Gelling Agent: Formulasi Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen: Studi Dan Senyawa Peningkat Penetrasi
Gelling Agent: Formulasi Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen: Studi Dan Senyawa Peningkat Penetrasi
2443-115X
e-ISSN. 2477-1821
Dwi Nurahmanto, Ifa Rosi Mahrifah, Rani Firda Nur Imaniah Azis, Viddy Agustian Rosyidi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of using gelling agent and chemical penetration
enhancer on the solid dispersion Ibuprofen gel in increasing the transdermal drug penetration.
Inhibition of the COX-1 enzyme caused by ibuprofen in oral administration can cause side
effects of gastrointestinal disorders, dyspepsia, diarrhea, upper gastrointestinal infections,
nausea and bloating, resulting in a topical route to reduce side effects. The gel is prepared
using hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) and carbopol ® as gelling agents, and also
propylene glycol and glycerin as chemical penetration enhancer compounds. The gel evaluation
are viscosity, pH, spreadability and penetration flux rate. The value of the formula 3
penetration flux is 1.5383 ± 0.029 ug / cm2.minute, the formula 1 is 1.403 ± 0.055 ug / cm2.
minute, the formula 2 is 0.756 ± 0.071 ug / cm2 minute, while the formula 4 is 0.5404 ± 0.106
ug / Cm2. minute. The amount of gelling agent concentration and chemical penetration
enhancer compound effect on the value of the flux penetration.
Formula (%)
Komposisi Fungsi
1 2 3 4
Dispersi padat
ibuprofen – Bahan aktif 2,77* 2,77* 2,77* 2,77*
PEG 6000
Senyawa
Propilen glikol peningkat - - 25 0
penetrasi
Senyawa
Gliserin peningkat 15 5 - -
penetrasi
Carbopol® Gelling agent - - 1 1,5
HPMC Gelling agent 2,5 3 - -
Propilen glikol Kosolven 15 15 15 15
Alkalizing
TEA 3 3 2 2
agent
Aquadestilata
Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
bebas CO2
45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, 420 dan
480. Sampel diambil dalam jumlah 5 ml dan 3
sesudah setiap pengambilan dilakukan
penambahan larutan dapar fosfat salin pH
7,4 ± 0,05 yang baru sebanyak 5,0 ml.
Sampel yang diambil kemudian dianalisis
dengan spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum.
Tabel 2. Hasil pengujian organoleptis lebih tinggi dibanding formula 3, hal ini
sediaan gel dikarenakan jumlah carbopol® pada formula
4 lebih tinggi.
Formula Bentuk Warna Bau Persyaratan pH yang dapat ditoleransi
Jernih untuk tidak mengiritasi kulit yaitu berkisar
Tidak
1 Gel tidak antara 5-9(14). Hasil uji pH keempat formula
berbau
berwarna menunjukkan bahwa pH gel yang dihasilkan
Jernih telah memenuhi kriteria rentang pH yang
Tidak ditoleransi sehingga tidak mengiritasi kulit.
2 Gel tidak
berbau Pengujian daya sebar dilakukan untuk
berwarna
Jernih melihat daya sebar sediaan gel dispersi padat
Tidak
3 Gel tidak ibuprofen-PEG 6000. Daya sebar yang
berbau
berwarna diperlihatkan dengan perluasan diameter
Tidak sebar sediaan diamati secara berkala
4 Gel Putih
berbau terhadap beban yang ditambahkan hingga
Pengujian viskositas dilakukan untuk mencapai nilai yang konstan. Diameter sebar
mengetahui viskositas masing-masing yang diinginkan sebesar 3-7 cm (20). Hasil
formula dan pengaruh penambahan jumlah pengujian menunjukan bahwa keempat
gelling agent dan senyawa peningkat formula secara keseluruhan daya sebarnya
penetrasi terhadap viskositas sediaan gel telah memenuhi kriteria rentang 3-7 cm.
masing-masing formula. Hasil pengujian Daya sebar untuk sediaan gel berhubungan
viskositas dapat dilihat pada Tabel 3. dengan viskositas gel. Semakin besar jumlah
Viskositas sediaan semisolida yang gelling agent yang digunakan dapat
baik berdasarkan kemampuannya untuk menyebabkan viskositas gel semakin besar.
dikeluarkan dari tube dan mudah untuk Semakin besar viskositas gel maka semakin
pemakaian adalah sebesar 50 sampai 1000 besar tahanan atau hambatan sediaan gel
dPa.s, dan optimalnya adalah 200 dPa.s(15). untuk menyebar yang mengakibatkan daya
Hasil uji viskositas keempat sediaan sebar gel juga rendah(21).
menunjukkan bahwa viskositas sediaan gel Pengujian daya sebar dilakukan untuk
yang dihasilkan telah memenuhi kriteria melihat daya sebar sediaan gel dispersi padat
sediaan semisolida yang baik. Hasil ibuprofen-PEG 6000. Daya sebar yang
pengukuran besarnya viskositas menunjukan diperlihatkan dengan perluasan diameter
pada formula 1 visoksitas lebih rendah sebar sediaan diamati secara berkala
dibandingkan formula 2, karena jumlah terhadap beban yang ditambahkan hingga
HPMC pada formula 2 lebih besar. mencapai nilai yang konstan. Diameter sebar
Konsentrasi HPMC memberikan pengaruh yang diinginkan sebesar 3-7 cm (20). Hasil
yang signifikan terhadap viskositas sediaan pengujian menunjukan bahwa keempat
gel. HPMC berfungsi sebagai gelling agent formula secara keseluruhan daya sebarnya
yang mekanisme kerjanya dengan telah memenuhi kriteria rentang 3-7 cm.
membentuk ikatan hidrogen dengan air. Daya sebar untuk sediaan gel berhubungan
Interaksi antara HPMC dan gliserin dapat dengan viskositas gel. Semakin besar jumlah
menurunkan viskositas sediaan, hal ini gelling agent yang digunakan dapat
dikarenakan gugus hidroksil pada gliserin menyebabkan viskositas gel semakin besar.
dapat mengganggu ikatan hidrogen yang Semakin besar viskositas gel maka semakin
terbentuk antara gelling agent dan air(19). besar tahanan atau hambatan sediaan gel
Pada formula 4 memiliki viskositas yang untuk menyebar yang mengakibatkan daya
sebar gel juga rendah(21).
Formula
Replikasi
F1 F2 F3 F4
Viskositas 181,67±2,89 303,33±5,77 133,33±2,89 163,33±2,89
pH 7,58±0,075 7,00±0,061 6,37±0,030 5,85±0,120
Daya sebar 3,53±1,630 4,87±0,120 4,47±0,058 4,23±1,360
1200
Jumlah Kumulatif Ibuprofen
1000
800
(ug/cm2)
Formula 1
600
Formula 2
400 Formula 3
200 Formula 4
0
0 15 30 45 60 90 120 180 240 300 360 420 480
Waktu (menit)
komposisi propilen glikol 25% dan HPMC dan carbopol® yang bertindak
carbopol® 1%. Jika dibandingkan dengan sebagai basis, akan meningkatkan viskositas
formula 4 yang mengandung senyawa dan berakibat pada penurunan pelepasan
peningkat penetrasi dan gelling agent yang sehingga fluks penetrasi kecil.
