Anda di halaman 1dari 7

Optimalisasi Pengolah Kata Untuk Penyusunan Dan Presentasi Karya Ilmiah

1. Format template

Menulis pada dasarnya merupakan sebuah proses yang kreatif. Terkhusus untuk menulis
karya ilmiah dituntut untuk bagi seorang peneliti sains, dimana penggabungan antara
kreatifitas dengan berpikir kritis menjadi sebuah kunci sukses menulis. Sayangnya, banyak
ilmuwan tidak menganggap diri mereka sebagai penulis yang memenuhi syarat, medapat
tugas menulis diaggap memaksa dan sulit. Bagi para pemula yang belum berpengalaman
dalam menulis artikel untuk jurnal ilmiah, ada beberapa rahasia untuk dibagikan: “Anda tidak
harus menjadi penulis yang baik untuk menulis makalah ilmiah yang baik”. Alasannya adalah
ini: ada cara untuk bagaimana menyusun dan mengatur sebuah makalah ilmiah, sehingga
ilmuwan atau penulis dapat fokus pada apa yang mereka tahu paling baik — sains — dan
kekhawatiran yang berkurang tentang penulisan.

Artikel Ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari beberapa proses ilmiah mlai dari
sebuah penemuan melalui riset dan hasil tersebut dituangkan dalam sebuah tulisan (artikel)
selanjutnya diterbitkan oleh majalah atau jurnal ilmiah. Artikel yang telah terbit dapat
dinyatakan bersifat ilmiah (artikel ilmiah) jika telah diuraikan secara sistematis, empiris, dapat
dibuktikan, objektif, rasional dan menjelaskan metode penelitian yang telah digunakan dalam
penelitian tersebut.

Perbedaan utama antara penulisan artikel berbasis jurnal dan tulisan yang ditemukan pada
umumnya adalah berada pada ruang lingkup media yang sangat terbatas. Sebuah makalah
ilmiah tidak harus menjadi segalanya bagi semua orang. Untuk menghasilkan artikel ilmiah,
syarat dasar yang harus diikuti penulis adalah standar struktur dan pengorganisasian artikel
tersebut. Penulis juga dihadapkan dalam aturan, batas-batas dan format tulisan. Namun hal ini
bukan menjadi sesuatu hambatan bagi penulis karena pada umumnya pembaca akan fokus
pada konten, yang sering menghasilkan makalah yang lebih baik.

1.1 Standar Struktur Artikel Ilmiah

Sebagian besar artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah saat ini menerapkan struktur
dan format yang sederhana. Sebagian besar makalah pada jurnal menggunakan format yang
dsebut dengan IMRaD (Introduction, Method, Results and Discussion). Adapun model
penulisan artikel dengan struktur IMRaD dapat dilihat pada Gambar 6.1. Format ini menjadi
acuan dari penulisan artikel, meskipun beberapa jurnal telah memvariasikan dan
mengembangkan format sesuai dengan ciri khas jurnal tersebut.tentu saja ada banyak jenis
variasi yang dapat dibentuk yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara penulis
dengan pembaca. Ada dua keuntungan untama dalam mengikuti struktur IMRaD yakni
memudahkan penulis untuk mengatur isi makalah dan memudahkan pembaca untuk informasi
yang mereka cari. Pembahasan berikut akan dijelaskan setiap standar setiap komponen secara
rinci.
In
M W
H
W R
SD
trH
O
HOe
is
oYA
WWcst
dul
P
THh
u
uets
Ao
ss
cn Td
a
io
tidPn
oaed
nh
Puld
eu a
Gambar 1. Struktur
nah “IMRaD” sebagai model penulisan artikel ilmiah
dn
a. Pendahuluan
ul (Introduction)
Pendahuluan
a )u memuat hal-hal pertama yang akan dilalui oleh pembaca sebelum sampai
pada keseluruhan
a tulisan ilmiah. Tujuan dari bab Pendahuluan adalah menyediakan
informasihyang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami penelitian yang Anda
lakukan. n)
ulBagian Pendahuluan ini harus dapat menarik perhatian pembaca dan
sebaiknya dituliskan secara singkat untuk menghindari pembaca kehilangan perhatian.
u secara jelas dan singkat maka umumnya dua atau tiga paragraf sudah
Jika dituliskan
cukup untuk bab Pendahuluan.
a
Berikut penjelasan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan penulis dalam
menyusun n pendahuluan dari sebuah artikel ilmiah:
)
1. Memberikan pengantar tentang substansi artikel sesuai dengan topik dan
masalahnya, terutama alasan-alasan baik teoretis maupun empiris yang melatar
belakangi kegiatan penulisan artikel.
2. Memuat secara eksplisit dengan singkat dan jelas tentang arah, maksud, tujuan
serta kegunaan artikel agar substansi artikel tidak menimbulkan kerancuan
pengertian, pemahaman dan penafsiran makna bagi pembacanya. Memuat secara
eksplisit dengan singkat dan jelas tentang arah, maksud, tujuan serta kegunaan
artikel agar substansi artikel tidak menimbulkan kerancuan pengertian,
pemahaman dan penafsiran makna bagi pembacanya.
3. Semua pembahasan yang mencakup point (1) dan (2) tadi dalam format
Pendahuluan pada artikel ilmiah tidak lagi dipilah-pilah ke dalam sub-sub bab.
Semuanya telah “dilebur” menjadi satu kesatuan yang utuh.
4. Pembahasan tentang Metodologi sepanjang tidak diatur dalam persyaratan
penulisan yang ditentukan oleh pengelola jurnal, sebaiknya juga tidak dibahas
tersendiri dalam suatu sub-bab.
5. Kalaupun harus ada pembahasan khusus tentang Metodologi hendaknya tidak
perlu panjang, cukup pointpoint pentingnya saja, apalagi bila hal itu menyangkut
tentang rumus-rumus yang berbelit-belit.
6. Pendahuluan hendaknya dimulai dengan kalimat pemaparan langsung terhadap
pokok atau topik yang akan dibahas. Artinya, hindari pernyataan-pernyataan yang
bersifat terlalu umum sehingga terkesan “melambung-lambung” dan berlebihan.
7. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci sesuai dengan topik dan
permasalahannya kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat dengan
menggunakan tata bahasa yang baku (Mien A. Rifiai: 2005).
8. Kalimat-kalimat awal seharusnya merupakan hasil pemikiran sendiri, bukan
kutipan.
9. Selanjutnya silakan mengembangkan (semua) pemikiran itu berdasarkan wawasan
terbaru penulisnya atau bisa juga dilengkapi dengan cara mengomparasikannya
dengan pemikiran-pemikiran orang lain yang relevan.
10. Penyajiannya harus runut secara kronologis dan sistematis. Artinya, kaitan logika
antara alinea pertama dengan berikutnya harus jelas.
11. Oleh karena artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian tentu saja tidak semua
substansi laporan penelitian layak untuk diangkat dan dikemukakan dalam
pendahuluan sebagai pengantar penulisan artikel.
12. Laporan penelitian pada umumnya ditulis dengan bahasa sangat formal sehingga
terkesan kaku. Di dalam pendahuluan hal itu perlu diedit kembali agar lebih enak
dibaca, lebih mudah dipahami dan dimengerti maknanya.
13. Pilih dan pilah bagian-bagian materi laporan penelitian yang penting untuk
dipertahankan dan yang harus dibuang, disesuaikan dengan materi artikel.
14. Buatlah catatan-catatan khusus pada bagian-bagian laporan penelitian yang perlu
dimasukkan dalam pendahuluan terkait dengan materi artikel, terutama
temuantemuan terbaru agar materi artikel benarbenar menyajikan informasi
mutakhir.
15. Penting mengemukakan pula konsep-konsep pemikiran yang berasal dari temuan-
temuan penelitian lapangan sejenis sebelumnya, seyogyanya yang terbaru.
16. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta temuan-temuan penelitian
sebelumnya bermanfaat sebagai bahan komparasi dan sekaligus penguatan,
pengayaan serta penajaman pembahasan, analisis serta penafsiran-penafsiran.
17. Lebih penting daripada itu, untuk menghindari terjadinya redundansi penelitian
18. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta temuan-temuan terdahulu
tersebut seyogyanya telah dicerna sehingga tidak lagi berupa kutipan-kutipan utuh
yang lebih merupakan “parade pernyataan orang”.
19. Posisi keilmuan penulis dalam keseluruhan tulisan artikel itu sedapat mungkin
sudah harus muncul dalam pendahuluan ini, agar pembaca secara lebih awal sudah
dapat memahami arah pemikiran, pendekatan serta paradigma yang digunakan.
20. Semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi acuan utama untuk bab-bab
selanjutnya, agar konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah dapat terjaga
dengan baik.

b. Metode (Method)
Artikel ilmiah sebenarnya adalah sebuah tulisan yang melaporkan tentang telah
ditemukannya suatu ‘pengetahuan baru’ sebagai hasil dari penelitian atau eksperimen
yang dilakukan oleh autor. Temuan baru ini harus telah teruji kebenarannya. Suatu
‘artifact’ atau hasil temuan yang diperoleh secara kebetulan, tidak selayaknya
dikatakan sebagai suatu ‘ilmu pengetahuan’, karena tidak /belum tentu memenuhi
kriteria sebagai suatu hasil yang reproduceable. Oleh karena itu, jurnal ilmiah luar
negeri biasanya mensyaratkan bahwa data yang ditampilkan dalam artikel harus
merupakan hasil dari eksperimen yang telah diulang (bukan hanya perlakuannya yang
diulang), misalnya data yang ditampilkan merupakan data dari paling tidak dua kali
eksperimen, atau satu eksperimen namun memiliki ulangan atau sampel yang
representatif (sering jauh lebih banyak daripada batas minimum yang ditentukan).
Layak tidaknya data yang ditampilkan umumnya merupakan tugas utama seorang
editor atau Dewan Redaksi Pakar, dan bukan tanggung jawab Redaksi Pelaksana.
Kejelasan (clarity) merupakan syarat utama dari suatu artikel ilmiah yang baik. Oleh
karena itu, bagian Bahan dan Metode yang digunakan di dalam melaksanakan suatu
eksperimen, haruslah ditulis dengan sejelas mungkin, sehingga jika orang lain yang
berkompeten mengulang riset yang sama akan diperoleh hasil yang relatif sama pula
(penelitian haruslah repeatable dan data hasil penelitian haruslah reproduceable).
Orang yang berkompeten adalah orang yang memiliki latar belakang kemampuan atau
bidang ilmu yang relatif sama.
Beberapa kiat untuk menguji apakah bagian Bahan dan Metode dari naskah
artikel kita sudah jelas atau belum :
1. Cobalah rekan anda untuk membaca bagian tersebut, dapatkah rekan tersebut
mengikuti alur pelaksanaan penelitian kita?
2. Dalam menjelaskan secara detil, cobalah jawab pertanyaan berikut : (a) Apakah
pembaca umumnya sudah mengenal metode yang saya lakukan? (b) Apakah detil
dari metode yang dilakukan berperan penting dalam eksperimen saya?
3. Jika bahan yang digunakan cukup banyak, maka tampilkan bahan-bahan tersebut
dalam tabel khusus atau kalau perlu, jelaskan dengan gambar/diagram. Bahan
yang dimaksud misalnya adalah nama-nama isolat mikrob, judul buku-buku yang
dikaji, nama varietas yang diuji, dan sebagainya.
4. Jangan menyebut satu per satu bahan eksperimen (sebagaimana mahasiswa
melakukannya dalam menulis skripsi), tetapi rangkaikanlah urutan pekerjaan
menjadi suatu kalimat/paragraf yang menceritakan bagaimana bahan-bahan
tersebut digunakan di dalam eksperimen/riset.
5. Jika Metode yang digunakan meniru dari apa yang sudah dilakukan orang, maka
pencantuman referensi merupakan hal yang mutlak dilakukan. Jika suatu teknik
yang digunakan sudah sangat dikenal, dapat saja kita hanya dengan menyebutkan
nama teknik tersebut. Sedangkan jika metode yang digunakan adalah metode
ciptaan sendiri (sesuatu yang jarang sekali terjadi dalam riset ilmiah zaman
modern ini), maka rincian secara detil merupakan suatu hal yang mutlak harus
dijelaskan dalam artikel.
6. Dalam menyebutkan bahan percobaan, spefisikasi teknis, kuantitas, sumber
perolehan, dan metode penyiapan bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen,
harus dijelaskan secara detil. Jika suatu produk komersil digunakan, berikan nama
dan alamat perusahaan produsennya di dalam kurung setelah produk tersebut
ditulis.
c. Hasil (Results)
Tergantung dari style suatu jurnal ilmiah, bagian ‘Hasil’ ada yang dipisahkan dari, dan
ada pula yang disatukan dengan bagian ‘Pembahasan’. Bagian “Hasil” merupakan bagian
artikel yang bertujuan untuk menyampaikan informasi baru hasil temuan dari eksperimen /
riset yang telah kita lakukan.
Terdapat kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis artikel ilmiah dalam
membuat bagian ‘Hasil’ ini, yaitu banyak penulis yang mengulang-ulang pernyataan dari
apa yang sudah jelas tertuang dalam gambar dan grafik. Jika tabel dan gambar telah
dipersiapkan dengan benar dan baik, maka hasil dan desain eksperimen juga pasti sudah
nampak jelas. Oleh karenanya, tabel, grafik, dan ilustrasi lainnya dalam bagian Hasil ini
haruslah dengan jelas menggambarkan data eksperimen. Data yang sudah ada dalam tabel,
gambar, grafik dan ilustrasi lainnya jangan diulas panjang lebar di dalam teks. Hanya
temuan yang bermakna (significant) dan yang berkorelasi dengan tujuan eksperimen saja
yang ditonjolkan. Tidak perlu semua data ditampilkan.
Hal ini tidak berarti bahwa kita harus menutup-nutupi jika terdapat kelemahan di dalam
eksperimen kita. Hal-hal negatif yang mungkin timbul dari eksperimen yang kita lakukan
juga harus mendapat tempat untuk dibahas dalam bagian “Hasil”. Jika artikel melaporkan
lebih dari satu eksperimen, maka tujuan setiap eksperimen harus dinyatakan secara tegas di
dalam teks. Hasil-hasilnya harus dikaitkan satu sama lain, oleh karenanya, banyak jurnal
yang menggabungkan bagian Hasil dengan Diskusi/Pembahasan.

Membuat Ilustrasi Yang Efektif

Ilustrasi dalam manuskrip/naskah artikel ilmiah dapat berupa foto, gambar, grafik, atau
tabel. Foto, kecuali kalau sangat penting, biasanya tidak dianjurkan karena harus memenuhi
persyaratan yang ketat, antara lain harus dicetak pada kertas glossy, sebaiknya hitam putih,
dibuat dalam halaman terpisah, dan sebagainya. Selain itu, perlu diingat pula bahwa biaya
pencetakan foto sangat mahal. Dalam membuat ilustrasi, janganlah mengada-ada. Jika hasil
yang ingin disampaikan dapat dikemukakan dalam kalimat sederhana, jangan gunakan tabel
atau grafik. Contoh, perhatikan gambar di bawah ini.

12
10
8
Kuat Arus

6
4
2
0
2 4 6 8
Hambatan Jenis

Data diatas sebenarnya dapat dinyatakan sebagai kalimat sederhana dan ringkas : “..... kuat
arus yang diteliti mencapai maksimal pada hambatan jenis 6”.

Selain tidak efisien, contoh gambar di atas merupakan contoh yang buruk tentang ilustrasi,
karena :
1. Gambar grafiknya bersifat terbuka
2. Tidak mencantumkan satuan dari aksis dan ordinat
3. Belum ada judulnya

Memilih Grafik dan Tabel

- Jika yang ingin ditampilkan adalah “trend” atau kecenderungan perkembangan dari
data, maka pilihlah grafik;
- Jika data berupa angka “mati”, tampilkan dalam tabel;
- Tabel lebih murah dan mudah dibandingkan dengan grafik;
- Pada grafik, jika nilai tertinggi pada absis adalah 78, maka angka tertinggi gunakan
80. Jika menggunakan 100 (terutama jika dalam persen), maka grafik akan jadi kecil
dan banyak ruang kosong;
- Pada grafik, tidak perlu semua titik pada absis di”tandai” karena akan menyebabkan
grafik menjadi sangat penuh.
- Gunakan huruf keterangan absis dan ordinat minimum berukuran 14
- Gunakan simbol yang umum dipakai
- Hindari grafik yang menggunakan warna-warna. Karena jurnal tidak dicetak
berwarna-warni, maka grafik sebaiknya dapat dikenali perbedaannya berdasarkan
tanda-tanda bukan dengan warna.

Judul Ilustrasi

- Ilustrasi (tabel, grafik, dll) harus dapat menjelaskan dengan sendirinya (self
explanatory). Jangan sampai untuk memahami ilustrasi pembaca harus merujuk pada
teks
- Di dalam membuat judul ilustrasi, janganlah menyebut kata ‘grafik’ untuk ilustrasi
berupa grafik, atau kata ‘tabel’ untuk ilustrasi berupa tabel. Pembaca jurnal bukan
orang bodoh yang tidak tahu membedakan grafik dari tabel. Semua orang tahu mana
yang namanya grafik, tabel, atau kurva.
- Tekankan pada “peristiwa” atau “proses” yang ingin ditonjolkan dengan menampilkan
ilustrasi tersebut.
- Kalau tanpa ilustrasi artikel sudah cukup jelas, maka jangan memaksakan
menampilkan ilustrasi, karena biaya ilustrasi cukup mahal. Sebaliknya, jika tulisan
kita sulit dimengerti dan ternyata ilustrasi jauh lebih dapat menjelaskan maksudnya,
maka ilustrasi adalah suatu keharusan.

d. Pembahasan (Discussion)

Di dalam bagian “discussion” penulis berkesempatan untuk membandingkan hasil dari


eksperimen yang dilakukan dengan ilmu yang sudah ada. (Suatu temuan hanya dapat
dikatakan sebagai suatu “ilmu pengetahuan” jika temuan tersebut telah dipublikasikan ke
khalayak secara ilmiah). Hal-hal penting dari temuan eksperimen yang dilakukan kemudian
akan dikelompokan ke dalam “Kesimpulan”. Oleh karena itu, dalam banyak jurnal “Diskusi”
disebut sebagai “Pembahasan”. Bagian Diskusi menafsirkan data yang ditampilkan dalam
bagian Hasil, yang dikaitkan dengan masalah, pertanyaan, atau hipotesis yang ditampilkan di
dalam bagian Pendahuluan.
Suatu diskusi yang baik akan terdiri dari :
1. Prinsip-prinsip, hubungan, dan generalisasi yang didukung oleh data hasil eksperimen
2. Kekecualian, ketiadaan korelasi, dan definisi dari hal-hal yang belum baku,
kesenjangan pengetahuan, dan hal-hal yang memerlukan suatu penyelidikan lanjutan
3. Penekanan pada hasil dan kesimpulan yang baik setuju maupun tidak setuju dengan
hasil-hasil pengamatan lain
4. Implikasi praktis maupun teoritis
5. Kesimpulan, dengan ringkasan bukti-buktinya

Anda mungkin juga menyukai