Anda di halaman 1dari 11

JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit), 6 (2): 140-157, Juli 2017

Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs
DOI: 10.18196/jmmr.6137

Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di


Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman
Sri Nuryati*
* Penulis Korespondensi: daroji.inung@gmail.com
Dinas Kesehatan Kab. Sleman, Jl Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi Sleman Yogyakarta
INDEXING ABSTRACT
Keywords: This study is a mixed method research, a combination of quantitative and
Quality; qualitative research methods with cross sectional study design.
Management; Quantitative research methods to describe the implementation of QMS
ISO; ISO 9001: 2008. The bureaucratic reform policy QMS ISO 9001: 2008 in
health centers, a strong reason to rehabilitate physical structures all health
centers. Aspects of the process: Organizational Management Aspect
outcomes: The quality objectives is an indicator of success,
implementation of QMS ISO 9001: 2008. QMS ISO improve customer
satisfaction, the implementation of QMS ISO 9001: 2008 in health centers
48% criteria, the criteria of no less than 8%. The big difference in
perceptions of health centers and the Department of Health. in health
centers already meet the requirements of clause 8 in the implementation
of QMS ISO 9001: 2008.

Kata kunci: Penelitian ini merupakan penelitian metode campuran, kombinasi metode
Mutu; penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan rancangan penelitian cross
Manajemen: sectional. Metode penelitian kuantitatif untuk menggambarkan penerapan
ISO; QMS ISO 9001: 2008. Kebijakan reformasi birokrasi QMS ISO 9001: 2008
di puskesmas, alasan kuat untuk merehabilitasi struktur fisik semua
puskesmas. Aspek proses: Manajemen Organisasi Hasil Aspek: Sasaran
mutu merupakan indikator keberhasilan, penerapan QMS ISO 9001:
2008. QMS ISO meningkatkan kepuasan pelanggan, penerapan kriteria
mutu SMM 9001: 2008 di puskesmas 48%, kriteria Tidak kurang dari 8%.
Perbedaan besar dalam persepsi pusat kesehatan dan Departemen
Kesehatan. Di Puskesmas sudah memenuhi persyaratan pasal 8 dalam
pelaksanaan QMS ISO 9001: 2008.
© 2017 JMMR. All rights reserved
Article history: received 5 May 2017; revised 15 Juni 2017; accepted 25 July 2017

PENDAHULUAN Kabupaten Sleman melalui Dinas


Kesehatan dalam melaksanakan kebijakan
Reformasi di bidang kesehatan telah kesehatan sesuai dengan Sistem
menetapkan visi pembangunan kesehatan Kesehatan Daerah (SKD) yang dituangkan
Kabupaten Sleman Terwujudnya Sleman dalam Keputusan Bupati Sleman Nomor:
Sehat yang Mandiri, Berdaya Saing dan 114/Kep.DH/A/2007 telah mempunyai blue
Berkeadilan. Pencapaian kondisi sejahtera print yang jelas. Ada 5 (lima) hal yang
dalam arti masyarakat yang keadaan menjadi fokus pengembangan kesehatan di
ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta Kabupaten Sleman.
spiritualnya baik adalah upaya peningkatan Strategi yang dipergunakan dalam
kreatifitas untuk mencapai keunggulan rangka menyelenggarakan misi untuk
sehingga dapat bertahan dan bersaing mencapai Sleman Sehat adalah;
dalam berbagai bidang kehidupan dalam Meningkatkan kualitas pelayanan publik
pembangunan.1 melalui peningkatan kapasitas sumberdaya
Dinas Kesehatan dengan penerapan good
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (2), 147-157 | 148 |

