Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOTEKNOLOGI FARMASI

STEM CELL

Disusun Oleh:

Jeremia Eden Frihendranus (181148201033)

Dosen Pengampu

Sister Sianturi, S.SI.,M.SI.,M.Si

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

PROGRAM S1 FARMASI

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bioteknologi sudah dimulai ribuan tahun yang lalu, sebelum tahun 1985 orang-orang
telah menggunakan ragi untuk membuat roti dan anggur melalui proses fermentasi. Setelah tahun
1985 orang telah melakukan pengembangan industri fermentasi yaitu pembuatan etanol, butanol,
asam cuka, asam laktat, dan asam organik lainnya serta pengolahan air limbah dengan
menggunakan mikroorganisme. Pada tahun 1985 Roux ahli Biologi berhasil melakukan kultur
jaringan sel (cell tissue culture). Berdasarkan percobaan Roux ini, para ahli mulai memanipulasi
sel tumbuhan secara in vitro. Produk-produk bioteknologi tersebut selalu menimbulkan
keterkejutan, keheranan dan akhirnya memunculkan kekaguman kepada kita, karena tidak pernah
membayangkan sebelumnya produk-produk tersebut dapat dibuat oleh manusia. Di bidang
Pertanian, bioteknologi mampu menciptakan jenis tanaman yang mempunyai sifat unggul
(produksi tinggi, tahan hama dan penyakit), lebih sensasional lagi bahwa tanaman tersebut dapat
menghasilkan pupuk sendiri. Di bidang peternakan dan perikanan, teknologi transgenik
merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani masyarakat. Di bidang kesehatan dan pengobatan, bioteknologi telah mampu
menyelesaikan masalah infertilitas. Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus
bioteknologi memasuki milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh.
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia
dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi
kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan
masih banyak lagi. Teknologi ini merupakan kemajuan yang akan menjadi terobosan baru dalam
pengobatan, misalnya apabila sel saraf putus maka dengan stem cell kondisi itu dapat diperbaiki.
Juga apabila seseorang menderita luka bakar yang sangat parah dapat sembuh cepat dengan
memanfaatkan teknologi ini. Selain itu juga dalam penelitian yang berbeda sel punca manusia
telah terbukti dapat mengatasi kebutaan pada tikus. Sebenarnya apa itu stem cell? Makalah ini
disusun untuk mengetahui lebih dalam bioteknologi khususnya teknologi yang disebut “stem
cell”.
Rumusan Masalah

1. Apa itu stem cell ?


2. Bagaimanakah penggolongan stem cell ?
3. Bagimana mekanisme kerja stem cell ?
4. Untuk mengetahui penggunaan kultur sel induk (stem cell) dalam bidang bioteknologi.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan sel induk (stem cell).
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Stem Cell

Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi
untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai
jaringan tubuh. Menurut kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum
berdiferensiasi yang berasal dari organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-
sel setipe, yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya. Stem sel
juga disebut sel punca, sel induk, dan sel batang.
Stem sel berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah
rusak demi kelangsungan hidup organisme. Stem sel selain mampu berdiferensiasi menjadi
berbagai sel matang, juga mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kemampuan tersebut
memungkinkan stem sel menjadi sistem perbaikan tubuh dengan cara menyediakan sel-sel baru
selama organisme bersangkutan hidup, atau dengan prinsip sel-sel yang rusak akibat penyakit
dapat diganti dengan sel-sel yang baru.
Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia.
Stem cell di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jaringan di
dalam tubuh janin. Stem cell mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk berkembang
menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh selama masa awal pertumbuhan. Selain itu
juga, di banyak jaringan mereka bertindak layaknya sistem perbaikan internal (Internal Repair
System). Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca
atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah
merah atau sel otak. Stem sel mempunyai 2 sifat yang khas yaitu :
1.     Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem
cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung,
sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Proses diferensiasi stem cell diduga disebabkan oleh
faktor internal maupun eksternal sel. Faktor internal mencakup faktor genetik dan epigenetik,
sedangkan faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan sekitar sel, faktor pertumbuhan
ataupun bergantung pada kebutuhan jaringan atau organ tubuh itu sendiri.
2.  Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-
renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel. Stem cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel
berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh sel-sel tubuh
lainnya seperti sel jantung, otak maupun pankreas. Populasi stem cell dalam tubuh terjaga
dengan kemampuannya memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang
kali , bahkan diduga tidak terbatas, dan dapat dipertahankan ddalam jangka waktu yang relatif
lama.

Jenis-jenis Stem

Cell Stem Cell dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dua golongan berbeda
yaitu :

1. Jenis Stem Cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi a. Totipoten : Merupakan sel


yang berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, contoh : zigot. b.
Pluripoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan ektoderm,
mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu organisme baru, contoh : Stem
Cell embrionik c. Multipoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel
dewasa, contoh : Stem Cell hematopoetik d. Unipoten :Merupakan sel yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu. Stem Cell jenis ini dapat meregenarasi diri sendiri.

2. Jenis Stem Cell berdasarkan sumber asal sel a. Stem Cell embrionik : Merupakan Stem
Cell yang didapatkan saat perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio dan
memiliki sifat pluripoten. b. Stem Cell dewasa : Merupakan sekelompok sel yang belum
terdiferensiasi, terkadang dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang memiliki sifat
spesifik. Stem Cell ini bersifat plastis artinya ia dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan
lain, disamping menjadi sel sesuai jaringan aslinya.
Mekanisme Kerja Stem Cell

1. Mencari sel-sel punca terbaik pada tubuh manusia

2. Sel-sel punca ini dapat ditemukan dilapisan lemak dalam tubuh

3. Menggunakan jarum suntik yang steril dan khusus

4. Kemudian dokter mengambil sample pencampuran antara jaringan lemak dan


sekelompok sel punca yang sehat

5. Teknisi laboratorium kemudian memisahkan sel punca dengan sel lemak dengan
metode pemisahan sentrifugal

6. Kemudian sel punca ditempatkan pada cawan petri yang diberikan makanan untuk
pertumbuhan

7. Seiring pertumbuhannya,sel-sel ini bertambah banyak dengan cepat

8. Mengisi celah dan lubang yang ada sama seperti cara tubuh menyembuhkan luka

9. Pada fase ini sel punca menghasilkan senyawa kimia yang disebut faktor
pertumbuhan

10. Faktor pertumbuhan adalah bahasa sel inilah cara ribuan sel berkomunikasi,
memungkinkan masing-masing untuk melakukan sebuah fungsi vital

11. Memperbaiki dan memperbahrui jaringan tubuh

Penggunaan Kultur Stem Cell dalam Bidang Bioteknologi


Stem cell dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun pengobatan.
Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:

Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset


1. Terapi gen
Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen
ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil
mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat
self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain
itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel,
sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.
2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker.
Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai
jaringan.
4. Terapi sel (cell based therapy)
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat ini dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan ke
dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu organ
tubuh.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam cell-based therapy:
1. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat
autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang
membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa
organ donor yang sesuai.
2. Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar
dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak
cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat
berguna.
3. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode
transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.
4. Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta berinteraksi
dengan jaringan sekitarnya.

Penggunaan Stem Cell Dalam Pengobatan Penyakit


Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan stem
cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cell untuk mengobati penyakit
dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi yang dimaksud adalah dengan melakukan
transplantasi stem cell pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cell ini adalah
sebagai berikut.
1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau
organ tubuh pasien.
2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-
sel baru yang ditranspalantasikan.
Sel induk embrio (Embryonic stem cell) sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk
dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast,
fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan
yang rusak. Sel induk dewasa (adult stem cells) juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan dari
penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan kontroversi
etika.
1. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis (spinal cord)
Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan hilangnya fungsi
neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara melakukan
remielinisasi. Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat menghasilkan oligodendrosit
yang kemudian dapat menyebabkan remielinisasi akson yang rusak.
2. Penggunaan sel punca pada penyakit stroke
Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca mesenkim (mesenchymal
stem cell) dari sumsum tulang autolog. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Mesenchymal stem cells diperoleh dari aspirasi sumsum tulang.
Setelah disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar darah otak pada daerah otak yang rusak.
Pemberian MSC intravenous akan mengurangi terjadinya apoptosis dan menyebabkan
proliferasi sel endogen setelah terjadinya stroke.
3. Penggunaan sel punca dalam pengobatan diabetes
Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin.
Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau
Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga
diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar
pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang
dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel
pulau Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan
yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau
Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal
setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini
mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya,
masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam
produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
4. Penggunaan sel punca untuk skin replacement
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat
membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini
memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan.
Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
5. Penggunaan sel punca dalam penyakit Parkinson
Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang
merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam
gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson
terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin
diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian
dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-
neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson
berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah
transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson,
peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan
bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari
pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
6. Penggunaan sel punca dalam pengobatan HIV
Pada awalnya pengobatan HIV/AIDS ditemukan tidak sengaja dalam pengobatan
penyakit leukemia dengan sistem stem sel. Dimana HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan
tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap gangguan virus atau penyakit. Dengan sel
punca maka sel-sel yang mengalami degradasi akan tergantikan sehingga kekebalan tubuh
pengidap akan berangsur pulih. Namun setelah itu terjadi mutasi gen yang mengakibatkan sel
darah menjadi resisten terhadap virus HIV.
Mutasi tersebut terjadi pada reseptor yang dikenal sebagai CCR5, yang secara normal
ditemukan pada permukaan T cell – sel pada sistem kekebalan tubuh yang diserang oleh
virus HIV. Gen yang telah bermutasi tersebut dikenal sebagai CCR5 delta 32, dan ditemukan
pada 1% - 3% populasi orang kulit putih di Eropa.
Virus HIV menggunakan CCR5 sebagai co-reseptor untuk merusak sistem kekebalan
tubuh. Sejak CCR5 bermutasi menjadi CCR5 delta 32, virus HIV tidak lagi mampu
menyerang sel sehingga terjadi kekebalan tubuh alami pada orang yang mengalami mutasi
gen.

