Contoh Perhitungan PPH Pasal 24
Contoh Perhitungan PPH Pasal 24
CONTOH 1.
Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).
Jawab :
Penghitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah :
1. Menghitung total PKP
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 100.000.000,- atau
sebesar PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai
dengan perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri, kemudian
dipilih nilai terendah.
CONTOH 2.
Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).
Jawab :
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 39.003.906,- aatu
sebesar PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan. Jumlah ini
diperoleh dengan membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum
dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri,
kemudian dipilih nilai terendah.
Jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri (Rp. 100.000.000,-) melebihi jumlah
kredit pajak yang diperbolehkan (Rp. 39.003.906,-), akan tetapi kelebihan tersebut tidak
dapat diperhitungkan dengan PPh yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan
sebagai biaya atau pengurang penghasilan, serta tidak dapat dimintakan restitusi.
CONTOH 3.
PT. Yogananta di Jakarta memperoleh penghasilan netto pada tahun 2013 sebagai berikut :
Peredaran bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp. 62.000.000.000,-.
Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).
Jawab :
4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri untuk masing-masing negara
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) bagi PT. Yogananta tahun 2013
dihitung sebagai berikut :
Total kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) Rp. 185.000.000,- karena jumlah
ini masih lebih rendah dibanding total PPh terutang (Rp. 250.000.000,-).
Penghitungan PPh Pasal 24 jika Terjadi Kerugian Usaha Dalam Negeri
Dalam hal kerugian usaha di dalam negeri, maka sejumlah kerugian yang di derita tersebut
dapat digabungkan atau dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di
Indonesia (dalam negeri).
Contoh 4.
PT. Ananda Raya di Indonesia memperoleh penghasilan netto pada tahun 2013 sebagai
berikut:
Peredaran bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp. 4.600.000.000,-.
Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah :
Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 25.000.000,- atau sebesar
total PPh terutang. Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan total PPh
terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan dan PPh terutang atau
dibayar di luar negeri, kemudian dipilih nilai terendah.
Dalam hal terjadi kerugian yang di derita di luar negeri, maka kerugian tersebut tidak boleh
digabungkan/dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
Indonesia.
Contoh 4.
PT. Amalia di Surabaya memperoleh penghasilan netto tahun 2013 sebagai berikut:
Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah:
Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.
Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas pengurangan tarif sebesar 50%:
Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif 50%:
PPh terutang:
• 50% x 25% x Rp. 80.000.000,- = Rp. 10.000.000,-
• 25% x Rp. 720.000.000,- = Rp. 180.000.000,-
Rp. 190.000.000,-
3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 47.500.000,- atau sebesar
PPh maksimum sesuai perbandingan penghasilan. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai
perbandingan penghasilan dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri, kemudian dipilih
nilai terendah.