Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG SAHAM SYARIAH, OBLIGASI SYARIAH,DAN REKSADANA SYARIAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pasar modal syariah dan pasar uang syariah

Dosen pengampu :

Dr. Ibu S.Purnama Sari,,SH,,S,SOS,,I,MSI

Di susun Oleh :

Nama : Gina Rahmah

Npm : 2105020141

Fakultas Studi Islam

Ekonomi syariah

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN


A. PEMBAHASAN
PENGERTIAN SAHAM SYARIAH
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada definisi
saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya.
Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia. Pertama, saham yang
dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor
35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham
yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah
berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.

SAHAM SYARIAH
Semua saham syariah yang terdapat di pasar modal syariah Indonesia, baik yang tercatat di
BEI maupun tidak, dimasukkan ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK
secara berkala, setiap bulan Mei dan November. Saat ini, kriteria seleksi saham syariah oleh
OJK adalah sebagai berikut;
1. Emiten tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
A. Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
B. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
- perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
- perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

C . jasa keuangan ribawi, antara lain:

- bank berbasis bunga;

- perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

2. Emiten memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%
(empat puluh lima per seratus); atau total pendapatan bunga dan pendapatan tidak
halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);

Apa Itu Saham Syariah?

Menurut Fatwa MUI, saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, antara lain: perjudian, lembaga
keuangan konvensional (ribawi), produsen/distributor/pedagang makanan dan
minuman haram, produsen/distributor/penyedia barang atau jasa yang merusak
moral, serta perusahaan dengan tingkat hutang kepada lembaga keuangan ribawi
yang lebih dominan dari modal.
B. Daftar Indeks Saham Syariah di Indonesia

Saat ini di pasar modal Indonesia terdapat 5 indeks saham syariah, yaitu Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), IDX-
MES BUMN 17, dan IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW).

Kelima indeks saham syariah tersebut mencerminkan pergerakan harga saham-saham


syariah yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Pemilihan tersebut dilakukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggunakan Daftar Efek Syariah (DES) sebagai
acuan dalam menyeleksi saham-saham tersebut.

Daftar Saham Syariah Terbaru 2023

Berikut merupakan beberapa saham yang termasuk ke dalam kategori saham


syariah di tahun 2023 berdasarkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

1. AALI - Astra Agro Lestari Tbk


2. ABMM - ABM Investama Tbk
3. ACES - Aces Hardware Indonesia Tbk
4. ADRO - Adaro Energy Indonesia Tbk
5. ANTM - Aneka Tambang Tbk
6. BANK - Bank Aladin Syariah Tbk
7. BEBS - Berkah Beton Sadaya Tbk
8. BRMS - Bumi Resources Minerals Tbk
9. CUAN - Petrindo Jaya Kreasi Tbk
10. ELSA - Elnusa Tbk
11. ERAA - Erajaya Swasembada Tbk
12. EXCL - XL Axiata Tbk
13. HILL - Hillcon Tbk
14. HRUM - Harum Energy Tbk
15. JPFA - Japfa Comfeed Indonesia Tbk
16. KAEF - Kimia Farma Tbk
17. KPIG - MNC Land Tbk
18. LPPF - Matahari Department Store Tbk
19. MPPA - Matahari Putra Prima Tbk
20. PTBA - Bukit Asam Tbk

C.Sistem Saham Syariah

Pada dasarnya saham syariah sama dengan saham konvesional, perbedaannya


adalah saham syariah mengharuskan perusahaan penerbit saham tempat kita
menanam modal merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki prinsip syariah
dan kegiatan operasionalnya tidak melanggar prinsip syariah. Misalnya, perusahaan
yang tidak melakukan riba, perusahaan yang produknya dijamin kehalalannya,
perusahaan yang tidak melakukan praktek perjudian atau perdagangan yang
dilarang.
Berikut beberapa langkah yang perlu pertimbangkan dan lakukan saat ingin
berinvestasi saham syariah, khususnya di Indonesia.

1. Kenali Saham yang diinginkan


Pada saat berinvestasi dengan membeli saham, berarti ada tingkat risiko dari
dana yang sobat tanamkan. Oleh karena itu, hal yang sangat penting untuk
Sobat Sikapi adalah mengetahui terlebih dahulu seluk-beluk tentang saham
yang diinginkan sebelum membelinya ke perusahaan sekuritas maupun agen
saham lainnya. Pada saham syariah, Sobat Sikapi wajib mengenali daftar
perusahaan apa saja yang bisa sobat tanamkan saham di dalamnya. Cara
mengetahui hal ini, Sobat Sikapi dapat mengeceknya di Daftar Efek Syariah
yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pada daftar tersebut
ditampilkan perusahaan saham yang tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal. Ada dua jenis Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan, yaitu yang bersifat periodik dan diterbitkan secara berkala pada
akhir Mei atau November dalam tiap tahun serta yang bersifat tidak berkala.

2. Memastikan saham bebas dari praktik yang tidak sesuai ajaran Islam
Setelah mengetahui daftar perusahaan yang bisa sobat beli untuk berinvestasi
syariah, langkah berikutnya adalah memeriksa ketepatan perusahaan
tersebut. Pastikan bahwa saham yang terdaftar, bebas dari praktik-praktik
yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Syarat-syarat tersebut seperti berikut ini:


Jenis usaha, produk barang atau jasa, serta akad dan pengelolaan perusahaan
tidak boleh berseberangan dengan prinsip syariah.
b. Perusahaan wajib menandatangani dan memenuhi ketentuan akad sesuai
dengan prinsip syariah.
c. Perusahaan wajib memiliki Syariah Compliance Officer (SCO) untuk
menjelaskan prinsip syariah yang dianutnya. SCO adalah pejabat atau
petugas di lembaga atau perusahaan yang telah disertifikasi Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia sebagai tanda bahwa ia memahami
konsep syariah di pasar modal.

3. Datangi Perusahaan Sekuritas

Setelah memahami daftar perusahaan yang sahamnya berkonsep syariah,


Jika memang berniat berinvestasi dengan saham syariah, segera datangi
perusahaan sekuritas terpercaya yang menjual saham syariah yang diinginkan.
Pastikan perusahaan sekuritas tersebut diakui Otoritas Jasa Keuangan. Dengan
begitu, sobat dapat memercayakan dana di sana. Mintalah penjelasan secara rinci
dari petugas perusahaan sekuritas tersebut untuk menjadi pembanding dan
pelengkap informasi dari emiten yang ingin sobat beli. Setelah itu, isi formulir
yang diperlukan. Jika ragu untuk langsung bermain saham syariah, dapat
mempertimbangkan reksadana syariah yang memiliki risiko lebih kecil. Sobat
Sikapi bisa mendapatkan penjelasannya dari petugas perusahaan sekuritas yang
didatangi pula.

Nah, setelah mengetahui apa itu saham syariah dan tips berinvestasi
dengan saham syariah, maka Sobat Sikapi jangan lagi ragu untuk segera mulai
turut berinvestasi. Berinvestasi dengan cerdas akan memberikan keuntungan
yang menarik bagi Sobat Sikapi. Yuk, sikapi uangmu dengan bijak. Cerdas
mengelola, masa depan sejahtera!

D.Indeks Saham Syariah

Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan


harga sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun penyeleksian saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dengan menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES), artinya BEI tidak melakukan seleksi
saham syariah, melainkan menggunakan DES sebagai acuan untuk pemilihannya.

Salah satu tujuan dari indeks saham syariah adalah untuk memudahkan investor
dalam mencari acuan dalam berinvestasi syariah di pasar modal. Pengembangan
indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada kebutuhan dari
pelaku industri pasar modal. Saat ini, terdapat 5 (lima) indeks saham syariah di pasar
modal Indonesia.

1. INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)


Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei
2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI
merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah yang tercatat di BEI.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang masuk ke dalam Daftar
Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan tercatat di papan utama dan
papan pengembangan BEI. Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali
dalam setahun, setiap bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES.
Oleh sebab itu, setiap periode seleksi, selalu ada saham syariah yang keluar
atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode perhitungan ISSI mengikuti
metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari
kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar
perhitungan ISSI.

2. JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)


Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali
diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII
hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama
seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan
sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal
review DES oleh OJK.

BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi


konstituen JII. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 30
saham syariah yang menjadi konstituen JII adalah sebagai berikut:

A. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah


Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
B. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi
selama 1 tahun terakhir
C. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata
nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi
D. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih

3. JAKARTA ISLAMIC INDEX 70 (JII70)


Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang
diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri dari
70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review
saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam
setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.

BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi


konstituen JII70. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi
70 saham syariah yang menjadi konstituen JII70 adalah sebagai berikut:

A. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah


Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
B. Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi
selama 1 tahun terakhir
C. Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata
nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi
D. 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

4. IDX-MES BUMN 17
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik
dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan
yang baik. IDX-MES BUMN 17 merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi
konstituen IDX-MES BUMN 17. Adapun kriteria yang digunakan dalam
menyeleksi 17 saham syariah yang menjadi konstituen IDX-MES BUMN 17
adalah sebagai berikut:

1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah


Indonesia (ISSI)
2. Saham BUMN atau afiliasinya
3. Dari saham semesta yang ada, dipilih 17 saham konstituen
berdasarkan likuiditas dan fundamentalnya

5.IDX SHARIA GROWTH (IDXSHAGROW)

IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30
saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif
terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. IDX
Sharia Growth diluncurkan pada tanggal 31 Oktober 2022. Sama seperti ISSI, review
saham syariah yang menjadi konstituen IDX Sharia Growth dilakukan sebanyak dua
kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.

BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen IDX
Sharia Growth. Adapun kriteria yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah
yang menjadi konstituen IDX Sharia Growth adalah sebagai berikut:

A. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Jakarta Islamic Index
(JII70)
B. Membukukan laba bersih dan tidak memiliki rasio price-to-earnings (PER)
bernilai ekstrem
C. 30 saham syariah dengan nilai skor tren pertumbuhan rasio price-to-earnings
ratio (PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales ratio (PSR) tertinggi
terpilih menjadi konstituen indeks

E.Membeli Saham Syariah

Aplikasi trading saham syariah ini memungkinkan Anda untuk melakukan investasi
dengan cara yang lebih mudah. Investasi syariah sendiri adalah tren baru untuk
berinvestasi tanpa takut riba. Atau takut jika yang yang Anda investasikan digunakan
untuk membiayai perusahaan yang melakukan bisnis terlarang.

Dengan menggunakan aplikasi ini, Anda bisa melakukan investasi tanpa takut
menggunakan aplikasi dan jasa perusahaan sekuritas yang ilegal. Karena pastinya
beberapa aplikasi ini sudah resmi terdaftar di OJK.
Semua saham dan fitur yang ada di dalam aplikasi ini sudah di bawah pengawasan dari
DSN MUI. Sehingga penanaman modal yang Anda lakukan akan terjamin dengan aman.
Jangan lupa jika aplikasi trading saham syariah berikut ini sangat aman dan legal:

1. IPOT
di bawah wewenang Indo Premier Sekuritas, aplikasi ini tak hanya memiliki fitur jual
beli saham. Namun juga ada fitur grafik yang realtime. Selain itu platform ini juga
menyediakan edukasi bagi penggunanya. Dengan menawarkan pendaftaran akun secara
online.

Anda harus membuka akun syariah untuk bertransaksi sesuai dengan syariat Islam.
Namun jika Anda hanya memiliki akun reguler, maka Anda tidak akan bisa menggunakan
akun syariah.

2.MOST

Milik PT. Mandiri Sekuritas ini cukup mudah dan tidak ribet bagi pengguna. Anda cukup
mendaftarkan diri secara online di situs resmi MOST. Dan aplikasi ini pun hampir sama
dengan aplikasi lainnya yang memiliki fitur pendukung seperti real time data, fitur
edukasi, chart hingga jual otomatis.

3.POEMS

Aplikasi trading saham syariah milik PT Phillip Sekuritas Indonesia ini adalah aplikasi
trading saham reguler dan syariah. Memiliki fitur pendukung data teknikal dan
fundamental yang cukup canggih. Aplikasi ini juga punya fitur edukasi yang cukup up to
date.

Maka tidak heran jika aplikasi ini akan memudahkan Anda untuk membeli saham. Namun
salah satu kekurangannya adalah Anda tak akan bisa membuka akun secara online
apabila Anda bukan pengguna Bank BCA serta tidak mempunyai reksa dana nasabah dari
bank tersebut.

4.MNC Motion Trade

PT MNC Sekuritas juga tak mau ketinggalan untuk membuat aplikasi trading. Aplikasi ini
tak hanya bisa Anda gunakan pada smartphone, PC, Laptop hingga tablet. Namun
menariknya juga bisa Anda akses di smartwatch.

Kelebihan dari aplikasi ini adalah Anda bisa menggunakan perintah suara untuk
melakukan kegiatan jual beli dan membuka menu secara langsung. Di sini Anda juga bisa
membeli dan menjual aneka reksa dana. Untuk melakukan transaksi di sini, Anda dapat
membuka akun dengan cara online.

5.BRIGHTS

Merupakan aplikasi milik PT BRI Danareksa Sekuritas yang berada di naungan Bank BRI
setelah diakuisisi beberapa waktu lalu. Di sini Anda tak hanya bisa menggunakannya
untuk memperjualbelikan saham saja. Namun juga bisa menggunakannya untuk
melakukan jual beli obligasi sekaligus reksa dana.

Aplikasi ini masih terbilang baru dan masih memiliki beberapa kelemahan jika kita
bandingkan dengan aplikasi sebelumnya. Namun meski begitu aplikasi ini sudah banyak
orang gunakan untuk melakukan transaksi jual beli saham syariah dengan mudah secara
online.

6.Maybank Trade

Berikutnya aplikasi trading saham syariah yang wajib Anda coba adalah Maybank Trade.
Berada di bawah naungan Maybank Kim Eng Sekuritas Indonesia. Perusahaan ini
berafiliasi dengan Maybank yang awalnya bernama KE Trade Syariah.

Akan tetapi akhirnya berubah nama pada Desember 2021 kemarin setelah berada di
bawah naungan Maybank Kim Eng. Aplikasi ini punya mekanisme login dengan
menggunakan dua akun. Yakni akun syariah dan akun reguler.

Untuk melakukan pendaftaran akun agar bisa melakukan transaksi lewat aplikasi, Anda
juga bisa melakukannya secara online. Banyak yang sudah membuktikan jika aplikasi ini
cukup praktis dan sudah mendukung banyak fitur yang lumayan lengkap.

7.RHB TradeSmart Syariah ID

Pertama kali rilis pada tahun 2018 lalu, aplikasi milik PT RHB Sekuritas ini memiliki fitur
Assisted Robo Optimization. Atau robot yang punya tugas untuk memandu Anda dengan
memberikan beberapa arahan berupa komentar mengenai saham saham yang terkait di
dalamnya.

Kelebihan lain yang ada di aplikasi ini adalah kemudahan dalam penggunaannya, Anda
pun bisa membuat akun secara online tanpa harus datang ke kantor langsung. Anda
cukup mengirimkan berkas berkas secara online dan menunggu proses registrasi selesai
dengan santai di rumah.
Aplikasi ini sendiri rilis berbarengan dengan aplikasi RHB TradeSmart ID yang bisa Anda
gunakan untuk melakukan transaksi jual beli saham secara reguler. Setiap aplikasi yang
sudah kami perkenalkan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.
Anda bisa memilih aplikasi mana yang paling cocok dan mudah untuk Anda gunakan.
Karena bagaimanapun aplikasi di atas memiliki fungsi yang sama.

E.Kriteria Saham Syariah

Agar sebuah saham bisa digolongkan sebagai saham syariah, tentu ada kriteria khusus
yang harus dipenuhi. Kriteria saham syariah ini sendiri sudah diatur oleh Otoritas Jasa
Keuangan atau OJK pada peraturan nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Saham Syariah. Simak berikut ini kriteria perusahaan yang sahamnya
tergolong sebagai saham syariah.

1. Kegiatan Usahanya Tak Bertentangan dengan Prinsip Syariah

Saham bisa disebut sebagai saham syariah jika berasal dari perusahaan
yang kegiatan usahanya tak melanggar prinsip syariah. Adapun
kegiatan usaha yang tak sesuai dengan prinsip syariah seperti
perjudian, perdagangan yang tak sesuai syariah, jasa keuangan yang
sifatnya riba, perjudian, pemroduksi dan pendistribusian produk
haram, serta melakukan transaksi yang sifatnya suap.

2. Memenuhi Ketentuan Rasio Keuangan Khusus

Saham suatu perusahaan bisa disebut sebagai saham syariah jika sudah
memenuhi ketentuan rasio keuangan yang ditetapkan. Rasio keuangan
itu mencakup jumlah utang berbasis bunga yang kurang dari atau sama
dengan 45 persen dari total aset, serta jumlah pendapatan bunga dan
pendapatan tidak halal lainnya kurang dari atau sama dengan 10
persen dari total pendapatan usaha.

F.Cara Membeli Saham Syariah

Bagi Smart People yang masih pemula di bidang investasi saham syariah atau saham
secara keseluruhan, tentu masih bingung harus memulainya dari mana. Namun, tenang
saja! Investasi saham syariah terbilang simpel untuk diikuti kok. Smart people bisa ikuti
tahapan berikut ini untuk membeli saham syariah tersebut.

1. Pilih Perusahaan Efek yang Punya Syariah Online Trading System (SOTS)

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih perusahaan yang punya
Syariah Online Trading System atau SOTS. Perusahaan yang sudah punya SOTS ini
maknanya perusahaan tersebut sudah memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar
modal. Dengan begini, saham di perusahaan tersebut sudah terjamin sesuai
dengan syariat Islam.
SOTS ini sendiri memiliki beberapa fitur. Adapun fitur yang dimilikinya tersebut
yakni, hanya saham syariah yang dapat ditransaksikan, transaksi hanya bisa
dilakukan secara tunai untuk menghindari transaksi margin, tidak bisa menjual
saham syariah yang belum dimiliki, serta pemisahan laporan kepemilikan saham
dengan kepemilikan uang.

2. Buka Rekening Efek Syariah

Selanjutnya, jangan lupa untuk membuka rekening efek syariah. Agar bisa
membuka rekening efek syariah, Smart People perlu untuk mengisi formulir yang
disediakan oleh perusahaan efek, serta menyertakan berkas penting seperti
fotokopi KTP, halaman depan buku tabungan, dan NPWP. Tahapan ini relatif sama
dengan tahapan pembukaan rekening efek konvensional.

3. Pastikan Sudah Terkonfirmasi Sebagai Investor

Jika sudah membuka rekening efek syariah, pastikan dulu kalau Smart People
sudah terkonfirmasi sebagai investor. Bukti konfirmasi sebagai investor tersebut
adalah memperoleh Nomor Rekening Efek (NRE), Nomor Rekening Dana Nasabah
(RDN) Syariah, username, kata sandi, trading pin, serta tentunya aplikasi SOTS.

4. Lakukan Pentransferan Awal untuk Modal

Setelah dikonfirmasi sebagai investor, saatnya Smart People untuk melakukan


pentransferan awal yang nantinya digunakan sebagai modal awal investasi.
Mengenai besaran dana yang ditransfer ini sendiri bisa disesuaikan dengan
deposit minimum yang ditetapkan oleh perusahaan efek syariah yang Smart
People pilih sebelumnya. Setelah transfer, saatnya menjalankan niat berinvestasi.

B.Pengertian obligasi syariah

Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan


prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada investor (pemegang
obligasi) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo.

Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk merupakan salah satu dari jenis
obligasi yang dapat ditemukan di Indonesia. Menurut fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
Syariah Nasional pada tahun 2002, obligasi syariah merupakan surat-surat berharga
jangka panjang yang memiliki prinsip syariah di dalamnya.

1. Jenis-jenis obligasi

Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon Secara umum, jenis-jenis obligasi


berdasarkan kupon ini terbagi jadi 3 jenis. Pertama ada zero coupon bonds atau
obligasi tanpa kupon, lalu ada fixed coupon bonds atau obligasi kupon tetap, dan
yang terakhir ada variable coupon bonds yang juga dikenal dengan istilah obligasi
kupon variabel.

Zero coupon bonds (obligasi tanpa kupon)

Zero coupon bonds atau obligasi tanpa kupon merupakan salah satu dari
banyaknya jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon yang tersedia saat ini. Sesuai
dengan namanya, obligasi ini tidak akan memberikan kupon secara berkala
sebagai bukti keuntungan pemegang investasi. Dalam membagikan keuntungan
kepada investor, para pihak yang menerbitkan obligasi akan membayarkan bunga
dan pokok keuntungan secara penuh sekaligus saat jatuh tempo sesuai dengan
timeline yang tertera pada surat pernyataan utang tersebut.

Fixed coupon bonds (obligasi kupon tetap)

Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon selanjutnya ada fixed coupon bonds atau
obligasi kupon tetap. Skema pembagian keuntungan melalui kupon tetap ini sama
dengan penjelasan mengenai keuntungan kupon pada umumnya, tapi nilai atau
persentase bunga yang akan dibayarkan secara berkala atau periodik pada
obligasi kupon tetap ini memiliki angka yang tetap yang sudah disetujui sebelum
masa penawaran perdana saat obligasi ini diterbitkan.

Variable coupon bonds (obligasi kupon variabel)

Variable coupon bonds atau obligasi kupon variabel juga punya skema yang sama
dengan fixed coupon bonds. Yang membedakannya adalah bunga yang ditetapkan
nantinya dapat berubah sewaktu-waktu yang akan disetujui di waktu tertentu.
Perubahan persentase atau nilai bunga tersebut dipengaruhi oleh acuan dari suku
bunga perbankan.

2. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit

Jika dilihat dari sisi penerbit, jenis-jenis obligasi yang tersedia saat ini juga dibagi
ke dalam tiga kelompok. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit ini di antaranya
adalah obligasi korporasi atau corporate bond, lalu ada obligasi pemerintah atau
government bond, serta ada obligasi ritel.

Obligasi korporasi (corporate bond)

Sesuai dengan namanya, obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan. Perusahan yang
menerbitkan obligasi ini bisa hadir dalam bentuk badan usaha milik negara
(BUMN) atau juga badan usaha milik swasta. Jenis-jenis obligasi yang diterbitkan
dalam kategori obligasi korporasi biasanya terbagi menjadi obligasi kupon tetap,
obligasi kupon variabel, serta obligasi berprinsip syariah.

Obligasi pemerintah (government bond)


Jenis obligasi satu ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Salah
satu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan dikenal secara umum oleh
masyarakat Indonesia adalah ORI. Dalam skema pembagian keuntungan,
pemerintah juga menerapkan jenis-jenis obligasi seperti obligasi kupon tetap,
obligasi kupon variabel, dan juga obligasi berprinsip syariah untuk para
investornya.

Obligasi ritel

Jenis-jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi ritel.
Obligasi ritel biasanya diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada individu
melalui agen penjual obligasi yang ditunjuk langsung oleh pemerintah. ORI
merupakan salah satu jenis obligasi ritel yang bisa Anda jadikan investasi secara
perseorangan.

3. Jenis-jenis investasi berdasarkan syariah

Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk merupakan salah satu dari
jenis obligasi yang dapat ditemukan di Indonesia. Menurut fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional pada tahun 2002, obligasi syariah
merupakan surat-surat berharga jangka panjang yang memiliki prinsip syariah di
dalamnya. Jenis-jenis obligasi berdasarkan syariah ini di antaranya adalah sukuk
mudharabah dan sukuk ijarah.

Obligasi syariah sukuk mudharabah

Obligasi syariah sukuk mudharabah merupakan jenis-jenis obligasi yang


menerapkan akad mudharabah dalam persetujuannya. Akad mudharabah adalah
bentuk kerja sama antara investor dan penerbit obligasi, di mana investor
memberikan modal penuh untuk pihak penerbit obligasi kelola demi
meningkatkan pendapatan atas investasi tersebut. Nantinya, pihak investor akan
mendapatkan keuntungan dari modal yang diberikan setelah mengetahui
pendapatan dari pihak penerbit obligasi sesuai dengan tempo yang ditentukan.

Obligasi syariah sukuk ijarah

Sedangkan obligasi syariah sukuk ijarah menggunakan akad ijarah yang berarti
akad sewa. Jenis obligasi syariah ini cukup identik dengan obligasi berbasis kupon.
Nantinya investor akan mendapatkan keuntungan berdasarkan ijarah yang bisa
disepakati pada awal penerbitan obligasi. Nantinya ijarah atau keuntungan
tersebut memiliki sifat yang tetap setelah disetujui oleh pihak investor maupun
pihak penerbit obligasi syariah.

C.Perbedaan obligasi dan obligasi syariah

Apa itu Obligasi Syariah?


Obligasi syariah atau sukuk adalah jenis obligasi yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Obligasi ini harus mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan
dalam hukum Islam, seperti larangan riba dan investasi dalam industri yang
dilarang oleh hukum Islam seperti minuman keras, perjudian, dan pornografi.

Obligasi syariah juga harus memastikan bahwa penggunaan dana investor


dilakukan secara adil dan transparan, serta tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip Islam. Keuntungan dari obligasi syariah diperoleh dari bagi hasil, bukan
bunga seperti pada obligasi konvensional.

Apa itu Obligasi Konvensional?

Obligasi konvensional adalah jenis obligasi yang umumnya dijual di pasar


keuangan secara umum. Obligasi ini menghasilkan keuntungan bagi investor
dalam bentuk bunga atau kupon, yang dibayarkan secara berkala selama masa
jatuh tempo obligasi.

Sama seperti obligasi syariah, obligasi konvensional juga dikeluarkan oleh


pemerintah, perusahaan, atau lembaga keuangan lainnya sebagai sarana untuk
meminjam uang dari investor. Namun, obligasi konvensional tidak terikat pada
prinsip-prinsip syariah Islam, sehingga tidak perlu mematuhi aturan-aturan yang
ditetapkan dalam hukum Islam.

Apa Perbedaan Antara Obligasi Syariah dan Konvensional?

Ada beberapa perbedaan utama antara obligasi syariah dan konvensional. Berikut ulasan
selengkapnya!

1. Perbedaan dalam Prinsip Dasar

Prinsip dasar memainkan peran penting dalam pengelolaan obligasi syariah dan
konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam prinsip-prinsip antara keduanya:

A. Keuntungan

Dalam obligasi syariah, penghasilan yang dihasilkan berasal dari


keuntungan usaha yang halal. Sedangkan dalam obligasi konvensional,
penghasilan yang dihasilkan berasal dari bunga atau keuntungan yang
dihasilkan oleh penerbit obligasi.

B. Prinsip riba

Dalam obligasi syariah, tidak ada prinsip riba. Riba adalah bunga atau
keuntungan yang dikenakan pada hutang atau pinjaman. Dalam Islam, riba
dianggap sebagai dosa besar. Sedangkan dalam obligasi konvensional,
bunga atau keuntungan adalah bagian integral dari instrumen keuangan.

C. Prinsip bagi hasil


Dalam obligasi syariah, penghasilan yang dihasilkan dibagi antara investor
dan penerbit obligasi berdasarkan prinsip bagi hasil. Sedangkan dalam
obligasi konvensional, investor menerima penghasilan dalam bentuk
bunga tetap yang telah disepakati.

2. Perbedaan dalam Risiko

Ada perbedaan dalam risiko yang terkait dengan obligasi syariah dan
konvensional. Berikut adalah perbedaan dalam risiko antara keduanya:

A. Risiko bisnis

Dalam obligasi syariah, investor berbagi risiko bisnis dengan penerbit


obligasi. Jadi, jika usaha yang dibiayai oleh obligasi syariah tidak berhasil,
investor juga akan mengalami kerugian. Sedangkan dalam obligasi
konvensional, risiko bisnis ditanggung sepenuhnya oleh penerbit obligasi.

B. Risiko likuiditas

Obligasi syariah lebih sulit untuk dijual kembali di pasar sekunder karena
instrumen ini tidak diterbitkan dalam jumlah yang sama seperti obligasi
konvensional. Sehingga, investor mungkin mengalami kesulitan dalam
menjualnya jika mereka membutuhkan uang secara cepat. Sedangkan
obligasi konvensional lebih likuid karena diterbitkan dalam jumlah yang
lebih besar dan lebih mudah dijual kembali.

3. Perbedaan dalam Struktur

Struktur juga memainkan peran penting dalam obligasi syariah dan konvensional.
Berikut adalah perbedaan dalam struktur antara keduanya!

A. Struktur pembiayaan

Dalam obligasi syariah, investor memberikan dana kepada penerbit


obligasi untuk digunakan dalam proyek bisnis. Sementara itu, dalam
obligasi konvensional, investor memberikan pinjaman kepada penerbit
obligasi.

B. Struktur pengelolaan

Dalam obligasi syariah, pengelolaan dana dilakukan oleh Dewan Pengawas


Syariah untuk memastikan bahwa investasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Sedangkan dalam obligasi konvensional, pengelolaan dana
dilakukan oleh manajer investasi.
4. Perbedaan dalam Penilaian

Ada perbedaan dalam cara penilaian obligasi syariah dan konvensional. Berikut
adalah perbedaan dalam penilaian antara keduanya:

A. Penilaian keuangan

Dalam obligasi syariah, penerbit obligasi dan investor mempertimbangkan


keuangan dari perspektif usaha dan berbagi keuntungan dan kerugian.
Sedangkan dalam obligasi konvensional, penerbit obligasi menanggung
beban biaya pinjaman sendiri.

B. Penilaian sosial

Dalam obligasi syariah, penilaian sosial juga menjadi pertimbangan


penting karena harus memastikan bahwa proyek bisnis yang dibiayai
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan dalam obligasi
konvensional, penilaian sosial biasanya tidak menjadi pertimbangan
utama.

5. Perbedaan dalam Regulasi

.Regulasi juga memainkan peran penting dalam obligasi syariah dan konvensional.
Berikut adalah perbedaan dalam regulasi antara keduanya:

A. Regulasi Syariah

Obligasi syariah diatur oleh badan regulasi Syariah, seperti Majelis Ulama
Indonesia. Regulasi ini memastikan bahwa obligasi syariah sesuai dengan
prinsip-prinsip Syariah.

B. Regulasi Konvensional

Obligasi konvensional diatur oleh lembaga regulasi keuangan, seperti


Otoritas Jasa Keuangan. Regulasi ini memastikan bahwa obligasi
konvensional memenuhi standar keuangan yang ditetapkan.
C.Pengertian Reksadana Syariah

Reksadana syariah adalah produk bursa efek berupa kumpulan modal yang
dikelola secara syariah oleh Manajer Investasi (MI). Kumpulan modal dari
masyarakat ini berikutnya akan disalurkan dalam bentuk surat-surat berharga
seperti obligasi, surat saham, dan sukuk.

Sedangkan pengertian Reksa Dana Syariah adalah investasi dalam bentuk Reksa Dana
yang aman dan menguntungkan serta tenang karena menganut prinsip dasar syariat.
Jenis ini banyak dipilih oleh umat Islam karena bebas riba.

Dengan berinvestasi Syariah, aset dapat berkembang sesuai konsep Islam. Dana ini juga
dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat karena digunakan untuk mengembangan
usaha sehingga lebih produktif dan menguntungkan.

Konsep yang saling menguntungkan antara pemilik modal dan pengusaha menjadikan
semakin banyak umat Islam yang menyimpan dana dalam bentuk Reksa Dana Syariah.
Secara tidak langsung hal ini bisa mengangkat perekonomian umat Islam di Indonesia.
Karena itu, berinvestasi dalam bentuk Reksa Dana Syariah merupakan pilihan yang tepat.

1. Jenis Reksa Dana Syariah

Nasabah mempunyai banyak alternatif karena saat ini banyak bank yang
mengelola dengan berbagai pilihan jenis. Sebelum berinvestasi, mengenal
karakteristiknya sangat penting untuk menghindari kerugian.

Seperti jenis investasi lain, semua tidak ada yang terlepas dari resiko kerugian.
Resiko tersebut tidak dapat dihilangkan, hanya bisa diantisipasi dan
diminimalkan sehingga tidak menimbulkan banyak kerugian. Manajemen dan
pemilihan jenis investasi yang tepat dapat meminimalkan resiko mengalami
kerugian.

Seorang investor harus siap dengan hal tersebut. Caranya dengan mempelajari
jenis investasi, potensi dan resikonya. Kemudian mengambil fitur yang diyakini
paling aman atau mempunyai potensi kerugian paling rendah. Jenisnya investasi
Reksa Dana Syariah yang bisa menjadi pilihan antara lain:

A. Reksa Dana Syariah Pasar Uang

Merupakan Reksa Dana Syariah yang hanya melakukan investasi dengan


instrumen pasar uang syariah dalam negeri. Jangkanya biasanya tidak lebih
dari satu tahun.

B. Reksa Dana Syariah Saham

Jenis kedua ini merupakan Reksa Dana Syariah dengan investasi paling sedikit
80% nya dalam bentuk ekuitas dari efek syariah.
C. Reksa Dana Syariah Campuran

Investasi Reksa Dana Syariah yang pada efek ekuitas berpendapatan tetap dan
pasar uang dalam negeri dengan jumlah tidak melebihi 79% nilai aktiva bersih.

D. Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap

Investasi Reksa Dana Syariah dengan jumlah paling sedikit 80% aktiva bersih
dan pengelolaannya dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap.

E. Reksa Dana Syariah Terproteksi

Jenis investasi ini minimal 70% nilai aktiva bersih bentuk efek syariah
pendapatan tetap sedang 30% lainnya berupa saham syariah di Bursa Efek
luar negeri.

2.Manfaat Reksa Dana Syariah

A. Investasi Bebas Riba

Reksa Dana Syariah merupakan investasi bebas riba karena mengikuti prinsip dasar
syariah. Riba adalah salah satu transaksi yang terlarang dalam Islam. Dengan prinsip
tersebut, investasi ini merupakan pilihan terbaik.

Dalam prakteknya, jenis investasi memang dekat dengan transaksi meminjamkan uang
untuk mendapatkan bunga, jenis yang dilarang dalam syariat agama Islam. Seorang
manajer investasi produk syariah memahami hal ini sehingga lebih berhati-hati memilih
infrastruktur atau fitur usaha yang akan dibiayai.

Meskipun sudah mempercayakan pada manajer investasi, tidak ada salahnya investor
juga memastikan jenis atau fitur dari usaha yang didanai. Tujuannya untuk memastikan
bahwa pilihannya tersebut benar-benar sesuai dengan ketentuan agama Islam.

B..Sesuai Syariat Islam

Dengan Reksa Dana jenis Syariah maka dalam menjalankan investasi berdasar nilai
Islami yang mengedepankan prinsip Amanah dan kepercayaan. Baik pemilik modal,
manajer investasi maupun pihak yang menggunakan dana harus saling terbuka.

Keterbukaan ini yang menjadikan kedua belah pihak merasa aman dan nyaman dalam
bertransaksi. Semua pihak harus memahami Syariat Islam agar tidak ada tindakan dalam
transaksi yang melanggar. Dengan demikian semua pihak merasa aman dan
mendapatkan keberkahan.

Laporan perkembangan investasi juga disampaikan secara jujur tanpa ada informasi
yang ditutupi. Pemilik modal atau investor bisa memberikan penilaian dan
memperkirakan potensi keuntungan atau kerugian sebagai resiko dari investasi.
Saat ini Reksa Dana jenis Syariah menjadi pilihan banyak Muslim karena selain bisa
memberikan keuntungan juga sesuai dengan syariat dan tidak menimbulkan kerugian
pada pihak manapun karena terbuka.

C.Nyaman, Tenang, dan Aman

Karena Reksa Dana Syariah dikelola oleh manajer investasi dengan ketentuan syariat
islam, maka aman dan membuat investor merasa tenang. Prinsip ini yang menjadikan
banyak Muslim memilihnya.

Meski semua investasi mengandung resiko, namun pada Reksa Dana hal tersebut dapat
diminimalkan. Caranya dengan benar-benar selektif dalam menempatkan dana pada
usaha yang tidak melanggar ketentuan.

Prinsip berinvestasi, semakin besar potensi keuntungan akan berbanding lurus dengan
kemungkinan rugi. Namun karena semua jelas dan terukur, investor dapat memprediksi
dan bersiap dengan semua kemungkinan yang terjadi pada investasinya.

D.Halal

Dalam Al Quran sudah disebutkan transaksi halal dan haram. Reksa Dana jenis ini
mengacu pada ketentuan tersebut sehingga dipastikan halal dan tidak tercampur dengan
transaksi haram.

Jenis transaksi yang dilarang oleh agama Islam diantaranya adalah transaksi riba atau
mendapatkan bunga dari pinjaman dan membiayai usaha maksiat. Karena itu, manajer
investasi syariah harus benar-benar memilih jenis usaha yang tepat untuk menempatkan
dana.

Prinsip transaksi halal menjadikan Reksa Dana ini merupakan pilihan terbaik umat Islam.
Caranya dengan menempatkan dananya pada jenis usaha yang membawa kemaslahatan
umat. Karena itu, untuk lebih meyakinkan, nasabah bisa berkonsultasi dengan manajer
investasi mengenai jenis usaha untuk penempatan dan Reksa Dana tersebut.

E.Mengandung Nilai Sosial

Prinsipnya adalah menitipkan modal untuk dikembangkan oleh pelaku usaha yang
membutuhkan. Dengan demikian terdapat nilai sosial yang dilakukan oleh pemilik modal
atau investor untuk membantu pengusaha untuk mencukupi kebutuhannya.

Prinsip nilai sosial dan saling membantu dalam kebaikan merupakan nilai plus dari
investasi dalam bentuk Reksa Dana Syariah. Kesadaran masyarakat yang terus
meningkat untuk berinvestasi dan saling membantu menjadikan ekonomi masyarakat
cepat berkembang. Pemilik modal juga bisa mendapatkan keuntungan
KESIMPULAN

Kesimpulan dari saham syariah, obligasi, dan Reksadana Syariah adalah bahwa
ketiganya merupakan instrumen investasi yang mematuhi prinsip-prinsip syariah
dalam Islam. Saham syariah berfokus pada perusahaan yang sesuai dengan hukum
Islam, obligasi syariah mengikuti prinsip keadilan dan keberlanjutan, sementara
Reksadana Syariah mencakup portofolio efek yang sesuai dengan syariah. Dalam
konteks investasi syariah, kepatuhan terhadap nilai-nilai etika Islam menjadi
faktor utama dalam pengambilan keputusan investasi.

Anda mungkin juga menyukai