sama dengan formula 3, formula 4 nilai Senyawa peningkat penetrasi juga
fluks penetrasinya lebih rendah yaitu 0,5404 berpengaruh pada jumlah obat yang
± 0,106 ug/cm2.menit. Formula 4 diabsorbsi dan laju fluks penetrasi. Keempat
mengandung komposisi propilen glikol 0% formula ini menunjukan dengan basis yang
dan carbopol® sebanyak 1,5%. Formula 1 sama, perbedaan jumlah senyawa peningkat
dan formula 2 memiliki senyawa peningkat penetrasi berpengaruh pada besarnya fluks
penetrasi dan gelling agent yang sama. penetrasi sediaan gel ibuprofen. Propilen
Formula 1 memiliki nilai fluks yang lebih glikol pada formula 3 yang konsentrasinya
tinggi yaitu 1,403 ± 0,055 ug/cm2.menit, lebih besar dibanding formula 4, laju fluks
dibanding formula 2 sebesar 0,756 ± 0,071 penetrasi menunjukan formula 3 yang lebih
ug/cm2, formula 1 menggunakan komposisi besar. Sama halnya gliserin pada formula 2
15% gliserin dan 2,5 HPMC, sedangkan yang konsentrasinya lebih besar dibanding
formula 2 menggunakan 5% gliserin dan 3 formula 1, laju fluks penetrasinya leboh
% HPMC. besar formula 2. Penetrasi obat melalui kulit
Hasil perhitungan statistik parameter akan lebih besar pada obat yang kadar
fluk penetrasi, uji normalitas menunjukan senyawa peningkat penetrasinya lebih tinggi
bahwa data terdistribusi normal. Data dibanding yang rendah(6).
terdistribusi normal ditunjukan dengan nilai
p>0,05. Setelah uji normalitas kemudian SIMPULAN
dilanjutkan uji homogenitasnya. Hasil uji Besar fluk penetrasi sediaan gel
homogenitasnya menunjukan nilai p>0,05 Ibuprofen dipengaruhi oleh besarnya
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada konsentrasi gelling agent dan senyawa
perbedaan varian antara kelompok yang peningkat penetrasi. Semakin besar
dibandingkan dan data bersifat homogen. konsentrasi gelling agent, semakin kecil
Selanjutnya, dianalisis menggunakan fluks penetrasi dan sebaliknya. Semakin
Analysis of Variance (ANOVA) dengan tinggi konsentrasi senyawa peningkat
taraf kepercayaan 95% (α=0,05) penetrasi, semakin tinggi fluks penetrasi,
menunjukan nilai signifikan p<0,05 yaitu dan sebaliknya. Besar fluks penetrasi
sebesar 0,034.Hal ini berarti ada perbedaan formula 3 sebesar 1,5383 ± 0,029
bermakna pada parameter besar penetrasi. ug/cm2.menit, formula 1 sebesar 1,403 ±
Nilai fluks penetrasi yang tinggi di 0,055 ug/cm2.menit, formula 2 adalah 0,756
sebabkan oleh kemudahan pelepasan obat ± 0,071 ug/cm2 , sedangkan formula 4
dari basis dan kemudahan bahan obat sebesar 0,5404 ± 0,106 ug/cm2.menit.
berpenetrasi melalui kulit. Pelepasan obat
dari basis dapat dipengaruhi oleh besarnya DAFTAR PUSTAKA
viskositas sediaan gel. Sediaan yang 1. Garzon, C. L. dan Martinez, F. 2004.
semakin tinggi viskositasnya akan membuat Temperature Dependence of Solubility
obat akan lebih sulit berdifusi keluar dari for Ibuprofen in Some Organic and
basis. Hal ini mengakibatkan jumlah obat Aqueous Solvents. J. Sol. Chem. Vol.
yang siap diabsorbsi juga sedikit dan 33 No. 11: 1379-1395.
berakibat pada fluks penetrasi yang kecil(22). 2. Jorge, L. L., Feres, C.C. dan Teles., V.
Penambahan jumlah gelling agent seperti EP., 2011. Topical Preparations for
Pain Relief: Efficacy and Patient 12. Chiou, W.L., dan Riegelman, S. 1971.
Adherence. J. Pain. Res. 4 : 11-24. Pharmaceutical Applications of Solid of
3. Braund, R. dan Abbot, J. H. 2007. solid Dispersion System. J. Pharm. Sci.
Analgesic Recommendations when 60(9): 1281-1302.
Treating Musculoskeletal Sprains and 13. Mario, J., Mia, B.L., dan Biserka. 2005.
Strains. NZ. J. Physio. Vol.35 (2). Influence of Cyclodextrin
4. Rainsford, K. D. 2009. Ibuprofen: Complexation Piroxicam gel
pharmacology, efficacy and safety. Formulation. Acta Pharma, 55 : 223-
Inflammopharmacol. 17: 275-342. 236.
5. Rainsford, K. D., Stetsko, P. I., Sirko, 14. Murahata, R.I., dan Aronson, P.M.
S. P. dan Debski, S. 2003. 1994. The Relationship Between
Gastrointestinal Mucosal Injury Solution pH and Clinical Iritancy for
Following Repeated Daily Oral Carboxyclic Acid-based Personel
Administration of Conventional Washing Products. J. Soc. Cosmet. Che,
Formulations of Indometacin and Other 45: 239-246.
Non-Steroidal AntiInflammatory Drugs 15. Langenbucher dan Lange. 2007.
to Pigs: A Model for Human ”Reologi Farmasetik”. Dalam
Gastrointestinal Disease. J. Pharm. Lachman, L., Lieberman, H.A., dan
Pharmacol. Vol. 55 (5): 661-668. Kanig, J.L. Teori dan Praktek Farmasi
6. Prausnitz, M. R. dan Langer, R. 2008. Industri II. Edisi Ketiga. No 1 Jakarta:
Transdermal drug delivery. Nature Universitas Indonesia Press.
Biotech. Vol. 26 (11): 1261-1268. 16. Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan
7. Escobar, J. J., Cervantes, M. L., Naik, Sigla, A.K. 2002. Spreading of
A., Kalia, Y.N., Guerrero, D. Q. dan Semisolid Formulation: An Update. J.
Quintanar, A. G. 2006. Applications of Pharm. Tecnol. 84 – 105.
Thermoreversible Pluronic F-127 Gels 17. Bachhav, Y.G., dan Patravale, V.B.
in Pharmaceutical Formulations. J. 2010. Formulation of Meloxicam Gel
Pharm Pharmaceut. Sci. Vol. 9 (3): for Topical Application: In Vitro and In
339-358. Vivo Evaluation. Acta. Pharm. 60: 153-
8. Rawat, S. 2011. Release Enhancement 163.
of Meloxicam from Transdermal Gel 18. Patil, M. P. dan Gaikwad, N. J. 2011.
through Cyclodextrin Complexation. Characterization of gliclazide-
Int. J. Pharm. Sci. and Res. Vol. 2 (2): polyethylene glycol solid dispersion
357-365. and its effect on dissolution. Brazililian.
9. Sweetman, S. C. 2009. Martindale: The J. Pharm. Sci., Vol 47. No. 1.
Complete Drug Reference. Thirty-sixth 19. Huri, D. dan Nisa, F.C. 2014. The
Edition. London: Pharmaceutical Press. Effect of Glycerol and Apple Pell
10. Erizal dan Salman. 2007. Karakterisasi Waste Extract Concentration on
Fisikokimia dan Laju Disolusi Dispersi Physical and Chemic Characteristic of
Padat Ibuprofen dengan Pembawa Edible Film. J. Pangan dan
Polietilenglikol 6000. Padang: Jurusan Agroindustri. 2(4): 29-40.
Farmasi FMIPA, Universitas Andalas. 20. Erawati, T., Rosita, N.,
Diakses tanggal 5 maret 2016. Hendroprasetyo, W., dan Juwita, D. R.
11. Swarbrick, J. dan Boylan, J. 1995. 2005. Pengaruh Jenis Basis Gel dan
Percutaneous Absorption. En. Penambahan NaCl (0.5% b/b) terhadap
Pharm.Tech. Vol. 11 : 413-445. Intensitas Echo Gelombang Ultrasonik
Sediaan Gel Untuk Pemeriksaan USG 22. Agustin,R., Sari, N., Zaini, E. 2014.
(Acoustic Coupling Agent). Majalah Pelepasan Ibuprofen dari Gel Karbomer
Farmasi Airlangga. Vol. 5 No.2. 940 Kokristal Ibuprofen-Nikotinamida.
21. Voight, R.1995. Buku Pelajaran Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1),
Teknologi Farmasi Edisi V, 79-88
diterjemahkan Noerono, S. Yogyakarta
: Gajah Mada University Press.