Takwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang terdiri dari cinta dan takut, yang
lebih jelas lagi adalah adanya kesadaran terhadap segala sesuatu atas dirinya dan bahkan
merasa hatinya yang paling dalam senantiasa diketahui oleh Allah swt. Sehingga ia senantiasa
menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
B.Fungsi Aqidah
3. Meyakini bahwa islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk semua manusia dan
mampu menjawab segala persoalan yang muncul dalam segala lapisan masyarakatdan sesuai
dengan tuntunan budaya manusia
4. Meyakini dnegan adanya keimananya kepada Allah yang secara fitrah sudah dimiliki dalam
arwah
5. Dengan adanya keimanan dalam diri seseorang akan membawakan ketentraman serta
ketenangan jiwa
6. Memberikan keyakinan yang pasti sebagai pedoman kehidupan demi mencapai keselamatan
dalam kehidupan di dunia maupun diakhirat
C. Peran Aqidah
D. Tingkatan Aqidah
1. taqlid, yaitu tingkat keyakinan yang berasal dari pendapat orang lain serta diikuti tanpa
menganalisa atau memikirkan dahulu
2. yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti serta argumentasi yang jelas dan
rasional, tetapi belum menemukan hubungan yang kuat antara objek keyakinan dengan
argumentasi
3. Ainul yakin, yaitu keyakinan yang didasari atas argumentasi yang rasional, ilmiah, sehingga
mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan argumentasi secara pasti dan
mampu menjawab sanggahan-sanggahan yang dating secara rasional
4. Haqqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang paling tinggi disamping mampu menegmukakan
dalil-dalil rasional ilmiah, mampu juga membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan
dalil-dalil serta mmapu memberikan jawaban yang rasional dengan menemukan dan
merasakan keyakinan melalui pengalaman hidup.
3. faktor jihad
Bukan perkara mustahil bagi umat Islam kini untuk kembali memahami senarai lengkap KPI
para sahabat Rasulullah saw. sehingga mereka diiktiraf sebagai sebaik umat. Kuncinya
kejayaan mereka adalah dengan memiliki taqwa yang jitu dan ampuh.
“Sesungguhnya Kami telah berwasiat (memerintahkan) kepada orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan juga kepada kamu, bertaqwalah kepada Allah.” (An Nisa: 131)
Taqwa juga adalah wasiat Rasulullah SAW kepada umatnya. Baginda bersabda yang
maksudnya: “Aku berwasiat kepada kamu semua supaya bertaqwa kepada Allah, serta dengar
dan patuh kepada pemimpin walaupun dia seorang hamba Habsyi. Sesungguhnya sesiapa
yang hidup selepas aku kelak, dia akan melihat pelbagai perselisihan. Maka hendaklah kamu
berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk selepasku.”
(Riwayat Ahmad, Abu Daud, Termizi dan Majah)
Dr. Abdullah Nashih Ulwan menyebut ada 5 langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai KPI
taqwa, yaitu ;
1. Mu’ahadah berarti selalu mengingat perjanjian kepada Allah swt., bahawa dia akan selalu
beribadah kepada Allah swt. Seperti merenungkan sekurang-kurangnya 17 kali dalam
sehari semalam dia membaca ayat surat Al Fatihah : 5 “Hanya kepada Engkau kami
beribadah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan”.
2. Muraqabah
Muraqabah berarti merasakan kebersamaan dengan Allah swt. dengan selalu menyedari
bahawa Allah swt. selalu bersama para makhluk-Nya dimana saja dan pada waktu apa
sahaja. Terdapat 13 beberapa jenis muraqabah, pertamanya muraqabah kepada Allah swt.
dalam melaksanakan ketaatan dengan selalu ikhlas kepadaNya. Kedua muraqabah dalam
kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan dan meninggalkannya secara total. Ketiga,
muraqabah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab kepada Allah
dan bersyukur atas segala nikmatNya. Keempat muraqabah dalam mushibah adalah
dengan redha. atas ketentuan Allah serta memohon pertolonganNya dengan penuh
kesabaran.
3. Muhasabah
Muhasabah sebagaimana yang ditegaskan dalam Al Quran surat Al Hasyr: 18, “Wahai
orang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah dan hendaklah merenungkan setiap
diri, apalah yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan takwalah kepada Allah!
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa jua pun yang kamu kerjakan”
4. Mu’aqabah
Mu’aqabah ialah memberikan hukuman atau denda terhadap diri apabila melakukan
kesilapan ataupun kekurangan dalam amalan. Mu’aqabah ini lahir selepas Muslim
melakukan ciri ketiga iaitu muhasabah. Hukuman ini bukan bermaksud deraan atau pukulan
memudaratkan, sebaliknya 14 bermaksud Muslim yang insaf dan bertaubat berusaha
menghapuskan kesilapan lalu dengan melakukan amalan lebih utama meskipun dia berasa
berat.
5. Mujahadah
Makna mujahadah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ankabut ayat 69 adalah apabila
seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan
amalamal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus
memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya. Dalam hal
ini ia harus tegas, serius dan penuh semangat sehingga pada akhirnya ketaatan
merupakan kebiasaan yang mulia baginya dan menjadi sikap yang melekat dalam dirinya.
Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: