Adoc - Pub Modifikasi Disain Incinerator Multifungsi Tipe Kon
Adoc - Pub Modifikasi Disain Incinerator Multifungsi Tipe Kon
KONTINYU
Incinerator adalah alat untuk membakar sampah dengan kontrol suhu tinggi
untuk memastikan bahwa proses pembakaran dilakukan sampai habis. Rancangan
incinerator tipe batch yang dirancang oleh Pradipta (2011) memiliki beberapa
kekurangan, seperti sistem pindah panas, pemasukkan dan pengeluaran, sistem
supply udara dan pemanfaatan energi panas. Jadi, rancangan incinerator dimodifikasi
untuk meningkatkan kinerjanya. Parameter kinerja yang diukur adalah suhu
pembakaran, laju pembakaran, kualitas asap buang, safety factor, dan pemanfaatan
energi panas. Incinerator modifikasi memiliki delapan bagian (ruang bakar, cerobong
asap, lubang udara, hopper, sekat pembatas, ruang abu, ruang pengendap zat padat,
dan pipa pemanas air). Uji kinerja menunjukkan bahwa suhu pembakaran tertinggi
adalah 689.6⁰C, dengan laju pembakaran 5.78 kg/jam. Incinerator aman untuk
dioperasikan dan asap buangnya memiliki kualitas yang baik. Pemanfaatan energi
panas dapat meningkatkan suhu pemanasan air sampai 32⁰C. Posisi lubang udara
yang tidak tepat, menyebabkan suhu pembakaran tidak optimal. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk merancang posisi lubang udara.
ABSTRACT
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Pembimbing I
..
' ,.,
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr.Ir.Desrial, M.Eng
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian
ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2013. Judul skripsi yang ditulis adalah
“Modifikasi Disain Incinerator Multifungsi Tipe Kontinyu”.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini juga, penulis juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan, dan bimbingan kepada :
1. Ir.Sri Endah Agustina, M.S selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
arahan yang telah diberkan kepada penulis.
2. Bapak Dr.Muhamad Yulianto,ST.MT dan Ir.Mad Yamin,MT. selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran, kritik, serta arahan kepada penulis
dalam melakukan penulisan skripsi.
3. Ayah,Ibu, dan adik tercinta atas segala doa, motivasi, dan kasih sayangnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Harto (Teknisi Lab.EEP), Mas Firman dan Mas Darma (Staff
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem) yang telah banyak memeberikan
bantuan dan saran kepada penulis selama penelitian.
5. Teman-teman Mayor Teknik Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem angkatan 2009 (TEP 46) yang telah membantu dan memberikan
saran kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi.
6. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Katholik IPB (KEMAKI) angkatan 46
yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis selama
penelitian dan penulisan skripsi.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 4
Sampah 4
Alat Pembakar Sampah (Incinerator) 4
Incinerator Tipe Batch Rancangan Pradipta 2011 8
Pembakaran Biomassa 10
Sistem Pindah Panas 13
Safety Factor Incinerator 14
METODE PENELITIAN 19
Peralatan dan Bahan 19
Waktu dan Lokasi Penelitian 20
Prosedur Penelitian 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 30
Hasil Perancangan 30
Hasil Uji Kinerja Alat 38
KESIMPULAN DAN SARAN 56
Kesimpulan 56
Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
RIWAYAT HIDUP 62
DAFTAR TABEL
1. Komposisi sampah rata-rata di DKI Jakarta 4
2. Rekomendasi kunci untuk parameter desain atau operasi
incinerator skala kecil menengah 15
3. Operasi dan perawatan incinerator skala kecil 16
4. Jadwal pemeliharaan incinerator 19
5. Rancangan fungsional alat pembakar sampah 22
6. Perbandingan rancangan hasil modifikasi dengan rancangan awal 23
7. Titik pengambilan data 28
8. Perbandingan rancangan hasil modifikasi dengan rancangan awal 31
9. Perbandingan kinerja incinerator awal dengan incinerator modifikasi 39
10. Komposisi,jumlah,jenis, dan kadar air sampah yang digunakan
dalam pengujian 42
11. Nilai tertinggi sebaran suhu ruang pembakaran dan dinding
ruang pembakaaran 44
12. Data hasil pengujian incinerator 45
13. Suhu dan kualitas asap 47
14. Nilai tertinggi dari suhu sekat pipa, suhu air masuk, suhu air hasil
Pemanasan, dan energi pemanasan air 49
15. Nilai suhu tertinggi di ruang pengendap zat padat dan jumlah arang
Yang dihasilkan 50
16. Nilai rendemen arang yang dihasilkan 52
17. Persentase sisa abu yang dihasilkan 53
18. Suhu lingkungan incinerator dengan jarak dari incinerator 50 cm 54
DAFTAR GAMBAR
1. Incinerator tipe batch dan tipe continue 5
2. Disain incinerator tipe batch rancangan Budiman 6
3. Disain incinerator tipe batch tampak muka dan tampak samping
rancangan Budiman 7
4. Disain incinerator tipe batch tampak atas rancangan Budiman 7
5. Disain incinerator tipe batch rancangan Pradipta 8
6. Disain incinerator tipe batch rancangan Pradipta 9
7. Disain incinerator tipe batch tampak atas, tampak samping, tampak
muka rancangan Pradipta 9
8. Bagan alir prosedur penelitian 21
9. Titik pengukuran 29
10. Rancangan incinerator awal dan modifikasi 30
11. Ruang pembakaran incinerator awal dan modifikasi 32
12. Ruang pengumpan sampah (hopper) incinerator 33
13. Sekat pemisah ruang pengumpan sampah (hopper) incinerator 33
14. Ruang abu incinerator 34
15. Tempat penampungan abu incinerator 34
16. Ruang pengendap zat padat incinerator awal dan modifikasi 35
17. Cerobong asap incinerator awal dan modifikasi 36
18. Pipa pemanas air incinerator awal dan modifikasi 37
19. Sekat dinding dalam incinerator modifikasi 37
20. Lubang udara incinerator awal dan modifikasi 38
21. Perbandingan berat sampah yang digunakan dalam pengujian 43
22. Grafik laju pembakaran sampah 46
23. Asap hasil pembakaran 48
24. Grafik perubahan suhu air maksimum hasil pemanasan 49
25. Grafik energi pemanasan air 50
26. Hasil pengarangan batok kelapa 51
27. Grafik jumlah arang batok kelapa yang dihasilkan 51
28. Grafik hasil rendemen arang 52
29. Grafik sisa abu hasil pembakaran 53
30. Grafik suhu luar incinerator dengan jarak 50 cm 54
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar rancang bangun incinerator 59
62
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Erlanda Augupta Pane lahir di Jakarta 29 Januari 1992, putra
pertama dari dua bersaudara dari bapak yang bernama H.K.S.Pane dan ibu bernama
Agnes Adi Ati. Penulis berasal dari SMA Negeri 98 Jakarta, dan masuk ke
universitas IPB lewat jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis pernah
mengikuti lomba olimpiade sains kimia tingkat SMA tahun 2008 sampai tingkat
walikota. Penulis juga aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian
(HIMATETA), aktif sebagai anggota Keluarga Mahasiswa Katholik IPB
(KEMAKI), dan menjadi asisten dosen bidang agama.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah merupakan semua jenis bahan buangan baik yang berasal dari
manusia atau binatang yang biasanya berbentuk padat, umumnya bahan-bahan
tersebut dibuang karena dirasakan oleh pemiliknya sebagai barang yang tidak
berharga, tidak bernilai, dan tidak diinginkan (Soma, 2010). Permasalahan sampah
merupakan hal yang krusial, karena sampah dapat dikatakan sebagai masalah
kultural yang dampaknya terkena pada berbagai sisi-sisi kehidupan, terutama di
daerah perkotaan. Pada daerah perkotaan, sumber sampah terbanyak dari daerah
rumah tangga dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur
mayur, buah atau ikan jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa
sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
perkantoran merupakan sampah yang dihasilkan dari hasil kegiatan kantor yang
umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 65 % terdiri dari sampah
anorganik, dan 35 % merupakan sampah organik. Berdasarkan hasil survey
sampah perkantoran di daerah Jakarta (2000) menunjukkan bahwa untuk sampah
perkantoran rata-rata volume sampah 0.5-0.75 liter/kapita/hari, berat sampah 0.1
kg/kapita/hari, kerapatan 100-200 kg/m3, kadar air 35-55%, terdiri atas sampah
anorganik 75-95%, kertas bungkus makanan 6%, kayu 3%, plastik 2%, gelas 1%,
dan lain-lain 4% (Sudrajat, 2002), dan memiliki kandungan karbon 40-60%,
hidrogen sebesar 4-8 %, oksigen sebesar 30-50%, dan nitrogen sebesar 0.2-1.0%.
Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara disesuaikan dengan
jenis sampah yang ada. Untuk sampah organik dapat dimanfaatkan untuk kompos,
biogas, dan pupuk cair. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, kaleng dan
kaca dapat di daur ulang untuk keperluan lain, akan tetapi apabila tidak dapat di
daur ulang maka perlu dibakar. Selain dari wilayah pemukiman dan perkantoran,
sampah juga dihasilkan oleh sektor medis, yang mana sampah dari medis ini harus
dimusnakan akibat sampah medis mengandung bakteri atau virus, serta sampah-
sampah kemasannya yang bersifat toxic (beracun).
Penanganan sampah adalah sebuah upaya komprehensif menangani sampah-
sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Model penanganan
sampah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu urugan dan tumpukan. Model
urugan merupakan model dengan membuang sampah di lembah atau cekungan
tanpa memberikan perlakuan. Model tumpukan merupakan model pengolahan
sampah dengan prinsip teknologi aerobik, yaitu teknologi pengolahan sampah
dengan penambahan sistem pembuangan air, pengolahan air buangan, dan
pembakaran ekses gas metan (Sudrajat, 2002). Kedua model ini digunakan untuk
pengolahan sampah organik dan anorganik yang masih dapat di daur ulang.
Sedangkan, sampah yang berasal dari sektor medis dan sampah anorganik yang
tidak dapat di daur ulang, penanganannya harus dengan cara dimusnahkan, antara
lain dengan cara pembakaran. Proses pembakaran sampah oleh masyarakat
umumnya masih dilakukan di ruang terbuka. Proses pembakaran di ruang terbuka
secara langsung ini dapat menimbulkan efek negatif pada lingkungan sekitarnya
seperti asap dan bau yang dapat mengotori lingkungan udara dan menggangu
2
pernapasan manusia. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tepat untuk
tetap menjaga keseimbangan lingkungan dari masalah tersebut.
Salah satu solusi penanganan sampah dengan sistem pembakaran yang
aman adalah dengan menggunakan incinerator. Incinerator merupakan alat
penanganan sampah dengan menggunakan proses pembakaran yang dikendalikan
melalui pembakaran suhu tinggi. Pada dasarnya, incinerator mengubah bahan-
bahan sampah padat menjadi panas, emisi gas, dan residu berupa abu (Soma,
2010). Penggunaan alat pembakar sampah (incinerator) ini selain dapat
mengurangi dampak negatif proses pembakaran (asap, bau, radiasi panas), juga
akan membuka kemungkinan upaya pemanfaatan energi panas hasil pembakaran
sampah tersebut. Suhu yang dihasilkan pada proses pembakaran dalam incinerator
dapat mencapai 815-1095⁰C (Pichtel, 2005), berpotensi dimanfaatkan untuk
sterilisasi alat-alat kesehatan di rumah sakit, air hangat untuk mandi atau
kebutuhan lainya, serta proses pengeringan atau pemanasan bahan (Pradipta,
2011). Pembakaran sampah menggunakan incinerator, juga harus mengetahui
karakteristik sampah, pada dasarnya karakteristik sampah yang dibakar dengan
incinerator memiliki kadar air sebesar 35% sampai dengan 55%, dan memiliki
panas pembakaran (HHV) sebesar 2150 kkal/kg, serta LHV sebesar 380 kkal/kg ,
dan kadar abu mencapai 10 % sampai dengan 30 % (Anonim, 2002). Incinerator
dengan panas pembakaran yang dihasilkan tinggi menyebabkan proses
pembakaran sampah yang dilakukan akan berjalan optimal, dan dapat
menghasilkan energi panas yang maksimal untuk dimanfaatkan pada proses yang
lain. Hasil perancangan incinerator yang telah dilakukan oleh Pradipta (2011)
merupakan incinerator dengan sistem pindah panas yang belum optimum pada
pipa pemanas air, perancangan tutup untuk proses pemasukan dan proses
pembuangan abu dari ruang hasil pembakaran tidak merata, pemanfaatan energi di
ruang pengendap zat padat asap belum maksimal, dan penempatan lubang udara
hasil pembakaran yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi
agar menjadi lebih baik.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sampah
Sampah adalah sisa-sisa atau residu yang dihasilkan dari suatu kegiatan
atau aktivitas . kegiatan yang menghasilkan sampah adalah bisnis, rumah tangga
pertanian dan pertambangan (Murarka, 1987). Sampah yang dihasilkan pada
daerah perkotaan khususnya DKI Jakarta sangat banyak, sampah yang banyak
tersebut biasanya berasal dari sektor industri dan sektor rumah tangga. Berikut
data sampah yang terdapat di daerah perkotaan DKI Jakarta.
(i) (ii)
Gambar 2.1. Incinerator tipe batch (i) dan tipe continue (ii)
(sumber : www.ec.gc.ca)
6
Gambar 2.3 Disain incinerator tipe batch tampak muka dan tampak samping
(sumber : Budiman, 2001)
oleh karena itu dibuat tipe continue agar dalam pemberian bahan bakar berupa
sampah dilakukan secara terus menerus tanpa adanya sistem pergantian bahan
bakar, dengan menggunakan sistem pengumpan berupa ruang pengumpan
(hopper) yang bersekat untuk mengurangi efek pirolisis yang terjadi pada saat
proses pengumpanan sampah ke ruang bakar.
Alat pembakar sampah (incinerator) dalam pengoperasiannya pembakaran
yang berlangsung dapat menghasilkan temperatur sebesar 815⁰C hingga 1095⁰C
(Pichtel, 2005). Dalam merancang incinerator hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah jumlah udara yang diperlukan dalam pembakaran, sistem pembakaran
awal, jumlah sampah yang akan dibakar, serta bagaimana pengelolaan asap yang
dihasilkan oleh pembakaran agar tidak mencemari lingkungan.
pemanas air, perancangan tutup untuk proses pemasukan dan proses pembuangan
abu dari ruang hasil pembakaran tidak merata, pemanfaatan energi di ruang
pengendap zat padat asap yang belum maksimal, dan penempatan lubang udara
yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi untuk
meningkatkan kemampuan pemanfaatan energi panas yaitu dengan perubahan
jumlah atau ukuran serta penempatan lubang udara sehingga dapat meningkatkan
suhu pembakaran atau dengan merubah konstruksi pipa pemindah panas dan
meletakkanya lebih dekat dengan sumber api. Selain itu, dapat dilakukan
pengkajian lebih lanjut mengenai pemanfaatan energi panas dalam ruang
pengendap zat padat asap. Berikut gambar desain rancangan alat pembakar
sampah (incinerator) yang dirancang oleh Pradipta (2011)
Atas
4
Samping
3
5
Muka
1
2
Gambar 2.7 Disain incinerator tipe batch tampak atas, samping, dan muka
(sumber : Pradipta, 2011)
10
Gambar 2.7 menunjukkan disain incinerator yang dibuat oleh Pradipta (2011),
yang terbagi atas beberapa bagian yaitu
1) Dinding ruang pembakaran sebagai penutup bagian ruang pembakar, dan
mereduksi suhu pembakaran yang dihasilkan untuk dibuang keluar.
2) Lantai ruang pembakaran sebagai tempat abu hasil proses pembakaran
sampah yang telah dilakukan.
3) Cerobong asap sebagai tempat untuk membuang dan menyaring asap hasil
pembakaran.
4) Lubang udara pembakaran sebagai tempat memasukkan udara yang
dibtuhkan untuk proses pembakaran.
5) Pipa penukar panas sebagai tempat untuk memanaskan air.
Pembakaran Biomassa
Menurut Pichtel (2005) reaksi pembakaran biomassa secara umum adalah sebagai
berikut:
CaHbOcNd + (a+b/4-(c-d)/2 O2 aCO2 +b/2H2O + dNO...............................(1)
Menurut Perry dan Chilton (1973) kebutuhan oksigen untuk proses pembakaran
dipengaruhi oleh presentase kandungan karbon dan hidrogen dalam bahan bakar.
Volume O2 yang dibutuhkan untuk pembakaran 1 kg karbon adalah 1.96 m3
sedangkan O2 yang dibutuhkan untuk membakar 1 kg hidrogen adalah 5.85 m3
(Perry dan Chilton, 1973).
Dalam pembakaran, oksigen biasanya didapat dari udara bebas. Oksigen
yang terkandung di dalam udara adalah 21 % dari total udara bebas. Kebutuhan
udara minimum untuk proses pembakaran dapat dihitung melalui persamaan
berikut (Perry dan Chilton,1973):
Wmin = (100/21) x ((1.96 x C) + (5.85 x H)) ………………………………(2)
Wmin = Kebutuhan udara minimum (m3/kg bahan bakar)
C = Kandungan karbon dalam bahan bakar (%)
H` = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar (%)
Debit udara yang yang dibutuhkan untuk pembakaran dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah kebutuhan udara minimum dengan laju pembakaran.
Qud = Wmin X Bbt ............................................................................ (4)
Qud = Debit udara (m3/jam)
Wmin = Kebutuhan udara minimum (m3/kg bahan bakar)
Bbt = Laju pembakaran (kg/jam)
Menurut Abdullah et al. (1998) debit udara pada proses perancangan untuk
pembakaran perlu ditambahkan kelebihan udara sebesar 40% dari total debit udara
yang dibutuhkan secara teoritis.
Q = Qud (1+40%) .......................................................................(5)
Q = Debit udara perancangan (m3/detik)
Suhu yang terjadi umumnya pada incinerator berkisar antara 600⁰C hingga
800⁰C. Dengan suhu pembakaran seperti itu maka ruang pengendapan zat padat
akan berkisar antara 400⁰C hingga 500⁰C. Dengan suhu seperti itu dapat
digunakan untuk pengeringan sampah yang memiliki kadar air diatas 70% dan
disalurkan ke heat exchanger yang dapat digunakan untuk memanaskan fluida
yang mengalir. Beberapa incinerator menggunakan ruang tersebut untuk
membakar kembali zat padat yang masih tersisa.
Pindah panas adalah perpindahan energi dari suatu bidang ke bidang yang
lain dengan disertai perubahan temperatur pada dua bidang tersebut (McCabe et
al, 2005). Pindah panas dapat terjadi dengan 3 metode, yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi. Pindah panas pada pipa yang dipanaskan secara langsung akan
mengalami proses konduksi dan konveksi.
Konduksi dalam suatu bahan mengalir terdapat gradien suhu, maka kalor
akan mengalir tanpa disertai oleh sesuatu gerakan zat. Aliran kalor tersebut
disebut dengan konduksi. (McCabe et al, 2005).
Menurut Cengel (2003) secara umum besaran kalor dapat dalam konduksi dapat
dihitung melalui persamaan berikut:
q = kA dT/dr (joule) ……………………………………………….(10)
13
Besarnya nilai dT/dr dipengaruhi bentuk bidang tempat pindah panas terjadi.
Untuk silinder berlubang menurut Singh (1992) nilainya dapat dicari dengan
persamaan berikut:
dT/dr = 1/ (ln (ro/ri)) (Ti –To) ………………………….. (11)
Dari persamaan diatas maka besarnya kalor yang dipindahkan pada bidang
silinder berlubang atau pipa adalah:
q = ((2Πkl)/ ln (ro/ri)) (Ti-To) joule ………………………………….(12)
ri = Jari-jari dalam pipa (m)
ro = Jari-jari luar pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
k = konduktivitas panas (Watt/mK)
(Ti –To) = Perbedaan pipa luar dan pipa dalam (K)
Menurut Lienhard IV dan Lienhard V (2011) konveksi pada pipa dipengaruhi oleh
bilangan reynold yang dapat dicari dengan persamaan berikut:
Re = VD/v ……………………………………………(14)
Re = bilangan reynold
V = kecepatan aliran (m/detik)
D = diameter pipa pemanas air (m)
v = viskositas kinematik (m2/detik)
Menurut Lienhard IV dan Lienhard V (2011) konveksi pada pipa dengan jenis
aliran turbulen secara konveksi paksadipengaruhi NuD dan nilai St melalui
persamaan berikut :
Nud = 0.023 Re0.8Prn
St = 0.023 Re-0.2Pr-(2/3) ……………………………………………………………..(15)
14
Nilai koefisien pindah panas secara konveksi dapat dihitung melalui persamaan
berikut (Lienhard IV dan Lienhard V,2011) :
h = (kNud/D) …………………………………………………………..(16)
h = koefisien pindah panas secara konveksi (W/m2K)
k = koduktivitas panas fluida (W/mK)
D = Diameter Pipa (m)
Suhu rata-rata pindah panas yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan berikut
(Purwadaria et al. 1996):
Tf = (T∞ + ((Ti+To)/2)) / 2 ………………………………………….. (17)
Tf = suhu rata-rata (K)
T∞ = suhu pemanasan bahan (K)
Ti = Suhu fluida saat masuk (K)
To = suhu fluida saat keluar (K)
Menurut Purwadaria et al. (1996) panjang pipa dalam suatu sistem pindah panas
secara konveksi dapat didekati melalaui persamaan berikut:
Ln ((Ti- T∞)/(To- T∞)) = St (4L/D) ………………………………………….(18)
St = Bilangan Stanton
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
T∞ = Suhu pemanasan bahan (K)
Ti = Suhu fluida masuk (K)
To = Suhu fluida keluar (K)
Desain
Desain dan pengoperasian incinerator yang tepat harus mencapai suhu
yang diinginkan, waktu, dan kondisi lain yang optimal yang diperlukan untuk
menghancurkan patogen, mengurangi emisi, menghindari pembentukan klinker
dan meniadakan abu di ruang bakar, menghindari kerusakan refraktori, dan
meminimalkan konsumsi bahan bakar. Praktek pembakaran yang baik (GCP) juga
harus diikuti dengan mengendalikan dioksin dan furan emisi (Brna dan Kilgroe,
(1989) dalam Taylor (2003)). Selain itu, seperti yang disebutkan sebelumnya,
beberapa unit skala kecil incinerator memanfaatkan peralatan pengendalian polusi
udara. Berikut tabel rekomendasi dalam pembuatan desain atau operasi
incinerator.
15
Tabel 2.2. Rekomendasi kunci untuk parameter desain atau operasi incinerator
skala kecil-menengah.
Konstruksi
Perencanaan yang memadai, penggambaran, dan pengendalian kualitas
sangat diperlukan untuk merancang incinerator. Dimensi gambar, toleransi
perancangan, daftar bahan sangat diperlukan pula. Incinerator yang terdapat pada
negara Kenya (Taylor, 2003) menunjukkan kurangnya pengendalian kualitas yang
memadai dalam tahap konstruksi, sehingga fasilitas tidak benar-benar dirancang
dengan baik.
Operasi
Operasi umum
Operasi yang tepat sangat penting untuk mencapai parameter desain yang
diinginkan. Secara umum, produsen atau desainer peralatan harus menyediakan
prosedur manual yang membahas praktik operasi termasuk prosedur startup,
prosedur shutdown, operasi dalam kondisi normal, troubleshooting, prosedur
perawatan, rekomendasi,suku cadang, dan lain-lain. Beberapa masalah operasi
umum tercantum dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Operasi dan perawatan incinerator skala kecil
Faktor Contoh
Seleksi limbah Pembatasan limbah
Penanganan limbah Volume, kadar air
Operasi incinerator, pengamatan, dan Bahan bakar, suhu, pengisian ulang
pengendalian
Sistem kontrol polusi udara Saringan
Perawatan Tiap jam, minggu, bulanan
Keamanan Peralatan keamanan
Sumber : EPA (1990), UNDP (2003), dan De Montfort dalam Taylor (2003)
o Sensor pembaca suhu harus tersedia dengan biaya murah dan sangat
disarankan bahwa unit gauge digabung, dan sampah yang dibakar harus
dalam kisaran suhu yang benar.
d. Operasi manual membutuhkan operator yang hadir selalu saat
pembakaran sampah berlangsung. Pengeringan bahan bakar setiap 5 - 10
menit.
e. Api tidak boleh padam selama pembakaran.
f. Pintu pemasukkan harus diperiksa secara teratur.
Pemasukan sampah
Jumlah limbah yang dibakar harus 2/3 dari volume total sebelum
menambahkan limbah yang lainnya
a. Operator perawatan harus memiliki pengalaman yang cukup untuk
menangani jenis kendala yang berbeda
o Bahan yang sangat basah harus dipisahkan dengan bahan kering.
o Bahan bakar panas tinggi (plastik, kertas, kartu dan tekstil kering)
membantu untuk mempertahankan suhu pembakaran.
o Limbah pencampuran yang diinginkan. Pencampuran bisa dilakukan
dengan memisahkan jenis sampah dengan kombinasi atau urutan yang
tepat.
o Operator seharusnya tidak memilah campuran limbah sebelum
pembakaran karena berbahaya.
o Karena kurangnya kontrol emisi, limbah yang mengandung klor,
belerang, nitrogen dan logam beracun harus dihindari.
b. Tindakan darurat diperlukan untuk menahan sampah dalam posisi
cukup lama untuk membakar dan untuk mencegah kegagalan proses.
c. Ketika pintu loading ditutup atau dibuka dengan cepat, pembakaran gas
mungkin melalui lubang udara.
d. Operator harus membuka pintu sambil berdiri di depan incinerator
(untuk melindungi angin dari bawah), tunggu beberapa detik untuk
setiap angin dari bawah mereda, dan beban dari samping.
Pengamatan
Pembakaran dan pengamatan emisi digunakan secara rutin untuk beberapa
tujuan, termasuk menentukan apakah incinerator tersebut benar
dioperasikan. Selain itu, pengamatan digunakan untuk memastikan
kepatuhan dengan peraturan penggunaan incinerator. Pemantauan dapat
diklasifikasikan ke dalam kategori berikut:
a. Pengamatan Sensory, misalnya, penilaian visual emisi tumpukan atau
penilaian bau.
b. Tes Stack, misalnya, pengukuran emisi untuk periode waktu singkat.
Pengujian stack dimulai pada tahun 1970-an, dan masih banyak
digunakan untuk tes khusus (dioxin, logam, dan lain-lain) Tes ini mahal,
dan menyediakan data emisi hanya untuk periode waktu yang singkat
dan mungkin tidak representatif.
c. Pemantauan emisi secara continue (continuous emission monitoring
(CEM)), misalnya, dalam pemantauan partikel-partikel debu, SO2, CO,
O2, NOx, HCl dan baru-baru Hg dilakukan secara teratur. CEM
diperlukan untuk incinerator yang lebih besar. CEM dari temperatur dan
parameter lainnya (misalnya, penurunan tekanan) juga digunakan (dan
sering diperlukan). Data CEM telah digunakan sebagai pengganti data
pengamatan emisi dan untuk menunjukkan kesesuaian kondisi
pembakaran, meskipun ada masalah, misalnya, korelasi CO menjadi
produk pembakaran tidak sempurna menjadi rendah.
Dari semua pengamatan yang ada, yang dilakukan hanya pengamatan
sensory.
Keamanan
Pertimbangan keamanan terdiri dari pencegahan infeksi, peralatan
keselamatan (untuk mencegah cedera operator), dan keselamatan kebakaran.
Beberapa rekomendasi khusus meliputi:
a. Pelindung mata dan masker wajah harus dipakai saat membuka pintu
loading atau pada saat pemeriksaan unit untuk melindungi terhadap
pecahan kaca
b. Sarung tangan dan celemek harus dipakai saat penanganan sampah.
c. Periode pendinginan yang memadai (3 sampai 5 jam) diperlukan
sebelum pembuangan abu.
d. Pembuangan abu yang tepat diperlukan.
Perawatan
Terlepas dari seberapa baik peralatan dirancang, kerusakan selama penggunaan
dalam waktu normal dan mimimnya pemeliharaan akan menyebabkan kerusakan
komponen, penurunan hasil pada kualitas pembakaran, peningkatan emisi, dan
potensi risiko terhadap operator dan publik. Operasi dan pemeliharaan juga
mempengaruhi kehandalan, efektivitas dan umur peralatan tersebut. Pada
dasarnya semua komponen incinerator skala kecil rentan terhadap kegagalan dan
membutuhkan perawatan. Tipikal pemeliharaan per jam untuk incinerator skala
kecil ditunjukkan pada Tabel 2.4 (EPA 1990).
19
METODE PENELITIAN
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk membuat alat adalah peralatan
perbengkelan yang menunjang modifikasi alat. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam uji unjuk kerja alat adalah termokopel batang tipe K untuk suhu
pembakaran, termokopel tipe CA, Recorder tipe Yokogawa 3056, timbangan,
digital moisture tester, anemometer merek Kinomax, termometer alkohol dan
peralatan pelengkap lainnya. Berikut alat yang digunakan adalah
Termokopel batang tipe K
Termokopel ini digunakan untuk mengukur suhu pada ruang bakar pada
bagian atas dan bawah. Nilai rentangan termokopel batang ini antara suhu
-200⁰C sampai dengan 1370⁰C.
Termokopel tipe CA
Termokopel ini digunakan untuk mengukur suhu pada bagian-bagian
incinerator. Nilai rentangan termokopel ini hingga suhu 900⁰C.
Recorder tipe Yokogawa 3056
Alat recorder ini digunakan untuk mencatat hasil suhu pembakaran yang
terdapat pada incinerator. Alat ini dapat membaca suhu tergantung dari
jenis termokopel yang digunakan.
20
Timbangan
Timbangan yang digunakan untuk mengukur berat sampah yang akan
digunakan dalam pengujian. Nilai rentangan timbangan tersebut antara 0
kg sampai dengan 5 kg.
Digital moisture tester
Digital moisture tester digunakan untuk mengukur kadar air sampah.
Diukur berdasarkan basis basah (% wet basis).
Anemometer
Anemometer yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
Termometer alkohol
Termometer alkohol yang digunakan untuk mengukur air yang
dipanaskan. Nilai rentangan termometer alkohol tersebut antara -10⁰C
sampai dengan 100⁰C.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam modifikasi desain alat adalah plat esier tebal 2
mm, plat esier tebal 5 mm, pipa dengan diameter 0.5 inch, dan besi kolom. Bahan
yang digunakan dalam pengujian alat adalah sampah padat berupa sampah
organik dan sampah anorganik. Dengan kadar air 12-16%. Sampah padat tersebut
diperoleh dari rumah tangga di kampung Babakan, Darmaga, Bogor.
Prosedur Penelitian
Mulai
Penelitian Pendahuluan
Penentuan parameter
perancangan
Tahap perancangan
dan pembuatan alat
Perhitungan dan perancangan fungsional dan
struktural sesuai rencana modifikasi
Ya
Selesai
Penelitian pendahuluan
Alat pembakar sampah yang akan dibuat harus mampu membakar sampah
secara sempurna. Karena pemasukan bahan bakar dirancang untuk dilakukan
secara terus menerus, maka ruang pembakaran harus memiliki sistem pemasukan
dan pengeluaran yang tepat, agar sisa-sisa sampah yang telah terbakar habis dapat
langsung dikeluarkan tanpa menggangu proses pemasukan sampah ke dalam
ruang pembakaran. Pendekatan rancangan yang akan dilakukan untuk modifikasi
alat incinerator ini dibagi menjadi dua pendekatan yaitu rancangan fungsional dan
rancangan struktural. Pembakaran yang sempurna membutuhkan jumlah oksigen
dan waktu pembakaran pertama yang tepat. Parameter yang perlu diketahui adalah
volume ruang pembakaran, jumlah udara yang dibutuhkan dalam pembakaran
yang akan dipengaruhi oleh jenis dari jumlah sampah yang akan di bakar.
Rancangan fungsional alat pembakar sampah (incenerator) yang akan
dirancang adalah alat pembakar sampah tipe continue. Pada prinsipnya model alat
pembakar sampah yang dirancang dapat dibagi menjadi 6 bagian yaitu, ruang
pembakaran,saringan sampah dan abu sampah, cerobong asap, lubang udara,
sistem penukar panas, ruang pengendapan zat padat dan selang air masuk serta
selang air keluar.
Modifikasi yang akan dilakukan lebih fokus ke bagian sistem pindah panas
yang dihasilkan pada pipa pemanas air, perancangan tutup untuk proses
pemasukan dan proses pembuangan abu dari ruang pembakaran, pemanfaatan
energi di ruang pengendap zat padat asap, dan penempatan lubang udara. Berikut
tabel rancangan incinerator sebelumnya dan modifikasi yang akan dilakukan
berdasarkan kinerja.
a. Ruang pembakaran
Setiap harinya sampah yang dihasilkan setiap orang pada
perkantoran rata-rata sebesar 0.5 - 0.75 liter/kapita/hari. Dengan demikian
jika dalam perkantoran terdapat 200 pegawai maka setiap perkantoran
tersebut sudah menghasilkan 150 liter sampah padatan.
V = 0.15 m3
Dari hasil perhitungan volume sampah yang dihasilkan perkantoran tiap
hari, maka dirancang ruang bakar dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm.
ruang bakar yang dirancang mengunakan bahan plat essier dengan
ketebalan 2 mm,kemudian dibagian bawah nya menggunakan saringan
untuk memisahkan antara sampah dengan abu sampah.
c. Cerobong asap
Cerobong asap yang digunakan memiliki konstruksi berbeda dari
konstruksi cerobong sebelumnya, yang mana cerobong yang dibuat
memiliki konstruksi berupa persegi, dengan ukuran 150 mm x 150 mm
dan tinggi 1500 mm. Cerobong asap dipasang pada bagian bawah ruang
pengendap zat padat, ini bertujuan agar asap hasil pembakaran yang
terdapat di ruang bakar akan terlebih dahulu melewati batok kelapa, untuk
menyaring partikel-partikel terbang yang terikut dengan asap, sehingga
tidak secara langsung asap yang membawa partikel tersebut lepas ke
lingkungan luar, selain itu dengan konstruksi persegi akan menambah
banyaknya partikel yang tersaring jatuh ke bawah, ini disebabkan asap
yang membawa partikel tersebut mengalami benturan-benturan di sisi
cerobon asap tersebut sehingga asap yang keluar lebih bersih dan tidak
mencemari lingkungan udara luar.
d. Lubang udara
Lubang udara merupakan salah satu bagian terpenting dari alat
incinerator, lubang udara ini sangat membantu dalam hal pemberian udara
yang mengandung oksigen untuk membantu proses pembakaran yang
terjadi di ruang pembakaran. Perhitungan lubang udara ini dapat didekati
dengan menghitung kebutuhan udara untuk proses pembakaran dengan
jumlah C sebesar 15-30% dan H sebesar 2-5 % (Pichtel, 2005).
Wmin = 100/21 x [(1.96 x C) + (5.85 x H)]
Wmin = 100/21 x [(1.96 x 0.3) + (5.85 x 0.05)] = 4.1928 m3/kg
rata-rata, bilangan reynold, nilai stanton, dan panjang pipa. Berikut hasil
perhitungan rancang yang dilakukan
Suhu rata-rata pipa air dengan sekat pemisah
Suhu rata-rata (Tf) = [(T∞ + ((Ti + To)/2)) / 2]
= [(404 + ((300 + 360)/2)) / 2]
= 367 K
Bilangan Reynold
Melalui suhu rata-rata tersebut dapat diketahui nilai v = 3.19 x 10-7
m2/detik dan Pr = 1.91, sehingga bilangan Reynold dapat diketahui
Bilangan Reynold (Red) =(D x v∞) /v = ( 0.02 x 0.2652) /3.19 x10-7
= 1.64 x 104 > 104 aliran turbulen
Nilai Stanton
Bilangan Stanton (St) = 0.023 x Red-0.2 x Pr-2/3
= 0.023 x (1.64 x 104)-0.2 x (1.91)-2/3
= 0.00214
Panjang Pipa
Panjang pipa pemanas air (L) = ln ((Ti-T∞)/(To-T∞)) x (D / St x 4)
= ln((300-404)/(360-404)) x (0.02 /
0.00214x4)
= 3.0147 m 4 m
a. Suhu Pembakaran
Suhu pembakaran yang dihasilkan oleh incinerator terdapat pada
ruang bakar incinerator tersebut. Suhu pembakaran ini merupakan
parameter yang menunjukkan keberhasilan incinerator dalam
menjalankan proses pembakaran bahan bakar yaitu sampah dengan
waktu yang secepat mungkin. Pengukuran suhu pembakaran dilakukan
di ruang bakar pada dua daerah yaitu daerah bawah dan atas ruang
bakar.
b. Penyebaran Suhu
Hasil pengukuran penyebaran suhu yang terdapat pada alat
incinerator akan menjadi parameter pemerataan suhu pembakaran alat
incinerator tesebut. Pengukuran penyebaran suhu dilakukan di beberapa
tempat yaitu ruang bakar, ruang pengumpan (hopper), ruang abu, ruang
pengendapan zat padat, cerobong asap,dan ruang pipa pemanas air.
c. Laju pembakaran
Parameter laju pembakaran sampah yang dilakukan dapat dihitung
dengan mengetahui banyaknya komposisi sampah yang terbakar dan
waktu pembakaran yang dibutuhkan untuk membakar bahan bakar
tersebut. laju pembakaran dapat diketahui dengan persamaan berikut
g. Safety factor
Parameter safety factor merupakan salah satu hal yang penting
dalam alat incinerator. Safety factor ini menandakan tingkat keamanan
operator dalam menggunakan alat incinerator. Parameter yang akan
diukur adalah suhu yang terdapat pada jarak terdekat dari alat incinerator
tersebut, dengan diketahuinya suhu tersebut maka akan dapat menilai
apakah operator akan merasa aman atau tidak dalam menggunakan alat
incinerator tersebut.
Berikut tabel titik pengambilan data yang dilakukan dengan metoda pengambilan
data, yaitu
Tabel 3.3 Titik pengambilan data
8 9
2
6 5 4
11
50 cm
10 2
3
HASIL PERANCANGAN
(i) (ii)
Gambar 4.1 Rancangan incinerator awal (i), dan modifikasi (ii)
No. Sistem Kerja Nama Bagian Incinerator Awal (Pradipta,2011) Incinerator Modifikasi
Keterse Posisi Ukuran Ketersediaan Posisi Ukuran
diaan
1. Sistem Pintu masuk Ada Atas Ruang 70 x 70 x - - -
Pengumpanan Bakar 0.2 cm
(loading) Ruang - - - Ada Atas Ruang 38 x 38 x
Pengumpan Bakar 15 cm (2
(Hopper) buah)
2. Sistem Ruang Bakar Ada Bagian 70 x 70 x Ada Bagian 50 x 50 x
Pembakaran Utama 60 cm Utama 60 cm
3. Sistem Pintu Keluaran Ada Depan 30 x 15 x - - -
Pembuangan Ruang 0.1 cm
(unloading) Bakar
Ruang Abu Tidak - - Ada Bawah 50 x 50 x
Ada Ruang 7 cm
Bakar
Ruang Bakar
Hasil rancangan incinerator yang dilakukan memiliki kapasitas ruang
pembakaran lebih kecil dibandingkan dengan alat incinerator sebelumnya dimana
ukuran awalnya sebesar 70 x 70 x 60 cm. Ukuran ruang pembakaran yang dibuat
adalah 50 x 50 x 60 cm dengan kapasitas 0.150 m3. Ruang pembakaran yang kecil
ini dirancang agar proses pembakaran akan terlaksana dengan cepat. Dinding
ruang bakar terbuat dari plat essier dengan ketebalan 2 mm. Rancangan
incinerator awal dilengkapi dengan kasa pembakaran yang digunakan untuk
membantu proses pembakaran awal. Pada incinerator hasil modifikasi, tidak
digunakan kasa pembakaran karena pembakaran awal dilakukan melalui ruang
abu, dimana api pembakarannya akan masuk ke dalam ruang pembakaran lewat
saringan antara ruang abu dengan ruang bakar, sedangkan penambahan saringan
sampah, dimaksudkan agar pada saat proses pembakaran apabila sampah tersebut
berubah menjadi abu maka abu tersebut dapat jatuh ke ruang abu yang terletak di
bawah ruang bakar tanpa menggangu proses pembakaran yang sedang
berlangsung. Selain itu, saringan sampah ini juga digunakan untuk menahan
sampah yang belum terbakar secara sempurna agar tidak terjatuh ke dalam ruang
abu. Saringan sampah yang digunakan memiliki ketebalan dengan ukuran 1 mm.
(i) (ii)
Gambar 4.2. Ruang pembakaran incinerator awal (i) dan modifikasi (ii)
cm, ruang ini dibuat dengan jumlah ruang 2 buah yang mana ruang utama sebagai
tempat sampah loading, sedangkan ruang berikutnya sebagai tempat penyaluran
sampah, ruang penyaluran ini memiliki sudut (angle of repose) sebesar 45⁰,
dimana sudut ini merupakan sudut optimal sampah agar terjatuh ke dalam ruang
pembakaran.
Ruang Abu
Ruang abu merupakan tempat pembuangan hasil pembakaran pada
incinerator modifikasi. Pada rancangan incinerator sebelumnya, abu hasil
pembakaran diambil secara langsung (manual) dari ruang bakar proses
pembakaran. Hal ini kurang aman bagi operator oleh karena itu, perlu
penambahan ruang abu yang dapat membantu operator untuk membuang hasil abu
pembakaran. Di dalam ruang abu tersebut terdapat tempat abu yang dijadikan
sebagai tempat buang abu yang dapat dikeluarkan setiap saat apabila ruang abu
tersebut telah penuh dengan abu tanpa menunggu proses pembakaran berakhir
seperti pada rancangan sebelumnya. Ruang abu yang digunakan sebagai tempat
mengumpulnya abu hasil pembakaran yang terjadi di ruang pembakaran tersebut
dapat dijadikan sebagai tempat pembakaran awal incinerator dan sebagai
pengumpan sistem pembakaran selanjutnya. Ruang abu ini menggunakan plat
essier dengan ketebalan 5 mm. Hal ini dirancang karena suhu yang terjadi pada
proses pembakaran tergolong tinggi sebesar 300⁰C. Tempat abu berupa piringan
34
Ruang Abu
ruang pengendap zat padat yang dirancang 55 x 10 x 60 cm, ruang pengendap zat
padat ini juga memiliki pintu masukan yang terdapat di atas untuk memasukkan
batok kelapa. Pintu keluaran yang terletak di bawah akan mengeluarkan arang
batok kelapa hasil proses pengarangan yang terjadi di ruang pengendap zat padat
tersebut.
(i) (ii)
Gambar 4.7. Ruang pengendap zat padat incinerator awal (i) dan modifikasi (ii)
Cerobong Asap
Selain ruang pengendap zat padat, terdapat cerobong asap. Cerobong asap
ini berfungsi untuk membuang asap hasil pembakaran yang terjadi pada ruang
pembakaran. Asap yang dibuang melalui cerobong asap ini juga telah mengalami
penyaringan yang terjadi di dalam ruang pengendap zat padat dimana asap yang
membawa partikel-partikel zat terbang yang berbahaya akan tersaring partikelnya
oleh batok kelapa. Konstruksi cerobong asap yang dirancang mengalami proses
modifikasi pada ukuran dan bentuk nya, yaitu dari bentuk lingkaran diubah ke
bentuk persegi. Bentuk cerobong asap yang dirancang berupa persegi tersebut
memiliki ukuran 15 x 15 x 150 cm, maksud dari perubahan bentuk cerobong asap
ini agar asap yang telah melewati ruang pengendap zat padat yang masih
membawa partikel-partikel zat terbang dapat terpisah kembali dengan adanya
benturan-benturan partikel tersebut secara maksimal pada sisi cerobong asap
tersebut. Asap yang dihasilkan kemudian tidak membuat pencemaran lingkungan
udara di sekitar dan partikel-partikel yang terbentur dengan sisi cerobong asap
tersebut dapat jatuh kembali ke dalam ruang pengendap zat padat. Terdapat
modifikasi dari cerobong asap dimana posisi cerobong asap yang sebelumnya
terletak di atas. Pada posisi ini parikel-partikel zat terbang tidak sepenuhnya
tersaring pada batok kelapa yang ada di ruang pengendap zat padat tersebut. Oleh
karena itu, posisi cerobong asap dibuat mulai dari bawah ruang pengendap zat
padat menuju ke atas. Ini dimaksudkan agar asap yang membawa partikel-partikel
zat terbang melewati batok kelapa tersaring dahulu secara maksimal sebelum
dibuang melalui cerobong asap.
36
(i) (ii)
Gambar 4.8. Cerobong asap incinerator awal (i) dan modifikasi (ii)
(i) (ii)
Gambar 4.9. Pipa pemanas air incinerator awal (i) dan modifikasi (ii)
Lubang Udara
Pada bagian ruang bakar dan ruang abu terdapat juga lubang udara.
Lubang udara ini berfungsi untuk memasukkan udara yang mengandung oksigen
semaksimal mungkin untuk membantu proses pembakaran yang terjadi pada
ruang pembakaran. Lubang udara yang dibuat dimodifikasi dari sisi jumlah lubang
udara tersebut dimana pada sebelumnya jumlah lubang udara yang dibuat hanya
21 buah dan diubah jumlahnya menjadi 32 buah. Diameter dari lubang udara tidak
mengalami perubahan, dengan ukuran sebesar 2 cm. Perubahan jumlah lubang
udara ini karena jumlah masukan udara ke dalam incinerator kurang optimal,
sehingga dengan penambahan lubang udara dapat membuat masukkan udara ke
dalam incinerator lebih optimal. Selain itu, letak lubang udara menjadi bagian
yang terpenting dimana, dengan penempatan lubang udara yang tepat yang berarti
lubang udara tersebut dapat mengoptimalkan kebutuhan udara yang masuk ke
dalam ruang pembakaran untuk proses pembakaran. Penempatan lubang udara
pada incinerator hasil modifikasi terlihat pada gambar 4.11 yang mana lubang
udara tersebut terletak di sekitar daerah ruang bakar dan ruang abu, agar udara
yang ditangkap dapat optimal untuk membantu proses pembakaran yang
berlangsung di ruang bakar tersebut.
38
Lubang Udara
(i) (ii)
Gambar 4.11. Lubang udara incinerator awal (i) dan modifikasi (ii)
ini. Dengan proses benturan ini, zat terbang tersebut akan jatuh ke dalam ruang
pengendap zat padat.
Bagian loading sampah dan unloading hasil pembakaran sampah sudah
lebih baik, dimana pada proses loading sampah digunakan sistem hopper atau
pengumpan. Dengan sistem pengumpan tersebut sampah yang dimasukkan dapat
dilakukan secara terus menerus tanpa mengganggu proses pembakaran yang
terjadi di ruang pembakaran selain itu dengan adanya sekat yang terdapat pada
ruang hopper dapat mencegah terjadinya efek pirolisis pada ruang hopper
tersebut. Sedangkan pada proses unloading hasil pembakaran sampah, ruang abu
yang digunakan dipisahkan dengan saringan antara ruang bakar dengan ruang abu,
yang mana fungsi dari saringan ini agar dapat mampu memisahkan sampah yang
mengalami proses pembakaran dan abu hasil pembakaran. Abu hasil pembakaran
tersebut akan masuk ke dalam ruang abu, dimana di dalam ruang abu terdapat
tempat penampungan abu, yang sewaktu-waktu dapat ditarik keluar untuk
mengeluarkan abu tersebut, tanpa mengganggu proses pembakaran yang terjadi di
ruang bakar.
Proses pembakaran di ruang pembakaran dapat terjadi dengan bantuan udara
yang masuk ke dalam ruang pembakaran yang membawa oksigen.Suhu
pembakaran pada incinerator hasil modifikasi lebih rendah dibandingkan dengan
incinerator awal. Suhu pembakaran yang dihasilkan incinerator modifikasi
diantara 294.6⁰C sampai dengan 689.6⁰C. Suhu tersebut belum optimal ini
dikarenakan pemberian udara yang dari luar belum sepenuhnya masuk ini
diakibatkan kecepatan angin yang berada di lingkungan sekitar berubah-ubah,
dimana udara yang masuk memiliki kecepatan sebesar 1 m/detik sampai dengan 2
m/detik, dan penempatan lubang udara yang kurang tepat, meskipun jumlah
lubang udara pada incinerator modifiksasi lebih banyak yaitu 32 buah
dibandingkan dengan incinerator awal yaitu 21 buah. Ini dapat dibuktikan dengan
penyebaran lubang udara yang terdapat pada incinerator modifikasi hanya terletak
di bagian sisi depan ruang bakar, dan bagian bawah ruang bakar, sedangkan pada
incinerator awal penyebaran lubang udara sangat bervariasi yaitu terletak di
bagian sisi samping kanan, sisi samping kiri, sisi depan, dan sisi bawah ruang
bakar atau dapat dikatakan bahwa pada incinerator awal pemanfaatan udara nya
lebih efektif dibandingkan dengan hasil modifikasi. Selain itu, terlihat dari laju
pembakaran juga mempengaruhi suhu pembakaran, yang berarti apabila laju
pembakaran semakin tinggi maka suhu pembakaran menjadi lebih besar,
Sedangkan apabila laju pembakaran rendah maka suhu pembakaran menjadi lebih
rendah. Berikut merupakan hasil dari proses pengujian incinerator modifikasi
berdasarkan parameter kapasitas alat, kesempurnaan pembakaran, laju
pembakaran, kualitas asap hasil pembakaran, pemanfaatan energi panas untuk
memanaskan air dan membuat arang, sisa abu hasil pembakaran, dan safety factor
.
A. Kapasitas Alat Pembakaran Sampah
Tabel 5.2. Komposisi, jumlah, jenis, dan kadar air sampah yang digunakan dalam
pengujian
Dari tabel pengujian kinerja alat didapatkan bahwa kapasitas dari alat
incinerator yang dirancang antara 10 kg sampai dengan 12.5 kg. Kapasitas yang
dihasilkan dapat beragam, dikarenakan komposisi dari sampah yang digunakan
berbeda-beda antara satu pengujian dengan pengujian yang lainnya. Massa jenis
sampah anorganik pada umumnya 100 kg/m3, dengan ukuran ruang bakar 50 x 50
x 60 cm, didapatkan kapasitas alat incinerator tersebut sebesar 15 kg. Apabila
dibandingkan dengan uji coba yang dilakukan, sampah yang terisi tidak penuh
diakibatkan pemasukkan bahan bakar yang secara terus menerus, dan adanya
pemberian ruang kosong yang terletak di atas ruang bakar untuk mendapatkan
udara yang cukup agar dapat membantu proses pembakaran yang terjadi di ruang
pembakaran tersebut.
43
air maka massa sampah semakin berat. Selain itu dengan meningkatnya kadar air
menyebabkan waktu pembakaran sampah yang dilakukan semakin lama.
B. Kesempurnaan Pembakaran
Kesempurnaan pembakaran pada incinerator berkaitan erat dengan
penyebaran suhu yang terdapat pada incinerator tersebut. Apabila penyebaran
suhu yang terjadi merata maka hasil yang didapatkan dari proses pembakaran
tersebut akan maksimal. Kesempurnaan pembakaran juga menandakan bahan
bakar yang habis terbakar secara sempurna. Berikut merupakan data persebaran
suhu yang maksimal pada ruang pembakaran dan dinding ruang pembakaran.
Tabel 5.3. Nilai tertinggi sebaran suhu ruang pembakaran dan dinding ruang
pembakaran
dengan 284.5⁰C, Terjadi penurunan suhu antara ruang bakar dengan dinding ruang
bakar ini terjadi akibat adanya aliran udara panas dari ruang bakar menuju dinding
ruang pembakaran.
C. Laju Pembakaran
Laju pembakaran merupakan suatu parameter yang menandakan sejumlah
waktu yang dibutuhkan untuk membakar habis secara sempurna bahan bakar.
Pada penelitian ini, bahan bakar yang digunakan adalah sampah. Setiap jenis
sampah yang dijadikan sebagai bahan bakar memiliki laju pembakaran yang
berbeda satu sama lain.
Pada tabel hasil pengujian yang telah dilakukan di atas terlihat bahwa
dengan jumlah massa sampah yang sama memiliki laju pembakaran yang berbeda.
Dengan jumlah massa sampah sebesar 10 kg, didapatkan bahwa pada pengujian
pendahuluan 2 memiliki laju pembakaran sebesar 3.87 kg/jam, kemudian pada
pengujian pendahuluan 4 didapatkan laju pembakaran sebesar 3.16 kg/jam, pada
pengujian pendahuluan 5 didapatkan laju pembakaran sebesar 3.43 kg/jam, dan
pada pengujian inti 1 didapatkan laju pembakaran sebesar 3.16 kg/jam. Dengan
massa bahan bakar sebesar 11 kg, didapatkan laju pembakaran pada pengujian inti
2 sebesar 3.47 kg/jam, dan pengujian inti 4 sebesar 3.66 kg.jam. Pada pengujian
dengan massa bahan bakar sebesar 12 kg didapatkan laju pembakaran pada
pengujian pendahuluan 1 sebesar 5.78 kg/jam, dan pengujian pendahuluan 3
sebesar 4.00 kg/jam.
46
Suhu cerobong yang dihasilkan juga tidak terlalu tinggi, yang mana suhu
yang dihasilkan antara 133.5⁰C sampai dengan 326.1⁰C, ini diakibatkan adanya
penurunan suhu dari ruang pembakaran menuju cerobong melewati ruang
pengendap zat padat. Pada ruang pengendap zat padat tersebut energi panas yang
terbawa dimanfaatkan untuk proses pengarangan sehingga suhu asap tersebut
semakin menurun. Menurunnya suhu asap tersebut, juga dipengaruhi oleh panjang
nya lintasan yang dilalui oleh asap tersebut untuk menuju ke luar incinerator,
dimana apabila semakin panjang lintasan yang dilalui oleh asap tersebut, maka
penurunan suhu pada asap tersebut akan semakin rendah. Panjangnya lintasan
aliran asap sebanding dengan penurunan dari suhu asap itu sendiri.
Dari tabel pengujian yang dilakukan didapatkan juga bahwa asap yang
dihasilkan memiliki warna putih tak berwarna, memiliki bau sampah hasil
pembakaran sedikit, dan tidak adanya zat terbang yang terbawa oleh asap tersebut.
48
Tabel 5.6. Nilai tertinggi dari suhu sekat, pipa, suhu air masuk, suhu air hasil
pemanasan, dan energi pemanasan air
Perubahan suhu air yang dihasilkan ini dipengaruhi oleh energi panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran yang dilakukan pada ruang pembakaran.
Proses pembakaran dengan jenis bahan bakar yang berbeda dapat menghasilkan
energi panas yang berbeda, dari tabel pengujian yang telah dilakukan didapatkan
suhu air yang telah dipanaskan mencapai suhu antara 40⁰C sampai dengan 62⁰C.
Pada pengujian inti 4, memiliki perubahan suhu yang tinggi.
Perubahan suhu air yang tinggi pada percobaan inti 4 diakibatkan pada
saat pengujian tersebut bahan bakar yang digunakan berupa sampah daun dan
ranting-ranting kering yang mana daun dan ranting kering tersebut memiliki kalor
jenis yang tinggi dan kadar air yang rendah Ini menyebabkan api yang membakar
daun dan ranting kering tersebut tidak memerlukan waktu yang lama untuk
menguapkan air dari bahan tersebut, sehingga menghasilkan suhu yang tinggi
yang menyebabkan meningkatnya energi panas yang dihasilkan untuk
memanaskan air tersebut.
50
Tabel 5.7. Nilai suhu tertinggi di ruang pengendap zat padat dan jumlah arang
yang dihasilkan
Percobaan ke- Suhu Maksimum Ruang Pengendapan Jumlah Arang yang Dihasilkan
Zat Padat (⁰C) (gram)
Pendahuluan I 329.1 250
Pendahuluan II 410.6 250
Pendahuluan III 234.8 0
Pendahuluan IV 373.8 200
Pendahuluan V 152.7 0
Inti I 164.5 0
Inti II 308.4 500
Inti III 370.2 200
Inti IV 432.4 400
51
Energi panas yang dimanfaatkan pada ruang pengendapan zat padat terjadi
secara konveksi dan konduksi. Pemanfaatan energi panas di ruang pengendapan
52
zat padat secara konduksi terjadi dengan adanya sekat pemisah antara ruang bakar
dengan ruang pengendap zat padat, sehingga energi panas yang digunakan untuk
pengarangan akan merambat melalui sekat tersebut untuk mengarangkan batok
yang menempel pada sekat. Sedangkan dengan cara konveksi energi panas yang
dimanfaatkan untuk proses pengarangan didapatkan dengan bantuan aliran asap
yang melalui batok kelapa tersebut. Dari hasil pemanfaatan konduksi dan
konveksi pemanfaatan energi panas untuk pengarangan lebih besar terdapat
dengan cara konduksi, karena suhu panas yang dihantarkan tidak terlalu jauh
dengan suhu pembakaran yang terjadi pada ruang pembakaran, sehingga arang
batok kelapa yang dihasilkan akan maksimal. Selain itu faktor jenis sampah yang
digunakan juga turut mempengaruhi suhu yang terdapat pada ruang pengendapan
zat padat tersebut. Rendemen arang yang dihasilkan dari proses pengarangan,
dapat diketahui juga untuk tingkat keberhasilan energi panas untuk menghasilkan
arang batok kelapa.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa persentase rendemen arang
yang dihasilkan antara 0 % sampai dengan 16.60 %. Rendemen arang yang
dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa semakin besar rendemen arang, maka
53
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan bahwa persentase sisa abu
didapatkan antara 8.33 % sampai dengan 16.67 %. Proses terbentuknya sisa abu
berkaitan erat dengan suhu pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Pembakaran
sampah akan menghasilkan hasil samping berupa asap, dan abu atau tar. Apabila
persentase sisa abu yang dihasilkan sedikit ini berarti bahwa sampah yang dibakar
menghasilkan asap, sehingga asap ini dapat dimanfaatkan untuk proses
54
pengarangan di ruang pengendap zat padat dan pemanasan air di pipa pemanas air
karena membawa energi panas, sedangkan apabila persentase sisa abu yang
dihasilkan tinggi, ini mengakibatkan banyak sampah yang terbakar tersebut
menjadi abu yang menyebabkan energi panas yang dihasilkan rendah sehingga
tidak dapat dimanfaatkan untuk proses pengarangan maupun pemanasan air yang
ada di dalam incinerator tersebut.
H. Safety Factor
Proses pembakaran dengan menggunakan alat incinerator diperlukan tingkat
safety factor yang cukup baik, dimana dengan tingkat safety factor yang sesuai
operator akan merasa aman dalam menjalankan alat tanpa mengalami kecelakaan
dan resiko yang berarti. Berikut merupakan suhu lingkungan di luar incinerator
dengan jarak 50 cm dari incinerator.
Pada dasarnya suhu yang terjadi pada jarak 50 cm dari incinerator adalah
sebesar 80⁰C sampai dengan 110⁰C (Anonim, 2012). Dari hasil uji coba yang
dilakukan, suhu di luar dengan jarak 50 cm dari incinerator diantara 96.8⁰C
sampai dengan 193.4⁰C. Hasil ini dianggap kurang aman oleh operator apabila si
operator menjalankan alat incinerator tersebut pada jarak 50 cm, akan tetapi
apabila si operator dalam menjalankan alat operator sesuai dengan standar
operasional dan menggunakan peralatan keamanan diyakinkan dengan hasil suhu
tersebut tidak akan membahayakan si operator. Peralatan keamanan yang
55
digunakan antara lain kacamata anti api, baju longgar, sarung tangan, dan lain-
lain.
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN RANCANG BANGUN
A) Ruang Bakar
Tabel 1. Besarnya timbunan sampah berdasarkan sumbernya
B) Cerobong Asap
Kecepatan gas secara alami : 4-8 m/detik (Muljadi,2000)
Suhu rata-rata gas buang dalam cerobong
Tm = (Tc + 273) K ; Keterangan : Tc : suhu gas yang keluar dari cerobong (K)
Tm = (118.54 + 273) = 391.54 K
Berat jenis gas (ρgas) = Ci x B /Tm
= 0.00348 x 101325 / 391.54 = 0.9 kg/m3
Perbedaan tekanan dinamis (ΔPd) = [(k x ρgas x Vgas) / 2g]
= [(0.0124 x 0.9 x 8) / 2 x 9.81]
= 0.0045 kg/m2
Perbedaan tekanan teoritis (ΔPt) = ΔPd + ΔPe
2
C) Lubang Udara
Sampah anorganik : Kadar C = 15-30 %, Kadar H = 2-5 %
Wmin = 100/21 x [(1.96 x C) + (5.85 x H)]
Wmin = 100/21 x [(1.96 x 0.3) + (5.85 x 0.05)] = 4.1928 m3/kg
Massa jenis sampah anorganik : 100 kg/m3
Berat sampah anorganik = 100 kg/m3 x 0.15 m3 = 15 kg
Laju pembakaran sampah (Bbt) = berat sampah / waktu pembakaran
= 15 kg/ 2 jam
= 7.5 kg/jam
Debit udara yang dibutuhkan (Qud) = Wmin x Bbt = 4.1928 x 7.5
= 31.446 m3/jam = 0.008735 m3/detik
Debit udara perancangan (Q) = Qud (1 + 40%)
= 0.008735 (1 + 40%)
= 0.012229 m3/detik
Kecepatan Udara (v) = Q / A = 0.041 / 0.0225
= 1.822 m/detik
Luas lubang udara (A) = Q / v = 0.012229 / 1.822
= 0.0067 m2 0.007 m2
= 70 cm2
Karena lubang udara dirancang sebanyak 32 buah, sehingga
Luas 1 buah lubang = 70 cm2 / 32 = 2.18 cm2
Jari- jari lubang udara = 0.83 cm 1 cm
Karena bersifat kontinyu, maka dalam 1 hari orang dapat membuang sampah
sebanyak 4 kali, sehingga
Tinggi ruang pengumpanan = [kapasitas ruang bakar/waktu buang] / luas
ruang pengumpan
= [150000/4] / 1444
= 25.96 cm 30 cm
Karena, terbagi menjadi 2 buah ruangan pengumpanan maka tinggi tiap
ruang pengumpanan adalah
Tinggi 1 ruang pengumpanan = 30 cm / 2 buah = 15 cm
E) Ruang Abu
Persentase abu sampah anorganik : 5-10 % berat sampah anorganik
Berat abu sampah anorganik = 10 % x 15 kg
= 1.5 kg
Volume abu sampah anorganik = 1.5 kg / 100 kg/m3 = 0.015 m3
= 15000 cm3
Luas ruang abu = 50 x 50 cm = 2500 cm2
Tinggi ruang abu = volume abu / luas ruang abu
= 15000 / 2500
= 6 cm
Dari hasil simulasi desain pipa pemanas air dipilih model 1, dikarenakan
ukuran ruang pipa pemanas air hanya sebesar 50 x 5 x 60 cm
Secara Horizontal
Fluks panas (Q/A) = [(To-Ti) / (1/ho) + (L1/k1) + (1/h1)]
= [(800-80) / (1/250) + (0.001/73) + (1/250)]
= 89846.1 W/m2
Mencari suhu tiap titik dari hasil perhitungan :
Suhu 1 (T1) = [(hTo – Q/A) / h] = [(250 x 800 – 89846.1) / 250]
= 440.61⁰C
Suhu 2 (T2) = [(kT1/L1 – Q/A) / k/L1]
= [(73x440.61/0.001 – 89846.1) / 73/0.001]
= 439.37⁰C
Suhu 3 (T3) = [(hT2 – Q/A) / h]
= [(250 x 439.37– 89846.1)/ 250]
= 79.98⁰C
8
C) Ruang Bakar
T∞ = 1073 K D1 = 0.5 m Tebal sekat : 0.001 m
Ti = 404 K D2 = 0.05 m
E) Ruang Abu
Ukuran Ruang Pengendap Zat Padat : 50 x 50 x 7 cm
Suhu dalam (Ti) : 800⁰C
Suhu luar (To) : 280⁰C
Koefisien pindah panas konveksi (W/m2K) : 250 W/m2K (literature)
Bahan : Plat Besi
Tebal Bahan (cm) : 0.001
Koefisien pindah panas konduksi (W/mK) : 73 W/mK
Lampiran 2
GRAFIK PENYEBARAN SUHU
a) Penelitian pendahuluan 1
13
b) Penelitian pendahuluan 2
14
c) Penelitian pendahuluan 3
15
d) Penelitian pendahuluan 4
16
17
e) Penelitian pendahuluan 5
18
f) Penelitian inti 1
19
g) Penelitian inti 2
20
h) Penelitian inti 3
21
22
i) Penelitian inti 4
23
LAMPIRAN 3
Tabel 6. Data penyebaran suhu di luar incinerator pada jarak 50 cm
Menit Persebaran suhu luar incinerator pada jarak 50 cm (⁰C)
ke- Inti 1 Inti 2 Inti 3 Inti 4
0 53.1 25.7 33.4 41.2
5 83.8 32.2 31.2 49.4
10 120.2 32.5 41.7 38.8
15 103.2 31.6 44.4 44.7
20 103.4 38.3 65.6 41.6
25 145.4 89.2 66.4 38.8
30 147.6 69.8 48.9 67.6
35 142.8 46.7 74 66.5
40 157.3 44.9 88.5 38.4
45 177.8 43 58.9 36.8
50 164.2 83.3 63.5 56.7
55 158.8 49.2 30.2 56
60 174.4 44.2 28.9 43.5
65 157.8 55.3 35 56.5
70 167.1 53.9 30.2 45.3
75 168.6 39.8 27.9 34.7
80 176.6 38.5 21.4 64.8
85 169.6 80.4 28.9 96.8
90 184.7 84.3 68.9 49.9
95 177 55.1 39.6 71.6
100 189.7 47 76.7 54.9
105 192.8 101 68 75.1
110 179.8 44.1 35.9 55.9
115 140.5 32.9 58 44.8
120 133.4 50.7 113.5 47.7
125 133.8 42.5 27.5 45
130 133.8 34.2 40.3 35.5
135 193.4 48 32.4 39.6
140 187 31.6 27.4 32.5
145 183.7 48.9 24.4 47.5
150 131.2 37 35.4 61.3
155 142.1 28.7 23.2 57.1
160 123.1 36 33.6 51.2
165 99.8 31.3 33.4 42.8
170 86.5 32.7 23.5 44.4
175 83.9 46.9 23.3 49.6
180 81 31.3 20.5 45
185 79.3 38.5
190 64.7 28.6
24
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
0 28 30 27 32 285.3 270.7 96 189.5 61.4 104.1 98 136.5 135 0.51
5 28 30 27.5 35 408.3 357.3 81.3 193.5 56 177.5 148.6 92.9 154.7 0.68
10 28 30 27 35 362.8 360.5 76 207.4 52.8 234.4 156.4 122.2 162.4 0.63
15 28 30 28 34 356.4 340.3 125.9 202.1 46.2 220.5 155.7 132.6 166.5 0.5
20 28 30 29 37 326.8 425.4 184.2 279.2 40 234.6 180.7 137.3 171.7 0.2
25 28 30 30 34 282.2 374.7 149.4 234.3 35.8 245.6 183.1 102 120.6 0.74
30 28 30 29 35 276.5 324.5 123.4 137.8 45.6 198.7 172.4 145.7 112.3 0.45
35 28 30 29 32 243.3 332.1 135.7 167.4 57.6 205.4 167.8 139.6 125.4 0.65
40 28 30 30 35 325.4 337.3 98.3 225.9 51.9 228.7 182.4 103.4 113.7 0.37
45 28 30 29 40 427.1 300.3 78.4 256.4 69 267.4 176.5 102.5 120.4 0.62
50 28 30 30 40 278.9 298.7 145.7 138.9 76.3 213.4 154.8 98.7 112.8 0.27
55 28 30 29 36 234.3 300.4 126.8 203.4 57.8 209.5 164.9 85.6 104.5 0.56
60 28 30 30 38 566.2 423.4 185.4 276.5 52.4 318.3 175.4 103.5 120.2 0.42
65 28 31 30 36 386.2 345.4 163.2 267.4 55 329.1 143.8 102.8 122.8 0.45
70 28 30 30 37 346.3 320.4 157.5 243.5 54.5 269.9 164.4 101.5 119.3 0.46
75 28 30 30 35 323.6 315.8 134.5 234.8 56.8 259.2 134.5 103.4 120 0.12
80 28 31 30 34 367.4 424.3 165.4 253.6 58.9 271.5 143.2 101.4 122.2 0.31
85 28 31 30 34 477.3 453.7 154.7 287.6 56.2 297.5 121.5 101.5 120.9 0.64
90 29.5 30 30 34 379 326.7 145.6 256.7 58.9 248.4 102.5 89.6 115.2 0.22
95 28.5 31 30 35 375.4 323.4 126.5 234.5 58.6 242.5 108.2 106.4 114.1 0.14
100 28.5 32 30 34 355.3 297.6 121.2 187.6 59.8 212.3 103.5 97 113.2 0.3
83
84
Waktu Suhu lingkunagan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
105 28.5 30 28 32 269 221.4 110.6 157.4 43.5 186 98.7 96.3 110.3 0.22
110 28.5 31 28 32 241.6 194.3 100.9 154.3 42 179.3 95.4 76 103.2 0.59
115 28.5 31 28 34 189.6 156.7 100.8 143.2 42 145.4 96.5 78.4 98.3 0.27
120 28.5 31 28 34 134.5 121.4 121.6 123.1 40 156.8 95.3 76.5 86.5 0.34
125 28.5 31 28 32 101.2 94.3 97.8 102.3 38 103.4 87.6 79.2 78.2 0.48
130 28 31 28 32 85 74.5 89 87.6 36 93.5 77.8 73.2 75.4 0.45
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angina
Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (m/s)
0 28 30 30 31 37.8 63.5 44.7 54.6 53 178.2 33.1 47.6 39.9 0.55
5 28 32 30 31 72.7 117.1 103.4 87.9 53.4 208.9 75.4 52.4 170.3 0.29
10 28 31 29 35 444.9 330.9 126.8 206.3 53.7 324.5 120.8 164.6 93.2 0.3
15 28 32 28 36 532.2 276.4 223.9 203.4 54.1 299.3 115.4 120.2 108.1 1.32
20 28 30 28 36 469.9 280.8 260.2 309.3 53.9 191.1 124.2 128.5 103.6 0.57
25 28 31 29 38 511 292.1 274.2 269.7 59 236.6 110.3 112.7 77.6 1.76
30 28 33 31 33 597.7 366.6 284.5 161.9 54.5 315.2 120.3 124.7 66.8 0.56
35 28 34 32 38 431.4 320.1 201.3 129.2 54.4 321.4 130.4 117.8 66.7 0.54
40 29 33 31 55 416 281.3 186.5 208 59.5 410.6 185.6 115.9 60.2 1.2
45 29 30 30 56 307.4 250.6 168.9 215.7 64.8 321.4 209.4 141.7 60.2 1.28
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
50 29 33 30 60 294.9 249.8 166.9 227.1 64.6 300.4 155.8 165 69.2 0.62
55 29 33 30 52 270.2 247.8 159.2 265.8 64.9 200.4 153.6 112.5 70.2 0.25
60 29 33 30 40 394.3 262.7 193.4 338.7 65 190.4 150.6 97.1 69.6 0.54
65 28 33 29 45 392.5 287.8 184.2 191.8 55.2 206.4 130.6 101.5 70.2 0.58
70 29 33 30 36 304.4 298.3 180.3 195.7 55.3 216 124.5 100.8 72 0.53
75 28 32 28 39 270.7 237 134.3 159.2 55.5 234.2 110.6 112.3 70.2 1.03
80 28 30 28 39 250.6 347.6 126.7 221.7 55.6 248.2 93.4 71.9 83.7 0.73
85 28 30 28 38 338.3 319 145.8 163.2 55.4 256.3 95.4 71.4 86.2 0.85
90 28 30 28 42 290.9 303.6 146.7 151.5 55.4 178.6 95.8 68.1 88.8 1.05
95 28 30 28 42 315.9 317.9 194.7 153.6 55.4 152.2 90.6 68.4 87.2 0.8
100 28 30 28 44 395.6 322.6 156.2 151 55.4 171.6 87.3 62 85 0.97
105 28 30 29 42 352.1 303.4 145.3 126.9 55.4 155.5 88 65.5 85.6 1.03
110 29 32 29 40 330.5 217.1 132.3 134.3 55.9 150.5 87.6 64.6 79.8 0.58
115 29 32 28 45 310.4 180.3 110.4 132.7 55.8 155.4 84.8 69.5 77.8 1.02
120 29 32 30 42 287.3 168.2 106.7 134.9 55.9 220.5 83.4 75.5 75.7 0.73
125 29 33 30 44 270.6 175.5 102.2 134.1 56.2 205.2 82 73.4 74.6 1.08
130 29 33 30 44 243.5 196.5 95.3 168.9 55.7 182.6 80 65.8 72.1 0.73
135 29 33 30 45 230.4 167.4 93 149.4 55.7 131.4 80 70.2 75.5 1.08
140 29 33 30 42 171.7 141.4 86 119 55.8 122.2 82.4 78.7 71.1 0.73
145 29 33 30 44 132.4 114.5 83.6 128.3 56.9 102 80 69 77.9 0.83
150 29 33 30 40 104.5 95.4 91.1 103.2 56.1 96 76.5 67.2 83.3 1.03
155 29 33 30 45 92.3 86.7 84.2 89.7 56 85 72.4 67.4 78.1 1.03
85
86
Data penyebaran suhu penelitian pendahuluan 3
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
0 28 30 29 34 126.9 194.7 78.4 116.1 65.9 67.4 70.8 60.2 41.2 0.75
5 29 33 30 36 276.1 285.9 117.8 243.8 93.5 196.4 109.9 85.9 150.8 0.88
10 29 33 30 44 209.3 201.3 159.7 147.9 99.3 143.4 76.1 86.2 60.9 0.65
15 28 32 30 40 241.1 284.2 111.1 172.7 105.8 165.6 92.1 84.7 62.7 0.66
20 28 32 30 40 235.8 135.1 65.4 90.4 65.6 107 80.9 89.9 60.6 0.82
25 28 32 30 38 170.9 163.4 103.7 85.2 91.9 138.7 80.3 87.3 77.3 0.66
30 28 32 30 40 226.9 212.4 184 165.9 82.6 140.6 81.4 82.4 73.4 0.45
35 28 32 28 42 216.5 209 140.2 157.2 73.8 149.6 89.6 86.1 68.9 0.58
40 28 32 28 36 235.6 272.2 138 246.4 106.8 223.2 172.2 80.4 74.1 0.27
45 28 32 28 56 286.2 274.3 138.1 137 91.1 234.8 199.4 84 106.3 0.48
50 28 32 28 52 252.9 214.9 104.4 121.6 83.1 154.2 95.4 71.2 108.7 0.48
55 28 32 29 55 299.5 271.1 123.4 151.4 94.2 163.1 97.9 148.6 99.4 0.83
60 28 32 30 47 185.9 232.4 125.2 120.6 80.8 194.6 123.6 167.7 80.6 0.27
65 28 32 28 45 177.5 177.4 167.2 97.7 62.9 145.2 88.3 94.6 80 0.63
70 28 32 28 50 252.6 313.8 185 172 68.8 219.9 172.4 98.9 75.6 0.48
75 28 32 28 40 170.7 211.5 150.6 113.3 78 194.4 135.8 143.6 73.9 0.83
80 28 30 28 42 322.5 176.5 113.1 112.2 74.5 223.2 164.3 169.4 80 0.72
85 28 30 28 40 203.1 265.3 131.4 105.4 68.5 212.8 134.8 143.9 80.5 0.3
90 28 29 28 40 188.8 264.2 133.1 124.3 78.3 232.9 121 172.9 83.8 0.2
95 28 29 28 36 153.4 174.1 136 75.1 63.6 228.3 125.6 124.8 82.3 0.3
100 28 29 28 36 181.9 177.9 100 80.4 69.7 204.1 165.6 95.6 92.7 0.27
105 28 30 28 40 177.2 181.5 106.2 70.2 75 185.8 132.1 94.7 75.4 0.27
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
110 28 29 29 36 152.3 243.9 140.3 77 56.6 232.9 178.4 88.2 78.6 0.3
115 28 29 28 35 152.9 184.6 139 75 56.3 136.8 98.4 148.3 77.7 0.33
120 28 29 28 35 167.5 247.9 141.2 82.1 61.7 208 157.8 144.9 77.7 0.15
125 28 30 28 36 130.6 268 91.4 105 65.5 182.8 122.8 147.9 88.3 0.2
130 28 30 28 36 110.9 200 135.6 83.4 67.3 175.6 123.5 134.5 86.6 0.15
135 29 30 28 35 142.8 261 122.6 80.5 65.4 214 143.6 125.6 93.8 0.15
140 29 30 28 35 151.6 282.8 120.8 83.6 75.8 234.7 154.3 143.4 106.7 0.48
145 29 30 28 35 153.9 230.3 118.6 92.8 77.9 203.2 129.4 124.8 95.7 0.27
150 28 30 28 36 152.1 198.6 119.6 75.5 64.3 165.7 134.7 111.1 98.4 0.24
155 28 29 28 30 157.7 196.4 109.7 80.5 76.9 177.4 111.6 132.8 88.2 0.64
160 29 30 28 30 167.8 157.1 126.7 129.7 86.7 144.4 121.3 103.6 76.5 0.21
165 28 32 27 35 120.8 156.8 109.4 137.2 92.3 145.7 111.1 99.4 74.5 0.21
170 29 32 28 32 116.8 143.1 98.7 123.6 85.6 132.8 101.4 102.3 73.4 0.81
175 29 30 27 30 97.4 136.8 89.4 85.3 72.3 125.3 96.5 88.3 72.3 0.38
180 29 30 27 30 95.7 94 78.3 82.1 67.2 98.6 83.4 76.5 70.2 0.27
87
88
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C)
15 28 32 28 50 405.2 380.8 82.4 147.5 95.6 122.9 76 71.6 94.7 0.46
20 28 32 28 54 323.4 299.8 78.6 158.5 123.3 153 83.4 77.4 114.6 0.89
25 28 32 27.5 50 470.8 305.7 82.9 150 114.7 176.6 94.5 80.2 109.1 0.57
30 28 32 28 48 464.3 205.3 66 98.2 79.4 127.5 95.7 83.5 94.6 0.49
35 28 32 28.5 50 409.7 273.3 57.4 134.9 111.1 234.6 188.7 71.9 81.1 0.69
40 28 32 28 52 433.1 275 83.3 186 141.2 148.7 126.8 112.3 87.3 0.73
45 28 32 28 50 388.7 300.8 63.5 233.5 161.1 156.4 162.4 110.8 102.1 1.03
50 28 32 28 43 482.4 266.8 85.1 105.4 104.6 135.7 162.1 72.5 114.6 0.68
55 28 32 27.5 42 354.7 339.4 175.5 142.4 124.4 323.9 240 103.1 100.4 1.55
60 28 32 27.5 44 425.8 306.1 131.9 122.3 110.3 325.8 214.6 85.6 98.4 0.83
65 27 30 28 62 383.5 249.1 172.4 118.2 110.4 321.9 229.4 92.4 88.5 0.35
70 27 32 27.5 45 356 347.1 153.1 155.5 130.4 362.8 248.9 95.9 88.7 0.65
75 27 30 27.5 56 316.4 267.6 115.1 117.7 100.7 373.8 258.7 85.8 93 1.01
80 27 30 27.5 45 608.7 379.2 105 84.6 84 361.9 172.9 90.9 90.2 0.38
85 28 30 27.5 45 561.2 392.1 180.8 174.7 143.8 353 206.3 95.7 93.6 0.68
90 28 30 27.5 43 453 268.2 100.8 163 131.7 262.2 158.5 87.9 93 0.83
95 28 30 28 38 370 215.4 91.1 98.7 95.3 246.4 167.4 89.7 90.9 0.58
100 28 30 28 38 391.6 236.3 87.8 80.9 77 232.7 215.4 71.2 85.5 0.25
105 28 30 28 35 441.4 203.8 147.9 79.8 70.1 234 208.4 74.2 83 0.42
110 28 30 28 40 389 234.5 160.7 200.1 152.2 196.8 166.7 85.4 82.1 0.68
115 28 30 28 45 667.8 365.8 109.4 129.5 107.5 165.4 150.1 71.8 83.9 0.83
120 28 30 28 43 597.6 284.6 82.1 83.7 71.9 219.2 182.9 70.4 82.6 1.03
125 28 30 28 43 434.5 257.5 192.4 87.3 78.9 247.7 180.9 70.9 84.9 0.86
130 28 30 28 38 272.4 207.1 159.4 115.7 105.6 250.3 184.3 112.2 81.5 0.83
Waktu Suhu lingkungan Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu ruang Kecepatan
(menit) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap cerobong hopper abu (⁰C) angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) zat padat (⁰C) (⁰C) (⁰C)
135 28 30 28 45 315.3 281.2 145 160 143.4 347.9 243.9 85 81.8 1.22
140 28 32 27.5 48 320.4 348 150.5 133.4 121.4 275.7 162.8 84.7 82.7 0.57
145 28 32 27.5 43 340.6 333.6 110.8 80 76.4 237.8 196.3 77.9 85.9 0.63
150 28 32 28 40 287.4 256.2 92.9 80.4 70.9 226.3 157 76.7 86.3 0.72
155 28 30 28 40 349.1 193.6 108.8 81.3 73.4 176.2 126.1 74.1 84.1 0.55
160 28 30 28 40 295.3 189.6 91.1 71.8 70.4 147.8 108.7 77.9 82.8 0.63
165 28 30 28 38 300.5 171.6 102.4 83.2 72.5 126.7 103.4 74.3 81.4 0.7
170 28 30 28 37 256.2 158 76.1 85.9 75.5 117.8 93.4 69.5 80.3 0.73
175 28 30 28 36 192.4 130.8 69.9 74.8 66.5 107 83 69.7 78.3 0.8
180 28 30 28 35 145.3 127.3 67.9 65.9 63.5 100 79 68 78.3 0.7
185 28 30 28 42 112.3 98.8 70.4 65.9 61.2 98.7 78.4 67.7 78.4 0.7
190 28 30 28 34 95.4 85.4 65.5 64.3 59.9 85.6 65.6 65.4 75.3 0.54
89
90
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang abu Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) angin (m/s)
25 29 32 28 42 416.9 251.4 135.5 157.2 111.2 73.9 83.4 80.5 119.4 0.76
30 29 32 28 44 446.2 358.2 142 98.6 71.9 138.2 95.6 133 111.7 0.76
35 29 32 28 42 494.1 337.9 179.8 96.9 74.3 80.7 93.4 88.5 104 1.27
40 29 32 28.5 38 536 387.5 272.6 120.5 84.6 83.4 92.7 76.5 99.5 2.13
45 29 32 28.5 40 366.8 352.6 169.4 89.7 80 127.7 71.8 95.3 88.3 2.69
50 29 32 28.5 40 383 324.3 172.4 104.1 96.9 113 73.4 84.9 86.9 1.37
55 29 32 28.5 45 432 200.3 123.8 148.2 106 79.3 111.7 127.4 99.4 0.81
60 29 32 28.5 38 494.1 337.9 174.3 83.2 72.3 152.7 80.1 106.9 93.2 0.8
65 29 32 28 45 336.6 278.6 149.6 118.8 89 78.5 86.2 89.6 84.6 0.63
70 29 32 28 47 294.7 286.3 146.9 125.4 87.8 91.9 114.3 108.9 80.9 0.8
75 29 32 28 40 281.15 256.3 149.6 102.8 77.1 111.7 85.3 144.4 75.9 1.28
80 29 32 28 38 353 342.3 142.8 96.9 73.8 96.2 81.9 92.6 75.4 0.37
85 28 33 27.5 54 261.4 300.1 160.1 131.4 93.4 90.6 133.5 112 76.6 1.83
90 28 32 27.5 38 293 310.7 122.4 108.5 77.2 127 73.3 175.9 77.3 1.04
95 28 32 27.5 36 257.1 283.7 81.3 80.9 71.1 126.8 72.4 89.9 79.3 2.12
100 28 32 27.5 36 483.3 310.6 87.8 86.6 77.1 72.9 79.3 76.6 71.3 1.28
105 28 32 27.5 38 507.9 336.8 98.3 131.1 95.2 60.1 77.4 88.9 71.1 1.82
110 28 32 27.5 36 562 270.7 141.1 92.7 72.9 91.8 77.7 139 77 1.35
115 28 32 27.5 40 409.3 250 122.4 105.3 97.9 69.1 77.5 119 75.1 0.82
120 28 32 28 52 383 324.3 148.3 103.2 100.4 73.3 76.9 119.2 73 1.07
125 28 32 28 43 337.1 278.3 162.3 90 70.1 68.7 78.1 105 76 1.09
130 28 32 27.5 40 348.7 178.7 97.6 70.6 62.5 64.3 77.1 76 75.6 1.3
135 28 32 27.5 40 322.8 231.4 123.8 73.1 65.4 68.3 77.6 92.7 84.2 0.21
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang abu Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) angin (m/s)
140 28 32 28 42 298.5 322.7 109 89.7 65.7 66.4 78.1 85 91.1 0.73
145 28 32 28 43 256.5 250 123.8 82.3 71.3 62.4 73.8 83.1 81.3 0.41
150 28 32 28 38 154.8 268.8 94 72.1 66 66.5 68 76.4 76 1.81
155 28 32 28 45 134.2 124.9 89.2 74.8 73.9 67.8 70.4 75.3 75.6 0.67
160 28 32 27.5 42 127.9 113.3 115.1 74.7 74.2 66.9 72.1 77.6 72.3 2.43
165 28 32 27.5 38 131.4 101.6 101.5 67.1 64.1 65.2 73.8 67.7 71.5 1.31
170 28 32 27.5 38 97.4 95.2 82.7 65.7 63.2 63.4 68.4 63.8 68.7 1.03
175 28 32 27.5 34 73.4 83.2 76.8 64 60.8 60.3 62.8 61.8 69.4 0.67
Waktu Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu Kecepatan
(menit) (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang abu angin (m/s)
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C)
0 28 32 28 30 35.5 77.4 56.7 56.7 37.5 38.9 44.4 47.9 35.5 0.73
5 28 32 28 42 238.1 260.3 137.4 137.4 86.7 129.3 86.4 61.9 78.5 0.29
10 28 33 28 42 330.8 243.4 173.8 107.5 71.1 80.9 87.1 64.1 110 1.19
15 28 33 27.5 42 332.8 202.3 166.8 106.8 71.3 75.2 85.2 62.8 122.9 0.21
20 29 32 29 40 397.4 186.5 167 100.7 87.2 128.4 70.8 60.4 113.9 0.67
25 29 32 28 42 428.5 270.2 149 89.6 73.4 84.4 82.8 170.7 72.1 1.43
30 29 32 28 45 440.6 291.9 151.2 89.3 73.3 88.2 76 163.8 71.1 1.69
35 29 32 28 50 425.3 235.2 146.4 89 71.2 98.1 78 80.3 94.4 1.85
40 29 33 27.5 48 449.2 261.6 160.9 87 78.3 89.7 82.4 106.8 74.8 0.67
91
92
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang abu Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) angin (m/s)
45 29 32 27.5 45 261.4 200.2 181.4 77.3 71.9 77.8 76 78.9 99.2 0.57
50 28 33 27.5 45 268.6 216.8 167.8 101.7 86 96 82.1 129.9 96.2 0.87
55 28 33 29 50 327.1 229.2 162.4 99.8 80.6 81.1 70.7 135.5 97.7 1.45
60 28 33 29 48 327.9 246.7 178 129.7 98.1 126 73.4 73.4 98.4 1.02
65 28 33 28 48 289.4 196.2 161.4 93 72.1 125.9 83.4 110.9 102.1 1.06
70 28 33 28 48 264.1 238.9 170.7 97.1 80.5 88.7 95.4 148.9 87.6 1.07
75 28 33 28 42 261.4 235 172.2 93.3 73.3 133.7 123.4 117.1 95.7 1.12
80 28 33 28 45 238 271.8 180.2 136.7 92.6 127.9 86.5 84.8 88.1 1.29
85 28 33 28 44 225.8 273.9 173.2 128.6 81.6 107.8 143.3 70.9 107.8 1.03
90 28 32 28 47 364.6 276.6 188.3 117.1 79.5 145.3 160.5 77.2 91.4 0.23
95 28 32 28 38 372.2 280.3 180.6 111.3 92.4 104.7 157.2 127.2 80.8 0.48
100 28 32 27.5 43 361.5 259.1 193.3 122 83.8 145.9 146.3 167.2 83.6 1.23
105 28 32 28 42 304.8 275 196.4 115.1 88.3 110.7 141.4 143.1 80.1 1.18
110 28 32 28 42 364.8 222.3 183.4 118.2 90.8 91.5 136.2 144.8 75 0.8
115 28 32 28 45 392.5 254.7 144.1 74.3 60.8 86.4 127.2 95.7 77.5 1.39
120 28 32 28 42 363.6 195 137 99.8 80.5 105.1 118.8 81.9 75.5 0.37
125 28 32 28 38 343.9 252.4 137.4 86.1 78.2 75.7 112.9 82.9 85.7 2.42
130 28 32 28 40 333.7 294.6 137.4 128.8 106.1 164.5 132.7 83.8 90.6 0.21
135 28 32 28 44 323.4 233 197 97.4 71.9 138.2 144.6 144.4 86 1.23
140 28 32 28 40 233.4 227.3 190.6 88.4 76.1 85.2 159 121.8 86.3 0.56
145 28 32 28 38 206.3 203 187.3 93.7 76 89 152.1 158.1 74.4 0.43
150 28 32 28 40 199.9 202.4 134.8 101.3 79 112 122.4 95.4 88.7 0.48
155 28 32 28 36 195.7 211.7 145.7 94.1 71.1 90.5 97.4 136.7 74.9 0.31
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang abu Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) angin (m/s)
160 28 32 28 35 190.9 140.8 126.7 89.1 74.4 92.1 86.2 97.9 88 1.03
165 28 32 28 38 186 135.7 103.4 82.4 76.7 89.6 93.2 102.5 90.7 0.31
170 28 32 28 38 153.7 120.1 90.1 78.8 73.4 84.4 82.8 103 103 1.24
175 28 32 28 36 151.6 113.9 87.5 73.1 69.9 77.8 76.8 87.8 90 0.84
180 28 32 28 34 134 120.7 84.6 74 68.9 78.3 89.6 87.8 102.4 0.73
185 28 32 28 34 121.4 104.5 82.9 72.8 67.8 74.6 75.9 86.3 85 0.83
190 28 32 28 32 71.4 73 68.3 70.5 67.5 67.2 73.4 80 79 0.78
93
94
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) abu (⁰C) angin (m/s)
55 28 33 28 34 334.2 218.7 89.2 88.7 74.1 273.6 154.6 90.4 83.1 0.87
60 28 33 28 34 215.6 217.4 84.2 86.4 75.1 174.8 136.4 96.7 71.1 0.97
65 28 33 28 36 252.1 197.5 95.3 78 65 164.5 156 163.1 83.1 0.84
70 28 33 28 38 360.6 256.6 93.9 86.7 73.7 279.4 178.5 134 96.5 1.04
75 28 33 28 38 330.1 312.9 79.8 87.8 74.4 264.4 175.9 115 83.9 0.19
80 28 33 28 36 373.5 267.3 78.5 81.6 72.9 284.4 157.8 182 83 0.65
85 28 33 28 36 366.2 245.2 120.4 105.7 80 289.3 153.2 145.1 92 1.21
90 28 33 28 40 345.8 260.4 124.3 130.9 83.3 209.4 130.4 168.4 80.1 0.54
95 28 33 28 45 375.1 328.8 95.1 85 78.7 287.9 146.8 145.1 74.8 0.63
100 28 33 28 55 405.8 294.3 87 119.5 93.9 274.5 127.7 168.4 89.6 0.82
105 28 33 28 50 412.1 306.1 141 111.6 93.1 264.6 120 116 115.4 0.86
110 28 33 28 42 406.8 282.1 84.1 104.3 88.6 220.5 129.3 93.7 124.1 0.56
115 28 33 28 42 421.7 247.5 72.9 100.5 79.2 204.7 125.3 84.1 138 0.23
120 28 33 28 50 472.9 227.3 90.7 83 71 184.6 181.8 94.9 158.7 0.87
125 28 33 28 42 427.1 361.2 82.5 120.7 100.3 240.1 153.2 100.2 168.8 1.08
130 28 33 28 48 443.1 285.3 74.2 97.2 80.3 236 128.5 83.3 168 0.25
135 28 33 28 45 465.2 281.3 88 103.9 82.4 308.3 210.7 109.3 162.1 1.06
140 28 33 27.5 42 498.3 295.8 71.6 96.4 80.6 308.4 225 94.4 158.3 0.68
145 28 33 27.5 46 456.5 292.3 88.9 94.4 80.5 235 199.8 95.6 149.2 0.85
150 28 33 27.5 46 402.5 221.7 77 77 64.1 166.6 117.7 109.5 150.2 0.47
155 28 33 28 45 321.5 210.9 68.7 81.9 64.6 186.9 179.5 80.5 149.6 0.82
160 28 33 28 42 278.5 217.2 76 77 64.1 156.6 188.6 117.7 146 1.58
165 28 33 28 40 259.9 267.9 71.3 104.6 83.1 110.4 102.3 118.4 138 0.86
Suhu lingkungan Suhu ruang bakar Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu (⁰C) Suhu air (⁰C) (⁰C) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) abu (⁰C) angin (m/s)
170 28 33 27.5 40 216.4 303.5 72.7 103.4 83.9 152.3 124.1 148.3 134.4 1.51
175 28 33 27.5 38 205.5 270.7 86.9 98.8 81.2 97 105 94.5 127.1 0.85
180 28 33 27.5 38 168.8 189 71.3 71.3 70.6 97 104.3 85 126.1 1.34
185 28 33 27.5 36 132.4 154.5 78.5 77.7 72.8 81.1 84.7 79 116.6 0.86
190 28 33 27.5 34 95.6 90.6 68.6 73.8 69.6 74.3 72.3 72.3 84.4 0.61
95
96
Suhu lingkungan (⁰C) Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar(⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu
Waktu dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang Kecepatan
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) abu (⁰C) angin (m/s)
65 28 32 27.5 43 405.1 317.8 75 120.2 90.1 81.8 155.5 198.7 157.7 0.5
70 28 32 28 48 371.5 297.5 50.2 138 97.5 135.3 156.9 177.6 152.4 1.2
75 28 32 28 40 377.4 295.4 47.9 127 80.5 124.6 72.6 162.5 140 0.49
80 28 32 28 50 337.7 301.3 51.4 135.5 83.8 117.8 137.7 145.5 130.4 0.17
85 28 32 28 38 403.2 298.7 48.9 134.2 84.6 117.8 120.6 140.8 129.6 0.24
90 28 33 27.5 40 380.2 270.4 108.9 156.2 98.4 120.4 110.8 132.4 125.5 0.78
95 28 33 27.5 40 376 203.2 79.6 94.1 67.9 130.4 137.1 124.8 120.4 0.2
100 28 33 27.5 46 392.4 200.4 116.7 89.2 75.6 96.3 120.4 150.6 116 0.66
105 28 33 28 48 445.5 304.2 108 159.5 95.4 194 143.9 133.3 112.1 0.47
110 28 33 28 42 374.4 297.5 75.9 89.5 53.2 112.5 138 105.6 105.1 0.38
115 28 32 27.5 38 442.5 207.3 98 83.2 61.6 103.5 96.2 156.3 102.1 0.81
120 28 32 27.5 38 475.4 230.3 153.5 93.6 73.5 150 111.6 75.1 107.4 0.39
125 28 32 27.5 46 371.9 267.3 67.5 128 84.1 148.6 142.6 113 108 0.28
130 28 32 27.5 42 473.5 391.6 80.3 142.6 90.4 209.6 78.1 148.1 109.5 0.47
135 28 32 27.5 46 456.7 313.4 72.4 105.7 85.2 131.4 128 179.9 108 0.32
140 28 32 27.5 38 434.2 268.7 67.4 99.9 84.7 97.2 102.1 159.6 102.9 0.17
145 28 32 27.5 38 328.1 297.4 64.4 91.5 73.3 87.4 95 165.8 103.7 0.42
150 28 32 27.5 40 304.6 200.2 55.4 87.9 74.5 84.8 92.6 129 102.5 0.56
155 28 32 28 40 232.8 248 63.2 81.3 74.3 80.2 81.4 122.1 104.7 0.74
160 28 33 27.5 38 220 221.8 73.6 88.9 76.4 79.4 78.6 106.1 100.5 0.21
165 28 33 28 38 199.2 191.5 73.4 83.4 78.7 74.5 78.1 87.1 107 0.48
170 28 33 28 40 165.7 189.7 63.5 74.2 73.6 84.3 74.2 69.9 109.5 0.88
175 28 33 28 35 136.7 123.7 63.3 73.1 70.5 72.4 73.2 65.8 98.2 0.24
180 28 33 28 32 85.3 83.4 60.5 72.2 68.3 70.4 65.9 65.5 81.4 0.34
Data penyebaran suhu penelitian inti 4
Waktu Suhu lingkungan (⁰C) Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu Kecepatan
(menit) dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang angin
Tbb Tbk masuk keluar bawah atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) abu (⁰C) (m/s)
0 28 32 28 30 46.5 55.4 51.2 38.1 31.4 34.1 33.5 53.6 31.1 0.24
5 28 32 28 40 158.3 316.8 89.4 188.4 86 215.6 70.2 68.6 52.5 0.68
10 28 32 27.5 44 344.2 289.6 78.8 147.2 77.8 209.7 79.3 70 84.1 0.34
15 28 32 28 45 350.8 337.1 84.7 145.3 83.1 204 75 85.5 84.5 0.31
20 28 32 28 44 366.3 320.3 81.6 147.6 79.2 190.4 81.3 86.1 89.2 0.52
25 28 32 27.5 41 333.4 210.5 78.8 111 81.7 166.9 87.3 82.7 83 0.33
30 28 33 28 38 354.2 325.9 107.6 183.6 89.6 253.4 93.5 84.9 84.4 0.22
35 28 33 28 50 375.5 314.1 106.5 168.8 79.5 241.7 97.8 88.3 74 0.47
40 28 33 27.5 45 454.4 234.5 78.4 101.4 84 108 81.5 143.6 81.9 0.17
45 28 33 27.5 47 366.1 243.5 76.8 101.5 88.7 89.8 86.5 143.4 82.4 0.32
50 28 33 27.5 42 434.6 291 96.7 131.8 89.3 192.2 79.9 72.5 80 0.23
55 28 33 28 48 322 334.9 96 110.7 84.4 118.7 77.2 203 80.1 0.24
60 28 33 28 51 395.5 258.2 83.5 132.9 88.1 213.8 70.7 117 80.1 0.41
65 28 33 27.5 56 355.5 219.7 96.5 111.5 87.9 168 76.5 116.1 80.7 0.45
70 28 33 28 50 317.9 235.4 85.3 117.8 70 178.4 78.8 74 73.1 0.28
75 28 33 27.5 38 417.3 273.1 74.7 82.2 72.9 178.5 139.1 166.1 79.7 0.27
80 28 33 27.5 45 416.3 293.1 104.8 77.4 74.4 183.9 162.5 183.8 88.3 0.7
85 28 33 27.5 60 549.5 316.3 136.8 130.9 78.8 266.7 121.4 108.2 70.1 0.85
90 28 33 27.5 50 689.6 344.3 89.9 106.3 71.7 313 191.6 125 73.3 0.68
95 28 33 28 48 469.6 289.1 111.6 120.5 72.5 318.8 140.5 99.8 75.5 0.23
100 28 33 28 53 307.4 333.7 94.9 132.9 83 335.4 118.8 92.3 82.4 1.92
105 28 33 28 48 437.4 347.9 115.1 133.3 79.2 315.8 153.8 106 80.4 0.82
97
98
Suhu lingkungan (⁰C) Suhu air (⁰C) Suhu ruang bakar (⁰C) Suhu Suhu Suhu Suhu ruang Suhu Suhu Suhu Kecepatan
Waktu dinding sekat pipa pengendap zat cerobong hopper ruang angin
(menit) Tbb Tbk masuk keluar bawah Atas (⁰C) (⁰C) (⁰C) padat (⁰C) (⁰C) (⁰C) abu (⁰C) (m/s)
110 28 33 27.5 48 371.7 203.8 95.9 148.1 90.6 362.7 176.7 98.6 79.7 1.98
115 28 33 27.5 40 359.3 202.4 84.8 101 70.6 432.4 145.5 171.1 70 0.85
120 28 33 27.5 40 312 198.2 87.7 86.9 79.4 265.4 148.9 129 69.6 0.59
125 28 33 28 38 249.7 181 85 76.1 66.2 221.2 139.1 147.3 72 1.21
130 28 33 28 38 334.6 219.7 75.5 81.6 70.4 191.5 136 117.1 76.9 1.27
135 28 33 27.5 40 280 184.1 79.6 71.8 61 164.6 131 162.6 76.4 0.63
140 28 33 27.5 40 268.1 209.5 72.5 74.6 66.8 249.2 113.4 205.8 78.5 0.78
145 28 33 28 40 263.9 264.6 87.5 85.3 71.1 220 128.1 155.4 75.8 0.26
150 28 33 27.5 42 264.8 283.1 101.3 101.1 74.7 195.9 106.3 146.6 74.2 0.35
155 28 33 28 42 319.3 227.4 97.1 105.7 72.8 164.6 103.2 106.3 74.8 1.53
160 28 32 28 40 223.1 193.8 91.2 106.1 77.1 156.5 113.5 96.4 70.2 1.3
165 28 32 28 50 191.2 146.7 82.8 103.3 76.7 124.2 131 94.7 69.9 0.44
170 28 32 28 42 156.3 132.4 84.4 99.1 75.4 112.7 102.4 77.9 73.3 0.99
175 28 32 27.5 40 103.2 102.4 89.6 92.8 70.4 96.7 84.7 74.7 80.6 0.74
180 28 32 27.5 38 93.2 89.5 85 83.3 66.7 84.5 80.9 71.1 68 0.34