A. Persiapan
1. Dituntunkan agar setiap Muslim dan Muslimah mempersiapkan diri pribadi baik
secara lahir maupun batin, dan memperbanyak melakukan puasa sunat di bulan
Sya‘ban, berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw:
صلَّى للاهَ ِسو َل للا ت َر ه َما َرأَي ه... ضي للاه َعن َها قَالَت ِ شةَ َرَ َِعن َعائ
ِ ضانَ َو َما َرأَيتههه أَكث َ َر
صيَا ًما َ ام شَهر ِإلَّ َر َم
َ َصيِ سلَّ َم استَك َم َل
َ َعلَي ِه َو
. متفق عليه. َِمنهه ِفي شَع َبان
Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: ... Saya tidak pernah melihat
Rasulullah saw berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan. Juga saya tidak
pernah melihat beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya‘ban. [Muttafaq
‘Alaih].
2. Melakukan pengkondisian Ramadhan pada bulan Sya‘ban di lingkungan
masyarakat, rumah dan masjid-masjid dengan memperbanyak informasi dan kajian
tentang Tuntunan Ibadah Ramadhan.
3. Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan di bulan Ramadhan, seperti sound
system yang memadai, mempersiapkan dan membersihkan tempat wudhu, air
wudhu, kotak-kotak infaq, peralatan ta‘jil, dan lain-lain.
4. Kebersihan, baik di dalam masjid maupun di lingkungan sekitarnya.
5. Pengaturan shaf dan keamanan
6. Jadwal mu'adzin, imam, penceramah dan penjemputannya.
7. Mempersiapkan tempat shalat ‘Idul Fitri, Imam/Khatib dan penjemputannya.
8. Membentuk ‘Amil Zakat, untuk memungut dan membagikannya serta
mempersiapkan peralatannya.
B. Tuntunan Shiyam
1. Pengertian Shiyam (Puasa)
a. Shiyam menurut bahasa: menahan diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah: menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual
suami isteri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, berdasarkan :
a. Shiyam dimulai pada tanggal 1 bulan Ramadhan dan diakhiri pada tanggal
terakhir bulan Ramadhan (29 hari atau 30 hari, tergantung pada kondisi bulan
tersebut). Untuk itu, maka harus mengetahui awal bulan Ramadhan,
berdasarkan :
صلَّى للاه َعلَي ِه َ ِ َجا َء أَع َرا ِبي ِإلَي النَّ ِبي:َعن اب ِن َعبَّاس قَا َل
الَ َت ال ِهلَ َل فَقَا َل أَتَش َهد ه أَن لَ إِلَهَ إِلَّ للاه ق
سلَّ َم فَقَا َل إِنِي َرأَي ه
َ َو
3
2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanya
di luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di
bulan Ramadlan. Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa
sama dengan haidl. Dasarnya adalah:
E. Orang yang Diberi Keringanan dan Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa
1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib
mengganti (mengqadla) puasanya di luar bulan Ramadhan:
1 Ketika mensyarah hadis ini an-Nawaw³ menjelaskan, “Ungkapan ‘… maka kami diperintahkan mengqadla
puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat’ adalah hukum yang telah disepakati. Kaum Muslimin juga telah
berijmak bahwa wanita sedang haid dan nifas tidak wajib shalat dan puasa, dan tidak wajib mengqadla shalat tetapi
wajib mengqadla puasa.”
5
2. Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud
(0,5 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari.
a. Orang yang tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya.
b. Orang yang sakit menahun.
c. Perempuan hamil.
d. Perempuan yang menyusui.
1. Makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan, puasanya batal, dan wajib
menggantinya di luar bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman:
ض ِمنَ الخَي ِط األَس َو ِد
ط األَبيَ ه
َو هكلهوا َواش َربهوا َحتَّى يَتَبَيَّنَ لَ هك هم الخَي ه
.]187 :)2( البقرة... ِمنَ الفَج ِر
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar ... [QS. Al-Baqarah (2): 187].