governance, Meningkatkan kualitas gambaran pengelolaan terhadap


pelayanan kesehatan, Penerapan Standart implementasi Sistem Managemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu. Dari data hasil ISO 9001:2008 Sedangkan metode
capaian kegiatan sampai dengan awal penelitian kualitatif digunakan untuk
tahun 2014 sudah ada 23 (dua puluh tiga) memperkuat analisis penelitian sesuai
puskesmas yang tersertifikasi SMM ISO dengan fenomena yang diteliti.
9001:2008. Pada akhir tahun 2014 semua Subyek dalam penelitian ini adalah
puskesmas di Kabupaten Sleman yaitu pengelola ISO di Puskesmas, yang terdiri
sebanyak 25 (dua puluh lima) puskesmas dari Manajemen Representatif (MR) dan
diharapkan sudah tersertifikasi SMM ISO Kepala Puskemas. Penelitian mulai
9001:2008. dilakukan tanggal 16 Desember 2016
Implementasi SMM ISO saat ini cukup sampai dengan tanggal 3 Maret 2017.
efektif meningkatkan mutu, salah satunya Subjek penelitian yang diambil datanya,
dengan peningkatan angka kunjungan. sebanyak 25 orang sampel dari MR
Hasil pemantauan Tim Dinas Kesehatan puskesmas diminta untuk mengisi
Kabupaten Sleman pada bulan April tahun kuesioner terkait implementasi SMM ISO
2014 diperoleh informasi permasalahan 9001:2008. Wawancara mendalam dengan
implementasi SMM ISO 9001:2008 antara pejabat struktural yang berwewenang
lain: dalam hal pengembangan, pengelolaan,
a. Adanya alokasi anggaran yang dan penerapan Sistem Management Mutu
semakin besar dalam tiap tahunnya ISO 9001:2008. Kemudian Obyek
untuk pembiayaan survaillan audit penelitian adalah Puskesmas di Kabupaten
maupun resertifikasi SMM ISO Sleman.
9001:2008, untuk tahun 2014 yaitu Penelitian ini dilaksanakan melalui
sebesar Rp. 894.063.450 ; tahapan sebagai berikut:
b. Pelaksanaan survaillain audit yang a) Tahap persiapan, dengan kegiatan:
tidak sesuai dengan rencana Menyiapkan instumen penelitian dan
penjadwalan, akibatnya ketidaksiapan melakukan pendekatan ke Dinas
puskesmas; Kesehatan Kabupaten Sleman dan
c. Adanya pelayanan yang tidak sesuai Puskemas di wilayah Kabupaten
dengan Standart Operasional Sleman dengan maksud menerangkan
Prosedur (SOP) yang sudah maksud penelitian.
disepakati; b) Tahap pelaksanaan, pengumpulan data
d. Adanya regulasi pemerintah bahwa kegiatan sebagai berikut:
fasilitas kesehatan tingkat pertama Mengumpulkan data primer
harus terakreditasi sebagai c) Penelitian kuantitatif Pengumpulan data
persyaratan kredensialing kerjasama primer dalam penelitian ini secara
dengan Badan Penyelenggaran kuantitatif didapatkan dari kuesioner
Jaminan Sosial (BPJS), tentang penerapan SMM ISO
mengakibatkan minat puskesmas 9001:2008 dan tujuan penerapannya,
untuk meneruskan sertifikasi ISO dengan subjek penelitian MR
9001:2008 menurun. Puskesmas
d) Penelitian kualitatif Secara kualitatif
METODE PENELITIAN data primer diperoleh melalui
wawancara mendalam, kepada subjek
Penelitian ini merupakan mixed penelitian Kepala Puskesmas.
method research, yang merupakan
gabungan antara metode penelitian Mengumpulkan data sekunder
kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian Pengumpulan data dilaksanakan dengan
kuantitatif digunakan untuk mengetahui cara observasi dan penelusuran terhadap
|149 | Sri Nuryati*± Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu «

dokumen-dokumen penerapan SMM ISO Aspek Struktur/Input Puskesmas


9001:2008. Analisis Data yang diperoleh
dikumpulkan dan diolah dengan Aspek fisik dan bangunan berikut
serangkaian proses adalah tanggapan dari responden terkait
analisis kualitatif, Pengolahan data dengan pemenuhan standar SMM ISO
dilakukan dengan tahapan berikut: 9001:2008, Kondisi fisik dan bangunan
Data yang dijaring dengan kuesioner hampir semua puskesmas di wilayah
yang merupakan data kuantitatif, dianalisis Kabupaten Sleman sudah sesuai prototipe
secara kuantitatif melalui analisis diskriptif dari Dinas Kesehatan, dengan skor sangat
yang berupa perhitungan rata-rata dan baik (100%).
perhitungan persentase. Cara menghitung Puskesmas mempunyai inventaris
nilai setiap butir pertanyaan adalah sebagai ambulans sebagai fasilitas pendukung
berikut: dalam penelitian ini jumlah butir operasional pelayanan untuk pasien yang
pertanyaan dalam instrumen ada 48 membutuhkan. Skor untuk kesesuaian
nomor. Jumlah responden ada 25 orang. mobil Ambulan dengan standar sebesar
Skor tertinggi tiap butir soal adalah 4. Jadi 75%. Inventaris ambulans setiap
jumlah skor tertinggi dalam setiap butir soal puskesmas rata-rata 2 (dua) unit mobil
untuk total responden adalah 100. Skor ambulans. Kendala di lapangan, tidak
terendah dalam setiap butir soal untuk total semua puskesmas mempunyai tenaga
respoden adalah 25. Sopir, sehingga perlu penambahan tenaga
NB: ™ SH X100% sebagai pengemudi di puskesmas.
™ SK Terkait dengan pemenuhan standar
Dimana NB : Nilai Skor Butir ISO 9001:2008 pada aspek input
™SH : jumlah skor hitung khususnya pemenuhan fasilitas dan
™SK : skor tertinggi = 25 x peralatan dimintakan pendapat melalaui
4= 100 wawancara mendalam. Pada umumnya
Metode pengukuran dengan informan menyatakan bahwa SMM ISO
mengunakan kriteria skala linket. 9001:2008 membawa dampak positif
Sangat Baik : Nilai 4 khususnya pemenuhan fasilitas dan
Baik : Nilai 3 peralatan yang selama ini sulit diadakan
Tidak Baik : Nilai 2 menjadi harus diadakan sesuai permintaan
Sangat Tidak Baik : Nilai 1 standar.
b. Melakukan triangulasi untuk Petugas terhadap peningkatan mutu
mengurangi kesalahan dalam merupakan penggerak utama berjalannya
pengumpulan data dan menjaga validitas SMM ISO 9001:2008. Tabel di bawah ini
dengan melihat dan membandingkan hasil menjelaskan capaian kesesuaian dari
wawancara dengan data sekunder di Dinas aspek komitmen petugas. Struktur
Kesehatan Kabupaten Sleman. pengelola SMM ISO 9001:2008
puskesmas, sudah ada pembagian tugas
HASIL DAN PEMBAHASAN antara Kepala puskesmas dengan Quality
Management Representative (QMR), yang
Kelompok responden dari kalangan bertanggung jawab terhadap implementasi
Quality Manajement Reperesentatif (QMR), SMM ISO 9001:2008.
sebanyak 25 (dua puluh lima) puskesmas
dilibatkan dalam survei untuk memberikan Aspek perencanaan dan logistik
gambaran tentang SMM ISO 9001:2008. menempati satu klausul khusus dalam
SMM ISO 9001:2008.
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (2), 147-157 | 150 |

Aspek Proses Aspek Outcome

Aspek review dokumen, kebijakan Aspek sasaran mutu puskesmas


bukanlah suatu dokumen yang bersifat sebagai indikator pengukuran dalam sistem
tetap, bahkan harus dilakukan review untuk manajemen mutu. Dalam proses
kepentingan evaluasi seara berkala. penyusunan sasaran mutu melibatkan
Adanya review dokumen merupakan semua unit pelayanan yang ada
indikasi adanya continous improvement di dipuskesmas. Permasalahan yang ada di
puskesmas. Dokumen apa saja yang masing-masing unit disusun berdasarkan
membutuhkan review berkala dan sejauh prioritas dan sebagai bahan masukan
mana puskesmas telah menjalankannya. dalam penentuan sasaran mutu. Kegiatan
Pada awal penerapan sistem sasaran mutu dan kepuasan pelanggan di
manajemen mutu Kepala puskesmas puskesmas disajikan dalam table 4.12.
menetapkan kebijakan mutu puskesmas. Aspek Sasaran Mutu Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar kebijakan mutu puskesmas
masih relevan hingga saat ini. Aspek Persepsi Kepala Puskesmas tentang
adminstratif dalam SMM ISO 9001:2008 Keberlangsungan implementasi SMM
ditekankan pada kontrol dokumen. ISO 9001:2008 pasca regulasi JKN
Aspek continous improvement masih (Jaminan Kesehatan Nasional)
perlu peningkatan, dimana pasca asesmen
seringkali tidak dilanjutkan secara rutin. Penerapan SMM ISO yang sudah
Proses perbaikan temuan kadangkala berjalan cukup lama, dari aspek psikologis
dilaksanakan menjelang proses audit saja. menimbulkan kejenuhan. Dampak dari
Audit interal sudah berjalan rutin setiap anggaran adalah harus mengurangi biaya
enam bulan sekali. Apabila ada operasional yang lain untuk mendukung
permasalahan yang belum bisa kegiatan SMM ISO di puskesmas. Sisi
terpecahkan, masuk dalam materi bahasan positifnya adalah karena intervensi pihak
tinjauan manajemen. luar memiliki daya ungkit lebih tinggi.
Audit ekternal sudah berjalan secara Wawancara juga dilakukan terhadap
periodik enam bulan sekali. Auditor Kepala Bidang Pelayanan Medik Dinas
ekternal dari lembaga independen,yang Kesehatan Sleman. Berdasarkan dengan
mempunyai lisensi sebagai lembaga regulasi tentang JKN, pemberi pelayanan
sertifikasi, kompeten dan profesional. kesehatan tingkat pertama, dalam rangka
Disamping adanya efek positif yang pelayanan kepada pelanggan dengan
dihasilkan dari implementasi SMM ISO system kapitasi, puskesmas wajib
9001:2008 berupa komitmen untuk terakreditasi. Meskipun kepala puskesmas
meningkatkan mutu dan keselamatan, ada menghendaki menggunakan satu sistem
hal menarik lainnya dimana kesadaran saja yakni akreditasi namun Dinas
untuk peningkatan mutu didorong karena Kesehatan sepertinya menginginkan hal
adanya penilaian oleh pihak ketiga yakni yang berbeda.
lembaga sertifikasi. Meskipun pengawasan
mutu telah menjadi program rutin Dinas Persepsi dari Puskesmas tentang
Kesehatan Sleman, namun penilaian oleh Keberlangsungan Implementasi SMM
pihak eksternal ternyata memiliki daya ISO 9001:2008 Pasca Regulasi
ungkit lebih dalam upaya peningkatan mutu Akreditasi Puskesmas (Fasilitas
pelayanan Puskesmas. Kesehatan Tingkat Primer harus
terakreditasi).

Pada sesi wawancara terungkap


adanya persepsi dari puskesmas yang
|151 | Sri Nuryati*± Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu «

menyatakan tujuan dari SMM ISO setiap tahunnya bertambah, antara lain
9001:2008 dan akreditasi adalah sama disebabkan adanya penambahan
untuk menstandarkan sistem pelayanan di barang inventaris penunjang pelayanan
puskesmas. Sebaiknya salah satu saja. klinis maupun peralatan pendukung
Pada aspek efisiensi, akreditasi lebih administrasi. Penerapan sistem
efisien karena bersifat menyeluruh. Jika manajemen mutu ISO 9001:2008
implementasi keduanya adalah sebuah merupakan langkah perbaikan mutu
pilihan, maka perlu upaya kolaborasi antara baik sumber daya maupun kegiatan
SMM ISO 9001:2008 dengan Akreditasi pelayanan organisasi pelayanan
Puskesmas. kesehatan. Berkaitan dengan hal
tersebut, hasil penelitian (Wijayanti,
Evaluasi Implementasi Sistem 2008) menyebutkan bahwa semua
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 karyawan atau petugas harus memiliki
Puskesmas dari aspek Sruktur: komitmen yang kuat dalam berusaha
memberikan pelayanan kesehatan yang
Berdasarkan hasil yang terungkap baik.3 Integrasi system informasi
dalam penelitian ini, Dinas Kesehatan dengan Dinas Kesehatan belum
Kabupaten Sleman menerapkan sistem diterapkan untuk semua jenis laporan
manajemen mutu merupakan upaya dalam skor 68%. Peralatan non medis untuk
reformasi birokrasi. Menurut Djoko Wijono pelayanan puskesmas bisa
(2000), menyatakan bahwa hubungan mutu dianggarkan melalui anggaran
dan aspek-aspek dalam pelayanan puskesmas, sehingga dalam
kesehatan dan cara-cara peningkatan mutu mekanisme perencanaan, harus
pelayanan kesehatan dapat melalui memperhitungkan kebutuhan dalam
pendekatan institusional atau individu.2 tahun berjalan maupun tahun yang
Menurut Prof. A Donabedian, dalam Djoko akan datang. Kendala di lapangan,
Wijono (2000), ada 3 (tiga ) pendekatan tidak semua puskesmas mempunyai
evaluasi mutu aspek: struktur, proses, tenaga Sopir, sehingga perlu
output. Komponen struktur untuk penambahan tenaga sebagai
kesesuaian sumber daya listrik dengan pengemudi di puskesmas. Dari hasil
kebutuhan.2 penelitian Pongpirul K, et al, (2006),
1. Aspek struktur untuk sarana fisik Integrasi dan pemanfaatan informasi
perlengkapan & peralatan: kondisi fisik menduduki peringkat tertinggi sebagai
bangunan skor 100%. tata ruang suatu hambatan yang besar. 21
pelayanan skor 74%. Hal ini merupakan 2. Aspek Organisasi & Manajemen
dampak positif bagi jajaran Dinas Struktur organisasi ISO di puskesmas,
Kesehatan Kabupaten Sleman, karena disusun berdasarkan Struktur
penerapan SMM ISO 9001:2008 dapat organisasi puskesmas. Setiap unsur
dijadikan alasan kuat untuk advokasi ke mempunyai Tupoksi masing-masing
Pemerintah Daerah guna memperbaiki yang harus dilaksanakan dalam rangka
fasilitas bangunan di puskesmas. Hal menjalankan SMM ISO 9001:2008. Hal
ini sesuai yang diungkapkan Wijayanti ini sesuai dengan yang dinyatakan
(2008), puskesmas yang memilik ruang Suryanto, dkk (2011) bahwa ada
pelayanan yang lebih banyak , hubungan positif yang sangat signifikan
diharapkan pelayanan bisa berjalan antara kepuasan kerja dan persepsi
lebih cepat.3 Aspek utilitas dan perawat tentang kepemimpinan dengan
prasarana, kapasitas daya listrik 67%, kinerja perawat pasca sertifikasi ISO
kondisi sumber listrik cadangan 69%, 9001/2008.4 Dalam penelitian Enny WM
kesesuaian daya listrik dengan µ7RWDO PDQDMHPHQ PXWX GDQ
kebutuhan 68%. Kebutuhan daya listrik lingkungan kerja memiliki dampak
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (2), 147-157 | 152 |

positif dan signifikan terhadap lingkungan, kesehatan dan manajemen


17
kepuasan kerja karyawan. risiko sertabtanggung jawab sosial
Management Representative (MR), korporasi bisa diterapkan korporasi
mensosialisasikan kebijakan mutu dan pendekatan untuk mengurangi biaya. 19
memelihara sistem menajamen mutu 4. Aspek Sumber Daya Manusia,
yang dijabarkan dalam pedoman mutu, keterlibatan personel merupakan
prosedur mutu dan prosedur tetap prinsip yang ketiga dari pelaksanaan
(protap). Pada penelitian SMM ISO 9001:2008. Dari penelitian
Kusumaningtyas, Puskesmas Pagu Widyastuti (2015), secara bersama-
dengan Sertifkasi ISO yang mempunyai sama karyawan dan pimpinan mampu
SOP telah melakukan aktifitas kerja memaksimalkan peran dalam
sesuai dengan proses SOP yang penerapan Quality Mananajemen
ditetapkan. Memastikan agar System.7 Dari hasil penelitian Djasri
penerapan mutu dilakasanakan secara (2006), keterlibatan staf dalam semua
efektif dan efisien untuk memenuhi tingkatan untuk aktif dalam melihat
persyaratan ISO 9001:2008. peluang dalam meningkatkan
Melaporkan penerapan sistem kompetensi, pengetahuan dan
manajemen mutu kepada Kepala pengalaman.8 Secara berkala
Puskesmas. Pada penelitian Susilawati puskesmas merencanakan review
(2013) wujud keterlibatan personel menjalin komitmen mutu dan
adalah dengan dilibatkannya semua merencanakan kegiatan tahun
warga sekolah dalam berbagai berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang
kegiatan sehingga ketercapain tujuan dinyatakan Maharani (2008) kunci
merupakan hasil koordinasi semua keberhasilan dari penerapan SMM ISO
bagian dari top hingga bottom, 9000 adalah komitmen semua pihak
mengimplementasikan tugas sesuai baik dari pihak atasan sampai dengan
dengan Tupoksi, serta prosedur yang bawahan.6 Hal ini di sadari dan
telah ditetapkan. Melakukan komunikasi dipahami bahwa SMM ISO 9000
internal sesuai media komunikasi yang bukanlah suatu alat ajaib yang bisa
telah ditetapkan. 5 merubah sesuatunya tanpa perjuangan
3. Aspek Keuangan (Biaya Mutu), semua pihak. Dalam penelitian
komitmen yang kuat dari Pemerintah Susilawati et al. (2013), wujud
Daerah ikut andil dalam pendanaan keterlibatan personel adalah dengan
yang mendukung kegiatan SMM ISO dilibatkannya semua warga sekolah
9001:2008. Melalui strategi tersebut dalam berbagai kegiatan sehingga,
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman ketercapain tujuan merupakan hasil
berhasil melakukan advokasi kepada koordinasi koordinasi semua bagian
Tim Pengesahan Kegiatan Anggaran dari top hingga bottom. Hal ini sesuai
Daerah Kabupaten Sleman. Pada dengan penelitian Primiani (2015),
penelitian Maharani (2007), 15 rumah selain itu komitmen dari pimpinan untuk
sakit dari 19 rumah sakit yang menjadi dapat mendukung kegiatan penerapan
responden menjalankan langkah- Total Quality Manajemen sangat
langkah perbaikan mutu yang diperlukan.5
berkelanjutan secara konsisten. Rumah 5. Aspek sumber daya lainnya,
sakit yang tidak menjalankan langkah- pengelolaan sumber daya merupakan
langkah perbaikan mutu disebabkan klausul keenam dari delapan klausul
karena permasalahan biaya atau sebagai persyaratan dalam penerapan
komitmen dari setiap pihak dalam SMM ISO 9001:2008. Dari aspek
rumah sakit.6 Dalam penelitian Rajkovic perencanaan capain skor sudah sangat
D, Integrasi sistem manajemen kualitas, baik, hal ini dikarenakan sudah adanya
|153 | Sri Nuryati*± Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu «

mekanisme usulan berjenjang dengan 9001:2000 dapat dikategorikan cukup


format dan pedoman baku (SHBJ, baik. Kondisi ini hanya bermakna
RPK), dari puskesmas ke Dinas pada system audit yang dilakukan
Kesehatan. secara berkala.15 Kegiatan audit
internal maupun ekternal sudah rutin
Evaluasi Implementasi Sistem dilaksanakan sebagai kegiatan
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 evaluasi. Hal ini sesuai yang
Puskesmas dari Aspek Proses: dinyatakan Susilawati et al. (2013),
tindakan evaluasi ini bisa dengan
1. Aspek Pengendalian Dokumen, audit internal maupun management
merupakan aspek yang masuk dalam review.5 Dari hasil penelitian dengan
klausul 4 (empat) Persyaratan observasi dokumen terungkap bahwa,
dokumentasi. Dari hasil penelitian ini, 8 (delapan) klausul sebagai
diketahui bahwa dari komponen persyaratan dalam penerapan SMM
review pedoman mutu mencapai skor ISO 9001:2008 sudah dipenuhi
60% kategori cukup, hal ini Puskesmas di wilayah Kabupaten
dikarenakan pedoman mutu yang ada Sleman, yakni: 1) Lingkup
masih relevan dan belum perlu Penerapan, mencakup pelayanan
mereview pedoman mutu. Belum ada yang ada di puskesmas; 2) Acuan
perubahan ruang lingkup penerapan Normatif, acuan yang digunakan; 3)
SMM ISO 9001:2008. Dalam Istilah dan definisi, istilah dan definisi
penelitian Heuvel et al. (2006) ISO yang digunakan; 4) Sistem
sering dianggap identik dengan Manajemen Mutu, disesuaikan
birokrasi. Faktanya di rumah sakit itu, dengan Pedoman Mutu, Persyaratan
karena sejumlah alasan, seperti Dokumen, Rekaman Kegiatan yang
regulasi pemerintah, pemeriksaan ada dan pengendalian dokumen; 5)
kesehatan harus mempertahankan Tanggung Jawab Manajemen,
tingkat yang cukup untuk registrasi meliputi antara lain komitmen
dan dokumentasi. Di rumah sakit manajemen; 6) Pengelolaan Sumber
kami ini mengakibatkan sejumlah Daya, meliputi sumber daya manusia,
besar dan tidak terkendali dokumen sumber daya lainnya, sarana
dengan banyak duplikat dengan prasarana; sudah dijalankan guna
perbedaan hanya kecil yang relatif mendukung pelayanan di puskesmas;
tidak dapat di akses.10 Sesuai dengan 7) Realisasi Produk, meliputi: rencana
penelitian Mitreval E, Menerapkan realisasi layanan, proses yang
strategi ini TQM baru berarti berhubungan dengan pelanggan,
merancang sistem mutu kokoh pengadaan barang dan jasa,
didokumentasikan yang mencakup pengendalian operasional layanan,
setiap proses bekerja di sebuah pengendalian alat ukur dan alat
perusahaan dan muncul sebagai pantau.; 8) Pengukuran, Analisis dan
dasar yang diperlukan untuk Perbaikan, dilaksanakan dari
penggunaan sukses kontrol statistik berbagai komponen baik puskesmas,
proses dan kerja sama tim. 18 pelanggan, monitoring dari Dinas
2. Audit internal berkala 90%, membuat Kesehatan selaku instansi pembina.
tindak lanjut hasil audit ekternal 77%, Dari hasil penelitian Akhyar (2014),
feedback audit internal 90%. Dari diperlukan adanya kesungguhan dari
hasil penelitian Ekowati (2007), warga sekolah secara bersama,
tingkat pemahaman dan kepatuhan sadar dan berkeinginan kuat untuk
penanggung jawab unit maupun maju.12 Dalam pelaksanaan
pelaksana dalam implementasi QMS implementasi SMM ISO 9001:2008
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (2), 147-157 | 154 |

sudah berlandaskan 8 (delapan) hasil penelitian Susilawati et al.


prinsip manajemen tersebut adalah: (2013), pencapaian sasaran mutu
1) Fokus pada pelanggan, merupakan indikator sebuah
mengidentifikasi dimensi mutu keberhasilan dari pelaksanaan SMM
pelanggan; 2) Kepemimpinan, ISO 9001:2008.5 Dari penelitian Hadi
komitmen manajemen untuk (2005) dalam Haryanto (2014), SMM
meningkatkan serta memperbaiki adalah bagian sistem manajemen
kinerja SMM; 3) Keterlibatan organisasi yang mefokuskan
personel, dalam semua kegiatan perhatiannya pada pencapain hasil,
SMM dan koordinasi semua unit; 4) berkaitan dengan sasaran mutu,
Pendekatan proses, adanya prosedur untuk memuaskan kebutuhan ,
dalam SMM ISO 9001:2008; 5) harapan dan persyaratan pihak yang
Pendekatan system, dibuktikan berkepentingan. 13
dengan pedoman -pedoman yang 2. Aspek kepuasan pelanggan,
sudah disusun sesuai struktur pengolahan keluhan pelangggan
dokumen; 6) Pengambilan keputusan masih direkap manual belum ada
dengan fakta, peran dari manajemen sitem database keluhan pelanggan.
dalam pengambilan keputusan, Dari hasil penelitian Kafidzin, Setelah
memperhatikan saran dan masukan membentuk unit pelayanan keluhan
dari bawahan; 7) Perbaikan pasien atau customer care maka
berkelanjutan, adanya capaian langkah selanjutnya adalah membuat
indikator sasaran mutu yang system penanganan keluhan.14 Perlu
dievaluasi secara periodik dan tindak inovasi dalam hal ini untuk diterapkan
lanjutnya; 8) Hubungan pemasok, di puskesmas wilahyah Kabupaten
mengidentifikasi persyaratan Sleman. Dari hasil penelitian di
pelanggan dan prosedur penangan ketahui, melaksanakan survei
keluhan, Dari hasil penelitian Khalili kepuasan pelanggan berkala secara
A, SMM (Sistem Manajemen Mutu) rutin skor 86%. Melakukan
adalah inisiatif yang jelas dengan pengolahan hasil survei 100%.
tujuan meningkatkan efektivitas dan Setiap puskesmas sudah
efisiensi. 20 melaksanakan survei kepuasan (IKM)
indeks kepuasan masyarakat rutin
Evaluasi Implementasi Sistem setiap 6 (enam) bulan sekali. Hasil
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 rekap di Dinas Kesehatan tahun 2015
Puskesmas dari Aspek Outcome: semester pertama 78,7,% semester
kedua 79,52. Hal ini seperti
1. Aspek sasaran mutu, dari penelitian diungkapkan Qolbi (2014), sistem
ini diketahui: pencapain skor untuk manjemen mutu ISO 9001:2008 telah
sasaran mutu puskesmas sesuai berhasil meningkatkan kepuasan
dengan kebutuhan 90%, Analisa pelanggan mengenai hal dalam
sasaran mutu di feedback ke unit dan pemenuhan keinginan dan kebutuhan
ditindaklanjuti skor 100%. Dalam pelanggan bagi pengguna jasa
penentuan sasaran mutu pelayanan. Hal ini sejalan dengan
berpedoman pada standar pelayanan prinsip SMM ISO 9001:2008 bahwa
minimal (SPM). Tingkat capaian tiap organisasi harus mampu
sasaran mutu merupakan indikator memenuhi dan berusaha melebihi
dari keberhasilan penerapan SMM harapan pelanggan.15 Evaluasi
ISO 9001:2008. Sasaran mutu juga penerapan SMM ISO puskesmas
merupakan solusi untuk target yang 48% dengan kriteria baik, 36% cukup,
belum tercapai. Hal ini sesuai dengan 8% kurang dan 8% dengan kriteria
|155 | Sri Nuryati*± Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu «

kurang. Dari hasil penelitian diperoleh tidak ada perbedaan substansial antara
informasi bahwa komitmen akreditasi dan sertifikasi ISO.9 Konfirmasi
manajemen dan continuous hasil analisis statistik ada perbedaan
improvement masih perlu signifikan dengan sistem audit ekternal,
peningkatan terutama pasca tampak jelas kualitas stuktur dan prosedur.
assessment baik internal maupun
ekternal. Kecenderungan perbaikan SIMPULAN
hanya dilakukan pada saat menjelang
audit saja. Berdasarkan hasil pembahasan seperti
yang diutarakan di atas dapat di tarik
Keberlangsungan Implementasi Sistem kesimpulan sebagai berikut; Evaluasi
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas 9001:2008 Puskesmas di Wilayah Kerja
Kesehatan Kabupaten Sleman pasca Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman:
Regulasi Jaminan Kesehatan Kebijakan reformasi birokrasi dengan
Nasional/JKN. Berdasarkan dengan penerapan SMM ISO 9001:2008 di
regulasi tentang JKN, dalam rangka puskesmas, sangat menguntungkan Dinas
pelayanan kepada pelanggan dengan Kesehatan Kabupaten Sleman, karena
sistem kapitasi, puskesmas wajib menjadi alasan kuat untuk merehabilitasi
terakreditasi. Hasil wawancara yang bangunan fisik semua puskesmas. Sarana
dilakukan terhadap Kepala Bidang prasarana terpenuhi, yang belum sinkron
Pelayanan Medik Dinas Kesehatan adalah kebutuhan kapasitas daya listrik
Sleman, meskipun kepala puskesmas dengan perencanaan penambahan
menghendaki menggunakan satu sistem peralatan penunjang pelayanan. Sistem
saja yakni akreditasi namun Dinas informasi puskesmas sudah berjalan,
Kesehatan sepertinya menginginkan hal namun integrasi dengan sistem informasi
yang berbeda. Pada aspek efisiensi, Dinas Kesehatan belum semuanya bisa
akreditasi lebih efisien karena bersifat diakses melalui sistem, terutama untuk
menyeluruh atau komplit (Adminstrasi laporan bulanan (LB) program. Kendala di
Manajemen, UKM & UKP). lapangan, tidak semua puskesmas
Keberlangsungan Implementasi Sistem mempunyai tenaga sopir, sehingga perlu
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 penambahan tenaga sebagai pengemudi di
Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas puskesmas.
Kesehatan Kabupaten Sleman pasca Dari aspek proses, Manajemen
Regulasi Akreditasi Puskesmas: Organisasi di Puskesmas sudah memenuhi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan klausul- klausul persyaratan dalam
Nomor 75 tahun 2014, dalam upaya implementasi SMM ISO 9001:2008
meningkatkan mutu pelayanan, puskesmas sebanyak delapan klausul prinsip
wajib diakreditasi secara berkala paling manajemen mutu. Implementasi SMM ISO
sedikit 3 (tiga) tahun sekali. 16 9001:2008 sudah berjalan dalam rentang
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini waktu yang panjang, sehingga muncul
terungkap adanya persepsi dari puskesmas kejenuhan di tingkat puskesmas,
yang menyatakan tujuan dari SMM ISO berdampak pada fluktuasi komitmen.
9001:2008 dan akreditasi adalah sama Dari aspek outcome/luaran, Dalam
untuk menstandarkan sistem pelayanan di penentuan sasaran mutu berpedoman
puskesmas. Penerapan sistem standar pada standar pelayanan minimal (SPM).
wajib, kalau bisa salah satu saja, karena Sasaran mutu juga merupakan solusi untuk
yang ada di SMM ISO 9001:2008 sudah target yang belum tercapai. Sistem
ada di akreditasi. Hal ini sesuai dengan manjemen mutu ISO 9001:2008 telah
yang dinyatakan Shaw, et al (2010), bahwa berhasil meningkatkan kepuasan
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (2), 147-157 | 156 |

pelanggan. Secara umum penerapan SMM Harsenindo Bekasi µ-XUQDO .DMLDQ


ISO 9001:2008 di puskesmas empat puluh Bisnis vol.23 no.1 h.40-51
delapan persen kriteria baik, duabelas 8. +DQHYL -DVUL µ Penerapan Clinical
persen cukup, delapan persen sangat baik Governance Melalui ISO 9000: Studi
dan dengan kriteria kurang sebesar Kasus Di Dua RSUD Provinsi Jawa
delapan persen. Timur ¶ -XUQDO 0DQDMHPHQ 3HOD\DQDQ
Keberlangsungan implementasi SMM Kesehatan, vol.9, h.121-128.
ISO 9001:2008 di Puskesmas Wilayah 9. Charles S, Oliver G, Nuria Mora, Rosa
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman 6 µAccreditation and ISO
Pasca Regulasi JKN dan Akreditasi certification: do they explain differences
Puskesmas menunjukkan adanya in quality management in European
perbedaan persepsi antara Puskesmas dan hospitals µ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO IRU
Dinas Kesehatan. Quality in Health Care, vol 22, no. 6:
hh. 445±451
DAFTAR PUSTAKA 10. Jaap van den H, Lida K, Ad J.J.C.
% 0DUF % 0RQLTXH ( 0 µAn ISO
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 9001 Quality Management System in a
2013. Profil, Kesehatan Sleman, Hospital Bureaucracy or Just
Yogyakarta. Benefits ¶,QWHUQDVLRQDO -RXUQal of Health
2. Wijono D, 2000. Manajemen Mutu Care Quality Assurance, vol. 18, no. 5:
Pelayanan Kesehatan, Jakarta: hh. 361-369.
Airlangga University Press 11. (NRZDWL ' µPengaruh
3. Baraba Wijayanti.2008. Implementasi Implementasi Quality Manajemen
Total Quality Management: Studi Pada System 9001:2000 Terhadap Kinerja
Puskesmas di Kabupaten Sleman RS Duren Sawit ¶-XUQDO .HVHKDWDQ
Dengan Sertifikat ISO 9001:2000, Masyarakat Nasional, vol.2 no.3
Universitas Gadjah mada Yogyakarta. Desember.
4. Suryanto, Sutomo, Setyawati, 2011, 12. Akhyar Y, 2014. µManajemen Mutu
µKepuasan Kerja dan Persepsi Perawat Terpadu µ-XUQDO 3RWHQVLD YRO (GLVL
Tentang Kepempinan dengan Kinerja Januari--XQL¶
Perawat Pasca Sertifikasi ISO 13. 'LGLN +DU\DQWR µAnalisis
9001:2008 µ-XUQDO 0DQDMHPHQ Persiapan Penerapan Sistem
Pelayanan Kesehatan, vol. 14, h. 36- Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada
43. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr.
5. Susilawati, Sukirman, Sri Sumaryati, Soehadi Prijonegoro Kabupaten
µImplementasi Sistem Sragen.
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di 14. Rohmad K, Analisis Implementasi Total
SMA Batik 1 Surakarta ¶ -XSH 816 Quality Management (TQM) Pelayanan
vol. 1, no. 2, h.1-12. Rawat Inap Di RS Kumalasiwi Mijen
6. Maharani, C. 2009, Sistem Manajemen Kudus, Dikases 2 Februari 2017
Mutu ISO 9000 sebagai alat 15. Yahdi Qolbi, 2014, ¶6LVWHP 0DQDMHPHQ
peningkatan kualitas organisasi Mutu ISO 9001:2008 Dalam
pelayanan kesehatan µ-XUQDO Peningkatan Mutu Pelayanan dan
.HVHKDWDQ 0DV\DUDNDW ¶ .HVPDV Kepuasan Pelanggan Di Dinas
h. 40-47. Kesehatan Kota Tarakan ¶ H-RXUQDO
7. :LG\DWXWL 1 µPengaruh Ilmu Pemerintahan, 2 (4), h. 3119-3130.
3HQHUDSDQ 4XDOLW\ 0DQDMHPHQ 6\VWHP¶ 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Terhadap Kualitas Sumber Daya Tahun 2014, Pusat Kesehatan
Manusia pada PT. Casuarina Masyarakat, Jakarta. Primiani C, Ariani
' µ7RWDO 4XDOLW\ 0DQDJHPHQW GDQ
|157 | Sri Nuryati*± Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu «

Service Quality Dalam Organisasi


Pendidikan 7LQJJL µ &DNUDZDOD
Pendidikan Juni 2015 tahun XXIV no. 2.
17. (QQ\ :0 ¶ Effect of ISO 900-
2008 QMS, Total Quality Management
and WorkEnvironment on Job
Satisfaction and Employee
Performance at Pt. Mount Dreams
Indonesia in Gresik µ7KH ,QWHUQDWLRQDl
Journal Of Business & Management
(ISSN 2321 ±8916).
18. 0LWUHYDO ( )LOLSRYVNL 2 µProposal
Methodologi Of The Sub System
Internasional Standardization As Part
2I 740 6\VWHP µ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO
for Quality research UDK-
378.014.3(497.11) Short Scientific
Paper (1.03).
19. 5DMNRYLF ' $OHNVLF 0 µCorporative
Motives on Implementation of
Integrated Management System (IMS),
µ,QWHUQDWLRQDO -RXUQDO IRU 4XDOLW\
research UDK- 378.014.3(497.11)Short
Scientific Paper (1.03).
20. Khalili A, Md, Ismail Y, A.N.M. Karim,
µIntegration of Lean Manufacturing and
Quality Management System Through
6WUXFWXUDO (TXDWLRQ 0RGHOLQJ µ
Department of Manufacturing and
Material Engineering International
Islamic University Malaysia (IIUM),
Gombak, Kuala Lumpur 53100,
Malaysia.
21. Pongpirul K, Sriratanaban J,
Asavaroengchai S, Thammatach-Aree
- /DTLWWKL 3 µComparison of health care
SURIHVVLRQDOV¶DQG VXUYH\RUV¶ RSLQLRQV
on problems and obstacles in
implementing quality management
system in Thailand:a national survey,
µ,QWHUQDWLonal Journal for Quality in
Health Care 2006; Volume 18, Number
5: pp. 346±351.

Anda mungkin juga menyukai