Word Ak Keu
Word Ak Keu
SIFAT LEASE
(Nature of Leases)
Ketentuan pembatalan (Cancellation Provisions)
Sifat tidak dapat dibatalkan
Ada 2 suku bunga yang berbeda yang harus dipertimbangkan dalam menghitung nilai
sekarang pembayaran lease minimum, yaitu:
Contoh:
Dengan memakai contoh Olaf Leasing Co (lesse), bahwa pembayaran sewa sebesar Rp
3.000 kepada Olaf dilakukan pada awal setiap bulan, suku bunga implisit dalam kontrak lease
adalah 12% per tahun, dan suku bunga pinjaman inkremental bagi lesse adalah 14%. Dengan
asumsi bahwa lesse mengetahui suku bunga implisit tersebut, maka baik lessor maupun
lesse akan mendiskontokan atau menghitung nilai sekarang pembayaran lease minimum itu
dengan memakai suku bunga 12%.
Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sebesar Rp 100.000 akan menjadi:
Perhitungan Present Value dari nilai residu yang dijamin sebesar Rp 10.000
(menggunakan Tabel 2)
PV = A (Tabel 2 n i )
PV = 10.000 (Tabel 2 3 12% )
PV = 10.000 ( 0.7118 )
PV = 7.118
Nilai sekarang sebesar 83.140 adalah harga jual atau nilai pasar wajar aktiva pada saat lease
terjadi.
KRITERIA PENGGOLONGAN LEASE
(Lease Classification Criteria)
3. Jangka lease sama dengan atau lebih dari 75% taksiran umur ekonomis harta yang
dilease
Periode lease sama dengan atau lebih daripada 75% taksiran umur ekonomis harta yang di
lease.
Periode lease meliputi periode pembaharuan perjanjian lease jika pembaharuan atau
perpanjangan tampaknya pasti dilakukan.
Kriteria ini sulit diterapkan secara obyektif karena adanya ketidakpastian tentang umur
ekonomi aktiva.
Kriteria ini juga tampaknya mudah dimanipulasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perkecualian terhadap kriteria umur ekonomis di buat untuk barng bekas tertentu.
FASB mengakui bahwa barang bekas mungkin saja di lease sekalipun sudah mendekati akhir
umur ekonomis, dan kriteria ini akan mengakibatkan pengkapitalisasian semua lease seperti
itu.
FASB menetapkan bahwa kriteria ini tidak berlaku bagi lease yang terjadi dalam 25% terakhir
umur ekonomis aktiva yang di lease.
Harus juga diakui bahwa kriteria ini tidak dapat diterapkan untuk lease tanah, karena umur
tanah tidak terbatas.
4. Nilai sekarang pembayaran lease minimum, tidak termasuk bagian yang merupakan
biaya eksekutori, sama dengan atau lebih besar daripada 90% nilai pasar wajar harta
Nilai sekarang pada awal periode lease dari pembayaran lease minimum, tidak termasuk
biaya eksekutori, sama dengan atau lebih 90% dari nilai pasar wajar aktiva.
Kriteria ini dimaksudkan sebagai faktor kunci dalam menentukan adanya lease modal.
Jika lesse wajib membayar hampir semua nilai pasar wajar aktiva yang di lease, dalam bentuk
nilai sekarang, maka lease tersebut hakikatnya adalah pembelian harta.
Tapi penerapan kriteria ini juga sulit dan bisa dimanipulasi lesse maupun lessor.
Varibel kunci dalam kriteria ini adalah pembayaran lease minimum yang didiskontokan tanpa
mencakup biaya eksekutori.
Lease #1
Diperlakukan sebagai:
Lease operasi oleh lesse
Lease modal oleh lessor
Karena lesse tidak mengetahui suku bunga implisit lessor, maka suku bunga pinjaman
inkremental digunakan untuk menguji kriteria ke 4.
Suku bunga pinjaman inkremental lebih rendah daripada suku bunga implisit, dan nilai sekarang
pembayaran lease minimum kurang dari 90% nilai pasar wajar aktiva.
Dengan demikian kriteria 4 tidak dipenuhi bagi lesse.
Lessor akan menggunakan suku bunga implisit dan kriteria 4 terpenuhi.
Lease #2
Diperlakukan sebagai:
Lease modal oleh lesse
Lease modal oleh lessor
Karena hak berpindah kepada lesse pada akhir periode lease.
Karena pihak ketiga menjamin nilai residual, maka pembayaran lease minimum lebih tinggi bagi
lessor daripada bagi lesse, dan kriteria ke 4 dipenuhi oleh lessor tapi tidak oleh lesse.
Maka jika hak kepemilikan tidak berpindah, maka lease #2 akan diperlakukan sebagai:
Lease operasi oleh lesse
Lease modal oleh lessor
Karena hak berpindah kepada lesse, maka umur ekonomis aktiva akan digunakan sebagai
periode amortisasi.
Lease #3
Diperlakukan sebagai:
Lease modal oleh lesse
Lease opearsi oleh lessor
Perbedaan ini timbul karena kriteria untuk lessor tidak dipenuhi
Opsi pembelian dengan harga murah memenuhi kriteria 2 dan karena lesse mengetahui suku
bunga implisit baik perhitungan lesse maupun perhitungan lessor memenuhi kriteria 4.
Karena adanya opsi pembelian dengan harga murah tersebut, maka umur ekonomis barang
lease akan digunakan sebagai periode amortisasi.
Lease #4
Diperlakukan sebagai:
Lease operasi oleh lesse
Lease operasi oleh lessor
Lease ini adalah lease yang dapat dibatalkan, dan meskipun hak berpindah kepada lesse pada
akhir lease, namum lease ini akan digolongkan sebagai perjanjian sewa.
Lease operasi dianggap merupakan perjanjian sewa biasa dengan mendebit perkiraan expense
ketika pembayaran dilakukan.
Contoh:
Misalkan persyaratan lease untuk peralatan pabrik adalah pembayaran biaya lease sebesar Rp
40.000 setiap tahun. (pembayaran tiap tahunnya sama)
Jurnal pembayaran sewa setahun adalah:
Perhitungan:
Tahun 1 = 150.000
Tahun 2 = 150.000
Tahun 3 = 250.000
Tahun 4 = 250.000
Tahun 5 = 250.000 +
Total = 1.050.000 / 5 tahun = 210.000 / tahun
Bagian hutang sewa yang jatuh tempo pada tahun berikutnya akan digolongkan sebagai
kewajiban lancar.
Contoh:
PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung (Lessor) dengan
persyaratan sebagai berikut:
Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988. Tidak dapat dibatalkan
Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk Rp 5.000 untuk
executory costs
Taksiran umur ekonomis equipment : 5 tahun
Taksiran nilai residual equipment pada akhir periode lease: tidak ada
Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku bunga itu sama dengan
atau lebih kecil daripada implicit interest, maka present value untuk lease tersebut adalah:
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pihak Lesse dalam menentukan Present Value pembayaran lease mininum:
Ayat jurnal untuk mencatat lease itu pada awal periode lease akan menjadi sebagai berikut:
Nilai harta harus diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan yang normal dari lease.
Interest Expense:
31-12-88 19.019 = 190.194 * 10%
31-12-89 14.921 = 149.213 * 10%
31-12-90 10.413 = 104.134 * 10%
31-12-91 5.453 = 54.547 * 10%
Principle
31-12-88 40.981 = 60.000 - 19.019
31-12-89 45.079 = 60.000 - 14.921
31-12-90 49.587 = 60.000 - 10.413
31-12-91 54.547 = 60.000 - 5.453
Lease Obligation
01-01-88 190.194 = 250.194 - 60.000
31-12-88 149.213 = 190.194 - 40.981
31-12-89 104.134 = 149.213 - 45.079
31-12-90 54.547 = 104.134 - 49.587
31-12-91 0 = 54.547 - 54.547
Beban Akumulasi
Tahun Amortisasi Amortisasi Nilai Buku
250,194
1 50,039 50,039 200,155
2 50,039 100,078 150,116
3 50,039 150,116 100,078
4 50,039 200,155 50,039
5 50,039 250,194 -
Pada tanggal 31 desember 1988, jurnal untuk pembayaran lease yang dimuka yang kedua
termasuk biaya eksekutori: (lihat Schedule of Lease Payment)
PT ABC
Balance Sheet
Per 31 Desember 1988
Aktiva Kewajiban
Tanah, bangunan, dan peralatan: Kewajiban lancar:
Peralatan yang dilease 250.194 Kewajiban menurut lease
-/- Akm. Amortisasi 50.039 modal, bagian lancar 45.079
Nilai bersih 200.155 Kewajiban tidak lancar:
Kewajiban menurut lease
modal, tidak termasuk
45.079 bagian lancar 104.134
Terdiri dari :
Anggaplah dalam contoh sebelumnya ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp
75.000 yang dapat digunakan sesudah 5 tahun dan umur ekonomis peralatan ditaksir menjadi 10
tahun.
Persyaratan lease lainnya tetap sama.
PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung (Lessor) dengan
persyaratan sebagai berikut:
Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988, Tidak dapat dibatalkan
Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk Rp 5.000 untuk
executory costs
Taksiran umur ekonomis equipment : 10 tahun
Ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 yang dapat digunakan sesudah 5
tahun
Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku bunga itu sama dengan
atau lebih kecil daripada implicit interest
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pihak Lesse dalam menentukan Present Value pembayaran lease mininum:
PV = A(tabel 2 n i )
PV = 75.000 (tabel 2 5 10% )
PV = 75.000 ( 0.6209)
PV = 46.568
Jumlah nilai sekarang lease adalah 296.762, dan jumlah ini akan di pakai untuk mencatat nilai
awal aktiva dan kewajiban.
Saldo aktiva sebesar Rp 296.762 akan diamortisasi selama 10 tahun umur aktiva.
Tabel 3
Skedul Pembayaran Lease
[Lease 5 tahun dengan Opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 sesudah 5
tahun, pembayaran tahunan Rp 60.000 (diluar biaya eksekutori) bunga 10%]
Pembayaran Lease
Tanggal Keterangan Jumlah Beban Pembayaran Kewajiban
Bunga Pokok Lease
01-01-88 Saldo awal 296.762
01-01-88 Pembayaran 60.000 60.000 236.762
31-12-88 Pembayaran 60.000 23.676 36.324 200.438
31-12-89 Pembayaran 60.000 20.044 39.956 160.482
31-12-90 Pembayaran 60.000 16.048 43.952 116.530
31-12-91 Pembayaran 60.000 11.653 48.347 68.183
31-12-92 Pembayaran 75.000 6.817 68.183 0
Pada tanggal penggunaan opsi, saldo bersih dalam perkiraan aktiva, yaitu peralatan yang
dilease, dan perkiraan akumulasi amortisasi yang bersangkutan harus dipindahkan ke perkiraan
peralatan yang biasa.
Jurnal pada saat penggunaan opsi akan menjadi sebagai berikut:
Beban Akumulasi
Tahun Amortisasi Amortisasi Nilai Buku
296,762
1 29,676 29,676 267,086
2 29,676 59,352 237,410
3 29,676 89,029 207,733
4 29,676 118,705 178,057
5 29,676 148,381 148,381
6 29,676 178,057 118,705
7 29,676 207,733 89,029
8 29,676 237,410 59,352
9 29,676 267,086 29,676
10 29,676 296,762 0
Equipment 148.381
Acc. Amortization on Leased Equipment 148.381
Lease Equipment 296.762
Memindahkan saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva yang dilease ke perkiraan peralatan
Perhitungan:
Sekalipun Lease tidak mengisyaratkan pengalihan kepemilikan atau opsi pembelian, masih ada
kemungkinan bahwa lesse membeli harta yang dilease itu selama periode lease. Biasanya harga
beli berbeda dari kewajiban lease yang dicatat pada tanggal pembelian.
Tidak boleh dicatat keuntungan ataupun kerugian atas pembelian tersebut, selisih antara
harga beli dengan kewajiban yang masih tercermin di buku harus dibebankan atau dikreditkan
ke nilai buku aktiva yang dibeli.
Contoh:
Anggaplah pada tanggal 31 desember 1990 lesse tidak melakukan pembayaran lease yang jatuh
tempo pada tanggal tersebut tetapi membeli harta yang dilease seperti contoh dari PT ABC
sebelumnya, dengan harga Rp 120.000.
Pada tanggal tersebut:
Sisa hutang yang tercatat dalam pembukuan lease adalah sebesar Rp 114.547 (104.134 +
10.413), dan
Nilai buku bersih dari harta yang dilease tercatat sebesar Rp 100.077, nilai awal kapitalisasi
adalah Rp 250.194 - 150.117
Nilai sebesar Rp 150.117 merupakan nilai amortisasi = 50.039 * 3 tahun (dari tahun 1988 –
1990) lihat tabel amortisasi
Beban Akumulasi
Tahun Amortisasi Amortisasi Nilai Buku
250,194
31 des
88 50,039 50,039 200,155
50,039 100,078 150,116
50,039 150,117 100,077
50,039 200,155 50,039
50,039 250,194 -
Kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease sebesar 5.453, diperoleh dari:
Pembelian harta yang di lease 120.000
sisa hutang yang tercatat dalam pembukuan lease 114.547 -
kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease 5.453
+ 5.453, (5.453 merupakan kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease (120.000 -
114.547)
AKUNTANSI UNTUK LEASE – LESSOR
(Accounting for Leases – Lessor)
Dalam transaksi lease, lessor menyerahkan penguasaan fisik property kepada lesse. Jika
penyerahan property dianggap bersifat sementara, maka lessor akan terus mencatat asset yang
dilease dalam balance sheet sebagai an owned assets dan the revenue dari lease akan
dilaporkan ketika earned itu diperoleh.
Depreciation of the lease assets akan ditandingkan dengan revenue yang bersangkutan. Lease
jenis ini disebut operating lease dan cash yang diterima dari lessee diperlakukan sama dengan
prosedur untuk operating lease bagi lessee.
Akan tetapi jika lease mempunyai persyaratan yang menjadikan hakikat transaksi itu sama
seperti penjualan harta atau penyerahan harta secara permanen kepada lesse, maka lessor tidak
lagi harus melaporkan harta itu seolah-olah masih dimiliki, tapi harus memperlihatkan
penyerahan harta kepada lesse.
Akuntansi untuk lease operasi bagi lessor sama dengan pihak lessor. Lessor mengakui
pembayaran sebagai pendapatan ketika pembayaran diterima. Jika ada variasi penting dalam
persyaratan pembayaran, maka diperlukan ayat jurnal untuk mencerminkan pola garis lurus atas
pengakuan pendapatan. Biaya langsung pertama yang dikeluarkan akan ditangguhkan dan
kemudian diamortisasi selama periode lease, sehingga ditandingkan dengan pendapatan sewa.
Contoh:
Anggaplah peralatan dilease selama 5 tahun oleh PT ABC dengan pembayaran Rp 65.000 per
tahun, termasuk biaya eksekutori sebesar Rp 5.000 per tahun. Harga perolehan peralatan itu
adalah Rp 400.000. Biaya langsung awal yang telah dikeluarkan untuk memperoleh lease
sebesar Rp 15.000. Peralatan itu ditaksir berumur 10 tahun, tanpa nilai sisa pada akhir tahun ke
10. Diasumsikan tidak ada opsi pembelian atau perpanjangan lease atau jaminan lease, dan
dianggap sebagai lease operasi.
Jurnal untuk pembayaran biaya langsung awal dan penerimaan sewa adalah:
Dengan asumsi lessor menyusutkan peralatan dengan metode garis lurus selama 10 tahun, dan
mengamortisasikan biaya langsung awal dengan metode garis lurus selama 5 tahun masa lease,
maka jurnal penyusutan dan amortisasi untuk akhir tahun pertama:
Akuntansi untuk lease pembiayaan langsung bagi lessor sangat mirip dengan akuntansi untuk
lease modal oleh lesse. Dalam praktek piutang biasanya oleh lessor dicatat sebesar jumlah kotor
pembayaran lease minimum disertai dengan perkiraan pengimbang untuk pendapatan bunga
yang diterima dimuka, dan bukan sebesar jumlah yang berlaku untuk akuntansi lesse.
Contoh
Berdasarkan contoh PT ABC sebelumnya, dimisalkan harga perolehan peralatan bagi Perusahan
Leasing Untung sama dengan nilai pasar wajarnya, yaitu sebesar Rp 250.194 dan pembelian
oleh lessor telah dicatat ke dalam perkiraan peralatan yang dibeli untuk lease.
Cash 65.000
Minimum Lease payments Receivable 240.000
Equipment Purchased for Lease 250.194
Unearned Interest Revenue 49.806
Executory Costs payable 5.000
Lessor membayar biaya eksekutori, tapi membebankannya kepada lesse. Lessor dapat mencatat
penerimaan atas biaya eksekutori ini dengan cara:
Dr Cash xx
Cr Executory Costs xx
Tabel dibawah ini menunjukkan pendapatan bunga yang akan diakui selama periode lease
Tabel 4
Skedul penerimaan lease dan pendapatan bunga
[Lease 5 tahun, pembayaran thnan Rp 60.000 (tdk termasuk biaya eksekutori) bunga 10%]
Pendapatan
Piutang Bunga
Pendapatan Penerimaan Pembayaran Diterima
Tanggal Uraian Bunga Lease Lease Dimuka
01-01-88 Saldo Awal 300.000 49.806
01-01-88 Penerimaan 60.000 240.000 49.806
31-12-88 Penerimaan 19.019 60.000 180.000 30.787
31-12-89 Penerimaan 14.921 60.000 120.000 15.866
31-12-90 Penerimaan 10.413 60.000 60.000 5.453
31-12-91 Penerimaan 5.453 60.000 0 0
Pada akhir tahun pertama, jurnal untuk penerimaan pembayaran lease kedua dan untuk
mengakui pendapatan bunga tahun 1988:
Neraca Lessor tanggal 31 Desember 1988 akan melaporkan piutang lease dikurangi pendapatan
bunga diterima dimuka sebagai berikut:
Akuntansi oleh Lessor untuk Lease pembiayaan langsung dengan nilai residual
(Lessor Accounting for Direct Financing Lease With Residual Value)
Jika harta yang dilease diperkirakan akan mempunyai nilai residual maka jumlah kotor residual
itu ditambahkan ke perkiraan piutang, tanpa memperdulikan apakah nilai residual tersebut
dijamin atau tidak.
Jika dijamin, maka nilai residual diperlakukan seperti opsi pembelian dengan harga murah.
Jika tidak dijamin, maka lessor diharapkan mempunyai aktiva yang sama nilainya dengan nilai
residual tersebut pada akhir periode lease.
Nilai residual taksiran itu ditambahkan ke perkiraan aktiva dan bunga atas nilai residual yang
tidak dijamin ditambahkan ke perkiraan pendapatan bunga diterima dimuka.
Karena piutang atas nilai residual tak ada, maka istilah untuk aktiva yang dipakai adalah:
Investasi Kotor dalam Aktiva Lease.
Contoh:
Contoh dari perusahaan Leasing Untung sebelumnya dipakai dalam contoh ini, kecuali bahwa
aktiva tersebut mempunyai nilai residual pada akhir periode lease 5 tahun sebesar Rp 75.000.
Misalkan nilai tambahan ini menaikkan harga perolehan peralatan bagi Perusahaan Leasing
Untung sebesar Rp 46.568 yaitu nilai sekarang dari nilai residual yang diharapkan pada suku
bunga diskonto 10%.
Pendapatan bunga akan diakui sesuai dengan tabel 3. Pada akhir tahun pertama, lessor akan
membuat ayat jurnal berikut:
Cash 65.000
Gross Investment in leased Assets 60.000
Executory Costs Payable 5.000
Unearned Interest Revenue 23.676
Interest Revenue 23.676
Pada akhir periode lease, lessor akan membuat ayat jurnal berikut untuk mencatat pengambil
alihan kembali aktiva yang dilease dengan mengandalkan nilai residualnya sama dengan yang
ditaksir semula.
Equipment 75.000
Unearned Interest Revenue 6.817
Gross Investment in leased Assets 75.000
Interest Revenue 6.817
Jika lessor mengeluarkan biaya awal sehubungan dengan lease pembiayaan langsung, biaya
tersebut harus ditambahkan ke investasi kotor di dalam aktiva lease.
Contoh:
Lessor dalam contoh sebelumnya mengeluarkan biaya langsung awal sebesar Rp 15.000.
Akuntansi untuk lease jenis-penjualan menambah satu ukuran lagi untuk pendapatan lessor,
yaitu laba atau kerugian langsung yang merupakan selisih antara harga jual aktiva lease dengan
harga pokok lessor dalam memproduksi atau membeli aktiva tersebut.
3 nilai yang harus diidentifikasikan untuk menentukan unsur-unsur rugi laba yaitu sebagai
berikut:
1. Pembayaran lease minimum, yaitu pembayaran sewa selama masa lease setelah dikurangi
biaya eksekutori yang termasuk didalamnya ditambah jumlah yang dibayarkan menurut opsi
pembelian dengan harga murah atau jaminan atas nilai residual
2. Nilai pasar aktiva yang wajar
3. Harga perolehan aktiva bagi lessor yang diperbesar oleh setiap biaya langsung awal
Contoh:
Lessor yang diuraikan sebelumnya (Perusahaan Leasing Untung). Nilai pasar yang wajar
peralatan tersebut sama dengan nilai sekarangnya (pembayaran lease masa mendatang
didiskontokan dengan suku bunga 10%) atau 250.194.
Anggaplah harga perolehan peralatan adalah sebesar Rp 160.000 dan biaya langsung awal
sebesar Rp 15.000. Ketiga nilai tersebut dan jumlah pendapatan yang bersangkutan akan
menjadi sebagai berikut:
75.194
(Laba pabrik)
(3) Harga perolehan peralatan lease
bagi lessor 175.000
Akuntansi untuk lease jenis penjualan yang mempunyai opsi pembelian dengan harga
murah atau jaminan nilai residual
(Accounting for Sales-Type Leases With Bargain Purchase Option or Guarantee of
Residual Value)
Jika persyaratan lease menetapkan bahwa lessor akan menerima pembayaran sekaligus pada
akhir periode lease dalam bentuk opsi pembelian dengan harga murah atau jaminan nilai
residual, maka pembayaran lease minimum mencakup jumlah ini.
Maka:
Piutang akan bertambah sebesar jumlah kotor pembayaran mendatang,
Pendapatan bunga diterima dimuka bertambah sebesar bunga atas pembayaran pada
akhir lease
Penjualan bertambah sebesar nilai sekarang dari tambahan tersebut
Nilai pasar wajar aktiva lease akan cenderung naik sebesar nilai sekarang pembayaran
tambahan tersebut
Contoh:
Melanjutkan Perusahaan Leasing Untung, ayat jurnal permulaan jika opsi pembelian dengan
harga murah atau jaminan nilai residual sebesar Rp 75.000 akan dibayarkan pada akhir periode
lease 5 tahun adalah sebagai berikut:
Akuntansi untuk lease jenis penjualan dengan nilai residual yang tidak dijamin
(Accounting for Sales-Type Leases With Unguaranteed Residual Value)
Jika lease jenis penjualan tidak mengandung opsi pembelian dengan harga murah, tetapi umur
ekonomis aktiva lease melebihi periode lease, maka nilai residual aktiva akan tetap menjadi hak
lessor.
Perbedaan antara nilai residual yang tidak dijamin dengan yang dijamin adalah nilai sekarang
dari nilai residual tidak memperbesar penjualan, melainkan dikurangkan dari harga pokok
peralatan yang dilease.
Laba kotor tetap sama tanpa memperhatikan apakah nilai residual dijamin atau tidak, (terlampir
dalam tabel dibawah ini)
Nilai Nilai
Residual Residual
Dijamin Tidak dijamin
Penjualan 296.762 250.194
Harga Pokok Penjualan 175.000 128.432
Laba kotor 121.762 121.762
Jika lessor menjual suatu aktiva kepada lesse selama periode lease:
Keuntungan / kerugian diakui dari perbedaan antara saldo piutang, sesudah dikurangi dengan
setiap beban keuangan yang diterima di muka dengan harga jual aktiva tersebut.
Contoh:
Jika aktiva lease yang diuraikan dalam tabel 4, dijual pada tanggal 31 desember 1990 dengan
harga 140.000 sebelum pembayaran sewa Rp 60.000 dilakukan, maka keuntungan Rp 25.453
(140.000 - 120.000 + 15.866 - 10.413) akan dilaporkan.
Jurnal saat penjualan:
1. Jumlah kotor aktiva yang dicatat sebagai lease modal dan akumulasi penyusutannya pada
setiap tanggal neraca yang disajikan menurut kelompok utama berdasarkan sifat fungsinya
2. Pembayaran sewa minimum mendatang yang diwajibkan per tanggal neraca terakhir yang
disajikan secara agregat dan untuk lima tahun fiskal berikutnya. Pembayaran ini harus
dipisahkan antara lease operasi dan lease modal. Untuk lease modal, biaya eksekutori harus
dikeluarkan
3. Beban sewa pada setiap periode untuk mana perhitungan rugi laba disiapkan. Informasi
tambahan mengenai sewa minimum, sewa kontinjen, dan sewa sublease harus disajikan
untuk periode yang sama.
4. Penjelasan umum tentang kontrak lease, termasuk informasi tentang pembatasan atas hal-
hal seperti dividen, hutang tambahan, dan leasing tambahan
5. Untuk lease modal, jumlah bunga yang diperlukan untuk mengurangi pembayaran lease agar
sama dengan nilai sekarangnya
Lessor
1. Unsur-unsur berikut dari investasi bersih dalam lease jenis penjualan dan lease pembiayaan
langsung pada setiap tanggal neraca:
a. Piutang pembayaran lease minimum pada periode mendatang dengan menyajikan
pengurangan tersendiri untuk biaya eksekutori dan akumulasi penyisihan untuk piutang
pembayaran lease minimum yang tidak tertagih
b. Nilai residual tidak dijamin yang memberi keuntungan bagi lessor
c. Pendapatan di terima dimuka
d. Biaya langsung awal, untuk lease pembiayaan langsung saja
2. Pembayaran lease minimum mendatang yang akan diterima setiap tahun selama 5 tahun
berturut turut per tanggal neraca terakhir yang disajikan termasuk informasi mengenai sewa
kontinjen
3. Jumlah pendapatan diterima diterima di muka yang termasuk di dalam laba guna meng-
offset biaya langsung awal untuk setiap tahun penyajian perhitungan rugi laba
4. Untuk lease opeasi harga pokok aktiva lease kepada pihak lain dan akumulasi
penyusutannya
5. Penjelasan umum tentang perjanjian leasing bagi lessor
Contoh:
Tanggal 1 januari 1988, PT Makmur menjual sebuah gudang yang mempunyai nilai buku
sebesar Rp 5.500.000 kepada PT Asco seharga Rp 7.500.000 dan segera melease gudang itu
kembali.
Keadaan berikut melingkupi transaksi berikut:
Nilai tanah lebih rendah 25% dari total nilai pasar yang wajar
Periode lease selama 10 tahun, tidak dapat dibatalkan. Pembayaran sewa yang sama
sebesar Rp 1.071.082 dibayarkan pada awal setiap tahun
Pada tanggal 1 januari 1988, gudang itu mempunyai nilai wajar Rp 7.500.000 dan taksiran
umur ekonomis 20 tahun. Penyusutan garis lurus digunakan untuk semua aktiva yang dimiliki
Lease mempunyai opsi untuk memperbaharui lease dengan pembayaran Rp 100.000 per
tahun selama 10 tahun, yaitu selama sisa umur ekonomisnya.
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa lease dikualifikasikan sebagai lease modal.
Kosa Kata: