisir dengan bantuan teknologi informasi tersebut.