2. Senggama suami-isteri di siang hari pada bulan Ramadhan; puasanya batal, dan
wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, dan wajib membayar kifarah
berupa: memerdekakan seorang budak; kalau tidak mampu harus berpuasa 2 (dua)
6
bulan berturut-turut; kalau tidak mampu harus memberi makan 60 orang miskin,
setiap orang 1 mud makanan pokok. Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut:
ِ ي للاه َعنهه قَا َل بَينَ َما نَح هن هجلهوس ِعندَ النَّ ِبي َ ض ِ َعن أ َ ِبي هه َري َرة َ َر
ت قَا َل َما سو َل للاِ َهلَك ه سلَّ َم ِإذ َجا َءهه َر هجل فَقَا َل َيا َر ه َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو َ
صلَّى للاه َ ِسو هل للا صائِم فَقَا َل َر ه َ ت َعلَى ام َرأَتِي َوأَنَا لَ َك قَا َل َوقَع ه
وم َ ص سلَّ َم هَل تَ ِجد ه َرقَبَةً تهعتِقه َها قَا َل لَ قَا َل فَ َهل تَستَ ِطي هع أَن تَ ه َ َعلَي ِه َو
َام ِستِينَ ِمس ِكينًا قَا َل ل َ َشَه َري ِن همتَتَا ِب َعي ِن قَا َل لَ فَقَا َل فَ َهل ت َ ِجد ه ِإطع
ه
ي َ سلَّ َم فَ َبينَا نَح هن َعلَى ذَ ِل َك أ ِت
ُّ ي النَّ ِب َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو َ ي َ قَا َل فَ َم َك
ُّ ث النَّ ِب
َسلَّ َم ِب َع َرق فِي َها تَمر َوال َع َر هق ال ِمك َيا هل قَا َل أَين َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو َ
لر هج هل أ َ َعلَى أَفقَ َر ِمنِي يَا َّ صدَّق ِب ِه فَقَا َل ا َ َسائِ هل فَقَا َل أَنَا قَا َل هخذهَا فَت َّ ال
سو َل للاِ فَ َوللاِ َما بَينَ لَبَتَي َها يه ِريد ه ال َح َّرتَي ِن أَه هل َبيت أَفقَ هر ِمن َر ه
سلَّ َم َحتَّى َبدَت أَن َيابههه ث ه َّم َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو َ ي ُّ ض ِح َك النَّ ِبَ َأَه ِل َبي ِتي ف
رواه البخاري.قَا َل أَط ِعمهه أَهلَ َك
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ketika kami sedang
duduk di hadapan Nabi saw, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki, lalu berkata:
Hai Rasulullah, celakah aku. Beliau berkata: Apa yang menimpamu? Ia berkata:
Aku mengumpuli isteriku di bulan Ramadhan sedang aku berpuasa. Maka
bersabdalah Rasulullah saw: Apakah engkau dapat menemukan budak yang
engkau merdekakan? Ia menjawab: Tidak. Nabi bersabda: Mampukah kamu
berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak. Nabi bersabda:
Mampukah engkau memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab:
Tidak. Abu Hurairah berkata: Orang itu berdiam di hadapan Nabi saw. Ketika
kami dalam situasi yang demikian, ada seseorang yang memberikan sekeranjang
kurma (keranjang adalah takaran), Nabi saw bertanya: Dimana orang yang
bertanya tadi? Orang itu menyahut: Aku (di sini). Maka bersabdalah beliau:
Ambillah ini dan sedekahkanlah. Ia berkata: Apakah aku sedekahkan kepada orang
yang lebih miskin daripada aku, hai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada di antara
kedua benteng-kedua bukit hitam kota Madinah ini keluarga yang lebih miskin
daripada keluargaku. Maka tertawalah Rasulullah saw hingga nampak gigi
taringnya, kemudian bersabda: Berikanlah makanan itu kepada keluargamu [HR.
Al-Bukhariy].
صلَّى للاه َعلَي ِهَ ِسو هل للا ضي للاه َعنهه قَا َل قَا َل َر ه ِ َعن أ َ ِبي هه َري َرة َ َر
صو َمهه فَإِنَّ َما أَطعَ َمهه للاه َ صائِم فَأ َ َك َل أَو ش َِر
َ ب فَليهتِ َّم َ ِي َو هه َوَ سلَّ َم َمن نَس
َ َو
.] ]رواه الجماعة.سقَاهه َ َو
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa lupa sedang ia berpuasa, lalu makan dan minum, maka sempurnakanlah
puasanya, karena sesungguhnya Allahlah yang memberi makan dan minum itu
kepadanya. [HR. Al-Jama‘ah].
J. Berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti:
berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh,
mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut ajaran
Islam. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad saw:
سلَّ َم َمن لَم َ صلَّى للا ه
َ علَي ِه َو َ ِعنهه قَا َل قَا َل َرسهو هل للا َ ضي للا ه ِ عن أَبِي هه َري َرة َ َر
َ
رواه.ش َرابَه ه َ ع
َ طعَا َمهه َو َ َس ِ َّلِلِ َحا َجة فِي أَن يَد
َ ور َوالعَ َم َل بِ ِه فَلَي ُّ يَدَع قَو َل
ِ الز
.الخمسة
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah saw
telah bersabda: Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka
mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan
dan minumnya.” [HR. Al-Khamsah].
سلَّ َم ِإذَا َ صلَّى للا ه
َ علَي ِه َو عنه ه قَا َل قَا َل َر ه
َ ِسو هل للا َ ي للاه ِ عن أ َ ِبي هه َري َرة َ َر
َ ض َ
شات َ َمهه أ َ َحد أَو قَاتَلَه ه
َ صو ِم أ َ َح ِد هكم فَلَ يَرفهث يَو َمئِذ َولَ يَسخَب فَإِن
َ َكانَ يَو هم
. رواه البخاري مسلم.صائِم َ فَل َيقهل ِإنِي ام هرؤ
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bersabda Rasulullah saw:
Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu,
dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya,
hendaklah ia berkata: ‘saya sedang berpuasa’. [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
2. Berkumur atau istinsyaq secara berlebihan. Dasarnya adalah hadits Nabi saw:
َ َ سو َل للاِ أ َخ ِبرنِي
صبه َرة َ قَا َل قهلته يَا َر ه ِ عن لَ ِق
ِوء قَا َل أسبِغ
ِ ض عن ال هو ه َ يط ب ِن َ
.صائِ ًما َ
َ َق ِإلَّ أن ت َ هكون َ
َ ضو َء َو َخ ِلل بَينَ األ
ِ صابِعِ َو َبا ِلغ فِي ا ِلستِنشَا ال هو ه
.رواه الخمسة
Dari Laqith bin Saburah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya berkata: Hai
Rasulullah terangkanlah kepadaku tentang wudlu. Rasulullah saw bersabda:
Ratakanlah air wudlu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup
air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa. [HR. Al-Khamsah].
3. Mencium isteri di siang hari, jika tidak mampu menahan syahwat. Dasarnya adalah
hadits Nabi Muhammad saw:
َ سلَّ َم يهقَبِ هل َو هه َو
صائِم َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو شةَ قَالَت َكانَ َر ه
َ ِسو هل للا َ ِعائ
َ عن َ
. رواه الجماعة والنسائى.صائِم َولَ ِكنَّه ه َكانَ أَملَ َك هكم ِْ ِإلر ِب ِه
َ َويهبَا ِش هر َو هه َو
8
Artinya: “Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah saw
mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah orang
yang paling mampu menahan nafsunya. [HR. Al-Jama‘ah dan An-Nasa'i].
4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang menunjukkan
kepada rasa syukur kepada Allah SWT. Misalnya do’a Ddzahazh zhama’u
wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah, atau Allahumma laka shumtu wa
‘ala rizqika afthartu. Hal ini diterangkan dalam hadis-hadis berikut:
9
6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid, terutama pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah
saw.
سلَّ َم يَعت َ ِك ه
ف فِي ال َعش ِر َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو ع َم َر قَا َل َكانَ َر ه
َ ِسو هل للا عن ب ِن ه َ
. متفق عليه. َضان َ اخ ِر ِمن َر َم ِ األ َ َو
Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu
beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan. [Muttafaq
‘Alaih].
Bulan agung yang penuh barakah, di dalamnya terdapat malam lailatul qadar yang nilai
ibadahnya lebih baik daripada seribu bulan. Berbuat amal sunnah diberi pahala sama
dengan amal wajib di luar bulan ramadhan, dan bila amalan wajib dilipatgandakan
menjadi 70 kali. Merupakan bulan kesabaran, banyak kesempatan untuk memberikan
pertolongan dan bantuan. Rizki orang mukmin akan dilipatgandakan dan berkah.
10
Memberi ta’jil berupa makanan dan minuman akan diberi pahala sepadan pahalanya
orang puasa yang diberi buka puasa. Meringankan beban orang lain dalam bulan
ramadhan merpakan pembebasan diri dari api neraka, pahala orang yang bersedekah
akan dilipatgandakan.
Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda : Tali Islam dan sendi
agama itu ada tiga perkara. Di atas tiga perkara itu Islam didirikan, barang siapa yang
meninggalkan salah satunya, maka ia adalah kafir dan halal darahnya. Ketiga perkara
tersebut adalah : 1. Persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah. 2. Shalat wajib. Dan 3 puasa ramadhan.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda : Barang siapa tidak
berpuasa satu hari dalam Ramadhan tanpa ada uzur atau sakit, maka bila diganti
dengan puasa sepanjang masa tetap tidak dapat menebusnya walaupun ia
melakukannya.
Dzahabi berkata : Kaum mukminin telah menetapkan bahwa barang siapa yang
meninggalkan puasa Ramadhan bukan karena sakit adalah lebih buruk daripada pezina
dan peminum khamar. Bahkan mereka meragukan keislamannya dan menduganya
sebagai orang yang bermuka dua serta terlepas dari agama.
1. Pengertian, Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) ialah shalat sunnat malam pada
bulan Ramadhan.
2. Waktu Qiyamu Ramdhan (Shalat Tarawih) sesudah shalat ‘Isya hingga fajar
(sebelum datang waktu Shubuh), sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi
Muhammad saw:
صلَّى للاه
َ ِسو هل للا سلَّ َم قَالَت َكانَ َر ه َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو َ ِ شةَ زَ وجِ النَّ ِبي َ ِعائ
َ عن َ
عوي الَّتِي يَد ه َ ص ِلي فِي َما بَينَ أَن يَف هرغَ ِمن
ِ صلَةِ ال ِعش
َ َاء َو ِه َ سلَّ َم يه
َ علَي ِه َو َ
ً
.رواه مسلم.عش َرة َ َرك َعة َ اس ال َعت َ َمةَ ِإلَى الفَج ِر ِإحدَىالنَّ ه
Dari ‘Aisyah r.a. isteri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw
selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai shalat ‘Isya, yang
disebut orang "‘atamah" hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.” [HR. Muslim].
ط فَقَا َل ه
ع َم هر ِإ ِني الره ه
َّ صلَ ِت ِه َ ص ِلي ِب َ الر هج هل فَيه
َّ ص ِلي َ الر هج هل ِلنَف ِس ِه َويه
َّ ص ِلي َ يه
علَى َ احد لَ َكانَ أَمث َ َل ث ه َّم
َ عزَ َم فَ َج َم َع ههم ِ ارئ َو ِ َعلَى قَ أ َ َرى لَو َج َمعته هَؤه لَ ِء
ِ َصلَةِ ق
ارئِ ِهم َ ِصلُّونَ ب َ اس يه أهبَي ِ ب ِن َكعب ث ه َّم خ ََرجته َمعَهه لَيلَةً أهخ َرى َوالنَّ ه
. رواه البخاري... عةه َه ِذ ِه قَا َل ه
َ ع َم هر نِع َم ال ِبد
Dari ‘Abdir-Rahman bin ‘Abdil-Qari, (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya
keluar bersama Umar ibnul-Khathab r.a. di suatu malam pada bulan Ramadhan ke
masjid, ketika itu manusia berkelompok-kelompok terpisah-pisah, ada seorang
laki-laki yang mengerjakan shalat sendirian, ada pula seorang laki-laki yang
sedang melakukan shalat kemudian sekelompok orang mengikuti shalatnya, lalu
berkatalah Umar: Seandainya saya kumpulkan mereka untuk mengikuti satu
adalah lebih utama. Kemudian setelah memantapkan niatnya, ia mengumpulkan
mereka agar mengikuti Ubay bin Ka‘ab (sebagai imamnya). Kemudian saya keluar
bersama Umar pada malam yang lain, dan manusia sedang mengerjakan shalat
mengikuti shalat imam mereka. Lalu berkatalah Umar: Alangkah baik bid‘ah ini
[HR. Al-Bukhari].
