Anda di halaman 1dari 9

10 Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan, Yuk Amalkan!

KHAZANAH ISLAM - Secara hakikat, Ramadhan adalan bulan untuk membakar


semua dosa-dosa. Di bulan ini umat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan
penuh. Barang siapa yang mengerjakannya didasari iman dan ihtisab (mengharap
pahala dari Allah) maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Di bulan ini, pahala amal ibadah juga dilipatgandakan. Orang yang mengerjakan
ibadah sunnah pahalanya diganjar pahala ibadah wajib. Sedangkan pahala ibadah
wajib ganjarannya dilipatgandakan.

Ustaz Farid Nu'man Hasan mengemukakan ada banyak amalan sunnah yang bisa
dikerjakan di bulan Ramadhan dan ganjaran pahalanya berlipat ganda. Di antaranya
termasuk sunnah qauliyah dan fi'liyah. Berikut amalan-amalan Sunnah di bulan
Ramadhan.

1. Bersahur.
Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'laihi wa
sallam bersabda: "Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada
keberkahan." (HR Al-Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095)

Rasulullah SAW juga bersabda:


َ‫س ِّح ِرين‬ َ ُ‫ فَإِنَّ هللاَ َع َّز َو َج َّل َو َماَل ئِ َكتَهُ ي‬،‫ َولَ ْو أَنْ يَ ْج َر َع أَ َح ُد ُك ْم ُج ْر َعةً ِمنْ َما ٍء‬،ُ‫ فَاَل تَ َدعُوه‬،ٌ‫س ُحو ُر أَ ْكلُهُ بَ َر َكة‬
َ َ‫صلُّونَ َعلَى ا ْل ُمت‬ َّ ‫ال‬

"Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walau kalian
hanya meminum seteguk air, karena Allah 'Azza wa Jalla dan para malaikat
mendoakan orang yang makan sahur. (HR. Ahmad dari Dari Abu Sa'id Al Khudri
radhiallahu 'anhu)

Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah mengatakan: "Sebab keberkahannya adalah


karena sahur dapat menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkannya, dan
membuatnya ringan menjalankannya". (Ibid, 1/456)

2. Tadarus Al-Qur'an dan Mengkhatamkannya.


Bulan Ramadhan adalah bulan yang amat erat hubungannya dengan Al-Qur'an,
karena saat itulah Al-Qur'an diturunkan. Karena itu, tadarus (membaca sekaligus
mengkaji) adalah hal yang sangat utama saat itu dan telah menjadi aktivitas utama
sejak masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan generasi terbaik.

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma menceritakan:


ُ ‫َو َكانَ ِج ْب ِري ُل يَ ْلقَاهُ فِي ُك ِّل لَ ْيلَ ٍة ِمنْ َر َمضَانَ فَيُدَا ِر‬
َ‫سهُ ا ْلقُ ْرآن‬
"Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril)
bertadarus Al-Quran bersamanya. (H.R. Bukhari No. 3220)

3. Bersedekah.
Nabi  shallallahu 'alaihi wa sallam telah mencontohkan akhlak yang luar biasa yaitu
kedermawanan. Ketika masuk bulan Ramadhan, Beliau kedermawanan beliau
seperti angin beremhus. Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, menceritakan:
ْ‫ساَل م يَ ْلقَاهُ فِي ُك ِّل لَ ْيلَ ٍة ِمن‬
َّ ‫ضانَ ِحينَ يَ ْلقَاهُ ِج ْب ِري ُل َو َكانَ ِج ْب ِري ُل َعلَ ْي ِه ال‬َ ‫س َوأَ ْج َو ُد َما يَ ُكونُ فِي َر َم‬
ِ ‫سلَّ َم أَ ْج َو َد النَّا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
َ‫سل ِة‬ ْ
َ ‫يح ال ُم ْر‬ َ ْ َ
ِ ‫سل َم أ ْج َو ُد بِالخ ْي ِر ِمنْ ال ِّر‬ َّ َ ‫هَّللا‬
َ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫سو ُل‬ َ َ ُ ْ
ُ ‫سهُ الق ْرآنَ فل َر‬ َ
ُ ‫ضانَ فيُدَا ِر‬
َ ‫َر َم‬

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan


kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril
menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus
Al Quran bersamanya. Maka, Rasulullah benar-benar sangat dermawan dengan
kebaikan laksana angin yang berhembus. (HR. Bukhari No. 3220)

4. Memberi Makanan kepada Orang yang Berbuka Puasa.


Dari Zaid bin Khalid Al Juhani radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
‫ش ْيئًا‬ َّ ‫ص ِمنْ أَ ْج ِر ال‬
َ ‫صائِ ِم‬ ُ ُ‫صائِ ًما َكانَ لَهُ ِم ْث ُل أَ ْج ِر ِه َغ ْي َر أَنَّهُ اَل يَ ْنق‬
َ ‫َمنْ فَطَّ َر‬

"Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka
dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi
sedikit pun pahala orang itu. (HR. At Tirmidzi No. 807, Ahmad No. 21676, An Nasai
dalam As Sunan Al Kubra No. 3332, Al Baihaqi dalam Syuabul Iman No. 3952).

5. Memperbanyak Doa.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
‫صائِ ُم َحتَّى يُ ْف ِط َر َواإْل ِ َما ُم ا ْل َعا ِد ُل َو َدع َْوةُ ا ْل َم ْظلُوم‬
َّ ‫ثَاَل ثَةٌ اَل ت َُر ُّد َد ْع َوتُ ُه ْم ال‬

"Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak: (1) Doa orang yang berpuasa
sampai dia berbuka (2). Pemimpin yang adil (3) Doa orang teraniaya". (HR. At
Tirmidzi No. 2526, 3598, Ibnu Hibban No. 7387. ishahihkan oleh Imam Al Baihaqi).

6. Menyegerakan Berbuka Puasa.


Dari Amru bin Maimun radhiallahu 'anhu:
‫كان أصحاب محمد صلى هللا عليه و سلم أعجل الناس إفطارا وأبطأهم سحورا‬

"Para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling


bersegera dalam berbuka puasa, dan paling akhir dalam sahurnya". (HR. Al Baihaqi
dalam As Sunan Al Kubra No. 7916. Al Faryabi dalam Ash Shiyam No. 52. Ibnu Abi
Syaibah dalam Al Mushannaf No. 9025)
7. Iktikaf di Asyrul Awakhir.
Dari Ummul Muknimin 'Aisyah radhiallahu 'anha:
ُ ‫سلَّ َم َكانَ يَ ْعتَ ِكفُ ا ْل َعش َْر اأْل َ َوا ِخ َر ِمنْ َر َمضَانَ َحتَّى ت ََوفَّاهُ هَّللا ُ ثُ َّم ا ْعتَ َكفَ أَ ْز َو‬
‫اجهُ ِمنْ بَ ْع ِد ِه‬ َ ‫أَنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬

"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf pada 10 hari terakhir bulan
Ramadhan sampai beliau diwafatkan Allah, kemudian istri-istrinya pun iktikaf
setelah itu". (HR. Bukhari, No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad
No. 24613, dan lainnya)

8. Qiyam Ramadhan (Salat Tarawih dan Salat Malam Lainnya).


Salat Tarawih memiliki keutamaan dan ganjaran yang besar sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis shahih.
‫سابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬ ْ ‫سلَّ َم قَا َل َمنْ قَا َم َر َمضَانَ إِي َمانًا َو‬
َ ِ‫احت‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫عَنْ أَبِي ه َُر ْي َرةَ أَنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang


salat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah,
maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu. (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)

9. Umrah.
Ibadah Umrah ketika bulan Ramadhan adalah sebanding pahalanya seperti haji
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dari Ibnu  'Abbas radhiallahu
'anhuma, bahwa Rasulullah berkata kepada seorang wanita Anshar bernama Ummu
Sinan:
‫ضي َح َّجةً أَ ْو َح َّجةً َم ِعي‬
ِ ‫فَإِنَّ ُع ْم َرةً فِي َر َمضَانَ تَ ْق‬

"Sesungguhnya umrah ketika bulan Ramadhan sama dengan menunaikan haji atau
haji bersamaku." (HR. Bukhari No. 1863, Muslim No. 1256)

10. Menjauhi Perbuatan yang Merusak Puasa.


Di antara perbuatan yang merusak puasa Ramadhan adalah menggunjing (ghibah),
adu domba (namimah), menuruti syahwat (rafats), berjudi, dan berbagai perbuatan
fasik lainnya. Perbuatan ini mesti dijauhi agar shaum kita tidak sia-sia. Dari Abu
Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
ُ ‫صيَا ِم ِه إِاَّل ا ْل ُجو‬
‫ع‬ ِ ْ‫س لَهُ ِمن‬
َ ‫صائِ ٍم لَ ْي‬
َ ْ‫َك ْم ِمن‬

"Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya
kecuali hanya lapar saja. (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No.
2720)

Demikian amalan sunnah-sunnah di bulan suci Ramadhan. Semoga kita diberi taufik
dan kekuatan agar bisa mengerjakannya.
10 Amalan Sunnah dalam Berpuasa Ahad 5 Mei 2019 07:00 WIB BAGIKAN : Walau
tak sampai merusak keabsahan ibadah bila dilewatkan, amalan-amalan sunnah dalam ibadah apa pun
tidak boleh diabaikan, demi keutamaan dan kesempurnaan ibadah tersebut. Demikian halnya dengan
amalan-amalan sunnah dalam ibadah puasa. Kaitan dengan ini, Syekh Muhammad ibn ‘Umar Nawawi al-
Bantani (w. 1316) telah merincinya kepada kita semua.  Dalam kitab Nihâyah al-Zain fî Irsyâd al-
Mubtadi’in (Darul Fikr, Beirut, Cetakan I, h. 194), ia menulis ada 10 amalan sunnah yang harus kita
pelihara saat berpuasa. ADVERTISEMENT

Pertama, makan sahur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:   ‫َتسَحَّ رُوا َفإِنَّ فِي‬
‫ُور َب َر َك ًة‬
ِ ‫ ال َّسح‬Artinya, “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-
Bukhari).  Aktivitas sahur sendiri tercapai dengan menyantap sesuatu walaupun hanya sedikit atau
hanya seteguk air. Waktunya adalah selepas tengah malam. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak
sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Dalam hadis lain,
َ ‫اَل َت َزا ُل أ ُ َّمتِي ِب َخي ٍْر َما أَ َّخرُوا ال َّسح‬  Artinya, “Umatku senantiasa berada
Rasulullah menandaskan:  ‫ُور َوعَجَّ لُوا ْالف ِْط َر‬
dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad). 

Kedua, menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib. Namun, itu tentu dilakukan setelah yakin
masuk waktu maghrib, berdasarkan hadis di atas. Saat pertama berbuka, sunnahnya dilakukan dengan
kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, berdasarkan sabda Rasulullah: ADVERTISEMENT   ‫ان‬ َ ‫إِ َذا َك‬
َ ْ ْ ْ
‫ َف َعلَى ال َما ِء َفإِنَّ ال َما َء طهُو ٌر‬،‫ َفإِنْ لَ ْم َي ِج ِد ال َّت ْم َر‬،‫ َفل ُي ْفطِ رْ َعلَى ال َّت ْم ِر‬،‫صا ِئمًا‬ َ
َ ‫ أ َح ُد ُك ْم‬Artinya, “Jika salah seorang berpuasa,
hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu
menyucikan,” (HR Abu Dawud).   Urutan sebaiknya, pertama dengan kurma basah (ruthab) jika ada. Jika
tidak, maka dengan kurma kering (tamar). Jika tidak, maka dengan air. Sebab, sebuah riwayat
menyebutkan, sebelum shalat maghrib, Rasulullah saw. selalu berbuka dengan kurma basah. Jika tidak
ada, beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air putih. Bagaimana
seandainya tidak ada kurma dan air, yang ada misalnya madu dan susu, maka dahulukanlah madu
walaupun sama-sama manis.  ADVERTISEMENT

Ketiga, membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka, antara lain dengan doa berikut:  ‫اللَّ ُه َّم‬
‫ َو َث َبتَ اأْل َجْ ُر إِنْ َشا َء هَّللا ُ َيا َواسِ َع ْال َفضْ ِل ا ِْغفِرْ لِي‬،‫ُوق‬ ِ َّ‫ َوا ْب َتل‬،ُ‫الظ َمأ‬
ُ ‫ت ْال ُعر‬ َّ ‫ب‬َ ‫ت َذ َه‬
ُ َ‫ك َت َو َّكل‬ ُ ْ‫ت َو َعلَى ِر ْزق َِك أَ ْف َطر‬
َ ‫ت َو َعلَ ْي‬ ُ ‫ْت َو ِبك آ َم ْن‬
ُ ‫صم‬ َ َ‫ل‬
ُ ‫ك‬
َ ْ َ
ُ ْ‫ْت َو َر َز َقنِي َفأفطر‬
‫ت‬ Bُ ‫صم‬ُ ‫هلل الذِي َه َدانِي َف‬ َّ ْ
ِ ‫ اَل َحمْ ُد‬Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku
beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah
sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-
Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat
berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka.”   Atau dengan doa yang lebih pendek
dan masyhur:  ‫ِك َيا أَرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ُ ْ‫ت َو َعلَى ِر ْزق َِك أَ ْف َطر‬
َ ‫ت ِب َرحْ َمت‬ ُ ‫ْت َو ِبك آ َم ْن‬
ُ ‫صم‬ َ َ‫اللَّ ُه َّم ل‬  Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-
ُ ‫ك‬
Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat
yang maha penyayang di antara para penyayang.”

Keempat, mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar agar bisa menuanikan ibadah
dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi
setelah fajar. Kendati tidak bersedia mandi seluruh tubuh sebelum fajar, hendaknya mencuci bagian-
bagian tersebut (yang sekiranya rawan masuk air) disertai dengan niat mandi besar.  

Kelima, menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti
berbohong dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa. 

Keenam, menahan diri dari segala hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa, meskipun itu tidak sampai
membatalkan, seperti berlebihan dalam mengadakan makanan atau minuman, bersenang-senang
dengan perkara-perkara yang sejalan dengan keinginan dan kepuasan nafsu, baik yang didengar (seperti
musik), ditonton, disentuh, diraba, dicium, dan sebagainya. Sebab semua itu tak seiring dengan hikmah
dari ibadah puasa.  

Ketujuh, memperbanyak sedekah, baik kepada keluarga, kaum kerabat, maupun tetangga. Berilah
mereka makanan secukupnya. Kendati tidak ada, jangan sampai luput walau hanya seteguk air atau
sebiji kurma, berdasarkan sabda Rasulullah saw.: ‫ إِاَّل أَ َّن ُه اَل َي ْنقُصُ مِنْ أَجْ ِر الصَّائ ِِم‬،ِ‫ِب لَ ُه م ِْث ُل أَجْ ِره‬ َ ‫َمنْ َف َّط َر‬
َ ‫ ُكت‬،‫صا ِئمًا‬
‫ َشيْ ٌء‬Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat
baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa
tersebut,” (HR Ahmad).   Selain itu, juga sebaiknya memperbanyak baca Al-Quran, belajar Al-Quran,
menuntut ilmu, berdzikir, berbuat baik di mana pun, walaupun saat berada di jalan. Dasarnya adalah
Rasulullah saw. selalu memeriksa hapalan Al-Quran-nya kepada malaikat Jibril setiap malam di bulan
Ramadhan.

Kedelapan, memperbanyak i'tikaf di masjid. Sebaiknya dilakukan sebulan penuh. Jika tidak, sepuluh
malam terakhir diutamakan. Sebab, jika memasuki sepuluh malam terakhir, Rasulullah saw. selalu
menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggang sebagai bentuk
kesiapan menjalankan ibadah. 

Kesembilan, mengkhatamkan Al-Quran setidaknya sekali selama bulan Ramadan. Maksimalnya tentu
sebanyak-banyaknya, seperti para ulama terdahulu. Bahkan, setiap bulan Ramadhan, Imam al-Syafi‘i
mengkhatamkannya hingga 60 kali. 

