Anda di halaman 1dari 148

MENGURAI JEJAK DEMOKRASI

(dalam Antologi Pengawasan Pemilu 2019 di Tanah Depok )

Editor
Afrizal Fathoni Amnan, SE.

Tim Penulis
Luthfan Dimas Pratama, SH
Eko Wardaya,
Muhammad Luthfi Lubis, S.Ap.
Dkk.
LEMBAR TIM PENYUSUN

MENGURAI JEJAK DEMOKRASI (dalam Antologi Pengawasan


Pemilu 2019 di Tanah Depok)
Buku ini adalah laporan hasil pengawasan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kota Depok Tahun 2019.

Penanggung Jawab Bawaslu Kota Depok

Tim Penyusun
Ketua Tim Dede Selamet Permana, S.SI.
Penyunting Andriansyah, SH.i.
Editor Afrizal Fathoni Amnan, SE.
Penulis Luthfan Dimas Pratama,SH., Eko Wardaya, Muhammad Luthfi
Lubis, S.Ap., Febriansyah Ramadhan, SH., , Achmad Ichsan
Nusapati, S.Akun.
Layout Astrid Astari, S.Kom.
Design Cover Rizky Fachrurozi
Kontributor Luli Barlini S.Sos., M.Si, Willi Sumarlin, SH., Sriyono, S.Kom,
MPd., M. Syamsu Rahman, Nurjaya, Jaka Suchendra, Dicky
Riza Hidayat, Abu Sofyan, Teguh Santoso, Agus Priyadi,
Bambang Dwi Yanto, Miftah Aulia Rahmat, Septi Hambayanti,
Syifa Rahmalia, Reynaldi Dzulkaitd, M Faisal Abdillah, Ina
Sakinah, Muhammad Fajri
Sumber Foto http://kotadepok.bawaslu.go.id/profil/

Diterbitkan oleh:
Bawaslu Kota Depok
Jl. Nusantara Raya No. 1 RT.03/RW.13, Beji
Kecamatan Beji
Kota Depok-Jawa Barat (16421)

© Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang


MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam kami haturkan pada Allah


Subhanahu wa-Ta’ala, karena berkat kemurahan-Nya kami bisa
menyelesaikan Buku laporan pengawasan pemilu di Kota Depok ini
sesuai dengan yang diharapkan. Sholawat serta Salam selalu teriring
pada cahaya penerang muka bumi hingga detik ini, Baginda Rasulullah
SAW, karena tanpanya, kami bukanlah apa-apa.
Buku laporan pengawasan pemilu di Kota Depok ini berisi
uraian detil kegiatan demi kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Ketua
dan Anggota beserta jajaran kesekretariatan, sejak tanggal 3 September
2017 hingga 3 September 2019. Berbagai rintangan dan hambatan
datang menuntut kami selesaikan dengan kondisi lapangan dan
keterbatasan yang ada. Dari mulai pendekatan sosial masyarakat yang
ekstra, padatnya kegiatan pengawasan yang tak mengenal waktu pada
setiap tahapan, hingga masalah internal Bawaslu Kota Depok.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih
banyak atas segala dukungan dan kontibrusinya kepada semua pihak
selama pengawasan berlangsung dan juga selama penyusunan Buku
laporan pengawasan pemilu di Kota Depok.
Serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu, atas dukungan moril dan materil kegiatan kami disini. Tak ada
balasan yang pantas kami berikan kecuali untaian doa, semoga
keberkahan Allah terus mengiringi semua pihak yang tersebutkan,
khususnya berkah pada setiap pemilihan di Kota Depok ini.
Terakhir, untuk lembaga kebanggaan kami, Bawaslu Kota
Depok, terima kasih telah mengajarkan kami sedikit pelajaran

i
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

mengabdi pada tanah air tercinta, khususnya pada Kota Depok.


Menyadarkan kami untuk melihat lebih dekat akar-akar masalah dan
budaya sosial masyarakat, dan melihat lebih dekat sejauh mana proses
demokrasi berjalan di kota ini. Kerja-kerja ini juga sangat memberi
pelajaran bagi kami bahwa, lewat mengabdilah kita mengabadikan
ilmu, lewat mengabdilah kita akan kembali, lewat mengabdilah kita
berterima kasih pada Allah, Sang Maha Memelihara pada Indonesia,
identitas bangsa yang tak ternilai harganya.
“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan Pemilu”

Depok, 2 September 2019


Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kota Depok

Tim Penyusun

ii
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Buku ini didedikasikan Kepada:

“Alm. Fajar Mukhlasin, S.T.”


Atas pengabdian, ketulusan, keikhlasan,
kebersamaan, loyalitas, profesionalitas, semangat
dan energi positif sebagai Pengawas Pemilu

Selamat Jalan Sahabat,

Harum namamu sebagai Pahlawan Demokrasi

iii
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Daftar isi
KATA PENGANTAR......................................................................... i

BAGIAN 1
“MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN BAWASLU
KOTA DEPOK” .............................................................................. 1
STRUKTUR ORGANISASI BAWASLU KOTA DEPOK ....................... 1
BIOGRAFI SINGKAT PENGAWAS PEMILU KOTA DEPOK .............. 3
a) Komisioner Kota Depok ............................................................... 3
b) Sekretariat Bawaslu Kota Depok ................................................. 5
c) Panwaslu Tingkat Kecamatan (Panwascam)............................... 7
d) Panwaslu Tingkat Kelurahan/Desa (PKD) .................................. 8
e) Pengawas TPS (PTPS) ................................................................. 8
TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU KOTA
DEPOK ............................................................................................. 9
a) Tugas ........................................................................................... 9
b) Wewenang................................................................................. 12
c) Kewajiban .................................................................................. 13

BAGIAN 2

“HAK PILIH, Siapa yang Berhak?”.................................................. 15

“JALAN PANJANG MERAUP SUARA” ........................................ 23

“WAJAH PEDJOEANG DEMOKRASI” ......................................... 38

“SENTRA GAKKUMDU” .............................................................. 46


A. Apa itu Sentra Gakkumdu? ............................................................. 46
B. Apa Tugas dan Fungsinya? .............................................................. 47
C. Ada Berapa Kasus Tindak Pidana Pemilu yang ditangani Oleh
Bawaslu Kota Depok? ..................................................................... 48
D. Dinamika Sentra Gakkumdu Kota Depok dalam Menangani
Dugaan Kasus Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu. ........................ 50

iv
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

E. Apa Perbedaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dengan


Pelanggaran Bukan Tindak Pidana Pemilu? .................................... 51
F. Soliditas Sentra Gakkumdu ............................................................ 56
“LAW ENFORCEMENT & DISPUTE SETTLEMENT IN
ELECTION SUPERVISORY AGENCY OF DEPOK CITY” .......... 57

BAGIAN 3

PERAN KEHUMASAN BAWASLU KOTA DEPOK .................... 109


“PSU! Tanya Kenapa?” .................................................................. 115
“Platform Pengawasan Digital” .................................................... 118

BAGIAN 4

“Bawaslu Kota Depok dalam Angka” ........................................... 109


Lampiran....................................................................................... 133

v
BAGIAN 1
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

BAB I
“MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN BAWASLU
KOTA DEPOK”

Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Kota Depok yang saat ini


terletak di Jl. Nusantara Raya No.1, RT.003/RW.013, Beji, Kecamatan
Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16421 di bentuk oleh Bawaslu Provinsi
Jawa Barat berawal dari Lembaga yang bersifat ad hoc yang pada bulan
Agustus Tahun 2018 resmi di tetapkan menjadi Lembaga yang bersifat
permanen.

STRUKTUR ORGANISASI BAWASLU KOTA DEPOK


BAWASLU Kota Depok periode 2018 – 2023 terdiri dari Lima
anggota yaitu Luli Barlini, S.Sos., M.Si. (Ketua), Dede Selamet
Permana, S.Si. (Anggota), Andriansyah, S.H.I. (Anggota), Willi
Sumarlin, S.H. (Anggota), dan Sriyono, S.Kom.,M,Pd. (Anggota),
pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden & Wakil Presiden dan
Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2019 telah melaksanakan tugas
mengawal dan menjaga soliditas Pesta Demokrasi rakyat sesuai
dengan koridor serta kewenangan yang dimilikinya.

Dalam melaksanakan tugas kepemiluan tersebut lima orang


anggota Bawaslu Kota Depok di bantu oleh Tim Sekretariat yang
terdiri dari 24 orang diantaranya 1 orang PNS Kota Depok yang
dipercayakan mengomandoi seluruh anggota Sekretariat 1 Orang
PNS yang di tunjuk sebagai Bendahara dan 1 Orang PNS sebagai
Staf Pelaksana serta 21 orang Staf non PNS

1
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

2
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

BIOGRAFI SINGKAT PENGAWAS PEMILU KOTA DEPOK

a) Komisioner Kota Depok

Nama : Luli Barlini, S.Sos., M.Si


Alamat : Perum Kopwani Village I Blok H17
No. 18 RT/RW 05/06 Kel. Kalibaru
Kec. Cilodong Kota Depok
No. HP : 082110185111
Jabatan : Ketua Bawaslu Kota Depok
Kordiv. SDM dan Organisasi

Nama : Dede Selamet Permana, S.Si.


Alamat : Jl. Al Hukama No. 15 RT/RW
04/04 Kel. Rangkapan Jaya Baru
Kec. Pancoran Mas, Kota Depok
No. HP : 081294440725
Jabatan : Anggota Bawaslu Kota Depok
Kordiv. Pencegahan dan Hubal

3
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Nama : Andriansyah, SHI


Alamat : Jembatan Serong RT/RW 06/02
Kel. Cipayung Kec. Cipayung
No. HP : 081280126756
Jabatan : Anggota Bawaslu Kota Depok
Kordiv. Hukum Datin

Nama : Willi Sumarlin, SH


Alamat : Areman RT/RW 04/05
Kel. Tugu Kec. Cimanggis
No. HP : 081575110255
Jabatan : Anggota Bawaslu Kota Depok
Kordiv. Penindakan
Pelanggaran

4
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Nama : Sriyono, S.Kom., M.Pd


Alamat : Jl. Rawa Indah No.8
RT/RW 07/01 Kel. Bojong Pondok
Terong Kec. Cipayung
No. HP : 081310601626
Jabatan : Anggota Bawaslu Kota Depok
Kordiv. Penyelesaian Sengketa

b) Sekretariat Bawaslu Kota Depok


1. PNS
Anggota PNS yang bertugas memfasilitasi Bawaslu Kota
Depok dalam melaksanakan tugasnya berjumlah 3 orang,
yaitu terdiri dari 1 orang yang mengkoordinatori semua Staf
Sekretariat Bawaslu Kota Depok, 1 orang Bendahara, dan 1
orang Staf Pelaksana.

5
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

2. Staf Non PNS


Dalam menjalankan tugas mengawal Pesta Demokrasi,
Sekretariat Bawaslu Kota Depok merekrut staf Non PNS
untuk menunjang kinerja para anggota Bawaslu Kota
Depok. Pada perekrutan pertama terpilih 11 orang dan
perekrutan tahap kedua terpilih 10 orang staf non PNS di
secretariat Bawaslu Kota Depok.

a) Penggantian Antar Waktu


Ada 5 orang staf non PNS sekretariat Bawaslu Kota Depok
yang mengalami penggantian antar waktu

6
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

SEKRETARIAT BAWASLU
KOTA DEPOK
Laki-Laki Perempuan

25
20
20 17
15
10
3 4 4
5
0
0
PNS Non PNS Jenis Kelamin

c) Panwaslu Tingkat Kecamatan (Panwascam)


Bawaslu Kota Depok membentuk sekertariat bersama di
masing masing 11 wilayah Kecamatan se-Kota Depok. Dalam
proses pembentukan Panwaslu Kecamatan (Panwascam)
dalam setiap seleksi dimasing-masing kecamatan terdiri dari 3
Anggota yang
JUMLAH ANGGOTA : 33
dalam
ORANG
pelaksanaan Perempua
n
tugasnya dibagi 12%

menjadi 3 Divisi,
yaitu Divisi
Laki-Laki
Organisasi dan 88%

Sumber Daya
Manusia (SDM),
Divisi Pengawasan dan Hubungan antar Lembaga dan Divisi
Hukum dan Penindakan Pelanggaran. Total Jumlah Anggota
Panwaslu Kecamatan yang di lantik sebanyak 33 anggota.

7
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

d) Panwaslu Tingkat Kelurahan/Desa (PKD)


Di tingkat Kelurahan/Desa
PKD Bawaslu Kota Depok
dibentuk juga Panitia Pengawas
Kelurahan/Desa di tiap-tiap Perempuan
41%
kecamatan se-Kota Depok, yang
berjumlah 63 Orang.
Laki-Laki
59%

Laki-Laki Perempuan

e) Pengawas TPS (PTPS)

JUMLAH ANGGOTA 5775 Orang


500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Laki-Laki = 2824 Orang Perempuan = 2951 Orang

8
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU KOTA


DEPOK
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bawaslu Kabupaten/Kota
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilu. Dalam pasal 101 dan 102 mengatur tentang Tugas Bawaslu
Kabupaten dan Kota, Pasal 103 mengatur tentang wewenang
Bawaslu Kabupaten dan Kota dan pasal 104 mengatur tentang
kewajiban Bawaslu Kabupaten dan Kota.

a) Tugas
Tugas Bawaslu Kabupaten/Kota menurut pasal 101 dan diperjelas
pada pasal 102 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum antara lain :
1. Melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah
Kabupaten/Kota terhadap:
 Pelanggaran Pemilu; dan
 Sengketa Proses Pemilu;
2. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota, yang terdiri atas: Pemutakhiran
data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap; Pencalonan yang berkaitan dengan
persyaratan dan tata cara pencalonan anggota DPRD
Kabupaten/Kota; Penetapan calon anggota DPRD
Kabupaten/Kota; Pelaksanaan kampanye dan dana
kampanye; Pengadaan logistik pemilu dan
pendistribusiannya; Pelaksanaan pemungutan suara dan
penghitungan suara hasil pemilu; Pengawasan seluruh
proses penghitungan suara di wilayah kerjanya; Pergerakan

9
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat


hasil penghitungan suara dan tingkat TPS sampai ke PPK;
Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU
Kabupaten/Kota dan seluruh kecamatan; Pelaksanaan
penghitungan dan pemungutan suara ulang, pemilu lanjutan,
dan pemilu susulan; dan Proses penetapan hasil pemilu
anggota DPRD Kabupaten/Kota;
3. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah
Kabupaten/Kota;
4. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta
dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini;
5. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah
Kabupaten/Kota, yang terdiri atas: Putusan DKPP; Putusan
pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota; Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota; dan Keputusan pejabat yang berwenang
atas pelanggaran netralitas semua pihak yang dilarang ikut
serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang ini;
6. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta
melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi
arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
7. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu
di wilayah Kabupaten/Kota;
8. Mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah

10
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Kabupaten/Kota; dan
9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Dalam hal melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan


pencegahan sengketa proses Pemilu, Bawaslu Kabupaten/Kota
bertugas:
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran
Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
2. Mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau,
dan mengevaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
3. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan
pemerintah daerah terkait; dan
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan
Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota.

Sedangkan dalam hal melakukan penindakan pelanggaran


Pemilu, Bawaslu. Kabupaten/Kota bertugas:
1. Menyampaikan hasil pengawasan di wilayah
Kabupaten/Kota kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi
atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu
dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
2. Menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran
Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
3. Memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota;
4. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran

11
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

administrasi Pemilu; dan


5. Merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas
pelanggaran Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota kepada
Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi.

Dan terakhir dalam hal melakukan penindakan sengketa


proses Pemilu, Bawaslu Kabupaten/Kota bertugas:
1. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
di wilayah Kabupaten/Kota;
2. Memverifikasi secara formal dan materiel permohonan
sengketa proses Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota;
3. Melakukan mediasi antarpihak yang bersengketa di wilayah
Kabupaten/Kota;
4. Melakukan proses ajudikasi sengketa proses Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota apabila mediasi belum
menyelesaikan sengketa proses Pemilu; dan
5. Memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota.

b) Wewenang

Wewenang Bawaslu Kabupaten/Kota menurut pasal 103


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, yakni :

1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan


dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu;
2. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota serta merekomendasikan hasil pemeriksaan

12
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diatur dalam


Undang-Undang ini;
3. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengajudikasi, dan
memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
4. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan
mengenai hasil pengawasan di wilayah Kabupaten/Kota
terhadap netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta
dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini;
5. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban
Panwaslu Kecamatan setelah mendapatkan pertimbangan
Bawaslu Provinsi apabila Panwaslu Kecamatan berhalangan
sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak
terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan
pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di wilayah
Kabupaten/Kota;
7. Membentuk Panwaslu Kecamatan dan mengangkat serta
memberhentikan anggota Panwaslu Kecamatan dengan
memperhatikan masukan Bawaslu Provinsi; dan
8. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

c) Kewajiban
Bawaslu Kabupaten/Kota menurut pasal 104 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang

13
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pemilihan Umum memiliki kewajiban antara lain :


1. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas pengawas Pemilu pada tingkatan di
bawahnya;
3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu
Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik
dan/atau berdasarkan kebutuhan;
4. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu
Provinsi berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan
terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat
Kabupaten/Kota;
5. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih
secara berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU
Kabupaten/Kota dengan memperhatikan data
kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. Mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif; dan
7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

14
BAGIAN 2
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“HAK PILIH, Siapa yang Berhak?”

“Terciptanya daftar pemilih yang akurat, komprehensif, dan mutakhir adalah


harapan seluruh rakyat tanpa kecuali untuk memastikan hak memilih konsitusional
warga terpenuhi.” (Neni Nurhayati: 2018)

Pemutakhiran data dan daftar pemilih di Kota Depok amatlah tidak


sederhana. Sinkronisasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Jawa
Barat 2018 menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2019 di
Kota Depok tidak secara otomatis menyelesaikan persoalan DPT yang
sering dianekdotkan sebagai Daftar Persoalan Tetap.

Pertumbuhan penduduk Kota Depok yang sangat pesat, dinamisnya


warga binaan rumah tahanan, hingga adanya wilayah yang masih
diwarnai dengan konflik administrasi kependudukan membuat setiap
pelaksanaan sub tahapan pemutakhiran data pemilih (mutarlih)
menyisakan pekerjaan lanjutan bagi KPU Kota Depok, Dinas
Kependudukan, Rutan Kelas IIB Depok dan juga Bawaslu Kota Depok.

Perlu terobosan yang lebih nyata dalam menyingkronkan data


kependudukan dengan data pemilih agar proses mutarlih tidak menjadi
lingkaran setan mengulang-ulang pekerjaan menghapus dan
menambah data pemilih yang itu-itu saja.

Bawaslu Kota Depok sejak awal sub tahapan telah mendorong KPU
dan Disdukcapil untuk memaksimalkan proses mutarlih, terutama
terhadap data penduduk yang masih berstatus non-KTP elektronik.

15
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Hal ini tentu saja tidak mudah dilakukan, karena faktanya banyak
penduduk yang secara fisik tinggal permanen di Kota Depok namun
secara administrasi kependudukan masih tercatat sebagai penduduk
wilayah lain.

Delapan varian kegiatan pencegahan digulirkan sebagai upaya pertama


dan strategi mengatasi kerawanan di tahapan Pemuktahiran Data
Pemilih dan Daftar Pemilih. Mulai dari penguatan wawasan internal
jajaran pengawas pemilu, sosialisasi dan himbauan ke publik,
Koordinasi rutin dengan stakeholder, sampai dengan Analisa awal pra
pengawasan dengan intensitas yang dapat dilihat dalam grafik
dibawah ini.

100

90

80

70

60

50

40

30

20
Oktober November Desember Januari Februari Maret April

Workshop Rakor Raker Konsolidasi Data Analisa Posko Sosmed OTW

Grafik Kalender Kegiatan Pencegahan

Aktifitas Pengawasan Bawaslu Kota Depok dalam tahapan


Pemuktahiran Data Pemilih dan Daftar Pemilih yang berlangsung sejak

16
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

bulan Agustus 2018 s/d April 2019 terdiri dari kegiatan Pengawasan
Melekat, Pengawasan Langsung, Analisa dan Investigasi Data serta
Verfikasi Faktual diama tak henti-hentinya bahkan berkutat dengan
soal kegandaan data pemilih dan sinkronisasi SIDALIH (Sistem Daftar
Pemilih) diperparah dengan adanya temuan mengangetkan tentang
keberadaan WNA dalam Data Pemilih.

Sejak tahap Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) s.d


Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-3)
penyempurnaan Data Pemilih Ganda masih berantakan. Hasil Analisa
kegandaan Bawaslu Kota Depok terhadap Laporan atas Temuan BPN
pada bulan Maret tentang Kegandaan Data Pemilih nyaris sama.
Namun ketika di kroscek ke SIDALIH, KPU Kota Depok tidak mampu
menemukan kegandaan tersebut. Sedangkan Analisa Bawaslu Kota
Depok dilakukan dengan metode manual excel by name by address.

JumlahT Laki-
Progress PS laki Perempuan Total Temuan

DPSHP 5754 642031 649266 1291297 Pemilih Ganda 4712 dan TMS 17
DPTHP-1 5754 639530 646630 1286160
DPTHP-2 5763 648573 656835 1305408 Belum sinkron dengan SIDALIH,
Terdapat kesalahan input PPK
Cilodong dan Cimanggis, Banyak
Coklit terbatas belum selesai dan
Pendataan pemilih di Rutan
Kelas IIb Cilodong belum selesai
DPTHP-2 5759 650283 659055 1309338 Data AC tidak dibuka oleh
Disduk, terdapat
Penyempur
penamabahan TPS, Data
n aan
Pemilih belum rekam KTP-el
sulit di

17
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dapat oleh penyelenggara pemilu

DPTHP-3 5759 650694 659175 1309869 Masih ditemukan banyak data ganda

dan TMS
DPTHP-3 5759 650283 659055 1309338

Perbaikan

Tabel Perbaikan Daftar dan Data Pemilih

Definisi Pemilih dalam Undang-Undang no 7 tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih,sudah kawin, atau sudah
pernah kawin. Tapi pada faktanya ditemukan Warga Negara Asing
dalam Data Pemilih Tetap dan sempat ikut mengambil hak suara pada
perhelatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tahun
2018 sebagaimana telah di konfirmasi ke Disdukcapil dan KPU Kota
Depok.

18
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Gambar Temuan WNA dalam DPT

Partisipasi pemilih di Pemilu tahun 2019 mencapai angka 85,41%


diamana mengalami kenaikan dari Pemilu sebelumnya. Dengan rincian
tiap kecamatan diantaranya Pancoran Mas 83,57 persen, Cimanggis
83,79 persen, Sawangan 86,87 persen, Limo 86,87 persen, Sukmajaya
88,35 persen, Beji 91,44 persen, Cipayung 82,50 persen, Cilodong 78,24
persen, Cinere 83, 53 persen, Tapos, 85,94 persen dan Bojongsari 87,70
persen.

Pencapaian yang menurut KPU Kota Depok sangat luar biasa ini
mempunyai banyak catatan sebagaimana temuan di lapangan ketika
proses Pungut Hitung dan Rekapitulasi dari tingkat TPS s.d Kota.
Regulasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang berubah- ubah dan
gagal pahamnya jajaran adhoc KPU Kota Depok (PPK, PPS dan KPPS)
dalam memberikan surat suara bagi pemilih DPTb sesuai
peruntukannya membuat rekapitulasi perhitungan suara sangat

19
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

melelahkan karena harus berulang kali menyingkronkan data pemilih,


pengguna hak pilih dan pemilih disabilitas.

Hingga menimbulkan keberatan yang tertuang dalam form DB2 KPU


dari Partai Golkar dan Demokrat mengenai tidak sinkronnya DPTb,
bahkan berlanjut ke pengaduan pelanggaran administratif dan
sengketa di Mahkamah Konstitusi.
DPTb-1 16 2069 1383 3452 Data Keluar masuk (A5) belum sinkron,
Ada data 362 jiwa yang belum masuk
DPT tetapi mau pindah memilih, A5 ada
yg telah terisi kolom TPS dan ada yang
belum, rekapitlasi DPTb manual, Case
A5 datang yang tidak dicatat PPS tapi
disuruh datang ke TPS jam 12.00 dengan
membawa A5.

DPTb-2 16 5958 5971 11929


DPTb Final 16 7929 7425 15354 Riwayat A5 belum bisa didapat

pengawas pemilu
Tabel Progres Rekapitulasi DPTb sebelum pungut hitung

L emahnya Partisipasi Publik


Sebelum muncul Laporan Temuan BPN 02 (sejak bulan Agustus
2018 saat penetapan DPSHP) partisipasi publik dalam ikut mengawasi
tahapan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih memang sangat lemah.

Bahkan Partai Politik yang sering hadir dalam Pleno Rekapitulasi KPU
Kota Depok pun urung mendalami dinamika penyusuan DPT. Tidak
ada elemen masyarakat di Kota Depok melek tentang hal tersebut.
Padahal check and balance dalam tahapan ini sangat penting. Terbukti di
kemudian hari gugatan BPN 02 mengenai Data Pemilih diajukan ke
Mahkamah Konstitusi.

20
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Kekacauan yang terjadi dalam tahapan ini pun andil dari lemahnya
partisipasi publik mengenai DPT. Walau mayoritas wawasan publik
kurang juga karena lemahnya publikasi dan sosialisasi dari
penyelenggara.

U rgensi Pengawasan Partisipatif menyeluruh


Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai mandat untuk mengawasi
proses Pemilu membutuhkan dukungan banyak pihak dalam aktifitas pengawasan.
Salah satunya adalah dengan mengajak segenap kelompok masyarakat untuk
terlibat dalam partisipasi pengawasan setiap tahapannya. Keterlibatan
masyarakat dalam pengawalan suara tidak sekadar datang dan memilih, tetapi
juga melakukan pengawasan atas potensi adanya kecurangan yang terjadi, serta
melaporkan kecurangan tersebut kepada Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas
mengawasi proses Pemilu dan menindaklanjuti dugaan pelanggaran Pemilu. Pemilu
bukanlah sekadar ajang seremonial politik belaka yang menafikan partisipasi
politik masyarakat. Masyarakat menjadi subyek dalam proses Pemilu. Pengawasan
partisipatif yang dilakukan untuk memujudkan warga negara yang aktif dalam
mengikuti perkembangan pembangunan demokrasi. Pengawasan juga menjadi
sarana pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat pemilih. (Abhan: 2017)

Pojok Pengawasan yang terletak di Kantor Bawaslu Kota Depok dan


Rapat Kerja Pemantau yang terselenggara di tujukan untuk mendorong
peran serta keaktifan masyarakat sebagai subjek dalam proses Pemilu
bukan hanya objek daripada para kontestan berburu suara. Tapi sangat
di sayangkan Lembaga Pemantau sebagai elemen masyarakat yang
resmi bertugas sebagaimana telah terakreditasi oleh Bawaslu RI
khusunya Lembaga pemantau di tingkat Kota Depok hanya beroperasi
pada tahapan Pungut Hitung di TPS dan tahapan rekapitulasi sampai
Pleno Rekapitulasi tingkat Kota.

21
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Foto Pojok Pengawasan Bawaslu Foto Raker Pemantau


Kota Depok

Nihil pemantau yang berpartisipasi mengawasi proses Pemilu sejak


awal tahapan Daftar Pemilih. Sehingga perlu ada re-mindset pada
masyarakat yang telah sadar bahwa mereka adalah subjek dalam proses
Pemilu yaitu yang tergabung dalam Lembaga Pemantau resmi agar
melakukan kerja-kerja menyeluruh demi terwujudnya proses
demokratisasi Pemilu yang menjamin hak pilih masyarakat dan
keadilan hukum pemilu.

Lembaga Pemantau yang telah terdaftar di Kota Depok diantaranya


HMI, KAMMI, PMII, IMM, GMKI, Pijar Keadilan, JPPR, DEEP, SAKA
Adhyasta Pemilu. Sedangkan organisasi yang bermitra dan aktif dalam
Pengawasan partisipatif diantaranya BEM UI, Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama.

22
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“JALAN PANJANG MERAUP SUARA”

PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 pada Pasal 1


angka 35 disebutkan Kampanye Pemilu adalah Kegiatan Peserta
Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau
citra diri peserta Pemilu.

Proses pengawasan dilaksanakan dengan menitikberatkan pada


proses persiapan dan pelaksanaan kampanye. Sesuai dengan amanat
Perbawaslu Nomor 28 Tahun 2018 tentang Pengawasan Kampanye
Pemilihan Umum dan Perbawaslu Nomor 33 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Perbawaslu Nomor 28 Tahun 2018 Tentang
Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum.

Dalam Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2019 terdapat 4


(empat) dimensi utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang
berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu yang demokratis,
berkualitas, dan bermartabat. Keempat dimensi tersebut, adalah: (i)
Konteks Sosial Politik, (ii) enyelenggaraan Pemilu yang Bebas dan Adil,
(iii) Kontestasi, dan (iv) Partisipasi.

Tahapan Kampanye termasuk dalam dimensi IKP


Penyelenggaraan Pemilu yang bebas dan adil. Berdasarkan pengukuran
indikator Subdimensi Kampanye IKP 2019, Kondisi kerawanan Kota
Depok dikategorikan dalam “Kerawanan Sedang” dengan skor
penilaian 58,33.

23
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Dari hasil penilaian indikator subdimensi IKP 2019 di Kota


Depok, ada beberapa indikator yang terjadi di Kota Depok, yaitu
sebagai berikut:

1) Adanya temuan Bawaslu Kota Depok tentang iklan kampanye diluar


jadwal
2) Adanya temuan Bawaslu Kota Depok tentang praktik pemberian uang
dan barang
3) Adanya laporan masyarakat tentang praktik pemberian uang dan barang
4) Dana kampanye yang dilaporkan tidak sesuai dengan riil penggunaan
dana kampanye
5) Adanya penyumbang dana kampanye yang tidak jelas identitasnya

Dengan memperhatikan potensi-potensi kerawanan dari hasil analisa


terhadap Indeks Kerawanan Pemilu di Kota Depok, Bawaslu Kota Depok
untuk selanjutnya membuat perencanaan pengawasan untuk tahapan
kampanye, adapun perencanaan pengawasan adalah sebagai berikut:

1) Menganalisa potensi-potensi kerawanan

Untuk mengetahui potensi kerawanan yang memungkinkan


terjadi pada tahapan kampanye. Untuk selanjutnya dapat ditentukan
fokus pengawasan pada setiap lini.

Berdasarkan analisa potensi kerawanan di Kota Depok,


pengawasan di fokuskan kepada pengawasan tim kampanye,
pengawasan materi kampanye, pengawasan kampanye yang dilarang,
pengawasan kampanye diluar jadwal, pengawasan pemberitaan dan
penyiaran iklan kampanye, pengawasan kampanye oleh pihak yang
dilarang keterlibatannya, pengawasan praktik politik uang dalam
kampanye, pengawasan kegiatan kampanye yang melibatkan masa
banyak seperti pertemuan tatap muka dan rapat umum, serta
pengawasan pemasangan Alat Peraga Kampanye dan penyebaran Bahan
Kampanye.

24
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

2) Penyusunan Alat Kerja Pengawasan

Fungsi dari alat kerja itu sendiri adalah untuk menunjang


pelaksanaan tugas pengawasan yang kemudian dapat digunakan untuk
pengolahan hasil data pengawasan secara menyeluruh.

Instrumen pada setiap alat kerja disusun secara sistematis


dengan mengacu pada ketentuan peraturan yang berlaku, untuk
selanjutnya data dari hasil kegiatan pengawsan dapat diolah secara
menyeluruh sehingga dapat diambil kesimpulan dari hasil pengawasan.
Pengolahan data dilakukan secara berjenjang, mulai dari data
pengawasan mingguan hingga summary bulanan. Dari hasil summary
bulanan tersebut untuk selanjutnya menjadi bahan analisa fokus
perencanaan pengawasan bulan selanjutnya.

3) Digitalisasi sistem pelaporan yang efektif dan efisien

Selain laporan dalam bentuk hardcopy atau lembaran, Bawaslu


Kota Depok juga membuat platform laporan online, yaitu Form A online
dan Sistem Pengawasan Online. Hal tersebut untuk menunjang
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengawasan kampanye.

Form A Pengawasan (LHP) online sudah mulai di sosialisasikan


dan diujicobakan pada jajaran Panwascam dan Panwas Kelurahan sejak
akhir tahun 2018 bertujuan memudahkan Bawaslu Kota Depok dalam
menarik data-data pengawasan dari jajaran di bawahnya dengan lebih
cepat.

4) Pelibatan Elemen Masyarakat dalam Pengawasan Partisipatif

Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai mandat untuk


mengawasi proses Pemilu membutuhkan dukungan banyak pihak
dalam aktifitas pengawasan. Salah satunya adalah dengan

25
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

mengajak segenap kelompok masyarakat untuk terlibat dalam


partisipasi pengawasan setiap tahapan Pemilu.

Pemilu bukanlah sekedar ajang seremonial politik


belaka yang menafikan partisipasi politik masyarakat. Pengawasan
partisipatif dilakukan untuk mewujudkan warga negara yang aktif
dalam mengikuti perkembangan pembangunan demokrasi.
Pengawasan juga menjadi sarana pembelajaran politik yang baik
bagi masyarakat pemilih.

Bagi masyarakat, dengan terlibat dalam pengawasan


Pemilu secara langsung, mereka dapat mengikuti dinamika politik
yang terjadi, dan secara tidak langsung belajar tentang
penyelenggaraan Pemilu dan semua proses yang berlangsung. Bagi
penyelenggara Pemilu, kehadiran pengawasan masyarakat yang
massif secara psikologis akan mengawal dan mengingatkan
mereka untuk senantiasa berhati-hati, jujur dan adil dalam
menyelenggarakan Pemilu.

Pelibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu harus


terlebih dulu melalui proses sosialisasi dan transfer pengetahuan
dan keterampilan pengawasan Pemilu dari Pengawas Pemilu
kepada masyarakat. Tantangan besar bagi Bawaslu Kota Depok
adalah membangun kesadaran politik masyarakat. Kesadaran
masyarakat atas kedaulatan yang dimiliki dalam proses demokrasi
nyatanya masih rendah. Kerendahan kesadaran tersebut salah satu
pemicunya adalah minimnya pengetahuan rakyat mengenai
demokrasi, Pemilu, dan pengawasan Pemilu.

Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi yang kuat


antara Bawaslu Kota Depok dan masyarakat. Kelompok

26
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

masyarakat yang memberikan perhatian besar terhadap


pelaksanaan Pemilu yang demokratis. Peningkatan kolaborasi
antara Bawaslu Kota Depok dengan kelompok masyarakat sipil
inilah yang menjadi kunci peningkatan partisipasi bersama
masyarakat.

5) Berkoordinasi dengan pihak stakeholder

Salah satu faktor suksesnya pelaksanaan Pemilu adalah


peran aktif pihak-pihak terkait atau stakeholder. Oleh karena itu
dirasa perlu untuk dilakukan koordinasi membentuk sinergitas
antara Bawaslu dengan pihak-pihak ¬stakeholder guna
tercapainya pelaksanaan Pemilu yang lancar, damai, serta aman.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Bawaslu


serta meningkatkan kualitas pemilu, bawaslu melakukkan
kerjasama dengan pihak-pihak:

1. Pemerintah Kota Depok


2. Kejaksaan Negeri Kota Depok
3. Kepolisian Resort Depok
4. Rumah Tahanan Kelas II-B Cilodong
5. Dinas Perhubungan Kota Depok
6. Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Depok
7. Kwarcab Pramuka Kota Depok
8. Kementrian Agama Kota Depok
9. KPU Kota Depok
10. DISDUKCAPIL Kota Depok
11. Pijar Keadilan
12. Himpunan Mahasiswa Islam
13. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
14. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

27
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

15. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


16. Ponpes Qotrun Nada
17. Ponpes Arrahmaniyah
18. Ponpes Daaarul Arqom

Ruang lingkup pengawasan Bawaslu Kota Depok tidak


hanya terbatas pada pengawasan pada saat tahapan yang sedang
berlangsung, namun juga adanya langkah pencegahan terhadap
kemungkinan adanya pelanggaran yang akan terjadi.

Dalam langkah pencegahan kemungkinan adanya pelanggaran


Pemilu, Bawaslu Kota Depok telah melakukan beberapa cara
pencegahan, seperti penyampaian himbaun tertulis ataupun lisan
terkait kegiatan kampanye sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku, pemberitaan di media sosial dalam bentuk pesan moral
sebagai langkah edukatif dan pencegahan, sikap cepat tanggap dalam
menindak kegiatan kampanye yang disinyalir melanggar aturan dan
ketentuan yang berlaku, berkoordinasi dengan pihak stakeholder dalam
mencegah pelanggaran pemilu yang akan terjadi, melaksanakan
kegiatan Sosisalisasi Pengawasan Partisipatif.

Sosialisasi Pemilih Pemula Pembentukan SAKA Adhyatsa Pemilu

28
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Deklarasi Pemilu Bersih Koordinasi dengan Satpol PP

Bawaslu Kota Depok telah melaksanakan 23 kegiatan sosialasi


dan 13 kegiatan pencegahan dengan Kegiatan Unggulan yaitu aktifitas
sosial media dan optimasi Teknologi Informasi melalui aplikasi
SiPitung, Cyber Patrol dan Form A online. Dalam upaya meminimalisir
pelanggaran Pemilu “karena mencegah lebih baik dari mengobati”.
Serta dalam rangka menjangkau kamu Muda Milenial dan efektifitas
pengawasan melalui teknologi muktahir.

29
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

KOTA KECAMATAN JUMLAH


KEGIATAN
BEJI 49
BOJONGSARI 55
CILODONG 105
CIMANGGIS 275
CINERE 95
DEPOK CIPAYUNG 143
LIMO 94
PANCORAN MAS 127
SAWANGAN 84
SUKMAJAYA 205
TAPOS 103
JUMLAH 1.335

Giat Kampanye di Setiap Kecamatan

TAPOS; 7,7%
SUKMAJAYA; 15,4%
SAWANGAN; 6,3%
PANCORAN MAS;
9,5%
KECAMATAN

LIMO; 7,0%
CIPAYUNG; 10,7%
CINERE; 7,1%
CIMANGGIS; 20,6%
CILODONG; 7,9%
BOJONGSARI; 4,1%
BEJI; 3,7%

0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0% 25,0%

30
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan Tahapan Kampanye


Pemilu 2019, terdapat 1.335 Kegiatan Kampanye di Kota Depok. Dilihat
dari data yang disajikan di atas terlihat frekuensi kegiatan kampanye
paling tinggi di wilayah Kecamatan Cimanggis dengan 275 Kegiatan
Kampanye, sedangkan frekuensi terendah di wilayah Kecamatan Beji
dengan 49 kegiatan.

METODE KAMPANYE TIAP KECAMATAN


49
TAPOS 53
1
78
SUKMAJAYA 122
5
6
SAWANGAN 52
26
37
PANCORAN MAS 88
2
22
LIMO 72
0
41
CIPAYUNG 102
0
36
CINERE 59
0
106
CIMANGGIS 133
36
58
CILODONG 36
11
17
BOJONGSARI 11
27
13
BEJI 35
1
0 20 40 60 80 100 120 140

Kegiatan Lain Pertemuan Tatap Muka Pertemuan Terbatas

31
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Diagram- Kecamatan dengan Kegiatan Pertemuan Terbatas

CILODONG;
10%

CIMANGGIS; 33%
BOJONGSARI;
25% CINERE; 0%

CIPAYUNG; 0%

LIMO; 0%
BEJI; 1% PANCORAN MAS;
SAWANGAN;
2%
TAPOS; 1% 24%
SUKMAJAYA; 4%

Diagram-Kecamatan dengan Kegiatan Lain

SAWANGAN
1%
SUKMAJAYA
PANCORAN MAS 17% TAPOS BEJI
8% 10% 3%
BOJONGSARI
LIMO 4%
5%

CIPAYUNG CILODONG
9% 12%

CINERE
8%
CIMANGGIS
23%

32
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dari data hasil pengawasan tahapan kampanye yang disajikan


dalam bentuk diagram di atas, terlihat trend kegiatan kampanye
dengan metode Pertemuan Terbatas paling banyak diadakan di
wilayah Kecamatan Cimanggis (33%).

Diagram-Kecamatan dengan Kegiatan Pertemuan Tatap Muka

CILODONG
5% CINERE
BOJONGSARI CIMANGGIS 8%
1% 17%

BEJI
5%
CIPAYUNG
TAPOS 13%
7%
SUKMAJAYA
16% LIMO
9%

SAWANGAN PANCORAN MAS


7% 12%

Kegaiatan Kampanye di setiap Kecamatan memperlihatakan


metode kampanye yang paling sering digunakan masing-masing
Kecamatan sangat berbeda. Kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, dan
Cipayung lebih sering terselenggara kampanye Kegiatan Pertemuan
Tatap Muka. Adapun untuk metode kegiatan lain banyak terselenggara
di Kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, dan Tapos, berupa Kegiatan
Sosial (pengobatan gratis).

33
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Kepatuhan Kewajiban Melaporkan Surat Pemberitahuan


Kampanye
ADA TIDAK

300 261
250
194
200
141
150 120
97 94 93 95
100 75
49 44
50 0 9 3 14 1 0 1 9 7 12 6
0

Dari segi Kepatuhan terhadap kewajiban melaporkan Surat


Pemberitahuan kepeda Pihak Keamanan serta melampirkan daftar
pelaksana kampanye terdapat 1.263 kegiatan memiliki STTP dan 62
kegiatan tanpa STTP. Sedangkan terkait daftar pelaksana kampanye,
754 kegiatan melampirkan dan 572 kegiatan tidak melampirkan.

Dalam pelaksanaan aktivitas pengawasan Bawaslu Kota Depok


telah melakukan penanganan terhadap Temuan Dugaan Pelanggaran
Administratif Pemilu Sebanyak 20 perkara dengan selanjutnya
dilakukan tindak lanjut terhadap temuan tersebut dengan
pemanggilan klarifikasi pelaku pelanggaran.
Semua Laporah Hasil Pengawasan Bulanan dapat diakses dan
diunduh di web http://bit.ly/LampiranLAHPDepok
Dari hasil pengawasan tahapan kampanye ditemukan beberapa
permasalahan, diantaranya: pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK)
yang melanggar aturan, masih kurang tertibnya pelaksana kampanye
dalam penyampaian Surat Pemberitahuan pelaksanaan kegiatan
kampanye, ditemukan pula metode kegiatan kampanye yang tidak

34
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

sesuai dengan aturan, penyebaran bahan kampanye yang tidak sesuai


dengan ketentuan, serta penggunaan fasilitas atau tempat untuk
pelaksanaan kegiatan kampanye yang tidak diperkenankan sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Salah satu obyek pengawasan tahapan kampanye adalah
pelaksana, peserta dan petugas kampanya. Pengawas Pemilu
memastikan bahwa orang-orang yang terlibat sebagai pelaksana dan
tim kampanye bukanlah orang-orang yang masuk dalam pihak-pihak
yang dilarang. Oleh karena itu salinan daftar pelaksana dan tim
kampanye menjadi penting di miliki oleh Pengawas Pemilu, namun
faktanya beberapa daerah masih belum mendapat daftar tersebut.
Ada dua hal yang menjadi penyebabnya yaitu: pertama,
pendaftaran dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,
kedua, salinan daftar pelaksana dan tim kampanye tidak ditembuskan
kepada Pengawas Pemilu. Aspek penting lainnya dari identifikasi
pelaksana dan tim kampanye adalah untuk mengetahui Pejabat Negara
yang terdaftar. Hal ini penting karena Presiden dan Wakil Presiden
serta pejabat Negara ketika menjadi pelaksana kampanye maupun tim
kampanye harus mempunyai ijin cuti. Terkait ijin cuti pun, Pengawas
Pemilu kesulitan untuk mendapatkannya dan harus bersikap proaktif
dengan mengirimkan surat.
Berkaitan dengan materi kampanye ditemukan di media massa
cetak maupun elektronik khususnya media sosial ditemukan materi-
materi kampanye yang diduga melanggar ketentuan peraturan, salah
satunnya adalah materi dilarang bersifat provokatif. namun dibeberapa
daerah ditemukan media-media yang bersifat black campaign. KPU
diberi kewenangan untuk menyusun jadwal kampanye rapat umum,
dan kampanye rapat umum dimulai sejak tiga hari setelah Pasangan

35
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Calon ditetapkan oleh KPU dan berakhir tiga hari sebelum hari dan
tanggal pemungutan suara.
Dalam implementasi pelaksanaan pengawasan tahapan
kampanye, Pengawas Pemilu menggunakan strategi pencegahan dan
penindakan. Pencegahan dilaksanakan dengan mengirimkan surat
edaran, surat himbauan dan surat instruksi. Surat–surat ini dikirim
sesuai dengan obyek terkait. Selain mengirim surat, pegawas Pemilu
juga melakukan identifikasi potensi rawan pelanggaran dan
merumuskan beberapa tren pelanggaran yang terjadi. Sedikit berbeda
dengan kampanye pada tahapan Pemilu legislatif yang diramaikan
dengan pemasangan dugaan iklan kampanye di luar jadwal yang
ditentukan, maka pada tahapan kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden ini ramai dengan penggunaan media sosial. Selain itu hal lain
yang menonjol pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini antara
lain tren pelanggaran hal-hal yang menjadi larangan dalam kampanye.
Mulai dari orang-orang atau pihak yang dilarang menjadi pelaksana
dan tim kampanye, materi kampanye yang provokatif, kampanye di
tempat-tempat yang dilarang seperti lembaga pendidikan.
Pada tahapan kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden masih ditemukan pelanggaran yang sama dengan kampanye
pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, seperti penggunaan
fasilitas Negara, keterlibatan pihak-pihak yang dilarang sebagai
pelaksana kampanye, dan penggunaan tempat-tempat yang dilarang
digunakan sebagai tempat kampanye. Lebih konkret lagi bila Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang paling menonjol adalah
pemasangan alat peraga kampanye yang melanggar aturan dan
kampanye melalui iklan media massa cetak dan elektronik yang diduga
melanggar aturan, maka pada pemilihan umum presiden dan wakil
presiden yang menonjol adalah jenis kampanye melalui media massa

36
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

cetak dan elektronik dan khususnya media sosial seperti twitter,


facebook, portal-portal berita. Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden melalui media sosial ini banyak diduga tidak banyak
melanggar ketentuan materi yang diatur dalam peraturan
perundangundangan namun sangat aktif.

Untuk internal Bawaslu, evaluasi pelaksanaan tahapan


kampanye adalah sebagai berikut:
a) Bawaslu menyusun panduan teknis Pengawasan terhadap isu-isu:
Keberadaan Relawan Pasangan Calon; Pengelolaan dana relawan;
Penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara;
b) Bawaslu menyusun batasan ruang lingkup pengawasan untuk masing-
masing jenjang Pengawas Pemilu dengan rumusan sebagai berikut:
i. Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/ Kota melakukan
koordinasi dengan tim kampanye pasangan calon tingkat provinsi
untuk memastikan keberadaan relawan Pasangan Calon, kegiatan
relawan dan pengelolaan dananya di seluruh wilayah di masing-
masing provinsi;
ii. Panwaslu Kecamatan dan Panwaslu Kelurahan melakukan
pengawasan terhadap kegiatan/aktivitas Relawan Pasangan Calon;
iii. Panwaslu Kecamatan dan Panwaslu Kelurahan mengawasi
pelaksanaan kegiatan/aktivitas relawan Pasangan Calon terhadap
kemungkinan keterlibatan PNS, Kepala Desa, Perangkat Desa,
Anggota BPD, Bupati dan Gubernur, serta adanya kemungkinan
penggunaan fasilitas Negara.

37
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“WAJAH PEDJOEANG DEMOKRASI”

S ebelum memahami apa itu pejuang demokrasi, sebaiknya kita


memahami dulu apa itu Demokrasi?? Demokrasi ialah bentuk
pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Sedangkan pejuang menurut saya ialah orang atau personal yang
memiliki ambisi dan hasrat (keduanya dalam konotasi positif menurut
pengamat masing-masing) dengan berusaha sekuat tenaga serta
pikiran dan bahkan dalam level tertentu sampai mengorbankan jiwa-
raganya demi suatu tujuan yang cenderung untuk kepentingan lebih
dari 1 (satu) orang.

Dalam pembahasan kali ini yang dimaksud dengan Pejuang


Demokrasi ialah Orang yang memiliki ambisi dan hasrat untuk
mengambil keputusan semua warga negara untuk keperluan
mengubah hidup mereka. Disini kita akan bahas wajah pejuang
demokrasi yang dimaksud ialah sebuah Lembaga yang bertugas untuk
mengawal jalannya Demokrasi agar terciptanya Demokrasi yang Adil
dan Jujur. Ya… itu adalah Lembaga Negara yang Bernama BAWASLU,
Bawaslu Kota Depok sebagai garda terdepan dalam mengawal jalannya
Pesta Demokrasi di Kota Depok telah melakukan tugas dan fungsinya
sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum tahun 2019.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Bawaslu Kota Depok


tidak dapat bergerak sendiri dalam mengawal dan mengawasi 1 (satu)
Kota yang cukup besar Jumlah penduduknya, oleh sebab itu Bawaslu
Kota Depok sesuai dengan Amanat Undang-undang nomor 7 tahun
2017 dapat melakukan perekrutan untuk Pengawas di setiap

38
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Kecamatan dan setiap Kelurahan yang masing-masing berjumlah 3


orang untuk di Kecamatan dan 1 orang di Kelurahan.

Dalam Perekrutan Pengawas Kecamatan Bawaslu Kota Depok


membuka untuk umum siapapun boleh menjadi pengawas Pemilu di
Kecamatannya masing-masing dengan kriteria tertentu, adapaun
jumlah yang mendaftar hingga terpilihnya sebagai Pengawas
Kecamatan sebagai Berikut:

Jumlah
Jumlah
Jumlah Lulus Lulus
Jumlah Lulus
No Kecamatan Administrasi Tes
Pendaftar Wawancara
Tertulis
L P L P L P
1 Beji 10 9 1 5 1 2 1
2 Bojongsari 10 5 1 6 0 3 0
3 Cilodong 8 6 2 5 1 2 1
4 Cinere 7 7 0 6 0 3 0
5 Cimanggis 9 9 0 6 0 3 0
6 Cipayung 7 6 1 6 0 6 0
7 Limo 10 9 1 6 0 3 0
8 Pancoran 9 8 1 4 2 2 1
Mas
9 Sawangan 10 10 0 6 0 3 0
10 Sukmajaya 10 8 2 4 2 2 1
11 Tapos 9 6 3 6 0 3 0
Jumlah 99 83 12 60 6 29 4

39
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

INFOGRAFIS JUMLAH PENGAWAS


KECAMATAN
Jumlah Pendaftar Jumlah Lulus Administrasi Jumlah Lulus Test Tertulis Jumlah Lulus Wawancara

10 10 10 10 10
9 9 9
10 8 10 10 10
7 9 7 9 9
8
7 7
6 66 6 6 6 6 6 6 6 6 6
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Seiring berjalannya pengawasan pemilihan umum tahun 2019


Panwaslu Kecamatan dalam hal ini berhak merekrut baik Pengawas
untuk di tingkat Kelurahan dan di tingkat TPS sehingga di harapkan
bahwasannya Pengawasan untuk mengawal jalannya pesta Demokrasi
di Kota Depok berjalan dengan lancar tanpa adanya kecurangan
ataupun menutup kemungkinan-kemungkinan yang terjadi bagi
peserta Pemilu yang akan berniat melakukan kecurangan dalam pesta
demokrasi ini.

Perekrutan Pengawas di tingkat Kelurahan dan TPS diserahkan


kepada Pengawas di tingkat Kecamatan dan di pantau langsung oleh
Bawaslu Kota yang dalam Hal ini menjadi tanggung Jawab Bawaslu
Kota Depok untuk memperkuat jajarannya Hingga tingkat TPS.
Adapun jumlah pengawas Kelurahan dan Pengawas TPS masing-
masing berjumlah 1 orang jika dilihat dari diagram jumlah pendaftar
untuk Pengaawas Kelurahan sebagai berikut:

40
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Terbentuknya Pengawas di setiap Kelurahan semakin


memperkuat sistem Pengawasan yang di jalankan oleh Bawaslu Kota
Depok sehingga dapat meminimalisir kecurangan-kecurangan yang
dapat terjadi di pemilu 2019, pengawasan yang dilakukan oleh jajaran
Pengawas Kecamatan dan Kelurahan sangat berjalan efektif mulai dari
pengawasan terkait dengan Pengawasan Hak Pilih hingga pengawasan
berjalannya tahapan Kampanye dan pendistribusian Logistik.

Berbicara Logistik Bawaslu Kota Depok sangat konsen dalam


tahapan ini karna dilihat dengan jumlah DPT di Kota Depok yang terus
mengalami kenaikan sehingga ditakutkan terjadi kekurangan Logistik
pada hari H pemungutan suara. Bawaslu Kota Depok telah melakukan
kegiatan perencanaan untuk mencegah kekurangan dan kerusakan
logistik pada hari pemungutan suara nanti adapun langkahnya antara
lain

a. Melakukan Koordinasi dengan KPU kota Depok terkait dengan


jumlah DPT dan DPTb +2% per TPS
b. Melakukan Pengecekan Gudang penyimpanan logistik baik
dari Gudang KPU hingga ke gudang kecamatan
c. Melakukan Koordinasi dengan KPU kota Depok terkait dengan
jadwal Penyortiran dan Pendistribusian Logistik
d. Melakukan Penghitungan Jumlah Logistik yang dibutuhkan di
setiap TPS

Sangat menarik jika berbicara tahapan Logistik dikarenakan


ada beberapa hal yang sangat menarik dikarenakan prediksi jumlah
surat suara yang mengalami kekurangan dikarenakan potensi jumlah
DPK dalam satu TPS meningkat dikarenakan banyaknya masyarakat

41
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

yang masih belum terdaftar dalam DPT dan banyak pula DPTb atau
pendatang dari luar Kota yang merantau ke Kota Depok.

Terkait dengan hal itu Bawaslu Kota Depok telah melakukan


Pengawasan langsung terhadap pendistribusian dari Perusahaan
pengadaan ke gudang KPU kota Depok.

(Pengawasan Pendistribusian Surat Suara dari Kompas Gramedia menuju


Gudang KPU Depok)

Setelah melakukan Pengawasan Pendistribusian Logistik,


Bawaslu Kota Depok Melakukan Pengawasan Penyortiran dan
pelipatan Surat Suara di Gudang KPU Kota Depok, adapun
Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara dilakukan selama 2 Minggu dan
dilakukan oleh 250 pekerja Pelipat Surat Suara. Bawaslu Kota Depok
juga melakukan banyak pencegahan terkait dengan jumlah Logistik di
setiap TPS dan berkoordinasi dengan Anggota dari Saka Adhyasta
Pemilu untuk ikut serta melakukan pengawasan di TPS tempat

42
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

tinggalnya masing-masing untuk mencegah terjadinya kekurangan


logistik pada saat pemungutan suara.

(Melakukan Koordinasi Pencegahan Pengawasan dengan Anggota Saka


Adhyasta Pemilu Kota Depok)

Dalam Tahapan ini Bawaslu Kota Depok menemukan


bahwasannya ada beberapa Logistik yang mengalami kekurangan
jumlah di setiap TPS dan adanya logistik yang mengalami kerusakan
setelah pencoblosan dikarenakan lokasi penyimpanan yang kurang
memadai dari cuaca sehingga logistik tersebut mengalami kebasahan
dikarenakan kehujanan. Sehingga Bawaslu Kota Depok dalam hal ini
melakukan Rekomendasi kepada KPU Kota Depok terkait dengan
1. Terkait dengan beberapa kecamatan yang mengalami
kekurangan Logistik seperti Kotak Surat Suara dan Bilik Suara,
Bawaslu Kota Depok memberikan Rekomendasi secara lisan
kepada KPU Kota Depok yaitu “Bahwasannya terkait dengan
jumlah Kotak dan Bilik Suara yang Kurang KPU Kota Depok

43
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

di haruskan menambah Logistik tersebut dengan memakai


Kotak Surat Suara dan Bilik Suara yang masih Bagus ketika
pengadaan PILGUB 2018, karena masih bagus”
2. Terkait dengan Logistik yang mengalami kerusakan seperti
Kotak Surat Suara, Bawaslu Kota Depok memberikan
Rekomendasi secara lisan kepada KPU Kota Depok yaitu
“Bahwasannya KPU Kota Depok harus memperhatikan
Lokasi Penyimpanan Logistik yang sudah selesai dilakukan
pencoblosan sebelum di antar kembali ke gudang KPU Kota
Depok, sehingga Barang Logistik tersebut tidak terkena oleh
air hujan yang mengakibatkan Kotak Surat Suara mengalami
kebasahan”
3.

(Kekurangan Logistik Berupa Bilik Suara Pada Salah Satu TPS di


Kecamatan Tapos)

Adapun KPU Kota Depok merespon Rekomendasi Bawaslu


Kota Depok dengan sangat cepat sehingga permasalahan Logistik
tersebut dapat selesai dengan cepat, adapun tindak lanjut yang di
ambil oleh KPU Kota Depok ialah sebagai berikut “Bahwasannya

44
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

KPU Kota Depok Mengintstruksikan kepada jajaran KPU Kota


Depok untuk segera memenuhi Kekurangan Logistik yang ada di
setiap TPS dengan memanfaatkan Logistik ex Plgub yang masih
Bagus atau dengan melakukan koordinasi uttuk pengadaan dengan
KPU Provinsi” dan terkait dengan Rekomendasi langsung Bawaslu
Kota Depok terkait dengan kerusakan Logistik, KPU Kota Depok
merespon dengan Cepat “Bahwasannya KPU Kota Depok
Mengintstruksikan kepada semua jajaran PPK se-Kecamatan Kota
Depok untuk memindahkan barang-barang Logistik yang sudah
ataupun belum dilakukan Rekapitulasi untuk disimpan di tempat
yang terhindar dari cuaca agar tidak kehujanan bila hujan dan tidak
kepanasan bila panas”

45
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“SENTRA GAKKUMDU”

A. Apa itu Sentra Gakkumdu?


Sentra Penegakan Hukum Terpadu yang selanjutnya
disebut Gakkumdu, menurut pasal 1 angka 38 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Peemilihan
Umum adalah “Pusat aktivitas penegakan hukum tindak pidana Pemilu
yang terdiri atas unsur Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepolisian Daerah,
dan/atau Kepolisian Resor, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia,
Kejaksaan Tinggi, dan/atau Kejaksaan Negeri.”

Sentra Gakkumdu Kota Depok terdiri dari :


1. Badan Pengawas Pemilu Kota Depok
Badan Pengawas Pemilu Kota Depok adalah lembaga
penyelenggara Pemilu yang mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di seluruh wilayah Kota Depok. Bawaslu Kota Depok
berwenang dalam menangani dugaan pelanggaran tindak
pidana Pemilu, dimana Koordinator dalam Penanganan
Penindakan dugaan pelanggaran yang terjadi adalah
Kordinator Divisi Penanganan dan Penindakan Pelanggaran
Bawaslu Kota Depok
2. Kepolisian Resor Kota Depok
Kepolisian Resor Kota Depok yang selanjutnya disebut
Polresta Depok adalah alat Negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan seluruh wilayah Kota Depok. Pada struktur

46
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

organisasi Sentra Gakkumdu, Polres Kota Depok


menempatkan Penyidik yang berfungsi untuk melakukan
penyelidikan dan penyedikan pada dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dalam setiap tahapan prosesnya.
3. Kepala Kejaksaan Negeri Kota Depok
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Depok yang selanjutnya
disebut Kajari Kota Depok adalah pimpinan dan penanggung
jawab tertinggi Kejaksaan yang memimpin serta
mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan
di wilayah Kota Depok. Pada struktur organisasi Sentra
Gakkumdu Jaksa sama halnya dengan Lembaga Bawaslu dan
Kepolisian, yakni guna menyamakan persepsi dalam setiap
pembahasan dugaan tindak pidana Pemilu.

B. Apa Tugas dan Fungsinya?

Berdasarkan Peraturan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017


Tentang Pemilihan Umum, Sentra Penegakan Hukum Terpadu
Pada Pemilihan Umum dibentuk untuk menyamakan pemahaman
dan pola penanganan tindak pidana Pemilu. Bahwas Sentra
Gakkumdu Adalah Pusat Aktivitas Penegakan Hukum Tindak
Pidana Pemilihan umum yang terdiri dari unsur Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kepolisian Daerah dan/atau Kepolisian
Resor, dan Kejaksaan Tinggi dan/atau Kejaksaan Negeri.
Fungsi dari Sentra Gakkumdu Kota Depok yakni sebagai
pusat aktivitas penanganan dugaan pelanggaran tindak pidana
pemilu yang terjadi di wilayah Kota Depok. Dalam menangani
dugaan tindak pidana pemilu yang terjadi, Sentra Gakkumdu yang
terdiri dari tiga lembaga negara tingkat Kota ini saling melengkapi

47
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

sesuai dengan wewenangnya masing-masing yang telah diatur


dalam “Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Sentra Penegakan
Hukum Terpadu.”

C. Ada Berapa Kasus Tindak Pidana Pemilu yang ditangani Oleh


Bawaslu Kota Depok?

Selama perjalanan Bawaslu Kota Depok dalam perhelatan


Pemilu Serentak 2019, telah menangani sebanyak tiga kasus
dugaan Tindak Pidana Pemilu. Ketiga kasus tersebut terjadi pada
masa kampanye.
Pada kasus dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Pertama terjadi di Bulan November tahun 2018. Tersangka
merupakan Caleg DPR RI dari salah satu Partai Politik. Dengan
dugaan temuan pembagian uang tunai kepada para peserta
kampanye. Dengan adanya kasus tersebut Sentra Gakkumdu
melakukan kajian mendalam yang dilanjutkan dengan
penyelidikan melalui klarifikasi para saksi maupun terduga
pelaku.

48
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

[Sentra Gakkumdu saat membahas kasus Tindak Pidana Pemilu]

Sedangkan kasus dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu


kedua terjadi pada bulan Januari 2019. Terduga pelaku merupakan
seorang Caleg DPRD Kota Depok dari salah satu Partai Politik. Dengan
dugaan temuan pembagian barang yang tidak diperbolehkan menurut
Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilhan Umum. Dengan
adanya kasus tersebut Sentra Gakkumdu melakukan kajian mendalam
yang dilanjutkan dengan penyelidikan melalui klarifikasi para saksi
maupun terduga pelaku.

49
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

[Pembahasan kasus Tindak Pidana Pemilu oleh Tim Sentra Gakkumdu]

TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU

3
3 2
2
1 0 0
0
Administrasi Tindak Pidana Kode Etik Pelanggaran
Pemilu Pemilu Penyelenggara Hukum Lainnya
Pemilu

Grafik Penanganan Pelanggaran Pemilu 2019 Kota Depok

D. Dinamika Sentra Gakkumdu Kota Depok dalam Menangani


Dugaan Kasus Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu.
Dalam penanaganan dugaan kasus Tindak Pidana Pemilu di
Kota Depok, tentu mengalami lika-liku permasalahan yang sangat
menarik. Dari mulai pengumpulan barang bukti maupun

50
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

pengumpulan alat-alat bukti. Selain persoalan barang dan alat


bukti, kadang juga terjadi perselihan pendapat antar lembaga yang
menjadi unsur Sentra Gakkumdu, yakni Bawaslu Kota Depok,
Polresta Depok dan Kejaksaan Kota Depok. Perselihan-perselihan
pendapat dalam memandang sebuah kasus tindak Pidana Pemilu
ini menjadi menarik sekaligus menjadi bukti bahwa masing-
masing unsur berdiri diatas kaki sendiri dengan kedudukan dan
wewenang yang sama. Namun pada akhirnya, unsur Sentra
Gakkumdu tetap kompak dalam memutuskan status sebuah
kasus yang tengah mereka tangani.

E. Apa Perbedaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dengan


Pelanggaran Bukan Tindak Pidana Pemilu?
Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu adalah jenis pelanggaran
yang ditangani secara khusus oleh Sentra Gakkumdu. Sedangkan
Pelanggaran selain Tindak Pidana Pemilu, seperti Pelanggaran
Administrasi Pemilu dan Sengketa Pemilu, wewenang
penanganan pelanggarannya hanya ada pada Bawaslu.
Jenis-jenis pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dapat kita
ketahui dalam Pasal 488 sampai Pasal 554 Undang-Undang No. 7
tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu). dibawah ini
akan disampaikan secara ringkas hal-hal yang termasuk dalam
Tindak Pidana Pemilu, seperti berikut :
1) Dilarang memberikan keterangan tidak benar dalam
pengisian data diri daftar pemilih;
Dasar hukumnya Pasal 488 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak
benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain terutang suatu hal yang
diperlukan untuk pengisian daftar Pemilih sebagaimana dimaksud

51
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dalam Pasal 203, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).”

2) Kepala desa dilarang yang melakukan tindakan


menguntungkan atau merugikan perserta pemilu;
Dasar hukumnya Pasal 490 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap kepala desa atau sebutan lain yang dengan sengaja membuat
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

3) Setiap orang dilarang mengacaukan, menghalangi atau


mengganggu jalannya kampanye pemilu;
Dasar hukumnya Pasal 491 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu
jalannya Kampanye Pemilu dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah).”

4) Setiap orang dilarang melakukan kampanye pemilu di luar


jadwal yang telah ditetapkan KPU
Dasar hukumnya Pasal 492 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye Pemilu di luar
jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota untuk setiap Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud

52
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dalam Pasal 276 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).”

5) Pelaksana kampanye pemilu dilarang melakukan


pelanggaran larangan kampanye;
Dasar hukumnyaPasal 493 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu yang melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (2) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

6) Dilarang memberikan keterangan tidak benar dalam


laporan dana kampanye pemilu;
Dasar hukumnya Pasal 496 dan Pasal 497 UU Pemilu,
berbunyi: Pasal 496
“Peserta Pemilu yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak
benar dalam laporan dana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 334 ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) serta Pasal 335
ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).”
Pasal 497
“Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak benar
dalam laporan dana Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah).”

53
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

7) Majikan yang tidak membolehkan pekerjanya untuk


memilih;
Dasar hukumnya 498 UU Pemilu, berbunyi:
“Seorang majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada
seorang pekerja/karyawan untuk memberikan suaranya pada hari
pemungutan suara, kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak
bisa ditinggalkan, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

8) Dilarang menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya;


Dasar hukumnya Pasal 510 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan
hak pilihnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta
rupiah).”

9) Orang yang baik ancaman, baik kekerasan atau kekuasaan


yang ada padanya menghalangi seseorang untuk terdaftar
sebagai Pemilih dalam Pemilu;
Dasar hukumnya Pasal 511 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, atau
dengan menggunakan kekuasaan yang ada padanya pada saat
pendaftaran Pemilih menghalangi seseorang untuk terdaftar sebagai
Pemilih dalam Pemilu menurut Undang-Undang ini dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).”

54
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

10) Dilarang menetapkan jumlah surat suara yang dicetak


melebihi jumlah yang ditentukan;
Dasar hukumnya Pasal 514, berbunyi:
“Ketua KPU yang dengan sengaja menetapkan jumlah surat suara yang
dicetak melebihi jumlah yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 344 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp240.000.000,00 (dua ratus empat puluh juta rupiah).”

11) Dilarang menjanjikan atau memberikan uang kepada


Pemilih;
Dasar hukumnya Pasal 515 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih
supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu
tertentu atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga
surat suaranya tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam
juta rupiah).”
12) Dilarang memberikan suaranya lebih dari satu kali.
Dasar hukumnya Pasal 516 UU Pemilu, berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja pada waktu pemungutan suara
memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu TPS/TPSLN atau
lebih, dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas)
bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00 (delapan belas juta
rupiah).

55
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

F. Soliditas Sentra Gakkumdu


Soliditas Sentra Gakkumdu Kota Depok yang terbangun
hingga saat ini merupakan sebuah kebanggan bagi masyarakat
Kota Depok. Karena dengan begitu Sentra Gakkumdu tetap
menjadi harapan masyarakat Kota Depok sebagai Penegak
Keadailan Pemilihan Umum, Khususnya dalam menangani kasus-
kasus Tindak Pidana Pemilu.
Perjalanan Sentra Gakkumdu Kota Depok selama
Perhelatan Pemilihan Umum Serentak 2019 bisa dinilai cukup
baik. Ketiga unsur Sentra Gakkumdu tersebut selalu
berkoordinasi dan sama-sama bersikap cepat tanggap dalam
menangani dugaan Kasus Tindak Pidana Pemilu.
Tidak ada perselihan yang berlebih dalam penanganan-
penanganan kasus yang terjadi. Perbedaan-perbedaan pendapat
yang ada dalam menilai sebuah kasus merupakan hal yang wajar,
sekaligus membuktikan independensi dari masing-masing unsur
Sentra Gakkumdu. Namun yang terpenting pada akhirnya unsur
Sentra Gakkumdu tetap kompak dan selalu solid dalam
menangani dugaan-dugaan kasus Tindak Pidana Pemilu.
Tentunya demi tercipta keadilan dan Pemilu yang bersih di Kota
Depok.

56
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“LAW ENFORCEMENT & DISPUTE SETTLEMENT


IN ELECTION SUPERVISORY AGENCY
OF DEPOK CITY”

A lih-alih menggapai kualitas pemilu di Indonesia, maka


kita perlu memperhatikan acuan 15 Standar Internasional
untuk menjamin mutu pemilu demokratis agar semakin membaik
dari setiap pelaksanannya. Standar ini bersumber berbagai
Deklarasi dan Konvensi Internasional maupun Regional.
Berdasarkan hal tersebut dirumuskan 15 aspek pemilu demokratis,
yaitu:1
1. Penyusunan hukum pemilu;
2. Pemilihan sitem pemilu;
3. Penetapan daerah pemilihan;
4. Hak untuk dipilih dan memilih;
5. Badan penyelenggara pemilu;
6. Pendaftaran pemilih dan daftar pemilih;
7. Akses kertas suara bagi partai politik dan kandidat;
8. Kampanye pemilu yang demokratis;
9. Akses media dan kebebasan berekpresi;
10. Pembiayaan dan pengeluaran;
11. Pemungutan suara;
12. Penghitungan dan rekapitulasi suara;
13. Peranan wakil partai dan kandidat;
14. Pemantau pemilu;

1
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948, Perjanjian Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik 1960, Konvesi Eropa 1050 untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan
Asasi, serta Piagam Afrika 1981 tentang Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

57
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

15. Kepatuhan terhadap hukum dan penegakan peraturan


pemilu.

Dalam teori ilmu politik, Miriam Budiardjo memperkenalkan


bermacam-macam sistem pemilihan umum dengan berbagai
variasinya yang secara garis besar berkisar pada dua prinsip pokok.
Pertama, single-member constituency (satu daerah memilih satu wakil).
Sistem ini lebih dikenal dengan sistem distrik. Kedua, multi-member
constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil). Sistem
ini biasa disebut sistem perwakilan berimbang, atau sistem
proporsional. Kedua model ini memiliki kekhasan, keunikan,
kelebihan dan kekurangan masing-masing.2

Mengacu kepada 15 Standar Internasional pemilu demokratis


diatas, kiranya poin terakhir yakni kepatuhan terhadap hukum dan
penegakan peraturan pemilu belum berjalan dengan baik, utamanya
bagi peserta pemilu atau partai politik pengusung pasangan yang
kalah suara, endingnya Mahkamah Konstitusilah yang dianggap
sebagai dewa bahkan beberapa justru meng-kambing hitamkan.

Pada dasarnya penegakan hukum pemilu adalah suatu


mekanisme untuk menjaga hak pilih suara rakyat. Tujuannya
memastikan bahwa penyelenggaraan pemilu terjadi secara jujur,
adil, tidak terjadi kecurangan, manipulatif oleh peserta pemilu,
sehingga menghasilkan pemimpin dengan label legitimasi kuat yang
dianggap paling ideal disebuah wilayah tertentu. Ada dua cara yang
dapat ditempuh dalam menegakkan hukum pemilu.

2
https://komisiinformasi.go.id/?p=2185 Diakses pada pukul 19.04 Hari Selasa, 3
September 2019

58
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Keberadaan peraturan perundang-undangan sebagai regulasi


pemilu harus dilengkapi, diperjelas dan dipertegas termasuk juga
aturan tekhnis turunannya, tentunya hal demikian bertujuan untuk
mengatasi problematika penegakan hukum penyelenggaraan pemilu
di Indonesia.3

Total Keseluruhan Kasus yang ditangani oleh


Bawaslu Kota Depok
Administrasi Pidana Sengketa Proses Sengketa Hasil

Pidana
3

Sengketa Proses
3
Administrasi
25

Sengketa Hasil
3

Tabel. 1.1 Total keseluruhan kasus yang ditangani oleh Bawaslu Kota Depok

Dalam konsep hukum kepemiluan, pelanggaran dan sengketa


dibedakan dan keduanya mempunyai konsep sendiri-sendiri. Dalam
Pasal 460 Undang-undang No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu
(selanjutnya disebut UU Pemilu) pelanggaran administrasi pemilu
adalah pelanggaran yang meliputi pelanggaran terhadap tata cara,
3
Dr. Sugianto,. SH., MH., Problematika Penegakan Hukum dalam menata penyelesaian
Sengketa Pemilukada, Potret Pengawasan, Potret Pengawasan dan Penanganan
Pelanggaran Pilkada 2017, Bawaslu Provinsi Jawa Barat, hal. 157

59
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan administrasi


pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu.
Sedangkan sengketa pemilu adalah meliputi sengketa yang terjadi
antara peserta Pemilu dan sengketa peserta Pemilu dengan
penyelenggara pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
KPU, keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU
Kabupaten/Kota (Pasal 466 UU Pemilu).

Jamak diketahui oleh kalangan akademisi hukum administrasi


negara bahwa keputusan badan atau pejabat tata usaha negara
dapat menimbulkan sengketa manakala dalam keputusan tersebut
terdapat pelanggaran/cacat prosedur, pelanggaran/cacat wewenang
dan pelanggaran/cacat substansi. Berpijak pada hal tersebut, maka
pada hakikatnya antara pelanggaran dan sengketa administrasi
pemilu bermuara pada objek yang sama, yaitu pelanggaran terhadap
tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan
administrasi pelaksanaan Pemilu.

Dalam hal adanya kesamaan objek ini, tidak heran manakala


dalam praktik antara pelanggaran administrasi pemilu dan sengketa
administrasi pemilu sering menimbulkan kebingungan (paradoks),
sehingga sulit menentukan antara pelanggaran dan sengketa.
Contoh hal ini terjadi pada proses verifikasi partai politik yang kali
ini sudah masuk pada tahapan penelitian administrasi. Partai politik
yang tidak dapat mengikuti tahapan penelitian administrasi di KPU
Kota Depok karena dianggap tidak memenuhi syarat menggugat ke
Bawaslu Kota Depok. Karena KPU Kota Depok hanya memberikan
checklist maka timbul beberapa pertanyaan hukum atas gugatan
tersebut diantaranya: Pertama, Apakah checklist dapat menjadi
objek gugatan ? Bila checklist dapat menjadi objek gugatan maka jelas

60
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

hal tersebut merupakan ranahnya sengketa pemilu, karena checklist


dianggap keputusan yang dikeluarkan KPU Kota Depok sebagai
badan tata usaha negara, namun bila checklist tidak dapat menjadi
objek sengketa maka timbul pertanyaan yang kedua bisakah kasus di
atas masuk pada pelanggaran pemilu ? Bila melihat dari
karakteristik kasus di atas maka jelas kasus diatas masuk
domainnya sengketa bukan pelanggaran, karena kasus tersebut
melibatkan dua subjek hukum yang bersengketa yaitu antara partai
politik sebagai peserta pemilu dan KPU Kota Depok sebagai
penyelenggaraan pemilu.4

Di sinilah seakan terjadi kekosongan hukum atas tahapan


pemilu namun tentunya Bawaslu Kota Depok sebagai lembaga semi
peradilan (quasi judicial body) yang juga merupakan mandat Undang-
Undang tidak boleh menolak gugatan dengan alasan kekosongan
hukum (ius curia novit). Oleh karenanya Bawaslu Kota Depok harus
tetap memproses gugatan tersebut sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki oleh Bawaslu Kabupaten/Kota.

Pada hakikatnya sengketa administrasi Pemilu antara peserta


pemilu dan penyelenggara pemilu (KPU Kota Depok) adalah
sengketa tata usaha negara. Bawaslu Kota Depok hanya menjadi
lembaga yang disediakan untuk melakukan upaya administratif.
Berkaitan dengan hal ini, maka objek sengketa administrasi Pemilu
sebenarnya sama dengan objek sengketa administrasi atau objek
sengketa tata usaha negara. Pasal 71 undang-undang nomor 30
tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan (selanjutnya
4
http://www.surabayapagi.com/read/165719/2017/10/31/pelanggaran-
administrasi-dan-sengketa-administrasi-pemilu.html Diakses pada pukul 15.04 Hari
Selasa, 3 September 2019

61
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

disebut UU AP) memperluas objek sengketa tata usaha negara dari


yang semula hanya keputusan badan/pejabat tata usaha negara
sebagaimana diatur dalam UU. No 5 Tahun 1986 menjadi keputusan
dan/atau tindakan badan atau pejabat tata usaha negara.

Berdasarkan objek sengketa tata usaha sebagaimana pasal 71


UU AP di atas, seharusnya objek sengketa administrasi pemilu juga
mengikuti objek sengketa tata usaha negara yang tidak hanya
terfokus pada surat keputusan yang dikeluarkan KPU Kota Depok
ansich, tetapi juga tindakan KPU Kota Depok yang dapat
menimbulkan kerugian pada peserta pemilu. Bila hal ini yang
dijadikan dasar maka checklist yang diberikan KPU Kota Depok bila
tidak dapat dikategorikan sebagai surat keputusan setidaknya
merupakan tindakan KPU Kota Depok yang merugikan peserta
pemilu sehingga tindakan tersebut dapat dilakukan upaya
administratif ke Bawaslu Kota Depok.

Dengan demikian semua keputusan (beschikking) atau tindakan


KPU Kota Depok dapat menjadi objek sengketa manakala terjadi
antara peserta pemilu dan penyelenggara pemilu.

Melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah Kota Depok


terhadap Pelanggaran Pemilihan umum dan Sengketa Proses
Pemilihan umum merupakan salah satu Tugas Bawaslu Kota Depok
berdasarkan pasal 102 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan umum.

Terkait penindakan pelanggaran Pemilihan umum, Bawaslu


Kota Depok bertugas, antara lain:
1. Menyampaikan hasil pengawasan di wilayah Kota Depok
kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi atas dugaan

62
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilihan umum


dan/atau dugaan tindak pidana Pemilihan umum di
wilayah Kota Depok
2. Menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran
Pemilihan umum di wilayah Kota Depok
3. Memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilihan
umum di wilayah Kota Depok
4. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran
administrasi Pemilihan umum; dan
5. Merekomendasikan tindak lanjut pengawasan atas
pelanggaran Pemilihan umum di wilayah Kota Depok
kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi.

Dalam hal melakukan penindakan sengketa proses Pemilihan


umum, Bawaslu Kota Depok bertugas:
1. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses
Pemilihan umum di wilayah Kota Depok
2. Memverifikasi secara formal dan materil permohonan
sengketa proses Pemilihan umum di wilayah Kota Depok
3. Melakukan mediasi antar pihak yang bersengketa di
wilayah Kota Depok
4. Melakukan proses ajudikasi sengketa proses Pemilihan
umum di wilayah Kota Depok apabila mediasi belum
menyelesaikan sengketa proses Pemilihan umum; dan
5. Memutus penyelesaian sengketa proses Pemilihan umum di
wilayah Kota Depok

Bawaslu kota Depok telah melakukan pencegahan,


pengawasan, penindakan serta proses penyelesaian sengketa yang
sampai dengan saat ini telah diselesaikan oleh Bawaslu Kota Depok

63
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

mulai dari tahapan Penyusunan Pemutakhiran Data dan Daftar


Pemilih hingga Penetapan Hasil Pemilihan umum.

Meskipun telah dilakukan pencegahan, dalam pengawasannya


Bawaslu Kota Depok tetap menemukan pelanggaran yang dilakukan
oleh Peserta Pemilihan umum. Hal ini disebabkan karena masih
terdapat Peserta Pemilu yang kurang memahami aturan teknis
terkait dengan Pemilihan umum, maka diharapkan kedepannya
lingkup peserta sosialisasi harus diperluas dan diperbanyak tidak
hanya kepada kalangan masyarakat tapi lebih spesifik kepada
Peserta Pemilu seperti halnya partai politik dan lebih menyasar lagi
kepada individu yang mencalonkan diri.

Selain itu perlunya pemahaman kepada masyarakat tentang


teknis penyelenggaraan dan pengawasan tahapan beserta
subtahapan Pemilihan umum agar masyarakat mendapatkan
pengetahuan terkait mekanisme penanganan pelanggaran dan
penyelesaian sengketa dalam Pemilihan umum yang menjadi
kewenangan Pengawas Pemilihan.

64
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Tabel. 1.3 Total keseluruhan pelangggaran yang ditangani oleh Bawaslu Kota
Depok

Dengan berpegang pada Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 7 tahun 2017 Tentang Pemilihan umum dan Perbawaslu,
Bawaslu Kota Depok juga mengajak kepada semua lapisan
masyarakat untuk tidak terlibat dan melibatkan diri serta melawan
segala bentuk politisasi SARA dalam Pemilihan umum demi
menciptakan Pemilu Bersih dan Berintegritas pada Pemilihan
umum. Melalui kerja-kerja pengawasan yang telah dilakukan,
Bawaslu Kota Depok mendapati sedikitnya terdapat 25 (dua puluh
lima) kasus dugaan pelanggaran administrasi pemilihan umum, 3
(tiga) kasus dugaan pelanggaran pidana pemilihan umum, 3 (tiga)
kasus permohonan penyelesaian sengketa proses pemilihan umum
dan 3 (tiga) kasus Permohonan Penyeleseaian Sengketa Perselisihan
Hasil Pemilihan Umum yang mengharuskan Bawaslu Kota Depok

65
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

memberikan keterangan tertulisnya dalam persidangan di


Mahkamah Konstitusi.

P elanggaran Administrasi Pemilu merupakan pelanggaran


terhadap tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan
dengan administrasi pelaksanaan pemilu, dengan subjek hukum
peserta pemilu dalam hal ini ialah para pasangan calon, para calon
legislatif, para tim kampanye dan penyelenggara pemilu itu sendiri.

Objek Pelanggaran Administratif Pemilu berupa perbuatan atau


tindakan yang melanggar tata cara, prosedur, atau mekanisme yang
berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap
tahapan Penyelenggaraan Pemilu. Melalui pengawasan yang
dilakukan selama tahapan Penyusunan Pemutakhiran Data dan
Daftar Pemilih hingga Penetapan Hasil Pemilihan Umum Bawaslu
Kota Depok beserta jajaran Panwaslu Kecamatan dan Panwaslu
Desa / Kelurahan telah menangani 25 perkara dugaan pelanggaran
admnistrasi. Tindak lanjut terhadap pelanggaran tersebut
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
Peraturan Bawaslu (Perbawaslu) No. 7 Tahun 2018 tentang
Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum.

Dugaan pelanggaran pemilu dapat berasal dari temuan ataupun


laporan. Berdasarkan penanganan pelanggaran Pemilu dan
peraturan perundang - undangan lainnya.

66
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

I. Pelanggaran Administrasi : 8. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada


surat pemberitahuan kepada Polres dan
25 Perkara Bawaslu Kota Depok oleh Caleg DPRD
1. Temuan dugaan penandatanganan BA Kota Depok dapil Sawangan-Bojongsari-
Pleno Rekapitulasi DPHP oleh seseorang Cipayung Nomor urut 7.
yang bukan anggota PPS Cilangkap. 9. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada
2. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada surat pemberitahuan kepada Polres dan
surat pemberitahuan kepada Polres dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg DPRD
Bawaslu Kota Depok oleh oleh Caleg Kota Depok dapil Sawangan-Bojongsari-
DPRD Kota Depok dapil Pancoran Mas Cipayung Nomor urut 5.
Nomor Urut 1. 10. Temuan dugaan pembagian bahan
3. Temuan dugaan kampanye metode lain kampanye di tempat pendidikan oleh
berupa branding berupa pemasangan foto Caleg DPRD Kota Depok dapil Beji-
atau gambar Calon Legislatif di kendaraan Cinere-Limo.
roda empat oleh Caleg DPRD Kota Depok 11. Temuan dugaan kampanye Metode lain
dapil Cilodong – Tapos Nomor Urut 1. berupa branding berupa pemasangan foto
4. Temuan dugaan kampanye Metode lain atau gambar Calon Legislatif di
berupa branding berupa pemasangan foto kendaraan roda empat oleh Caleg DPRD
atau gambar Calon Legislatif di kendaraan Jawa Barat dapil Depok-Bekasi Nomor
roda empat oleh Caleg DPRD Kota Depok Urut 10.
dapil Pancoran Mas Nomor Urut 3. 12. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada
5. Temuan dugaan kampanye Metode lain surat pemberitahuan kepada Polres dan
berupa pelaksanaan lomba melewati batas Bawaslu Kota Depok oleh oleh Caleg
ketentuan oleh Caleg DPRD Kota Depok DPRD Kota Depok dapil Pancoran Mas.
dapil Sawangan-Bojongsari-Cipayung. 13. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada
6. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada surat pemberitahuan kepada Polres dan
surat pemberitahuan kepada Polres dan Bawaslu Kota Depok oleh oleh Caleg
Bawaslu Kota Depok oleh oleh Caleg DPRD Kota Depok dapil Pancoran Mas
DPRD Kota Depok dapil Sukmajaya 14. Temuan dugaan kampanye yang tidak ada
Nomor Urut 7. surat pemberitahuan kepada Polres dan
7. Temuan dugaan kampanye Metode lain Bawaslu Kota Depok oleh Caleg DPRD
berupa branding berupa pemasangan foto Kota Depok dapil Sawangan-Bojongsari-
atau gambar Calon Legislatif di kendaraan Cipayung Nomor urut 9.
roda empat oleh Caleg DPRD Jawa Barat
dapil Depok-Bekasi Nomor Urut 1.

67
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

15. Temuan dugaan kampanye Metode lain 22. Laporan dugaan dugaan pemindahan
berupa branding berupa pemasangan suara hasil penghitungan suara Calon
foto atau gambar Calon Legislatif di Anggota DPRD Kota Depok Daerah
kendaraan roda empat oleh Caleg Pemilihan V (Kecamatan Tapos dan
DPRD Kota Depok dapil Cilodong – Kecamatan Cilodong) berdasarkan Model
Tapos. DAA-1 Kelurahan Tapos yang
16. Temuan dugaan kampanye yang tidak dikeluarkan PPK Kecamatan Tapos
ada surat pemberitahuan kepada Polres dengan C1 saksi pada TPS 24, 31, 41 dan
dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg 49 Kelurahan Tapos Kecamatan Tapos
DPRD Kota Depok dapil Cilodong – Kota Depok
Tapos. 23. Laporan dugaan pelanggaran berupa
17. Temuan dugaan kampanye yang tidak ketidaksesuain data di dalam C1 dengan
ada surat pemberitahuan kepada Polres DAA1 Kecamatan Tapos oleh Caleg
dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg DPRD Kota Depok dapil Cilodong-Tapos
DPRD Kota Depok dapil Sawangan- Nomor Urut 2.
Bojongsari-Cipayung. 24. Laporan dugaan terjadi pengelembungan
18. Temuan dugaan kampanye yang tidak suara di tingkat pemilihan DPRD Kota
ada surat pemberitahuan kepada Polres Depok dalam DPTB dan DPK di
dan Bawaslu Kota Depok oleh oleh kecamatan Limo dan kelalaian dalam
Caleg DPRD Kota Depok dapil pemberian kartu suara di laporkan oleh
Pancoran Mas. Peserta Pemilu Legislatif Kota Depok.
19. Temuan dugaan kampanye yang tidak 25. Laporan dugaan terjadi terjadi perbedaan
ada surat pemberitahuan kepada Polres Daftar Pemilih tambahan antara Hasil
dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg Rapat Pleno Terbuka Perubahan
DPRD Kota Depok dapil Pancoran Mas. rekapitulasi Daftar Perbaikan ketiga (
20. Temuan dugaan kampanye yang tidak DPTHP-3) dengan Sertifikat Rekapitulasi
ada surat pemberitahuan kepada Polres Perolehan Suara DPR RI, DPRD Provinsi
dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg dan DPRD Kota ( DB1 ) dilaporkan oleh
DPRD Kota Depok dapil Cilodong – Peserta Pemilu Legislatif Kota Depok
Tapos.
21. Temuan dugaan kampanye yang tidak
ada surat pemberitahuan kepada Polres
dan Bawaslu Kota Depok oleh Caleg
DPRD Kota Depok dapil Cilodong –
Tapos.

68
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

II. Pelanggaran Pidana III. Sengketa Proses Pemilu


3 Perkara 3 Perkara
1. Dugaan Politik Uang berupa pembagian 1. Permohonan Penyelesaian Sengketa
souvenir berupa kaos, stiker, dompet Pemilihan Umum Tahun 2019 terkait
yang didalamnya berisi uang sebesar Rp. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota
50.000,- Caleg DPR RI Dapil Jabar VI Depok pada tahapan DCS Oleh PKPI
Nomor Urut 1; 2. Permohonan Penyelesaian Sengketa
2. Dugaan kampanye pemberian materi Pemilihan Umum Tahun 2019 terkait
lainnya yang dilarang berupa 2 buah Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota
sabun oleh Caleg DPRD Kota Depok Depok pada tahapan DCT oleh PKPI
Dapil Sukmajaya Nomor Urut 3; 3. Permohonan Penyelesaian Sengketa
3. Dugaan Kampanye pemberian Materi Pemilihan Umum Tahun 2019 terkait
lainnya yang dilarang berupa kalender, Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota
stiker dan Sembako yang berisi 3 Depok pada tahapan DCT oleh PKPI
Indomie, Gula dan Kopi Oleh Caleg
DPRD Kota Depok Dapil Sukmajaya
Nomor Urut 1.

69
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

D efinisi Tindak Pidana Pemilu menurut Pasal 1 angka 2


Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2018
tentang Tata Cara Penyelesaian Tindak Pidana Pemilihan dan
Pemilihan Umum adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau
kejahatan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.5

Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilu menurut Pasal 1


angka 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum (UU 7/2017) adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Terkait dengan tindak pidana pemilu ini, Pasal 2 huruf b Perma


1/2018 mengatur bahwa pengadilan negeri dan pengadilan tinggi
berwenang memeriksa, mengadili dan memutus tindak pidana
pemilu yang timbul karena laporan dugaan tindak pidana pemilu
yang diteruskan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu Kecamatan kepada Kepolisian
Negara Republik Indonesia paling lama 1 x 24 jam (satu kali dua
puluh empat jam), sejak Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu Kecamatan menyatakan bahwa
perbuatan atau tindakan yang diduga merupakan tindak pidana
pemilu.

5
http://indonesiabaik.id/infografis/tata-cara-penanganan-tindak-pidana-pemilu
Diakses pada pukul 18.39 hari Selasa, 3 September 2019

70
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Dalam Pasal 476 Ayat (3), laporan dugaan tindak pidana Pemilu
disampaikan secara tertulis dan paling sedikit memuat nama dan
alamat pelapor, pihak terlapor, waktu dan tempat kejadian perkara,
dan uraian kejadian. Lalu pengadilan negeri dalam memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tindak pidana Pemilu
menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, kecuali
ditentukan lain dalam UU 7/2017.

P enyelesaian sengketa proses pemilu adalah sengketa yang


terjadi antar-peserta pemilu dan sengketa peserta pemilu
dengan penyelenggara pemilu sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), keputusan KPU
Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota. Sedangkan,
sengketa (perselisihan) hasil pemilu adalah perselisihan antara KPU
dan Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil
Pemilu secara nasional.6

6
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5c4533ec18aa6/perbedaan-
sengketa-proses-dengan-sengketa-hasil-pemilu/ Diakses pada pukul 18.48 hari
Selasa, 3 September 2019

71
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Tabel. 1.2 Total keseluruhan Permohonan Sengketa Proses Pemilu yang ditangani
oleh Bawaslu Kota Depok

Dalam hal terjadi sengketa hasil pemilu, maka lembaga yang


berwenang menyelesaikannya adalah Mahkamah Konstitusi (MK).
Tetapi, untuk sengketa proses pemilu, lembaga yang berwenang
untuk menerima, memeriksa, dan memutus penyelesaian sengketa
proses tersebut adalah Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Pengajuan gugatan atas sengketa proses pemilu ke PTUN dilakukan
setelah upaya administrasi di Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota telah dilakukan.

72
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

S engketa Perselisihan Hasil Pemilu


di Mahkamah Konstitusi.

A. Permohonan Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil


Presiden Nomor Urut 2, H. Prabowo Subianto dan H. Sandiaga
Salahuddin Uno, Jum’at, 24 Mei 2019 Pukul 22.35 WIB.
 POKOK PERMOHONAN & PETITUM
1) MK adalah pengawal Konstitusi sehingga perlu
mengadili kecurangan;
2) Sistematis, Terstruktur dan Masif;
3) Pelanggaran Pilpres 2019 yang Sistematis, Terstruktur
dan Masif;
a) Ketidaknetralan Aparatur Sipil Negara; Polisi dan
Intelijen;
b) Diskriminasi Perlakuan dan Penyalahgunaan
Penegakkan Hukum;
c) Penyalahgunaan Birokrasi dan BUMN;
d) Penyalahgunaan Anggaran Belanja Negara
dan/Program Pemerintah;
e) Penyalahgunaan Anggaran BUMN;
f) Pembatasan Kebebasan Media dan Pers;
4) Argumentasi Kecurangan Kuantitatif dalam Pilpres
2019;
a) Daftar pemilih tetap tidak masuk akal;
b) Kekacauan situng KPU dalam kaitannya dengan
DPT;
c) Dokumen C7 secara sengaja dihilangkan di Berbagai
Daerah;
5) Sanksi diskualifikasi bagi kecurangan STM

73
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

1) Mengabulkan Permohonan Pemohon Seluruhnya;


2) Menyatakan batal dan tidak sah Keputusan Pemilihan
Umum Nomor 987/PL.01.08-KPT/06/KPU/V/2019
Tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan
Umum Tahun 2019 dan Berita Acara KPU RI Nomor
135/PL.8-BA/06/KPU/V/2019 tentang Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat Nasional dan
Penetapan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019;
3) Menyatakan Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden Nomor Urut 01, H. Joko Widodo dan K.H.
Ma’ruf Amin, MA, terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan pelanggaran dan kecurangan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 secara
Terstruktur, Sistematis dan Masif;
4) Membatalkan (mendiskualifikasi) Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01, H. Joko
Widodo dan K.H. Ma’ruf Amin, MA, sebagai Peserta
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2019;
5) Menetapkan Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil
Presiden Nomor Urut 2, H. PRABOWO SUBIANTO
dan H. SANDIAGA SALAHUDDIN UNO sebagai
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode tahun
2019-2024;

74
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

6) Memerintahkan kepada TERMOHON untuk seketika


untuk mengeluarkan surat keputusan tentang
penetapan H. PRABOWO SUBIANTO dan H.
SANDIAGA SALAHUDDIN UNO sebagai presiden dan
wakil presiden terpilih tahun 2019-2024; Atau,
7) Memerintahkan TERMOHON untuk melaksanakan
Pemungutan Suara Ulang secara jujur dan adil di
seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 22E ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945.

 KETERANGAN TERTULIS BAWASLU KOTA DEPOK


1) Menindaklanjuti Surat Edaran dari Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor: 419/PL.02.1-SD/01/KPU/III/2019
tentang “TINDAK LANJUT TEMUAN DATA DARI
BADAN PEMENANGAN NASIONAL 02” Bawaslu Kota
Depok telah membuat Laporan Hasil Pengawasan
berdasarkan Formulir Model A Perihal “HASIL
PENGAWASAN PEMILU NOMOR :
54/LHP/PM.00.02/III/2019”, tanggal 17 Maret 2019 terkait
tindak lanjut temuan data dari Badan Pemenangan Nasional
02 tersebut, Pada hari Minggu tanggal 17 Maret 2019 KPU
Kota Depok beserta Bawaslu Kota Depok telah melakukan
Verifikasi Faktual terhadap temuan data dari BPN 02,
berdasarkan elemen-elemen yang diajukan oleh BPN 02,
antara lain:
1. Pemilih dengan tanggal lahir 1 Januari;
2. Pemilih dengan tanggal lahir 1 Juli;
3. Pemilih dengan tanggal lahir 31 Desember;
4. Pemilih berusia lebih 90 tahun;

75
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

5. Pemilih berusia kurang 17 tahun.


Bahwa Bawaslu Kota Depok melakukan pengawasan
melekat terkait tindak lanjut yang dilaksanakan oleh KPU
Kota Depok terkait SE KPU RI untuk melakukan verifikasi
faktual secara acak sebanyak 1 pemilih dari setiap kategori
yang ada pada temuan BPN 02, bahwa hasil dari sampling
yang dilakukan oleh KPU Kota Depok adalah sebagai
berikut :
1. Data Pemilih Lahir 1 Januari: Rudiyanto (Kecamatan
Cinere)
2. Data Pemilih Lahir 1 Juli: Banu Banaryadi (Kecamatan
Bojongsari)
3. Data Pemilih Lahir 31 Desember: Sudiyah (Kecamatan
Sukmajaya)
4. Data Pemilih Usia >90 Tahun: H. Madropi (Kecamatan
Tapos)
5. Data Pemilih Usia <17 Tahun: Upie Mega Andriani
(Kecamatan Bojongsari)
1. Kategori Pemilih dengan tanggal lahir 1 Januari
Tempat,
NIK NAMA Tanggal Alamat Keterangan
Lahir
Jl. Raya
Gandul
Tanggal
Demak, No. 54 A,
Lahir di
326040101840006 Rudiyanto 01-01- Gandul,
KTP sesuai
1984 Cinere,
Kota
dengan DPT

Depok

76
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

2. Kategori Pemilih dengan tanggal lahir 1 Juli


Tempat,
NIK NAMA Tanggal Alamat Keterangan
Lahir

Vila
Pamulang
Tanggal
Blok DE,
Klaten, Lahir di
Banu Pondok
3276030107640006 01-07- KTP sesuai
Banaryadi Petir,
1974 dengan
Bojongsari,
DPT
Kota
Depok

3. Kategori Pemilih dengan tanggal lahir 31 Desember


Tempat,
NIK NAMA Tanggal Alamat Keterangan
Lahir

Jl. Cisadane Tanggal


No.69, Lahir di
Gombong,
3276057112420035 Sudiyah Abadijaya, KTP sesuai
31-12-1942
Sukmajaya, dengan
Kota Depok DPT

77
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

4. Kategori Pemilih berusia lebih dari 90 tahun


Tempat,
NIK NAMA Tanggal Alamat Keterangan
Lahir

Kp.
Tahun Lahir
Kebayun,
Bogor, Benar 1925
H. Tapos,
3276101404250001 14-04- dan Warga
Madropi Tapos,
1925 tersebut
Kota
masih hidup
Depok

5. Kategori Pemilih berusia kurang dari 17 tahun


Tempat,
NIK NAMA Tanggal Alamat Keterangan
Lahir

Jl. Ali
Usia
Andong
Upie Depok, memang 17
Bojongsari,
3276101404250001 Mega 10-05- tahun namun
Bojongsari,
Andriani 2002 sudah
Kota
menikah
Depok

Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan analisa data


dan verifikasi faktual di seluruh Kecamatan dari tanggal 19
s/d 29 Maret 2019 terhadap Data DPTHP-2 terkait 6
Kategori yang terindikasi bermasalah oleh BPN 02, data hasil
pengawasan sebagai berikut;

78
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Rekapitulasi Verifikasi Faktual 6 Kategori

Perbandingan Analisa Data Bawaslu Kota Depok dengan BPN 02

Beberapa catatan hasil pengawasan yang ditemukan Bawaslu


Kota Depok;

a. Bahwa verifikasi faktual di lakukan di seluruh


Kecamatan se-Kota Depok terhadap 6 Kategori dengan
jumlah sampel 807 dengan hasil 582 MS dan 225 TMS;
b. Secara faktual (6 kategori) terdapat pemilih yang
keberadaannya ada tetapi data nya tidak sesuai, seperti
tahun lahir yang tidak wajar;

79
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

c. Masih ditemukan data pemilih yang meninggal terutama


di kategori diatas usia 90 tahun sebanyak 27 orang
dengan kelahiran tahun dibawah 1928;
d. Dalam kategori kelahiran 1/1, 1/7, 31/12, terdapat data
pemilih telah meninggal, berbeda data serta telah pindah
domisili tapi masih masuk ke dalam DPTHP2.

Bahwa Bawaslu Kota Depok telah merekomendasikan


kepada KPU Kota Depok agar dapat mengambil langkah
perbaikan Daftar Pemilih dan menyampaikan hasil tindak
lanjut rekomendasi secara tertulis kepada Bawaslu Kota
Depok, dengan Surat Rekomendasi Nomor :
116/K.Bawaslu.JB-18/PM.00.02/IV/2019 terkait hasil
Verifikasi Faktual oleh Bawaslu Kota Depok beserta jajaran
dengan dikelompokkan dalam 6 Kategori yang diajukan
keberatannya oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02.

Bahwa atas rekomendasi yang disampaikan oleh Bawaslu


Kota Depok, KPU Kota Depok menindaklanjuti hal tersebut
dengan uraian sebagaimana terlampir dalam BA KPU Kota
Depok Tentang Rekapitulasi dan Penetapan DPTHP-3
tertanggal 2 April 2019, adapun pemilih yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 4264 pemilih dengan rincian
laki-laki berjumlah 2043 dan perempuan berjumlah 2221
pemilih.

B. Permohonan Partai Demokrat Perihal Permohonan Pembatalan


Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU
RI) Nomor 987/PL.01.08-KPT/06/KPU/V/2019 Tentang
Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan

80
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Anggota Dewan


Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Tentang Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat Nasional dan
Penetapan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 dan Berita Acara
KPU RI Nomor 135/PL.8-BA/06/KPU/V/2019 tentang
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat
Nasional dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019
Dibuat di Jakarta, 21 Mei 2019 dan diterima oleh Mahkamah
Konstitusi pada Hari Jum’at, 24 Mei 2019 Pukul 01.04 WIB.
 POKOK PERMOHONAN & PETITUM
1) Persandingan Perolehan Suara Partai Politik untuk pengisian
keanggotaan DPRD Kota Depok – Provinsi Jawa Barat
2) Bahwa pada saat proses rekapitulasi kecamatan Limo,
tanggal 18 April 2019 sampai dengan tanggal 2 Mei 2019 yang
bertempat di aula kecamatan Limo, Pemohon tidak
mendapatkan data hasil rekapitulasi suara tingkat kelurahan
(DAA1) pada saat rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara
tingkat kecamatan tanggal 2 Mei 2019 yang seharusnya
diperuntukkan untuk dijadikan acuan pada saat rapat pleno
rekapitulasi suara tingkat kecamatan (DA1);
3) Bahwa Pemohon menemukan adanya indikasi praktek
kecurangan dan penambahan suara pada Daftar Pemilih
Tambahan (DPTb) dan daftar pemilih khusus (DPK) pada
saat pleno rekapitulasi suara tingkat kota yang terdapat
adanya penambahan suara yang besar pada data DPR RI
Provinsi, Kota;

81
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

1) Mengabulkan Permohonan Pemohon Untuk


Seluruhnya;
2) Memerintahkan TERMOHON untuk PSU di semua
TPS kecamatan Limo Kota Depok;

 KETERANGAN BAWASLU KOTA DEPOK

Bahwa berdasarkan Pokok Permohonan Pemohon yang


didalilkan pada halaman 24 dan 25, Bawaslu Kota Depok
menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 12
September 2018 pada Tahapan Pemutakhiran Data
Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih terkait
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
DPSHP dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum Tahun 2019, disampaikan sebagai berikut:
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Rekapitulasi
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan DPSHP
dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum Tahun 2019 Tingkat Kota Depok yang
dilaksanakan pada Tanggal 21 Agustus 2018 pukul
14.30 WIB – 16.30 WIB di Margo Hotel, Jl.
Margonda Raya No. 358, Kemiri Muka, Kec. Beji,
Kota Depok;
b. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan DPSHP dan Penetapan Daftar Pemilih

82
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Tetap Pemilihan Umum Tahun 2019 Tingkat Kota


Depok sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor Nomor 11 Tahun
2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
c. Bahwa dari Hasil Pengawasan Rekapitulasi Daftar
Pemilih Sementara Hasil Perbaikan DPSHP dan
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum
Tahun 2019 Tingkat Kota Depok, Bawaslu Kota
Depok mendapatkan BA KPU Kota Depok Nomor
346/PP.03.1-BA/3276/KPU-Kot/VIII/2018 Tentang
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih
Hasil Perbaikan DPSH dan Penetapan Daftar
Pemilih Tetap Pemilihan Umum Tahun 2019;
d. Bahwa tindak lanjut dari Laporan Hasil Pengawasan
tersebut, Bawaslu Kota Depok melakukan Rapat
Pleno dan menuangkannya ke dalam Berita Acara
Nomor : 01/BA/Bawaslu-JB.25/IX/2018 Tentang
Hasil Pengawasan Pencermatan Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Pemilihan Umum Tahun 2019,
sehingga Bawaslu Kota Depok mengeluarkan Surat
Rekomendasi Nomor 155/Bawaslu-JB.25/IX/2018
Perihal Hasil Pengawasan Pencermatan terhadap
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Tahun 2019
Tingkat Kota Depok tertanggal 12 September 2018.

2. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang


dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 14
September 2018 pada Tahapan Pemutakhiran Data

83
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih terkait


Rekapitulasi Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil
Perbaikan Pemilihan Umum Tahun 2019, disampaikan
sebagai berikut;
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Rekapitulasi
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
Pemilihan Umum Tahun 2019 Tingkat Kota Depok
yang dilaksanakan pada Tanggal 13 September 2018
pukul 22.30 WIB – 14 September 2018 pukul 01.50
WIB di Kantor KPU Kota Depok;
b. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan
Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Perbaikan DPSH
dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum Tahun 2019 Tingkat Kota Depok sesuai
dengan yang diatur dalam Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 Tentang
Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
c. Bahwa dari Hasil Pengawasan Rekapitulasi
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
Pemilihan Umum Tahun 2019 Tingkat Kota Depok,
Bawaslu Kota Depok mendapatkan BA KPU Kota
Depok Nomor 348/PP.03.-BA/3276/KPU-
Kot/IX/2018 Tentang Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap
Hasil Perbaikan Pemilihan Umum Tahun 2019;
d. Bahwa tindak lanjut dari Laporan Hasil Pengawasan
tersebut, Bawaslu Kota Depok mengeluarkan Surat

84
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Rekomendasi Nomor 95/Bawaslu-JB.25/X/2018


Perihal Rekomendasi (Penetapan Daftar Pemilih
Tetap Hasil Perbaikan Pemilihan Umum Tahun
2019 Tingkat Kota Depok) tertanggal 18 September
2018;

3. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang


dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 13
November 2018 pada Tahapan Pemutakhiran Data
Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih terkait Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2)
disampaikan sebagai berikut;
a. Bahwa dari Hasil Pencermatan Rekapitulasi
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan
Pemilihan Umum Tahun 2019 Tingkat Kota Depok,
Bawaslu Kota Depok merekomendasikan untuk
menunda Penetapan Daftar Pemiilih Tetap Hasil
Perbaikan Kedua (DPTHP-2) yang dituangkan
dalam Surat Rekomendasi Bawaslu Kota Depok
Nomor: 223/Bawaslu-Prov.JB-25/PM.00.02/XI/2018
Perihal Rekomendasi;
b. Bahwa setelah Bawaslu Kota Depok memberikan
Rekomendasi, KPU Kota Depok menyampaikan
tindaklanjutnya yang tertuang dalam BA KPU Kota
Depok 402/PK.01-BA/3276/KPU-Kot/XI/2018
Tentang Tindak Lanjut Rekomendasi Bawaslu Kota
Depok Nomor 223/Bawaslu-Prov.JB-
25/PM.00.02/XI/2018 Perihal Rekomendasi yang

85
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dilaksanakan pada Hari Senin, 10 Desember 2018 di


Hotel Bumi Wiyata Kota Depok;
4. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 10
Desember 2018 pada Tahapan Pemutakhiran Data
Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih terkait Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2)
disampaikan sebagai berikut;
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok beserta jajaran telah
melakukan pengawasan dan pencermatan terhadap
pelaksanaan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan
Penetapan Daftar Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan
Kedua (DPTHP-2) Tingkat Kecamatan Se-Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019 yang
dilaksanakan sebelum Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Tingkat Kota
Depok di masing-masing Kecamatan Se-Kota Depok;
b. Bahwa tindak lanjut dari Laporan Hasil Pengawasan
tersebut, Bawaslu Kota Depok mengeluarkan Surat
Rekomendasi Nomor 273/Bawaslu-Prov.JB-
25/PM.00.02/XII/2018 Perihal Rekomendasi
(Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019) tertanggal 09
Desember 2018;
c. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar

86
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2)


Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019
berdasarkan Surat Edaran Ketua Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor : 1429/PL.02.1-
SD/01/KPU/XI/2018 tertanggal 21 November 2018
Perihal Perpanjangan masa kerja penyempurnaan
DPTHP selama 30 hari atas Rekomendasi Bawaslu
dan masukan Partai Politik Peserta Pemilu, juga telah
sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Daftar
Pemilih Di Dalam Negeri Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum;
d. Bahwa dari Hasil Pengawasan Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Kota
Depok mendapatkan BA KPU Kota Depok Nomor
408/PK.01-BA/3276/KPU-Kot/XII/2018 Tentang
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan
Daftar Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua
(DPTHP-2) Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum
Tahun;

5. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang


dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 14
Februari 2019 Perihal Koordinasi Bersama KPU Kota
Depok sebelum Pleno DPTb di tingkat Kecamatan
dilaksakanan bertempat di Bawaslu Kota Depok, 16
Februari 2019 perihal Pengawasan dan Pencermatan

87
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pleno DPTb di Kecamatan se-Kota Depok dan 17


Februari 2019 perihal Pengawasan dan Pencermatan
Pleno DPTb tingkat Kota Depok pada Tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar
Pemilih terkait Hasil Rekapitulasi Daftar Pemilih
Tambahan (DPTb) Di Tingkat Kecamatan Se-Kota
Depok;
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Rekapitulasi
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Di Tingkat
Kecamatan Se-Kota Depok sampai dengan tanggal 16
Februari 2019 di seluruh Kecamatan di Kota Depok;
b. Bahwa tindak lanjut dari Laporan Hasil Pengawasan
tersebut, Bawaslu Kota Depok mengeluarkan Surat
Rekomendasi Nomor 034/Bawaslu.JB-
25/PM.00.02/II/2019 Perihal Rekomendasi Hasil
Pengawasan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan
Daftar Pemilih Khusus (DPK) Tingkat Kota Depok
Pemilihan Umum Tahun 2019 tertanggal 16 Februari
2019;
c. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemilih Tambahan (DPTb) Pemilihan Umum Tahun
2019 Kota Depok yang telah dituangkan dalam BA
KPU Kota Depok Nomor 103/PK.01-BA/3276/KPU-
Kot/II/2019 Tentang Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih
Tambahan (DPTb) Pemilihan Umum Tahun 2019
Kota Depok tertanggal 17 Februari 2019, berdasarkan

88
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

atas Rekomendasi Bawaslu Kota Depok Nomor


034/Bawaslu.JB-25/PM.00.02/II/2019 Perihal
Rekomendasi Hasil Pengawasan Daftar Pemilih
Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK)
Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019
tertanggal 16 Februari 2019 dan juga telah sesuai
dengan amanah Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
6. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan dan
Pencermatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kota
Depok tertanggal 20 Maret 2019 pada Tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar
Pemilih terkait Pencermatan hasil dari Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih
Tambahan Kedua (DPTb-2), disampaikan sebagai
berikut;
a. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih
Tambahan Tahap Kedua (DPTb-2) Pemilihan Umum
Tahun 2019 Tingkat Kota Depok Nomor 119/PK.01-
BA/3276/KPU-Kot/III/2019 dan juga telah sesuai
dengan amanah Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum;

89
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

7. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang


dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok tertanggal 17
Maret 2019 Perihal Pengawasan melekat terhadap
verifikasi factual yang dilakukan oleh KPU Kota Depok,
19 Maret 2019 Perihal Analisa dan Verifikasi Faktual
Temuan BPN; dan 29 Maret 2019 Perihal Analisa dan
Verifikasi Faktual Temuan BPN pada Tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar
Pemilih terkait Pencermatan hasil dari Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih
Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3), disampaikan
sebagai berikut;
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan Analisa
dan verifikasi faktual terhadap hasil Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih
Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2) Tingkat
Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019 dan juga
terhadap temuan BPN 02 pada tingkat Kota Depok
yang dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2018
sampai dengan 2 April 2019 yang telah tertuang
dalam alat kerja pengawasan sehingga Bawaslu Kota
Depok mengeluarkan Surat Rekomendasi Nomor
116/K.Bawaslu.JB-18/PM.00.02/IV/2019 Perihal
Rekomendasi Pleno Penetapan DPTHP-3 tertanggal 2
April 2019;

b. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan Rapat


Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3)

90
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019


berdasarkan atas Rekomendasi Bawaslu Nomor
116/K.Bawaslu.JB-18/PM.00.02/IV/2019 dan juga telah
sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
c. Bahwa dari Hasil Pengawasan Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Kedua 3 (DPTHP-3) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Kota
Depok mendapatkan BA KPU Kota Depok Nomor
126/PK.01-BA/3276/KPU-Kot/IV/2019 Tentang Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3)
Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019;
d. Bahwa dari hasil Pengawasan Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Kedua 3 (DPTHP-3) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Kota
Depok mendapatkan BA KPU Kota Depok Nomor
126/PK.01-BA/3276/KPU-Kot/IV/2019 Tentang Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3)
Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019
yang dituangkan dalam Formulir Laporan Hasil
Pengawasan tertanggal 2 April 2019;
8. Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang

91
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok pada Tahapan


Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar
Pemilih terkait Pencermatan hasil dari Rapat Pleno
Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih
Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) dan
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Tingkat
Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019 tertanggal 11
April 2019, disampaikan sebagai;
a. Bahwa Bawaslu Kota Depok telah melakukan Analisa
dan verifikasi faktual terhadap pelaksanaan Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2)
Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019
yang dilaksanakan pada tanggal 2 April 2019 sampai
dengan 11 April 2019 yang telah tertuang dalam Form
Laporan Hasil Pengawasan;
b. Bahwa KPU Kota Depok telah melaksanakan Rapat
Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar
Pemiilih Tetap Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3)
dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
Tingkat Kota Depok Pemilihan Umum Tahun 2019
tertanggal 11 April 2019 berdasarkan atas Surat
Edaran Ketua KPU RI Nomor : 651/PL.02.1-
SD/01/KPU/IV/2019 tertanggal 9 April 2019 Perihal
Tindak lanjut putusan Mahkamah Konstitusi RI
Nomor : 20/PUU-XVII/2019 dan Tindak lanjut Rapat
Pleno DPTHP 3 juga telah sesuai dengan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan

92
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Umum Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan


Daftar Pemilih Di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
c. Bahwa dari Hasil Pengawasan Rapat Pleno Terbuka
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemiilih Tetap
Hasil Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) dan Rekapitulasi
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019 tertanggal 11
April 2019, Bawaslu Kota Depok mendapatkan BA
KPU Kota Depok Nomor 133/PK.01-BA/3276/KPU-
Kot/IV/2019 Tentang Rapat Pleno Terbuka
Perubahan Rekapitulasi Daftar Pemiilih Tetap Hasil
Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) dan Rekapitulasi
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) Tingkat Kota
Depok Pemilihan Umum Tahun 2019;
9. Bahwa mengenai selisih suara yang dimohonkan oleh
pemohon atas nama ADITYA WIRAADIPUTRA
selaku Calon Anggota Legislatif Nomor Urut 2 Partai
Demokrat Kota Depok Daerah Pemilihan II Beji, Cinere,
dan Limo Bawaslu Kota Depok menerangkan
berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang
dilaksanakan oleh Bawaslu Kota Depok dengan Nomor
112/LHP/PM.00.02/V/2019 tertanggal 9 Mei 2019 pada
tahapan Rekapitulasi dan Penetapan Hasil
Penghitungan Suara Tingkat Kota Depok, disampaikan
sebagai berikut:
a. Bahwa hasil pengawasan Panwaslu Kecamatan Limo
pada saat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi hasil
Perhitungan Suara di tingkat Kecamatan Limo yang

93
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

telah dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Limo


pada tanggal 18 April sampai dengan 1 Mei 2019,
rekapitulasi dihadiri oleh 5 orang Ketua dan Anggota
PPK Limo, 3 Orang Anggota Panwascam Limo, 12
Orang saksi partai serta 2 orang saksi Paslon
Pemilihan Presiden;
b. Bahwa, rekapitulasi baik tingkat kelurahan maupun
kecamatan berjalan dengan lancar sampai dengan
selesai. Seluruh saksi menandatangani sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
calon anggota dewan perwakilan rakyat dari setiap
TPS di daerah pemilihan dalam wilayah kecamatan
yang tertuang pada dokumen Model DAA1-DPR;
c. Bahwa, rekapitulasi baik tingkat kelurahan maupun
kecamatan berjalan lancar sampai dengan selesai.
Seluruh saksi menandatangani sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara calon anggota
dewan perwakilan rakyat daerah provinsi dari setiap
TPS di daerah pemilihan dalam wilayah kecamatan
yang tertuang pada dokumen Model DAA1-DPRD
Provinsi;
d. Bahwa, rekapitulasi baik tingkat kelurahan maupun
kecamatan berjalan lancar sampai dengan selesai.
Seluruh saksi menandatangani sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara calon anggota
dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten/Kota
dari setiap TPS di daerah pemilihan dalam wilayah
kecamatan yang tertuang pada dokumen Model
DAA1-DPRD Kabupaten/Kota;

94
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

e. Bahwa, rekapitulasi tingkat Kota Depok berjalan


dengan penuh dinamika yang sudah diuraikan secara
rinci di dalam Form Laporan Hasil Pengawasan yang
telah dilampirkan diatas. Seluruh saksi
menandatangani catatan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara calon anggota dewan
perwakilan rakyat daerah Kabupaten/Kota dari
setiap desa/kelurahan dari setiap desa/kelurahan di
daerah pemilihan dana wilayah kecamatan yang
dituangkan dalam Model DA1 Plano DPRD Kab/Kota,
juga ditambahkan sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara calon anggota dewan
perwakilan rakyat daerah Kabupaten/Kota dari
setiap desa/kelurhaan di daerah pemilihan dalam
wilayah kecamatan Model DA1 serta salinannya.
f. Bahwa, sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara calon anggota dewan perwakilan
rakyat daerah Kabupaten/Kota dari setiap Kecamatan
di daerah pemilihan dalam wilayah Kabupaten/Kota
pemilihan umum tahun 2019 yang dituangkan dalam
Model DB1 DPRD Kab/Kota;
g. Bahwa, beberapa saksi termasuk saksi dari Partai
Demokrat Kota depok mengajukan keberatan saksi
yang dituangkan dalam Formulir Pernyataan
keberatan saksi atau catatan kejadian khusus
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di
tingkat Kabupaten/Kota Model DB2-KPU (Formulir
keberatan saksi) sehingga menurut hasil pengawasan
bahwa proses rekapitulasi di tingkat Kota Depok

95
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

untuk kecamatan Limo tidak terdapat catatan atau


kejadian khusus pada saat proses;
h. Bahwa, pada saat Pleno Rekapitulasi ditingkat Kota
Depok yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2019
sampai dengan 10 Mei 2019 bertempat di Hotel Bumi
Wiyata dan Aula Kantor Kecamatan Pancoran Mas
yang di hadiri oleh Bawaslu Kota Depok, PPK Se-
Kota Depok, Panwaslu Kecamatan Se-Kota Depok
dan para saksi Partai Politik, adapun perolehan suara
masing-masing partai politik berdasarkan Sertifikat
Rekapitulasi Hasil dan Rincian Perolehan Suara
Kelurahan pada Pemilihan Umum tahun 2019
Formulir Model DAA1 Kelurahan Limo, yang berasal
dari C1 Sertifikat Hasil Penghitungan Suara calon
anggota dewan perwakilan rakyat daerah
Kabupaten/Kota Pemilihan Umum tahun 2019 yang
pada pokoknya adalah sebagai berikut:

DPTb DAA1- DPTb DAA1-


DPTb DAA1-
NO TPS DPRD DPRD
DPR
PROVINSI KAB/KOTA

Laki laki 1 Laki laki 1 Laki laki 1


1. 86
Perempuan 0 Perempuan 2 Perempuan 2

i. bahwa berdasarkan hasil pengawasan pelaksaanaan


Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, Bawaslu Kota
Depok melaksanakan pengawasan Melekat dan

96
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

menuangkannya di Form A Laporan Hasil


Pengawasan (LHP) dan alat kerja pengawasan,
terkait keberatan dari saksi Partai Demokrat
walaupun mereka pada akhirnya menandatangi
Berita Acara hasil Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Suara, sehingga terjadi sinkronisasi pada Pleno
Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara di tingkat Kota
Depok.

LIMO
No.. TPS LIMO {Semula} Jumlah
{Menjadi}

Laki laki 1 Laki laki 1


1. 86 3 Orang
Perempuan 0 Perempuan 2
R
i
Riwayat hasil sinkronisasi pada tabulasi DPR RI setelah
dilakukan Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara di
tingkat Kota Depok.
j. Bahwa, berdasarkan Foto C1 Sertifikat yang di dapat
oleh Pengawas Tempat Pemungutan Suara 86
Kelurahan Limo, Kecamatan Limo pada saat
pengawasan pemungutan suara pada tanggal 17
sampai dengan 18 April 2019 menyajikan data sebagai
berikut;

97
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

DPTb DPTb DPTb


NO. TPS DAA1-DPR DAA1-DPRD DAA1-DPRD
PROVINSI KAB/KOTA
Laki laki 1 Laki laki 1 Laki laki 1
1. 86
Perempuan 0 Perempuan 2 Perempuan 2

k. Bahwa, pada saat Pleno Rekapitulasi ditingkat Kota


Depok yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2019
sampai dengan 10 Mei 2019 bertempat di Hotel Bumi
Wiyata dan Aula Kantor Kecamatan Pancoran Mas
yang di hadiri oleh Bawaslu Kota Depok, PPK Se-
Kota Depok, Panwaslu Kecamatan Se-Kota Depok
dan para saksi Partai Politik, adapun perolehan suara
masing-masing partai politik berdasarkan, Model
C1-DPR Sertifikat Hasil Penghitungan Suara calon
anggota dewan perwakilan rakyat daerah
Kabupaten/Kota Pemilihan Umum tahun 2019 TPS
52, Model C1-DPRD Provinsi Sertifikat Hasil
Penghitungan Suara calon anggota dewan
perwakilan rakyat daerah Kabupaten/Kota
Pemilihan Umum tahun 2019 TPS 52 dan Model C1-
DPRD Kab/Kota Sertifikat Hasil Penghitungan Suara
calon anggota dewan perwakilan rakyat daerah
Kabupaten/Kota Pemilihan Umum tahun 2019 TPS
52, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

98
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

DPK DPK
DPK
NO. TPS DAA1-DPRD DAA1-DPRD
DAA1-DPR
PROVINSI KAB/KOTA

Laki laki 12 Laki laki 12 Laki laki 2

1. 52 Perempuan 12 Perempuan 12 Perempuan 4

Jumlah 24 Jumlah 24 Jumlah 6


l. B
a
hwa, pada saat Pleno Rekapitulasi ditingkat Kota
Depok yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2019
sampai dengan 10 Mei 2019 bertempat di Hotel Bumi
Wiyata dan Aula Kantor Kecamatan Pancoran Mas
yang di hadiri oleh Bawaslu Kota Depok, PPK Se-
Kota Depok, Panwaslu Kecamatan Se-Kota Depok
dan para saksi Partai Politik, adapun perolehan suara
masing-masing partai politik berdasarkan Sertifikat
Rekapitulasi Hasil dan Rincian Perolehan Suara
Kelurahan pada Pemilihan Umum tahun 2019
Formulir Model DAA1-DPR Kelurahan Meruyung,
Sertifikat Rekapitulasi Hasil dan Rincian Perolehan
Suara Kelurahan pada Pemilihan Umum tahun 2019
Formulir Model DAA1-DPRD Provinsi Kelurahan
Meruyung, Sertifikat Rekapitulasi Hasil dan Rincian
Perolehan Suara Kelurahan pada Pemilihan Umum
tahun 2019 Formulir Model DAA1-DPRD Kab/Kota
Kelurahan Meruyung, yang pada pokoknya adalah
sebagai berikut :

99
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

DPK DPK
DPK
NO. TPS DAA1-DPRD DAA1-DPRD
DAA1-DPR
PROVINSI KAB/KOTA
Laki laki 12 Laki laki 12 Laki laki 2
1. 52 Perempuan 12 Perempuan 12 Perempuan 4
Jumlah 24 Jumlah 24 Jumlah 6

m. Bahwa berdasarkan hasil pengawasan pelaksaanaan


Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, Bawaslu Kota
Depok melaksanakan pengawasan Melekat dan
menuangkannya di Form A Laporan Hasil
Pengawasan (LHP) dan alat kerja pengawasan,
terkait keberatan dari saksi Partai Demokrat
walaupun mereka pada akhirnya menandatangi
Berita Acara hasil Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Suara, meskipun telah terjadi sinkronisasi pada
Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara di tingkat
Kota Depok.
n. Bahwa, pada tanggal 20 Mei 2019 Bawaslu Kota
Depok Menerima Laporan dari Saudara Lewi
Octaviano berlaku atas nama DPC Partai Demokrat
Kota Depok yang dalam hal ini bertindak sebagai
Pelapor, Bawaslu Kota Depok menerima dan
meregistrasi Laporan tersebut dengan nomor :
03/LP/PL/ADM/Kot/13.07/V/2019 laporan terkait
permohonan pelanggaran administrasi dengan pokok
permohonan yang sama dengan permohonan yang
ada pada Mahkamah Konstitusi.

100
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

o. Bahwa, Bawaslu Kota Depok telah melaksanakan


Sidang Administrasi Pemilu terhadap pelanggaran
tersebut dengan amar putusan “Memutuskan, serta
menyatakan terlapor tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata
cara, prosedur, atau mekanisme pada tahapan pemilu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”
C. Permohonan Partai Berkarya Perihal Permohonan Pembatalan
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU
RI) Nomor 987/PL.01.08-KPT/06/KPU/V/2019 Tentang
Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019 Dibuat di Jakarta, 24 Mei 2019
dan diterima oleh Mahkamah Konstitusi pada Hari Jum’at, 24
Mei 2019 Pukul 01.39 WIB.
 POKOK PERMOHONAN & PETITUM
Bahwa termohon telah salah dan keliru dalam melakukan
perhitungan perolehan suara Pemohon, sehingga sangat
memengaruhi perolehan kursi Pemohon pada Pemilihan
Umum Legislatif DPR RI Tahun 2019 pada Daerah Pemilihan
(Dapil) sebagai berikut:

101
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Suara Suara Suara Suara Suara Suara

Nama Gerindra Garuda Berkarya Gerindra garuda Berkarya Selisih


No Suara
Dapil SK KPU (987/PL.01.08- PERHITUNGAN

KPT/06/KPU/V/2019) PEMOHON

Jawa
1 Barat 369,993 6,847 31,577 269,993 685 137793 106,162

VI

1) Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk


seluruhnya;
2) Membatalkan Keputusan KPU Nomor 987/PL.01.08-
KPT/06/KPU/V/2019 Tentang Penetapan Hasil
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden,
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Secara Nasional
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019;
3) Menetapkan hasil perolehan Suara Pemohon untuk
Pemilihan DPR RI sebesar 4.582.150 suara;
4) Memerintahkan kepada Termohon Komisi Pemilihan
Umum untuk melaksanakan Keputusan ini.

 KETERANGAN TERTULIS BAWASLU KOTA DEPOK


Bahwa mengenai selisih suara yang dimohonkan oleh
pemohon selaku Ketua Umum Partai Berkarya, menerangkan
berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan yang dilaksanakan
oleh Bawaslu Kota Depok dengan Nomor
112/LHP/PM.00.02/V/2019 tertanggal 9 Mei 2019 pada

102
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

tahapan Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan


Suara Tingkat Kota Depok Bahwa, pada saat Pleno
Rekapitulasi ditingkat Kota Depok yang dilaksanakan pada
tanggal 5 Mei 2019 sampai dengan 10 Mei 2019 bertempat di
Hotel Bumi Wiyata dan Aula Kantor Kecamatan Pancoran
Mas yang di hadiri oleh Bawaslu Kota Depok, PPK Se-Kota
Depok, Panwaslu Kecamatan Se-Kota Depok dan para saksi
Partai Politik.
Bahwa, rekapitulasi tingkat Kota Depok berjalan dengan
penuh dinamika yang sudah diuraikan secara rinci di dalam
Form Laporan Hasil Pengawasan yang telah dilampirkan
diatas. Seluruh saksi menandatangani catatan rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara calon anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dari setiap desa/kelurahan di daerah
pemilihan dalam wilayah kecamatan yang dituangkan dalam
Model DA1 DPR serta salinannya.
Bahwa dalam proses Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara di
tingkat KPU Kota Depok baik yang dilaksanakan di Hotel
Bumi Wiyata hingga dilaksanakan di Kantor Kecamatan
Pancoran Mas telah sesuai dengan mekanisme dan peraturan
yang berlaku;
Bahwa dalam pelaksanaan Pleno Rekapitulasi Perolehan
Suara di tingkat KPU Kota Depok saksi dari partai Berkarya
tidak ada yang mengajukan keberatan (Form DB-2) dan
menandatangani Formulir DB1- DPR RI oleh saksi Partai
Berkarya.

103
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Perolehan Suara Partai Politik


No Kecamatan
Gerindra Garuda Berkarya

1 Beji 17.469 221 738


2 Bojongsari 11.640 229 1.588
3 Cilodong 16.978 287 948
4 Cimanggis 20.912 315 1.306
5 Cinere 8.138 121 1.040
6 Cipayung 17.617 235 910
7 Limo 9.462 283 1.021
Pancoran
8 22.904 303 1.254
Mas
9 Sawangan 14.314 269 1.544
10 Sukmajaya 20.927 308 1.523
11 Tapos 30.771 620 1.944

Total 191.132 3.191 13.816

Bahwa berdasarkan hasil pengawasan pelaksaanaan


Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, Bawaslu Kota Depok
melaksanakan pengawasan Melekat dan menuangkannya di
Form A Laporan Hasil Pengawasan (LHP) dan alat kerja
pengawasan, terkait keberatan dari saksi Partai Demokrat
walaupun mereka pada akhirnya menandatangi Berita Acara
hasil Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara, sehingga terjadi
sinkronisasi pada Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara
di tingkat Kota Depok.
Bahwa sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara calon anggota dewan perwakilan rakyat dari setiap

104
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Kecamatan di daerah pemilihan dalam wilayah


Kabupaten/Kota pemilihan umum tahun 2019 yang
dituangkan dalam Model DB-1 DPR.

P enulis menyimpulkan bahwasanya dari uraian-uraian


yang telah dijabarkan diatas terdapat dua cara yang dapat
ditempuh dalam menegakkan hukum pemilu.
Pertama, Civil Process. Ia merupakan mekanisme koreksi
terhadap hasil pemilu yang diajukan oleh peserta pemilu kepada
lembaga peradilan yang berwenang. Mekanisme ini banyak
ditempuh peserta pemilu karena dianggap memiliki prosedur yang
relatif cepat yang sekaligus dapat menganulir keputusan hasil
pemilu. Mekanisme ini juga sudah diadopsi oleh beberapa negara,
termasuk Indonesia dan Filipina. Di Indonesia, Mahkamah
Konstitusi mendapat mandat memutus perselisihan hasil pemilu
sebagaimana ketentuan Pasal 24 C ayat (1) UUD NRI 1945 yang
kemudian dijabarkan melalui UU No. 24 tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi yang pada prinsipnya perselisihan hasil suara
pemilu diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi dengan cakupan
kewenangan yang lebih luas, dari pemilu presiden, legislatif, dan
pemilukada. Berbeda praktik di Filipina, yang hanya menangani
perselisihan hasil pemilu berlaku hanya untuk pemilu presiden.
Itupun hanya ditangani melalui Pengadilan Tinggi. Sayangnya
acapkali, sengketa perselisihan hasil pemilu di Mahkamah
Konstitusi ini tidak dibarengi oleh para peserta pemilu dengan
mengikuti proses penyelesaian sengketa sebelumnya yaitu:
pelanggaran administratif, pelanggaran pidana secara tuntas.
Padahal apa yang diputus Mahkamah Konstitusi dalam sengketa
perselisihan hasil sangat dipengaruhi oleh mekanisme penyelesaian

105
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

kedua jenis sengketa sebelumnya. Bahkan jika kita melihat praktik


di Mongolia, Nepal, dan Kamboja, seseorang yang telah didaulat
menduduki jabatan di parlemen dapat di-recall apabila terbukti di
Pengadilan melakukan pelanggaran pemilu.

Kedua, Crime Process. Yaitu proses penyelesaian permasalahan


hukum pemilu yang berlaku; baik pidana pemilu, administrasi
pemilu maupun kode etik penyelenggaraan pemilu. Bahkan dalam
konteks hukum ketatanegaraan mutakhir perlu dipikirkan juga
memasukkan “nomenklatur” penyelesaian sengketa “Informasi
Pemilu” sejalan dengan berlakunya UU No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia.

106
BAGIAN 3
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

BAB III

PERAN KEHUMASAN BAWASLU KOTA DEPOK

P eran kehumasan Badan Pengawas Pemilihan Umum


(Bawaslu) secara umum sangatlah penting
membangun citra dan menjembatani penyampaian informasi dari
dalam

dalam institusi kepada masyarakat maupun dari luar institusi ke


internal Bawaslu. Karenanya, humas diharapkan mampu mengemas
perwajahan institusi Bawaslu melalui media internal yang dimiliki
sekaligus dapat menjalin kemitraan strategis dengan stakeholder.

Menurut Abdullah, Ketua Bawaslu Jawa Barat, setidaknya humas


memiliki dua peran penting, yaitu sebagai ujung tombak dalam
penyampaian visi misi maupun agenda program Bawaslu dan juga
berperan sebagai pelayan informasi. Masih berkaitan dengan fungsi
kehumasan sebagai citra diri lembaga, Abdullah menyampaikan bahwa
bawaslu juga mungkin akan berhadapan dengan stakeholder yang kontra
terhadap Bawaslu. Atau berkaitan dengan gagasan Bawaslu untuk
membangun issue masyarakat untuk peduli dan mau melakukan
penolakan terhadap politik uang, bagaimana bawaslu bisa memainkan
perannya agar gagasan itu tersampaikan. Adapun peran kedua, humas
sebagai fungsi pelayanan publik bisa dilakukan dengan cara
mengumpulkan seluruh data dan informasi terkait kerja-kerja
kelembagaan.
Bentuk-Bentuk Kerja Kehumasan Bawaslu Kota Depok
1. Website
Website Bawaslu Kota Depok sangat penting untuk
menginformasikan dan mensosialisasikan berbagai kegiatan

109
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

pencegahan dan pengawasan yang dilakukan jajaran Bawaslu di pusat


dan di daerah dalam seluruh tahapan Pemilu 2019. Masyarakat tidak
perlu sampai mendatangi kantor Bawaslu Kota Depok untuk
mengetahui apa saja yang telah dilakukan Bawaslu Kota Depok untuk
mewujudkan Pemilu bersih, jujur, adil dan bermartabat.
Karenanya, jajaran Bawaslu khususnya yang membidangi
kehumasan, publikasi dan sosialisasi harus pro-aktif menyebarluaskan
informasi yang perlu diketahui masyarakat melalui berbagai media
yang ada baik internal maupun eksternal. Personil humas, publikasi
dan sosialisasi sedapat mungkin menjalin kemitraan strategis dengan
berbagai stakeholder khususnya kalangan media massa.

Website : http://bawasludepok.com/

2. Media Sosial
Di era disrupsi digital ini, memiliki media sosial menjadi sebuah
keharusan bagi Bawaslu sebagai sarana publikasi dan dokumentasi
kegiatan serta sarana interaksi antara internal Bawaslu dengan
masyarakat luas maupun sebaliknya. Dalam hal ini Bawaslu Kota
Depok memiliki website, facebook, fanpage, instagram dan twitter sebagai
sarana informasi dan komunikasi.

110
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Facebook Fanpage

Instagram Twitter

111
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

FOLLOWERS
Facebook : 254 Fanpage : 256 Instagram : 1119 Twitter : 55
Facebook :
Twitter : 55 254
Fanpage : 256

Instagram :
1119

Diagram Followers Media Sosial Bawaslu Kota Depok

3. Konferensi Pers
Bawaslu Kota Depok juga menyelenggarakan konferensi pers
yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang bergulir di
masyarakat seputar kepemiluan.
Diantaranya yang mendapat sorotan khalayak ramai hingga
media nasional adalah beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang
dinilai bersifat provokatif dan mendiskreditkan salah satu pasangan
calon presiden dan wakil presiden. Dalam hal ini Bawaslu Kota
Depok meninjau langsung ke kantor pos yang digunakan sebagai
sarana penyebaran tabloid tersebut dan menghimbau masyarakat
untuk menahan peredarannya.

Sidak di Kantor Pos Konferensi Pers

112
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

4. Rilis Media Cetak dan Online


Peran kehumasan Bawaslu kota Depok dengan insan pers di
kota Depok berjalan cukup baik. Dalam setiap tahapan pengawasan
yang sudah berjalan, Bawaslu kota Depok melibatkan peran aktif
media serta kelompok masyarakat, yang dimaksudkan agar
informasi hasil pengawasan dapat tersampaikan ke semua segmen.
Bawaslu kota Depok sebagai sumber informasi awal yang kemudian
selanjutnya diinformasikan oleh media, baik media cetak maupun
online. Banyaknya frekuensi Bawaslu kota Depok dalam
pemberitaan di media dapat disimpulkan Bawaslu Kota Depok
menjadi Media Darling dan sumber rujukan kepemiluan di tingkat
lokal.

Acara Refleksi Pengawasan Pemilu yang diselengarakan oleh


Bawaslu Kota Depok dimuat di koran Radar Depok (2/9)

113
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Rilis resmi yang rutin dikeluarkan oleh Bawaslu Kota Depok

Rilis Bawaslu Kota Depok yang dimuat di Media Online

114
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“PSU! Tanya Kenapa?”

PSU adalah kepanjangan dari Pemungutan Suara


Ulang. Yakni diadakannya Pemungutan Suara
Ulang pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) di suatu wilayah yang
mengalami masalah atau Pelanggaran dalam Pemilu. Mekanisme yang
dilakukan dalam PSU sama dengan Pemungutan Suara yang dilakukan
pada hari Penyelenggaraan.

Bicara soal PSU, Depok merupakan salah satu Kota pertama di


Jawa Barat yang melaksanakan PSU pada gelaran Pemilu 2019.
Peristiwa tersebut terjadi di TPS 65 Kelurahan Jatijajar Kecamatan
Tapos, Depok. PSU di Kota Depok terjadi karena adanya kesalahan
pada pengguna hak pilih. Yaitu, sebanyak 7 pengguna dari luar daerah
yang bukan Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan bukan juga Daftar Pemilih
Khusus (DPK) mencoblos surat suara tanpa menggunakan formulir A5.

Foto Pelaksanaan PSU TPS 65 Kel. Jatijajar Tapos, Depok

Pada aturan yang benar, warga dari luar daerah tempat


pemungutan suara dan tidak memiliki kartu tanda penduduk
setempat, harus membawa formulir A5 untuk menggunakan hak

115
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

pilihnya. Akibat kekeliruan tersebut maka diadakan PSU, hal ini sesuai
dengan apa yang diatur pada “Pasal 65 ayat (2) Peraturan KPU Nomor
3 Tahun 2019 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pemilihan Umum.

Pemungutan Suara Ulang di Kota Depok terjadi karena adanya


kerjasama yang baik antar penyelenggara Pemilu. Terhadap
pelanggaran yang terjadi, Bawaslu Kota Depok memberikan surat
rekomendasi kepada KPU Kota Depok untuk melakukan Pemungutan
Suara Ulang, dan oleh KPU Kota Depok surat rekomendasi tersebut
ditindak lanjuti sesuai sebagaimana mestinya. Jelas saja yang demikian
merupakan kerjasama yang saling melengkapi antar Penyelenggara
Pemilu demi terciptanya Pemilihan Umum yang jujur dan adil.

Pimpinan Bawaslu Jawa Barat, Depok dan Polresta Depok

Secara keseluruhan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang


(PSU) Kota Depok yang berlangsung pada tanggal 27 April 2019
berjalan dengan lancar dan sukses. Acara berlangsung dari pukul 07.00

116
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

WIB sampai dengan Pukul 22.00 WIB. Dengan diadakannya PSU ini
tentu akan lebih memberikan rasa keadilan bagi peserta pemilu
maupun masyarakat Kota Depok. Harapannya di Pemilihan-pemilihan
selanjutnya yang berlangsung di Kota Depok dapat berjalan lebih tertib
lagi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Tapos bersama pihak Kepolisian mengawal


PSU.

117
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“Platform Pengawasan Digital”


(SiPitung, LHP Online, Cyber Patrol)

P enggunaan teknologi informasi (TI) dalam pengawasan


artinya melakukan pengawasan dengan bantuan
(memanfaatkan) teknologi informasi. Dalam arti melakukan
transformasi sistem proses kerja secara manual ke sistem yang berbasis
elektronik. Beberapa organisasi yang pada awalnya disusun untuk
keperluan proses kerja secara manual pada akhirnya bisa jadi perlu
diubah dan disesuaikan untuk memungkinkan berjalannya sistem
elektronik secara efektif dan optimal.
Tentu saja tidak semua proses kerja dapat ditransformasi ke
dalam sistem elektronik. Ada beberapa yang masih harus mengunakan
sistem manual, tetapi ada sebagian besar lainnya yang dapat dikerjakan
dengan lebih cepat, efektif dan efisien melalui bantuan sistem
elektronik. Dalam pemanfaatan teknologi diperlukan arsitektur dan
kerangka pengembangan yang jelas agar hasilnya juga maksimal.
Penerapan teknologi di Bawaslu Kota Depok adalah merupakan upaya
untuk mengembangkan pengawasan yang berbasiskan elektronik
dalam rangka meningkatkan kualitas kerja secara efektif dan efisien.
Pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur 2018,
Bawaslu Kota Depok sudah membuat satu aplikasi sebagai alat
tambahan yang bertujuan untuk mempermudah Bawaslu Kota Depok,
Panwaslu Kecamatan maupun PPL dan PTPS dalam proses pembuatan
laporan pengawasan. Aplikasi tersebut dinamai Sipitung (Sistem
Aplikasi Pengawasan Pungut Hitung) Bawaslu Kota Depok. Namun
dipastikan akan berbeda dengan Pemilu tahun 2019. Maka dari itu,
pengembangan dari aplikasi Sipitung dilakukan Bawaslu Kota Depok

118
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

untuk menyesuaikan dengan proses yang dibutuhkan. Aplikasi ini


dapat di akses melalui browser dengan memasukan URL
http://admin.bawasludepok.com/. Bukan hanya pengembangan, tapi
dilakukan juga penambahan fitur yang diharapkan dapat membantu
proses-proses pengawasan. Penambahan fitur tersebut adalah Form A
Online dan Pengawasan Media Sosial.

1. Pengunaan Aplikasi Sejatinya aplikasi SiPitung sudah digunakan


secara resmi pada Pemilu tahun 2018,
namun untuk penambahan fitur
Form A Online dan Pengawasan
Media Sosial mulai dapat diproses
pada Bulan Desember 2018.

A. Pengawas TPS

Aplikasi untuk PTPS dapat


diakses melalui browser dengan url
http://pTPS.bawasludepok.com/
dengan memasukan username dan
password yang sudah didaftarkan
oleh administrator tingkat
kecamatan. Berikut adalah tampilan
dan form-form yang terdapat pada
aplikasi PTPS. Pada aplikasi PTPS
berisi cara pengisian serta form-form
C1 dari Presiden, DPR RI, DPD,

119
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

B. Pengawas Pemilu Kecamatan

Aplikasi untuk Pengawas Pemilu Kecamatan dapat diakses


melalui browser dengan url http://admin.bawasludepok.com/ dengan
memasukan username dan password yang sudah didaftarkan oleh
administrator tingkat kota. Berikut adalah bagian tampilan, form-form
input dan output yang terdapat pada aplikasi pengawas Pemilu
kecamatan.

120
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

B.1 Sipitung

121
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pada Aplikasi Sipitung tingkat Pengawas Pemilu Kecamatan berisikan


halaman overview, cara penggunaan, dokumentasi ekspor data, sampai
output data hasil pengisian Form C1 dari user PTPS berdasarkan
kecamatan masing-masing.

B.2 Pengawasan Media Sosial

Untuk fitur Pengawasan Media Sosial terdapat 2 menu yaitu input data
pengawasan dan tabel riwayat pengawasan.

122
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

B.3 Form A Online

123
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Untuk fitur Form A Online terdapat 2 menu yaitu input data Form A
dan tabel riwayat pengisian.

C. Pengawas Kabupaten/Kota
Aplikasi untuk Pengawas Kabupaten/Kota dapat diakses
melalui browser dengan url http://admin.bawasludepok.com/ dengan
memasukan username dan password yang sudah ditentukan. Berikut
adalah menu-menu yang terdapat pada aplikasi Pengawas Pemilu Kota
Depok.

Berikut adalah bagian tampilan, form-form input dan output yang


terdapat pada aplikasi Pengawas Pemilu Kota Depok.

124
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

C.1 Pengaturan User

125
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

C.2 Sipitung

126
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Pada Aplikasi Sipitung tingkat Pengawas Kota berisikan halaman


overview, dokumentasi
ekspor data, jumlah suara
partai, sampai output data
hasil pengisian Form C1 dari
user PTPS. Pada umumnya
sama dengan tingkat
pengawas kecamatan,
namun pada level pengawas
kota data yang ditampilakan
merupakan keseluruhan
data se-Kota Depok. Pada
user kota pun terdapat Saint
Lague untuk DPRD
Kabupaten/Kota.

127
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

C.3 Pengawasan Media Sosial

128
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Terdapat 2 sub menu pada Fitur Pengawasan Media Sosial, yaitu data
hasil input dan infografis dari hasil inputan user pengawas kecamatan.
Berikut disampaikan hasil dari fitur Pengawasan Media Sosial;

Jumlah data input dari masing-masing kecamatan

Jumlah partai-partai yang diawasi

Media Sosial yang diawasi

129
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Jenis Pelanggaran yang dilakukan

C.4 Form A Online

Untuk fitur Form A Online terdapat 2 menu yaitu


input data Form A dan tabel riwayat pengisian.
Kegiatan Pengawasan Pemilu Umum Serentak
2019 diharapkan dapat membantu Bawaslu dalam
memfasilitasi laporan dan informasi awal dari
seluruh pengawas Pemilu secara berjenjang dan
real time seluruh wilayah di Indonesia dengan
Sistem Pengawasan Pemilu SIWASLU 2019.

130
BAGIAN 4
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

“Bawaslu Kota Depok dalam Angka”

131
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

1 Kursi 12 Kursi 2 Kursi

3 Kursi 10 Kursi 4 Kursi

5 Kursi 10 Kursi 3 Kursi

Komposisi Perolehan Kursi


Menurut Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan

Perempuan
24%

Laki-Laki
76%

132
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

Lampiran
(Untuk Mengakses Lampiran dapat melalui Scan QR Code
dibawah ini)

133
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

MARS PENGAWAS PEMILU


Cipt: Gunawan Suswantoro
( Sekjen Bawaslu RI )

Kami Pengawas Pemilihan Umum


Mengabdi Tuk Negara dan Berjiwa Pancasila
Bertugas Tuk Mengawal Demokrasi Bangsa
Indonesia

Berdasar Undang-Undang Kami Pun Berdiri


Wujudkan Harapan Reformasi
Kobaran S’mangat Kami Tak Akan Berhenti
Ayo Awasi !

Jujur Adil Mandiri, Berintegritas Tinggi


Menjaga Hak Pilih Di Seluruh Negri
Bersama Rakyat Awasi Pemilu
Demokrasi Maju

Pengawas Pemilu, Tonggak Demokrasi Bangsa


Bersama Badan Pengawas Pemilu
Kita Tegakkan Keadilan Pemilu

Pengawas Pemilu, Tonggak Demokrasi Bangsa


Bersama Badan Pengawas Pemilu
Kita Tegakkan Keadilan Pemilu

Kita Tegakkan Keadilan Pemilu

134
MENGURAI JEJAK DEMOKRASI
(DALAM ANTOLOGI PENGAWASAN PEMILU 2019
DI TANAH DEPOK)

135

Anda mungkin juga menyukai