Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN

PAJAK
Kelompok 7:
1. Anjelita Naomi Lami (1910020134)
2. Angela Noch (1910020138)
3. Prisca Eirene Rihi (1910020029)
4. Monika Anjelina Anggi Baitanu (1910020067)
5. Antonius Niran (1910020050)
6. Febronia Sa Sato (1910020126)
7. Fransiska Trifonia Mulyani Bili (1910020227)
Insetif Fiskal Perpajakan Untuk
Penanaman Modal di Bidang Usaha
Tertentu di Daerah Tertentu dan Tax
Planning-nya
Pendahuluan
• Pemberian insentif untuk investasi oleh negara berkembang
tidak lagi dianggap sebagai barang langka.
• Dalam praktiknya, ketetapan pemberian insentif fiskal untuk
investasi di Indonesia tidak berlaku secara otomatis untuk
setiap perusahaan yang lokasinya di daerah tertentu atau
daerah terpencil.
• Pemberian Fasilitas Perpajakan Pada Daerah Tertentu
merupakan bentuk insentif pajak yang disediakan oleh
pemerintah RI kepada investor yang menimbulkan
multiplier effect bagi perekonomian dan akan meningkatkan

Tax Planning penerimaan negara


Lanjutan…
• Salah satu cara untuk memperkuat perncanaan pajak bagi wajib
pajak adalah dengan memanfaatkan secara cerdas pemberian
“Fasilitas Perpajakan Pada Daerah Tertentu” oleh fiskus.
• Daerah tertentu yaitu daerah yang secara ekonomis mempunyai
potensi yang layak dikembangkan tetapi prasarana ekonominya
kurang memadai. Termasuk diantaranya adalah daerah perairan
laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 meter yang dasar
lautnya memiliki cadangan mineral.
• Bidang usaha tertentu yaitu bidang usaha disektor kegiatan
ekonomi yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional.
Dasar Hukum
1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 633/KMK.04/1994.
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 633/KMK.04/1994 ini diubah dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.04/2000.
3. Keputusan Nomor 466/KMK.04/2000 diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 83/PMK.03/2009.
4. Dirjen Pajak menggeluarkan Peraturan Nomor PER 51/PJ/2009, sebagai
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor
83/PMK.03/2009.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2007.
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007
Lanjutan…

Pemberian natura atau kenikmatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja dan
bukan merupakan penghasilan bagi pegawai yang menerimanya adalah:
1. Pemberian makanan atau minuman bagi pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Meliputi :
a) Pemberian makanan ditempat kerja
b) Pemberian kupon makanan ata minuman bagi karyawan yang pekerjaannya tidak dapat
memanfaatkan pemberian, meliputi pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi dan dinas luar
lainnya.
2. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan didaerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong
pembangunan di daerah tersebut.
Lanjutan…
Penggantian atau imbalan dimaksud adalah sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk:
a) Tempat tinggal bagi pegawai dan keluarganya
b) Pelayanan kesehatan
c) Pendidikan bagi pegawai dan keluarganya
d) Peribadatan
e) Pengangkutan bagi pegawai dan keluarganya
f) Olahraga bagi pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda,
dan terbang laying
3. Pemberian natura atau kenikmatan untuk keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan
tersebut mengharuskannya. Cakupannya meliputi pakaian dan peralatan untuk keselamatan
kerja, pakaian seragam petugas (satpam), sarana antar jemput pegawai, serta penginapan untuk
awal kapal, dan yang sejenisnya.
Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan
Fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana Tarif Penyusutan Dan Amortisasi
dimaksud adalah Kelompok Aktiva Masa Manfaat Berdasarkan Metode
 
a). Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% Tetap Berwujud Menjadi
Garis Lurus Saldo Menurun
dari jumlah penanaman modal, dibebankan
I. Bukan Bangunan:
selama 6 tahun, masing-masing sebesar 5% per
100% (Dibebankan
tahun. Kelompok I 2 Tahun 50%
Sekaligus)
b). Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat
Kelompok II 4 Tahun 25% 50%
(lihat tabel di samping)
Kelompok III 8 Tahun 12.5% 25%
c). Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen
Kelompok IV 10 Tahun 10% 20%
yang dibayarkan kepada subjek pajak luar
Ii. Bangunan
negeri sebesar 10% atau tarif yang lebih rendah Permanen 10 Tahun 10% -
menurut persetujuan Penghindaran Pajak   Tidak Permanen 5 Tahun 20%  -
Berganda yang Berlaku.
Lanjutan…
d). Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun dengan ketentuan
sebagai berikut:
• Tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru pada bidang usaha dilakukan di kawasan industri dan
kawasan berikat.
• Tambahan 1 tahun: apabila memperkerjakan sekurang-kurangnya 500 orang tenaga kerja Indonesia selama
5 tahun berturut-turut.
• Tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru memerlukan investasi atau pengeluaran untuk
infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp 10 miliar.
• Tambahan 1 tahun: apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan didalam negeri dalam rangka
pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5% dari investasi dalam jangka waktu 5 tahun.
• Tambahan 1 tahun: apabila menggunakan bahan baku dan atau komponen hasil produksi dalam negeri
paling sedikit 70% sejak tahun ke 4.
Lanjutan…
Untuk mendapatkan fasilitas tersebut wajib pajak harus mengajukan surat permohonan
ke Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) setempat dengan mengisi formulir yang telah
disediakan oleh KPP.
Dokumen yang harus dilampirkan Sebagai kelengkapan surat permohonan, diantaranya:
1) Fotokopi surat persetujuan penanaman modal beserta rincian yang diterbitkan oleh
kepala BKPM
2) Fotokopi peta lokasi usaha di daerah terpencil
3) Fotokopi laporan keuangan PT X terakhir (pemohon)
4) Pernyataan mengenai keadaan prasarana ekonomi dan sarana transportasi umum
masing-masing lokasi
Ketidakpastian Hukum dalam Pemberian
Fasilitas Pajak Penghasilan

Pemerintah harus lebih responsif dalam memberi kemudahan


pemberian izin usaha dan termasuk perpajakan, meninggalkan
cara-cara lama yang birokratis yang menimbulkan high cost
economy.
Dibeberapa daerah, sudah terllihat penerapan kebijakan satu
atap dalam pengurusan izin usaha, namun ketika berbicara
tentang pemberian insetif fiskal untuk investasi, prinsip equality
dan certainity menjadi tidak jelas, kebijakan terpadu hanya
berlaku untuk perizinan non tax di tingkat pemerintah daerah
setempat.
Tax Planning yang Direkomendasikan

1). Kelengkapan Dokumentasi dan Administrasi


a) Sebaiknya investor secepatnya mengurus Surat Persetujuan Penetapan Daerah Tertentu di KPP setelah
mendapatkan surat persetujuan penanaman modal beserta rincianya yang diterbitkan oleh Kepala BKPM,
dan NPWP telah diterbitkan oleh KPP.
b) Dokumen-dokumen tambahan yang diminta oleh fiskus untuk memperkuat upaya hukum bagi
pemberlakuan PMK No. 83/PMK.03/2009 terhadap unit usaha yang dimohonkan oleh wajib pajak.
2). Memberikan penyambutan dan pelayanan yang ramah (cordially greeting and service), optimal dan positif
terhadap fiskus, termasuk aparat pajak yang melakukan survei lapangan serta melakukan pendampingan pada
saat turun ke lapangan dan menjalin kerja sama yang positif dengan harapan akan mendapatkan hasil yang
memuaskan, khususnya bagi wajib pajak.
Lanjutan…

3). Menjaga Hubungan dan Komunikasi yang baik


a) Membentuk tim pelaksana sebagai bagian dari risk management dalam perusahaan untuk
menangani pengurusan tersebut. Tim pelaksana dikoordinasikan oleh tax manager dengan tim
operasional lapangan perusahaan yang bersangkutan.
b) Melakukan pemantauan atau monitoring secara ketat perkembangan hasil survei lapangan unit
usaha yang dilakukan oleh fiskus dengan melakukan semacam “rekonsiliasi” yang
dikomunikasikan dengan aparat pajak yang melakukan survei lapangan unit usaha
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai