Anda di halaman 1dari 31

Dr.

Arjaty Daud MARS

PROSES MANAJEMEN RISIKO

www.esaunggul.ac.id
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Proses Manajemen Risiko adalah suatu proses yang bersifat
berkesinambungan, sistematis, logis, dan terukur yang digunakan
untuk mengelola Risiko di instansi.
ASHRM

ERM COSO 1. Identifikasi dan


AS / NZ 4360 ISO 31000 Analisa risiko
2. Pertimbangkan
1. Komunikasi dan 1. Komunikasi dan
potensial tehnik
Konsultasi Konsultasi
penanganan
2. Penetapan 2. Penetapan
manajemen risiko
konteks konteks 3. Pilih tehnik
3. Asemen risiko : 3. Asemen risiko : penanganan
a. Identifikasi risiko a. Identifikasi risiko
manajemen risiko
b. Analisa risiko b. Analisa risiko
c. Evaluasi risiko c. Evaluasi risiko 4. Implementasi
4. Penanganan 4. Penanganan tehnik penanganan
risiko risiko manajemen risiko
5. Monitoring & 5. Monitor dan
5. Monitoring &
perbaikan Program
Review Review
Manajemen risiko

www.esaunggul.ac.id
PROSES MANAJEMEN RISIKO

- Tetapkan konteks
Komunikasi dan konsultasi

Monitor dan Reviu


- Identifikasi risiko E R
N I
I S
- Analisis risiko L I
A K
I O
- Evaluasi risiko A
N

- Penanganan risiko

ISO 31000 / AS / NZ 4360

Manajemen Risiko IMRK @manajemenrisiko.IMRK www.manajemen risiko-IMRK.id


PROSES MANEJEMEN RISIKO
(ASHRM)

Identify/Analyze Exposure Treat the Exposure Through RM Techniques

Risk Risk Analysis Risk Control Risk Financing


Identification + Loss Frequency:
+ Identify the loss How likely is it that
a loss will happen? Risk Avoidance Transfer Retention
+ Loss Severity:
How serious will the Loss Prevention (frequency)
loss be? Non-Insurer Insurer Passive Active
Loss Reduction (severity) Hold A carrier Not Non-insurance
harmless recognize &
Loss Segregation agreements Self-insurance

Contractual Transfer
Property Net Income Liability Personnel (noninsurance)

www.esaunggul.ac.id
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
Komunikasi dan konsultasi (KK) dgn Pemangku kepentingan Internal & Eksternal :
1. Dilakukan di setiap tahap Proses manajemen risiko
2. Dibuat Rencana (KK) di tahap awal tdd : risiko, konsekuensinya dan tindakan untuk
mengelolanya.
3. Komunikasi : proses interaktif dalam pertukaran informasi dan pendapat mengenai
risiko dan pengelolaannya. Proses secara internal dalam organisasi (bagian, unit) /
ekternal
4. Konsultasi : proses komunikasi antara organisasi dengan pemangku kepentingan,
mengenai isu tertentu, terkait pengambilan keputusan termasuk penerapan
manajemen risiko.

5. Bentuk komunikasi dan konsultasi dapat berupa:


• rapat berkala;
• rapat insidental;
• seminar/ sosialisasi /workshop; atau
• forum pengelola risiko.

6. KK Efektif : Penanggung jawab penerapan proses manajemen risiko & para pemangku
kepentingan memahami dasar pengambilan keputusan serta alasan mengapa tindakan
tsb dibutuhkan.

www.esaunggul.ac.id
PENETAPAN KONTEKS
(ESTABLISHING THE CONTEXT)

Tujuan : mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan


dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders dan kriteria risiko.

Konteks yang perlu ditentukan yaitu :


1. Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur
organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal2 yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran organisasi.
Hal ini dapat meliputi, namun tidak terbatas pada:
1. tata kelola, struktur, peran dan akuntabilitas organisasi;
2. kebijakan, sasaran, dan strategi;
3. kemampuan dan pemahaman tentang sumber daya (modal, waktu, orang,
prosedur, sistem dan teknologi);
4. hubungan, persepsi dan nilai-nilai pemangku kepentingan internal dan
budaya organisasi;
5. sistem informasi, arus informasi dan prosedur pengambilan keputusan;
6. standar, pedoman
ISO 31000:2009

www.esaunggul.ac.id
PENETAPAN KONTEKS
(ESTABLISHING THE CONTEXT)
2. Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu
pesaing, otoritas, perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang
dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. , meliputi,
tetapi tidak terbatas pada:
a. hukum, sosial, budaya, politik, regulasi, keuangan, teknologi,
lingkungan ekonomi, alam dan persaingan dengan organisasi
lain dalam lingkup nasional, regional, atau internasional; dan
b. hubungan, persepsi dan nilai-nilai pemangku kepentingan
eksternal.
3. Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana
manajemen risiko diberlakukan dan bagaimana hal tersebut
akan diterapkan di masa yang akan datang.

www.esaunggul.ac.id
PENETAPAN KONTEKS
(ESTABLISHING THE CONTEXT)

4. Konteks kriteria risiko yaitu mendefinisikan parameter yang disepakati


bersama sebagai kriteria risiko.
• Satuan kerja harus menetapkan kriteria untuk mengevaluasi risiko.
• Kriteria harus dapat mencerminkan nilai2 organisasi, tujuan dan sumber
daya.
• Kriteria risiko harus konsisten dengan kebijakan manajemen risiko organisasi,
yang didefinisikan pada awal setiap prosedur manajemen risiko akan terus
ditinjau.
Kriteria Risiko yang paling sering Digunakan di seluruh unit bisnis tdd:
1. Dampak
2. Kemungkinan
Banyak perusahaan juga menambahkan kriteria seperti :
3. Kerentanan (vulnerability)
4. (Speed onset).

www.esaunggul.ac.id
9

1. Dampak / konsekuensi
Dampak mengacu pada sejauh mana risiko mempengaruhi perusahaan.
Kriteria dapat mencakup Dampak keuangan, reputasi, peraturan, K3,
keamanan, lingkungan, karyawan, pelanggan, dan operasional.

2. Kemungkinan (Likelihood)
Kemungkinan kejadian akan terjadi dinyatakan dengan istilah kualitatif
(sangat sering, sering, mungkin, tidak mungkin, jarang),

Untuk mengetahui seberapa cepat risiko terjadi dan seberapa cepat bisa
merespons / pulih kembali, dan seberapa banyak downtime bisa ditoleransi
 perlu mengukur KERENTANAN DAN SPEED OF ONSET.

Arjaty/ RM
www.esaunggul.ac.id
3. Kerentanan (Vulnerability )
Kerentanan mengacu pada Kesiapan dan Kemampuan Fasyankes beradaptasi. Semakin
rentan Fasyankes terhadap risiko, semakin tinggi dampaknya jika terjadi. Jika respons
termasuk kontrol risiko tidak ada, maka kemungkinan kejadian terjadi akan
meningkat.
Menilai kerentanan agar unit dapat mengukur seberapa baik mereka mengelola risiko.
Kriteria asesmen Kerentanan mencakup :
– kemampuan mengantisipasi kejadian, mencegah kejadian, merespons dan
beradaptasi dengan cepat saat kejadian berlangsung, dan menahan kejadian
seperti capital buffer and financial strength.
4. Speed of onset (Velocity)
• Speed of onset mengacu pada Waktu kecepatan yang diperlukan perusahaan untuk
mengatasi risiko. atau waktu yang dibutuhkan ketika mengembangkan rencana
respons risiko. antara terjadinya dan titik di mana Fasyankes pertama terdampak.
Speed of onset digunakan untuk menyusun respon risiko.
• Kecepatan: Seberapa cepat risiko cenderung berkembang? Jika timbul lebih lambat,
Fasyankes memiliki waktu untuk menerapkan strategi mitigasi, menetapkan rencana
kontingensi dan mengatur pembiayaan risiko

www.esaunggul.ac.id
PENILAIAN RISIKO / (RISK ASSESSMENT)

ANALISA RISIKO
IDENTIFIKASI
EVALUASI RISIKO
RISIKO • Proses analisis terhadap
potensi risiko • Proses evaluasi hasil
• Proses identifikasi • Meliputi analisis : analisis risiko
potensi risiko penyebab risiko,
likelihood serta impact • Mencakup
• Identifikasi terhadap : perbandingan hasil
risiko
sumber risiko, analisi risiko dengan
• Mempertimbangkan kriteria yang telah
kejadian yang kontrol2 yang sudah ditetapkan menjadi
mungkin terjadi, ada basis dalam
penyebab serta area • Dapat berupa analisis penentuan risk
yang terkena dampak kualitatif, semi treatment terhadap
risiko tersebut kuantitatif maupun risiko
kuantitatif

www.esaunggul.ac.id
PENILAIAN RISIKO (RISK ASSESSMENT)
• Penilaian risiko : menilai dan memprioritaskan risiko sehingga tingkat risiko
dapat dikelola dalam batas toleransi yang ditentukan.
• Tujuan Penilaian risiko :
1. menilai seberapa besar risiko, di tingkat unit / organisasi agar
manajemen dapat memusatkan perhatian pada ancaman dan peluang
yang paling penting dan merespons risiko tsb.
2. Menentukan Probabilitas / frekuensi dan Dampak kerugian (perspektif
Keuangan dan Operasional)
3. Memprioritaskan aktifitas manajemen risiko
4. Menentukan risiko mana yang akan dikelola
5. Identifikasi metode risk control dan risk financing
6. Identifikasi apakah isu harus ditangani internal atau eksternal
Penilaian risiko tdd :
1. Identifikasi risiko
2. Analisa risiko
3. Evaluasi risiko

www.esaunggul.ac.id
1. Identifikasi Risiko

Adalah pemeriksaan apa yang ada di dalam organisasi, yang


dapat mengakibatkan kerugian pada organisasi dan cedera
pada individu, sehingga bisa ditentukan apakah organisasi
sudah mengambil tindakan pencegahan (prevent), mitigate,
mendeteksi error yang dapat menyebabkan cedera (harm)

• Risiko diidentifikasi berdasarkan


kategori risiko:
• sumber risiko, Daftar risiko
• area,
• dampak
• penyebab

Early Warning Systems


www.esaunggul.ac.id
Arjaty Daud / RM
02/07/2021
14

Metode Identifikasi risiko

Formal Methods Informal Methods


1. laporan insiden 1.potensi klaim
2. laporan kejadian 2.komplain pasien
3. skrining kejadian 3./ survey dan kuesioner
4. Laporan sentinel 4.Catatan dan dokumen lain :
 sistem manajemen mutu
 notulen komite
 notulen kegiatan departemen
 laporan keamanan
 laporan keuangan
5.Personal inspections / inspeksi
personal

www.esaunggul.ac.id
2. ANALISA RISIKO
• Tahapan Analisa Risiko dapat dilakukan dalam dua tahap :
1. Skrining awal risiko dengan teknik Kualitatif
2. Analisis risiko dengan teknik Kuantitatif

• Sebagian besar perusahaan mulai dengan asesmen kualitatif kemudian kuantitatif.

1. Asesmen kualitatif : penilaian risiko dan peluang sesuai dengan skala. menggunakan
deskripsi tetapi tidak dengan angka. Mis. Kemungkinan: Sering, Hampir pasti,
kemungkinan. Dampak: Kritis, besar, sedang.
Asesmen kualitatif yang paling sering digunakan : wawancara, survei,
benchmarking dan analisis skenario dll

2.Analisis kuantitatif membutuhkan nilai numerik .


menggunakan angka aktual untuk peringkat
• Kemungkinan : % kemungkinan terjadi dalam jangka waktu tertentu, Kemungkinan
terjadi 2 tahun ke depan, 5 tahun ke depan, 10 tahun ke depan, dll.
• Dampak : Secara umum dinyatakan dalam Rupiah: < 1 juta, 1-5 juta dll.

www.esaunggul.ac.id
RISK MATRIX GRADING
UNTUK KESELAMATAN PASIEN

PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian aktual


1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5
tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam
setahun
5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan
16 02/07/2021 Arjaty/RM/ 2017
www.esaunggul.ac.id
RISK MATRIX GRADING
UNTUK KESELAMATAN PASIEN
DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI


1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Minor •Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,

3 Moderate •Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau


intelektual secara semipermanent / reversibel / tidak
berhubungan dengan penyakit
•Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

4 Major •Cedera luas


•Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik,
psikologis, intelektual), permanen / irreversibel/ tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Cathastropic •Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit.

17 02/07/2021 Arjaty/RM/ 2017


www.esaunggul.ac.id
RISK MATRIX GRADING
UNTUK KESELAMATAN PASIEN
P otencial Concequences
Frekuensi/
I nsignificant M inor M oderate M ajor Catastropic
Likelihood
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi M oderate M oderate High Extrem e Extrem e
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi M oderate M oderate High Extrem e Extrem e
(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi Low M oderate High Extrem e Extrem e
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi Low Low M oderate High Extrem e
(>2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali Low Low M oderate High Extrem e
(>5 thn/x)
1

Can be m anage by Clinical M anager / Lead Detailed review & urgent I m m ediate review &
procedure Clinician should assess the treatm ent should be action required at
02/07/2021 (Tindak lanjuti consequences againts cost of undertaken by senior Board level. Director
sesuai SPO) treating the risk m anagem ent m ust be inform ed
(M anajer analisa dam pak yg (Analisa detail & urget 18 (Analisa segera (R CA)
akan tim bul terkait cost) (R CA) oleh M anajem en di BOD. Dirut di
Arjaty/RM/ 2017 senior)
www.esaunggul.ac.id
inform asikan
RISIKO NON KLINIS
KEMUNGKINAN (PROBABILITAS)
Level Kemungkinan (Probabilitas) Kriteria Kemungkinan (Probabilias)
Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi yang luar biasa
Hampir Tidak Terjadi Presentase 0-10%
(1)
Jarang Terjadi Peristiwa diharapkan tidak terjadi
(2) Presentase > 10-30%

Kadang Terjadi Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi


(3) Presentase > 30-50%

Peristiwa sangat mungkin terjadi pada sebagian kondisi


Sering Terjadi Presentase > 50-90%kegiatan dalam 1 periode
(4)
Hampir Pasti Terjadi Peristiwa selalu terjadi hampir pada setiap kondisi
(5) Presentase > 90% dalam 1 periode
www.esaunggul.ac.id
RISIKO NON KLINIS
DAMPAK (KONSEKUENSI)
Level Dampak Area Dampak
Tidak berdampak pada pencapaian tujuan intansi/kegiatan secara umum
Sangat Rendah Agak mengganggu pelayanan
(1) Dampaknya dapat ditangani pada tahap kegiatan rutin.
Kerugian kurang material dan tidak mempengaruhi stakeholders
Mengganggu pencapaian tujuan intansi/kegiatan meskipun tidak signifikan
Rendah Cukup menggangu jalannya pelayanan
(2) Mengancam efisiensi dan efektivitas beberapa aspek program.
Kerugian kurang material dan sedikit mempengaruhi stakeholders
Mengganggu pencapaian tujuan intansi/kegiatan secara signifikan
Sedang Mengganggu kegiatan pelayanan secara signifikan
(3) Mengganggu administrasi program.
Kerugian keuangan cukup besar
Sebagian tujuan intansi/kegiatan gagal dilaksanakan
Terganggunya pelayanan lebih dari 2 hari tetapi kurang dari 1
Tinggi Minggu
(4) Mengancam fungsi program yang efektif dan organisasi.
Kerugian besar bagi organisasi dari segi keuangan maupun non keuangan.

Sebagian besar tujuan intansi/kegiatan gagal dilaksanakan


Sangat Tinggi Terganggunya pelayanan > 1 minggu
(5) Mengancam program dan organisasi serta stakeholders.
Kerugian sangat besar bagi organisasi dari segi keuangan maupun non keuangan
www.esaunggul.ac.id
MATRIKS ANALISIS RISIKO
DAMPAK
1 2 3 4 5
MATRIKS ANALISIS RISIKO
(5X5) Sangat
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Rendah

Hampir Pasti
5 5 10 15 20 25
Terjadi

4 Sering Terjadi 4 8 12 16 20
PROBABILITAS

Mungkin
3 3 6 9 12 15
Terjadi

2 Jarang Terjadi 2 4 6 8 10

Hampir Tidak
1 1 2 3 4 5
Terjadi

Manajemen Risiko IMRK @manajemenrisiko.IMRK www.manajemen risiko-IMRK.id


KRITERIA RISIKO
Level
Peringkat Risiko Tindakan
Zone

Diperlukan tindakan segera untuk mengelola


5 > 15 SANGAT TINGGI
risikonya.

10 s.d. Diperlukan tindakan untuk mengelola


4 TINGGI risikonya.
14

Disarankan diambil tindakan jika tersedia


3 5 s.d. 9 SEDANG
sumber dayanya.
Tidak diperlukan tindakan. Buat rencana
darurat (contingency plan) dan terus lakukan
2 3 s.d. 4 RENDAH
monitoring.

1 1 s/ 2 SANGAT RENDAH Tidak perlu tindakan. Monitoring

Manajemen Risiko IMRK @manajemenrisiko.IMRK www.manajemen risiko-IMRK.id


Kategori Dampak minimal di Kementrian Kesehatan adalah sbb :

www.esaunggul.ac.id
RISIKO NON KLINIS
KATEGORI DAMPAK

Dampak pada
Skor Derajat Dampak Tuntutan Ganti Penundaa Kesehatan dan Reputasi Dampak pada
(tingkat) Keuangan Rugi n Keselamatan pihak terkait
Pelayanan
Luka kecil pada Diketahui oleh seisi Hanya berdampak
1 Sangat ≤ 3% ≤ Rp 1.000.000 ≤ 1 hari kerja orang atau beberapa kantor pada satu
rendah anggaran orang pihak
Dimuat oleh media massa
Luka kecil berarti lokal namun cepat
> Rp 1.000.000 –
2 Rendah > 3 - 5% > 1 - 2 hari pada orang atau dilupakan masyarakat Berdampak pada 2
anggaran Rp 5.000.000 kerja - 3 pihak
beberapa orang
Dimuat oleh media massa
> Rp 5.000.000 - Luka berarti pada lokal & media sosial
3 Sedang >5 - 8% > 2 - 3 hari Berdampak pada 3
anggaran Rp 25.000.000 kerja orang atau beberapa namun cepat dilupakan - 4 pihak
orang masyarakat
Dimuat di media nasional
dan media online dan
4 Tinggi > 8 - 12% > Rp 25.000.000 - > 3 - 5 hari Luka serius pada diingat Berdampak pada 4-
anggaran Rp 50.000.000 kerja orang atau sementara oleh 5 pihak
beberapa orang masyarakat
Dimuat oleh media
Luka berganda nasional/ internasional dan
5 Sangat > 12% > Rp 50.000.000 > 5 hari kerja atau media Berdampak pada
kematian
Tinggi anggaran sosial/media online lebih dari 5
atau cacat
diingat lama oleh pihak
permanen masyarakat
www.esaunggul.ac.id
3. EVALUASI RISIKO

• Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil


analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah
risiko dapat diterima / ditoleransi.
• Tujuan evaluasi risiko : membantu pengambilan keputusan,
berdasarkan hasil analisis risiko, dan risiko yang memerlukan
prioritas penanganan.
• Evaluasi risiko menggunakan perbandingan tingkat risiko dengan
kriteria risiko yang dibuat ketika konteksnya ditetapkan.
• Risiko tidak hanya dampak dan probabilitas keuangan, tetapi
juga kriteria subyektif seperti :
• Dampak kesehatan dan keselamatan,
• Dampak reputasi,
• Kerentanan, dan speed onset.

www.esaunggul.ac.id
PENANGANAN RISIKO
• Penanganan risiko terdiri atas siklus prosedur sebagai berikut:
1.menilai penanganan risiko;
2.memutuskan apakah tingkat risiko residual yang masih ada;
3.jika tidak dapat ditoleransi akan dilakukan penanganan risiko
4.menilai efektivitas penanganan itu.

• Pemilihan penanganan opsi risiko mencakup hal berikut:


1.Menghindari risiko (Risk Avoidance) dengan memutuskan untuk tidak
memulai / melanjutkan dengan kegiatan yang menimbulkan risiko;
2. Meningkatkan risiko untuk memanfaatkan peluang / value
3. Mengubah kemungkinan; / Loss prevention
4. Mengubah konsekuensi; Loss reduction
5. Berbagi risiko ke pihak lain / Risk transfer
6. Menerima risiko dengan keputusan. / Risk acceptance

www.esaunggul.ac.id
02/07/2021
27
Pertimbangkan Alternatif Teknik Risiko
1. Risk control adalah mencegah atau mitigasi kerugian,
2. Risk financing adalah membayar kerugian yang terjadi

2.1 RISK CONTROL

2.1a Hindari Risiko (Risk 2.1b Cegah Kerugian 2.1c Reduksi kerugian
Avoidance) (Loss Prevention) (Loss Reduction)
Menghindari / tidak terlibat (Frequency)
dalam Kegiatan risiko yang (Severity)
Reduksi / Eliminasi potensial kerug
menawarkan lebih banyak risiko Mitigasi dampak saat
daripada peluang ian :
Satu-satunya teknik kontrol risiko  inspeksi fasilitas pertama kejadian dan
yg menghilangkan kerugian dgn  PPK / CP reduksi kerugian
tidak terlibat dalam risiko tsb  Hasil kritis
Ini adalah satu-satunya teknik
selanjutnya :
 Hand hygiene • TMRC / Code Blue
pengendalian risiko yang tidak
perlu dikhawatirkan dampak  Orientasi & edukasi • Sprinkler System
finansial dan tidak harus  Survey kepuasan pasien • BHD
melakukan mitigasi.  Survey kepuasan staf • Crisis management
 Time out Emergency
 Kredensial • preparedness
 Laporan hasil kritis & tes kritis • Claims management

Arjaty Daud / RM
www.esaunggul.ac.id
2.1.d. Segregation of Exposure Units
Segregasi tdd. dua kategori:
• Pemisahan (Separation):
– Membagi Aset / kegiatan menjadi dua atau lebih di lokasi yang terpisah
(Mengurangi Risiko Rugi dalam satu kejadian)
– Jika terjadi kerugian tidak berdampak pada organisasi secara
menyeluruh.
– Hasil distribusi atau aset disebarkan ke beberapa lokasi sehingga
kerugian hanya dialami di satu lokasi. Contoh perusahaan alkes dapat
mendistribusi alkesnya pada beberapa tempat atau vendor untuk
mereduksi potensi kerugian akibat kebakaran

• Duplikasi (Duplication). Produk atau pelayanan dapat selalu tersedia akbiat


adanya duplikasi meski produk utama mengalami kerugin / kerusakan.
– Mis. double checking medication, duplicate keys
– Membuat duplikat rekam medik elektronik merupakan bentuk

02/07/2021 Arjaty Daud / RM 28


www.esaunggul.ac.id
Arjaty Daud / RM
02/07/2021
29

2.1.e Contractual Transfer (Non-Insurance)


• Mereduksi kerugian dengan membuat Kontrak dan
Pergeseran Tanggung Jawab Hukum kerugian dari
satu pihak ke pihak lain.
Mis kontrak, perjanjian dan leasing dipecah antara
dua atau lebih lokasi

www.esaunggul.ac.id
Arjaty Daud / RM
02/07/2021
30

2.2 Risk financing


Terdiri dari : Risk retention. Dan Risk Transfer
Perencanaan keuangan jika terjadi kerugian / loss
2.2 a Risk retention
Dilakukan bila RS berasumsi beban keuangan risiko lebih ringan daripada membayar
asuransi. Bentuk umum risk retention :
– Unfunded self-insurance : Dana loss tidak disiapkan
– Funded self-insurance : Dana loss disiapkan
– Pooled self-insurance : Dana loss dikumpulkan di beberapa organisasi
– Single-owner captive insurance company : dikelola oleh pemerintah atau
lembaga asing yang diijinkan

2.2.b Risk Transfer


• RS dapat mentransfer risiko keuangan ke pihak lain.
• Contoh, RS membuat kebijakan bagi staf medis, bahwa RS membayar kerugian
yang berhubungan dengan malpraktik medis, sehingga kewajiban keuangan untuk
kerugian ditransfer kepada asuransi, namun tetap staf medis secara hukum
bertanggung jawab untuk cedera pasien yang disebabkan oleh kelalaiannya

www.esaunggul.ac.id
MONITORING DAN REVIU
• Monitoring dan Reviu memastikan bahwa seluruh tahapan proses dan fungsi
manajemen risiko berjalan dengan baik.
• Monitoring : pemantauan rutin terhadap kineja aktual proses manajemen risiko
dibandingkan dengan rencana yang akan dihasilkan.
• Reviu : peninjauan / pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.
• Pendekatan Pelaksanaan Monitoring yaitu :
1. pemantauan berkelanjutan (on going monitoring) oleh pelaksana pekerjaan dan
2. pemantauan terpisah (separate monitoring) oleh Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP).
• Sasaran dari monitoring dan reviu : memberikan jaminan terhadap pencapaian sasaran
penerapan system manajemen risiko secara keseluruhan.
• Laporan monitoring dan reviu : pelaporan kelemahan yang masih ada, tanpa
meninggalkan hal2 positif yang telah dicapai. Pelaporan kelemahan menjadi fokus karena
kegagalan penerapan manajemen risiko berarti memperbesar kegagalan pencapaian
sasaran organisasi.

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai