Anda di halaman 1dari 14

SESI/PERKULIAHAN KE : 3 dan 4

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu


1. menyebutkan dan menjelaskan tentang defenisi media transmisi
2. menjelaskan tentang media on-wire dan jenis-jenisnya
3. menjelaskan tentang media wireless dan jenis-jenisnya
4. menjelaskan tentang karakteristik dari media transmisi
5. menjelaskan tentang kapasitas saluran untuk transmisi digital

Pokok Bahasan : Media Transmisi

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari


bermacam-macam media transmisi yang digunakan sistem komunikasi data,
serta karakteristik-karakteristik dari media transmisi baik on-wire dan wireless.
Pada bagian ini juga dijelaskan aplikasi dari setiap jenis media transmisi, serta
persamaan untuk menghitung kapasitas saluran transmisi digital.

I. Bahan Bacaan :
1. DC Green, 2001, Komunikasi Data, Penerbit Andi Yogyakarta.
2. William J. Beyda, 1998, Data Communications, Prentice Hall,
International Editions,
3. William L. Schweber, 2000, Data Communications, Mc Graw-Hill
International Edition.
4. Stalling William, 2001, Komunikasi Data dan Komputer,
terjemahan oleh Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany,B.Sc.,M.Sc.,
Salemba Teknik, Jakarta
5. Rafiuddin Rahmat, 2006, Sistem Komunikasi Data Mutakhir,
Andi Jogyakarta.
6. Teguh Wahyono, 2003, Pengantar Dasar dan Teknologi,
Komunikasi Data, Graha Ilmu, Jogyakarta.

18
II. Pertanyaan Kunci/Tugas :
1. Apa saja yang mempengaruhi informasi selama ditransmisikan, sebutkan !
2. Pada band frekuensi berapakah siaran radio dan televisi di pancarkan !
3. Apakah perbedaan media transmisi on-wire dan wireless, berikan
contohnya masing-masing.
4. Sebutkan 3 karakteristik kabel Twisted-pair, koaksial dan serat optik.
5. Sebutkan jaringan komunikasi data yang menggunakan media transmisi
wireless ?

19
BAB III
MEDIA TRANSMISI
Setiap informasi dapat ditransfer dari satu tempat ke tempat lain melalui 2
(dua) media transmisi yaitu melalui media guided (on-wire) dan media unguided
(wireless). Media guided adalah informasi/data yang dikirim melalui media yang
tampak secara fisik sepanjang jalur dimana sinyal disebarkan hal ini biasa
disebut media kabel. Sedangkan media unguided yaitu pengiriman
informasi/data dengan memanfaatkan antena untuk transmisi di udara bebas
sebagai medianya.
Pada bab ini dijelaskan jenis-jenis media on-wire seperti kabel twisted-
pair, kabel koaksial dan serat optik, dan media wireless, baik bentuknya,
kapasitasnya dan karakteristik dari media tersebut. Diharapkan setelah selesai
bab ini, mahasiswa sudah dapat menjelaskan hal-hal tersebut.

3.1 Spektrum Elektromagnetik untuk Telekomunikasi

Dalam suatu sistem transmisi data, media transmisi merupakan jalur


diantara transmitter dan receiver. Perlakuan informasi selama perjalanan dari
tramsmitter ke receiver tergantung dari jenis media yang digunakan, hal ini
tergantung dari karakteristik media dan karakteristik sinyal pengiriman. Untuk
media kabel, media itu sendiri menjadi lebih openting dalam penentuan batasan-
batasan transmisi. Sedangkan media wireless, karakteristik transmisi lebih
ditentukan oleh kualitas sinyal yang dihasilkan melalui antena transmisi
dibandingkan media itu sendiri. Umumnya, sinyal-sinyal pada frekuensi yang
lebih rendah berarah ke mana-mana; yakni, dari antena sinyal-sinyal disebarkan
ke segala penjuru, sedangkan frekuensi yang lebih tinggi, sangatlah mungkin
untuk menfokuskan sinyal menjadi suatu berkas langsung ( directional beam).
Pada gambar 3.1 memperlihatkan perbandingan berbagai media untuk sistem
telekomunikasi.

20
Gambar 3.1 Spektrum Elektromagnetik untuk Telekomunikasi
Pada gambar di atas menggambarkan spektrum elektromagnetik dan
menampilkan frekuensi-frekuensi pada tempat dimana berbagai teknik transmisi
dan beroperasi. Dengan memperhatikan gambar tersebut ternyata setiap jenis
media tranmsisi mempunyai perbedaan frekuensi kerjanya, hal ini sangat
mempengaruhi data rate (kecepatan data) dan jarak. Semakin besar data rate
dan jarak maka akan semakin baik. Sejumlah faktor-faktor perancangan yang
berkaitan dengan media transmisi dan sinyal yang menentukan data rate dan
jarak adalah :
 Bandwidth (lebar band) ; Selama faktor yang lain konstan, maka
semakin besar bandwidth sebuah sinyal, akan semakin tnggi data
rate yang diperoleh
 Gangguan transmisi ; misalnya atenuasi dapat membatasi jarak.
Untuk media kabel twisted-pair lebih sering mengalami ganguan
dibandingkan kabel koaksial.
 Interfrensi ; Terjadinya interfrensi dari sinyal-sinyal yang
berkompetisi dalam band frekuensi yang saling tumpang tindih
dapat mengubah dan menghapuskan sinyal. Pada media kabel ,
interfrensi dapat disebabkan karena emanasi yang keluar dari

21
kabel-kabel yang berdekatan, contohnya twisted-pair sering
membundel menjadi satu dan beberapa pipa yang mengandung
multipel, penyebabnya bisanya dari pelindung dari kabel tersebut.
 Jumlah receiver : sebuah media kabel bisa dipergunakan untuk
membangun suatu hubungan titik atau hubungan terbagi pada alat-
alat tambahan. Dengan bertambahnya alat tambahan tersebut
akan menambah atenuasi dan distorsi, serta membatasi jarak dan
atau data rate.

3.2 Media Transmisi on-wire

Untuk media transmisi On-wire, kapasitas transmisi, baik dalam hal data
rate maupun bandwidth, sangat tergantung pada jarak dan sistem transmisi
medianya dari titik ataukah multi titik, seperti misalnya LAN (local Area Network).
Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik-karakteristik khusus untuk on-wire untuk
aplikasi titik ke titik jarak jauh. Tiga jenis media on-wire yang umum digunakan
akan dibahas yaitu : Twisted Pair, Koaksial dan Serat Optik.
Tabel. 4.1. Karakteristik Khusus On-Wire
Rentang Atenuasi Khusus Delay Jarak
Frekuensi Khusus Repeater
Twisted Pair
(dengan loading) 0 - 3,5 KHz 0,2 dB/km @ 1 50 μs/km 2 km
Khz
Twisted Pair
(multi-pair) 0 - 1 MHz 3 dB/km @ 1 Khz 5 μs/km 2 km

Kabel Koaksial 0 – 500 MHz 7 dB/km @ 10 Khz 4 μs/km 1 – 9 km

Serat Optik 180 – 370 THz 0,2 dB – 0,5 5 μs/km 40 km


dB/km

3.2.1 TWISTED PAIR


Twisted pair adalah media transmisi on-wire yang paling hemat dan paling
banyak digunakan dalam jaringan misalnya jaringan telepon. Kabel ini terdiri dari
dua kawat yang disekat disusun dalam suatu pola spiral beraturan.Sepasang
kawat bertindak sebagai satu jalur komunikasi tunggal. Pada jarak yang sangat
jauh, kabel berisikan ratusan pasang kawat. Penggulungan cebderung
meningkat interfrensi crosstalk di antara sepasang kawat yang saling berdekatan

22
di dalam suatu kabel. Kabel yang saling berpasangan memiliki tingkat ketebalan
mulai dari 0,4 sampai 0,98 mm.

Gambar 3.2 Kabel Twisted pair


Media ini yang paling umum digunakan baik sinyal analog maupun digital.
Untuk koneksi terhadap sebuah digital data switch atau digital PBX di dalam
gedung umumnya data rate-nya sebesar 64 kbps. Twisted Pair juga paling
banyak digunakan pada jaringan Local Area Network di sebuah gedung, dimana
data rate bisa sampai 10 Mbps. Untuk aplikasi jarak jauh twisted pair dapat
digunakan dengan data rate sebesar 4 Mbps atau lebih. Kabel jenis ini juga
paling murah dan mudah untuk dioperasikan, meski lebih terbatas terutama
dalam hal data rate dan jarak.
Karakteristik-karakteristik transmisi Twisted Pair
 Untuk sinyal analog diperlukan kira-kira 5 sampai 6 km
 Untuk transmisi digital diperlukan sebuah repeater kira-kira setiap 2
atau 3 km
 Atenuasi merupakan fungsi frekuensi yang sangat kuat
 Untuk pensinyalan analog , kemungkinan bandwidth bisa mencapai
1 MHz (menghasilkan sejumlah kanal suara)
 Untuk pensinyalan digital jarak jauh bisa mencapai beberapa Mbps,
sedangkan untuk jarak yang relatif pendek data rate bisa
mencapai 100 Mbps.

Twisted pair memiliki dua jenis yaitu :


 Unshielded Twisted Pair (UTP) : berupa kabel telepon biasa, subjek untuk
interfrensi elektromagnetik, untuk meningkatkan karakteristik media ini
dengan cara melapisi dengan pelindung metalik. Mudah dioperasikan, ada
tiga kategori UTP menurut standar EIA 568, yaitu: Kategori 3 ; kabel-kabel

23
UTP dan sejenisnya menghubungkan hardware yang karakteristik
transmisinya ditetapkan sampai 16 MHz .Kategori 4 yaitu kabel kabel UTP
dan sejenisnya menghubungkan hardware yang karakteristik transmisinya
ditetapkan sampai 20 MHz dan Kategori 5 yaitu kabel kabel UTP dan
sejenisnya menghubungkan hardware yang karakteristik transmisinya
ditetapkan sampai 100 MHz
Yang paling banyak digunakan kategori 3 dan 5, perbedaan pokok kategori
3 dan 5 adalah pada jumlah pasangan pada kabel persatuan jarak.
Kategori 5 merupakan jalinan yang paling rapat, sehingga lebih mahal
namun memiliki kinerja yang lebih baik dibanding kategori 3. Standar yang
baru mampu melindungi 100 Ohm.
 Shielded Twisted Pair (STP) : Memiliki kinerja lebih baik pada data rate
yang lebih tinggi,namum lebih mahal dan tidak mudah dioperasikan
dibanding UTP. Standart yang baru mampu melindungi 150 Ohm. Tabel 3.4.
mempelihatkan perbandingan atenuasi dan crosstalk dari UTP dan STP
dari berbagai frekuensi.
Tabel 3.4. Perbandingan antar STP dan UTP
Atenuasi (dB per 100 m) Crosstalk (dB)
Frekuensi Kategori Kategori 5 150 – Ohm Kategori Kategori 150 – Ohm
(MHz) 3 UTP STP 3 5 STP
UTP UTP UTP
1 2,6 2,0 1,1 41 62 58
4 5,6 4,1 2,2 32 53 58
16 13,1 8,2 4,4 23 44 50,4
25 - 10,4 6,2 - 41 47,5
100 - 22,0 12,3 - 32 38,5
300 - - 21,4 - - 31,3

3.2.2 Kabel Koaksial


Seperti halnya dengan Twisted pair terdiri dari dua konduktor, namun
disusun berlainan untuk mengatur pengoperasianna meluli jangkauan frekuensi
yang lebih luas. Gambar potongan kabelnya dapat dilihat pada gambar 3.2.
Sebuah koaksial tunggal memiliki diameter mulai dari 1 sampai 2,5 cm. Kabel ni
lebih tahan terhadap interfrensi dan crosstalk dibandingkan twisted pair, karena
pelindung dari koaksial lebih baik. Kabel Koaksial juga dapat dipergunakan untuk
jarak yang lebih jauh dan mampu mendukung beberapa station dalam sebuah
jalur dipakai banyak user.

24
Kabel koaksial merupakan media yang paling bermanfaat untuk segala
macam keperluan serta dapat dipergunakan ntuk berbagai jenis aplikasi. Dimana
aplikasi tersebut sbagai berikut :
 Distribusi siaran televisi
 Transmisi telepon jarak jauh
 Penghubung sistem komputer pendek
 Local Area Network (LAN)

Gambar 3.2 Kabel Koaksial


Karakteristik Transmisi Kabel Koaksial
 Dapat dignakan untuk menstransmisikan sinyal analog maupun
digital
 Memiliki karakteristik frekuensi yang jauh lebih baik dibanding
Twisted pair
 Mampu digunakan digunakan dengan efektif pada data rate dan
frekuensi yang lebih tinggi
 Tahan terhadap interfrensi dan crosstalk dibanding Twisted pair
 Gangguan yang biasa terjadi biasanya berupa atenusi , dearau
suhu dan derau intermodulasi.
 Untuk pensinyalan analog jarak jauh diperlukan amplifier setiap
beberapa kilometer
 Untuk pensinyalan analog diperlukan jarak yang lebih dekat lagi
bila menggunakan frekuensi tinggi ( berkisar kira-kira sampai 500
MHz)
 Untuk pensinyalan digital diperlukan repeater setiap beberapa
kilometer dan seterusnya, dengan jarak yang lebih dekat untuk
data rate yang lebih tinggi.

25
3.2.3 Kabel Serat Optik
Serat optik sangat tipis sekali, namun memliki kemampuan tinggi
memandu sebuah sinar optik. Serat optik tebuat dari berbagai jenis kaca dan
plastik.Bagian-bagian kabel ini dapat dilihat pada gambar 3.2 dan materi serat
optik dijelaskan pada mata kuliah saluran transmisi.
Salah satu terobosan terbesar dalam transmisi data adalah
pengembangan sistem komunikasi serat optik praktis. Penggunaan serat optik
sebagai media transmisi dianggap paling andal dalam telekomunikasi jarak jauh
dan mulai dimanfaatkan dalam bidang militer. Saat ini serat optik juga sudah
banyak digunakan pada jaringan LAN, berikut ini karakteristik-karakteristik yang
membedakan serat optik dari twisted pair ataupun kabel koaksial :
 Kapasitas yang lebih besar : mampu mengirim data dengan data rate
sebesar ratusan Gbps sepanjang pulihan kilometer.
 Ukuran yang lebih kecil dan bobot lebih ringan
 Atenuasi yang lebih rendah : tahan terhadap gangguan
 Isolasi Elektromagnetik : tidak dipengaruhi oleh medan elektromagnetik
eksternal, jadi tidak mudah diserang interfrensi. Serat optik sulit untuk
disadap
 Jarak repeater yang lebih jauh

Gambar 3.3 Kabel Serat Optik


Lima kategori dasar aplikasi yang menjadi sangat penting untuk serat optik :
 Long-haul trunk
 Metropolitan trunk
 Rural exchange trunk
 Subrcriber loop
 Local Area Network

26
3.3 Media transmisi wireless
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa media ini proses transmisinya
dan penangkapan sinyal informasi diperoleh melalui sebuah alat yang disebut
antena. Pada dasarnya terdapat dua jenis konfigurasi untuk transmisi wireless,
yaitu searah dan segala arah. Untuk searah, anatena pentransmisi
mengeluarkan sinyal elektromagnetik yang terpusat, antara antena
pentansmisian dan anatena penerima harus disejajarkan dengan hati-hati.
Umumnya , semakin tinggi frekuensi snyal, semakin mungkin menfokuskannya
ke dalam sinar searah. Sedangkan konfigurasi segala arah, sinyal yang
ditransmisikan menyeba luas ke segala penjuru dan diterima oleh banyak
antena. Tiga jangkauan frekuensi umum yang biasa dipakai pada transmisi
wireless, yaitu :

