Anda di halaman 1dari 7

CONTOH PERHITUNGAN PPh PASAL 24

CONTOH 1.

PT. PUTRA PARAHYANGAN di Sukabumi memperoleh penghasilan netto pada tahun


2013 sebagai berikut :
• Penghasilan dari dalam negeri Rp. 500.000.000,-
• Penghasilan dari luar negeri Rp. 500.000.000,-
(Tarif pajak yang berlaku adalah 20%)

Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).

Jawab :

Penghitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah :
1. Menghitung total PKP

Penghasilan dari dalam negeri Rp. 500.000.000,-


Penghasilan dari luar negeri Rp. 500.000.000,- (+)
Jumlah penghasilan netto Rp. 1.000.000.000,-
Peredaran bruto dari kegiatan usaha adalah Rp. 52.000.000.000,-
Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi kerugian
atau pengurangan lain.

2. Menghitung total PPh terutang

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) b x Penghasilan Kena Pajak


25% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 250.000.000,-

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai dengan perbandingan penghasilan

Penghasilan Luar Negeri x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 500.000.000,- x Rp. 250.000.000,- = Rp. 125.000.000,-


Rp. 1.000.000.000,-

4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri

Tarif Pajak di Luar Negeri x Penghasilan Luar Negeri


20% x Rp. 500.000.000,- = Rp. 100.000.000,-

Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 100.000.000,- atau
sebesar PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai
dengan perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri, kemudian
dipilih nilai terendah.
CONTOH 2.

Perusahaan Perdana dimilikioleh Tuan Akbar (menikah, 2 orang anak) memperoleh


penghasilan netto tahun 2013 sebagai berikut :

• Penghasilan dari dalam negeri Rp. 150.000.000,-


• Penghasilan dari luar negeri Rp. 250.000.000,-
(Tarif pajak yang berlaku adalah 40%)

Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).

Jawab :

1. Menghitung total PKP

Penghasilan dari dalam negeri Rp. 150.000.000,-


Penghasilan dari luar negeri Rp. 250.000.000,- (+)
Jumlah penghasilan netto Rp. 400.000.000,-
PTKP (K/2) Rp. 30.375.000,- (-)
Total PKP Rp. 369.625.000,-

2. Menghitung total PPh yang terutang

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) b x Penghasilan Kena Pajak


5% x Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
15% x Rp. 200.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
25% x Rp. 119.625.000,- = Rp. 29.906.250,-
Rp. 62.406.250,-

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai dengan perbandingan penghasilan

Penghasilan Luar Negeri x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 250.000.000,- x Rp. 62.406.250,- = Rp. 39.003.906,-


Rp. 400.000.000,-

4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri

Tarif Pajak di Luar Negeri x Penghasilan Luar Negeri


40% x Rp. 250.000.000,- = Rp. 100.000.000,-

Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 39.003.906,- aatu
sebesar PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan. Jumlah ini
diperoleh dengan membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum
dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri,
kemudian dipilih nilai terendah.
Jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri (Rp. 100.000.000,-) melebihi jumlah
kredit pajak yang diperbolehkan (Rp. 39.003.906,-), akan tetapi kelebihan tersebut tidak
dapat diperhitungkan dengan PPh yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan
sebagai biaya atau pengurang penghasilan, serta tidak dapat dimintakan restitusi.

CONTOH 3.

PT. Yogananta di Jakarta memperoleh penghasilan netto pada tahun 2013 sebagai berikut :

• Di negara P, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp. 300.000.000,-


(tarif pajak yang berlaku adalah 20%).
• Di negara Q, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp. 400.000.000,-
(tarif pajak yang berlaku adalah 25%).
• Di negara R, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp. 100.000.000,-
(tarif pajak yang berlaku adalah 35%).
• Di dalam negeri, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp.
200.000.000,-.

Peredaran bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp. 62.000.000.000,-.

Diminta : Hitunglah kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24).

Jawab :

1. Menghitung total PKP

• Penghasilan dari negara P berupa laba usaha Rp. 300.000.000,-


• Penghasilan dari negara Q berupa laba usaha Rp. 400.000.000,-
• Penghasilan dari negara R berupa laba usaha Rp. 100.000.000,-
• Penghasilan dari dalam negeri berupa laba usaha Rp. 200.000.000,-
Jumlah penghasilan netto Rp. 1.000.000.000,-
Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi kerugian
atau pengurangan lain.

2. Menghitung total PPh terutang

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) b x Penghasilan Kena Pajak


25% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 250.000.000,-

3. Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan masing-masing


negara

a. PPh maksimum untuk negara P

Penghasilan Negara P x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 300.000.000,- x Rp. 250.000.000,- = Rp. 75.000.000,-


Rp. 1.000.000.000,-
b. PPh maksimum untuk negara Q

Penghasilan Negara Q x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 400.000.000,- x Rp. 250.000.000,- = Rp. 100.000.000,-


Rp. 1.000.000.000,-

c. PPh maksimum untuk negara R

Penghasilan Negara R x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 100.000.000,- x Rp. 250.000.000,- = Rp. 25.000.000,-


Rp. 1.000.000.000,-

4. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri untuk masing-masing negara

a. PPh terutang atau dibayar di negara P


Tarif Pajak Negara P x Penghasilan Negara P
20% x Rp. 300.000.000,- = Rp. 60.000.000,-

b. PPh terutang atau dibayar di negara Q


Tarif Pajak Negara Q x Penghasilan Negara Q
25% x Rp. 400.000.000,- = Rp. 100.000.000,-

c. PPh terutang atau dibayar di negara R


Tarif Pajak Negara R x Penghasilan Negara R
35% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 35.000.000,-

Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) bagi PT. Yogananta tahun 2013
dihitung sebagai berikut :

PPh Maksimum PPh Pasal 24 :


PPh Terutang
Total PPh Dikreditkan Sesuai Terendah Kolom
Negara Dibayar Di Luar
Terutang Perbandingan (1), (2), (3)
Negeri
Penghasilan
(1) (2) (3) (4)
P Rp. 250.000.000,- Rp. 75.000.000,- Rp. 60.000.000,- Rp. 60.000.000,-
Q Rp. 250.000.000,- Rp. 100.000.000,- Rp. 100.000.000,- Rp. 100.000.000,-
R Rp. 250.000.000,- Rp. 25.000.000,- Rp. 35.000.000,- Rp. 25.000.000,-
Total Kredit Pajak Luar Negeri Diperbolehkan Rp. 185.000.000

Total kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) Rp. 185.000.000,- karena jumlah
ini masih lebih rendah dibanding total PPh terutang (Rp. 250.000.000,-).
Penghitungan PPh Pasal 24 jika Terjadi Kerugian Usaha Dalam Negeri

Dalam hal kerugian usaha di dalam negeri, maka sejumlah kerugian yang di derita tersebut
dapat digabungkan atau dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di
Indonesia (dalam negeri).

Contoh 4.

PT. Ananda Raya di Indonesia memperoleh penghasilan netto pada tahun 2013 sebagai
berikut:

• Di negara A, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp. 300.000.000,-


(tarif pajak yang berlaku adalah 30%).
• Di dalam negeri, menderita kerugian sebesar sebesar Rp. 100.000.000,-

Peredaran bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp. 4.600.000.000,-.
Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah :

1. Menghitung Total PKP

Penghasilan dari negara A berupa laba usaha Rp. 300.000.000,-


Kerugian usaha di dalam negeri Rp. 100.000.000,- (-)
Jumlah penghasilan netto Rp. 200.000.000,-

Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.

2. Menghitung Total PPh Terutang

Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) b x Penghasilan Kena Pajak

25% x Rp. 200.000.000,- x 50% Rp. 25.000.000,-

3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan

Penghasilan Luar Negeri (Negara A) x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 300.000.000,- x Rp. 25.000.000,- = Rp. 37.500.000,-


Rp. 200.000.000,-

4. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Luar Negeri

Tarif Pajak di Luar Negeri x Penghasilan Luar Negeri

30% x Rp. 300.000.000,- = Rp. 90.000.000,-

Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 25.000.000,- atau sebesar
total PPh terutang. Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan total PPh
terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan dan PPh terutang atau
dibayar di luar negeri, kemudian dipilih nilai terendah.

Penghitungan PPh Pasal 24 jika Terjadi Kerugian Usaha Luar Negeri

Dalam hal terjadi kerugian yang di derita di luar negeri, maka kerugian tersebut tidak boleh
digabungkan/dikompensasikan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
Indonesia.

Contoh 4.

PT. Amalia di Surabaya memperoleh penghasilan netto tahun 2013 sebagai berikut:

• Di negara A, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp. 200.000.000,-


(tarif pajak yang berlaku adalah 40%).
• Di negara B, mengalami kerugian usaha sebesar Rp. 300.000.000,- (tarif pajak yang
berlaku adalah 25%).
• Di dalam negeri, memperoleh laba usaha sebesar Rp. 600.000.000,-.
• Peredaran bruto dari kegiatan usaha adalah Rp. 48.000.000.000,-.

Penghitungan kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah:

1. Menghitung Total PKP

Penghasilan dari negara A berupa laba usaha Rp. 200.000.000,-


Penghasilan dari dalam negeri berupa laba usaha Rp. 600.000.000,- (+)
Jumlah penghasilan netto Rp. 800.000.000,-

Jumlah penghasilan netto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.

2. Menghitung Total PPh yang Terutang

Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas pengurangan tarif sebesar 50%:

(Rp. 4.800.000.000,- : Rp. 48.000.000.000,-) x Rp. 800.000.000,- = Rp. 80.000.000,-

Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif 50%:

Rp. 800.000.000,- - Rp. 80.000.000,- = Rp. 720.000.000,-

PPh terutang:
• 50% x 25% x Rp. 80.000.000,- = Rp. 10.000.000,-
• 25% x Rp. 720.000.000,- = Rp. 180.000.000,-
Rp. 190.000.000,-
3. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan

Penghasilan Luar Negeri (Negara A) x Total PPh Terutang


Total Penghasilan Dalam dan Luar Negeri

Rp. 200.000.000,- x Rp. 190.000.000,- = Rp. 47.500.000,-


Rp. 800.000.000,-

4. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Negera A

Tarif Pajak di Negera A x Penghasilan Luar Negeri

40% x Rp. 200.000.000,- = Rp. 80.000.000,-

Kredit pajak luar negeri diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp. 47.500.000,- atau sebesar
PPh maksimum sesuai perbandingan penghasilan. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan total PPh terutang, PPh maksimum dikreditkan sesuai
perbandingan penghasilan dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri, kemudian dipilih
nilai terendah.

Anda mungkin juga menyukai