Anda di halaman 1dari 9

JPII 3 (1) (2014) 51-59

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

ANALISIS ARGUMENTASI MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA


ISU SOSIOSAINFIK KONSUMSI GENETICALLY MODIFIED ORGANISM
(GMO)

Y. Herlanti*

Pendidikan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Diterima: Januari 2014. Disetujui: Februari 2014. Dipublikasikan: April 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis argumentasi yang dikemukakan oleh mahasiswa pendidikan biologi
terkait isu sosiosaintifik yaitu konsumsi pangan Genetically Modified Organism (GMO). Penelitian menggunakan
metode survei secara online. Partisipan yang berasal dari semester III-VII Universitas Islam Negeri Jakarta yang
secara sukarela mengisi kuisioner online yang diunggah pada weblog. Hasil penelitian menunjukkan isu sosiosa-
intifik GMO lebih banyak ditanggapi secara saintifik oleh partisipan. Argumentasi sebagian besar berada pada
level II, yaitu telah mampu mengungkapkan sebuah klaim disertai dengan alasan. Hanya sedikit yang sudah
mampu memberikan argumen secara holistik (level IV), yaitu mampu mengungkapkan argumen dengan alasan
yang kuat yang tidak mudah dibantah. Umumnya argumentasi yang dikemukan partisipan berjenis argumentasi
sederhana dan argumentasi tipe rantai. Berdasarkan temuan ini, perlu dikembangkan sebuah model perkuliahan
yang dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi.

ABSTRACT

This research aimed to analyze the argument for socioscientifik issue “Genetically Modified Organism (GMO)
Food Consumtion”. This reseach used online survey. Participant filled online questionaire that uploaded in we-
blog. Participants are student of biology education in Jakarta Islamic State University. The result showed most
participants gave scientific view in their argument. Most of argumentations were in level II; participants gave a
klaim within a warrant. Only a few argument were in level IV, it’s a holistic argument that contained a klaim, a
warrant, a backing, and a rebuttal. Most of argument had simple type or chain type. From this result, university
must develop strategies of lecturing to improve argumentation skill.

© 2014 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: argumentation; socioscientific issue; Genetically Modified Organism (GMO)

PENDAHULUAN sikannya satu atau lebih gen asing yang berasal


dari organisme lain (dari species yang sama sam-
Genetically Modified Organism (GMO) me- pai divisio yang berbeda). Gen yang ditransfor-
rupakan bagian penting dalam perkembangan masikan diharapkan dapat mengeluarkan atau
ilmu biologi terutama cabang ilmu bioteknologi. mengekspresikan suatu produk yang bermanfaat
GMO adalah organisme (dalam hal ini lebih di- bagi manusia.   Salah satu produk yang banyak
tekankan kepada tanaman dan hewan) yang te- dikembangkan secara masal adalah tanaman
lah mengalami modifikasi genome (rangkaian gen transgenik.    Gen tertentu yang bersifatkan ung-
dalam chromosome) sebagai akibat ditransforma- gul disisipkan ke dalam tubuh tanaman, sehingga
diperoleh sifat yang diinginkan. Menurut Karma
*Alamat korespondensi:
E-mail: yantiherlanti@uinjkt.ac.id (2009:12-21) bebarapa tanaman transgenik yang
52 Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59

telah dikenal diantaranya tanaman tahan hama, (2005:368) dan Mc Neill (2009:224) sains bukan
toleran herbisida, tahan antibiotik, tanaman den- sekedar menemukan dan menyajikan fakta, me-
gan kualitas nutrisi lebih baik, serta tanaman den- lainkan membangun argumen dan mempertim-
gan produktivitas yang lebih tinggi. bangkannya, serta mendebat berbagai penjelasan
Pada perkembangannya produk-produk tentang fenomena. Erduran et. al (2006:2) meny-
GMO menimbulkan kontroversi, terutama dari atakan para ilmuwan menggunakan argumentasi
sisi dampak negatif terhadap lingkungan.  Bany- untuk mendukung teori, model, dan menjelaskan
ak Negara Eropa yang menolak produk GMO, tentang fakta alam.
bahkan pada tahun 2010 European network Bagaimana kemampuan argumentasi ma-
of non-governmental non-profit organisations hasiswa pendidikan terhadap isu GMO? Pene-
(http://genet-info.org) melakukan advokasi agar litian ini merupakan penelitian bertujuan untuk
Eropa bebas GMO. Rangkuman berita pada situs melihat kemampuan argumentasi mahasiswa se-
berita bumi (http://beritabumi.or.id) menunjuk- cara tertulis.
kan Indonesia pernah mengujicobakan penana-
man kapas transgenik pada tahun 2001 di Sula- METODE
wesi Selatan, dan menuai kontroversi, berbagai
LSM lingkungan melakukan penolakan terhadap Penelitian bersifat deskriftif yaitu meng-
penanaman tanaman transgenik, dan pada tahun gambarkan argumen yang dikemukan partisipan.
2003 penanaman dihentikan.  Kontroversi ini ter- Metode penelitian yang digunakan adalah survei
jadi karena pada satu sisi perkembangan peman- yang dilakukan secara online. Partisipan mengi-
faatan tanaman transgenik sebagai komoditi pan- si kuisioner yang dibagikan secara online melalui
gan cukup pesat dan menjanjikan, namun di sisi weblog. Subyek penelitian adalah mahasiswa pen-
lain terdapat berbagai kekhawatiran dan keresa- didikan biologi yang secara sukarela mengisi kui-
han masyarakat terhadap penggunaan tanaman sioner online. Ada 140 mahasiswa dari semester
transgenik, terutama menyangkut kesehatan ma- III, V, dan VII yang mengisi kuisioner.
syarakat dan aspek lingkungan. Penelitian dilakukan di Program Studi
Pada bidang pendidikan biologi isu yang Pendidikan Biologi UIN Jakarta. Berdasarkan
kontroversial seperti produk GMO disebut catatan tahun 2008 dari Madrasah dan Pendi-
dengan isu sosiosaintifik. Dawson & Venville dikan Islam Dinas Keagamaan di DKI Jakarta,
(2009:1422) menjelaskan Isu sosiosantifik adalah program studi biologi UIN Jakarta menjadi pe-
permasalahan atau isu sainstifik yang menimbul- nyuplai 55% guru Biologi di Madrasah Aliyah
kan kontroversi di masyarakat karena dipengarui Negri (MAN) di DKI.
oleh sudut pandang sosial politik . Kuisioner diunggah secara online melalui
Materi yang bersifat isu sosiosaintifik situs http://notethink.com dan secara sukarela
merupakan materi yang dapat menggali ke- meminta para mahasiswa mengisi kuisioner ter-
mampuan argumentasi peserta didik (Osborne, sebut. Kuisioner diunggah pada tanggal 17 Sep-
2005:368; Chang & Chiu, 2008:1754; Dawson & tember 2012. Pada rentang waktu 27 September
Venville, 2009:1422). Kemampuan argumentasi sampai 18 Oktober 2013 sebanyak 140 mahasis-
pada isu sosiosaintifik dapat tergali karena peser- wa pendidikan biologi mengisi kuisioner online,
ta didik berargumen dengan berbagai sudut pan- dengan disktribusi partisipan adalah sebagai be-
dang, tidak hanya sudut pandang saintifik, tetapi rikut: 72 mahasiswa semester III, 54 mahasiswa
juga sosial, ekonomi, politik, dan etika (Osborne, semester V, dan 16 Mahasiswa semester VII.
2005:373). Intrumen tes kemampauan argumentasi
Argumentasi merupakan komponen pen- merupakan sejumlah pertanyaan terkait isu-isu
ting dalam berpikir kritis, karena setiap individu sosiosaitifik yaitu Genetically Modified Organism
dalam aktifitas harian dan professional memer- (GMO). Kuisioner ini telah divalidasi secara isi
lukan argumentasi. Mirza, N.M & Clermont, oleh seorang pengajar mikrobiologi di Pendidi-
A.N.P (2009:1) menyatakan Argumentasi memi- kan Biologi UIN Jakarta (master of science) dan
liki peran penting dalam demokrasi, merupakan seorang pengajar mikrobiologi di Universitas
jantung dari penalaran filosofi dan inkuiri ilmiah. Pendidikan Indonesia (doctor of microbiology).
Bahkan ilmu pengetahuan yang muncul pada Instrumen yang telah diisi oleh partisipan
saat ini ada karena keterampilan argumentasi dipetakan. Pemetaan dilakukan dengan cara
yang dimiliki oleh para ilmuwan. Pada bidang membuat skema dari tiap argumen partisipan se-
sains, argumentasi memiliki peranan penting perti pada Gambar 1.
dalam perkembangan sains. Menurut Osborne
Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59 53

Gambar 1. Peta Argumentasi Individual

Tabel 1. Kerangka Analisik Menilai Argumen Tertulis Partisipan


Level Keterangan
4 Klaim, data, penjamin, pendukung, dan kualifer/reservasi
Klaim, data, penjamin, pendukung (asumsi yang mendukung penjamin) atau kualifer
3
(kondisi tentang ketepatan klaim)
Klaim, data (bukti yang mendukung klaim), dan/atau penjamin (penghubung antara data
2
dan klaim)
1 Klaim (pernyataan, kesimpulan, proposisi saja)

Gambar 2. Gambar Tipe Struktur Argumen

Setelah dipetakan, instrumen dinilai den- isinya, sehingga didapatkan struktur generikny-
gan menggunakan pedoman penilaian Dowson adan kemudian dianalisis kerangka argumenta-
& Venville (2009:1430) pada Tabel 1. Argumen si partisipan dan ditentukan tipe kerangka atau
dinilai mulai dari level 1-4, penilaian dari instru- struktur argumentasinya. Menurut Inch et.al
ment ini menggambarkan peta kemampuan argu- (2006:71) tipe struktur argumentasi ada empat,
mentasi dari mahasiswa pendidikan biologi. yang digambarkan pada Gambar 2.
Instumen yang diisi kemudian dianalisis
54 Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59

HASIL DAN PEMBAHASAN hewan di laboratorium, dan dikuatkan dengan


pernyataan dari pakar-pakar. Keyakinan terbesar
Topik konsumsi “Genetically Modified Organism kedua pada aspek agama. Pendapat setuju terha-
(GMO) Diterima atau Ditolak” merupakan dap pangan GMO menyatakan kehalalan pangan
topik yang fertil dalam diskusi isu sosiosainti- GMO terjamin manakala MUI mengeluarkan
fik sertifikat halal, sedangkan pendapat tidak setuju
Topik “Konsumsi GMO (Pangan Trans- menyatakan bahwa asal bakteri atau media tum-
genik) Diterima atau Ditolak” merupakan topik buh bakteri yang berasal dari zat yang diharam-
yang fertil dalam diskusi isu sosiosaintifik. Hal kan hukumnya menjadi “subhat (samar)” yang
ini terlihat pada Gambar 4.1, ada 88 partisipan lebih utama untuk dihindari.
(63%) yang menyatakan tidak setuju dan 52 Pada Tabel 2 terlihat keyakinan yang men-
partisipan (37%) menyatakan setuju terhadap dasari dari pendapat setuju dan tidak setuju ter-
stand point: “Setujukah anda dengan konsumsi hadap konsumsi pangan GMO. Pada tabel terse-
tanaman GMO oleh masyarakat Indonesia?”. but tampak pula keyakinan dari kelompok yang
Kesetujuan dan ketidaksetujuan terhadap pena- setuju konsumsi pangan GMO memiliki sudut
naman dan konsumsi tanaman GMO secara ku- pandang yang bervariasi baik sainstifik, agama,
antitas dapat terlihat pada Gambar 3. dan sosial. Pada sisi sosial, partisipan menyo-
roti sisi kependudukan yaitu hubungan jumlah
penduduk dan ketersediaan pangan (ketahanan
pangan) juga dari sisi politik yaitu kemadirian
(kedaulatan) pangan. Pada sisi saintifik pendapat
partisipan yang setuju meluas tidak hanya pada
masalah keamanan pangan, tetapi juga pada
mutu pangan (perbaikan zat gizi dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit pada pangan) dan
masalah ekologis (GMO akan menenkan peng-
gunaan bahan-bahan kimia berbahaya dari pesti-
Gambar 3. Jumlah Partisipan Berdasarkan Tang- sida yang dapat mencemari tanah, air, dan udara.
gapan terhadap Penanaman dan Konsumsi GMO Analisis lebih lanjut terhadap isi argumen-
(Genetically Modified Organism) tasi partisipan pada topic “Konsumsi Tanaman
GMO” diperoleh struktur generik kelompok pro
Berdasarkan keyakinan “belief” yang men- dan kontra terhadap konsumsi GMO. Struktur
dasari kesetujuan dan ketidaksetujuan, pada to- generik argumentasi tertulis partisipan adalah se-
pik “konsumsi tanaman GMO” keyakinan sain- bagai berikut.
tifik menduduki urutan paling tinggi, baik pada
partisipan yang setuju maupun tidak setuju. Par- Pangan GMO ditolak atau diterima Isu
tisipan yang setuju menyatakan “konsumsi pan- Genetically Modified Organism (GMO) adalah
gan GMO aman dan sehat” berdasarkan bukti organisme yang materi genetiknya dimdodifikasi un-
empiris dari kedelai transgenik sebagai bahan tuk tujuan tertentu atau secara singkat dapat dikata-
baku tempe di Indonesia dan berdasarkan per- kan sebagai organisme hasil rekayasa genetika. Salah
nyataan dari berbagai pakar dan badan peneliti- satu produk yang banyak dikembangkan secara masal
an pengembangan pertanian. Partisipan yang adalah tanaman transgenik. Tanaman transgenik di-
tidak setuju, sebaliknya menyatakan “konsumsi gunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pan-
pangan GMO tidak aman dan tidak sehat” ber- gan.
dasarkan berbagai penelitian terhadap hewan-

Tabel 2. Isi Pendapat Partisipan berdasarkan Keyakinannya


Belief Pernyataan Setuju Tidak setuju Jumlah
Keamanan/kesehatan pangan 30 67 97
Sainstifik Mutu pangan 2 0 2
Ramah lingkungan 2 1 3
Agama Kehalalan zat 2 10 12
Kependudukan: Ketahanan pangan 9 0 9
Sosial
Politik: Kemandirian pangan 1 0 1
Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59 55

Argumen kontra: dan Pengembangan (Litbang) Bioteknologi dan


Konsumsi pangan transgenik (GMO) tidak Sumber Daya Genetik Pertanian Badan Litbang
aman, membahayakan kesehatan manusia, dan Pertanian Kementerian Pertanian M.Herman di
kehalalannya diragukan. Jakarta, mengatakan delapan tanaman biotek
tersebut terdiri atas enam varietas jagung dan
Elaborasi: dua varietas kedelai aman untuk dikonsumsi;
Hasil penelitian terhadap hewan menun- 2) Haryono, produk bioteknologi lebih aman
jukkan hasil negative, yaitu: 1) Keturunan tikus dbandingkan produk non rekayasa genetika ka-
diberi makan kedelai transgenik menunjukkan rena selalu dipantau dan dievaluasi; 3) Xavier
peningkatan lima kali lipat resiko kematian, bayi Daniel Phd, dosen Rekayasa Genetika ITB men-
yang di lahirkan tidak cukup berat badan, keti- jelaskan bahwa tanaman transgenik cenderung
dakmampuan bereproduksi; 2) Tikus jantan yang tidak mempunyai risiko merugikan jika dikon-
diberi makan kedelai Transgenik, mengalami sumsi. “Selama ini belum pernah ada bukti jika
kerusakan sel-sel sperma muda; 3) Dapat men- pemanfaatan tumbuhan tersebut menimbulkan
gubah Fungsi DNA dari Embrio Tikus yang di dampak yang membahayakan,”; 4) Dr Gilles
berikan makan Kedele Transgenik (GMO); 4) Eric Seralini dari University of Caen, “Masalah
Beberapa petani di AS telah melaporkan masa- kesehatan akibat mengkonsumsi hasil tanaman
lah kemandulan atau kesuburan antara babi dan transgenetic yang dialami oleh petani di Amei-
sapi yang diberi makan Varietas Jagung GMO; ka serikat yag mengalami penurunan kesuburan
5) Penyidik di India telah mendokumentasikan ataupun kemandulan pada hewan ternak nya
masalah kesuburan, aborsi, kelahiran prematur, yang telah diberi makanan jagung transgenetic,
dan masalah kesehatan serius, termasuk kemati- tanaman transgenetik akan membahayakan jika
an, di antara kerbau yang diberi makan biji kapas penyuntikan hormon pada tanaman yang digu-
GMO; 6) Hewan yang mengkonsumsi makanan nakan pada media disuntikan secara berlebihan”;
GMO mengalami pendarahan perut, berpotensi 5) Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan
bertumbuhnya sel pra-kanker, kerusakan organ Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Ta-
dan sistem kekebalan tubuh, peradangan ginjal, naman” dijamin melalui keputusan sebagai beri-
masalah dengan darah, sel hati, dan kematian kut: No.998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kptrs-
yang tidak dapat dijelaskan; 7) Alergi terhadap IX/1999; 1145A/MENKES/SKB/IX/199;
kedelai telah meningkat setelah pengenalan cara 015A/Nmeneg PHOR/09/1999. ; 6) Kehalalan
menanam dengan metode GMO / Kedelai Tran- pangan transgenik oleh dinyatakan oleh Dewan
sgenik; 8) Gen dari tanaman GMO men transfer Yuriprudensi Islam dan Badan Sertifikasi Ma-
bakteri usus manusia, yang mungkin akan men- kanan Islam di Amerika (IFANCA). Sertifikasi
gubah flora usus Anda menjadi “hidup seperti makanan yang telah dikeluarkan oleh IFANCA
pabrik pestisida”; 9) dr. Jefferi Smith dalam buku- juga diakui dan diterima oleh Majelis Ulama In-
ny seeds of deception dan Genetik Roulette menulis- donesia (MUI), Majelis Ulama Islam Singapura
kan bahwa, “Tidak seorangpun yang mengetahui (MUIS), Liga Muslim Dunia, Arab Saudi, dan
sepenuhnya apa yang terjadi pada produk akhir pemerintah Malaysia; 7) Masyarakat Indonesia
ketika anda menyambung Gen baru.”; 10) Para sudah terbiasa mengkonsumsi produk berbahan
peneliti belum bisa jujur dan menjamin gen yang baku tanaman transgenik. Seperti tempe, tahu,
disisipkannya bukan berasal dari hewan atau zat kecap, atau tauco yang bebas beredar di pasa-
yang halal untuk dikonsumsi ran merupakan contoh makanan yang berbahan
baku kedelai, rata-rata kedelai yang dijadikan
Argumen pro: makanan tersebut merupakan kedelai transgenik.
Konsumsi pangan GMO aman dan tidak “Selama ini belum pernah ada bukti jika peman-
membahayakan kesehatan manusia faatan tumbuhan tersebut menimbulkan dampak
yang membahayakan.”
Elaborasi: Hasil analisis kemudian dimasukan dalam
Rujukan didasarkan beberapa pendapat pola argumentasi Toulmin (Toulmin Argumen-
yang didasarkan pada penelitian dan fakta dila- tation Patter/TAP). Pola isi argumentasi dapat
pangan yaitu 1) Kepala Balai Besar Penelitian dipetakan seperti pada Gambar 4.
56 Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59

Gambar 4. Argumentasi Kelompok yang Tidak Setuju Konsumsi Tanaman Transgenik

Gambar 5. Peta Kemampuan Argumentasi Mahasiswa Pendidikan Biologi

Peta Kemampuan Argumentasi daan signifikan (Sig. 0,48), demikian juga hasil
Peta kemampuan berargumentasi parti- uji korelasi spearman menunjukan tidak ada hu-
sipan untuk topik “Konsumsi Tanaman Tran- bungan signifikan antara tingkat/semester parti-
sgenik” sesuai semester terlihat pada Gambar sipan dengan kualitas argumentasi (Sig. 0.066).
5. Pada gambar terlihat umumnya kemampuan Kemampuan argumentasi tertulis mayori-
partisipan berada pada level 2 yaitu mampu men- tas berada pada level II, yaitu mampu mengung-
gungkapkan klaim dengan alasan (warrant) tetapi kapkan klaim dengan alasannya, tidak terjadi
masih jarang yang mengungkapkan dukungan peningkatan kemampuan berargumentasi tertulis
(backing) terhadap klaimnya. sesuai meningkatnya semester. Kemampuan be-
Pada gambar 5 juga terlihat kemampuan rargumentasi dikatakan baik apabila partisipan
berargumentasi tidak berhubungan dengan wak- mampu mencapai level III dan IV. Level III ber-
tu tempuh perkuliahan yang sudah dilakukan makna alasan yang dikemukan merupakan ala-
partisipan. Idealnya makin tinggi jenjang semes- san yang kuat yang tidak hanya dilandasi asum-
ter partisipan, makin tinggi kemampuan berargu- si semata tetapi alasan tersebut didukung oleh
mentasi, namun kenyataannya tidak demikian, data, fakta empiris, dan referensi pakar. Level
kemampuan partisipan pada tiap semester tidak IV bermakna selain ada sumber dukungan bagi
besar perbedaaanya. Hasil uji beda menunjuk- alasan yang dikemukakan (penjamin/warrant),
kan perbedaan antar semester tidak ada perbe- klaim yang dikemukan merupakan klaim yang
Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59 57

kuat atau klaim yang memiliki syarat tertentu. “Konsumsi makanan transgenik dirasa sudah
Pencapaian level III dan IV dalam berargumen- sangat aman, karena belum terbukti kalau gen dari ta-
tasi menggambarkan kemampuan berpikir kritis naman transgenik dapat berpindah kemanusia setelah
partisipan, seperti dikemukakan oleh Marzano dikonsumsi” [resevasi, Klaim, Warrant]
(1997:4-6), kemampuan berpikir kritis melibat-
kan pengambilan posisi setuju atau tidak setuju Klaim disertai reservasi/rebuttal diperluas lagi
berdasarkan asumsi yang jelas dan memberikan oleh partisipan yaitu:
keakuratan terhadap asumsi yang diberikan, se- Setuju, meskipun ada yang telah melakukan
hingga pendapat (klaim) yang dikemukan meru- percobaan pada hewan kalau tanaman transgenik
pakan klaim yang kuat yang dapat mempengaru- menyebabkan keracunan, kerusakan liver dan ginjal
hi pendapat orang lain. ketidak normalan hormon namun masih belum dibuk-
Argumen yang holistik ditandai dengan tikan pada manusia
munculnya reservasi/rebuttal pada kalimat yang
diungkapkan atau argumen mencapai level IV. Alasan dikemukan yaitu:
Kualitas argument level 4, partisipan dari berba- dari tahun penemuan tanaman transgenik per-
gai data yang ada mampu membuat sebuah klaim tama yaitu jagung dan kedelai pada tahun 1977 belum
yang disertai pernyataan yang kuat (kualifer) dan terbukti dampak negatif dari tanaman transgenik, dan
penyanggahan atau pengecualian (rebuttal/re- kemungkinannya sangat kecil. sementara kehalalan
servasi) yang dilandasi alasan yang kuat, yaitu tanaman transgenik dapat kita lihat dari mana gen
alasan yang didukung bukti, data atau referensi, asing yang disisipkan pada gen yang akan ditransge-
salah satu contoh kualitas argumen level 4 adalah nik [Backing]
sebagai berikut.
(CY): setuju, meskipun ada yang telah me- Kemampuan berargumentasi secara ho-
lakukan percobaan pada hewan kalau tanaman listik harus dibekalkan pada calon guru dengan
transgenik menyebabkan keracunan, kerusakan cara para dosen mengembangkan model-model
liver dan ginjal ketidak normalan hormon namun perkuliahan yang dapat meningkatkan keteram-
masih belum dibuktikan pada manusia, tanaman pilan argumentasi. Gillies & Khan (2009:7-27)
transgenik merupakan solusi yang sangat tepat menyatakan model pembelajaran kooperatif den-
saat ketersediaan pangan berkurang, selain itu gan menantang kognitif dan meta kognitif siswa
tanaman transgenik dapat membuat nilai kan- melalui pertanyaan yang diberikan guru kemudi-
dungan gizi dalam produk meningkat. jadi dapat an siswa mendiskusikannya dalam pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, karena kooperatif (cooperative + question) lebih baik da-
selama ini dari tahun penemuan tanaman tran- lam kemampuan penalarannya (berargumentasi)
sgenik pertama yaitu jagung dan kedelai pada dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif
tahun 1977 belum terbukti dampak negatif dari biasa. Penelitian Roshayanti (2012) menunjuk-
tanaman transgenik, dan kemungkinannya san- kan diskusi di kelas terkait isu-isu saintifik mela-
gat kecil. sementara kehalalan tanaman trans- lui pembagian kelompok pro dan kontra terhadap
genik dapat kita lihat dari mana gen asing yang isu meningkatkan keterampilan berargumenta-
disisipkan pada gen yang akan ditransgenik, jika si partisipan. Penelitian Osborne (2005:375) &
diambil dari binatang maupunsesuatu yang ha- Eduran et al. (2005:391) menunjukkan diskusi
ram maka dapat dikatakann haram begitupun terhadap isu sosiosaintifik lebih meningkatkan
sebaliknya, namun masalah kehalalan maupun partisipasi dan keterampilan berargumentasi pe-
keharaman masih diragukan sejak dulu, namun serta didik, karena diskusi isu sosiosaintifik lebih
perkembangannya seperti goyang poco-poco “ mudah dilakukan daripada diskusi isu saintifik.
maju tidak mundur juga tidak”, untuk masalah Penelitian Acar (2008) menunjukkan bahwa ke-
konsumsi makanan transgenik dirasa sudah san- terampilan berargumentasi dapat ditingkatkan
gat aman, karena belum terbukti kalau gen dari melalui pembelajaran inkuiri.
tanaman transgenik dapat berpindah kemanusia
setelah dikonsumsi. tanaman transgenik dapat Analisis Struktur Argumentasi
menjadi solusi kecukupan pangan di Indonesi Hasil analisis struktur argumen ditemukan
dan mengurangi angka kematian karen kelaparan untuk stand point Setujukah anda dengan konsum-
dan busung lapar. si tanaman GMO oleh masyarakat Indonesia? Tipe
struktur argumen yang dikemukan oleh parti-
Analisis terhadap contoh argumen level 4 sipan adalah tipe sederhana dan rantai. Tipe
adalah sebagai berikut: strktur argument sederhana dimiliki oleh kuali-
Klaim utama: tas argument level I dan II, adapun tipe struktur
58 Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59

Tabel 3. Contoh Argumen sesuai Kualitas dan Tipe Stuktur Argumen


Kualitas
Contoh argumen Analisis Tipe
Argumen
Klaim: Setuju konsumsi
tanaman transgenik
[KWS]: setuju, yang terpenting sudah
Level I simple
melalui uji yang qualified dan halal
Premis: sudah melalui uji
mutu dan kehalalan
[KD] Saya tidak setuju jika tanaman
GMO dikonsumsi oleh masyarakat Indo-
nesia. Karena hal tersebut dapat menim-
Klaim: tidak setuju konsumsi
bulkan hal yang tidak diinginkan berupa
tanaman GMO
gangguan kesehatan yang pada intinya
belum jelas tingkat keamanannya untuk Sim-
Level II Premis: Tanaman GMO
dikonsumsi. Dan ada pula indikasi bahan ple
membahayakan kesehatan
makanan yang berasal dari tanaman
da nada indikasi disisipan
GMO mengandung gen babi yang jelas
gen dari babi
diharamkan untuk dikonsumsi khususnya
bagi kaum muslimin. www.researchgate.
net
Kualitas
Contoh argumen Analisis Tipe
Argumen

argumen rantai dimiliki oleh kualitas argument Erduran, S., Ardac, D., & Guzel, B.Y. Learning To
level III dan IV. Contoh argument seduai kualitas Teach Argumentation: Case Studies Of Pre-
dan tipe dapat dilihat pada Tabel 3. Service Secondaryscience Teachers. Eurasia
Journal of Mathematics, Science and T echnology
Education, 2 (2), pp. 1-14
PENUTUP
Karmana, I.W. (2009). Adopsi Tanaman Transgenik
Dan Beberapa Aspek Pertimbangannya. GaneÇ
Pencapaian berargumentasi mahasiswa Swara, 3(2) pp.12-21
pendidikan biologi berada pada level dua. Level Inch, E.S., Warnick, B., & Endres, D. (2006). Critical
dua bermakna para partisipan mampu mengung- Thinking and Communication: The Use of Reason
kapkan klaim yang disertai alasan yang logis, in Argument. Boston: Pearson Education Inc.
namun belum dilandasi oleh kekuatan bukti em- Marzano, Robert J., Pickering, Debra J., et al.  (1997). 
piris atau pun ilmiah yang menyebabkan klaim Learning Dimension Teacher’s Manual, 2nd
yang dikemukan tidak mudah disanggah dan me- ed. Aurora, Colorado: McREL.
Mc Neill, K.L. (2009). Teachers’ Use of Curriculum
rupakan klaim yang kuat.
to Support Students in Writing Scientific Argu-
ments to Explain Phenomena. Journal of Sci-
DAFTAR PUSTAKA ence Education, 93:223-268.
Mirza, N.M & Clermont, A.N.P. (2009). Argumenta-
Chang, S.N. & Chiu, M.H. (2008). Lactos’s Scien- tion and Education. New York: Spinger
tific Research: Programmes as a Framework Acar, O. (2008). Argumentation Skills And Concep-
for Analysing Informal Argumentation about tual Knowledge Of Undergraduate Students
Sosio-scientific Issues. International Journal of In A Physics By Inquiry Class. The Ohio State
Science Education, 30 (17) pp.1753-1773 University: Disertation
Dawson, V. & Venville, G.J. (2009). High School Stu- Osborne, J. (2005). The Role of argument in Science
dent’s Informal Reasoning and Argumentation Education. K. Boesma, M. Goedhart, O. De
about Biotechnology: An Indicator of Science Jong, & H. Eijkelhof [Eds]. Research and Qual-
Literacy?. International Journal of Science Educa- ity of Science Education. Dordrecht, Nederlands:
tion, 31 (11) pp.1421-1445 Spinger.
Eduran, S, Osborne, J, & Simon, J. (2005). “The role Gillies, R.M. & Khan, A. (2009). Promoting reasoned
of argument in Developing Science Literacy”. argumentation, problem-solving and learning
K. Boesma, M. Goedhart, O. De Jong, & H. during small-group work. Cambridge Journal of
Eijkelhof [Eds]. Research and Quality of Science Education 39(1), pp.7–27
Education. Dordrecht, Nederlands: Spinger.
Y. Herlanti / JPII 3 (1) (2014) 51-59 59

Roshayanti, F. (2012). Pengembangan Model Asse- ampilan Argumentasi Mahasiswa pada Konsep
ment Argumentatif untuk Mengukur Keter- Fisiologi Manusia. Sekolah Pascasarjana Uni-
versitas Pendidikan Indonesia: Disertasi.

Anda mungkin juga menyukai