Kesepuluh, istiqamah dalam menjalankan amaliah Ramadhan dan melanjutkan amaliah-amaliah


tersebut di bulan-bulan berikutnya. Wallahu ‘alam. (Ustadz M. Tatam Wijaya) 

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/53006/10-amalan-sunnah-dalam-berpuasa
MuhammadiyahLamongan.com-Amalan terpenting di bulan Ramadhan
adalah berpuasa. Namun selain berpuasa, ada amalan-amalan utama yang
harus dilakukan selama Ramadhan agar kita mendapatkan manfaat. Sebab
bulan suci Ramadhan terdapat kebaikan punya nilai pahala lebih serta
berlipat ganda.

Pada bulan tersebut terdapat amalan-amalan sunnah yang tidak terdapat pada
bulan lainnya. Maka dari itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan bulan
Ramadhan ini, mari kita gunakan untuk berlomba-lomba mengumpulkan
pahala sebanyak-banyaknya.

Dalam buku yang berjudul “Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan” yang
diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Buku “saku”
panduan singkat dengan 62 halaman ini, setidaknya ada 6 amalan-amalan
yang dianjurkan selama berpuasa.

Pertama, mengerjakan Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih). Dasarnya adalah


hadits Nabi Muhammad SAW:

َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي َُر ِّغبُهُ ْم فِي قِيَ ِام َر َم‬
‫ضانَ ِم ْن‬ َ ِ‫ال آَانَ َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫َغي ِْر أَ ْن يَأْ ُم َرهُ ْم فِي ِه ِب َع ِزي َم ٍة فَيَقُو ُل َم ْن قَا َم َر َم‬
‫رواه‬- .‫ضانَ إِي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
‫الشيخان‬-.

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah


SAW menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para
shahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan
(shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya
diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Kedua, mengakhirkan makan di waktu sahur. Dasarnya adalah hadits Nabi


saw:
‫ت أَتَ َس َّح ُر فِ ْي أَ ْهلِ ْي ثُ َّم تَ ُكوْ ُن سُرْ َعتِ ْي أَ ْن أُ ْد ِركَ ال ُّسجُوْ َد َم َع‬
ُ ‫ال آُ ْن‬
َ َ‫ض َي هللا َع ْنهُ ق‬
ِ ‫ع َْن َسه ِْل ب ِْن َس ْع ٍد َر‬
‫ باب تأخير السحور‬، ‫ آتاب الصيام‬، ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم – رواه البخاري‬ َ ‫رسُوْ ِل هللا‬- َ .

Artinya: Dari Sahl Ibnu Sa‘ad RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya
makan sahur di keluarga saya, kemudian saya berangkat terburu-buru
sehingga saya mendapatkan sujud (pada shalat subuh) bersama Rasulullah
saw [HR al-Bukhari, dalam Kitab ash-Shiyam  Bab Ta’khir as-Sakhr].

„َ َ‫ الَ تَزَ ا ُل أُ َّمتِ ْي بِخَ ي ٍْر ما َ َع َّجلُوْ ا ْا ِإل ْفط‬: ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ار َوأَ َّخرُوْ ا‬ َ َ‫ع َْن أَبِ ْي َذرٍّ ق‬
َ َ‫ال ق‬
َ ِ‫ال َر ٍسوْ ُل هللا‬
‫رواه أحمد‬- ‫ال َّسحُوْ َر‬-

Artinya: “Dari Abu Dzarr (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw


bersabda: Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka
menyegerakan berbuka dan menta’khirkan sahur” [HR Ahmad].

Ketiga, menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib (ta‘jil). Dasarnya


adalah hadits Nabi Muhammad SAW:
ْ ِ‫ال الَ يَزَ ا ُل النَّاسُ بِخَ ي ٍْر َما َع َّجلُوا ْالف‬
‫متفق‬- .‫ط َر‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫ع َْن َسه ِْل ب ِْن َس ْع ٍد أَ َّن َرس‬
َ ِ‫ُول هللا‬
‫عليه‬-.

Artinya: “Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw


bersabda: Orang akan selalu baik (sehat) apabila segera berbuka.” [Muttafaq
‘Alaih].

Keempat, berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang
menunjukkan kepada rasa syukur kepada Allah SWT. Misalnya do’a:
Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah atau
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu Hal ini diterangkan dalam
hadis-hadis berikut:

َ‫ق َوثَبَت‬ ِ َّ‫َب الظَّ َمأ ُ َوا ْبتَل‬


ُ ‫ت ْال ُعرُو‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا أَ ْفطَ َر ق‬
َ ‫ال َذه‬ َ ِ‫ال آَانَ َرسُو ُل هللا‬
َ َ‫ع َْن اب ِْن ُع َم َر ق‬
‫رواه أبو داود‬- .ُ‫األَجْ ُر إِ ْن َشا َء هللا‬-. ْ

Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila


Rasulullah SAW  berbuka, beliau berdoa: Dzahabadh-dhama’u wabtallatil
‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah  (Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-
urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala)” -HR. Abu Dawud-.
َ‫ت َو َعلَى ِر ْزقِك‬ ُ َ‫ال اَللَّهُ َّم لَك‬
ُ ‫ص ْم‬ َ ‫صا َم أَ ْف‬
َ َ‫ط َر ق‬ َ َ‫ع َْن أَبِ ْي هُ َري َْرةَ ق‬
َ ‫ال آَانَ النَّبِ ِّي صلى هللا عليه وسلم إِ َذا‬
‫ وأبو داود والبيهقي في شعب اإليمان‬، ‫رواه ابن أبي شيبة‬- ‫ت‬ ُ ْ‫أَ ْفطَر‬- .

Artinya: “Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Nabi


SAW apabila berpuasa, beliau berbuka. Beliau mengucapkan Allahumma
laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu (Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa dan
karena rizki-Mu aku berbuka) [HR. Ibnu Abi Syaibah, juga diriwayatkan oleh
Abu Dawud dan al-Baihaqi dalam Syu‘abul-iman].

Kelima, memperbanyak shadaqah dan mempelajari/membaca Al-Qur’an.

‫ون فِي‬ ُ ‫اس بِ ْالخَ ي ِْر َوآَانَ أَجْ َو ُد َما يَ ُك‬


ِ َّ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَجْ َو َد الن‬
َ ِ‫ال آَانَ َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫س ق‬ٍ ‫ع َْن اب ِْن َعبَّا‬
َ ِ‫َار ُسهُ ْالقُرْ آنَ فَلَ َرسُوْ ُل هللا‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ضانَ فَيُد‬ ُ
َ ‫ضانَ ِحينَ يَ ْلقَاهُ ِجب ِْري ُل فِي آلِّ لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َم‬
َ ‫َر َم‬
‫متفق عليه‬- .‫يح ْال ُمرْ َسلَ ِة‬ ِ ِّ‫حينَ يَ ْلقَاهُ„ ِجب ِْري ُل أَجْ َو ُد بِ ْالخَ ي ِْر ِم ْن الر‬-.
ِ
Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah
saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan,
ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan,
dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui
Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.”
[Muttafaq ‘Alaih].

Keenam, mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid,


terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan
oleh Rasulullah SAW.

ِ ‫ف فِي ْال َع ْش ِر ْاألَ َو‬


َ ‫اخ ِر ِم ْن َر َم‬
‫متفق‬- . َ‫ضان‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َي ْعتَ ِك‬
َ ِ‫ال آَانَ َرسُو ُل هللا‬
َ َ‫ع َْن ب ِْن ُع َم َر ق‬
‫عليه‬-.

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah


SAW selalu beri‘tikaf  pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan
Ramadhan.” [Muttafaq ‘Alaih].

Demikian, amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadhan. semoga


Allah SWT memberi taufik dan hidayah kepada kita agar kita mampu untuk
melakukan amalan-amalan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Ingin tahu Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan selanjutnya? Ikuti terus di
MuhammadiyahLamongan.com.(rus)

Anda mungkin juga menyukai