Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR

I. PENDAHULUAN
Standar operasi dan prosedur ini memuat tentang ketentuan-ketentuan dan tata cara
pelaksanan perencanaan dan pengembangan fasilitas produksi, sambungan langganan dan
pemeliharaan perpipaan berdaasarkan rencana kerja dan anggaran PDAM.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Standar operasi dan prosedur perusahaan tentang perencaanan dan pengembangan fasilitas
produksi, sambungan langganan dan pemeliharaan perpipaan ini dibuat dengan maksud dan
tujuan sebagai berikut :
1. Mengadakan persediaan cadangan air minum guna keperluan distribusi
2. Mengadakan pengadaan teknik bangunan air minum serta menjamin kualitas dan
kuantitas termasuk menjamin rencana kebutuhan
3. Mengadakan perencanaan penyediaan sarana air minum untuk program program
penyambungan dan pengawasan pendistribusian
4. Merencanakan seluruh kegiatan yang meliputi penyiapan dan penyimpanan
dokumen teknis yang dibutuhkan untuk perencanaan teknik
5. Membuat usulan rencana anggaran kegiatan teknis sesuai kebutuhan yang meliputi
perluasan jaringan serta rehabilitasi perpipaan
6. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan fasilitas produksi dan langganan
serta pemeliharaan pemeliharaan jaringan perpipaan baik distribusi maupun
jaringan sambungan langganan
7. Melaksanakan pekerjaan perkejaan dibidang perencanan dan survey untuk kegiatan
kegiatan perluasan serta pengambangan sarana air bersih
8. Melaksakan tugas tugas lain sesuai dengan fungsi nya yang diberikan oleh kepala
bagian teknik

III. DEFINISI
1. Survey merupakan penelitian secara komperhensif kepada suatu objek tertentu
yang tujuannya untuk medapatkan data yang valid, mengenai kebutuhan data
fasilitas produksi, sambungan langganan dan pemeliharaan serta bangunan
berdasarkan pengukuran.
2. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan ukur kepada suatu objek tertentu.
3. Rab (rencana anggaran biaya) yaitu jumlah hasil perhitungan berupa uraian
pekerjaan dan nominal angka rupiah pada suatu pekerjaan
4. Boq (bill of quantity) yaitu daftar kuantitas yang berisikan penjelasan uraian
pekerjaan dan jumlah yang harus dikerjakan
5. As built drawing yaitu gambar sesuai pekerjaan dilapangan dan yang terpasang
6. Digitasi (GIS) adalah penggambaran jaringan perpipaan dan bangunan melalui
komputer untuk mempemudah pencarian dan upadate data.
7. Altimeter dan GPS adalah altimeter alat untuk mengukur ketinggian elevasi suatu
wilayah yang dilengkapi pengukuran angin. GPS yaitu alat elektronik untuk
mengukur ketinggian elevasi, jarak, time reset, maping, 3D view dan route
manajemen.

IV. KETENTUAN
1. Umum
Ketentuan umum kegiatan pelaksanaan perencanaa adalah sebagai berikut:
a) Tersedianya peralatan untuk pengukuran dan alat sket
b) Tersedianya alat transfortasi untuk mencapai lokasi survey
c) Kejelasan Lokasi survey
d) Adanya penanggung jawab
2. Teknis
a) Perlengkapan survey dan pengukuran
 Theodolit T2
 GPS dan Altimeter
 Kamera
 Roll meter, speedometer dan meter saku
 Buku sket
b) Peralatan keselamatan kerja
 Pakaian kerja
 Helm kerja
 Rambu-rambu
 Sepatu boot
c) Perlengkapan kantor
 Komputer/ laptop
 Software kerja
 Meja dan kursi
 Lemari arsip
 Alat presentasi
d) Perlengkapan transfortasi
 Mobil dan motor

METODE PELAKSANAAN PERENCANAAN


I. PENDAHULUAN
Standar operasi dan prosedur ini memuat tentang metode pelaksanan perencanaan
dan pengembangan fasilitas produksi, sambungan langganan dan pemeliharaan
perpipaan berdaasarkan rencana kerja dan anggaran PDAM.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Standar operasi dan prosedur perusahaan tentang perencaanan dan pengembangan fasilitas
produksi, sambungan langganan dan pemeliharaan perpipaan ini dibuat dengan maksud dan
tujuan sebagai berikut :
1. Mengadakan persediaan cadangan air minum guna keperluan distribusi
2. Mengadakan pengadaan teknik banguna air inum serta menjamin kualitas dan
kuantitas termasuk menjamin rencana kebutuhan
3. Mengadakan perencanaan penyediaan saran air minum untuk program program
penyambungan dan pengawasan pendistribusian
4. Merencanakan seluruh kegiatan yang meliputi penyiapan dan penyimpanan dkumen
teknis yang dibutuhkan untuk perncanaan teknik
5. Membuat usulan rencana anggaran kegiatan teknis sesuai kebutuhan yang meliputi
perluasan jaringan serta rehabilitasi perpipaan
6. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan fasilitas produksi dan langganan
serta pemeliharaan pemeliharaan jaringan perpipaan baik distribusi maupun
jaringan sambungan langganan
7. Melaksanakan pekerjaan perkejaan dibidang perencanan dan survey untuk kegiatan
kegiatan perluasan serta pengambangan sarana air bersih
8. Melaksakan tugas tugas lain sesuai dengan fungsi nya yang diberikan oleh kepala
bagian teknik

III. DEFINISI
1. Air minum adalah air bersih yang telah memenuhi persyaratan standar
kualitas yang berlaku sehingga aman untuk dipergunakan atau dimimun oleh
masyarakat atau konsumen
2. Perhitungan air adalah debit air hasil dari kecepatan aliran air dibagi luas
basah penampang air

IV. KETENTUAN
1. Umum
Metode pengukuran yang harus dipenuhi sebagai berikut:
 Tersedianya patok pengukuran
 Diketahuinya area pengukuran

2. Teknis
Mengetahui teknis pengukuran dengan dilakukan perhitungan air
Secara umum debit merupakan hasil perkalian antara kecepatan aliran dengan luas penampang
aliran, atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Q = V x A ……….…………………………………( 2.1 )

Dimana : Q = Debit (m3/dt)

V = Kecepatan rata – rata (m/dt)

A = Luas penampang pipa (m 2)

 Perhitungan di Saluran Terbuka (Open Chanel)


Perhitungan debit di Saluran Terbuka (Open Chanel) dihitung menggunakan persamaan
Manning dalam Sistem Internasional

Q = V.A
2 1
1,0
v= . R 3 . S 2
Persamaan Manning : n
Tabel 2.1. Nilai – nilai tipikal koefisien Manning, n
No Koef. Manning n
.
1 Brass and glass pipe 0,010

2 Wrought iron ; cast iron 0,012

3 Concrete 0,013

4 Vitrified 0,014

5 Riveted Steel 0,015

Sumber : Buku Ajar Mekanika Fluida (hal. 77)

Dimana:

n = Nilai Koefisien Manning

R = Jari – jari Hidrolis

S = Kemiringan Dasar Saluran

A = Luas Basah Saluran

 Aliran Dalam Pipa


Aliran air dalam pipa dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu aliran dalam pipa tunggal
dan aliran dalam pipa bercabang. Aliran dalam pipa tunggal hanya ditinjau dari satu ujung
permulaan dan satu ujung akhir pengaliran yang mana garis kemiringan energinya menjadi
satu. Sedangkan dalam aliran pipa bercabang dimana ujung permulaan dan ujung akhir
pengaliran lebih dari satu, maka kemiringan garis energinyapun lebih dari satu, dengan syarat,
bahwa tiap – tiap titik pertemuan pipa tinggi energinyapun harus sama, yaitu:

VA
PD/γ

VB
ZA D ZB
ZD
VC

(datum)
PD L A V 2A ZC
z A =z D+ + f A
γ DA 2 g
PD LB V 2B
z B =z D + + f B
γ DB 2 g ………………………………….( 2.3 )

dimana :

zA, zB = Ketinggian muka air terhadap datum (m)

zD = Tinggi tekan energi pada titik D (m)

f = Koefisien kehilangan energi akibat gesekan (friction) dari diagram


Moody, fungsi dari bilangan Reynold

P = Tekanan hidrostatis ( kg/m2)

γ = Berat jenis (kg/m3)

L = Panjang pipa (m)

D = Diameter pipa (m)

