Anda di halaman 1dari 9

X

Kurikulum 2013

s
Kela
kimia
Review II

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami kembali materi tentang larutan elektrolit dan non-elektrolit, reaksi reduksi
oksidasi, serta tata nama senyawa.
2. Memahami kembali materi tentang hukum dasar kimia, konsep mol, konsentrasi
larutan, dan stoikiometri.
3. Dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi-materi tersebut.

1. Tentukan bilangan oksidasi dari unsur yang dicetak miring berikut ini.
a. NH4+
b. K2Cr2O7
c. MnO4-
Pembahasan:
a. Oleh karena jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur pembentuk ion poliatom sama
dengan muatannya, maka:
(1 × biloks N ) + (4 × biloks H ) = +1
⇔ (1 × biloks N) + (4 × 1) = +1
⇔ biloks N = +1 – 4
⇔ biloks N = –3
Jadi, bilangan oksidasi unsur N pada ion NH4+ adalah –3.
b. Oleh karena jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0, maka:
(2 × biloks K) + (2 × biloks Cr) + (7 × biloks O) = 0
⇔ (2 × 1) + (2 × biloks Cr) + (7 × (–2)) = 0
⇔ 2 × biloks Cr = +12
⇔ biloks Cr = +6
Jadi, bilangan oksidasi unsur Cr pada K2Cr2O7 adalah +6.
c. Oleh karena jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur pembentuk ion poliatom sama
dengan muatannya, maka:
(1 × biloks Mn) + (4 × biloks O) = –1
⇔ (1 × biloks Mn) + (4 × ( –2 )) = –1
⇔ biloks Mn = +7
Jadi, bilangan oksidasi unsur Mn pada MnO4– adalah +7.

2. Tentukan nama senyawa-senyawa berikut ini!


a. Al2S3
b. Fe2S3
c. (NH4)2S
d. Cu3(PO4)2
e. Ca3(PO4)2
f. Cl2O7

Pembahasan:
Aturan tata nama senyawa biner dan poliatomik adalah sebagai berikut.
Senyawa poliatomik:
• Nama logam + nama anion
• Nama logam (bahasa Indonesia) + biloks logam + nama anion
Senyawa biner:
Nama nonlogam 1 + nama nonlogam 2 + ida (jumlah unsur disebutkan dalam bahasa Yunani)
Dengan demikian, diperoleh:
a. Al2S3 = aluminium sulfida
b. Fe2S3 = besi (III) sulfida/feri sulfida
c. (NH4)2S = amonium sulfida
d. Cu3(PO4)2 = tembaga (II) fosfat
e. Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
f. Cl2O7 = dikloro heptaoksida

2
3. Unsur Cl memiliki biloks dari –1 sampai dengan +7. Tentukan apakah senyawa-senyawa
berikut ini dapat mengalami reaksi autoredoks atau tidak!
a. KCl
b. Cl2
c. KClO3
d. KClO4
Pembahasan:
Reaksi autoredoks ditandai dengan adanya suatu unsur yang mengalami kenaikan
sekaligus penurunan biloks. Suatu unsur yang dapat mengalami kenaikan sekaligus
penurunan biloks adalah unsur-unsur yang biloksnya terletak di tengah.
a. Biloks Cl dalam KCl:
(1 × biloks K) + (1 × biloks Cl) = 0
⇔ (1 × 1) + (1 × biloks Cl) = 0
⇔ biloks Cl = –1
Oleh karena biloks Cl pada senyawa tersebut memiliki nilai terendah, maka Cl tidak
dapat mengalami penurunan biloks, melainkan hanya dapat mengalami kenaikan
biloks (reaksi oksidasi).
b. Biloks Cl dalam Cl2:
Cl2 merupakan unsur bebas, sehingga biloks Cl2 = 0. Ini berarti, Cl2 dapat mengalami
reaksi autoredoks, karena biloksnya masih bisa naik (oksidasi) dan bisa turun
(reduksi).
c. Biloks Cl dalam KClO3:
(1 × biloks K) + (1 × biloks Cl) + (3 × biloks O) = 0
⇔ (1 × 1) + (1 × biloks Cl) + (3 × (–2)) = 0
⇔ biloks Cl = +5
Oleh karena biloks Cl masih bisa naik (oksidasi) dan bisa turun (reduksi), maka KClO3
dapat mengalami reaksi autoredoks.
d. Biloks Cl dalam KClO4:
(1 × biloks K) + (1 × biloks Cl) + (4 × biloks O) = 0
⇔ (1 × 1) + (1 × biloks Cl) + (4 × (–2)) = 0
⇔ biloks Cl = +7
Oleh karena biloks Cl pada senyawa tersebut memiliki nilai tertinggi, maka Cl tidak
dapat mengalami kenaikan biloks, melainkan hanya dapat mengalami penurunan
biloks (reaksi reduksi).

3
4. Sebanyak 24 g unsur magnesium tepat bereaksi dengan 32 g unsur belerang membentuk
magnesium sulfida. Jika direaksikan 10 g unsur magnesium dan 12 g unsur belerang,
tentukan:
a. perbandingan massa unsur-unsur tersebut; dan
b. massa unsur yang tersisa.
Pembahasan:
a. Berdasarkan hukum Lavoisier, diperoleh:
Magnesium + belerang → magnesium sulfida
24 g 32 g 24 g + 32 g = 56 g
Dengan demikian, perbandingan massa unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
Massa magnesium : massa belerang : massa magnesium sulfida
24 g : 32 g : 56 g
3 : 4 : 7
Jadi, perbandingan massa unsur-unsur tersebut adalah 3 : 4 : 7.
b. Untuk menentukan massa unsur yang tersisa, tentukan dahulu pereaksi pembatasnya.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan rumus berikut (cari hasil bagi terkecil).
massa unsur
Pereaksi pembatas =
perbandingannya
massa magnesium 10 g
Pada magnesium = = = 3, 33 g
perbandingannya 3
massa belerang 12 g
Pada belerang = = = 3g
perbandingannya 4
Oleh karena hasil bagi terkecil ada pada belerang, maka belerang adalah pereaksi
pembatasnya. Dengan menggunakan cara SUPER, massa magnesium yang bereaksi
dapat ditentukan sebagai berikut.

SUPER "Solusi Quipper"



Perbandingan magnesium massa magnesium
m
=
Perbandingan belerang massa belerang
3 massa magnesium
⇔ =
4 12

⇔ massa magnesium = 9 g

4
Dengan demikian, diperoleh:
Massa magnesium yang tersisa = massa awal – massa reaksi
= 10 g – 9 g
=1g
Jadi, massa unsur yang tersisa adalah magnesium sebanyak 1 g.

5. Sebanyak 150 mL senyawa hidrokarbon (CxHy) bereaksi dengan oksigen membentuk 300
mL gas CO2 dan 300 mL H2O. Tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut!
Pembahasan:
Oleh karena koefisien reaksi juga merupakan perbandingan volume, maka kita dapat
menggunakan perbandingan volume tersebut sebagai koefisiennya.
CxHy + O2 → CO2 + H2O
150 mL 300 mL 300 mL
1 : ... 2 : 2
CxHy + ... O2 → 2CO2 + 2H2O

Koefisien O2 dapat ditentukan berdasarkan jumlah atom O di ruas kanan. Dengan demikian,
diperoleh:
CxHy + 3O2 → 2CO2 + 2H2O
Selanjutnya, setarakan jumlah masing-masing atom sehingga ruas kiri sama dengan ruas
kanan.
Cx = C2 → x = 2
Hy = H4 → y = 4
Jadi, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut adalah C2H4.

6. Terdapat data percobaan sebagai berikut.


Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas
X – +
Y – –
Z + +

Tentukan jenis larutan tersebut berdasarkan daya hantar listriknya!

5
Pembahasan:
Berdasarkan nyala lampu dan adanya gelembung gas, diperoleh hasil sebagai berikut.
• Larutan X merupakan larutan elektrolit lemah, karena meskipun lampu tidak menyala,
tetapi masih ada gelembung gas.
• Larutan Y merupakan larutan non-elektrolit, karena tidak menghasilkan gelembung
gas dan lampu tidak menyala.
• Larutan Z merupakan larutan elektrolit kuat, karena selain menghasilkan gelembung
gas, lampu juga menyala.
Jadi, jenis larutan X, Y, dan Z berturut-turut adalah elektrolit lemah, non-elektrolit, dan
elektrolit kuat.

7. Unsur A dan unsur B dapat membentuk tiga macam senyawa. Senyawa I tersusun atas
40% unsur A, senyawa II tersusun atas 25% unsur A, dan senyawa III tersusun atas 50%
unsur A. Perbandingan massa unsur B pada ketiga senyawa tersebut adalah ....
Pembahasan:
SUPER “Solusi Quipper”
Untuk mencari perbandingan massa unsur B, massa unsur A harus dibuat sama dengan 1.

Senyawa Unsur A Unsur B


40% 100% – 40% = 60%
I
1 1,5
25% 100% – 25% = 75%
II
1 3
50% 100% – 50% = 50%
II
1 1

Perbandingan massa unsur B pada ketiga senyawa tersebut berturut-turut adalah sebagai
berikut.
1,5 : 3 : 1
3 : 6 : 2
Jadi, perbandingan massa unsur B pada senyawa I, II, dan III adalah 3 : 6 : 2.

8. Sebanyak 10 kg pupuk urea CO(NH2)2 disebar secara merata ke lahan sawah seluas 2 hektar.
Tiap meter persegi lahan sawah tersebut akan mendapatkan nitrogen sebanyak ....
(Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)

6
Pembahasan:
Berdasarkan soal, diketahui:
massa pupuk urea = 10 kg = 10.000 g
luas sawah = 2 hektar = 20.000 m2
Mula-mula, tentukan Mr CO(NH2)2.
Mr CO(NH2)2 = (1 × Ar C) + (1 × Ar O) + (2 × Ar N) + (4 × Ar H)
= (1 × 12) + (1 × 16) + (2 × 14) + (4 × 1)
= 60
Kemudian, tentukan massa pupuk urea tiap meter persegi.
10.000 g
Massa pupuk urea tiap m2 =
20.000
= 0,5 g
Dengan demikian, massa nitrogen tiap meter persegi dapat ditentukan sebagai berikut.
2 × Ar N
Massa nitrogen tiap m2 = × massa CO(NH2)2
Mr CO (NH2 )2
2 × 14
= × 0,5 g
60
= 0,233 g
= 233 mg
Jadi, massa nitrogen tiap meter persegi lahan sawah tersebut adalah 233 mg.

9. Sebanyak 20 liter gas N2 direaksikan dengan 45 liter gas H2 membentuk NH3. Tentukan
volume NH3 yang terbentuk!
Pembahasan:
Dari soal, diketahui:
N2 + 3H2 → 2NH3
20 liter 45 liter ?
Untuk menentukan volume NH3 yang terbentuk, tentukan dahulu pereaksi pembatasnya.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan rumus berikut (cari hasil bagi terkecil).
volume
Pereaksi pembatas =
koefisien
20 liter
Pada N2 = = 20 liter
1
45 liter
Pada H2 = = 15 liter
3

7
Oleh karena hasil bagi terkecil ada pada H2, maka H2 merupakan pereaksi pembatas.
Dengan demikian, diperoleh:

koefisien NH3
Volume NH3 = × volume H2
koefisien H2
2
= × 45 liter
3
= 30 liter
Jadi, volume NH3 yang terbentuk adalah 30 liter.

10. Sebanyak 50 g CuSO4.xH2O dipanaskan sehingga menghasilkan 32 g CuSO4. Jika Mr CuSO4


= 64 dan Mr H2O = 18, tentukan rumus senyawa hidrat tersebut!
Pembahasan:
Mula-mula, tentukan massa xH2O dengan menggunakan hukum Lavoisier.
CuSO4.xH2O → CuSO4 + xH2O
50 g 32 g 50 g – 32 g = 18 g
Kemudian, tentukan mol CuSO4 dan mol H2O.
massa CuSO 4
Mol CuSO4 =
Mr CuSO 4
32 g
=
64
= 0,5 mol
massa H2 O
Mol H2O =
Mr H2 O
18 g
=
18
= 1 mol
Dengan menggunakan cara SUPER, diperoleh:

SUPER "Solusi Quipper"


mol H2 O 1 mol
x= = =2
mol CuSO 4 0, 5 mol

Jadi, rumus senyawa hidrat tersebut adalah CuSO4.2H2O.

8
11. Sebanyak 5 liter campuran gas CH4 dan C2H6 dibakar hingga memerlukan 13 liter gas
oksigen. Tentukan volume masing-masing gas tersebut!
Pembahasan:
SUPER “Solusi Quipper”
Cara SUPER dilakukan berdasarkan metode eliminasi dengan syarat koefisien campuran
gas, yaitu koefisien CH4 dan C2H6 masing-masing harus sama dengan 1. Dengan meng-
gunakan persamaan reaksi setaranya, diperoleh:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O (X)
C2H6 + 3,5O2 → 2CO2 + 3H2O (Y)

Selanjutnya, buatlah persamaan eliminasi dari campuran gas dan oksigen, sehingga
diperoleh:
X + Y = 5 liter (× 2)
2X + 3,5 Y = 13 liter (× 1)

Setelah dikalikan dengan nilai kelipatan persekutuan terkecil dari X, diperoleh:


2X + 2Y = 10 liter
2X + 3,5 Y = 13 liter

–1,5 Y = –3 liter
Y = 2 liter

Volume C2H6 = Y = 2 liter


Volume CH4 = X = volume total – volume C2H6
= 5 liter – 2 liter
= 3 liter
Jadi, volume masing-masing gas CH4 dan C2H6 adalah 3 liter dan 2 liter.

Anda mungkin juga menyukai