id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Boy’s Cake &
Bakery yang menjadi tempat penelitian dan membahas tentang teori-teori yang
berkaitan dengan tema yang diambil dalam penelitian.
2.1 Profil Perusahaan
Pada subbab ini akan menjelaskan tentang profil perusahaan yang meliputi
gambaran umum perusahaan, spesifikasi produk, aliran proses produksi, ukuran
dan jumlah mesin yang digunakan dalam proses produksi Boy’s Cake & Bakery,
serta luas lantai produksi Boy’s Cake & Bakery.
2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Boy’s Cake & Bakery merupakan sebuah perusahaan (home industry) yang
bergerak dalam bidang pengolahan makanan (kue tradisional dan modern).
Perusahaan yang terletak di Jalan Solo-Karang Anyar atau Jalan Solo -Tawang
Mangu, Triyagan, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57554,
Indonesia tidak hanya memproduksi satu jenis produk saja, tetapi ada beberapa
jenis produk yang diproduksi yaitu croissant, cake marmer, muffin coklat, roti
abon, soes coklat, banana pie, dan lain-lain. Fokus pada penelitian ini yaitu pada
produk utama yaitu croissant. Salah satu faktor pendirian perusahaan ini adalah
karena kecenderungan masyarakat yang pasti membutuhkan perusahaan untuk
memproduksi berbagai jenis kue dan roti serta permintaan akan kue dan roti
sebagai kebutuhan berbagai kepentingan dan acara di daerah Karanganyar dan
Sukoharjo yang semakin tinggi dikarenakan masih sedikit perusahaan pengolahan
makanan yang berkembang di daerah tersebut. Oleh karena tingkat penjualannya
yang cukup tinggi, maka perusahaan ini masih dapat bertahan sampai saat ini. Dan
perusahaan ini dari tahun ke tahun dapat menambah hasil produksinya karena
adanya permintaan yang semakin tinggi dari pihak konsumen. Boy’s Cake &
Bakery dapat dikatakan sebagai perusahaan yang cukup berkembang di masa
sekarang ini, hal ini terbukti dengan tingkat penjualan yang semakin naik dari
tahun ke tahun.
II-1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Layout dan diagram alir Boys Bakery and Cake dapat dilihat pada Gambar
2.1.
II-2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ringkasan
Kegiatan Jumlah Waktu
Operasi 15 1517"
Pemeriksaan 1 58"
Total 1585"
II-7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kelembaban udara penting dilakukan karena merupakan salah satu faktor kunci
dari iklim yang mempengaruhi proses perpindahan panas dari tubuh dengan
lingkungan melalui evaporasi (penguapan).
Di dalam tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan (paru-paru)
dan keringat (kulit). Penguapan yang paling banyak terjadi yaitu melalui kulit.
Keringat yang keluar akan cepat menguap bila kelembaban udara rendah.
Penguapan ini terjadi dengan mengambil panas tubuh. Jadi berkeringat dapat
menurunkan suhu tubuh.
3. Kecepatan Angin
Angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara sehingga udara bergerak
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pergerakan udara juga dapat disebabkan
oleh perbedaan suhu di antara dua tempat dimana udara mengalir dari tempat yang
bersuhu rendah ke tempat yang bersuhu tinggi. Kecepatan angin berperan dalam
proses pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan khususnya melalui proses
konveksi dan evaporasi.
4. Panas Radiasi
Radiasi adalah proses gelombang elektromagnetik dipindahkan tanpa
pemindahan materi. Pada tubuh manusia, menerima atau kehilangan panas lewat
mekanisme radiasi tergantung dari suhu benda-benda di sekitar. Pada dasarnya
setiap benda maupun tubuh manusia mengeluarkan gelombang-gelombang
elektromagnetik.
2.2.3 Jenis-Jenis Iklim Kerja
Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industri telah
menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim kerja berupa iklim
kerja panas dan iklim kerja dingin.
1. Iklim Kerja Panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat
disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar
matahari (Budiono, 2008). Kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu
tinggi adalah tekanan panas (heat stres). Faktor-faktor yang menyebabkan
pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar adalah konduksi,
konveksi, radiasi, dan evaporasi (Suma’mur, 1996).
