Anda di halaman 1dari 2

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) didirikan pada tanggal 12 Mei 2011 dan merupakan
indikator kinerja pasar saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang diterbitkan oleh OJK dan tercatat di papan utama dan papan pengembangan BEI.
Konstituen ISSI dipilih dua kali setahun, setiap bulan Mei dan Juli.1
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencatat pergerakan harga rata-rata saham syariah.
ISSI adalah standar untuk mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia dan merupakan
acuan bagi investor yang ingin berinvestasi dalam hukum Syariah. Pertumbuhan Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukkan prospek yang menjanjikan bagi investor di
pasar modal Indonesia, khususnya dalam saham yang berdasarkan hukum Syariah.2
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berfungsi sebagai tolak ukur untuk melihat
perkembangan ekonomi pasar modal syariah karena mengumpulkan semua saham syariah di
Indonesia. Selain itu, ISSI memberikan kesempatan kepada investor untuk menanamkan
dananya pada perusahaan yang memenuhi prinsip syariah.
Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah meliputi :
1. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau Perusahaan Publik yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha dan pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;
2. Efek berupa saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau Perusahaan Publik yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha dan pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi
2. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain :
a. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
b. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu
3. Jasa keuangan ribawi, antara lain:
a. Bank berbasis bunga
b. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga
4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau
judi (maysir)
5. Memproduksi, mendistribusi, memperdagangkan, dan/atau menyediakan
antara lain:
a. Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)
b. Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI
c. Barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat
1
https://www.idx.co.id/id/idx-syariah/indeks-saham-syariah
2
Salihin Padi, “Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan
Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Banda Aceh, 2021
6. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih
dari 45%.
2. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10%.3
Manfaat dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) bagi investor adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang akurat, transparan, dan terpercaya tentang kinerja saham
syariah di Indonesia.
2. Memberikan pilihan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan nilai-nilai
Islam.
3. Memberikan potensi imbal hasil yang kompetitif dan diversifikasi risiko yang
optimal.
4. Memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dan berkelanjutan.

3
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor Kep-208/BL/2012 tentang Kriteria dan penerbitan daftar
efek syariah

Anda mungkin juga menyukai