Anda di halaman 1dari 3

Ananlisis Hukum Islam Terhadap Toleransi Bunga Dalam Proses Screening

Sebelum memahami bagaimana analisis hukum islam terhadap toleransi bunga dalam
proses screening dalam efek syari’ah, perlu diketahui bahwa aturan mengenai efek syari’ah
tersebut diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor: KEP-208/BL/2012.1 Dalam keptusan tersebut dijelaskan bahwa emiten atau
perusahaan yang ingin atau diperbolehkan terlibat dalam kegiatan pasar modal syari’ah adalah
hanya perusahaan yang sesuai dengan ketentuan dan prinsip syari’ah. Oleh karena itu
perusahaan tersebut harus sesuai dengan aturan sebagai berikut:

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:


a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi.
b. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
i. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
ii. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu.
c. jasa keuangan ribawi, antara lain:
i. Bank berbasis bunga
ii. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
d. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional.
e. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan
antara lain:
i. Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)
ii. Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI;
iii. Barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;
f. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
2. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari
45% (empat puluh lima per seratus); atau
b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih
dari 10% (sepuluh per seratus).

1
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-208/BL/2012
Pada dasarnya semua kegiatan muamalah boleh untuk dilakukan kecuali terhadap
kegiatan yang sudah diatur oleh syari’at sebagai kegiatan yang dilarang. Misalnya dalam
kegiatan jual beli, semua orang boleh melakukan transaksi jual beli yang dia inginkan kecuali
pada transaksi yang mengandung riba. Sebab Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Maka sesungguhnya dalam muamalah itu lebih banyak halal daripada haramnya.

Kemudian dalam aturan mengenai efek syari’ah di atas telah dijelaskan tentang kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi oleh emiten atau perusahaan dalam pasar modal syari’ah. Yang
menarik adalah bahwa adanya toleransi tentang bunga dan pendapatan non halal oleh
perusahaan tidak boleh lebih lebih dari 10% dari total pendapatan. Artinya secara tidak
langsung, efek syari’ah terdapat potensi adanya unsur haram meskipun memiliki kadar yang
sedikit. Akan tetapi sebuah kaidah fikih mengatakan bahwa apabila ada sesuatu yang halal
bercampur dengan sesuatu yang haram maka yang menang adalah yang haram. Lalu apakah
dengan begitu efek syari’ah termasuk dalam bagian sesuatu yang haram?.

Zaman mulai berkembang seiring berjalannya waktu. Mulai dari budaya, teknologi
bahkan pada jenis-jenis usaha atau bisnis. Sehingga bukan menjadi hal yang aneh apabila
terdapat banyak sekali jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat. Kebutuhan dan
keinginan tentunya semakin mendorong mereka untuk melakukan inovasi-inovasi baru baik
dalam sektor riil maupun sektor moneter. Bahkan kegiatan dalam sektor moneter menjadi
sesuatu yang lebih dinikmati oleh banyak orang. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk
menjawab itu semua. Sehingga pada saat ini kita mulai mengenal pasar modal syari’ah.

Terkait dengan 10% bunga dan pendapatan non halal tersebut sesungguhnya
merupakan toleransi yang telah ditetapkan. Jika kita ingin berfikir lebih jauh lagi, akan menjadi
sangat sulit menemukan suatu perusahaan yang bebas 100% dari sistem-sistem konvensional
yang mengandung unsur terlarang berdasarkan syari’at. Toleransi tersebut menjadi solusi yang
dapat dilakukan demi kemaslahatan ummat mengingat potensi dalam sektor moneter semakin
menjanjikan.

Akan tetapi berdasarkan uraian di atas perlu diketahui bahwa investasi pada bursa efek
syari’ah yang masih terdapat toleransi 10% terhadap bunga dan pendapatan non halal, jika
dilihat dari tinjauan hukum islam maka kita sampai pada kesimpulan bahwa transaksi tersbut
adalah termasuk dalam transaksi yang mengandung syubhat atau ketidak jelasan hukum anatara
halal dan haram. Ini tentunya menjadi pertimbangan untuk kita semua jika hendak melakukan
transaksi atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan bursa efek syari’ah.

Maka dari itu menurut kami, transaksi pada bursa efek syari’ah adalah transaksi yang
perlu untuk dijauhi karena perkara syubhat memang lebih baik untuk dijauhi. Akan tetapi bagi
orang-orang yang sangat bergantung dengan bursa efek syari’ah maka sesungguhnya terdapat
kaidah fikih yang mengatakan bahwa jika tidak mampu mendapatkan seluruhnya maka jangan
tinggalkan seluruhnya. Maksudnya adalah jika seseorang tidak mampu lepas dari transaksi
tersebut maka jangan sampai meninggalkannya secara keseluruhan dan kemudian berpindah
kepada transaksi pada pasar modal konvensional yang sudah jelas potensi keharamannya.

Anda mungkin juga menyukai