II-9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Konduksi
Konduksi adalah transfer panas melalui kontak langsung dengan objek
menuruni gradiennya dari molekul ke molekul. Molekul-molekul ini
bergetar konstan dimana molekul yang lebih panas bergerak lebih cepat
dibandingkan yang dingin. Ketika bersentuhan, molekul yang panas
memanaskan molekul yang dingin hingga molekul kedua objek tersebut
bersuhu sama. Laju dari transfer ini tergantung dari perbedaan temperatur
antara kedua objek serta konduktivitas dari substansi yang terlibat. Tubuh
dapat kehilangan panas melalui konduksi dengan udara. Transfer panas
terjadi tergantung dari suhu udara lebih panas atau lebih dingin dari kulit.
b. Konveksi
Konveksi adalah transfer dari energi panas oleh arus udara maupun air.
Saat tubuh kehilangan panas melalui konduksi dengan udara sekitar yang
lebih dingin maka udara yang bersentuhan dengan kulit menjadi hangat.
Karena udara panas lebih ringan dibandingkan udara dingin maka udara
panas berpindah, udara dingin bergerak ke kulit untuk menggantikan udara
panas. Pergerakan udara ini disebut arus konveksi yang membantu
membawa panas dari tubuh.
c. Radiasi
Radiasi adalah emisi dari energi panas dari permukaan tubuh yang
hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau gelombang panas
melalui udara. Ketika energi yang dipancarkan terhadap suatu objek diserap
maka energi panas tersebut ditransformasi menjadi panas pada objek
tersebut. Tubuh mendapat atau kehilangan panas dengan radiasi tergantung
pada perbedaan temperatur permukaan kulit dan permukaan objek lain di
sekitarnya karena transfer oleh radiasi selalu terjadi dari objek yang lebih
panas ke objek yang lebih dingin seperti dari panas matahari ke kulit.
d. Evaporasi
Berkeringat adalah proses evaporasi dibawah kontrol nervus simpatik.
Berkeringat adalah upaya untuk pengurangan panas dari dalam tubuh.
Selama evaporasi berlangsung di permukaan kulit, panas diharuskan
II-10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengubah air dari cairan menjadi gas yang diserap dari kulit untuk
mendinginkan tubuh
2. Iklim Kerja Dingin
Jika temperatur suhu udara dingin maka terjadi perbedaan temperatur yang
signifikan pada bagian kulit dari bagian dalam kulit sampai ke luar kulit.
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau
kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah
terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut
dengan chilblains, trench foot dan frostbite.
a. Chilblains
Bagian tubuh yang terkena membengkak, merah, panas dan sakit
diselingi gatal. Penyakit ini diderita akibat bekerja ditempat dingin dengan
waktu lama dan akibat defisiensi besi.
b. Trench foot
Kerusakan anggota badan terutama kaki akibat kelembaban atau dingin
walau suhu diatas titik beku. Stadium ini diikuti tingkat hyperthermis yaitu
kaki membengkak, merah, dan sakit. Penyakit ini berakibat cacat sementara.
c. Frosbite
Akibat suhu rendah dibawah titik beku, kondisinya sama seperti
trenchfoot namun stadium akhir penyakit frosbite adalah gangrene (luka
yang sudah membusuk dan bisa melebar) dan bisa berakibat cacat tetap.
2.2.4 Pengukuran Iklim Kerja
Subbab ini menjelaskan pengukuran dan perhitungan pada lingkungan
kerja di tempat kerja.
Sesuai Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2011 tentang NAB faktor
fisika di tempat kerja menggunakan parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) dengan terminasi Inggris WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) atas
ketentuan sebagai berikut :
1. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
II-11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Nilai Ambang Batas (NAB) merupakan standar faktor tempat kerja yang
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.
3. Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) merupakan parameter untuk menilai
tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara
kering, suhu basah alami, dan suhu bola.
4. Suhu udara kering (dry bulb temperature) merupakan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
5. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature) merupakan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer bola basah alami. Merupakan suhu penguapan
air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap
air di udara. Suhu ini biasanya lebih rendah dari suhu kering.
