Kelas Praktikum N
DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
MANAJEMEN
2021
LEMBAR KERJA 1
EXTERNAL EVIRONTMENT
INPUT OUTPUT
Pembulatan
(Rounding)
Pengistirahatan
(Intermediate Proofing)
3.Roti Kue
Pembentukan Roti Kue Dorayaki Cokelat
(Make up) Roti Kue Dorayaki Pandan
Sarikaya
(sheeting)
Peletakan kedalam
Loyang (Panning)
Fermentasi 2
Pemanggangan
(Baking)
Roti Kue Lapis Bamkuhen
CokelatRoti Kue Lapis Bamkuhen
Stroberi
Roti Kue Lapis Bamkuhen
Blueberry
Roti Kue Lapis Bamkuhen
Pelepasan dari Loyang Matcha
(Depanning)
Pendinginan
b. Manager
(Cooling)
Nama Jabatan
1 Presiden
komisaris Pengemasan
1 Komisaris (Packaging)
1 Komisaris
independen
1 Presiden
direktur dan Penyusunan dalam krat
CEO (Crating)
1 Direktur
Pengembangan
produk dan
teknologi Produk akhir
1 Direktur
kepatuhan
1 Financial
direktur
1 Direktur SDM
d. Facilities
Mesin Magic Hand
-Mesin Pembuat Dorayaki
-Mesin Pembuat Mini Bun
-Cooling Tower
-Loyang
-Mixer
-Oven
-Kwik Lok
-Mesin Metal Detector
-Mesin Check Weigher
-Mesin Counting
-Kendaraan
-Fasilitas jaminan kesehatan, jaminan
hari tua, dan jaminan kecelakaan
kerja bagi karyawan.
e. Materials
Tepung terigu, air, gula pasir,
margarin (mengandung antioksidan
BHA, telur, ragi, susu bubuk,
pengganti minyak mentega
(mengandung antioksidan BHA,
pewarna makanan beta karoten
CI75130), garam, pengemulsi nabati,
perlakuan tepung, perisa mentega,
pengawet
kalsium propionat.
f. Land
Alamat Perusahaan :
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Kawasan Industri MM2100
Jl. Selayar Blok A9
Desa Mekarwangi, Cikarang Barat,
Bekasi 17530 – Jawa Barat
Pada PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk. terdapat 13 pabrik yaitu di
cikarang,cibitung,Gresik,Pasuruan,se
marang,Medan,Palembang,Makasar,P
urwakarta,Cikande,Batam,Balikpapan
g. Energy
Sumber daya yang dipakai
perusahaan ( air,listrik)
Sumber acuan :
(‘Skripsi_Siti Aminah’, ) X
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak
Penghasilan Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’,
(April), pp. 65–113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
SARWOTO (2015) ‘Sarwoto PENGARUH FLEKSIBILITAS MANUFAKTUR PADA KINERJA
( Studi Komparasi pada Perusahaan Batik dan Mebel di Surakarta ) SARWOTO Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Jurnal Bisnis & Manajemen’, pp. 1–12.
Susanto, R. D. (2012) ‘Rancangan Manufacturing Information System Untuk Mengurangi Bullwhip
Effect Pada Supply Chain Management PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk’. Available at:
http://repository.unair.ac.id/532/.
(Susanto, 2012)
(García Reyes, 2013)García Reyes, L. E. (2013) 済無 No Title No Title, Journal of Chemical
Information and Modeling.
LEMBAR KERJA 2
Materials Tepung terigu, air, gula pasir, margarin Bahan baku utama yang digunakan o
(mengandung antioksidan BHA, telur, rag leh PT Nippon Indosari Corpindo di
i, susu bubuk, pengganti minyak mentega dapatkan dari PT Bogasari, PT Jaya
(mengandung antioksidan BHA, pewarna Fermex, PT Nusa Indah, PT Sumber
makanan beta karoten CI75130), garam, p Roso, PT Antatirta, PT Super Exim,
engemulsi nabati, perlakuan tepung, peris PT Sinar Meadow, PT Adyaceda, PT
a mentega, pengawet Perkasa Teknik, PT Puratos dan PT
kalsium propionat. Kwick Lock Ltd Australia dan Mala
ysia sebagai supplier plastic kemasa
n. Bahan baku utama seperti terigu d
ikirim setiap hari.
Sedangkan bahan baku lainnya dikiri
m 1-3 kali dalam seminggu.
6 Land - cikarang, Di berbagai wilayah di Indonesia
- cibitung,
- Gresik,
- Pasuruan,
- semarang,
- Medan,
- Palembang,
- Makasar,
- Purwakarta,
- Cikande,
- Batam,
- Balikpapan
7 Energy - Air - PDAM
- Listrik - PLN
Sumber acuan : X
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak
Penghasilan Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’,
(April), pp. 65–113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
‘Skripsi_Siti Aminah’ in.
Susanto, R. D. (2012) ‘Rancangan Manufacturing Information System Untuk Mengurangi Bullwhip
Effect Pada Supply Chain Management PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk’.
(García Reyes, 2013)García Reyes, L. E. (2013) 済無 No Title No Title, Journal of Chemical
Information and Modeling.
LEMBAR KERJA 3
Segi Geografi : Pada segi geografi Sari roti melakukan strategi pemasaran dengan membangun
paabrik yang dekat dengan wilayah pasar untuk menghemat biaya distribusi dan untuk memangkas
waktu pengiriman barang dan pabrik ke konsumen.
Demografi: Pada perusahaan besar PT. Nippon Indosari Corpindo outputnya yaitu produk makanan
yang bermutu,sehat,halal dan aman bagi pelanggan atau konsumen dan semua kalangan kelas
bawah hingga atas dari anak-anak hingga orang dewasa dan konsumen di berbagai seluruh wilayah
Indonesia
Segi Psikografi : Perusahaan ini membuat suatu produk yang berupa makanan roti yang mana bisa
di konsumsi semua kalangan..Akan tetapi produk roti ini memiliki beberapa jenis dan beragam
aneka rasa yang dimana roti tersebut menarik konsumen sebab pembuatan roti Sari Roti ini tanpa
bahan pengawet.
Segi sosiokultural : Orang Indonesia memiliki kebiasaan memakan nasi yang mana nasi ini adalah
makanan pkok setiap hari. Akan tetapi roti bisa saja pengganti nasi masyarakat Indonesia seperti
makanan pokok orang barat yang kebanyakan memakan roti sebagai pengganti nasi Oleh karena itu
produk ini di jual di berbagai retail yang ada di Indonesia seperti indomaret,alfamart,dan berbagai
toko toko swalayan maupun toko kecil.dalam produk roti ini ada berbagai macam rasa seperti roti
tawar dan manis. Karena permintaan konsumen, oleh karena itu perusahaan roti ini membuat
produk berbagai macam rasa sebab ada beberapa konsumen yang juga tidak suka nasi oleh karena
itu sebagai ganti nya pabrik roti ini membuat roti rasa tawar untuk konsumen.
Sumber acuan :
(‘Skripsi_Siti Aminah’, )
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak Penghasilan
Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’, (April), pp. 65–
113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
‘Skripsi_Siti Aminah’ in.
Susanto, R. D. (2012) ‘Rancangan Manufacturing Information System Untuk Mengurangi Bullwhip
Effect Pada Supply Chain Management PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk’. Available at:
http://repository.unair.ac.id/532/.
LEMBAR KERJA 4
Menyebutkan Nilai tambah pada proses operasi terdiri dari :
PT. Nippon Indosari Corpindo dalam pemasaran berada di jangkauan dekat wilayah pabrik sebab
biaya operasional pendistribusian dapat di tekan seminimal mungkin. Dan juga dalam
pendistribusian ini ,perusahaan membangun pabrik di dekat wilayah yang akan di jadikan
pemasaran agar menghemat biaya pada saat pendistribusian
a. Top Quality
PT. Nippon Indosari Corpindo membuat suatu produk makanan berupa roti yang beraneka macam
rasa maupun bentuk agar konsumen tidak merasa bosan dalam melihatnya dan juga memakan roti
tersebut yang mana memiliki beragam aneka rasa.
b. Consistent quality -
b. Ontime delivery
- PT. Nippon Indosari Corpindo bekerja sama dengan distributor besar maupun kecil seperti
Supermarket, warung-warung kecil dan lain-lain. Pengendalian produk akhir sari roti dilakukan
dengan sistem distribusi 6 kali waktu pengiriman dalam satu hari dimana lokasi pengiriman yang
terjauh berada pad urutan pertama dan lokasi area yang terdekat berada pada urutan terakhir. Hal ini
bertujuan untuk memaksimalkan waktu penyimpanan dan waktu penarikan produk yang dilakukan
pada H+4 malam agar pada tanggal kadaluarsa produk sari roti tidak sampai ketangan konsumen.
4. Flexibility.
c. Volume flexibility
PT. Nippon Indosari Corpindo memiliki kemasan yang berbagai macam yang sesuai dengan varian
bentuk produk roti tersebut. Akan tetapi untuk keamanan pada bungkus atau kemasan produk roti
ini sudah terjamin aman sebab pada kemasan tersebut sudah di cek terlebih dahulu dan selalu
tertutup rapat rapat agar tidak masuknya bakteri atau terkena angin. dan juga setiap bukus memiliki
penutup bungkus warna yang berbeda sebagai tanda waktu kadaluarsanya yang berbeda
Sumber acuan :
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak
Penghasilan Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’,
(April), pp. 65–113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
SARWOTO (2015) ‘Sarwoto PENGARUH FLEKSIBILITAS MANUFAKTUR PADA KINERJA
( Studi Komparasi pada Perusahaan Batik dan Mebel di Surakarta ) SARWOTO Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Jurnal Bisnis & Manajemen’, pp. 1–12.
‘Skripsi_Siti Aminah’ in.
Susanto, R. D. (2012) ‘Rancangan Manufacturing Information System Untuk Mengurangi Bullwhip
Effect Pada Supply Chain Management PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk’. Available at:
http://repository.unair.ac.id/532/.
LEMBAR KERJA 5
1 Cost
2 Quality
3 Time
2 Quality
3 Time
4 Flexibility
1 Cost
2 Quality
3 Time
Delivery Speed v Karena pelanggan selalu
menginginkan barang atau
produk yang sudah mereka
beli atau (order) tidak
kadaluarsa oleh sebab itu saya
setuju karena menggunakan
sistem order pada distribusi
sebab tidak terjadinya
kadaluarsa pada produk
teersebut
4 Flexibility
Sumber acuan :
X‘Skripsi_Siti Aminah’
LEMBAR KERJA 6
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Cost
Low Cost 75
0% 3
% 0 0% 0 0% 0 0% 3
Operations
0
Quality
Top Quality 50 25
2 1 0 0% 0 0% 0 0% 3
% %
Consistent Quality 75
3 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 3
%
Time
Delivery Speed 75
0 0% 3 0 0% 0 0% 0 0% 3
%
Ontime Delivery 25 50
1 2 0 0% 0 0% 0 0% 3
% %
Development
0 0% 0 0% 0 0% 3 75% 0 0% 3
Speed
Flexibility
Customization 75
0 0% 0 0% 3 0 0% 0 0% 3
%
Variety 50 25
2 1 0 0% 0 0% 0 0% 3
% %
Volume Flexibility 75
3 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 3
%
Keterangan :
Dari hasil diatas, maka data yang paling banyak yaitu pada strategi Volume Flexibility. Oleh karena
itu, dengan hasil yang ada diatas maka perusahaan lebih cenderung menggunakan strategi Volume
Flexibility, karena mendapat responden Sangat Setuju sebanyak 3 dan lebih banyak daripada
strategi yang lainnya. Dikarenakan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan volume
produksi dengan cepat untuk merespon kebutuhan terantisipasi sebelumnya dan memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi volume dengan cepat untuk menghindari naiknya tingkat persediaan
Sumber acuan :
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak Penghasilan
Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’, (April), pp. 65–
113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
SARWOTO (2015) ‘Sarwoto PENGARUH FLEKSIBILITAS MANUFAKTUR PADA KINERJA
( Studi Komparasi pada Perusahaan Batik dan Mebel di Surakarta ) SARWOTO Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Jurnal Bisnis & Manajemen’, pp. 1–12.
(SARWOTO, 2015)
LEMBAR KERJA 7
Bahan
baku
Ruang fermentasi
Fermentasi
(Manual)
Ruang pengistirahatan
Pengistirahatan Adonan
(Intermediate Proofing) (Manual)
Ruang fermentasi
Fermentasi 2
(Manual)
Menara pendingin
Pelepasan dari Loyang (cooling tower)
(Depanning) (Mesin otomatis)
Produk akhir
2.Stasiun Fermentasi I
Setelah mixing sponge, adonan akan dipindahkan kedough box dan memasuki stasiun fermentasi
selama ± 3 jam 25menit. Fermentasi bertujuan agar khamir dapat bekerja memecah
karbohidrat yang ada pada adonan sehingga mengembang dan menghasilkan adonan khas
roti. Stasiun ini memiliki suhu 27oC dan kelembaban (RH) 75% dan memiliki kapasitas 14
dough box.
5.Stasiun Dividing
Pada stasiun ini adonan mulai dibentuk menjadi cacahan piece hingga stasiun akhir. Prosesnya
adalah setelah 15 menit floor timeselesai, operator memasukan adonan secara manual ke dalam
mesin dividing (divider) untuk dilakukan proses pemotongan dan pembagian (dividing) adonan
sesuai dengan standar berat per piece yang telah ditetapkan, yaitu
50 gram untuk item roti sobek dan 60 gram untuk item roti bulat. Pada setiap stroke
(potongan) menghasilkan 6 pieceadonan dengan potongan adonan yang homogen dan berat
yang seragam.Mesin ini memiliki kecepatan standar 23 stroke/menit untuk item roti
sobek dan 17 stroke/menit untuk item roti bulat.
6.Stasiun Rounding
Pada stasiun ini, adonan hasil potongan divider diarahkan ke mesin rounding (rounder)
melalui konveyor. Rounding merupakan proses pembulatan dan penghalusan adonan yang
keluar dari mesin dividing karena adonan yang keluar dari dividermasih kasar permukaanya
dan memiliki bentuk yang tidak beraturan. Proses ini juga bertujuan untuk menahan gas
karbondioksida yang terbentuk selama fermentasi, memudahkan penyerapan udara luar
sehingga dapat mencapai volume optimum adonan serta untuk mengurangi kelengketan
adonan dan mengurangi penggunaan tepung pada tahap moulding.Rounder memiliki kecepatan
sebesar 138,5 piece/menit untuk item roti sobek dan 103 piece/menit untuk item roti bulat.
8.Stasiun Filling
Adonan yang keluar dari ruang intermediate proofingselanjutnya dipipihkan (pressing)dengan
melewati 2 pasang roller. Proses ini bertujuan untuk meratakan distribusi gas yang terdapat
pada adonan hingga ke seluruh bagian adonan sehingga diperoleh roti dengan pori-pori
yang halus dan seragam. kemudian adonan yang keluar akan memasuki stasiun filling. Filling
adalah proses pengisian pasta atauisian untuk roti manis. Proses ini dilakukan secara manual
oleh 2 orang operator terhadap adonan yang keluar dari presser sebanyak 15 –20 gram pasta per
piece adonan. Adonan yang keluar dari presser masuk ke stasiun filling melalui konveyor untuk
selanjutnya akan dikerjakan oleh setiap operator yang telah siap mengisi adonan.
9.Stasiun Make Up
Setelah melewati stasiun filling, Adonan akan dibentuk sesuai dengan bentuk standar yang
ditetapkan, yaitu bentuk bulat untuk item roti bulat sedangkan bentuk bulat lonjong untuk item
roti sobek. Proses ini dilakukan operator dengan cara merekatkan sisi adonan yang telah
terisi pasta dan membentuk adonan. Proses make up ini dapat disebut juga sebagai proses
moulding yang dikerjakan oleh 4 orang operator pada stasiun ini.
10.Stasiun Panning
Panning adalah proses penempatan dan peletakan adonan yang telah dibentuk ke dalam loyang
yang telah diolesi minyak oles. Proses ini dilakukan secara manual oleh 1 orang operator untuk
item roti bulat dan 2 orang operator untuk item roti sobek. Operator pada stasiun ini mengambil
hasil kerja dari operator stasiun make up selanjutnya meletakan pada loyang-
loyang yang telah tersedia. Pada saat peletakkan adonan, sambungan adonan harus
berada pada bagian bawah. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terbukanya sambungan
selama proses fermentasi akhir dan pemanggangan.
11.Stasiun Fermentasi II
Pada stasiun ini terjadi proses fermentasi lanjutan untuk mencapai volume adonan yang
dikehendaki yaitu mencapai 2/3 volume loyang sebelum adonan siap untuk dipanggang.
Loyang-loyang yang telah berisi adonan disusun di atas rak dan dimasukkan ke dalam ruang
fermentasi II yang merupakan proses fermentasi akhir. Stasiun ini memiliki kelembaban
(RH) 78 –82% dan temperatur sebesar 38,5 –39,8oC. Dalam fermentasi ini ragi roti
menguraikan gula dalam adonan menghasilkan gas karbondioksida. Gas yang terbentuk
mengembangkan adonan dan menghasilkan remah roti yang berpori-pori. Proses ini berlangsung
selama ± 1 jam.