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Sel Induk (Stem Cell)


Dalam penggunaannya stem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara
lain:
1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel.
 Kelebihan penggunaan sel induk embrionik antara lain:
a. Mudah didapatkan, biasanya dapat diperoleh dari klinik fertilitas.
b. Bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi
berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapis germinal (ektoderm,
mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk selubung embrio.
c. Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri ratusan
kali pada media kultur.
d. Reaksi penolakan tehadap imunitas rendah.
 Kekurangan penggunaan sel induk embrionik adalah:
1. Dapat bersifat karsinogenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tidak
berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.
2. Selalu bersifat allogenik yaitu sel induk yang diambil berasal dari pendonor yang
cocok, umumnya keluarga atau orang lain yang cocok sehingga berpotensi
menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.
3. Secara kode etik masih kontroversial, di mana yang menjadi kontroversi dalam
penggunaan stem cell embrio yakni sumber sel tersebut (embrio). Pengklonan embrio
manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena pengklonan
manusia tersebut ditentang oleh semua agama, hal ini dikarenakan adanya anggapan
bahwa embrio berstatus sama dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat
diterima. Selain itu status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai
manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi manusia atau sebagai
jaringan hidup tubuh lainnya masih menjadi kontroversi.
2. Penggunaan sel induk dewasa (adult stem cell)
 Kelebihan penggunaan sel induk dewasa adalah:
a. Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindari terjadinya
penolakan imun.
b. Sel induk dewasa sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
c. Penggunaan sel induk dewasa tidak terlalu menimbulkan problem etika.
 Kekurangan dari penggunaan sel induk dewasa antara lain:
a. Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yang berbeda dalam
tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi, pembuluh darah
pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus). sehingga sulit mendapatkan
sel induk dewasa dalam jumlah banyak.
b. Masa hidupnya tidak selama sel induk embrionik.
c. Bersifat multipotent, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu macam sel
sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang bersifat pluripotent.
3. Penggunaan sel induk dari darah tali pusat.
 Kelebihan penggunaan sel induk dari darah tali pusat adalah:
a. Mudah diperoleh, karena sudah tersedia di bank darah tali pusat.
b. Siap pakai, karena telah melalui proses prescreening, testing dan pembekuan.
c. Kontaminasi virus sangat minimal dibandingkan dengan sel induk yang berasal dari
sumsum tulang.
d. Cara pengambilannya mudah, tidak beresiko dan menyakiti donor.
 Kekurangan penggunaan sel induk dari darah tali pusat adalah:
a. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang
terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan pengamatan setelah donor meningkat
menjadi dewasa.
b. Jumlah sel induk relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah sel induk
yang diperlukan resipien dengan jumlah yang tersedia dari donor.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari
semua organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh
kita.
2. Jenis-jenis stem cell dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan kemampuan berdiferensiasi
dan berdasarkan sumber asal sel
3. Pemanfaatan stem cell dalam bioteknologi yakni digunakan dalam riset dan dalam
pengobatan penyakit. Pemanfaatan stem cell dalam riset adalah untuk terapi gen,
engetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker,
penemuan dan pengembangan obat baru dan terapi sel (cell based therapy).
Sedangkan penggunaan stem cell dalam pengobatan penyakit, yaitu untuk
mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan
atau organ tubuh pasien dan untuk menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat
penyakit atau cidera tertentu dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan.
4. Dalam penggunaan stem cell tentu saja terdapat kelebihan dan kekurangan, secara
umum dapat dijelaskan sebagai berikut. Keuntungannya yaitu stem cell mudah
didapatkan, stem cell mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi
berbagai macam sel. Sedangkan kekurangannya adalah adanya kemungkinan  terkena
penyakit genetik pada sel induk tali pusat, secara kode etik penggunaan stem cell
masih kontroversial khususnya dalam penggunaan sel induk embrionik.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001. Anatomi dan Fisiologi Manusia.Singaraja: Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
D. Enger, Eldon, dkk. 2007.Consepts In Biology. New York: The McGraw-Hill
Companies
Kalthoff, Klaus. 2001. Analysis of Biological Development. Evenue of The Americans:
Mc Graw Hill Higher Education
Setiawan, Benjamin. 2006. Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai
Penyakit Degeneratif. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran No.153,

Anda mungkin juga menyukai