Disusun oleh :
KELAS B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASILA
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul anotasi putusan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Myrna
Asnawati Safitri, S.H., M.A., Ph.D. pada Hukum Tata Ruang. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Anotasi putusan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A., Ph.D. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.3. Putusan 8
3.1 Simpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
3|Page
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
4|Page
2.1 Informasi Perkara
5|Page
Lingkungan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
(BPMPT) Jawa Barat dengan Nomor 660/10/19.1.02.0/BPMPT/2016 tertanggal 11 Mei
2016. Namun, terdapat berbagai pendapat yang berbeda sehubungan dengan Izin
Lingkungan tersebut, terutama sehubungan dengan permasalahan tata ruang, yang
diakibatkan perbedaan interpretasi terkait penerapan proyek proyek yang memiliki nilai
strategis nasional dan peraturan daerah tentang tata ruang. Untuk memastikan agar
pembangunan dan operasional PLTU Kapasitas 1x1.000 MW Cirebon sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, CEPR bermaksud mengajukan
pengubahan dokumen ANDAL dan RKL-RPL untuk digunakan sebagai acuan dalam
proses penerbitan Izin Lingkungan baru guna menggantikan Izin Lingkungan yang telah
diterbitkan oleh BPMPT Jawa Barat untuk PLTU Kapasitas 1x1.000 MW Cirebon.
Sebagai pertimbangan, pembangunan dan operasional PLTU Kapasitas 1x1.000 MW
Cirebon merupakan kegiatan yang didasarkan pada Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan serta Lampiran VA Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, daerah kabupaten Cirebon telah ditentukan sebagai lokasi untuk Kegiatan
Pembangunan dan Operasional PLTU. Lebih lanjut, berdasarkan ketentuan Pasal 114A
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, apabila kegiatan pemanfaatan ruang bernilai strategis nasional
dan/atau berdampak besar yang belum dimuat dalam peraturan daerah tentang rencana
tata ruang provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, dan/ atau rencana
rincinya, maka izin pemanfaatan ruang tersebut akan didasarkan pada Peraturan
Pemerintah tersebut. Dalam penjelasan umum Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, pemanfaatan ruang dan
pengendalian untuk wilayah yang memiliki nilai strategis nasional sangat berkaitan erat
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sehingga dianggap tercakup oleh
6|Page
wewenang pemerintah pusat serta Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan untuk
menyelesaikan permasalahan adanya ketidaksesuaian antara penerapan proyek proyek
yang memiliki nilai strategis nasional dan peraturan daerah tentang tata ruang. Terkait
dengan hirarki perundang-undangan, Pasal 7 Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan. Sebagai tambahan atas pertimbangan yang telah dijabarkan diatas,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah menerbitkan
surat dengan Nomor 2127/9.1/V/2017 tertanggal 29 Mei 2017 yang pada intinya
menyatakan bahwa pembangunan dan operasional PLTU Kapasitas 1x1.000 MW
Cirebon di kabupaten Cirebon telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sehingga ketidaksesuaian antara penerapan proyek proyek yang
memiliki nilai strategis nasional dan peraturan daerah tentang tata ruang telah
terselesaikan. Oleh karena itu, CEPR bermaksud mengubah dokumen ANDAL dan
RKL-RPL ini agar sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah tercantum
diatas [dan berharap agar Izin Lingkungan baru untuk pembangunan dan operasional
PLTU Cirebon Kapasitas 1x1.000 MW di kabupaten Cirebon dapat segera diterbitkan.]
Format penulisan dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL menggunakan modifikasi
yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012, tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Lampiran I,
Lampiran II dan Lampiran III. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, sehingga dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL
ini dapat disusun sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku untuk
memenuhi harapan semua pihak yang terkait dan berkepentingan.
7|Page
2.2 Kasus Posisi
2.3 Putusan
DALAM PENUNDAAN :
DALAM EKSEPSI :
8|Page
Mundu Daerah Kabupaten Cirebon oleh PT Cirebon Energi Prasarana,
Tertanggal 11 Mei 2016
9|Page
Kecamatan Mundu Daerah Kabupaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi
Prasarana. Baru terbit obyek sengketa in casu
10 | P a g e
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan izin lingkungan dilakukan
berdasarkan prinsip dasar:
Dilakukan terhadap :
11 | P a g e
a) Masyarakat terkena dampak;
1. Lokakarya;
2. Seminar
4. Temu warga;
6. Dialog interaktif;
Masyarakat terkena dampak memilih dan menetapkan sendiri wakilnya yang duduk
sebagai anggota komisi penilai Amdal;
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
13 | P a g e
Pembangunan PLTU dicirebon tentu menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
masyarakat, dampak positifnya adalah kemajuan perekonomian namun dampak yang paling
dirasakan dan dirugikan adalah dampaknya terhadap ligkungan, antara lain adanya polusi udara
yang dihasilkan dari PLTU, getaran mesin, radiasi yang merupakan suara bising yang dihasilkan
dari kipas pendingin yang berkapasitas besar, limbah batu bara sisa bahan bakar utama mesin
PLTU.
3.2 Saran
Dengan dicabutnya permohonan banding oleh Tergugat, seharusnya kita kembali lagi ke
putusan PTUN, yaitu SK Izin Lingkungan PT CEP cacat yuridis dan harus dicabut Jika putusan
PTUN Bandung No. 124/G/LH/2016/PTUN-BDG tertanggal 19 April 2017 menjadi berkekuatan
hukum tetap (inkracht), maka BPMPT Provinsi Jawa Barat selaku Tergugat harus melaksanakan
perintah dalam amar putusan dari putusan PTUN Bandung tersebut, di antaranya adalah
mencabut Izin Lingkungan PLTU Cirebon 1 x 1.000 MW. Sebagai konsekuensi hukum
pencabutan Izin Lingkungan, Izin Usaha PT CEP juga harus dicabut dan kegiatan harus
dihentikan. Dengan BHT-nya putusan ini maka kita bisa lihat bahwa suatu proyek yang
dipaksakan ketika bertentangan dengan rencana tata ruang yang berlaku dan jelas-jelas
melanggar hukum memiliki risiko hukum yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
14 | P a g e
Dusmad DKK. 2017. Putusan
[ https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/bce9e23c1d2abb6007afeb6fff
c78f0a.html ] Diakses pada 22 Oktober 2021.
15 | P a g e