2(. 4 raka’at, 4 raka’at, dan 3 raka’at witir tanpa tasyahud awal, serta sebelumnya
didahului sholat 2 raka’at ringan
3(. 2 raka’at, 2 raka‘at, 2 raka‘at, 2 raka’at, 2 raka’at , dan 1 raka’at witir, serta
sebelumnya didahului dengan sholat 2 raka’at ringan.
Dalil yang dijadikan dasar cara sholat qiyamu Ramadhan tersebut ialah
beberapa hadits Nabi Muhammad saw berikut :
، – سلَّ َم َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو َ –ي َّ ِ أ َ َّن النَّب: عن هه َما
َ ي للاه
َ ض
ِ ع َم َر َر
ع ِن اب ِن ه
َ َو
علَيه
َ احدَة همتَّفَق ِ صب َح فَأَوتِر بِ َو
ُّ ت ال َ فَإذَا ِخف، صلة ه اللَّي ِل َمثنَى َمثنَى َ : قَا َل
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Nabi Saw. bersabda : Shalat adalah dua
raka’at, dua raka’at, apabila engkau khawatir keburu masuk waktu shalat
shubuh, maka witirlah satu raka’at ) Muttafaqun “alaih (
صلَّى للاه َ ِسو ِل للا صلَة َ َر ه َ عن زَ ي ِد ب ِن خَا ِلد ال هج َه ِني ِ أَنَّهه قَا َل َألَر همقَ َّن َ
سلَّ َم َركعَتَي ِن َخ ِفيفَتَي ِن َ علَي ِه َوَ صلَّى للاهَ ِسول للا صلَّى َر ه َ َسلَّ َم اللَّيلَةَ ف
َ علَيه َو َ
صلَّى َركعَتَي ِن َو هه َما َ ط ِويلَتَي ِن ث ه َّم
َ ط ِويلَتَي ِنَ ط ِويلَتَي ِن َ صلَّى َركعَتَي ِن َ ث ه َّم
صلَّى َرك َعتَي ِن َ صلَّى َرك َعتَي ِن دهونَ اللَّتَي ِن قَبلَ هه َما ث ه َّم َ د هونَ اللَّتَي ِن قَبلَ هه َما ث ه َّم
صلَّى َرك َعتَي ِن د هونَ اللَّتَي ِن قَبلَ هه َما ث ه َّم أَوت َ َر فَذَ ِل َك َ د هونَ اللَّتَي ِن قَبلَ هه َما ث ه َّم
رواه ابو داود باب فى صلة الليل.ًعش َرة َ َرك َعة َ ث َ َثَل
Diriwayatkan dari Zaed bin Khalid al-Juhany ia berkata, sungguh saya
mencermati shalat Rasulullah saw. pada suatu malam, beliau shalat dua
rakaat yang ringan-ringan, kemudian shalat dua rakaat yang panjang
(lama) sekali, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat
sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat
sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat
sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat
sebelumnya, lalu kemudian melakukan witir. Maka demikianlah, shalat
tigabelas rakaat. [HR Abu Dawud, bab fi Shalat al-Lail]
c. Bacaan surat yang dibaca setelah membaca Al-Fatihah pada 3 raka‘at shalat witir,
menurut Rasulullah saw adalah sebagai berikut: Pada raka‘at pertama membaca
surat Al-A‘la, pada raka‘at kedua membaca surat Al-Kafirun, dan pada raka‘at
ketiga membaca surat Al-Ikhlash. Dalam hadits Nabi disebutkan sebagai berikut:
13
d. Setelah selesai 3 raka‘at shalat witir, disunatkan membaca doa dengan suara
nyaring:
3x ِ سب َحانَ ال َم ِل ِك القهد
.ُّوس ه
Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih.
ُّ ب ال َملَئِ َك ِة َو
.ِالروح ُّ َر
Yang Menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril.
Berdasarkan hadis:
سو هل للا صلى للا عليه وسلم ِإ ِذا َكانَ َر ه:َعن أ ه َبي ِ ب ِن َكعب قَا َل
سلَّ َم فِي ال ِوت ِر قَا َل ه
.سب َحانَ ال َم ِل ِك القهدُّو ِس رواه أبو داود َ
Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw
membaca Subhanal-Malikil-Quddus [Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan
Yang Maha Bersih]” [HR Ab Dawu-d].
سو هل للا صلى للا عليه وسلم يهوتِ هر َعن أ هبَي ِ ب ِن َكعب َقا َل َكانَ َر ه
س ِبحِ اس َم َر ِب َك األ َعلَى َوقهل يَا أ َ ُّي َها ال َكافِ هرونَ َوقهل هه َو للا أَ َحد َو ِإذَا َ ِب
صوتَهه َ ِث َم َرات َو َمدَّ بِاأل َ ِخي َرة
َ َسب َحانَ ال َم ِل ِك القهدُّو ِس ثَل سلَّ َم قَا َل ه
َ
. الروحِ رواه الطبراني في المعدم األوسط ُّ ب ال َملَ ِئ َك ِة َوِ َو َيقهو هل َر
Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw
melakukan witir dengan membaca Sabbihis—marabbikal-a‘la, qul ya ayyuhal-
kafirun dan qul huwallahu ahad; dan apabila selesai salam ia membaca Subhanal-
Malikil-Qudd-s [Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih]
tiga kali dan menyaringkan suaranya dengan yang ketiga, serta mengucapkan
rabbul-mala’ikati war-ruh [Tuhan Malaikat dan ruh]” [HR ath-Thabarani, di dalam
al-Mu‘jam al-Ausath].
a. Memperbanyak takbir pada malam Hari Raya ‘Idul Fitri, sejak matahari
terbenam, hingga esok, ketika shalat ‘Id dimulai. Dasarnya adalah firman Allah
SWT:
البقرة. ََو ِلتهك ِملهوا ال ِعدَّة َ َو ِلت ه َك ِب هروا للاَ َعلَى َما َهدَا هكم َولَ َعلَّ هكم تَش هك هرون
.]185 :)2(
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.” [QS. Al-Baqarah (2): 185].
c. Lafadz Takbir, untuk Hari Raya Id sesuai sabda Rasulullah saw adalah:
َو َجا َء َعن. َك ِب هروا اَلله أَك َب هر للاه أَك َب هر َك ِبي ًرا:سلماَنَ َقا َلَ َعن
، اَلله أَك َب هر اَلله أَك َب هر لَ ِإلهَ ِإلَّ للاه َوللاه أَك َب هر:بن َمسعهود
ِ ع َم َر َوا
ه
. رواه عبد الرزاق بسند صحيح.اَلله أَكبَ هر َوللِ ال َحمد ه
Dari Salman (dilaporkan bahwa) ia berkata: Bertakbirlah dengan: Allaahu
akbar, Allaahu akbar kabiiran. Dan dari Umar dan Ibnu Mas‘ud (dilaporkan):
Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu
akbar wa lillaahil-hamd. ]HR. ‘Abdur-Razzaq, dengan sanad shahih].
d. Zakat Fitri
Zakat fitri diwajibkan kepada setiap orang muslim/muslimah, tua muda, dan
anak kecil, yang pada menjelang Hari Raya mempunyai kelebihan makanan
pokok. Zakat fitri berupa makanan pokok sebanyak 1 sha‘ )± 2,5 kg(. Zakat
fitri ditunaikan pada akhir Ramadhan, dan selambat-lambatnya sebelum shalat
‘Id dilaksanakan. Apabila zakat tersebut ditunaikan sesudah shalat ‘Id, maka
berubah menjadi shadaqah biasa. Sebaiknya zakat fitri dikumpulkan pada
Panitia Zakat (Amil Zakat), agar dapat dibagikan secara merata dan teratur.
Adapun tujuan zakat fitri ialah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari
dosa-dosanya, karena ketika berpuasa, baik sengaja maupun tidak sengaja,
telah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Syari‘ah, dan juga untuk
menyantuni para fakir miskin. Dalam hadits Nabi saw disebutkan sebagai
berikut:
َسلَّ َم زَ َكاة
َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو
َ ِسو هل للا ض َر ه َ َع ِن اب ِن َعبَّاس قَا َل فَ َر
ين َمن ِ سا ِك َ طع َمةً ِلل َم
ث َو ه َّ صا ِئ ِم ِمنَ اللَّغ ِو َو
ِ َالرف ال ِفط ِر ه
َّ طه َرة ً ِلل
َ صلَةِ فَ ِه
ي َّ ي زَ َكاة َمقبهو َلة َو َمن أَدَّاهَا بَعدَ الَ صلَةِ فَ ِه َّ أَدَّاهَا قَب َل ال
. رواه أبو دادود وابن ماجه.ت ِ صدَقَا
َّ صدَقَة ِمنَ ال َ
Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw telah
mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dari
perkataan yang sia-sia dan kotor serta untuk memberi makan kepada orang-
orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat ‘Id, maka itu
adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah
shalat ‘Id, maka itu hanyalah sekedar sedekah.” ]HR. Abu Dawud, Ibnu
Majah].
16
Shalat Idul Fitri dikerjakan secara berjama‘ah di tanah lapang. Jumlah rakaat
shalat Idul Fitri adalah dua rakaat, dengan tujuh kali takbir setelah takbiratul
ihram pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Dasar-
dasarnya adalah:
سلَّ َم َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو َ ِسو هل للا َ َعن أَبِي
س ِعيد ال هخد ِري ِ قَا َل َكانَ َر ه
شيء َيبدَأ ه ِب ِه َ صلَّى فَأ َ َّو هل
َ َيخ هر هج َيو َم ال ِفط ِر َواألَض َحى ِإ َلى ال هم
. رواه البخاري... صلَة ه َّ ال
Dari Abu Sa‘id al-Khudri (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Nabi Muhammad
saw selalu keluar pada hari Idul Fitri dan hari Idul Adlha menuju lapangan,
lalu hal pertama yang ia lakukan adalah shalat ...” [HR. Al-Bukhari].
سلَّ َم خ ََر َج َيو َم َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو َ ِسو َل للاَع ِن اب ِن َعبَّاس أَ َّن َر ه
َص ِل قَبلَ َها َول َ صلَّى َرك َعتَي ِن لَم يه َ َأَض َحى أَو فِطر ف
.أخرجه السبعة...بَعدَهَا
Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) bahwasanya Rasulullah saw pada hari Idul
Adlha atau Idul Fitri keluar, lalu shalat dua rakaat, dan tidak mengerjakan
shalat apapun sebelum maupun sesudahnya. [Ditakhrijkan oleh tujuh ahli
hadis].
سلَّ َم َكانَ يه َك ِب هر ِفي
َ صلَّى للاه َعلَي ِه َو
َ ِسو َل للا شةَ أَ َّن َر ه
َ عا ِئ
َ َعن
. رواه أحمد.ِسا َقب َل ال ِق َرا َءة
ً سبعًا َوخَم َ ال ِعيدَي ِن
Dari Aisyah (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw pada shalat dua hari raya
bertakbir tujuh kali dan lima kali sebelum membaca (al-Fatihah dan surat).
[HR Ahmad].
f. Khutbah Idul Fitri dikerjakan satu kali sesudah melaksanakan shalat Idul Fitri,
dimulai dengan bacaan hamdalah. Dasarnya adalah:
سلَّ َم َ صلَّى للاه
َ علَي ِه َو َ ِسو هل للا َ َعن أ َ ِبي
س ِعيد ال هخد ِري ِ قَا َل َكانَ َر ه
صلَّى فَأ َ َّو هل شَيء َيبدَأ ه ِب ِه
َ َيخ هر هج َيو َم ال ِفط ِر َواألَض َحى ِإ َلى ال هم
علَى َ اس هجلهوس اس َوالنَّ ه ِ َّف فَيَقهو هم همقَا ِب َل الن َ صلَة ه ث ه َّم يَن
ص ِر ه َّ ال
17