Anda di halaman 1dari 3

Ponzi scheme

BAB 1

Asal Usul

Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi adalah orang pertama yang memiliki ide skema ini
sehingga nama skema ini diambil dari namanya. kisah Ponzi bermula pada saat dirinya bekerja sebagai
asisten teller pada sebuah bank bernama Banco Zarossi di Montreal Kanada. Bank itu dimiliki oleh
pebisnis Luigi Zarossi.

Di dalam bank itu, nama Ponzi sendiri cukup mentereng, dan berhasil menjabat sebagai manajer.
Adapun metode 'gali lubang-tutup lubang' yang dilakoni Zarossi dalam mengelola bank menjadi inspirasi
untuk skema Ponzi di kemudian hari.

Zarossi memanfaatkan aliran uang deposito di banknya dengan iming-iming pengembalian 6% pada para
nasabah baru. Tujuannya, untuk mendanai berbagai investasi lain.

Sialnya, investasi itu gagal, pengembalian ke nasabah pun tidak ada bentuknya. Akhirnya, Zarossi kabur
ke Meksiko dengan membawa sejumlah uang nasabah-nasabah barunya itu.

Usai kasus tersebut, Ponzi pun sempat dipenjara di Quebec dengan tuduhan memalsukan cek dan baru
dibebaskan pada 1911. Namun, dia kembali ditahan di Penjara Atlanta gegara terlibat bisnis
penyelundupan imigran.

Dua tahun meringkuk di balik jeruji besi, Ponzi kembali ke Boston, AS. Namun di momen ini lah Ponzi
menemukan titik baliknya dan menjadi pengusaha besar dengan menjalankan praktik penipuan
investasi.

Pada 1919, Ponzi memulai perusahaan kecil di Boston. Idenya berawal dari datangnya sepucuk surat
kiriman sebuah perusahaan di Spanyol yang menanyakan katalog iklan Amerika.

Ponzi menemukan secarik International Reply Coupon (IRC), kupon yang bisa ditukar dengan sejumlah
cap pos atau perangko prioritas dari negara lain. Di situ dia melihat ada kesempatan emas mendulang
keuntungan besar.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Ponzi langsung menyusun rencana. Dia kemudian membeli IRC di
sebuah negara, keuntungan bakal datang begitu IRC itu ditukar dengan perangko-perangko mahal di
negara lain.

Dia langsung menempatkan agen-agennya di berbagai negara. Agen-agen itu dikirimi sejumlah uang
untuk membeli IRC dan ditugasi membawa kupon itu ke Amerika.

Setelahnya, Ponzi cukup menukarkan perangko-perangko mahal itu untuk dijual lagi dengan harga lebih
mahal dari modal awal. Dengan cara ini, Ponzi meraup untung sampai 400%.
Tidak berpuas diri, Ponzi ingin menjalankan skema piramida dengan sasaran lebih besar, untuk itu pada
Januari 1920 Ponzi mendirikan perusahaan yang lebih besar, The Securities Exchange Company.

Dari situ, Ponzi menjanjikan iming-iming balik modal dan keuntungan 50% hanya dalam waktu 45 hari.
Berbekal kepandaian berkomunikasi, Ponzi menggaet 18 orang menjadi investor pertamanya dengan
nilai investasi US$ 1.800.

Sesuai janjinya, Ponzi melimpahkan keuntungan kepada para investor pertamanya itu. Seiring waktu,
investasi itu menarik lebih banyak orang. Manipulasi dengan skemanya itu mendatangkan keuntungan
luar biasa. Ponzi disebutkan bisa mengantongi US$ 250 ribu per hari.

Namun, sepintar apapun menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Begitu juga skema
penipuan yang dilakukan Ponzi.

Tidak sedikit yang penasaran terhadap Skema Ponzi itu. Salah satunya, surat kabar Boston Post, yang
langsung melakukan investigasi khusus soal kasus ini. Beragam temuan Boston Post langsung membuat
perusahaan Ponzi terguncang dan banyak dipertanyakan, ujungnya tidak ada lagi investor baru yang
menyuntik dana.

Begitu bisnis dan skema penipuan besarnya ambruk, Ponzi ditangkap pada 12 Agustus 1920 dengan 86
dakwaan terkait penipuan dan penggelapan uang. Di pengadilan, Ponzi mengaku bersalah dan divonis 14
tahun penjara. Setelah bebas pada 1934, dia dideportasi ke Italia.

BAB 2

Ciri-ciri

Ciri-Ciri Skema Ponzi


Agar bisa membedakan antara investasi yang sehat dan tidak, berikut disajikan ciri-ciri skema
ponzi.

 Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat

Setiap investasi memang menjanjikan keuntungan. Namun, keuntungan besar dari investasi
hanya bisa diperoleh dalam waktu lama. Jika ada investasi yang menjanjikan keuntungan besar
dalam waktu singkat, tinggalkan saja.

 Produk Tidak Jelas


Dalam investasi, Anda berinvestasi pada produk yang dijual oleh suatu perusahaan. Produk
tersebut harus jelas dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Perusahaan juga akan
menjelaskan secara jelas produk apa yang mereka jual.

Ciri-ciri suatu investasi disebut bodong adalah jika perusahaan atau perwakilannya tidak
menjelaskan produk yang mereka jual dan malah fokus dengan iming-iming keuntungan besar.

 Produk Investasi Biasanya Milik Asing

Tidak semua investasi luar negeri menggunakan skema ponzi. Namun, jika perusahaan tersebut
tidak terkenal dan mengaku berbasis di luar negeri, Anda patut curiga. Alasan tersebut bisa jadi
digunakan agar Anda tidak bisa memeriksa status hukumnya.

BAB 3

Contoh kasus

Ciri-Ciri Skema Ponzi

Agar bisa membedakan antara investasi yang sehat dan tidak, berikut disajikan ciri-ciri skema ponzi.

 Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat

Setiap investasi memang menjanjikan keuntungan. Namun, keuntungan besar dari investasi hanya bisa
diperoleh dalam waktu lama. Jika ada investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu
singkat, tinggalkan saja.

 Produk Tidak Jelas

Dalam investasi, Anda berinvestasi pada produk yang dijual oleh suatu perusahaan. Produk tersebut
harus jelas dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Perusahaan juga akan menjelaskan secara jelas
produk apa yang mereka jual.

Ciri-ciri suatu investasi disebut bodong adalah jika perusahaan atau perwakilannya tidak menjelaskan
produk yang mereka jual dan malah fokus dengan iming-iming keuntungan besar.

 Produk Investasi Biasanya Milik Asing

Tidak semua investasi luar negeri menggunakan skema ponzi. Namun, jika perusahaan tersebut tidak
terkenal dan mengaku berbasis di luar negeri, Anda patut curiga. Alasan tersebut bisa jadi digunakan
agar Anda tidak bisa memeriksa status hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai