Anda di halaman 1dari 5

Tahap/Mekanisme Penggunaan BSC

Menurut Inaul (2016) Tahapan Balance Scorecard dapat dirinci sebagai berikut:

 Mengidentifikasikan visi dan misi perusahaan


Dalam penyusunan Balance Scorecard langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasikan visi misi tersebut keseluruh bagian dalam organisasi.
 Mengidentifikasikan tujuan masing-masing perspektif Balance Scorecard.
Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan-tujuan yaang ingin dicapai perusahaan
dalam kurun waktu yang lebih pendek untuk mewujudkan visi perusahaan.
 Menentukan tolak ukur keempat perspektif Balance Scorecard
Setelah menentukan tujuan dari masing-masing perspektif Balance Scorecard, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan tolak ukur dari masing-masing perspektif yang
didasarkan pada kondisi perusahaan.
 Menetukan target Rancangan Balance Scorecard
Sebagai alat penilaian kinerja perusahaan harus dilengkapi dengan target yang ingin
dicapai agar penilaian dapat dilakukan secara konsisten atas periode yang berbeda.
 Mendesain Balance Scorecard
Langkah terakhir adalah mendesain Balance Scorecard (kartu skor) yang akan
digunakan untuk mengukur kinerja organisasi. Dalam kartu skor berisi empat perspektif
serta tujuan dan target yang ingi dicapai.
Penyelarasan Penggunaan Analisis BSC dengan Strategi Organisasi/Program
Kesehatan
Menurut Danika (2010) dengan balanced scorecard dimungkinkan untuk
menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tujuan yang detail dengan pengukuran
kinerja yang terbagi kedalam empat perspektif penting sehingga pimpinan organisasi dapat
mempertimbangkan semua ukuranukuran operasional yang penting secara simultan. Ada pula
ahli lain yang mengatakan balanced scorecard merupakan mekanisme untuk
menterjemahkan strategi dan taktik secara simultan sehingga kebijakan dan aktifitas dapat
diukur mulai dari rencana, implementasi dan sampai kepada hasil. Dalam proses perencanaan
strategis, tujuan ini kemudian dijabarkan kedalam sasaran strategis dengan ukuran
pencapaiannya.

Danika Sakti Megawati. 2010 .Analisa Kemungkinan Penerapan Pengukuran Kinerja Rumah
Sakit Islam Kustati Surakarta dengan Menggunakan Balanced Scorecard. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Inaul Muasaroh. 2016 .Perancangan Penerapan Balance Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja
pada Institusi Kesehatan dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan satu di antara organisasi-organisasi kesehatan yang
sudah lama berkembang di dunia. Institusi ini juga merupakan organisasi kesehatan yang
memiliki pendapatan tinggi dalam bidang jasa yang diberikan. Rumah sakit merupakan
bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan. Bedasarkan definisinya rumah sakit diartikan ke
dalam tiga kelompok yaitu rumah sakit, rumah sakit umum, dan rumah sakit khusus.
Pengertian rumah sakit secara umum adalah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan
meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sedangkan pengertian rumah
sakit umum dan khusus dibedakan bedasarkan bidang pelayanan yang disediakan oleh rumah
sakit.
Rumah sakit tidak hanya dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan, namun rumah
sakit juga dituntut untuk memiliki kualitas pelayanan kesehatan yang baik. Kualitas
pelayanan rumah sakit mencerminkan mutu dari rumah sakit tersebut. Hal ini yang akan
memberikan citra baik untuk rumah sakit dalam memberikan hak pelayanan yang
memuaskan kepada konsumen. Kepuasan merupakan tujuan inti dari berdiri dan
berkembangnya suatu organisasi. Karena dengan hal ini mereka akan tetap ada dan
dibutuhkan.
Masalah utama yang menghambat rumah sakit membuat kemajuan yang memuaskan dalam
kinerja dan produktivitas sistem adalah budaya, organisasi dan praktik manajerial. Hal ini
tidak konsisten dengan bisnis yang kompetitif, termasuk praktik yang beroperasi tidak
didorong oleh biaya atau keuangan yang baik. Adapun beberapa alasan spesifik mengapa
rumah sakit belum aktif atau sukses di bidang ini disebabkan oleh pegawai rumah sakit yang
memiliki sedikit pengalaman terhadap lingkungan yang kompetitif, kurangnya partisipasi
karyawan, terutama di kalangan dokter, dan Layanan yang diberikan sulit diukur6. Oleh
sebab itu beberapa alat analisis kinerja dicipakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Satu di antara alat-alat untuk menganalisis kinerja adalah Balance Scorecard (BSC).
Balanced scorecard (BSC) adalah teknik yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja
suatu organisasi. Inti dasar BSC dipandu oleh visi dan strategi organisasi, yang merupakan
dasar untuk pembentukan empat perspektif BSC. Sejumlah literatur menyebutkan bahwa
BSC merupakan alat manajemen kinerja yang menganalisis dari bidang keuangan dengan
mempertimbangkan preferensi pelanggan, proses internal terdiri dari efektivitas dan efisiensi,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh sebab itu BSC selain digunakan sebagai
mengevaluasi dan mengukur kinerja organisasi, BSC juga digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan mengenai tindakan-tindakan
Berdasarkan 4 perspektif balanced scorecard
diantaranya perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran yang terdiri dari variabel diklat
karyawan, kelengkapan alat medis, dan kebersihan
ruang secara keseluruhan mendapatkan nilai 0,9 dan
termasuk dalam kategori baik; perspektif bisnis
internal yang terdiri dari variabel alur pelayanan,
ketersediaan dan kepatuhan SOP, dan ketepatan
waktu jam kunjung dokter secara keseluruhan
mendapatkan nilai -1,6 dan termasuk dalam kategori sangat tidak baik; perspektif pelanggan
yang terdiri
dari variabel reliability, assurance, tangible, empathy,
responsiveness secara keseluruhan mendapatkan
nilai -0,25 dan termasuk dalam kategori tidak baik;
perspektif keuangan yang terdiri dari variabel
dokumentasi laporan keuangan, personalia
keuangan, monitoring, dan evaluasi secara
keseluruhan mendapatkan nilai 0,05 dan termasuk
dalam kategori baik.
Pengukuran kinerja pada rawat inap kelas 3 bertujuan untuk menilai kinerja pada saat itu.
Pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui kinerja resource/ sumber daya dan infrastruktur yang dimiliki untuk menopang
kinerja di ketiga perspektif balanced scorecard lainnya. Variabel diklat karyawan
menunjukan pada skala positif yang artinya pelatihan pada rawat inap kelas 3 rumah sakit
surya medika sudah dalam kategori baik. Diklat karyawan bertujuan untuk meningkatkan
kinerja karyawan pada saat itu dan yang akan datang. Variabel kebersihan ruang menunjukan
pada skala negatif yang artinya ruang rawat inap kelas 3 rumah sakit surya medika tidak
terjaga dengan baik kebersihannya. Kebersihan ruang merupakan salah satu aspek lingkungan
fisik yang harus diperhatikan demi terciptanya lingkungan kerja yang kondusif. aspek
lingkungan fisik secara signifikan berpenguaruh terhadap motivasi dan kinerja karyawan.
Maka dari itu untuk menopang kinerja dan motivasi karyawan maka pihak manajemen rumah
sakit harus memastikan kebersihan lingkungan rumah sakit.
Variabel kelengkapan alat medis menunjukan skala positif dengan hasil memenuhi lebih dari
75% berdasaran instrument PMK no 56 tahun 2014, kelengkapan alat medis rumah sakit
berpengaruh terhadap kemampuan dan kinerja rumah sakit tersebut. jika rumah sakit
memiliki alat medis yang lengkap maka lebih mampu untuk menangani pasien yang lebih
varian jenis penyakitnya.
Perspektif bisnis internal merupakan perspektif yang menganalisis tentang inovasi (proses
perancangan produk), proses operasi (pembuatan dan penyampaian produk), dan proses
pelayanan purna jual. Variabel Ketersediaan dan kepatuhan terhadap SOP termasuk dalam
proses operasi dalam perspektif balanced scorecard. Terdapat perbedaan pengaruh penerapan
standar operasional prosedur kerja terhadap peningkatan kinerja tenaga medis yang lebih
baik. Hasil penelitian menunjukkan pada skala negatif yang artinya termasuk dalam kategori
sangat tidak baik karena setiap karyawan yang ada di Rumah Sakit Surya Medika tidak ada
acuan untuk bekerja sehingga memungkinkan terjadi kesalahankesalahan dalam proses
pelayanannya.
Perspektif keuangan memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.
Berdasarkan akumulasi dan skoring perspektif keuangan menunjukkan nilai 0,05 yang berarti
termasuk dalam kategori baik. Variabel dokumentasi laporan keuangan menunjukkan pada
skala positif, Maka dilihat dari dokumentasi laporan keuangan, Ruang Rawat Inap Kelas 3
Rumah Sakit Surya Medika Gresik termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan adanya
laporan keuangan yang sudah diarsip dan didokumentasikan dengan rapi maka akan sangat
membantu pihak rumah sakit untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Variabel personalia
keuangan menunjukkan pada skala positif, Maka dilihat dari personalia keuangan, Rumah
Sakit Surya Medika Gresik termasuk dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan 4 perspektif balanced scorecard diantaranya perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran yang terdiri dari variabel diklat karyawan, kelengkapan alat medis, dan
kebersihan ruang secara keseluruhan mendapatkan nilai 0,9 dan termasuk dalam kategori
baik; perspektif bisnis internal yang terdiri dari variabel alur pelayanan, ketersediaan dan
kepatuhan SOP, dan ketepatan waktu jam kunjung dokter secara keseluruhan mendapatkan
nilai -1,6 dan termasuk dalam kategori sangat tidak baik; perspektif pelanggan yang terdiri
dari variabel reliability, assurance, tangible, empathy, responsiveness secara keseluruhan
mendapatkan nilai -0,25 dan termasuk dalam kategori tidak baik; perspektif keuangan yang
terdiri dari variable dokumentasi laporan keuangan, personalia keuangan, monitoring, dan
evaluasi secara keseluruhan mendapatkan nilai 0,05 dan termasuk dalam kategori baik.
Amalia Ayu R, Fakhmi Dwi Novaliudin, Istaniya Sumantri

Anda mungkin juga menyukai