12.Stasiun Baking
Adonan yang keluar dari stasiun fermentasi II selanjutnya dimasukkan ke dalam
tunnel ovenyang dilakukan oleh 1 operator. Pada stasiun ini terjadi proses pematangan
roti sehingga adonan berubah menjadi roti dan mengeluarkan aroma khas roti. Tunnel
ovenmerupakan oven konveyor yang terbagi atas tiga zona pemanggangan dengan suhu
standar yang berbeda di tiap zona karena masing masing zona memiliki fungsi tersendiri.
Waktu standar baking untuk item roti sobek adalah 15 menit dan 9 menit untuk item roti bulat.
13.Stasiun Depanning
Depanning merupakan proses pelepasan/pengeluaran roti dari loyang setelah roti mengalami
proses pemanggangan(keluar dari tunnel oven). Depanning roti manis ini dilakukan secara
manual oleh 1 operator dengan membalikan loyang sehingga roti dapat terlepas dari loyang
dan diletakan pada pada cooling conveyor untuk selanjutnya dapat memasuki proses
pendinginan atau penurunan suhu.
14.Stasiun Cooling
Cooling adalah proses pendinginan atau penurunan suhu rotiyang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kondensasi setelah pengemasan, sehingga roti tidak mudah berjamur. Setelah
depanning, roti tersebut diletakkan pada coolingconveyoryang terbuat dari plastik dan strukturnya
berlubang-lubang supaya uap panas keluar dan tidak mengembun pada permukaan roti. Roti
akan mengalami proses pendinginan selama 30 menit untuk item roti sobek dan roti bulat hingga
memasuki stasiun packaging.
15.Stasiun Packaging
Roti yang telah melalui proses pendinginan selanjutnya akan memasuki stasiun packaging.
Pada stasiun ini, roti akan memasuki pin-pin konveyor packaging selanjutnya dikemas dan direkat
(seal)oleh mesin packaging dengan kecepatan 60 pack/menit untuk item roti sobek dan 128
pack/menit untuk item roti bulat. Roti yang telah dikemas dilewatkan
terlebih dahulu ke dalam metal detectoruntuk memastikan bahwa tidak ada kontaminasi logam
atau benda asing lainnya pada produk. Operator yang terlibat dalam stasiun ini sebanyak 1
orang untuk mengarahkan dan memasukan roti ke pin-pin pada konveyor
packaging.
16.Stasiun Crating
Produk akhir yang telah dikemas dan melewati metal detector selanjutnya disusun pada krat
-krat yang tersedia oleh 2 operator yang telah siap menerima produk. Krat yang digunakan
untuk roti manis memiliki ukuran yang seragam namun kapasitas yang dapat ditampung
berbeda di tiap item, untuk item roti sobek kapasitasnya sebesar 10 pack/krat,
sedangkan item roti bulat sebesar 15 pack/krat. Proses cratingakan memudahkan proses serah
terima antara bagian produksi dan bagian gudang finished goods karena produk dipisahkan
berdasarkan rasa dan jumlah yang mudah dihitung.
Sumber acuan :
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak
Penghasilan Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’,
(April), pp. 65–113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.
‘Skripsi_Siti Aminah’ in.
Susanto, R. D. (2012) ‘Rancangan Manufacturing Information System Untuk Mengurangi Bullwhip
Effect Pada Supply Chain Management PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk’. Available at:
http://repository.unair.ac.id/532/.
LEMBAR KERJA 8
Strategi yang digunakan Perusahaan dalam proses operasinya
Make to Stock (MTS) : Pada PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk produk dibuat tanpa ada
permintaan atau pesanan dari pelanggan. Proses produksi dilaksanakan mulai bahan baku hingga
menjadi produk jadi tsanpa menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen, aktivitas
seperti ini disebut MTS (Make To Stock) Kemudian hasil produksinya akan disimpan digudang
atau jaringan distribusi untuk mengantisipsi permintaan yang akan mendatang. Persediaan produk
dikendalikan untuk menghindari terjadinya kekurangan (shortage). Sesudah mengolah bahan baku
dan menjadi produk jadi yaitu sari roti kemudian disimpan di gudang dengan memperhatikan batas
konsumsi untuk pelanggan atau ke distributor sari roti secara langsunng ke minimarket ( Idomaret
dan Alfamart) dan supermarket (Hypertmart dan Giant) sebelum ke retail dan pengguna akhir yakni
konsumen ataupun ke customer.
Sumber acuan :
Robiatul, A. (2013) ‘Tax Planning Sebagai Upaya Untuk Meminimalkan Jumlah Pajak Penghasilan
Yang Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Pada Pt. Nippon Indosari Corpindo Tbk’, (April), pp. 65–
113. Available at: http://etheses.uin-malang.ac.id/2244/.