 Gelombang Mikro frekuensi dengan jangkauan sebesar 2 GHz sampai 40


GHz. Pada frekuensi ini menungkinkan dihasilkan sinar searah yang
sangat tinggi.
 Gelombang mikro yang juga dipergunakan untuk komunikasi satelit,
frekuensi jangkauannya sebesar 30 MHz – 1 GHz sesuai m untuk alokasi
segala arah, biasa juga disebut jangkauan siaran radio.
 Gelombang mikro untuk lokal aplikasi adalah bagian inframerah dari
spketrum, melipui jangkauan frekeunsi 3.1011 sampai 2.1014 Hz.
Jangkauan ini berguna untuk aplikasi multititik dan titik-ke-titik lokal di
dalam daerah yang terbatas, misalnya ruangan tunggal.

Terdapat sejumlah aplikasi data bisnis untuk media wireless, contohnya


VSAT (Very Small Aperture Terminal). Provider satelit membagi kapasitas total
menjadi beberapa kanal dan menyewa kanal tersebut keapada user bisnis
individu. Satu user dilengkapi dengan antea pada sejumlahsitus yang dapat
menggunakan kanal satelit untuk jaringan swasta. VSAT adalah sebuah hasil
pengembagan baru yang menyediakan alternatif biaya murah. Gambar 3.3.
menampilkan konfigurasi VSAT.

27
Gambar 3.3 Konfigurasi VSAT

3.4 Kapasitas Saluran


Pada dasarnya proses pengiriman informasi terdapat berbagai jenis
gangguan yang dapat merusak sebuah sinal. Untuk data digital,pertanyaan yang
akan muncul adalah apa tingkat gangguan-gangguan ini mampu membatasi
data rate yang dapat dicapai. Berapakah kapasitas maksimum data yang bisa
dilewatkan pada suatu saluran , inilah disebut kapasitas saluran (Channel
Capasitas).
Ada empat konsep yang saling menghubungan menyangkut kapasitas saluran :
 Data rate : Merupakan rate, dalam bit per detik (bps), pada data yang
mana dikomunikasikan
 Bandwidth : Merupakan lebar band dari sinyal yang ditransmisikan,
dinyatakan dalam siklus per detik atau Hertz.
 Derau : Merupakan level rata-rata derau jalur komunikasi
 Error rate: Merupakan rate dimana kesalahan terjadi.
Bila sinyal-sinyal yang ditransmisikan berupa biner (level dua voltase),
maka data rate yang bisa didukung adalah 2 kali Bandwidth. Seprti pada contoh,
misalnya suatu suara melalui suatu modem menstransmisikan data digital,

28
apabila dianggap bandwidth sebesar 3100 Hz, maka kapasitas saluran (diberi
simbol C) sebesar 6200 Bps. Sebagaiman yang kita sudah bahas di bab 2,
sinal-sinyal yang memiliki dua level atau lebih dapat dipergunakan; yakni
masing-masing elemen sinyal dapat menampilkan lebih dari satu bit. Sebagai
contoh, bila empat level voltase dipergunakan sebagai sinyal, maka masing-
masing sinyal tersebut akan dapat menampilkan dua bit. Menurut Nyquist
kapasitas saluran C :
C = 2 BW log2 M (3.1)
Dimana :
C = kapasitas saluran
BW = Bandwidth
M = jumlah level sinyal
Apabila contoh kasus diatas dengan memakai level sinyal M=8, berarti kapasitas
saluran yang harus dipenuhi adalah 18.600 bps.
Sekarang apabila dikaitkan dengan data rate, derau dan error rate maka
menurut Claude Shannon menyatakan bahwa kapasitas saluran maksimum
diperoleh melalui persamaan :
C = BW log2 (1 + S/N) (3.2)
Dimana :
C = kapasitas saluran (bps)
BW = Bandwidth (Hz)
S/N = Ratio Sinyal to Noise
Sinyal-to-Noise ratio sangatlah penting dalam transmisi digital data karena
menyusun batas atas terhadap data rate yang mampu dicapai.
Contoh :
Anggap suatu spektrum sebuah saluran berkisar antara 3 dan 4 MHz serta S/N
sebesar 24 dB, maka :
B = (4 – 3) Mhz = 1 Mhz
S/N = 24 dB = 10 log10 S/N = 10 log10 S/N
S/N = 251
Sekarang berapakah kapasitas saluran maksimumnya ?
C = 106 x log2 (1 + 251)
= 8 Mbps

29
Menurut Nyquist, hitunglah berapa banyak level sinyal yang diperlukan ?
C = 2 x BW x log2 M
8x106 = 2 x 106 x log2 M
4 = log2 M
M = 16
Demikian contoh ini dapat menambah wawasan untuk melihat kapasitas
saluran hubungannya adanya noise yang selalu ada disetiap proses pengiriman
informasi atau data.
Shannon membuktikan bahwa jika information rate yang sebenarnya pada
suatu kanal lebih kecil daripada kapasitas bebas kesalahan, secara teori
dimungkinkan untuk menggunakan kode sinyal yang sesuai untuk memperoleh
transmisi bebas kesalahan yang melalui kanal.
Kecepatan dapa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kekuatan sinyal
ataupun bandwidth (BW). Tetapi dengan sinyal yang meningkat maka timbul
ketidak linieran dalam sistem sehingga meningkatkan intermodulation noise.
Disamping itu dengan semakin lebarnya bandwidth maka noise akan semakin
mudah untuk masuk sistem, jadi peningkatan BW akan menurunkan S/N.

PENUTUP
1. Apa saja yang mempengaruhi informasi selama ditransmisikan, sebutkan !
2. Pada band frekuensi berapakah siaran radio dan televisi di pancarkan !
3. Apakah perbedaan media transmisi on-wire dan wireless, berikan
contohnya masing-masing.
4. Sebutkan 3 karakteristik kabel Twisted-pair, koaksial dan serat optik.
5. Sebutkan jaringan komunikasi data yang menggunakan media transmisi
wireless ?
6. Anggap suatu spektrum sebuah saluran berkisar antara 5 dan 8 MHz
serta
S/N sebesar 30 dB, hitunglah kapasitas saluran transmisinya.
Kunci Jawaban :
1. Karakteristik media dan karakteristik sinyal
2. Perhatikanlah gambar 3.1, yaitu pada band frekuensi 10 4 – 109 Hz

30
3. On-wire : media transmisi yang tampak secara fisik sepanjang jalur
dimana sinyal disebarkan atau biasa disebut juga media kabel, contohnya
Kabel Koaksial, kabel twisted-pair dan serat optik.
Wireless : media transmisi yang menyalurkan informasi dengan
memanfaatkan udara bebas sebagai media pengiriman. Contohnya
siaran radio, televisi atau telepon selular
4. Karakteristik twisted-pair :
 Untuk sinyal analog diperlukan kira-kira 5 sampai 6 km
 Untuk transmisi digital diperlukan sebuah repeater kira-kira setiap 2
atau 3 km
 Untuk pensinyalan digital jarak jauh bisa mencapai beberapa Mbps,
sedangkan untuk jarak yang relatif pendek data rate bisa
mencapai 100 Mbps.
Karakteristik Koaksial :
 Untuk pensinyalan analog jarak jauh diperlukan amplifier setiap
beberapa kilometer
 Untuk pensinyalan analog diperlukan jarak yang lebih dekat lagi
bila menggunakan frekuensi tinggi ( berkisar kira-kira sampai 500
MHz)
 Mampu digunakan digunakan dengan efektif pada data rate dan
frekuensi yang lebih tinggi
Karakteristik Serat ooptik :
 Kapasitas yang lebih besar : mampu mengirim data dengan
data rate sebesar ratusan Gbps sepanjang pulihan kilometer.
 Ukuran yang lebih kecil dan bobot lebih ringan
 Atenuasi yang lebih rendah : tahan terhadap gangguan
 Isolasi Elektromagnetik : tidak dipengaruhi oleh medan
elektromagnetik eksternal, jadi tidak mudah diserang interfrensi.
Serat optik sulit untuk disadap
5. VSAT (Very Small Aperture Terminal)
6. Salah satu dari mahasiswa kerjakan di papan tulis.

31

Anda mungkin juga menyukai