6. Suhu bola (globe temperature) merupakan suhu yang ditunjukkan oleh
termometer bola. Suhu ini sebagai indikator tingkat radiasi.
2.2.5 Alat Pengukur
Subbab ini menjelaskan alat ukur yang digunakan untuk pengukuran faktor
iklim kerja yang berupa temperatur di tempat kerja dan cara mengoperasikan alat
ukur tersebut. Alat ukur temperatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4
in 1 Multi-function Environtment Meter. 4 in 1 Multi-function Environtment Meter
adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk empat macam pengukuran, yaitu :
a. Relative Humidity Meter untuk pengukuran kelembaban udara di tempat
kerja.
b. Sound Level Meter untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja.
c. Temperature Meter untuk pengukuran suhu ruangan tempat kerja.
d. Light Meter untuk pengukuran intensitas cahaya di tempat kerja.
Pengukuran dengan 4 in 1 Multi-function Environtment Meter dengan
fungsi temperature meter dan humidity meter sebagai berikut:
a. Menentukan titik pengukuran.
b. Mengarahkankan tombol ke dalam satuan temperatur atau kelembaban.
c. Menghidupkan 4 in 1 Multi-function Environtment Meter dengan
menekan tombol ON/OFF.
II-12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
g. Heat exhaustion
Keadaan yang terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan
atau kehingan garam, dengan gejalanya: mulut kering, sangat haus, lemah,
dan sangat lelah). Penderita biasanya keluar keringat banyak tetapi suhu
badan normal atau subnormal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih
cepat sehingga penderita akan merasa lemah dan mungkin pingsan
(Suma’mur, 1996).
h. Heat stroke
Heat stroke adalah pengaruh panas kepada pusat pengatur panas di otak
(Suma’mur, 1996). Heat stroke terjadi karena pengaruh suhu panas yang
sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit menjadi kering, dan panas
(Budiono, 2003). Biasanya yang terkena heat stroke adalah laki-laki yang
mempunyai pekerjaan berat dan belum beraklimatisasi. Gejala-gejala yang
paling utama adalah suhu badan naik, kulit kering dan panas. Gejala-gejala
syaraf pusat juga dapat terlihat seperti vertigo, tremor, konvulsi, dan
delirium. Ketika mengalamai heat stroke maka akan terjadi kerusakan serius
yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh. Pada
kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagi disertai hambatan
proses penguapan secara tiba-tiba (Ramdan, 2007).
i. Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum.
Rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/sebagian
anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.
j. Miliaria
Kelainan kulit sebagai akibat keluarnya keringat yang berlebihan
(Suma’mur, 1996).
2.2.9 Perbaikan dan Pengendalian Iklim Kerja
Subbab ini menjelaskan perbaikan dan pengendalian lingkungan kerja pada
tempat kerja agar sesuai standar yang sudah ditentukan.
Upaya pengendalian kondisi termal dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pengendalian teknik secara khusu dan secara umum.
1. Pengendalian Teknik secara Khusus (Job-Spesific Controls)
a. Pengendalian secara Teknik
II-17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
disebabkan oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih
rendah, sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan
pendinginan.
7) Menurunkan panas radiasi
Jika Suhu bola lebih dari 43˚C maka panas radiasi merupakan
sumber tekanan panas secara nyata. Maka, digunakan lembaran logam
atau permukaan benda yang dapat digunakan sebagai perisai untuk
menurunkan panas radiasi.
b. Pengendalian secara Administratif
Pengendalian secara administratif yang perlu dilakukan adalah
pemeriksaan kesehatan berkala, poliklinik dibuka selama 7 hari/minggu,
dokter perusahaan hadir paruh waktu (3 hari/minggu), paramedis hadir
penuh waktu, tenaga kerja ikut menjadi peserta Jamsostek, jam kerja
selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu, jam istirahat selama 1 jam/hari,
adanya organisasi P2K3 dan SPSI, tenaga kerja mendapat makan dan
minum berkaitan dengan tempat kerja yang panas, perusahaan memiliki
ruang makan untuk tenaga kerja, kamar mandi (Ardyanto, 2005).
c. Pengadaan alat pelindung diri (APD)
Pengadaan alat pelindung diri (APD) berupa masker , pakaian yang
sesuai dan helm. Pemberian APD hendaknya diberi konsisten dan
konsekuen agar tenaga kerja terhindar dari bahaya di tempat kerja.
Pemberian pakaian kerja setiap enam bulan sekali (Ardyanto, 2005).
Untuk tekanan panas, perlindungan perorangan terutama yaitu
menggunakan pakaian pendingin, yang juga merupakan pakaian yang
dapat memantulkan panas radiasi yang tinggi dalam lingkungan tempat
kerja panas.
2. Pengendalian Teknik secara Umum (General Controls)
a. Training (pendidikan/latihan)
Training yang dilakukan adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon
tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala.
b. Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene
Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene adalah :
II-19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Pengendalian cairan.
2) Aklimatisasi.
3) Self determination adalah pembatasan terhadap pajanan panas
dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia
sudah merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
4) Diet dengan cara tidak menganjurkan memakan makanan yang
terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan karena akan
menahan cairan melalui ginjal atau keringat.
5) Gaya hidup dan status kesehatan
6) Pakaian kerja yaitu untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya
dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti bahan yang
terbuat dari katun sehingga penguapan mudah terjadi.
7) Menyediakan instruksi yang jelas secara verbal dan tertulis, program
pelatihan rutin, serta informasi lain tentang heat stress
8) Pemberian ijin pada pekerja untuk membatasi paparan panas
terhadap dirinya, dan menganjurkan teman sekerja mendeteksi tanda
dan gejala heat strain.
2.2.9 Sofware Suffer
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat
lunak ini melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-
titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan
horisontal yang dalam surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar
pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horisontal ini
memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan nilai Z yang
berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan
rangkaian nilai Z yang teratur dari sebuah data XYZ. Hasil dari proses gridding
ini adalah file grid yang tersimpan pada file .grd.
II-20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Bambang 2017 Work climate Kualitatif Jurnal ini ingin Hasil penelitian Iklim kerja dan beban
Suhardi, Sry and work load dengan mengetahui menunjukkan bahwa kerja di tempat kerja
Yohana measurement in wawancara bagaimana kondisi iklim tempat kerja dan Merak Manis melebihi
Simanjutak, production room dan kuantitatif dan nilai iklim kerja beban kerja di delapan NAB yang ditetapkan.
Pringgo Widyo of Batik Merak dengan di tempat produksi stasiun di ruang
Laksono, dan Manis Laweyan melakukan Merak Manis dan produksi Merak Manis
Dewanto pengukuran bagaimana beban tidak sesuai dengan
Herjunowibowo iklim kerja dan kerja dari para nilai ambang batas yang
beban kerja pekerjanya. Dengan telah ditetapkan. Oleh
ini makan peneliti karena itu, dianjurkan
akan mengetahui untuk menambahkan
apakah nilai iklim lebih banyak jendela
kerja dan beban pembuka untuk
kerja di Merak menambah kecepatan
Manis sudah sesuai udara di dalam gedung
dengan nilai ambang sehingga kelembaban
batas yang telah dan suhu mungkin
ditentukan atau berkurang.
belum.
3. Mufrida Meri 2016 Pengendalian Kualitatif Jurnal ini ingin Dari hasil pengukuran Dari hasil penelitian
dan Hendra Tekanan Panas dengan mengetahui apakah Indeks Suhu Basah dan ini nilai iklim kerja
Risda Eka Putra (Heat Stress) wawancara iklim kerja di Bola didapati bahwa dan beban kerja diatas
Lingkungan dan kuesioner industri kerupuk kondisi paparan tekanan NAB sehingga dapat
Kerja dan kuantitatif Palembang Jaya panas di area ini telah disimpulkan bahwa
Berdasarkan dengan sudah sesuai dengan melebihi NAB. Begitu ruang kerja tidak
Metode ISBB melakukan nilai ambang batas pula kelembaban jauh ergonomis.
pengukuran yang ditetapkan oleh di atas NAB serta hasil
iklim kerja dan Kementrian Tenaga penilaian kuesioner
II-25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-27