PEMANFAATAN BERAGAM
FASILITAS PERPAJAKAN
Presented By.
1. Etika Novitasari
2. Alda Rizky Palupi Dewi
Contoh Kasus 1
Pada Tahun 2014 PT Makmur memperoleh peredaran bruto dari usahanya
sebesar Rp.10M. Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal diketahui PKP sebesar
Rp.1M. Berdasarkan ilustrasi tersebut PT Makmur dapat menghitung PPh
Badan dengan fasilitas Pasal 31 E, yaitu :
PPh Badan terutang = 50% x 25% x Rp.1M = Rp.125,000,000
(www.bayar-pajak.blogspot.co.id/2013/06/menghitung-pph-badan-dengan-fasilitas.html?m=1)
Contoh Kasus 2
Total peredaran bruto PT B tahun pajak 2015 sebesar Rp.6M, rinciannya :
a) Peredaran bruto dari penghasilan :
1) PPh Final (PP No.46 Th 2013) Rp.4,500,000,000
2) PPh Final atas jasa konstruksi Rp. 500,000,000
3) PPh tidak Final Rp.1,000,000,000
Penghasilan Bruto Rp 6,000,000,000
b) Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan :
1) PPh Final (PP No.46 Th 2013) Rp.4,000,000,000
2) PPh Final atas jasa konstruksi Rp. 200,000,000
3) PPh tidak Final Rp. 800,000,000
Jumlah (Rp.5,000,000,000)
c) Penghasilan Neto Rp.1,000,000,000
d) Koreksi Fiskal :
1) Peredaran bruto yang dikenai PPh Final (Rp.4,500,000,000)
2) Peredaran bruto yang dikenai PPh Final (Rp. 500,000,000)
3) Biaya untuk mendapatkan, menagih dan Rp.4,000,000,000
4) Biaya untuk mendapatkan, menagih dan (Rp. 200,000,000)
Jumlah (Rp. 800,000,000)
e) Jumlah penghasilan neto setelah koreksi fiskal Rp. 200,000,000
f) Kompensasi kerugian Rp. 0
g) Penghasilan Kena Pajak Rp. 200,000,000
**Note :
Sepanjang akumulasi peredaran bruto tidak melebihi Rp.50M, maka tarif PPh
Badan yang diterapkan atas PKP mengikuti tarif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31E ayat 1 UU PPh.
2. Fasilitas PPh Untuk WP Badan Yang Berlaku Khusus
a. Fasilitas Pasal 17 ayat 2b UU PPh (PP No.77 Tahun 2013 pasal 2 ayat 1)
WP Badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka dapat
memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah
dari tarif pajak penghasilan WP Badan dalam negeri dengan syarat :
1) Paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor
dicatat untuk diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia dan
masuk dalam penitipan kolektif di lembaga penyimpanan dan
penyelesaian.
2) Saham sebagaimana dimaksud huruf a harus dimiliki oleh paling
sedikit 300 pihak.
3) Masing-masing pihak sebagaimana yang dimaksud dalam huruf b
hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan
saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c harus
dipenuhi dalam waktu paling singkat 183 hari kalender dalam
jangka waktu satu tahun pajak.
Contoh Kasus
Pada tahun 2015 saham PT.Y, Tbk yang disetor dicatat untuk diperdagangkan
di Bursa Efek Indonesia sebesar 60%. Saham yang disetor dicatat untuk
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang dimiliki oleh 400 pihak,
masing-masing pihak memiliki persentase kepemilikan tidak melebihi 5%.
Kondisi tersebut terjadi selama 182 hari dalam 1 tahun pajak. PT.Y,Tbk
memenuhi syarat, sehingga PT.Y, Tbk memperoleh fasilitas penurunan tarif.
Jumlah PKP dalam tahun pajak 2015 adalah Rp.1,25M.
PPh Terutang = (25% - 5%) x Rp.1,25M = Rp.250,000,000
(www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=79)