V = Kecepatan rata – rata (m/dt)

g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/dt 2

 Perhitungan Laju Aliran Air yang Dipompa Oleh Motor Pompa


Sering energi secara langsung ditambahkan atau dipindahkan dari sistem saluran pipa dengan
pompa atau turbin. Seperti sistem yang dipecahkan dengan memasukkan tambahan kedalam
persamaan Bernoulli untuk menyatakan tambahan energi (h a) dan energi yang dipindahkan (
hr ¿ . Suku h a harus ditambahkan ke ruas kiri persamaan Bernoulli, sedangkan hr harus
dikurangi, sehingga:

p 1 v 21 p2 v 2 2
+ + z 1+ ha−hr= + + z 2 +h L … … … … … … … … … … … .(2. a)
γ 2g γ 2g

Suku h a dan hr dalam persamaan (2.a) dapat dinyatakan dengan hubungan:

P
h a= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2. b)

P
hr = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2. c)

Dimana:
ha = energi yang ditambahkan pada sistem saluran pipa
hr = energi yang dipindahkan pada sistem saluran pipa
P = power
Q = laju aliran
γ = berat satuan fluida
power pada persamaan (2.b) dan (2.c) dan (dengan tidak langsung) persamaan (2.a) adalah
power teoritis. Efisiensi pompa harus diambil ke dalam perhitungan jika ada pemilihan pompa.
 Kerugian – Kerugian Pada Aliran Pipa
Fluida yang mengalir melalui saluran, otomatis energi total yang dimiliki oleh fluida tersebut
cenderung berkurang dalam arah aliran. Kehilangan energi pada umumnya terdiri dari dua
jenis, yaitu: kehilangan friksi (friction losses) dan kehilangan minor (minor losses).
Kehilangan friksi adalah keluarnya energi yang diperlukan untuk menanggulangi tahanan
aliran yang disebabkan oleh gerak fluida. Kehilangan ini mungkin disebabkan oleh tahanan
diantara partikel fluida akibat gesekan dan penggelinciran terhadap masing – masing yang lain
sebagai akibat gerak fluida. Hal ini bisa juga dihubungkan terhadap kehilangan dalam energi
kinetik akibat tabrakan partikel – partikel fluida yang bergerak dengan kecepatan yang
berbeda.
Ada juga beberapa kehilangan energi sewaktu – waktu yaitu ada suatu perubahan secara tiba
– tiba pola aliran seperti ada suatu halangan/ rintangan dalam lintasan aliran atau perubahan
kecepatan dan arah aliran. Karena kehilangan ini sering lebih kecil dari pada kehilangan friksi,
maka umumnya disebut sebagai “kehilangan minor”.
Kerugian kecil pada jalur pipa diakibatkan oleh perubahan mendadak dari geometri aliran
karena perubahan ukuran pipa, belokan, katup – katup, serta berbagai jenis sambungan pada
pipa yang panjang, kerugian kecil ini sering diabaikan tanpa kesalahan yang berarti, tetapi
dapat menjadi cukup penting pada pipa yang pendek. Kerugian kecil pada umumnya akan
lebih besar bila aliran mengalami perlambatan dari pada terjadi kecepatan, akibat adanya
pusaran arus yang di timbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa.
 Kehilangan Energi Akibat Gesekan Pipa
Kehilangan energi akibat friksi untuk cairan yang mengalir di saluran ertutup secara langsung
sebanding dengan panjang saluran dan tinggi kecepatan berbanding terbalik dengan diameter
saluran dan hal ini dapat dinyatakan dengan dengan persamaan Darcy – Weisbach, yaitu:
2
L V
f .
hf = D 2g ……………………………..( 2.4 )

dimana : hf = kerugian tinggi tekanan akibat gesekan pipa (m)

L = Panjang pipa (m)

D = Diameter pipa (m)

V = Kecepatan rata – rata (m/dt 2)

f = faktor gesekan

g = percepatan gravitasi

Karena f merupakan faktor gesekan yang merupakan suatu fungsi dari kekasarann nisbi
pipa serta bilangan Reynolds maka kekasaran nisbi dapat dihitung dengan :

ε
Kekasaran nisbi = D ………………………………………( 2.5)

dimana : ε = kekasaran mutlak pipa (mm)

D = diameter pipa (m)

Gambar 2.1. Kekasaran dinding

Anda mungkin juga menyukai