SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Palangka Raya
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Oleh:
Amelia Dewi
NIM. 1703130049
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan kata syukur yang dapat diartikan positif sebagai makna terimakasih
kepada seseorang dan kepada Sang Yang Maha Pengasih. Syukur juga
itu, perlu kembali dipahami apa sebenarnya hakikat berterima kasih dengan
kehidupan sehari-hari.
mengalami penurunan secara drastis dan salah satu dampak negatif terhadap
1
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007), hal. 290.
2
Hidayat (dkk), “Makna Syukur Berdasarkan Kajian Tematik Digital Alquran dan
Implikasinya dalam Pendidikan Akhlak Di Sekolah Dasar”, Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 2019, hal. 98.
1
2
semata dan tidak peduli terhadap orang lain 3. Hal itu tampak pada pola
kehidupan tidak pernah puas dengan apa yang telah dianugrahkan oleh
Tuhan. Jangan sampai syukur itu hanya sebatas lidah saja, dan mungkin
pemaknaan yang lebih dalam menjadi urgent untuk dikedepankan dalam era
Namun, ibarat seumur manusia, pembahasan syukur telah ada mulai dari
adanya manusia hingga hari ini dan nanti. Informasi ini bisa didapat dari
Fakta bahwa syukur itu penting, salah satunya karena bersyukur tidak
hanya memiliki efek langsung pada kualitas hidup, melainkan juga memiliki
efek tidak langsung yaitu melalui stres yang dirasakan serta kesehatan
3
Muh. Subair, “Rekonstruksi Makna Syukur dalam Al-Qur’an Berdasarkan Kitab Kuning”,
Pusaka: Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 1, Mei 2020, hal. 98.
4
Choirul Mahfud, “The Power Of Syukur (Tafsir Kontekstual Konsep Syukur dalam al-
Alquran)”, Lembaga Kajian Agama dan Sosial (LKAS) Surabaya: Jurnal Episteme, Vol. 9, No. 2,
Desember 2014, hal. 379.
3
dipengaruhi oleh stres. Yang mana dalam dunia kesehatan disebut dengan
umum terjadi namun seringkali tidak disadari. Penyakit ini memiliki dasar
emosional yang menyebabkan gejala fisik dan stres berat bertanggung jawab
Syukur adalah sebuah praktik.6 Oleh karena itu syukur tidak cukup
hanya dengan hati dan lisan, tetapi harus direalisasikan dengan tindakan
nyata. Dalam Islam syukur juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah.
Untuk itu sebagai hamba-Nya yang beriman wajib mensyukuri berbagai hal
5
Ila Nurlaila Hidayat dan Witrin Gamayanti, “Dengki, Bersyukur dan Kualitas Hidup
Orang yang Mengalami Psikosomatik”, PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 7, No. 1,
2020, hal. 79.
6
Afandi, Nur Kholik. Konsep Syukur, (Disertasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) Kampus Terpadu UMY Program Studi Psikologi Pendidikan Islam, 2019), hal. 37.
4
yang Allah berikan kepada kita. Contohnya rasa syukur atas segala karunia
lebih luas, yaitu bagaimana hasil panen mereka bisa bermanfaat bagi banyak
Adapun salah satu ayat syukur terdapat dalam QS. Ibrahim [14] : 7.
٧ َواِ ْذ تَاَذَّ َن َربُّ ُك ْم ل َِٕى ْن َش َك ْرتُ ْم اَل َ ِزيْ َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕى ْن َك َف ْرتُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِديْ ٌد
Terjemah Kemenag 2019: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.7
kufur nikmat, tidak disebutkan secara jelas hukuman atau siksa yang akan
banyak ayat yang terdapat kata syukur, hanya surat Ibrahim ayat 7 yang
disandingkan dengan kata kufur. Tentu memiliki daya tarik tersendiri untuk
bagaimana makna kata syukur yang berarti “terima kasih” yang juga
7
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
5
merupakan lawan kata dari adalah kufr yang artinya “menutup” atau “tidak
tahu terima kasih”. Penelitian kali ini akan lebih menarik ketika dianalisis
Syamsuddin yaitu teori Ma’na Cum Maghza. Teori ini merupakan hasil
modifikasi teori Hermeneutika Fazlu Rahman dan Abu Zayd yang mana
ini merupakan teori yang berusaha untuk memahami makna dasar sebuah
B. Rumusan Masalah
dibahas pada penelitian ini ialah Bagaimana Konsep Syukur dalam Surah
8
Adi Fadilah, “Ma’na-Cum-Maghza Sebagai Pendekatan Kontekstual dalam
Perkembangan Wacana Hermeneutika Aquran di Indonesia”, Jurnal Of Qur’an And Hadith
Studies, Vol. 8, No. 1, 2019), hal. 12.
6
atau orientasi yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
praktis.
manfaat bagi peneliti sebagai petunjuk atau arahan, acuan serta bahan
D. Kajian terdahulu
bukanlah hal yang baru lagi dalam dunia akademis. Begitu pula dengan
Namun pada penelitian kali ini peneliti hanya berfokus pada Konsep Syukur
Syukur yang telah ada sebelumnya. Dalam hal ini, peneliti membaginya
menjadi dua kategori berdasarkan dua variabel yang ada dalam judul
penelitian ini. Variabel pertama yaitu Konsep Syukur yang ada dalam al-
Djati Bandung tahun 2018, dengan judul “Makna syukur dan ciri-
antara suami dan istri yang dikaji dari teks dan konteks.
Ma’na Cum Maghza Atas Qs. (6): 108 Dan Implikasinya Terhadap
namun juga menutup aurat yang dilihat secara non fisik. Kewajiban
E. Metode Penelitian
tafsir, artikel, jurnal serta sumber yang relevan dengan penelitian ini.
2. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
10
Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang kaya informasi dan
mendalam tentang isu dan masalah yang akan dipecahkan. Lihat Sugiono, Metode Penelitian
Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hal. 3. Penelitian kualitatif juga dimaksudkan untuk
mengungkap gejala secara holistic-konstektual (secara menyeluruh dan sesua dengan konteks / apa
adanya) melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrument
kunci penelitian itu sendiri. Lihat Ahmad Tanzeh dalam bukunya Metodologi Penelitian Praktis,
(Yogyakarta : Teras, 2011), hal. 64. Ada juga yang mendefinisikan kualitatif sebagai proses
penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan
gambar holistik yang dbentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci
dan disusun dalam sebuah latar ilmiah. Lihat Hamid Patilima dalam bukunya Metode Penelitian
Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 3.
11
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pelajar Offset, 1998), hal. 91.
12
4. Analisis Data
12
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Dalam Perspektif Rancangan Penelitian),
(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2016), hal. 208.
13
Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif”, Jurnal
Pawiyatan, Vol. XX, No. 1, Maret 2013, hal.84.
13
akan melahirkan sebuah data mentah yang tidak mempunyai arti 14.
surah dan ayat dalam al-Qur’an yang terkait dengan Syukur atau yang
Qur’an;
14
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV
Jejak, 2018), hal. 235.
15
Emawati, dkk, Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah: Studi Etnografi Tarekat Sufi di
Indonesia, Cet. 1 (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2015), hal. 26.
16
Didi Junaedi, “Mengenal lebih dekat Metode Tafsir Maudhu’I”, Diya al-Afkar, Volume
4, Nomor 1, 2016, hal. 2.
14
nuzul;
h. Menyusun kesimpulan.17
F. Kerangka Pikir
kerangka pikir dalam penelitian ini agar inti dari permasalahan yang akan
dibahas lebih fokus dan terarah sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti.
17
Moh. Tulus Yamani, “Memahami Al-Qur’an dengan Metode Tafsir Maudhu’I”, J-PAI,
Volume 1, Nomor 2, 2015, hal. 280-281.
15
Syukur dalam QS. Ibrahim [14]: 7. Adapun teori yang digunakan guna
mencapai hasil penelitian adalah teori Ma’na Cum Maghza sebagai pisau
G. Sistematika Penelitian
A. Definisi Syukur
Istilah syukur terambil dari kosa kata bahasa Arab, yaitu al-syukur (
كورRR ) الشatau al-syukru (كرRR) الش. Kata al-syukur merupakan isim mashdar
(kata benda) yang berasal dari kata شكر يشكر شكرا و شكورا, kata ini terambil
terima kasih.19
diartikan sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah
yaitu terima kasih. Dalam bahasa inggerisnya, kata ini disebut dengan
18
Ahmad bin Faaris, Maqaayis al-Lughah, (Cairo : Daar al-Sya’b, 1969), hal. 208.
19
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah,
2010), hal. 201.
20
Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3, (Jakarta: Bali Pustaka,
2002), hal. 1115.
21
S. Wojowasito, dkk, Kamus Lengkap Inggeris Indonesia-Indonesia Inggeris, (Bandung:
HASTA Penerbit), h. 232.
22
Majamma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiith, (Cairo: Maktabah al-
Syuruuq al-Arabiyyah, 2005), hal. 490.
17
18
maupun terang-terangan.
adalah musytaq dari pada kata syakara yang artinya adalah membuka.
Sehingga kata syukur tersebut merupakan antonim dari pada kata kafara
(kufur) yang artinya adalah menutup, yang mana di antara maknanya adalah
dalam 35 surat dan terbagi dalam 18 bentuk (derivasi). Term syukur paling
sebanyak 4 kali dalam suratnya, disusul dengan surat Ibrahim, Ali Imran,
Fatir, Saba’ dan al-Insan sebanyak 3 kali disetiap suratnya, disusul dengan
dan al-Isra’ sebanyak 2 kali disetiap suratnya, dan disusul dengan surat al-
Pada sub bab ini penulis akan mencantumkan pengklasifikasian mana surat
َ ُ ْ َ
11 تشك ُر ْون Al-Baqarah (2):185 Madanniyah
َ ُ ْ َ
12 تشك ُر ْون Ali Imran (3): 123 Madanniyah
َ ُ ْ َ
13 تشك ُر ْون Al-Maidah(5): 6 Madanniyah
َ ُ ْ َ
14 تشك ُر ْون Al-Maidah(5): 89 Madanniyah
َ ُ ْ َ
15 تشك ُر ْون Al-A’raf (7): 10 Makiyyah
َ ُ ْ َ
16 تشك ُر ْون Al-Anfal (8): 26 Madanniyah
َ ُ ْ َ
17 تشك ُر ْون An-Nahl (16): 14 Makiyyah
َ ُ ْ َ
18 تشك ُر ْون An-Nahl (16): 78 Makiyyah
َ ُ ْ َ
19 تشك ُر ْون Al-Hajj (22): 36 Madanniyah
َ ُ ْ َ
20 تشك ُر ْون Al-mu’minun (23): 78 Makiyyah
َ ُ ْ َ
21 تشك ُر ْون Al-Qasas (28): 73 Makiyyah
َ ُ ْ َ
22 تشك ُر ْون Ar-Rum (30): 46 Makiyyah
َ ُ ْ َ
23 تشك ُر ْون As-Sajdah (32): 9 Makiyyah
َ ُ ْ َ
24 تشك ُر ْون Fatir (35): 12 Makiyyah
َ ُ ْ َ
25 تشك ُر ْون Al-Jatsiyah (45): 12 Makiyyah
َ ُ ْ َ
26 تشك ُر ْون Al-Waqiah (56): 70 Makiyyah
َ ُ ْ َ
27 تشك ُر ْون Al-Mulk (67): 23 Makiyyah
ُ ْ
28 َيشك ُر An-Naml (27): 40 Makiyyah
ُ ْ
29 َيشك ُر Al-Luqman (31): 12 Makiyyah
ُ ْ
30 َيشك ُر Al-Luqman (31): 12 Makiyyah
َ ُ ْ
31 َيشك ُر ْون Al-Baqarah (2): 243 Madanniyah
َ ُ ْ
32 َيشك ُر ْون Al-A’raf (7): 58 Makiyyah
َ ُ ْ
33 َيشك ُر ْون Yunus (10): 60 Makiyyah
َ ُ ْ
34 َيشك ُر ْون Yusuf (12): 38 Makiyyah
َ ُ ْ
35 َيشك ُر ْون Ibrahim (14): 37 Makiyyah
َ ُ ْ
36 َيشك ُر ْون An-Naml (27): 73 Makiyyah
َ ُ ْ
37 َيشك ُر ْون Yasin (36): 35 Makiyyah
َ ُ ْ
38 َيشك ُر ْون Yasin (36): 73 Makiyyah
21
َ ُ ْ
39 َيشك ُر ْون Gafir (40): 61 Makiyyah
ُ ْ
40 اشك ْر Luqman (31): 12 Makiyyah
ُ ْ
41 اشك ْر Luqman (31): 14 Makiyyah
ُ ْ
42 اشك ُر ْوا Al-Baqarah (2): 152 Madanniyah
ُ ْ
43 اشك ُر ْوا Al-Baqarah (2): 172 Madanniyah
ُ ْ
44 اشك ُر ْوا An-Nahl (16): 114 Makiyyah
ُ ْ
45 اشك ُر ْوا Al-‘Ankabut (29): 17 Makiyyah
ُ ْ
46 اشك ُر ْوا Saba’ (34): 15 Makiyyah
ْ ُ
47 شك ًرا Al-Baqarah (2): 13 Madanniyah
ُ ُ
48 شك ْو ًرا Al-Furqan (25): 62 Makiyyah
ُ ُ
49 شك ْو ًرا Al-Insan (76): 9 Madanniyah
َ
50 ش ِاك ٌر Al-Baqarah (2): 158 Madanniyah
َ
51 ش ِاك ًرا An-Nisa (4): 147 Madanniyah
َ
52 ش ِاك ًرا An-Nahl (16): 121 Makiyyah
َ
53 ش ِاك ًرا Al-Insan (76): 3 Madanniyah
َ َ
54 ش ِاك ُر ْون Al-Anbiya’ (21): 80 Makiyyah
ّٰ
55 الش ِك ِر ْي َن Ali Imran (3): 144 Madanniyah
ّٰ
56 الش ِك ِر ْي َن Ali Imran (3): 145 Madanniyah
ّٰ
57 الش ِك ِر ْي َن Al-An’am (6): 53 Makiyyah
ّٰ
58 الش ِك ِر ْي َن Al-An’am (6): 63 Makiyyah
ّٰ
59 الش ِك ِر ْي َن Al-‘Araf (7): 17 Makiyyah
ّٰ
60 الش ِك ِر ْي َن Al-‘Araf (7): 144 Makiyyah
ّٰ
61 الش ِك ِر ْي َن Al-‘Araf (7): 189 Makiyyah
ّٰ
62 الش ِك ِر ْي َن Yunus (10): 22 Makiyyah
ّٰ
63 الش ِك ِر ْي َن Az-Zumar (39): 66 Makiyyah
ُ َ
64 شك ْو ٍر Ibrahim (14): 5 Makiyyah
ُ َ
65 شك ْو ٍر Luqman (31): 31 Makiyyah
ُ َ
66 شك ْو ٍر Saba’ (34): 13 Makiyyah
22
ُ َ
67 شك ْو ٍر Saba’ (34): 19 Makiyyah
ُ َ
68 شك ْو ٍر Fatir (35): 30 Makiyyah
ُ َ
69 شك ْو ٍر Fatir (35): 34 Makiyyah
ُ َ
70 شك ْو ٍر Asy- Syura’ (42): 23 Makiyyah
ُ َ
71 شك ْو ٍر Asy- Syura’ (42): 33 Makiyyah
ُ َ
72 شك ْو ٍر At-Tagaabun (64): 17 Madanniyah
ُ َ
73 شك ْو ًرا Al-Isra’ (17): 3 Makiyyah
ُ ْ
74 َّمشك ْو ًرا Al-Isra’ (17): 19 Makiyyah
ُ ْ
75 َّمشك ْو ًرا Al-Insan (76): 22 Madanniyah
Ayat-ayat diatas berbicara tentang kata syukur yang mana mimiliki makna
yang berbeda-beda. Jika diteliti lebih mendalam maka akan dijumpai ayat-
ayat di atas menjelaskan beberapa hal baik secara eksplisit maupun implsit,
bersyukur.23 Namun letak kata syukur sendiri ada yang terletak di bagian
23
Desri Ari Enghariano, Syukur Dalam Perspektif Alquran, Jurnal Fakultas Syariah dan
Ilmu Hukum, IAIN Padangsdimpuan, Hal. 273.
23
C. Kaidah syukur
lima kaidah:24
2. Mencintainya.
3. Mengakui nikmatnya.
olehnya.
dan bangunannya. Jika satu kaidah tidak ada maka syukur kehilangan satu
dan seputarnya.
D. Wujud Syukur
diekspresikan oleh subjek syukur kepada objek syukur yang berbeda antara
bentuk syukur manusia sebagai subjek dan Allah sebagai subjek. Karena itu,
24
Abdullah Bin Shalih Al-Fauzan, Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur, Terj.
Muhammad
Suhadi (Solo: PT Aqwam Media Profetika, 2017). Hal. 15.
24
bagi manusia disiapkan ancaman bagi yang tidak bersyukur dan sebaliknya
disediakan pula ganjaran bagi orang yang bersyukur. Ayat yang melandasi
ك فَلَ َّما َر ٰاهُ ُم ْستَقِ ًّرا ِع ْند َٗه قَا َل ٰه َذا ِم ْن
َ ۗ ُطرْ ف
َ ك َ ب اَن َ۠ا ٰاتِ ْي
َ ك بِ ٖه قَ ْب َل اَ ْن يَّرْ تَ َّد اِلَ ْي ِ قَا َل الَّ ِذيْ ِع ْند َٗه ِع ْل ٌم ِّمنَ ْال ِك ٰت
٤٠ فَضْ ِل َرب ۗ ِّْي لِيَ ْبلُ َونِ ْٓي َءاَ ْش ُك ُر اَ ْم اَ ْكفُ ۗ ُر َو َم ْن َش َك َر فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ٖ ۚه َو َم ْن َكفَ َر فَا ِ َّن َرب ِّْي َغنِ ٌّي َك ِر ْي ٌم
Terjemah kemenag 2019: “Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab 25
suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa
(singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman)
melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini
termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur
atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur,
maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia”.26
atas nikmat Allah dengan cara berlaku taat kepadaNya, pemaknaan ini
di dalam hidupnya tidak pernah lepas dari nikmat Allah SWT. Nikmat-Nya
sangat besar dan banyak, sehingga bagaimanapun juga manusia tidak akan
Yang dimaksud kitab suci pada ayat ini adalah kitab yang diturunkan sebelum Nabi
25
Sulaiman a.s., yaitu Taurat dan Zabur. Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tafsir
Lengkap Kemenag QS. An-Naml/27 : 40, Tahun 2019, Versi 1.0.
26
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
27
Muh. Subair, Rekonstruksi Makna Syukur dalam Al-Qur’an Berdasarkan Kitab Kuning,
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 1, 2020, hlm. 102
28
Lihat QS. An-Nahl/16 : 18.
هّٰللا هّٰللا
ِ َواِ ْن تَ ُع ُّدوْ ا ِن ْع َمةَ ِ اَل تُحْ صُوْ هَا ۗاِنَّ َ لَ َغفُوْ ٌر
١٨ رَّح ْي ٌم
Terjemahnya : “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
25
meninggal dunia menghadap Allah SWT di akhirat kelakia tidak akan lepas
Secara garis besar nikmat itu dibagi menjadi dua, yaitu nikmat yang
menjadi tujuan dan nikmat yang menjadi alat untuk mencapai tujuan.
Nikmat dan tujuan utama yang ingin dicapai oleh umat Islam ialah
yang kedua meliputi: 1) kebersihan jiwa dalam bentuk iman dan akhlak
٧٨ َ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ نRِِٕار َوااْل َ ْفٕـ َ ۙا وRًًٔم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْئـRْ َوهّٰللا ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك
َ َّج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َب
َ ْص
Terjemahnya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar
kamu bersyukur”.
30
Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid 6, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2001), hal. 17.
26
[2]: 152
ࣖ ْي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِنRٓ ِفَ ْاذ ُكرُوْ ن
Terjemah kemenag 2019: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan
ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu
ingkar kepada-Ku.31
segala nikmat dan karunia-Nya. Dapat juga dikatakan bahwa salah satu
kufur dalam ayat ini adalah meliputi empat hal: 1) tidak mengakui dan
tidak mengenal Allah, 2) Kufur dalam arti tidak berterima kasih atau
Kufur nifak, yaitu mengakui dengan lidah tetapi tidak dengan hati.32
31
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
32
Muh. Subair, “Rekonstruksi Makna Syukur dalam Al-Qur’an Berdasarkan Kitab
Kuning”, Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 1, 2020, hal. 103.
27
َب َعنَّا ْال َح َز ۗنَ اِ َّن َربَّنَا لَ َغفُوْ ٌر َش ُكوْ ۙ ٌر ْٓ ْال َح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذRَوقَالُوا
َ ي اَ ْذه
Terjemah kemenag 2019: “Mereka berkata, “Segala puji bagi
Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami.
Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri.”33 (QS. Fathir/35: 34).
karena Allah berbuat baik kepada kita, karena sesuatu yang ikhtiyari.
Karena itu, syukur juga menjadi salah satu sifat Allah dengan
33
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
34
Jalaluddin Rahmat, Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Sufistik, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), hal. 381
35
Ibn Mandzur al-Afriqy al-Misr, Lisanul Arab-Ibnu Mandzur, (Beirut: Dar Shadir, 1996),
hal. 424.
28
baik, santun, jujur, ramah tamah dalam bagian bagian dari rasa syukur
itu sendiri. Hal ke tiga inilah yang paling penting dalam kehidupan
sesuatu oleh Allah, karena segala yang ada di dunia tidak ada yang
pemberi nikmat itu. Yang disebut tunduk adalah tunduk dan patuh
F. Manfaat Bersyukur.
memperoleh sama sekali bahkan Dia tidak butuh sedikit pun syukurnya
tersebut adalah:39
َح ع َْن أَبِي هُ َري َْرة ٍ ِصالَ ْت أَبَا ُ ص َح َّدثَنَا أَبِي َح َّدثَنَا اأْل َ ْع َمشُ َس ِمع ٍ َح َّدثَنَا ُع َم ُر بْنُ َح ْف
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل هَّللا ُ تَ َعالَى أَنَا ِع ْن َد َ ال النَّبِ ُّي
َ َال ق َ َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق
Rَ ض
ِ َر
ظَنِّ َع ْب ِدي بِي َوأَنَا َم َعهُ إِ َذا َذ َك َرنِي فَإِ ْن َذ َك َرنِي فِي نَ ْف ِس ِه َذكَرْ تُهُ فِي نَ ْف ِسي َوإِ ْن
ْت إِلَ ْي ِه
ُ ْر تَقَ َّربRٍ ي بِ ِشب َ فِي َمإَل ٍ َذكَرْ تُهُ فِي َمإَل ٍ َخي ٍْر ِم ْنهُ ْم َوإِ ْن تَقَرRَذ َك َرنِي
َّ ََّب إِل
ًْت إِلَ ْي ِه بَاعًا َوإِ ْن أَتَانِي يَ ْم ِشي أَتَ ْيتُهُ هَرْ َولَة ُ ي ِذ َراعًا تَقَ َّرب َّ ََّب إِل
َ ِذ َراعًا َوإِ ْن تَقَر
38
Hendra Gunawan, “Karakteristik Hukum Islam” pada Jurnal AL-MAQASID: Jurnal Ilmu
Kesyariahan dan Keperdataan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan, Volume
4 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2018, h. 105.
39
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist, Shohih Bukhari, Kitab al-Tauhid, Bab
Qaulullah Ta’ala wa yahzarukumulallah nafsahu, No. Hadist : 6856
31
bahwa Allah akan selalu membalas secara lebih kepada hambanya yang
terutama pada Q.S. Ibrahim (14):7. Dalam menafsirkan ayat ini, al-Sya’rawi
bertolak pada kata taazzana. Setiap kata yang terdiri dari huruf alif, zal dan
kalian berupa ketahanan dengan apa yang telah diberikan kepada kalian dan
ingat kepada-Nya yang telah memberinya beberapa nikmat. Oleh karena itu
SHAHIRON SYAMSUDDIN
UIN Sunan Kalijaga. Selain menjadi pengajar di UIN Sunan Kalijaga beliau
menjadi aliran teologi Islam yang banyak dianut oleh penduduk Indonesia.
41
Abdullah, Metodologi Penafsiran Kontemporer (Telaah Pemikiran Sahiron Syamsuddin
Tahun 1990-2013), (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN SUKA, 2013), hal. 12.
33
34
pendidikan tentang kajian Islam dan berhasi meriah gelar Master dalam
Arab. 42
Barat yang mengkaji Islam dari berbagai perpektif. Selain belajar studi ke-
ulang oleh setiap generasi guna menemukan makna ideal dalam setiap teks
internasional.43
kemiripan dengan aliran dalam penafsiran al-Quran saat ini. Sehingga ia pun
Dilthey. Lihat, Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2,
(Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 26.
45
Aliran Subyektivis, yakni aliran yang lebih menekankan pada peran para pembaca/
penafsir dalam pemaknaan terhadap teks. Menurutnya, pemikiran-pemikiran dalam aliran ini
terbagi menjadi tiga. Ada yang sangat subjektivis, yaitu ‘dekonstruksi’ dan readerresponse
critism. Ada yang agak subjektivis seperti post-strukturalisme dan ada yang kurang subjektivis,
yakni strukturalisme. Lihat, Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul
Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 26.
46
Aliran objektivis-cum-subjektivis, yakni aliran yang memberikan keseimbangan antara
pencarian makna asal teks dan peran pembaca dalam penafsiran. Yang termasuk dalam aliran ini
adalah Hans Georg Gadamer dan Jorge J.E. Gracia. Lihat, Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika
dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal.
27.
47
Pandangan quasi objektivis tradisionalis, yaitu suatu pandangan bahwa ajaran-ajaran al-
Qur’an harus dipahami, ditafsirkan dan diaplikasikan pada masa sekarang, sebagaimana ia
dipahami, ditafsirkan dan diaplikasikan pada situasi, di mana Al Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. dan disampaikan kepada generasi Muslim awal. Menurut Sahiron, bagi
kelompok ini, esensi pesan Tuhan adalah yang tertera secara tersurat dan pesan itulah yang harus
diaplikasikan di manapun dan kapanpun. Di antara yang tergolong kelompok ini, menurutnya,
seperti Ikhwanul Muslimin dan kaum salafi. Lihat Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan
Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 73.
48
Pandangan quasi-objektivis modernis, yang memandang makna asal literal sebagai
pijakan awal untuk memahami makna dibalik pesan literal yang merupakan pesan utama Al-
Qur’an. Makna di balik pesan literal inilah yang menurut mereka harus diimplementasikan pada
masa kini dan akan datang. Menurut Sahiron, contoh dari kelompok ini antara lain; Fazlur
Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd dan Muhammad al-Thalibi. Lihat Sahiron Syamsuddin,
Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press,
2017), hal. 73.
49
Pandangan subjektivis adalah pandangan yang menegaskan bahwa setiap penafsiran
sepenuhnya merupakan subjektivitas penafsir, sehingga kebenaran interpretatif itu bersifat relatif.
Atas dasar ini, maka menurut kelompok ini, setiap generasi mempunyai hak untuk menafsirkan
Al-Qur’an sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengalaman pada saat Al-Qur’an ditafsirkan.
Yang termasuk kelompok ini menurut Sahiron adalah Muhammad Syahrur. Lihat Sahiron
Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren
Nawasea Press, 2017), hal. 73.
36
sama terhadap makna asal literal dan pesan utama di balik makna literal.
Cum Maghza. Jadi teori penafsiran hermeneutika yang paling sesuai adalah
asal literal (makna historis, tersurat) sebagai pijakan awal untuk memahami
sesuatu yang dinamis dari penafsiran bukan makna literal teks, karena ia
penafsir antar masa lalu dengan masa kini, antara aspek ilahi dengan aspek
hermeneutics.50
50
Asep Setiawan, “Hermeneutika al-Quran “Mazhab Yogya”; Telaah atas Teori Ma’na
Cum Maghza dalam Penafsiran al-Quran”, Jurnal Studi Ilmu al-Quran dan Hadis, Vol. XVII, No.
1, Januari 2016, hal. 84.
51
Teori aplikasi (Anwendung) yang digagas oleh Gadamer adalah teori yang menegaskan
bahwa setelah seorang penafsir menemukan makna yang dimaksud dari sebuah teks pada saat teks
itu muncul, dia lalu melakukan pengembangan penafsiran atau reaktualisasi/ reinterpretasi dengan
tetap memperhatikan kesinambungan ‘makna baru’ dengan makna asal sebuah teks. Lihat, Sahiron
Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren
Nawasea Press, 2017), hal. 85.
37
kesadaran sejarah tersebut dan teori pra pemahaman adalah bahwa seorang
proses penafsiran, terdapat dua horison utama yang harus diperhatikan dan
penafsir menemukan makna yang dimaksud dari sebuah teks pada saat teks
dengan makna asal sebuah teks. Penafsiran ini menurut mereka dilakukan
52
Ahmad Rasyuni, Nazariyah al-Maqasid ‘ind al-Imam al-Syatibi, (Virginia: The
Internasional of Islamic Thought and Civilization, 1997), hal. 57.
53
E. Richard Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleirmacher, Dilthey,
Heidegger, and Gadamer, (Evanston: Nortwestern University Press, 1967), hal. 12.
38
basis dan konteks sejarah di mana teks itu muncul dengan analisis historis
sebagai instrumentnya.
sejalan dengan dengan teori takwil Nasr Hamid Abu Zayd yang
Hirsch.55 Menurut Nasr Hamid, makna dari sebuah teks tidak berubah, yang
oleh teks dan tanda-tanda. Sedangkan signifikansi adalah apa yang menamai
sebuah hubungan antara makna itu dan seseorang atau persepsi, situasi, atau
pada saat itu. Pemahaman tersebut akan dapat melahirkan makna original
54
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2,
(Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 86.
55
Sunarwoto, “Nasr Hamid Abu Zayd dan Rekonstruksi Studi-Studi Al-Qur’an” dalam
Sahiron Syamsuddin (dkk.), Hermeneutika Al-Qur’an Mazhab Yogya, (Yoyakarta: Islamika,
2003), hal. 105. Lihat juga Lailatu Rohmah, “Hermeneutika al-Qur’an: Studi atas Metode
Penafsiran Nasr Hamid Abu Zaid”, Hikmah: Jurnal Hermeneutika al-Qur’an, Vol. XII, No. 2,
2016, hal. 229.
39
bersifat normatif.
teori hermenutika Gadamer, Nasr Hamid Abu Zayd, Hirch termasuk juga
Oleh karena itu, di sini akan diketengahkan kritik atas teori hermenutika
para tokoh yang dijadikan sebagai sumber teori Ma’nā Cum Maghzā
tersebut.
secara kontekstual dan dinamis mulai pada masa Nabi hingga saat ia
fenomenal historis adalah pesan utama sebuah ayat yang dipahami dan
dinamis adalah pesan al-Qur’an yang dipahami dan didefinisikan pada saat
teks.
ini akan diketahui pada akhir tujuan atau setelah diketahui maksud dari
kehendak Allah yang tertuang pada sebuah makna teks. Sehingga dari hal
ini dapat diketahui bahwa sesuatu yang dinamis dari penafsiran bukan
(maghzā) yang mungkin dimaksud oleh pengarang teks atau dipahami oleh
56
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2,
(Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 87.
57
Asep Setiawan, “Hermeneutika al-Quran “Mazhab Yogya” (Telaah atas Teori Ma’na
Cum Maghza dalam Penafsiran al-Quran)”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadis, Vol. 17.
No. 1, Januari 2016, hal. 85.
41
untuk konteks kekinian dan kedisinian. Dengan demikian, ada tiga hal
penting yang seyogyanya dicari oleh seorang penafsir, yakni (1) makna
ayat.
58
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 9
59
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 17.
42
yang digunakan dalam teks al-Qur’an adalah bahasa Arab abad ke-7
and his original audiences”61 (Segala hal yang ada dalam ungkapan
diturunkannya.
60
Abu Ishaq Al-Syāṭibī, al-Muwāfaqāt fī Uṣūl al-Fiqh, (Kairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyah),
hal. 255.
61
Friedrich Schleiermacher, Hermeneutics and Criticism, and Other Writings, terj. Andrew
Bowie (Cambridge: Cambridge University Press, 1998), hal. 30. Lihat juga Sahiron Syamsuddin,
Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, Cet. 2, (Yogyakarta: Pesantren Nawasea Press,
2017), hal. 66.
43
teks-teks dari Yahudi dan Nasrani atau komunitas lain yang hidup
sejauh mana makna sebuah kosa kata dalam al-Qur’an bisa diperkuat
Qur’anic).
Qur’an, baik itu yang bersifat mikro ataupun bersifat makro. Konteks
memahami makna historis dari kosa kata dalam ayat tertentu, juga
dalam ayat, maka konteks historis, baik mikro maupun makro, kiranya
āyah. Sekali lagi, pada tahapan metodis ini, yang dicari adalah
maqṣad atau maghzā al-āyah yang ada pada masa Nabi Saw. Terkait
62
Waliallah al-Dihlawi, al-Fawz al-Kabīr fi Uṣūl al-Tafsīr, (Daru al-Shohwah, 1984), hal.
31.
45
menjaga jiwa dan harta, menunaikan keadilan dan berbuat baik kepada
63
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 12.
64
Badr al-Dīn Muḥammd ibn ‘Abd Allāh al-Zarkasyī, al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān,
(Beirut: Dār al-Ma‘rifah, 1972), hal. 18.
46
erat dengan aspek budaya Arab dan situsi serta kondisi yang ada saat
and New York: Routledge, 2006), hal. 126. Lihat juga Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na
Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis: Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era
Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 14.
47
historis”. Hal ini lalu dikonstruksi secara lebih luas untuk konteks
kekinian dan kedisinian, sebagai berikut: (1) semua orang tidak boleh
pengkhiyatan harus siap untuk tidak dipercaya lagi oleh orang yang
dengan realita kehidupan dan nilai sosial yang ada. Yang pasti adalah
bahwa hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa teks al-Qur’an itu
ṣāliḥ li kulli zamān wa makān (sesuai untuk segala zaman dan tempat)
dan kitab suci ini diturunkan untuk kemaslahatan manusia dan alam
semesta.
lebar.67
67
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 16.
BAB IV
1. Analisis Bahasa
٧ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌدRِ ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕٕىRَِواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕٕى
Terjemah kemenag 2019: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.68 (Q.S. Ibrahim [14] :
7).
“berkata/berfirman”69
68
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
69
Lihat Aplikasi Maktabah Syamilah, Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, (Beirut: dar al-kutub
al-‘araby, 1407), hal. 541
50
51
dikerjakannya”.72
merupakan isim mashdar (kata benda) yang berasal dari kata شكر يشكر
70
Ahmad Mustafa Al-Maragi,. Tafsir Al-Maragi, Juz VII, ter. Anshori Umar Sitanggal dkk,
(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1987), hal. 242.
71
Al-Imam Abul Fida’ Isma’il Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 13, ter. Bahrun Abu
Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hal. 263.
72
Al-Imam Abul Fida’ Isma’il Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, Juz 13, ter. Bahrun Abu Bakar,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hal. 263.
52
شكرا و شكورا, kata ini terambil dari madah ( ) ش ك ر73 artinya berterima
antaranya
al-insan bi al-ma’ruf)
syai’)
d. Nikah (al-nikah)75
Bersyukur berarti merasa cukup dan puas dengan apa yang sudah
73
Abu al-Husaini Ahmad bin Fāris bin Zakariyā, Maqaayis al-Lughah, (Cairo : Daar al-
Sya’b, 1969), hal. 208.
74
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah,
2010), hal. 201.
75
Muhammad Irham A. Muin, Syukur dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 3
53
diartikan sebagai berikut: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2)
76
Mohammad Takdir, Psikologi Syukur: Perspektif Psikologi Qurani dan Psikologi Positif
untuk Menggapai Kebahagiaan Sejati (Authentic Happiness), (Jakarta: PT Alex Media
Kompuutindo, 2018), hal. 14.
77
Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3, (Jakarta: Bali Pustaka,
2002), hal. 1115.
54
muslim.
pesan penting bahwa setiap orang yang merasa cukup dan puas
melimpah.
َو ٰهذا يَدُلُّ َعلَى أَ َّن ال ُّش ْك َر ال يَ ُكونُ إِالَّ ع َْن يَ ٍد: قا َل ابْنُ ِسي َد ْه،
ُّْس ُكل َ أَىْ لَي. ضى ِ وما ُكلُّ َم ْن أَوْ لَ ْيتَهُ نِ ْع َمةً يَ ْق: قال َ ُأَالَ تَ َرى أَنَّه
Rَ َم ْن أَوْ لَ ْيتَهُ نِ ْع َمةً يَ ْش َك ُر.
ك َعلَ ْيهَا
dari kata ‘kafara’ (kufur) yang berarti menutup (salah satu artinya
79
Ar-Raghib, Al-Ishfahani. Al Mufradat fi Gharib al Quran. (Beirut: Dar al Ma‘rifah), hal.
265
80
Abdul Wachid, “Makna Syukur dalam Surah Ibrahim Ayat 7”, Skripsi tidak diterbitkan
(Surabaya: Jurusan tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel, 2006), hal. 16.
81
Majamma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiith, (Cairo: Maktabah al-
Syuruuq al-Arabiyyah, 2005), hal. 490.
56
Ungkapan pujian boleh disebut sebagai aksi dan boleh jadi ia bukan
pengikat atau tali kesalehan dan ketakwaan, dan segala apa yang
syukur.83
tinjauan diatas maka makna dasar kata syukūr adalah “balasan yang
baik atas apa yang dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari
85
Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, hal. 277
86
Imam Al-Hafidz Abi Bakr Muhammad bin Ja’far bin Muhammad bin Sahl Al-Samiry,
Fadlilati al-Syukri Lillahi ‘Ala ni’matihi wa ma yajibu min al-Syukri lilmun’ami ‘alaihi,
(Damsyiq: Darul Fikri, 1982), hal. 6.
87
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, Terj. Ija Suntana,
(Bandung: PT. Mizan Publika, 2004), hal. 90.
88
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 216
89
Al-Qurtubi, Al-Jami’li ahkam al-Qur’an, (Mesir: Maktabah Syamilah, 1997), hal. 397.
58
tidak hanya terbatas pada Allah tetapi juga terhadap siapa saja yang
al-Syukur adalah kata yang digunakan untuk memuji, dan pujian itu
syukur sebagai bentuk pujian kepada diri kita dan orang lain yang
dengan taqwa dan dia mengikuti hawa nafsunya, maka orang tersebut
90
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie, Dahsyatnya Syukur, (Jakarta: Qultum Media, 2009),
hal. 2.
Tantawi Jauhari, al-Jawhir Fi Tafsir al-Qur’an, (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halaby wa
91
firman Allah swt. di dalam Q.S. al-Naml (27): 40. Terjemah kemenag
dalam kehidupan.
di ayat-ayat lain.
60
َ َ
jumlah tersebut, digunakan sebanyak 2 kali dalam bentuk 2 , شك َرkali
ُْ َ َ ُ ْ َ
dalam bentuk 3 , شك ْرتمkali dalam bentuk 1 , اشك َرkali dalam bentuk
ُ ْ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ
19, تشك ُر ْواkali dalam bentuk 3 , تشك ُر ْونkali dalam bentuk 9 ,يشك ُر
َ ْ ُ ْ َ ُ ْ
kali dalam bentuk 2 , يش ك ُرونkali dalam bentuk 5 , اش ك ْرkali dalam
ْ ُ ْ
bentuk 1 , اش ك ُرواkali dalam bentuk 2 , ش ك ًراkali dalam bentuk
ْ ُ
ُ ُ َ َ
1 , شك ْو ًراkali dalam bentuk 3 ,اك ٌر
ِ شkali dalam bentuk 1 , ش ِاك ًراkali
َ ْ َ َ ْ ّٰ
dalam bentuk 9 ,اك ُرون
ِ شkali dalam bentuk 9 , الش ِك ِرينkali dalam
ْ ُ َ
bentuk 1 , شكو ٍرkali dalam bentuk
ُ َ
شك ْو ًرا, dan 2 kali dalam bentuk َّم
ُ ْ
شك ْو ًرا.
manfaat bersyukur.94
94
Desri Ari Enghariano, “Syukur dalam Perspektif al-Qur’an”, El-Qanuny: Jurnal Ilmu
Kesyariahan dan Pranata Sosial, Vol. 5, No. 2, Edisi Juli-Desember 2019, hal. 273.
95
Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena
perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang
terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah
sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang
Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali
kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang
diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan,
alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
96
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
97
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
62
١٥٢ ࣖ ْي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِنRٓ ِفَ ْاذ ُكرُوْ ن
Terjemah kemenag 2019: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan
ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
ingkar kepada-Ku”.99
98
Muh. Subair, “Rekonstruksi Makna Syukur dalam Al-Qur’an Berdasarkan Kitab
Kuning”, PUSAKA: Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 8, No. 1, Mei 2020, hal. 108.
99
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
63
َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا لُ ْقمٰ نَ ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكرْ هّٰلِل ِ ۗ َو َم ْن يَّ ْش ُكرْ فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ٖ ۚه
١٢ َو َم ْن َكفَ َر فَاِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد
Terjemah kemenag 2019: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah
kepada Lukman, yaitu,”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka
sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji”.101 (QS. Luqman/31 :
12).
Terpuji.102
100
M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1998), hal. 217.
101
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
102
Tim Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an, al-Qur’an In MS. Word 2019, Tafsir Lengkap
Kemenag QS. Luqman/31 : 12.
64
nikmat, rezeki, serta pahala akan ditambah oleh Allah. Sedangkan bagi
yang tidak bersyukur atau kufr maka akan mendapatkan siksaan yang
pedih dari Allah. Semua itu sebagai balasan dari apa yang dilakukan.
menerima dengan rela dan sabar atas apa yang digariskan Allah kepada
kita, walaupun itu bukan sesuatu yang menyenangkan karena hal itu
dalam kontek ayat ini, untuk beribadah kepada Allah swt. tanpa
Nya.
104
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 8.
66
م َو ٰا َم ْنتُ ۗ ْم َو َكانَ هّٰللا ُ َشا ِكرًا َعلِ ْي ًما ۔Rَُْما يَ ْف َع ُل هّٰللا ُ بِ َع َذابِ ُك ْم اِ ْن َشكَرْ ت
Terjemah Kemenag 2019: Allah tidak akan menyiksamu jika
kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri 105 lagi
Maha Mengetahui.106
Iman terdiri dari tiga huruf dasar, yaitu al-alif, al-mim, dan
karena ingin menipu umat Islam dan Allah swt. Padahal mereka
105
Allah Maha Mensyukuri berarti memberi pahala terhadap amal hamba-Nya, memaafkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya, dan lain-lain. (An-Nisa'/4:147)
106
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
107
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 9.
67
َك ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْي ۙن ُ َاِ َّن اِب ْٰر ِه ْي َم َكانَ اُ َّمةً قَانِتًا هّٰلِّل ِ َحنِ ْيفً ۗا َولَ ْم ي
اط ُّم ْستَقِي ٍْم
Rٍ ص َر ِ َشا ِكرًا اِّل َ ْن ُع ِم ِه ۖاجْ ت َٰبىهُ َوه َٰدىهُ اِ ٰلى
Terjemah Kemenag 2019: Sesungguhnya Ibrahim adalah imam
(sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan
bukan termasuk orang-orang musyrik. (Ibrahim) bersyukur atas
nikmat-nikmat-Nya (dan Allah) telah memilih serta
menunjukinya ke jalan yang lurus.108
Syirik terdiri dari tiga huruf dasar, yaitu al-syin, al-ra’, dan
108
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
109
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 10.
68
rasa syukur itu telah meresap masuk ke jiwa Nabi Ibrahim a.s.
bersyukur.
ࣖ ْي اَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا لِ ْي َواَل تَ ْكفُرُوْ ِنRٓ ِفَ ْاذ ُكرُوْ ن
Terjemah Kemenag 2019: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun
akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah
kamu ingkar kepada-Ku.110
terdapat pembagian yang sama bagi zikir, yaitu zikir hati, lisan,
sangat erat tak terpisahkan bagaikan dua sisi mata uang. Dengan
110
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
69
berikutnya.111
(jaza’) perlakukan baik itu dengan lebih baik jika tidak mampu
dibiasakan.113
111
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 11.
112
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
113
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 11.
70
itu bukan dari Allah swt. dan menutupinya sehingga angkuh dan
enggan berbagi.115
Ibrahim (14): 5.
ت اِلَى النُّوْ ِر ەۙ َو َذ ِّكرْ هُ ْم بِا َ ٰيّ ِىم Rَ َولَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُموْ ٰسى بِ ٰا ٰيتِنَٓا اَ ْن اَ ْخ ِرجْ قَوْ َم
ُّ َك ِمن
ِ ٰالظلُم
َّار َش ُكوْ ٍر
Rٍ صب َ ِّت لِّ ُكل ٍ هّٰللا ِ ۗاِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ ٰي
114
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
115
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 12.
71
3. Analisis Intertekstualitas
Nabi, puisi Arab, dan teks-teks dari Yahudi dan Nasrani atau
116
Hari-hari Allah maksudnya adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kaum-kaum
terdahulu serta nikmat dan siksaan yang mereka alami. (Ibrahim/14:5)
117
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0
118
Muhammad Irham A. Muin, Syukur Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tafsere Volume 5
Nomor 1 Tahun 2017, hal. 12.
119
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 12.
72
dari siksaan. Adapun salah satu contohnya dalam syair Arab Jahiliyah
120
Mila Fatmawati, dkk, Analisis Semantik Kata Syukur Dalam Alquran, Al-Bayan: Jurnal
Studi Al-Qur’an dan Tafsir 3, 1 (Juni 2018), hal. 95. Lihat Abdurrahmān Al-Mustawīl, Dīwān
Zuhair bin Abī Sulamī (Beirut: Dār Maerefah, 2004), Hlm,35.
73
Ditemukan 1 Hadist.
ِّث
ُ ي حُيَد ً َِّاق َح َّدثَنَا َم ْع َمٌر َع ْن َر ُج ٍل ِم ْن بَيِن ِغ َفا ٍر أَنَّهُ مَسِ َع َسع
َّ ِيدا الْ َم ْقرُب ِ الرز
َّ َح َّدثَنَا َعْب ُد
الصائِ ِم
َّ اع ُم الشَّاكُِر َك
ِ َّول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم الط
َ َ َ َْ ُ َ ُ َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة قَ َال قَ َال َر ُس
الصابِ ِر
َّ
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah menceritakan
kepada kami Ma'mar dari seorang laki-laki dari bani Ghifar bahwa
ia mendengar Sa'id Al Maqburi menceritakan dari Abu Hurairah, dia
berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Orang
yang makan lalu bersyukur seperti orang yang berpuasa lalu
bersabar." 121
ُ صلِّ َي َحىَّت تَ ِر ُم قَ َد َماهُ أ َْو َساقَاهُ َفُي َق ِ إِ ْن َكا َن النَّيِب صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم لَي ُق
ُال لَه َ ُوم لي
ُ َ َ َ َ َْ ُ َ ُّ
121
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist, Musnad Ahmad, Kitab Sisa Musnad
sahabat yang banyak meriwayatkan hadits, Bab Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, No.
Hadist : 7473. Dikuatkan oleh hadis Tirmidzi no 2410, Ibnu Majah no 1754 dan 1755, Ahmad no
18242 dan Darimi no 1938.
74
disampaikan oleh beliau, yakni: (1) Dari segi turunnya. Segi turun-nya
122
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist, Shohih Bukhari, Kitab : Jum'at, Bab :
Lamanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam Mendirikan Shalat Malam Hingga Kedua Kaki Beliau
Bengkak-bengkak. No. Hadist : 1062. Dikuatkan oleh hadis Bukhari no 4459, 4460, 5990, Muslim
no 5044, 5045, 5046, Tirmidzi no 377, Ibnu Majah no 1409, 1410, Ahmad no17488, 17528.
123
Acep Hermawan, Ulumul Quran: Ilmu untuk Memahami Wahyu, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), hal. 65.
75
yaitu pada ayat 35 sampai dengan 41. Do’a ini isinya antara lain:
menjadi daerah yang aman dan makmur. Do’a Nabi Ibrahim As. ini
tandus.125
124
Manna’ Al-Qatthan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, terj. Mudzakir. Studi Ilmu-ilmu
Qur’an. (Bogor: Litera Antar Nusa, 2019) ,hal. 70.
125
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha
Putra, 1989), hal. 378.
76
tauhid. Hal ini sejalan dengan sosok Nabi Ibrahim yang dinilai
mengekspresikan pengingkarannya.126
٧ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌدRِ ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕٕىRَِواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕٕى
Terjemah kemenag 2019: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.127
dan larangan, niscaya Aku akan menambah nikmat yang telah Aku
tubuh dilatih terus menerus untuk bekerja dan berbuat, maka dapat
126
M.Quraish Shiha>b, Alquran Dan Maknanya Cet. 1 (Tangerang: Lentera Hati, 2010),
127
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
77
besar dan banyak. Tetapi bila kita berhenti, tidak bersyukur, maka ia
seterusnya.
Bani Israil harus dapat bangkit kembali tanpa mengekluh atas nikmat
yang menurut mereka sangat sedikit dan terbatas. bila mengeluh “ini
kurang” “itu tidak cukup” maka itulah yang disebut dengan kufur
128
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Juz XIII, (Mesir: Mushthafa al-Babi al-
Halabi,) hal. 130.
129
Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar, Juz XIII-XIV, (Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1983), hal. 122.
78
Q.S. Ibrahim [14] : 7 merupakan ayat yang turun sebelum nabi hijrah
maupun berdasarkan nas syarak atau hukum Islam (Al Quran dan
nikmat yang ada dan menambah nikmat itu dengan nikmat lain yang
٧ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌدRِ ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕٕىRَِواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕٕى
Muhammad SAW agar lebih jauh mengingat juga ucapan yang lain
130
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
79
atau jatuhnya petaka atas kamu akan kamu rasakan amat pedih”.131
manusia itu sendiri. Allah tidak akan beruntung dengan sikap yang
bertambah dekat dengan Tuhan, dan semakin sadar bahwa nikmat itu
131
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran, Vol. 6,
(Jakarta: Lentera Hati, 2006), hal. 329.
132
Hafizh Anshari, Syukur: Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005),
hal. 329.
80
dan (3) ayat-ayat tentang kisah-kisah Nabi dan umat terdahulu. 133
QS. Ibrahim [14] :7, maka dapat dikatakan bahwa kategori ayat ini
133
Sahiron Syamsuddin (ed), Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Bantul: Lembaga Ladang Kata,
2020), h. 13.
81
yang amat berat dari Allah terhadap mereka, untuk menguji keimanan
Nya, agar Dia meridhoi. Jika tidak pandai bersyukur (kufur nikmat),
٧ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذابِ ْي لَ َش ِد ْي ٌدRِ ْن َشكَرْ تُ ْم اَل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَ ِٕٕىRَِواِ ْذ تَا َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَ ِٕٕى
Terjemah kemenag 2019: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya
Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
134
Tim IT Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an, Tafsir Tahlili in MS. Word: Tafsir Lengkap
Kementerian Agama RI, (Kementerian Agama RI, 2019), Versi 1.0.
135
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 14.
136
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta: Amzah, 2011), Cet. 1, hal. 101.
82
semangat dan tekad para pelaku kebajikan yang ikhlas dalam beramal
Lihat Aplikasi Al-Qur’an Kemenag in MS. Word, Tahun 2019, Versi 1.0.
137
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist, Sunan Tirmidzi, Kitab : Berbakti dan
138
menyambung silaturrahim, Bab : Berterima kasih kepada orang yang berbuat baik, No. Hadist :
1878
83
yang tidak diridhai Allah seperti judi atau memungut riba, maka
berada antara sabar dan syukur. Sebab, didalam hidup ini berada
dalam suatu keadaan yang dibenci yang harus dia sabar atau dalam
139
Muchlis M. Hanafi, (eds.), Spiritualitas Dan Akhlak (Tafsir Al-Qur`an Tematik),
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), hal. 433.
140
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ), (Tafsir Ringkas Al-Qur'an in MS
Word), Versi 1.0.
84
keadaan yang dicintai yang harus dia syukuri. Waktu didalam hidup
ini adalah emas. Jika kita menyia-nyiakan suatu masa dari kehidupan
waktu secara sia-sia. Yang sesudah itu akan datang azab dengan
satu azab yang pedih adalah akibat dari tidak bersyukur akan nikmat
Li Kasyfi Ma’na Qur’an Majid atau yang lebih dikenal dengan Kitab
nikmatnya, itu artinya ada nilai esensi ketakwaan dalam diri manusia.
141
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Juz VII, ter. Anshori Umar Sitanggal dkk.
(Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1987), hal. 239.
142
Muhammad Jawwad Magniyyah, al-Tafsir al-Kasyif, Jilid IV, (Beirut: Dar al-'Ilm li al-
Malayin, 1969), hal. 426.
85
syukur adalah derajat yang mulia, maka wajiblah bagi orang yang
karena itu adalah sebuah azab atau siksa secara perlahan, 143 walaupun
dalam redaksi ayat di atas azab yang akan diberikan ketika kufur
nikmat adalah azab yang pedih, namun siksa yang pedih tidak
hal ini terdapat dua peran yaitu syakir ( ) شاكرdan Al-Mun’im ( )المنعم.
Syakir secara hakikat adalah hati, lisan, dan anggota tubuh yang
mendatangkan sebuah syukur lain yang berasal dari nikmat yang tiada
ujungnya.144
143
Nawawi Al-Bantani, Marah Labid Li Kasyfi Ma’na Qur’an Majid (Surabaya: Al-
Hidayah), hlm. 433.
144
Hamdan Hidayat, Makna Syukur Dalam Al-Qur’an Pada Tradisi Babarit Di Kuningan,
Al-Dzikra Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, Volume 15, No. 1, Juni Tahun 2021, hal. 81.
86
keikhlasan kepada-Nya.145
makna yang cukup luas. Kata syukur berarti pujian yang diucapkan
sebagainya.
145
Choirul Mahfud, “The Power of Syukur : Tafsir Kontekstual Konsep Syukur dalam al-
Qur’an”, Jurnal Episteme, Vol. 9, No. 2, Desember 2014, hal. 384.
146
Mohammad Takdir, Psikologi Syukur: Perspektif Psikologi Qurani dan Psikologi Positif
untuk Menggapai Kebahagiaan Sejati (Authentic Happiness), (Jakarta: PT Alex Media
Kompuutindo, 2018), hal. 14.
147
Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3, (Jakarta: Bali Pustaka,
2002), hal. 1115.
87
menjadi empat level, yaitu: (1) zahir (makna lahiriah atau literal), (2)
batin (makna simbolik), (3) had (makna hukum), dan (4) matla’
[14] : 7 tentang syukur, maka makna ayat ini termasuk dalam kategori
148
Shahiron Syamsuddin, Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas al-Qur’an dan Hadis:
Menjawab Problematika Sosial Keagamaan di Era Kontemporer, (Yogyakarta: Asosiasi Ilmu al-
Qur’an & Tafsir se-Indonesia, 2020), hal. 16.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cum Maghzā secara bahasa bermakna rasa terima kasih, pujian dan upaya
pengendalian diri menerima dengan rela dan sabar atas apa yang digariskan
syukur hati, lidah dan anggota tubuh. Pada konteks historis pewahyuan
(mikro dan makro) ayat ini merupakan ayat yang turun sebelum nabi hijrah
maghza al-ayah tujuan ayat ini turun adalah untuk senantiasa bersyukur atas
nikmat yang diberikan Allah. Ayat ini termasuk dalam kategori ayat-ayat
tārikhī ayat ini adalah mensyukuri nikmat salah satunya dengan bersedekah
dan berinfak. Terakhir, makna syukur dalam ayat ini termasuk dalam
89
Penafsiran ayat-ayat syukur yang tersebar dalam al-Qur’an
terjebak pada pemahaman yang sempit dan kaku. Syukur sudah seyogianya
ditafsiri lebih bermakna dan bermanfaat secara pribadi, sosial, spiritual dan
saleh di mata Allah. Secara sosial membuat orang semakin peduli dan peka
atas masalah sosial yang ada. Secara spiritual, ayat syukur membuat kita
Nya. Secara profesional, syukur dapat ditafsirkan sesuai dengan kerja dan
mereka yang bersyukur, dan balasan yang buruk bagi mereka yang tidak
mau bersyukur. Allah menjadikan pahala bagi mereka yang selalu bersyukur
yang berbuat kebaikan dan membalasnya dengan pahala yang berlipat dari
sedikit dengan derajat yang tinggidi sisi-Nya, dan balasan yang paling
utama bagi orang yang bersyukur adalah Surga dan segala kenikmatan yang
ada di dalamnya. Dan balasan yang buruk bagi orang-orang yang tidak mau
2
B. Saran
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Namun dalam
penulisan skripsi ini sumber yang diperoleh penulis sangat sedikit. Untuk itu
berharap makna syukur ini perlu diteliti lagi menggunakan analisis atau
lainnya.