Anda di halaman 1dari 3

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RIBA DALAM PASAR MODAL DAN PENTINGNYA MELEK INVESTASI

SYARIAH

Kita semua pasti familiar dengan kata "investasi". Namun sebagian orang tidak mengenal apa itu pasar
modal. Terutama bagi orang-orang yang sudah berusia 40 tahun keatas, mungkin mereka hanya
mengenal investasi emas dan deposito. Tak hanya itu, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa
investasi itu haram, karena bertentangan dengan prinsip syariah. Hal ini menimbulkan perdebatan pada
sebagian masyarakat, terutama yang belum teredukasi. Tidak seharusnya perspeksi negatif seperti itu
dibiarkan berkembang dalam masyarakat. Karena pada faktanya tidak semua produk yang ada di pasar
modal itu bertentangan dengan prinsip syariah.

Menurut KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut ojk, investasi adalah penanaman modal,
biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat
berharga lain untuk memperoleh keuntungan.

Definisi pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek. Sedangkan pasar modal syariah merupakan pasar modal yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal.

Sebelum membahas hukum investasi, mari kita pahami terlebih dahulu pengertian dari riba. Secara
teknis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal dalam transaksi jual-beli atau
pinjam-meminjam yang bertentangan dengan hukum islam. Investasi dapat tergolong riba jika memiliki
tambahan atau bunga atas pokok utang. Ciri investasi yang mengandung riba adalah sejak awal sudah
dibuat perjanjian imbalan bunga yang berjumlah beberapa persen dari dana yang akan diberikan.
Investasi tersebut pun dapat dipastikan dilarang, karena tidak sesuai dengan syariat islam.

Home

Investasi

Ini Dia Macam-macam Riba dalam Investasi

Home

Investasi

Ini Dia Macam-macam Riba dalam Investasi

Investasi
Ini Dia Macam-macam Riba dalam Investasi

Pamela

October 13, 2020

Ajaib.co.id – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, penting rasanya bagi kamu umat
muslim untuk mengetahui cara pengelolaan uang yang berpatokan pada syariat-syariat Islam. Dalam
ketentuannya, imbal hasil berupa riba adalah salah satu hal yang diharamkan. Lalu, apakah semua
investasi itu adalah riba? Berikut ulasan mengenai macam-macam riba yang bisa menambah wawasan
kamu:

Contents hide

Apa itu Riba?

1. Sesuai Syariat Islam

2. Bebas Riba

3. Lebih Aman

4. Memiliki Aturan Perundangan

Macam-Macam Riba

1. Riba Jual Beli

2. Riba Utang Piutang

Apakah Investasi sama dengan Riba?

Apa itu Riba?

Riba adalah pengambilan nilai tambahan (bunga) atau melebihkan jumlah pinjaman pada saat
pengembalian dari total pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.

Dalam bahasa arab, riba disebut sebagai az ziyadah yaitu pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal. Tambahan yang dimaksud memiliki arti kegiatan haram dalam bertransaksi yang merugikan salah
satu pihak.Investasi syariah juga jauh lebih aman. Hal ini disebabkan karena setiap jenis investasi syariah
tidak boleh ada gharar atau pemberian informasi yang kurang lengkap.

Gharar seringkali digunakan untuk menyesatkan para calon investor yang baru pertama kali melakukan
investasi agar mengalami kerugian dan memberikan keuntungan lebih kepada perusahaan.

Selain gharar, Investasi syariah juga menjauhi hal-hal yang bersifat maysir yaitu semua transaksi yang
mengandung unsur taruhan dan akadnya belum jelas. Investasi syariah memiliki dasar hukum yang jelas
yaitu tercantum dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah.
Penyelenggaraan investasi syariah diawasi secara langsung oleh lembaga independen yang mengayomi
umat muslim Indonesia yang bernama Majelis Ulama Indonesia (MUI) lewat Dewan Syariah Nasional.

Aturan mengenai bunga bank konvensional adalah riba diatur dalam Fatwa MUI No 1 Tahun 2004
tentang praktik bunga dalam perbankan konvensional dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 2/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Tabungan.

Oleh karena itu, kegiatan investasi di pasar modal termasuk halal, karena pada dasarnya kegiatan
tersebut merupakan muamalah. Hukum awal muamalah adalah mubah kecuali terdapat penyimpangan
dalam praktiknya. Pasar modal selama ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan(OJK). Kegiatan pasar
modal juga diatur dalam UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK. Sedangkan kegiatan pasar modal syariah
mengacu pada UU No. 8 Tahun 1995. Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki
beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, antara lain :Peraturan Nomor II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek Syariah, Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah,
Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah. Peraturan
lainnya yang terkait dengan efek syariah antara lain peraturan yang terkait dengan penyertaan
pendaftaran, penawaran umum, dan perdagangan efek. Selain itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga
memiliki fatwa sendiri,

Anda mungkin juga menyukai