KASUS KORUPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Budaya Antikorupsi
Dosen Pengampu : Nila Susanti, SKM, MPH
Oleh :
Asal mula
Kasus ini bermula dari laporan Konsumen Telekomunikasi Indonesia yang menyatakan bahwa
IM2 telah menyalahgunakan pita frekuensi 2.1 Ghz padahal operator tersebut tidak berhak
beroperasi di jaringan tersebut. Selain itu, IM2 tidak membayar pajak kepada negara terkait
pemakaian frekuensi. Total kerugian terhitung berjumlah Rp 1.358.343.346.674 atau sekitar Rp
1,3 triliun.
Beberapa pihak seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyatakan bahwa IM2 tidak melanggar UU No. 36
Tahun 1999 tentang telekomunikasi. Mereka juga menjelaskan dalam menyelenggarakan jasa
akses internet, IM2 bekerjasam dengan Indosat agar dapat memanfaatkan jaringan
Telekomunikasi Indosat. Jadi, hal ini berarti adalah bentuk kerjasama antara Penyelenggara Jasa
(IM2) dan Penyelenggara Jaringan (Indosat), bukan kerjasama pemanfaatan spektrum frekuensi
seperti dalam Pasal 14 dan 15 PP53/2000. Dengan demikian, kerjasama kedua perusahaan
tersebut sah secara hukum, seperti yang disampaikan Menkominfo dalam Surat No.
65/M.Kominfo/02/2012 tanggal 24 Februari 2012.
Setelah dilakukan serangkaian penyidikan dan proses hukum lainnya, akhirnya pada tanggal 14
Januari 2013, mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto, ditetapkan sebagai tersangka kasus
korupsi frekuensi radio.
30 Oktober 2012
Sang pelapor dugaan korupsi, Denny AK, diputuskan bersalah setelah terbukti secara sah
melakukan pemerasan terhadap Indosat hanya saja dalam kasus yang berbeda. Dengan demikian,
Denny AK dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 4 bulan.
November 2012
Kejagung memberikan pernyataan mengenai kerugian yang ditanggung negara akibat tindakan
korupsi yang dilakukan oleh IM2. Kerugian tersebut berjumlah Rp 1,3 triliun.
12 Desember 2012
Mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto, diperiksa oleh Kejagung sebagai tersangka.
5 Januari 2013
Indosat dan IM2 ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung dalam dugaan penyalahgunaan
frekuensi radio 2,1 Ghz.
9 Januari 2013
Indar Atmanto mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Negara (PTUN) Jakarta terhadap Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pengawasan (BPKP). BPKP terlibat karena lembaga itu bertugas
menghitung besarnya kerugian negara akibat perbuatan hukum terduga IM2.
14 Januari 2013
Sidang perdana dilakukan dengan tersangka mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto.
21 November 2015
Depok Asosiasi Mahasiswa Pengguna Internet mendesak pemerintah melalui petisi untuk
membebaskan Indar Atmanto.
ULASAN
1.Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan
Kasus korupsi Indosat Mega Media (IM2) adalah kasus korupsi jaringan pita frekuensi 3G yang
melibatkan Indosat dan anak perusahaannya, IM2 sebagai tersangka. Korupsi tersebut terkait
kerjasama penyelenggaraan internet di frekuensi 2.1 giga hertz (Ghz) antara PT Indosat dan IM2.
Indar Atmanto, mantan Direktur Utama IM2, tertuduh sebagai tersangka utama kasus ini.
2.Delik hukum
Beberapa pihak seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyatakan bahwa IM2 tidak melanggar UU No. 36
Tahun 1999 tentang telekomunikasi. Mereka juga menjelaskan dalam menyelenggarakan jasa
akses internet, IM2 bekerjasam dengan Indosat agar dapat memanfaatkan jaringan
Telekomunikasi Indosat. Jadi, hal ini berarti adalah bentuk kerjasama antara Penyelenggara Jasa
(IM2) dan Penyelenggara Jaringan (Indosat), bukan kerjasama pemanfaatan spektrum frekuensi
seperti dalam Pasal 14 dan 15 PP 53/2000. Dengan demikian, kerjasama kedua perusahaan
tersebut sah secara hukum, seperti yang disampaikan Menkominfo dalam Surat No.
65/M.Kominfo/02/2012 tanggal 24 Februari 2012.
Setelah dilakukan serangkaian penyidikan dan proses hukum lainnya, akhirnya pada tanggal 14
Januari 2013, mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto, ditetapkan sebagai tersangka kasus
korupsi frekuensi radio.
"Seyogianya Kementerian Komunikasi dan Informatika yang sejak awal menyatakan bahwa
kerja sama Indosat dan IM2 sudah sesuai regulasi kembali mengklarifikasi kepada BPKP dan
Kejaksaan Agung," kata Eddy.
Menurut Eddy, dengan dinyatakan ada kerugian negara dalam kasus IM2, akan berdampak pula
pada lebih dari 200 ISP lain dengan model bisnis yang sama seperti Indosat dan IM2.
DAFTAR PUSTAKA