SOP PRODUK BALOK

Standard Operating Procedure PC GIRDER

 BALOK BETON PRACETAK & PRODUK BALOK
PRESTRESS PC GIRDER

1
ONTENTS
APLIKASI PC GIRDER PADA STRUKTUR JEMBATAN

2 MENGENALI PRODUK PC GIRDER

ABLE OF

3 PROSES PRODUKSI, DELIVERY & PERSIAPAN DI LAPANGAN

4 INSTALLASI PC GIRDER
APLIKASI PC GIRDER PADA STRUKTUR JEMBATAN

PCI Girder

PCU Girder

PCT Girder

BOX Girder

3
MENGENALI PRODUK PC GIRDER

DESAIN GIRDER

4
a. Mengacu ke standar yang berlaku :
• Pembebanan Jembatan : SNI 1725- A B
2016
• Perencananan Struktur Beton untuk
Jembatan : SNI T-12-2004 A B

b. Data lain-lain: Pot. A-A : Pot. B-B :

- Jarak antar balok (ctc)
- Tebal plat lantai
- Model plat deck, dll

c. Dimensi Tebal
Penebalan
Lihat katalog girder

5
KATALOG PRODUK
1. 3.
2.

SPUN PILE CCSP

SQUARE PILE

4. 5.
6.

FCSP PC I GIRDER
PC U GIRDER

7. 8.

BOX GIRDER
PC T GIRDER
Sumber :
PT. WASKITA 2/23/2021
BETON PRECAST TBK.
Contoh perbandingan dimensi PC I Girder

H (TINGGI BALOK)
NOTASI TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3
900 1250 1400 1600 1700 1850 2100 2100 2300
A 550 550 700 700 800 800 800 1170 1200
B 650 650 650 650 700 700 700 720 750
Tw 1 170 170 180 180 200 200 200 220 250
Tw 2 550 550 600 600 600 620 650
h1 130 130 130 130 130 130 130 100 100
h2 75 75 75 75 120 120 120 170 170
h3 100 100 100 100 250 250 250 250 250
h4 125 125 225 225 250 250 250 250 250
h5 130 130 130 130 130 100 100
h6 22 22 40 40 40 105 105
h7 21 21 21 21 50 50 50 50 50
h8 125 175 225 225 250 250 250 250 250
L (Panjang Balok) 16-18m 16-24m 20-30m 20-30m 25-38m 25-40m 32-45m 40-45m 45-50m

Satuan : mm 8
Contoh perbandingan dimensi PC U Girder
Tabel Berat Balok
Berat Girder (Ton)
Panjang (m) H-120 H-130 H-140 H-165 H-175 H-185
21 55.88 - - - - -
22 58.21 - - - - -
23 60.54 61.13 - - - -
24 62.87 63.46 - - - -
25 65.2 65.79 74.25 - - - B < 1400 mm
26 67.53 68.12 76.87 - - -
27 69.86 70.45 79.49 - - -
28 72.19 72.78 82.11 96.16 - - B > 1400 mm
29 74.52 75.11 84.73 99.18 - -
30 - 77.44 87.35 102.2 - -
31 - - 89.97 105.2 110.2 - Tabel Dimensi Balok
32 - - 92.59 108.2 113.4 -
33 - - 95.21 111.3 116.5 - A B
Type Span (m)
34 - - - 114.6 119.7 - (mm) (mm)
35 - - - 117.6 122.9 129.1 H-120 130 1200 21-29
36 - - - - 126 132.4 H-130 230 1300 23-30
37 - - - - 129.2 135.7 H-140 330 1400 25-33
38 - - - - 132.4 139 H-165 130 1650 28-35
39 - - - - 135.6 142.4 H-175 230 1750 31-41
40 - - - - 138.7 145.7 H-185 330 1850 34-42
41 - - - - 141.9 149 H-220 680 2200 Up to 50
42 - - - - - 152.4 H-240 880 2400 Up to 53
9
Shodrawing
Approved

Shodrawing
Approved

Dokumen Approval Konsultan & Owner

11
MENGENALI PRODUK PC GIRDER

KOMPONEN PC GIRDER

12
MENGENALI PRODUK PCI GIRDER

Segmen Tepi Segmen Tengah Segmen Tepi

Stek Slab

Casting

Stek Diafragma

Diaphragma precast
Diafragma Cast In situ
13
MENGENALI PRODUK PCI GIRDER

Segmen Tepi Segmen Tengah Segmen Tepi

Sambungan Segmen
Pin Connector Female

Pin Connector Male

Lubang Tendon

TIPE SHEAR KEY / EKOR BURUNG TIPE PIN CONNECTOR

14
MENGENALI PRODUK PCU GIRDER

Segmen Tepi Segmen Tengah Segmen Tepi

Segmen Tepi
Stek Slab

Casting

Stek Diafragma

15
MENGENALI PRODUK PCU GIRDER

Segmen Tepi Segmen Tengah Segmen Tepi

Pin Connector Female Sambungan Segmen Pin Connector Male

Lubang Tendon
16
(Tipe PC I, PC U, PC T, PC C Girder)

17
Pengertian Balok Monolith/Non-Segmental

18
19
20
MENGENALI PRODUK PC GIRDER

PROSES PRODUKSI
PC GIRDER

21
PCI GIRDER

PCU GIRDER

22
PCI GIRDER

PCU GIRDER
PCI GIRDER

PCU GIRDER

24
PCI GIRDER

PCU GIRDER

25
 Pemasanagn Pin Connector

Yang perlu diperhatikan:

• Pembuatan angkur pin conector (S45C) yang sesuai dengan gambar

• Pemasangan decking
PCI GIRDER

PCU GIRDER

27
PCI GIRDER

PCU GIRDER

28
PCI GIRDER

PCU GIRDER
PCI GIRDER

PCU GIRDER

30
MENGENALI PRODUK PCI GIRDER

TOLERANSI DIMENSI

31
Toleransi dimensi Balok gelagar beton tipe I dapat dilihat pada tabel

TAMPAK SAMPING TAMPAK SAMPING TAMPAK DEPAN TAMPAK ATAS

Gambar 3a Gambar 3b Gambar 3c Gambar 3d

Dimensi Penyimpangan yang diizinkan

Panjang ± 25 mm
+ 13 mm
Tinggi (H, lihat gambar 3a)
- 6 mm
Lebar atas dan bawah balok gelagar (a atau + 10 mm
b, lihat Gambar 3a) - 6 mm
Lebar Badan balok Gelagar (TW, lihat + 10 mm
Gambar 3a) - 6 mm
Kemiringan vertikal (V1, lihat Gambar 3c) ± 0,015 h
± 0,02 b atau ± 0,02 a (mana yang
Kemiringan horizontal (V2, lihat Gambar 3d)
relevan)
Vertikalitas (G, lihat Gambar 3b) ± 0,015 h
Toleransi defleksi Balok gelagar beton tipe I dapat dilihat pada tabel

Dimensi Penyimpangan yang diizinkan

Defleksi arah vertikal (lihat gambar 4a) L/800 atau 50% dari camber yang direncanakan
Defleksi arah horisontal/lateral (Lihat gambar 4b) L/500

DEFLEKSI ARAH VERTIKAL

Gambar 4a

DEFLEKSI ARAH HORIZONTAL

Gambar 4b
35
TOLERANSI DEFLEKSI LATERAL (BS EN 15050:2007)

36
SOP PENANGANAN
PRODUK DI PROYEK

37
DOKUMEN ADMINISTRASI IJIN KERJA

Dokumen Request Konsultan Instruksi Kerja Ijin Kerja

38
PERSIAPAN SAFETY PLAN

KEBIJAKAN SWA (Stop Safety Briefing/Tool Box Hazard Identification, Risk

Working Action) Meeting Asessment & Risk Control
39
 PERSIAPAN
STRESSING BED

40
PERSIAPAN LAHAN STRESSING UNTUK GIRDER NON-STANDAR L > 48 M
A. POSISI TUMPUAN UJUNG GIRDER B. POSISI TUMPUAN TENGAH GIRDER

51
PENYUSUNAN BALOK di atas STRESSING BED

OK

min. min. min. min.

0.5m 0.5m 0.5m 0.5m
Stressing
Bed Ujung

POSISI BALOK STABIL POSISI BALOK STABIL

Stressing
Stressing Bed Ujung
Bed Ujung

Tanah PERBAIKAN Cerucuk

Padat TANAH DASAR
PERBAIKAN TANAH DASAR

Landasan stressing dan tanah dasar pada bagian

Landasan stressing dan tanah dasar pada bagian tumpuan balok harus mampu menopang beban balok
tumpuan balok harus mampu menopang beban utuh setelah balok terstressing.
balok utuh setelah balok terstressing.
PENYUSUNAN BALOK di atas STRESSING BED

OK min.
0.5m

min.
0.5m min.
0.5m
Stressing
min. Bed Ujung
0.5m

POSISI BALOK STABIL POSISI BALOK STABIL

Stressing
Stressing Bed Ujung
Bed Ujung

Cerucuk
Tanah
Padat
PERBAIKAN
PERBAIKAN TANAH DASAR
TANAH DASAR
Landasan stressing dan tanah dasar pada bagian
Landasan stressing dan tanah dasar pada bagian tumpuan balok harus mampu menopang beban balok
tumpuan balok harus mampu menopang beban utuh setelah balok terstressing.
balok utuh setelah balok terstressing.
SOP PENANGANAN PRODUK

PERSIAPAN CRANE

54
CONTOH

DOKUMEN SURAT IJIN ALAT (SIA) DAN

SURAT IJIN OPERATOR (SIO)
SPESIFIKASI ALAT ANGKAT
CONTOH
PEMERIKSAAN ALAT ANGKAT

LOAD MOMENT INDICATOR

DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

Pengiriman Penurunan Produk

4 3

Erection
Stressing
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

1
Pengiriman Penurunan Produk

4 Pengiriman
3

Erection
Stressing
PCI GIRDER

PCU GIRDER

62
PCI GIRDER

PCU GIRDER
 BOGIE)
PENGANGKUTAN BALOK DENGAN BOOGIE
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

Pengiriman Penurunan Produk

4 3

Erection
Stressing
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

2
Pengiriman Penurunan Produk

4 Penurunan Produk 3

Erection
Stressing
Penurunan Girder Diatur Berdasarkan Rencana
Penempatan Girder di Atas Pier

68
PCI GIRDER

PCU GIRDER

69
PCI GIRDER

PCU GIRDER

70
PERSYARATAN
1. Kapasitas alat angkat minimal dan sling minimal 2 kali sesuai tabel kapsitas angkat terhadap radius boom
2. Alat angkat memiliki dokumen Surat Ijin Alat (SIA) dan operator alat memiliki surat ijin operator (SIO) untuk alat angkat sesuai jenis kualifikasinya
yang masih berlaku
3. Hasil pemeriksaan fisik alat angkat dan sling angkat, lampu indikator overload sebelum pengangkatan dipastikan dalam kondisi dan berfungsi baik
dan layak digunakan
4. Landasan crane menggunakan pelat tebal 20mm dan tanah dasar di bawah crane stabil dan kuat menopang beban crane saat pengangkatan.
5. Kondisi cuaca tidak hujan, angin tidak mengganggu operasi pengangkatan dan penerangan dan area sekitar yang berdampak pada manuver
pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan pengangkatan balok harus steril dari orang yang tidak berkepentingan trhadap operasi alat.
6. Titik angkat balok dalam kondisi baik dan layak digunakan. Untuk penggunakan ttik angkat multi strand, posisi strand harus rata sehngga beban
yang diangkat terdistribusi merata.
7. Segmen balok diangkat pada titik angkat yang sudah disiapkan dengan posisi segmen balok saat pengangkatan rata horizontal dengan toleransi
4%.

Pastikan Jumlah Counterweight

Sesuai loadchart
• CRANE LOAD CHART

OVERLOAD DI DALAM GARIS TEBAL

Sumber : Presentasi Bpk. Yanuwirawan Tri Wahyunugraha untuk Forum

Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk.
• CRANE LOAD CHART

OVERLOAD DI LUAR GARIS TEBAL

Sumber : Presentasi Bpk. Yanuwirawan Tri Wahyunugraha untuk Forum

Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk.
DI LAPANGAN
DI LAPANGAN
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

Pengiriman Penurunan Produk

4 3

Erection
Stressing
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

3
Pengiriman Penurunan Produk

4 Stressing 3

Erection
Stressing
PCI GIRDER

PCU GIRDER

88
 Contoh Tabel Kebutuhan Material Epoxy
Untuk Beberapa Jenis Girder

(diasumsikan menggunakan material Sikadur 31CF)

Tinggi Luas Kebutuhan Per dua sisi Total Kebutuhan Girder Segmental
Balok 1 sisi Permukaan Sambungan Girder 3 Segmen Girder 5 Segmen Girder 7 Segmen
Takaran
(Cm) (M2) (Kg) Gelas Aqua (Kg) Kaleng (Kg) Kaleng (Kg) Kaleng
250 ml
90 0.32 2.5 10.0 5 1.0 10 2.0 15 2.5
125 0.38 3.0 12.0 6 1.0 12 2.0 18 3.0
160 0.53 4.5 18.0 9 1.5 18 3.0 27 4.5
170 0.67 5.5 22.0 11 2.0 22 4.0 33 5.5
185 0.70 5.5 22.0 11 2.0 22 4.0 33 5.5
210 0.75 6.0 24.0 12 2.0 24 4.0 36 6.0
230 0.79 6.5 26.0 13 2.5 26 4.5 39 6.5

* Packaging 1 Kaleng = 6 Kg
PCI GIRDER

PCU GIRDER

95
100
101
Girder sudah bisa dierection jika hasil mutu grouting
minimal 30 MPa
105
SOP PENANGANAN PRODUK

APA YANG TERJADI APABILA

SAAT STRESSING TANAH
DASAR TIDAK KUAT?

106
Kondisi Setelah Stressing

Sleeper Patah, Karena tanah

amblas sebelah Sleeper miring

Sleeper Patah, Karena tanah Sleeper rata, namun tanah

amblas tengah Amblas ke bawah
 Kondisi Setelah Stressing

Terjadi Gaya arah lateral pada sumbu

balok, yang berpotensi menyebabkan
momen lentur arah lateral pada sumbu
balok. Balok tidak cukup kaku untuk
Sleeper miring menerima gaya lateral

Posisi Bantalan tidak rata, amblas arah melintang

Girder berpotensi bengkok / terpelintir

Def lateral max 1mm per 1m
 Kondisi Setelah Stressing
Kasus Landasan Salah Satu Ujung Amblas
Berbenturan

δ
(Chamber)
Sambungan
Berpotensi lepas
Dampak :
- Gider mengalami retak
- Balok terpuntir / bengkok

Tanah
Ambles P
Kasus Landasan Kedua Ujung Amblas
Sambungan
Berpotensi lepas

Ambles Berpotensi Ambles

Berbenturan Berbenturan
Retak

Girder tidak di desain untuk menahan gaya dari bawah

26
 LANGKAH-LANGKAH KOREKTIF(PERBAIKAN) GIRDER BENGKOK

1. Melakukan pemindahan girder ke tanah yang lebih stabil, dan

memastikan bahwa girder dalam kondisi lurus vertikal. Kemudian
dilakukan pengukuran kelurusan kembali.

LANGKAH-LANGKAH PREVENTIF(PENCEGAHAN) GIRDER BENGKOK

1. Memastikan bahwa tanah telah cukup kuat unutuk menerima

beban girder yang terpusat ke ujung.
2. Mengukur kelurusan pada saat sebelum stressing, saat proses
stressing berlangsung, dan sesudah stressing.
3. Urutan stressing dilakukan sesuai dengan prosedur.
4. Untuk penarikan tendon yang menyebar horizontal, harus
menggunakan dua jack stressing yang ditarik bersamaan.
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

Pengiriman Penurunan Produk

4 3

Erection
Stressing
DIAGRAM ALIR PROSES PENANGANAN BALOK PRACETAK
PC GIRDER DI PROYEK

1 2

Pengiriman
4 Penurunan Produk

4 Erection 3

Erection
Stressing
1. Metode Pengangkatan Balok PC, meliputi:
a. Sequence Pekerjaan
b. Peralatan
c. Sumber Daya
d. Waktu Pelaksanaan
e. Analisis Risiko dan Bahaya (HIRARC)
f. Dokumen Pelengkap:
• Spesifikasi Mobile Crane
• Lifting Rigging Plan
• Surat Izin Alat
• Surat Izin Operator
• Manajemen Lalu Lintas
2. Legal & Perizinan
CONTOH

KEBUTUHAN PERALATAN : KEBUTUHAN TENAGA KERJA :

No Peralatan Jumlah No Sumber Daya Manusia Jumlah

1 Tim Survey 4 org
1 Mobile Crane 360T 2
2 Pelaksana 2 org
2 Hiab Crane 1
3 Koordinator 1 org
3 Mesin Las 1 Pengangkatan
4 Tali Sling Baja 8 4 Supervisi 1 org
Pengangkatan
5 Hook Block 4
5 Rigger 4 org
6 Plat Baja t=2cm 12
6 Operator Crane 2 org
7 Safety Officer 2 org
8 Flagman 2 org
CONTOH

WAKTU PELAKSANAAN :
No Pekerjaan Durasi (Menit)

1 Survey, Persiapan Lahan, Manajemen Lalu 60

Lintas
2 Pengangkutan PCI Girder ke Trailer 30
3 Pengaturan Outrigger Mobile Crane 30
4 Tes Angkat Beban 15
5 Pengangkatan PCI-Girder 60
6 Penempatan PCI-Girder pada Temporary 30
bearing
7 Pemasangan Bracing Sementara 30
8 Pembersihan dan Finishing 60
TOTAL 315 menit =
5.25 jam
CONTOH

HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT & RISK CONTROL

H I R A R C ( Hazard, Identification, Risk Assesment and Risk Control)

Risk Assesment Risk Assesment

No Activity Hazard Identification Based on 5 Aspect Acceptance Risk Risk Control Acceptable Risk PIC
Impact Opportunities High Level Impact Opportunities High Level
Man
Machine
1 Material
Methode
Environtment
Man
Machine
2 Material
Methode
Environtment
Man
Machine
3 Material
Methode
Environtment
CONTOH

DOKUMEN SURAT IJIN ALAT (SIA) DAN

SURAT IJIN OPERATOR (SIO)
CONTOH

RENCANA LIFTING DAN RIGGING

CONTOH RENCANA LIFTING DAN RIGGING
CONTOH RENCANA LIFTING DAN RIGGING
SPESIFIKASI ALAT ANGKAT
CONTOH
PEMERIKSAAN ALAT ANGKAT

LOAD MOMENT INDICATOR

PERSYARATAN
1. Kapasitas alat angkat minimal dan sling minimal 2 kali sesuai tabel kapsitas angkat terhadap radius boom
2. Alat angkat memiliki dokumen Surat Ijin Alat (SIA) dan operator alat memiliki surat ijin operator (SIO) untuk alat
angkat sesuai jenis kualifikasinya yang masih berlaku
3. Hasil pemeriksaan fisik alat angkat dan sling angkat, lampu indikator overload sebelum pengangkatan
dipastikan dalam kondisi dan berfungsi baik dan layak digunakan
4. Landasan crane menggunakan pelat tebal 20mm dan tanah dasar di bawah crane stabil dan kuat menopang
beban crane saat pengangkatan.
5. Kondisi cuaca tidak hujan, angin tidak mengganggu operasi pengangkatan dan penerangan yang mencukupi
6. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan pengangkatan
balok harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat
7. Titik angkat balok dalam kondisi baik dan layak digunakan, sedangkan untuk pengangkatan balok dengan lifting
frame baja, pastikan sudah terpasang dengan benar.
8. Balok diangkat setinggi 30cm dari permukaan tanah dan ditahan 15 menit untuk memastikan alat dan sling
angkat mampu menahan beban serta tidak terjadi pergerakan tanah dasar
9. Posisi balok saat pengangkatan rata horizontal dengan toleransi 4%
10.Balok diletakan di atas elastomer bearing pad pada posisi simetris.
11.Pasang dan kencangkan rantai pengikat pada kedua ujung balok sebelum sling alat angkat dilepas.
12.Setelah dua balok berada pada abutmen/pier, segera pasang shoring kayu pada bagian ujung dan kayu ganjal
dengan lasing besi antar balok per-jarak maksimal 4m sebagai pengaku antar balok kemudian pasang diafragma
pracetak atau diafragma antar balok dicor.
 METODE ERECTION BALOK PC GIRDER

DOUBLE CRANE DOUBLE CRANE

STRESSING DIBAWAH STRESSING DIATAS TRUSS (PCI GIRDER)

LAUNCHER GANTRY CRANE

ERECTION BALOK DENGAN CRANE

MULAI

PERSIAPAN PENGANGKATAN TAHAPAN ERECTION BALOK

BALOK

Tidak
1. POSISI & LEVEL
ELASTOMER PAD SESUAI
2. KUAT TEKAN LEVELING MORTAR TERCAPAI
SURVEY :
1. Manajemen lalu lintas
2. Survey & stake out lokasi outrigger kaki
Ya mobile/crawler crane

PERSIAPAN ALAT ANGKAT BALOK PERSIAPAN :

1. Pemasangan pelat baja landasan
2. Mobilisasi alat crane ke Lokasi
3. Pengaturan poisisi alat Crane dan jankauan
Tidak PERSIAPAN radius Lifting Boom
ALAT ANGKAT 4. Tes Angkat Beban

Ya
PENGANGKATAN BALOK KE ATAS Tidak SELESAI
PIER/ABUTMENT

Tidak POSISI BALOK Ya PEMASANGAN BRACING/SHORING BRACING/SHORING

Ya
SESUAI
RENCANA BALOK DIATS PIER/ABUTMENT TERPASANG BAIK
ERECTION BALOK PCI DENGAN CRANE
ERECTION BALOK PCU DENGAN CRANE
CONTOH PERENCANAAN POSISI TITIK ANGKAT
A. Alternatif 1 B. Alternatif 2

I 160 – I 160 –
22 07 17
25,6
40201789 Pada 22 07 17
25,6
40201789

Gider
Ditandai blok garis
menggunakan Cat
semprot

X (Lihat Tabel 1) X (Lihat Tabel 1)

Tepi Girder Tepi Girder
Marking gambar rantai
menggunakan Cat
semprot
Tabel 1. Posisi Titik Lifting (nilai X)
No. Bentang Efektif Jarak dari Mencegah terjadinya defleksi lateral
ujung balok (x)
1 L ≤ 16 m 1m
2 L = 20 m 1m
2 L = 25 m 1m
2 L = 30 m 1.5 m
3 L = 35 m 2m
4 L = 40 m 2.5 m
5 L = 45 m 3m
6 L = 50 m 4m
 METODE ERECTION BALOK PC GIRDER

DOUBLE CRANE
STRESSING DIBAWAH

DOUBLE CRANE
STRESSING DIATAS TRUSS

LAUNCHER GANTRY CRANE

 METODE ERECTION BALOK PC GIRDER

DOUBLE CRANE
STRESSING DIATAS TRUSS (PCI GIRDER)

DOUBLE CRANE
STRESSING DIBAWAH

LAUNCHER GANTRY CRANE

146
 METODE ERECTION BALOK PC GIRDER

GANTRY CRANE

DOUBLE CRANE DOUBLE CRANE

STRESSING DIBAWAH STRESSING DIATAS TRUSS

LAUNCHER
Kapasitas hoist gantry dan sling angkat minimal 2 kali beban yang diangkat
 METODE ERECTION BALOK PC GIRDER

DOUBLE CRANE DOUBLE CRANE

STRESSING DIBAWAH STRESSING DIATAS TRUSS

LAUNCHER

GANTRY CRANE
Kapasitas launchergantry dan sling angkat minimal 2 kali beban
yang diangkat
LESSON LEARN

157
KEGAGALAN ERECTION PC GIRDER

158
PC I-Girder Lifting Bracket
SWL 2 x 85 000 kg
INSTALASI GIRDER LIFTER
1 2

3 4
PELEPASAN GIRDER LIFTER
1 2

3
4

Note : Dilakukan Setelah pemasangan bracing tepi

IMPROVEMENT PADA KEGIATAN ERECTION
PC I Girder L: 50m
ANALISA PERMASALAHAN EREC TION PADA GIRDER
ANALISA PERMASALAHAN
Berdasarkan pengalaman waskita dalam
melaksanakan erection girder, terdapat
permasalahan yang terjadi di lapangan pada saat
erection girder dengan bentang non-standar/
bentang Panjang yang mengakibatkan girder menjadi
retak, melengkung, patah ataupun potensi jatuh
Adapun setelah dilakukan kajian, dapat ditarik
beberapa hipotesa penyebab kegagalan erection yang
terkait dengan desain angkat dan desain girder
sebagai berikut :

1. Titik potensi rotasi ketika proses erection,

berada di bawah titik Center of Gravity,
menyebabkan momen tambahan pada saat
proses erection.

2. Saat handling erection berpotensi terjadi momen

puntir (tekuk) mengakibatkan peningkatan deformasi
lateral.
ANALISA PERMASALAHAN EREC TION
PADA GIRDER
INOVASI TERHADAP PERMASALAHAN
Berdasarkan Hipotesa penyebab kegagalan,maka
dilakukan inovasi untuk menjawab hipotesa
tersebut. Inovasi dilakukan untuk meningkatkan
stabilitas dan kekakuan PC-I Girder saat proses
lifting erection.
INOVASI YANG SUDAH DILAKUKAN

1. Lifting frame baja limov

2. Stiffener tipe badan
3. Dapped end pada tumpuan girder
4. Pedestal dan bracing pada abutment
5. Bracing tengah bentang antar girder

INOVASI BARU (MENYEMPURNAKAN INOVASI

SEBELUMNYA)
1. Stiffener tipe sayap
2. Lifting loop anchor
3. Modifikasi penampang menjadi Semi – T
Girder
 INOVASI YANG DILAKUKAN
TERHADAP PERMASALAH
ERECTION GIRDER

INOVASI:
Lifting frame baja limov
FUNGSI:
Memindahkan titik angkat girder diatas
titik beratnya, sehingga secara gravitasi
akan selalu tegak vertikal
INOVASI:
Bracing pada
bagian ujung dan
tengah girder
FUNGSI:
INOVASI: Menahan posisi
Dapped end pada tumpuan girder girder sementara,
FUNGSI: mencegah
Memindahkan titik tumpuan girder terjadinya
menjadai sejajar/diatas titik berat potensi guling
penampang, sehingga mengurangi akibat punter
potensi terjadinya guling pada saat sebelum
erction. diafragma dicor
 INOVAS I STIFFENER PADA GIRDER

ANALISA KEBUTUHAN TORSI SAAT ERECTION

Konstanta torsi
perlu
> 1.956.559
Referensi :
lateral Stability of Long Prestressed concrete beams
(Part 1 : Robert F. Mast, Page 46)
 INOVASI STIFFENER TIPE BADAN
INOVASI:
Stiffener tipe badan

FUNGSI:
Material dari baja
hollow 100 x 100 dan
uno 125 – 50,
meningkatkan kekakuan
lateral girder dengan
menambah inersia
penampang secara
komposit dengan baja
profil

Berdasrakan Analisa yang

dilakukan menggunkan
software SAP2000
Konstanta Torsi yang
didapatkan 2.250.026,6
Konstanta perlu <
Konstanta hasil
1.956.559 < 2.250.026,6
OK !!!

DETAIL POTONGAN PERMODELAN SAP 2000

 INOVASI STIFFENER TIPE SAYAP

INOVASI:
Stiffener tipe sayap

FUNGSI:
meningkatkan kekakuan
lateral girder secara
efektif

Berdasrakan Analisa
yang dilakukan
menggunkan software
SAP2000 Konstanta
Torsi yang didapatkan
7.318.764
Kons. perlu < Kons.hasil
1.956.559 < 7.318.764
OK !!!

DETAIL POTONGAN PERMODELAN SAP 2000

 PERBANDINGAN
STIFFENER BADAN &
SAYAP

ASPEK
NO. STIFFENER BADAN STIFFENER SAYAP
PERBANDINGAN
1 Konstanta Torsi 2,250,026 7,318,764
Peningkatan
2 15% 274%
Kekakuan
Berat stiffener per 1
3 6.18 ton 9.60 ton
girder
4 Jumlah segmen 7 x 2 segmen 3 segmen
Waktu pasang dan
DETAIL POTONGAN 5 441 menit 243 menit
bongkar
CATATAN : Kebutuhan crane tidak membutuhkan
6 crane kap. 25 ton
Balok dengan bentang 50.80 m, tinggi pasang dan bongkar crane
2.30 m, saat diangkat dengan titik Bracing silang antar ditambahkan di luar 4 bh menempel pada
handling jarak 4m dari ujung akan 7
girder stiffener stiffener
timbul Momen Torsi terhadap sumbu
sebesar 23.93 ton.m. Diperlukan Biaya Erection 1
8 62 Juta 56 Juta
Konstanta Torsi sebesar 1.956.559. Balok
9 Masa pakai 10x Pemakaian >100x Pemakaian
 E R EC TI O N ST I F F E N E R S AYAP
P C I G I R D E R 5 0 , 8 M - P ROY E K K L B M

 Persiapan Safety Plan

 Persiapan Area
PERSIAPAN  Persiapan Peralatan
ERECTION  Pengecekan camber dan lateral
 Persiapan Stiffener
 Pengarahan lapangan & cheklist
sebelum erection
 ERECTION STIFFENER SAYAP
PCI GIRDER 50,8 M-PROYEK KLBM

PERSIAPAN SAFETY PLAN

1. Pembuatan Zona Area Aman

2. Pemasangan Garis Batas
3. Pemasangan Rambu - Rambu
4. Pengecekan Kecepatan Angin
(Maks 30km/jam)
PERSIAPAN PERALATAN

1. Pengecekan dan ceklist Kondisi

Alat
2. Pengecekan SILO alat
3. Pengecekan SIO Operator
PENGECEKAN DEFLEKSI

Pengecekan Camber dan deformasi Lateral

PCI Girder dilakukan di awal sebelum proses
erection dilakukan
TUJUAN:
Mengetahui nilai camber dan lateral defleksi
pada girder sebelum dierection sebagai salah
satu syarat keberterimaan kelanjutan proses
erection
ALAT:
Theodolit
Lembar Pencatatan
 EREC TION STIFFENER SAYAP
PCI GIRDER 50,8 M-PROYEK KLBM
1. PENGARAHAN LAPANGAN & CHEKLIST SEBELUM ERECTION
1
• pengenalan dasar-dasar Keselamatan Kerja dan
Kesehatan kerja (K3).
• Prosedur kerja.
• Bahaya yang mungkin akan terjadi.
• Pencegahan bahaya kepada pekerja, team dan
tamu.
2. MOBILISASI GIRDER KE LOKASI ERECTION
2 3 DENGAN STIFFENER SAYAP YANG SUDAH
TERPASANG
3. PENGIKATAN DAN PEMASTIAN KERAPATAN
RANTAI PENGIKATAN GIRDER DENGAN PELAT
BAJA MULTI AXLE

4. PEMASANGAN TOP
4 5
SLING KE SECONDARY
HOOK CRANE
5. PENGANGKATAN
GIRDER MENUJU PIER
HEAD
 6 7

PCI GIRDER 50,8 M-PROYEK KLBM

ERECTION STIFFENER SAYAP

6. PENURUNAN GIRDER KE ATAS 7. GIRDER ONBASE DI TITIK

PIER HEAD PERLETAKAN

8 9

8. PENGANGKATAN DAN PENURUNAN 9. TOP VIEW GIRDER NOMOR 1 DAN

GIRDER KE 2 KEATAS PIER HEAD GIRDER NOMOR 2 POSISI ON BASE
 11

ERECTION STIFFENER
SAYAP
PCI GIRDER 50,8 M-
PROYEK KLBM

11. PROSES PEMBONGKARAN STIFFENER

10
MENGGUNAKAN CRANE 25 TON

12

10. PROSES PENGELASAN BRACING

TENGGAH (BRACING HORIZONTAL)
ANTARA GIRDER NOMOR 1 DAN
12. LAKUKAN PROSES BERULANG
GIRDER NOMOR 2
HINGGA SEMUA GIRDER TERPASANG
 INOVAS I
LIFTIN G LOOP ANCHOR PROYEK

INOVASI:
Lifting Loop Anchor

FUNGSI:
Memindahkan Titik Potensi Rotasi Ke Sisi Atas
Center Of Gravity Untuk Meningkatkan Kestabilan
Pengangkatan Dengan Minimalisir Moment Akibat
Eksentrisitas Pengangkatan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

 Pemasangan harus sesuai gambar dan sejajar,
tidak ada beda elevasi kanan dan kiri
 Diameter wirerope sesuai bentang dan berat
girder (Girder 40.80 = 40 mm, girder 45.80 = 44
mm, girder 50.80 = 46 mm)
 UTS wierope minimal 1860 Mpa dan
bersertifikat
 Sambungan looping dengan klem standar
wirerope
 Sling angkat harus sama Panjang
 Dapat memakai pelat baja pelapis wirerope
untuk menghindari tekukan pada wirerope
INOVASI LIFTING LOOP ANCHOR

PENTING !!!
KONDISI
TERPASANG
DILAPANGAN
TIDAK BOLEH
“LEBIH KECIL”
DARI
PERSYARATAN
PERHITUNGAN
SUDUT
PENGANGKATA
N LIFTING
HOOK
INOVASI LIFTING LOOP ANCHOR
 TAHAPAN TRIAL LIFTING

LOAD TEST LOAD TEST

EVALUASI
KE 1 KE 2
• Girder diangkat
• Girder diangkat • Pengecekan & Evaluasi
setinggi 2 m’
setinggi 8 m’ ( = keretakan girder
• Ditahan datar
Tinggi Pier Head) • Pengecekan & Evaluasi
selama 10 menit
• Ditahan datar selama Chamber Lateral girder
• Dilakukan
10 menit • Pengecekan & Evaluasi
pengecekan
• Dilakukan pengecekan terhadap Lifting Hook
keretakan,
keretakan, keutuhan Girder
keutuhan &
& chamber girder
chamber girder

2
mete
r 8
mete
r
 TAHAPAN TRIAL LIFTING
LOAD TEST KE 1 (02 April 2019 -
09.30 WIB)
1. Dilakukan pengangkatan datar
setinggi 2 meter selama 10
Menit (09.30 – 09.40)
2. Hasil pengamatan visual,
tidak terjadi perubahan /
pergerakan pada Stiffner &
Lifting Hook
3. Pengamatan pada Konsol /
Layar Monitor kedua Crane
terhadap beban material yang
diangkat
4. Kecepatan Angin berada pada
2.0 m/s
5. Pengecekan Keretakan,
Keutuhan & Chamber Girder
setelah dilakukan 10 Menit
Loading Test setinggi 2 meter
LOAD TEST KE 2 (02 April 2019 -
10.30 WIB)
1. Dilakukan pengangkatan datar
setinggi 8 meter selama 10
Menit (10.30 – 10.40)
2. Hasil pengamatan visual,
tidak terjadi perubahan /
pergerakan pada Stiffner &
Lifting Hook
3. Pengamatan pada Konsol /
Layar Monitor kedua Crane
terhadap beban material yang
diangkat
4. Kecepatan Angin berada pada
2.4 m/s
5. Pengecekan Keretakan,
Keutuhan & Chamber Girder
setelah dilakukan 10 Menit
Loading Test setinggi 8 meter
 TAHAPAN TRIAL LIFTING

PENGETESAN SETELAH LOAD TEST & EVALUASI

• Penurunan Kembali Girder

• Pengecekan Keretakan Girder dengan Metode UPV
• Pengecekan Keretakan Girder pada Daerah Lifting
Hook dengan metode Penyiraman Air
• Pengecekan Stiffner
• Pengecekan Chamber Lateral Girder
• Pengecekan Keluruan, Kerataan, Sudut & Kondisi
Lifting Hook
PENYUSUN :
1. Ir. Gambiro S., M.T. (Bidang Teknologi AP3I / IAPPI / PT. Wijaya Karya
Beton, Tbk.)
2. Ignatius Harry S., S.T. (PT. Wijaya Karya Beton, Tbk.)
3. Amalia Zukra, S.T. (PT. Wijaya Karya Beton, Tbk.)
4. Ir. Purnomo, M.M. ( PT. Waskita Beton Precast, Tbk.)
5. Ir. M. Rusman Noertika ( PT. Waskita Beton Precast, Tbk.)
6. Hendi, S.T., M.T. ( PT. Waskita Beton Precast, Tbk.)
7. Nova Kurniawan, S.T. ( PT. Waskita Beton Precast, Tbk.)
8. Ir. Elvi Fadillah, MBA ( PT. Adimix Precast Indonesia )
9. Ir. Nugroho Juliadi ( PT. Tensindo )
10.Fathur Rusdianto, S.T. ( PT. VSL )
11.Diki N. Mayadi ( PT Saeti Concretindo Wahana )