Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 ISSN CETAK.

2443-115X
ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821

PENGARUH PERBEDAAN CHEMICAL PENETRATION


ENHANCER PADA PENETRASI TRANSDERMAL PATCH
PROMETAZIN HCL

Submitted : 3 November 2016


Edited : 18 November 2016
Accepted : 30 November 2016

Dwi Nurahmanto

Fakultas Farmasi Universitas Jember


Email : dwinurahmanto.farmasi@unej.ac.id

ABSTRACT
This research aims is to create a promethazine HCl patch transdermal drug delivery
systems with the most excellent penetration. Transdermal drug delivery can be efficiently used
for the active agents which undergo rapid first pass metabolism and oral absorption is often
disrupted by nausea and vomiting, hence the transdermal patches of promethazine HCl were
prepared by using different penetration enhancers, propylene glycol, oleic acid and isopropyl
alcohol. The prepared formulations were evaluated for thickness, weight variation, moisture
content, drug content, morphology, and in vitro permeation studies. The patch morphology
studies were performed by Scanning Electron Microscopy (SEM). The amount of promethazine
HCl transfered by propylene glycol 25.77 ± 3.0396 ug, isopropil alcohol 25.758 ± 2.9022 ug
and oleic acid 25.017 ± 8.1300 ug. The penetration of promethazine HCl patch with oleic acid
enhancer, produce the highest penetration than isopropil alcohol and propylene glycol. there
was no difference in penetration using propylene glycol and isopropyl alcohol. Oleic acid is the
best enhancer for preparations patch containing promethazine HCl although the amount of
promethazine HCl contained is the least. The whole formulations comply with the patch dosage
requirements.

Keywords : patch, prometazin HCl, penetration enhancer, transdermal

PENDAHULUAN konsentrasi plasma jika dibandingkan rute


Sistem penghantaran obat secara oral. Terapi dapat diberhentikan dengan
transdermal mulai disukai dalam cepat dengan melepas sediaan, mengurangi
penggunaan pengobatan melalui kulit untuk fluktuasi konsentrasi plasma serta
tujuan efek terapi lokal pada penyakit kulit menghindari rasa sakit terkait dengan
serta untuk penggunaan obat secara penggunaan injeksi(1).
sistemik. Kulit sebagai tempat pemberian Mual dan muntah pada kehamilan
obat memiliki sejumlah keunggulan yang atau yang sering di sebut morning sickness
signifikan dibanding dengan penggunaan adalah kondisi medis yang paling umum
obat menggunakan rute yang lainnya. terjadi pada saat kehamilan. Sekitar 80%
Kemampuan dalam menghindari masalah dari semua wanita hamil mengalami hal ini
iritasi lambung, pH dan efek pengosongan dan akan mereda setelah umur kehamilan 16
lambung, menghindari metabolisme hati minggu, akan tetapi terkadang 20% nya
lintas pertama sehingga meningkatkan akan terus memiliki gejala hingga akhir
bioavailabilitas obat, mengurangi resiko efek kehamilan. NVP yang parah (hiperemesis
samping sistemik dengan mengurangi gravidarum) terjadi kurang dari 1% pada

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 208


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

wanita hamil, tetapi dapat menyebabkan klorida (E.Merck), PVP K-30 (Bratachem),
kondisi menjadi lemah, kadang-kadang Etil selulosa (Bratachem), Polietilenglikol
memerlukan rawat inap dan rehidrasi(2). 400 (Bratachem), etanol (Bratachem).
Obat ini mengalami efek lintas pertama Alat-alat yang digunakan dalam
hepatik sehingga memiliki bioavilabilitas penelitian ini adalah Scanning Electron
yang relatif rendah yaitu sekitar 25%(3). Microscopy (Hitachi TM 3000), ultrasonic
Absorbsi oral sering terganggu oleh mual cleaner (elmasonic E 30H),
dan muntah, sehingga bioavilabilitas obat spektrofotometer (Genesys 10S UV-Vis),
semakin rendah dan morning sickness tidak pH meter (Elmeteron), Neraca analitik
terterapi dengan baik(4). Prometazin HCl (Centarus scale), jangka sorong, alat uji
telah diteliti dalam pembuatan sediaan Franz cell, alat-alat gelas.
transdermal film(5) dan iontoforesis(6) yang
dapat menembus kulit tikus secara in vitro. Metode
Pada penelitian ini bertujuan membuat Pembuatan sediaan patch prometazin
sediaan patch dengan enhancer bervariasi HCl
untuk mendapatkan jumlah prometazin HCl Serbuk PVP K-30 dilarutkan dalam
yang berpenetrasi kedalam pembuluh darah etanol 5 mL kemudian dilarutkan dengan
melalui kulit yang paling baik. Asam oleat, bantuan ultrasonik selama 15 menit.
propilenglikol dan isopropil alcohol dapat Kemudian ditimbang EC N-22 dan
meningkatkan penetrasi sediaan patch dilarutkan dalam etanol 5 mL kemudian
kalium losartan(7). Propilen glikol, asam dilarutkan dengan bantuan ultrasonik selama
oleat dan isopropil alcohol pada penelitian 15 menit. Kedua polimer PVP K-30 dan EC
ini dibandingkan untuk mengetahui enhacer N-22 di ultrasonik selama 15 menit.
yang terbaik dalam meningkatkan penetrasi Kemudian ditambahkan dengan prometazin
dalam patch prometazin HCl. Penelitian ini HCl yang sudah dilarutkan dalam air,
menggunakan metode analisa statistika enhancer dan polietilenglikol selama 30
dengan uji One Way ANOVA untuk menit. Kemudian larutan polimer obat yang
mengetahui nilai % moisture content dan telah terlarut dituang ke dalam cetakan
fluks antan formula apakah menunjukkan dengan diameter 4,2 cm dan dikeringkan
berbeda makna atau tidak. Untuk pada suhu ruang selama 24 jam. Formula
mengetahui data yang menunjukkan berbeda sediaan patch dapat dilihat dalam tabel 1.
bermakna, dilakukan uji LSD (Least
Significant Difference). Pengujian organoleptis
Pengujian meliputi bentuk, warna, dan
BAHAN DAN METODE bau patch yang dihasilkan. Pengujian
Alat dan Bahan organoleptis dilakukan secara visual.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah membran kulit tikus Pengujian Thickness
dari tikus jantan galur Wistar berusia 2-3 Uji ini dilakukan untuk menjamin
bulan (Bagian Biomedik Fakultas Farmasi keseragaman tebal pada setiap sediaan,
Universitas Jember), Prometazin HCl, dengan menggunakan jangka sorong.
propilen glikol (Bratachem), isopropil Metode pengujian ini mengukur ketebalan
alkohol (Bratachem), asam oleat matrix di 6 titik yang berbeda pada
(Bratachem), aquadest, natrium dihidrogen permukaan sediaan patch(8). Syarat rentang
fosfat monohidrat (E.Merck), kalium CV <2%(9).
dihidrogen fosfat (E.Merck), natrium

209 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

Tabel 1. Formula sediaan patch promethazine HCl

Komposisi Fungsi Formula (mg)


F(1) F(2) F(3)
Prometazin HCl Bahan aktif 25 25 25
PVP K-30 Polimer 72 72 72
hidrofilik
Etil selulosa Polimer 168 168 168
hidrofobik
Propilen Glikol Enhancer 75 - -
Isopropil Alkohol Enhancer - 75 -
Asam Oleat Enhancer - - 75
Polietilen Glikol Plasticizer 160 160 160
400
Jumlah 500 500 500

Pengujian Keseragaman Berat Uji % Moisture content


Uji ini dilakukan untuk menjamin Uji ini dilakukan untuk mengetahui
keseragaman berat dan sediaan patch. seberapa besar kandungan air pada sediaan
Digunakan 10 sediaan patch masing-masing patch. Uji ini dilakukan dengan cara
sediaan kemudian ditimbang dan dilihat menyimpan sediaan patch yang telah
variasi bobotnya(10). ditimbang di dalam desikator yang
mengandung kalsium kiorida pada suhu
Pengujian Morfologi ruang selama 24 jam. Kemudian ditimbang
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sampai beratnya konstan. Nilai rentang yang
morfologi permukaan patch dan sebaran dikehendaki < 10 % (11).
aktif dalam sediaan. Uji ini menggunakan
metode Scanning Electron Microscopy Uji penetrasi prometazin HCl secara in
(SEM). vitro
Kulit tikus yang diperoleh dari tikus
Pengujian Keseragaman Kadar Dalam jantan galur Wistar dengan usia sekitar 2-3
Sediaan Patch Prometazin HCl bulan dengan berat 150 – 210 g yang telah
Patch transdermal dipotong menjadi 5 dikorbankan melalui dislokasi leher, dicukur
bagian dan masukan kedalam larutan dapar rambutnya dengan menggunakan alat cukur
fosfat pH 7,4 isotonis. Kemudian gojok listrik. Lemak yang ada pada sisi dermis
campuran tersebut selama 24 jam agar dihilangkan dengan skalpel. Kulit yang
tercapai larutan yang homogen selanjutnya sudah bersih, direndam selama 1 jam dalam
dilakukan filtrasi. Pengukuran kadar larutan dapar fosfat isotonis pH 7,4 sebelum
menggunakan metode pengukuran kadar uji penetrasi dilakukan.
prometazin HCl dengan spektrofotometri Uji penetrasi dilakukan dengan
uv-vis yang sudah tervalidasi(8). Sediaan menggunakan Franz-like diffusion cell.
patch yang telah dipreparasi di ukur Bagian donor berisi sediaan patch uji sesuai
serapannya dengan spektrofotometer UV- dengan formula. Membran pemisah
Vis pada panjang gelombang 254 nm kompartemen donor dan aseptor adalah kulit
dengan menggunakan persamaan garis lurus tikus dengan luas membran efektif 1,77 cm2.
Y=0,0821X-0,008(8). Membran diletakkan antara kompartemen

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 210


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

donor dan kompartemen aseptor dengan sisi dihasilkan telah memenuhi persyaratan
dermis menghadap kompartemen aseptor. estetika atau tidak. Pengamatan ini
Kompartemen aseptor berisi PBS pH 7,4 dilakukan secara visual tanpa bantuan alat
sebanyak 25 ml dan distirer pada suhu 35°C khusus meliputi warna, bau, bentuk dan
(mendekati suhu tubuh). Pengamatan kondisi permukaan. Hasil pengujian
dilakukan selama 4 jam dan sampel diambil organoleptis dapat dilihat pada tabel 2.
pada menit ke 0, 30, 60, 90, 120, 180, 300 Hasil pengujian organoleptis
dan 360 setiap kali pengambilan sampel (1 menghasilkan sediaan patch transparan
ml) dilakukan penambahan PBS pH 7,4 hanya bagian backing yang terlihat berwarna
sebanyak 1 ml. Dari masing-masing putih. Sediaan patch prometazin HCl
cuplikan ditetapkan kadar prometazin HCl memiliki bau khas yang tercium memiliki
dengan metode spektrofoometer UV-Vis bau yang sama dalam setiap formula patch.
menggunakan metode yang sudah Patch yang dihasilkan kering dan sedikit
tervalidasi(Nurahmanto). kasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil pengujian organoleptis


Pada pembuatan sediaan patch PVP sediaan patch
K-30 dan EC N-22 digunakan sebagai
Kondisi
polimer dilarutkan dalam etanol dan Formula Warna Bau
Permukaan
diultrasonic sehingga dapat mempercepat Kering,
kelarutan dari polimer-polimer tersebut. F1 Transparan Khas
sedikit kasar
Prometazin HCl dilarutkan dalam air, Kering,
F2 Transparan Khas
enhancer yang berbeda beda dan polietilen sedikit kasar
glikol. Enhancer yang digunakan dalam Kering,
F3 Transparan Khas
formulasi antara lain, propilen glikol, sedikit kasar
isopropil alcohol dan asam oleat. Campuran
dari kedua bagian tersebut dituang kedalam Ketebalan patch dipengaruhi oleh
alat cetakan yang sebelumnya sudah dilapisi tehnik penuangan larutan patch ke dalam
dengan backing. Larutan patch yang sudah cetakan. Ketebalan patch diukur pada 5 titik
dituang dalam cetakan di diamkan selama 24 berbeda dengan menggunakan jangka
jam dalam suhu ruang hingga permukaan sorong. Pada penelitian ini rata rata
patch kering karena pelarutnya sudah ketebalan patch sekitar 0,4933 – 0,5033 mm.
menguap. Hasil pengujian thickness dapat dilihat pada
Uji organoleptis dilakukan untuk tabel 3.
mengetahui tampilan luar patch yang

Tabel 3. Hasil pengujian thickness,keseragaman berat, keseragaman kadar dan % moisture


content sediaan patch

Ketebalan Berat Keseragaman % Moisture


Patch(mm) ± SD Patch (mg) ± SD Kadar ± SD Content
± SD
Formula 1 0,4933 ± 0,0103 175,06 ± 3,1897 2,4265 ± 0,0188 1,859 ± 0,556
Formula 2 0,5033 ± 0,0081 157 ± 1,6504 2,3936 ± 0,0467 5,389 ±0,742
Formula 3 0,4966 ± 0,0081 163,8 ± 2,2076 0,7558 ± 0,0123 3,997 ±0,622

211 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

Bobot patch berpengaruh pada Uji morfologi dilakukan untuk


kandungan bahan di dalamnya. Bila bobot mengetahui morfologi permukaan pach dan
patch berkurang dari bobot yang telah sebaran aktif dalam sediaan. Uji ini
ditentukan, maka kemungkinan ada salah menggunakan metode Scanning Electron
satu bahan yang beratnya berkurang. Bila Microscopy (SEM). Pada hasil pengamatan
salah satu bahan yang berkurang adalah SEM dengan pembesaran 25x (gambar 1)
bahan aktif maka akan berpengaruh pada menunjukan bahwa penggunaan propilen
jumlah bahan aktif pada uji penetrasi, oleh glikol sebagai penetration enhancer pada
karena itu bobot diperhatikan. patch formula 1 menghasilkan patch yang
Pengujian keseragaman berat sediaan memiliki pori-pori paling besar. Formula 2
patch dilakukan sebanyak 10 sediaan patch dengan penetration enhancer isopropil
tiap formula kemudian dihitung nilai SD- alcohol memiliki pori-pori dengan ukuran
nya. Berat patch prometazin HCl yang sedang, sedangkan formula 3 dengan
dihasilkan sekitar 155,2 – 180, 1 mg seperti penetration enhancer asam oleat memiliki
pada tabel 3. Rata-rata dan SD tiap formula pori-pori yang paling kecil. Pori-pori pada
adalah, formula 1 (175,06 ± 3,1897mg), patch bermanfaat dalam proses pelepasan
formula 2 (157 ± 1,6504 mg) dan formula 3 obat dari sediaan patch, pori-pori yang besar
(163,8 ± 2,2076 mg). Seluruh formula memungkinkan obat lebih mudah lepas dari
memiliki CV < 2 % hal ini menunjukan matriknya. Pelepasan obat bukan merupakan
bahwa keseragaman berat tercapai. Variasi faktor utama pada besarnya obat yang
kehilangan berat patch yang mengakibatkan tertransfer, kemudahan obat untuk ditransfer
pada perbedaan berat patch bisa diakibatkan juga menjadi faktor lain dalam transfer
karena patch dibuat menggunakan metode melalui kulit. Kemudahan transfer obat salah
cating method atau metode penuangan satu penyebabnya karena adanya senyawa
dengan larutan patch yang dibuang ke enhancer(12).
cetakan. Metode penuangan ini Gambar dibandingkan dengan
menyebabkan kemungkinan larutan patch permukaan patch pada pembesaran 100x,
masih tertinggal pada beaker glass. Selain untuk memperjelas pengamatan. Hasil
itu juga dikarenakan massa patch ada yang pengujian pada pembesaran 100x dapat
tertinggal di cetakan pada saat patch dilihat pada gambar 2.
diambil.

Gambar 1. Hasil SEM F1, F2 dan F3 dengan pembesaran 25x

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 212


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

Gambar 2. Hasil SEM F1, F2 dan F3 dengan pembesaran 100x

% Moisture Content
6
Moisture Content(%)

5
4
3
2
1
0
Formula 1 Formula 2 Formula 3

Gambar 3. Histogram nilai % moisture content ketiga sediaan patch

Pengujian kadar sediaan dilakukan patch yang diinginkan adalah mengandung


untuk mengetahui keseragaman kadar sedikit air dengan rentang kurang dari 10
prometazin HCl dalam sediaan patch. Nilai %(11). Kadar air dalam sediaan patch
serapan yang diperoleh dimasukan kedalam menunjukan patch benar-benar stabil dan
persamaan regresi. Pengujian keseragaman kering, dengan nilai % moisture content
kandungan dilakukan dengan menghitung yang rendah akan melindungi sediaan patch
CV-nya. Kadar sediaan dikatakan seragam dari kontaminasi mikroba. Pengujian
jika nilai CV tidak melebihi 6 %. moisture content ini dilakukan tiga kali
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan replikasi kemudian dihitung nilai CV. Pada
(tabel 3) dapat disimpulkan bahwa semua gambar 3 menunjukan hasil pengujian %
sediaan patch telah memenuhi persyaratan moisture content patch F2 > F3 > F1.
keseragaman kadar yang ditetapkan. Pada Rentang % moisture content yang
pengujian kadar sediaan patch, patch F3 diinginkan untuk menentukan formula
menunjukan kadar yang berbeda dengan optimal adalah <10%.
kadar pada F1 dan F2. Pada penggunaan Hasil perhitungan statistik pada
penetration enhancer asam oleat di semua parameter % moisture content, uji
sediaan patch pada penelitian ini, kadar normalitas menunjukan bahwa data
prometazin HCl paling kecil dibanding terdistribusi normal. Data terdistribusi
formula lainnya. normal ditunjukkan dengan nilai p>0,05.
Pengujian % moisture content Setelah uji normalitas kemudian dilanjutkan
bertujuan untuk mengetahui besar uji homogenitasnya. Hasil uji
kandungan air pada sediaan patch. Hasil homogenitasnya menunjukan nilai p>0,05
pengujian dapat dilihat pada tabel 3. Sediaan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

213 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

perbedaan varian antara kelompok yang Berdasarkan data LSD diketahui nilai
dibandingkan dan data bersifat homogen. signifikansi F1 dan F2 p<0,05. Jadi secara
Selanjutnya, dianalisis menggunakan statistic terdapat perbedaan bermakna antara
Analysis of Variance (ANOVA) dengan % moisture content pada formula 1 dan
taraf kepercayaan 95% (α=0,05) formula 2.
menunjukan nilai signifikan p<0,05 yaitu Uji penetrasi prometazin HCl melalui
sebesar 0,002. kulit tikus dengan alat yang dinamakan franz
Hal ini berarti ada perbedaan diffusion cell dilakukan replikasi sebanyak 3
bermakna minimal satu jenis formula pada kali. Uji penetrasi di tunjukan dengan
parameter % moisture content. Karena nilai besaran jumlah prometazin yang tertransfer
% moisture content menunjukan p<0,05 melalui kulit tikus. Semakin besar jumlah
maka uji anova dilanjutkan dengan uji LSD yang tertransfer, menunjukan semakin baik
(Least Significance Difference) dengan taraf pula sediaan patch dapat menghantarkan
kepercayaan 95% dan diperoleh hasil yang prometazin HCl melalui kulit. Gambar 4
tertera pada tabel 4. menunjukan grafik penetrasi prometazin
HCl pada ketiga formulasi sediaan patch.

Tabel 4. Hasil Uji LSD % Moisture Content Sediaan Patch Prometazin HCl

Formula 1 Formula 2 Formula 3


Formula 1 *
Formula 2 *
Formula 3

Keterangan : *) berbeda secara signifikan (P<0,05)

30

25

20
Q (ug/cm2)

15 F1
F2
10
F3
5

0
0 30 60 90 120 180 300 360
Waktu (menit)

Gambar 4. Grafik penetrasi prometazin HCl

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 214


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

Jika dilihat dari grafik semua formula enhancer yang paling baik dibandingkan
terjadi penetrasi yang besar pada menit awal propilen glikol dan isopropil alcohol
yaitu menit 30. Pada menit-menit walaupun berdasarkan tabel 6 secara statistik
selanjutnya kenaikan jumlah prometazin antar formula tidak ada satu pun perbedaan
HCl meningkat dengan kecepatan yang lebih fluk secara bermakna.
kecil dibanding kecepatan pada menit 30. Hasil perhitungan statistik parameter
Pada menit 360 ketiga formula menunjukan fluk penetrasi, uji normalitas menunjukan
jumlah total prometazin HCl yang relatif bahwa data terdistribusi normal. Data
sama. terdistribusi normal ditunjukkan dengan
Tabel 5 menginformasikan bahwa nilai p>0,05. Setelah uji normalitas
fluk penetrasi prometazin HCl yang kemudian dilanjutkan uji homogenitasnya.
tertransfer dari sediaan patch dengan Hasil uji homogenitasnya menunjukan nilai
berbagai penetration enhancer. Fluk paling p>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
besar dimiliki oleh formula 3 0,0341 ± tidak ada perbedaan varian antara kelompok
0,0144, diikuti formula 2 sebesar 0,0326 ± yang dibandingkan dan data bersifat
0,0115 dan yang paling kecil adalah formula homogeny. Selanjutnya, dianalisis
1 0,0241 ± 0,0093 μg/cm2 . menit. Selain menggunakan Analysis of Variance
itu, jika dilihat dari jumlah prometazin yang (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%
terkandung dalam setiap formula adalah (α=0,05) menunjukan nilai signifikan p>0,05
tidak sama. Patch yang memiliki yaitu sebesar 0,722.Hal ini berarti tidak ada
penetration enhancer asam oleat hanya perbedaan bermakna pada parameter besar
mengandung jumlah prometazin lebih kecil penetrasi. Karena nilai besar penetrasi
dibandingan patch propilen glikol dan menunjukan p>0,05 maka uji anova
isopropil alkohol. Penetrasi obat melalui dilanjutkan dan dibuktikan dengan uji LSD
kulit akan lebih besar pada obat yang (Least Significance Difference) dengan taraf
kadarnya lebih tinggi dibanding yang kepercayaan 95% dan diperoleh hasil yang
rendah(13). Pada penelitian ini menunjukan tertera pada tabel dibawah.
bahwa asam oleat merupakan penetration

Tabel 5. Besar Fluk yang berpenetrasi melalui kulit

Fluk penetrasi prometazin HCl ± SD (ug/cm2.menit)


Formula 1 Formula 2 Formula 3

0,0241±0,0093 0,0326 ± 0,0115 0,0341 ± 0,0144

Tabel 6. Besar Penetrasi Sediaan Patch Prometazin HCl

Formula 1 Formula 2 Formula 3


Formula 1 TBB TBB
Formula 2 TBB TBB
Formula 3 TBB TBB

TBB = Tidak Berbeda Bermakna

215 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

Berdasarkan data LSD diketahui nilai pregnancy. Can Fam Physician. 53:
signifikansi F1,F2 dan F3 p>0,05. Jadi 2109 - 2011.
secara statistik tidak terdapat perbedaan 4. Sharma, S., Sharma, N., Das, G. dan
bermakna antara besar penetrasi pada Gupta.2010. Formulation of Fast-
formula. Dissolving Tablets of Promethazine
Theoclate, Trop J Pharm Res,9 (5):
SIMPULAN 489-497.
Besar fluk penetrasi sediaan patch 5. Umesh. D. S., Pravin. B., Suruse,T.S.,
prometazin HCl dengan enhancer propilen Dahodwala,A.S. (2013). Formulation
glikol 0,0241±0,0093 ug/cm2.menit , and Evaluation of Transdermal film of
isopropil alkohol 0,0326 ± 0,0115 Promethazine Hydrochloride. Journal
ug/cm2.menit dan asam oleat 0,0341 ± of Advanced Pharmacy Education &
0,0144 ug/cm2.menit. Penetrasi sediaan Research.3(4): 559-565
patch prometazin HCl dengan enhancer 6. Nurahmanto,D., Nugroho, A.K.,
asam oleat menghasilkan besar penetrasi Marchaban. Pengaruh Kadar Propilen
yang paling tinggi dibanding isopropil Glikol, Tween 80 Dan Besar Arus
alkohol dan propilen glikol, walaupun secara Iontoforesis Terhadap Transpor
statistic tidak ada perbedaan besar fluk Transdermal Prometazin Hcl Secara In
penetrasi yang signifikan. Besar penetrasi Vitro.Tesis.Yogyakarta:Universitas
dipengaruhi jumlah kadar bahan aktif dalam Gadjah Mada;2012
patch. Asam oleat merupakan enhancer 7. Widiastuti, R.,2012.Pengaruh Kadar
terbaik karena sediaan patchnya hanya Asam Oleat, Isopropil Alkohol dan
mengandung prometazin HCl paling kecil Propilen glikol terhadap Karakteristik
diantara yang lain. Besar % moisture content Fisikokimia Patch Kalium Losartan
sediaan patch prometazin HCl dengan dengan Polimer Matrik s
enhancer propilenglikol 1,859 ± 0,556 %, Hydroxypropyl Methylcelulose dan
isopropil alkohol 5,389 ± 0,742% dan asam Polyvynil Alcohol beserta Profil
oleat 3,997 ± 0,622 %. Transdermal In Vitro. Tesis.
Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA 8. Nurahmanto, D.2013. Development and
1. K. C. Garala, A. J. Shinde, and P. H. validation of UV spectrophotometric
Shah.(2009).Formulation and in- method for quantitative estimation of
vitro characterization of monolithic Promethazine HCl in phosphate buffer
matrix transdermal systems using saline pH 7.4. International Current
HPMC/Eudragit S 100 polymer Pharmaceutical Journal, 2(8): 141-142
blends.International Journal of 9. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan
Pharmacy and Pharmaceutical Validasi Metode dan Cara
Sciences, vol. 1, no. 1, pp. 108–120 Perhitungannya.Majalah Ilmu
2. Strenkoski-Nix, L. C., J. Ermer, et al. Kefarmasian.1(3):117-135
(2000).Pharmacokinetics of 10. Yadav, B., Saroha, K., dan Sharma, B.
Promethazine Hydrochloride After 2011. Transdermal Patch: A Discrete
Administration of Rectal Suppositories Dosage Form. Int J Curr Pharm
and Oral Syrup to Healthy Subjects .Am Res.3(3):98-108
J Health-Syst Ph 57(16): 1499-1505. 11. Kumar, S. D., Sairam, R., Anandabu,
3. Einarson, A., C. Maltepe, et al. (2007). S., Karpagavalli, L., Maheswara, A.,
Treatment of nausea and vomiting in dan Narayanan, N., 2012. Formulation

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 216


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 2(2), 208-217, 2016 DWI NURAHMANTO

and Evaluation Of Transdermal Patchs 13. Prausnitz, M.R., Elias, P.M., Franz,
Of Salbutamol. Res Jour Phar Bio T.J, Schmuth,M. , Tsai,J , Menon,
Chem Sci.3(3):1132-1139 G.K., , Holleran, M.H and
12. Williams, A.C dan Barry, B.W. 2004. Feingold,K.R. 2012. Skin Barrier and
Penetration Enhancer. Advanced Drug Transdermal Drug Delivery. Medical
Delivery Reviews. 56:603-618 therapy.124:2065-2073

217 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai