Anda di halaman 1dari 12

SUHU TUBUH: HOMEOSTASIS DAN EFEK TERHADAP KINERJA

TUBUH MANUSIA

Yondry Kukus
Wenny Supit
Fransiska Lintong

Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract: Body temperature is defined as one of the vital signs that indicates the health status
of a person. Compared with other primates, man has a greater ability to tolerate hot
temperatures due to his many sweat glands, and that his skin is covered mostly by fine hair. In
our bodies, heat energy is produced by muscles (mostly), sweat glands, fats, bones, connective
tissues, and nerves. Heat energy is distributed to the whole body by blood circulation, but the
temperatures are not the same in all parts of the body. There is a difference (around 40C)
between core and surface body temperatures. The thermoregulator system has to obtain two
suitable gradients: 1) between core and surface body temperatures, and 2) between surface and
ambient temperatures. The gradient between core and surface body temperatures is the most
important one to maintain optimum body function. Understanding from physics the aspect of
body temperature and its influence on homeostatis mechanism, gives some valuable
contribution to applied clinical sciences.
Keywords: core temperature, skin temperature, energy

Abstrak: Suhu tubuh didefinisikan sebagai salah satu tanda vital yang menggambarkan status
kesehatan seseorang. Dibandingkan dengan primata lainnya, manusia mempunyai kemampuan
yang lebih besar untuk mentolerer suhu tinggi oleh karena banyaknya kelenjar keringat, dan
kulitnya hanya ditumbuhi oleh rambut halus. Di dalam tubuh energi panas dihasilkan oleh
jaringan aktif terutama dalam otot, kemudian juga dalam alat keringat, lemak, tulang, jaringan
ikat, serta saraf. Energi panas yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui
sirkulasi darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata. Terdapat perbedaan yang
cukup besar (sekitar 4°C) antara suhu inti dan suhu permukaan tubuh.6,7 Sistem termo-
regulator tubuh harus dapat mencapai dua gradien suhu yang sesuai, yaitu: 1) antara suhu inti
dengan suhu per-mukaan, 2) antara suhu permukaan dengan suhu lingkungan. Dari keduanya,
gradien suhu inti dengan suhu permukaan adalah yang terpenting untuk kelangsungan fungsi
tubuh yang optimal. Pemahaman tentang besaran suhu dan pengaruhnya terhadap mekanisme
homeostatis tubuh melalui pendekatan hukum-hukum fisika setidaknya memberi kontribusi
yang berarti pada bidang ilmu klinis terapan.
Kata kunci: suhu inti, suhu kulit, energi

Telah diketahui bahwa tiap bahan benda maka makin panas pula benda ter-
terdiri dari sejumlah atom dan molekul yang sebut.3
selalu dalam keadaan bergerak/bergetar. Suhu adalah besaran yang menyatakan
Energi yang dimiliki atom atau molekul panas atau dinginnya suatu benda. Panas
tersebut untuk bergetar disebut “energi adalah energi termis yang mengalir dari su-
termis”. Energi termis ini dapat dijumpai atu benda ke benda lain karena adanya
dalam ba-nyak aspek kehidupan kita sehari- perbedaan suhu. Secara alamiah panas sela-
hari mulai dari urusan masak-memasak lu mengalir dari benda bersuhu tinggi ke
sampai urusan memanaskan besi. Makin benda bersuhu lebih rendah, tetapi tidak
besar energi termis yang dimiliki suatu perlu dari benda berenergi termis banyak ke
107
108 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

benda berenergi termis lebih sedikit. Con- permukaan tubuh merupakan penyerap pa-
tohnya, energi termis yang terdapat di laut nas radian yang baik sekaligus sebagai pe-
jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan mancar panas yang baik. Secara biologis tu-
energi termis yang terdapat pada secangkir buh mempunyai beberapa mekanisme untuk
kopi panas. Bila secangkir kopi itu ke laut mempertahankan suhu tubuh:
maka panas tidak akan mengalir dari laut ke 1. Suhu tubuh inti dipertahankan dalam ba-
cangkir kopi tadi, tetapi dari cangkir kopi tas yang sempit, tubuh dapat mentoleran-
yang bersuhu tinggi ke laut sekitarnya. Se- si variasi suhu sampai sedalam 2 cm dari
cara alami panas tidak akan pernah mengalir permukaan tubuh. Suhu tubuh dapat ber-
dari benda bersuhu rendah ke benda yang variasi sekitar 1.5°C di atas atau di ba-
bersuhu tinggi. Dari contoh-contoh ini jelas wah suhu inti tanpa memberi efek yang
bahwa panas dan suhu adalah dua besaran berbahaya.
yang berbeda.3,14 2. Mekanisme kontrol otomatis dari sistem
saraf dan endokrin yang bekerja bila su-
Definisi suhu tubuh hu inti atau suhu kulit berubah, mekanis-
me ini menyulitkan pengukuran kering
Sebagian besar manusia melakukan ak-
panas.
tivitas pada lingkungan yang “normal”,
3. Mekanisme perilaku dan perubahan post-
yaitu pada suhu sedang pada dataran yang
ural yang dapat memodifikasi pemapar-
tidak terlalu jauh di atas permukaan laut.1
an terhadap radiasi dan konveksi panas,
Dibandingkan dengan primata lain, manusia
namun pekerja biasanya tidak bebas un-
mempunyai kemampuan yang jauh lebih
tuk menggunakan metode ini.
besar untuk mentoleransi suhu panas, kare-
4. Penggunaan pakaian yang cocok dan
na banyaknya kelenjar keringat serta tubuh
menciptakan lingkungan yang protektif
yang hanya berambut halus.4
mulai dari api pemanasan sampai AC.9
Di dalam tubuh energi panas dihasilkan
oleh jaringan aktif terutama dalam otot, ke-
mudian juga dalam alat keringat, lemak, tu- Definisi suhu inti
lang, jaringan ikat, serta saraf. Energi panas Sebagian besar panas yang diproduksi
yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh di dalam tubuh merupakan hasil oksidasi,
tubuh melalui sirkulasi darah, namun suhu maka sumber utama panas adalah jaringan
bagian-bagian tubuh tidak merata. Terdapat yang paling aktif, yaitu hati, kelenjar se-
perbedaan yang cukup besar (sekitar 4°C) kresi, dan otot. Ketiganya merupakan lebih
antara suhu inti dan suhu permukaan tu- dari separuh tubuh, begitulah maka suhu
buh.6,7 Sistem termoregulator tubuh harus masing-masing jaringan dapat berbeda ter-
dapat mencapai dua gradient suhu yang se- gantung pada derajat metabolismenya, ke-
suai, yaitu: a) antara suhu inti dengan suhu cepatan darah yang mengalir ke dalamnya,
permukaan, b) antara suhu permukaan de- dan perbedaan suhunya dengan jaringan di-
ngan suhu lingkungan. Dari keduanya, gra- sekitarnya.2
dient suhu inti dengan suhu permukaan ada- Suhu yang diukur serentak di mulut,
lah yang terpenting untuk kelangsungan ketiak, dan pelepasan (rektum) biasanya
fungsi tubuh yang optimal. Selanjutnya per- berbeda meskipun tidak lebih dari 1°C. Ha-
tukaran panas dengan lingkungan sekitar sil pengukuran pelepasan suhu biasanya
berlangsung melalui alat pernapasan dan yang tertinggi, sehingga suhu ini dianggap
kulit, karna setiap usaha untuk memperta- sebagai petunjuk yang terbaik bagi suhu inti
hankan suhu inti akan mempengaruhi bagi- tubuh. Karena suhu rektal dapat mencapai
an perifer tubuh terutama tangan dan ka- 0,3°C lebih tinggi dari suhu aorta, maka pa-
ki.6,7,8 nas di dalam rektum itu diduga merupakan
Dalam proses pertukaran panas tubuh hasil kerja bakteri. Sebaliknya, mungkin sa-
mengikuti hukum fisika. Dalam hal ini tu- ja dijumpai suhu pelepasan yang lebih ren-
buh manusia merupakan black body, dan dah dan suhu aorta bila kaki dingin. Suhu
Kukus, Supit, Lintong; Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap... 109

ketiak dapat dikata selalu lebih rendah (bia- dalam keadaan suhu lingkungan yang
sanya 0,6°C) dari suhu mulut apalagi peng- terlalu dingin, suhunya dapat turun la-gi
ukurannya cukup sulit untuk mendapatkan mencapai 18°C dan naik sampai 45°C bila
hasil yang teliti. Suhu pelepasan maupun panas.2
suhu ketiak dapat sedikit saja berubah bila
darah dipanaskan ataupun didinginkan de-
PEMINDAHAN KESEIMBANGAN
ngan cepat. Suhu paling tinggi dicapai pada
PANAS TUBUH
sore hari sedangkan yang terendah pada dini
hari, sehingga suhu ini sama sekali tidak Jaringan tubuh sangat peka terhadap
berkaitan dengan suhu lingkungan. Melaku- pengaruh suhu jaringan yang menyimpang
kan aktivitas fisik berarti akan meningkat- banyak dari suhu 37°C. Oleh karena itulah
kan produksi panas, dan akan menyebabkan tubuh berusaha mempertahankan suhu tu-
kenaikan suhu mulut sebesar 1-2°C sehing- buhnya meskipun suhu lingkungan banyak
ga mencapai 39°C. Berdasarkan teori, jenis berubah. Hal ini diperoleh dengan menjaga
kelamin tidak mempengaruhi suhu tubuh. keseimbangan antara panas yang hilang dari
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh tubuh dengan panas yang diperoleh tubuh
adalah faktor hormon, dimana pada wanita yang berasal dari perubahan yang terjadi di-
suhu tubuh dapat bergeser sesuai dengan dalam tubuh sendiri yang diterima dari luar.
saat-saat dalam daur haid, yaitu mulai sedi- Pembuangan panas terutama lewat kulit dan
kit naik sesudah ovulasi sekresi progesteron saluran pernapasan, yang apabila terdapat
dan baru akan turun kembali sebelum haid. kelebihan maka panas dibawah kulit akan
Pada anak-anak suhu tubuh biasanya lebih terbuang. Ini dapat berlangsung dengan
tinggi daripada orang dewasa, sedangkan penghantaran langsung oleh jaringan-jaring-
pada usia lanjut ataupun bayi yang baru an tubuh maupun bahan cair atau fluida
lahir suhunya lebih rendah, Sehingga dari yang ada didalamnya, disamping yang uta-
hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ma yaitu diangkut oleh aliran darah. Kulit
semakin bertambahnya usia maka suhu tu- me-lepaskan panas dengan cara pemancaran
buh akan semakin rendah.15,16,17 (radiasi), konveksi, ataupun penghantaran
(konduksi) bila keadaan memungkinkan.15
Konduksi meliputi pemindahan panas
Definisi suhu kulit secara langsung antara dua zat yang berbeda
Di daerah yang beriklim dingin, suhu suhunya. Panas lebih cenderung bergerak
tubuh hampir selalu lebih tinggi dibanding dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah
suhu lingkungan dan selalu saja terjadi kehi- yang bersuhu lebih rendah. Pada umumnya
langan panas lewat kulit, sehingga suhu suhu tubuh melebihi suhu udara atau air di-
kulit dapat mencapai 17°C bila suhu udara kelilingnya, jadi biasanya kita mengira bah-
cukup dingin. Oleh karenanya terdapat per- wa tubuh mengalami kehilangan panas yang
bedaan suhu yang sangat besar antara tubuh tetap melalui penghantar dingin. Tetapi,
bagian dalam, lemak kulit maupun kulit itu apabila suhu lingkungan melebihi suhu tu-
sendiri, misalnya bagian dalam 37,2°C, otot buh penghantar dapat menimbulkan kenaik-
36,2°C, lemak kulit 33,6°C, kulit 33,0°C an panas tubuh. Pemancaran pemindahan
dalam ruangan yang bersuhu 18,5°C. Suhu panas melalui gerakan zat yang dipanaskan
kulit seseorang juga dapat berbeda pada satu (misalnya: udara, air) akan sangat mempe-
dan lain tempat. Di dalam ruangan yang ngaruhi tingkat penghantaran pertukaran
bersuhu 18°C jelas bahwa suhu kulit lengan panas tubuh. Sebagai contoh bila udara di-
atas jauh lebih tinggi dibanding suhu ujung ngin diedarkan dengan cepat pada permuka-
jari. Tentu saja gambaran hasil pengukuran an tubuh, maka kehilangan panas akan terja-
suhu tidak selalu demikian, sebab adanya di dalam jumlah yang lebih tinggi daripada
vasodilatasi maupun aktivitas otot dapat jika udara panas tetap menutupi kulit.2,15
mempengaruhinya. Suhu kulit yang sangat Radiasi merupakan proses fisik dimana
bervariasi dari 20°C sampai 40°C dimana panas dipancarkan melalui gelombang elek-
110 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

tromagnetik. Gelombang ini sering dipan- PENGUKURAN INDEKS STRES TU-


carkan oleh sumber energi dalam bentuk ge- BUH PADA TUBUH
lombang cahaya yang nampak. Waktu Lingkungan yang panas dan lembab
membentur, benda gelombang ini dapat di- lebih mengganggu daripada lingkungan
serap dan diubah menjadi panas, sebagai yang kering walaupun dengan suhu lebih
contoh tubuh menjadi panas ketika dibentur panas. Cuaca dingin berangin lebih tidak
oleh sinar matahari. Tetapi, meskipun demi- menyenangkan dibandingkan cuaca sangat
kian tubuh memancarkan gelombang elek- dingin berangin tenang. Pengukuran kering
tromagnetik dan dapat kehilangan panas ka- cuaca dapat dilakukan dengan mengukur
rena radiasi, jadi proses radiasi tergantung semua variabel fisik yang mempengaruhi
pada kondisi lingkungan tersebut. penguap- laju pertukaran panas, karena laju konveksi
an (evaporasi) merupakan perubahan bentuk bergantung kepada suhu udara dan kecepat-
fisik dari cair ke gas. Karena proses peng- an angin, laju radiasi bergantung kepada su-
uapan terjadi penyerapan panas oleh zat hu permukaan benda-benda serta dinding
cair, maka proses tersebut cenderung men- sekitar, efisiensi evaporasi bergantung kepa-
dinginkan lingkungan sekitar. Jadi penguap- da suhu udara, kecepatan angin dan kelem-
an air dari permukaan tubuh menyebabkan baban, dan laju keringat juga bergantung
perpindahan panas dari kulit ke lingkungan. kepada intensitas kerja. Oleh karena itu di-
Keseimbangan panas dan suhu tubuh butuhkan berbagai pengukuran seperti:
yang normal terjadi bila kecepatan produk-
si panas metabolik tubuh diimbangi oleh a. suhu udara yang diukur dengan termo-
kecepatan hilangnya panas tersebut ke da- meter yang terlindung;
lam lingkungan (Tabel 1). Perolehan panas b. suhu radian yang diukur dengan termo-
tubuh menyebabkan peningkatan suhu tu- meter globe (bola pada pusat dari sfer
buh, sedangkan kehilangan panas berakibat tembaga hitam);
menurunnya suhu tubuh. Tubuh dapat mem- c. kelembaban yang ditandai oleh perbe-
biarkan perubahan kecil pada suhu tubuh daan antara suhu bola basah dan bola
ini, akan tetapi bila penyimpangan terjadi kering yang dinyatakan dalam kelem-
antara 4°C sampai 5°C dari keadaan normal baban relatif atau tekanan uap;
37°C biasanya disertai dengan kerusakan d. kecepatan angin yang diukur dengan
yang menetap pada sistem saraf atau bahkan katatermometer (laju pendinginan bola
menyebabkan kematian.15 termometer merupakan fungsi kecepat-
an angin pada suhu udara tertentu) atau
Tabel 1. Pemindahan keseimbangan panas tu- dengan anemometer kawat panas.9
buh
Perolehan panas Pelepasan panas
(Heat gains) (Heat losses) INDEKS STRES PANAS
Metobolik Konveksi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk
- Metabolisme basal - Suhu lingkungan
memadukan berbagai pengukuran menjadi
- SDA (panas - Aliran udara
makanan) Konduksi
satu indeks kering panas:9
- Kerja otot (sadar) - Merendam di air 1. Suhu efektif mengkoreksi efek kelemba-
- Panas tak menggigil Radiasi ban serta kecepatan angin yang berbeda,
Radiasi - Vasodilatasi kulit dengan memperkirakan suhu udara yang
- Gelombang panjang Evaporasi masih tersaturasi yang dirasakan ekiva-
- Gelombang pendek - Insensible len dengan suhu lingkungan yang telah
Makanan dan perspiration
diukur
minuman - Keringat
Ventilasi udara panas - Meluaskan
2. Efek radiasi panas diintegrasikan ke da-
Pengurangan panas permukaan lam skala suhu efektif terkoreksi. Akan
lepas - Ruangan yang lebih tetapi perbedaan pakaian tidak terako-
Vasokonstriksi kulit dingin modasi dengan baik dalam skala terse-
Kukus, Supit, Lintong; Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap... 111

but. Laju atau kecepatan kerja yang da-  Keringat yang keluar dengan mengukur
pat meningkatkan panas keringat dengan dan menghitung berat badan yang hilang
faktor sepuluh atau lebih, dalam hal ini selama bekerja.
tidak dapat diperhitungkan.
Tidak banyak yang diketahui mengenai
Untuk menilai beban panas dalam situ- efek stres panas yang berlangsung untuk
asi industri The American Conference of waktu yang panjang, yang perlu diperhati-
Governmental Industrial Hygienists (ACG- kan adalah:9
IH, 1976), merekomendasikan batas untuk
 Penggantian air dan garam yang keluar
aplikasi industri berdasarkan indeks suhu
melalui keringat.
bola basah (Wet Bulb Globe Temperature =
WBGT). Nilai batas tersebut didasarkan pa-  Timbulnya gangguan pengaturan suhu
da asumsi bahwa semua pekerja yang sudah tubuh berupa heat stres (tekanan panas)
teraklimatisasi dan berpakaian lengkap serta dan heat stroke (sengatan panas).
cukup memperoleh masukan cairan dan ga-
ram, akan dapat bekerja pada kondisi yang Secara klinis sengatan panas didefini-
ditentukan tanpa peningkatan suhu tubuh di sikan sebagai peningkatan suhu inti tubuh di
atas 38°C. Namun tidak ada dasar fisiologis atas 40O C dan disertai dengan gejala panas,
yang sahih. Lagi pula kinerja fisik mening- kulit kering, kejang-kejang atau koma. Se-
kat dengan peningkatan suhu tubuh, oleh ngatan panas diakibatkan karena pemaparan
karena itu para atlet dibiasakan melakukan suhu lingkungan yang tinggi dan latihan
“pemanasan” sebelum melakukan pertan- yang berat (dalam hal ini disebut exertional
dingan.9 heat stroke). Pada gambar di bawah ini di-
Indeks stres panas bervariasi dan diten- uraikan tentang mekanisme rangkaian keja-
tukan dengan menghitung jumlah evaporasi dian perkembangan tekanan panas (heat
keringat yang dibutuhkan untuk memperta- stres) menjadi sengatan panas (heat stro-
hankan keseimbangan suhu dalam kondisi ke).18
terukur, dihitung sebagai proporsi dari laju
evaporasi maksimum yang mungkin. Cara
pengukuran ini mempunyai kelebihan kare-
na dapat digunakan untuk mengukur kondisi
kerja, dalam arti:
 Apakah keadaan tersebut dapat ditoleran-
si selama kerja yang berkesinambungan.
 Berapa lama pekerja yang bersangkutan
diharapkan dapat bertahan dalam kondisi
tersebut.
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan un-
tuk pemulihan.

Di lapangan, perkiraan tersebut tetap


perlu dibandingkan dengan keadaan sebe-
narnya dengan mengukur secara langsung
selama bekerja dalam kondisi lingkungan
yang sesuai dengan kriteria tersebut di atas,
yaitu:9
 Suhu inti dengan termometer klinik.
 Denyut jantung dengan mengukur denyut
nadi. Gambar 1. Mekanisme terjadinya tekanan pa-
nas menjadi sengatan panas pada tubuh.
112 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

Tekanan panas (heat stres) merangsang langsung dengan parameter stres lain
pengaturan suhu, respon fase akut dan res- seperti suhu/kelembaban/kecepatan uda-
pon syok panas. Kegagalan pengaturan suhu ra mana yang sesuai dengan kondisi
yang berlebihan dan perubahan ekspresi lingkungan yang dialami.
protein-protein syok secara tunggal maupun 2. Mengukur perubahan kinerja dalam me-
kolektif mendukung terjadinya sengatan pa- lakukan uji tertentu dengan stres yang
nas. Vasodilatasi kutaneus akut dan vaso- berbeda, misalnya efek kelembaban ter-
konstriksi limfatik memungkinkan pengalir- hadap uji aritmatik atau efek suhu udara
an darah yang dipanaskan dari organ-organ terhadap kreativitas.
pusat ke perifer, dimana panas tersebut ke- 3. Mengukur perubahan fungsi tubuh yang
mudian ditransfer ke lingkungan. Perubahan tidak dapat dikendalikan oleh kemauan
ini dapat pula menuntun hipoperfusi dan seperti suhu inti, suhu kulit, denyut jan-
iskemia limpa menyebabkan peningkatan tung sebagai efek langsung dari stres
produksi oksigen reaktif dan sepsis nitrogen panas.
yang pada gilirannya merangsang cedera.
Endotoksin kemudian dapat meluap ke sir- Pada orang sehat kondisi iklim yang
kulasi dan meningkatkan respon fase akut dapat ditoleransi membentuk grafik lebar
menyebabkan peningkatan produksi sitokin mendatar. Kondisi lingkungan optimal ber-
pirogen dan nitrit oksida. Baik sitokin dan gantung terutama kepada laju kerja fisik,
nitrit oksida dapat bergabung dengan termo- karena laju pembentukan panas yang lebih
regulasi dan mencetuskan sengatan panas tinggi membutuhkan suhu lingkungan yang
(heat stroke).19 lebih rendah. Pada kondisi lingkungan kerja
Tidak terdapat perbedaan signifikan an- yang normal, misalnya pekerja kantor pe-
tara toleransi terhadap panas pada orang ngeluaran panas relatif tidak tinggi. Pada
Negro dan pada orang Kaukasia. Setelah be- kondisi tersebut suhu 19-23°C, kelembaban
kerja kontinu selama 1 minggu, manusia da- 30-70%, serta kecepatan angin 3-12 km/
pat beraklimatisasi terhadap kondisi ling- menit, relatif dapat diterima oleh sebagian
kungan yang berada dalam rentang kemam- besar orang yang sudah terbiasa dengan
puan toleransinya. Ia akan kembali merasa iklim bermusim. Pada pemaparan panas dan
lebih nyaman dan kinerjanya meningkat. kerja fisik berat yang berlangsung lama,
Mekanisme aklimatisasi masih belum selu- batas parameter fisik adalah:9
ruhnya jelas, namun beberapa perubahan
 Suhu inti maksimum 38°C.
dapat dilihat antara lain:
 Denyut nadi maksimum 110.
 Peningkatan sekresi keringat pada suhu  Kehilangan air (dehidrasi) maksimum 2-
kulit yang lebih rendah. 3% berat badan.
 Kadar garam dalam keringat lebih  Diet (terutama air dan garam) yang ade-
rendah. kuat untuk mengganti yang hilang me-
 Denyut jantung menurun. lalui keringat.9
 Suhu tubuh meningkat.

Perlu pula dibedakan antara stres dan INDEKS STRES DINGIN


strain. Stres ialah beban yang timbul akibat Masalah suhu dingin lebih mudah di-
kondisi iklim serta kerja fisik, sedangkan atasi. Penurunan ringan pada suhu tubuh
strain ialah efek yang timbul akibat stres. dapat ditoleransi dengan strain yang lebih
Ada tiga macam strain dengan cara peng- ringan dibandingkan pada stres panas, akan
ukurannya:9 tetapi penurunan suhu inti harus dicegah
1. Pengalaman subjektif variabel iklim, di- misalnya dengan pakaian yang sesuai. Te-
ukur dengan kriteria nyaman atau tidak linga, hidung, serta ujung jari tangan dan
nyaman, dapat atau tidak dapat ditole- kaki paling sulit dilindungi. Jari yang ke-
ransi. Atau dapat pula dibandingkan dinginan dapat kehilangan rasa raba dan
Kukus, Supit, Lintong; Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap... 113

motilitas, atau terasa kebal sehingga kinerja menurun. Dengan demikian darah vena
dapat menurun dan bahkan dapat mening- yang kembali dari superfisial mempunyai
katkan angka kecelakaan. Pakaian yang ter- suhu yang lebih rendah dan sebagian panas
lalu tebal dapat mengganggu pekerjaan, dari darah arteri berpindah ke darah vena.
oleh karena itu bila perlu pekerja setiap se- Adanya sistem counter-current antara arteri
lang waktu tertentu harus keluar dari tempat yang terletak lebih dalam dengan vena yang
tersebut ke tempat yang hangat. Pemaparan terletak lebih superfisial mencegah pendi-
terhadap kondisi dingin meningkatkan laju nginan bagian inti tubuh. Di samping itu ter-
metabolik sehingga dapat meningkatkan ke- jadi vasokonstriksi terutama pada bagian
butuhan makanan, karena makanan juga di- akral, dan konduktans suhu tubuh terhadap
butuhkan untuk membentuk deposit lemak lingkungan menurun. Dengan vasokonstrik-
yang berfungsi sebagai isolator panas dan si perifer kemampuan isolator kulit dan ja-
dibutuhkan bila pemaparan terhadap suhu ringan subkutan dapat meningkat sampai e-
dingin berlangsung lama. Untuk mengukur nam kali. Vasokonstriksi ini terutama terjadi
indeks stres dingin digunakan:9 pada ujung jari tangan dan kaki.6,7,8 Diper-
kirakan jumlah darah yang beredar pada
1. Wind chill scale yang merupakan fungsi
jari-jari dapat bervariasi cukup luas dari
kecepatan angin pada suhu udara terten-
0,2120 ml/ menit per 100 gram jaringan, de-
tu. Indeks ini diukur dengan mengukur
ngan mekanisme suhu jaringan perifer dapat
waktu yang dibutuhkan oleh air untuk
mendekati suhu lingkungan, akan tetapi per-
membeku dalam wadah logam.
lu diingat pula pembuluh darah di kepala
2. Clo (satuan isolator pakaian) yang diu-
tidak banyak terpengaruh oleh mekanisme
kur dengan menghitung panas yang hi-
ini.10
lang dari 5.5 kalori/m2/ jam melalui
Mekanisme untuk mempertahankan ke-
gradient 1°C.
seimbangan suhu tubuh adalah dengan me-
ningkatkan laju metabolisme, yaitu dengan
Rancangan pakaian sebagai isolator pa-
kontraksi otot (refleks menggigil). Pada ke-
nas harus dapat membentuk selapis udara
adaan menggigil terjadi aktivasi sinkron
kering yang tidak bergerak di atas kulit atau
hampir semua kelompok otot bahkan otot
mempertebal lapisan tersebut. Bahan yang
antagonis saling berkontraksi sehingga efisi-
digunakan harus berdensitas rendah, tidak
ensi mekanik nol dan energi panas yang
menyerap keringat, dan dapat mencegah ge-
dihasilkan relatif tinggi.
rak udara lateral.1,9
Dengan mekanisme ini laju metabolik
dapat meningkat 2-4 kali dibandingkan de-
PEMBAHASAN ngan laju metabolik istirahat. Sedangkan
Mekanisme homeostatis pada suhu tubuh kegiatan otot dinamik biasa dapat mening-
manusia katkan laju metabolik sebesar 10 kali lipat
atau lebih. Pada subjek wanita dan pria yang
Suhu dingin direndam sampai batas leher di dalam air
Bagi individu yang beristirahat tanpa yang berputar dan bersuhu 12°C terjadi re-
baju suhu ruang ideal adalah sekitar 28- fleks menggigil yang bervariasi cukup luas,
30°C. Dalam keadaan tersebut suhu kulit V02 rata-rata selama menggigil 1,39 liter/
berkisar sekitar 33°C, sedangkan suhu inti menit (berkisar 0,87-2,16). V02 selama
berkisar sekitar 37°C, dan gradient antara menggigil ini berkorelasi signifikan dengan
suhu inti dan suhu kulit cukup adekuat un- V02 maksimum selama kerja fisik. V02
tuk pengeluaran kelebihan panas metabolik selama menggigil berkisar sekitar 46% dari
dari jaringan yang aktif. Bila suhu ruang V02 maksimum.10
turun maka gradient antara suhu kulit dan Walaupun sumber untuk mempertahan-
suhu ruang meningkat, hal ini menyebabkan kan suhu inti cukup efektif, usaha tersebut
peningkatan pengeluaran panas melalui dapat mempengaruhi jaringan perifer. Pada
konveksi dan radiasi sehingga suhu kulit keadaan yang ekstrem dapat terjadi jelas
114 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

dingin lokal, pada pemaparan dingin yang nurunan denyut jantung dan peningkatan
lama pula suhu inti dapat turun. Individu vasokonstriksi perifer. Hal yang serupa juga
tanpa pakaian dengan massa tubuh rata-rata terjadi bila muka dipapar terhadap angin
dapat mengalami hipotermia setelah berada dingin selama kerja fisik. Respons penurun-
sekitar 20-30 menit dalam air bersuhu 5°C an denyut jantung ini diduga berlangsung
atau 1-2 jam dalam air bersuhu 15°C. De- melalui termoregulator sentral.10
ngan pakaian konvensional yang tebal pada
individu tersebut dapat bertahan lebih lama.
Suhu panas
Penelitian pada orang yang berenang dalam
air bersuhu 18°C memperlihatkan ambilan Pada individu istirahat tanpa baju yang
oksigen meningkat sekitar 0,5 liter/ menit dipapar terhadap panas (suhu ruang di atas
di-bandingkan dengan berenang dengan 28°C), atau selama melakukan kerja otot,
kece-patan yang sama di dalam air yang panas tubuh cenderung meningkat. Terjadi
lebih hangat. vasodilatasi kulit, arus balik darah berlang-
Denyut jantung dan ambilan oksigen sung melalui vena superfisial dan konduk-
maksimum menurun cukup besar. Efek pe- tans jaringan meningkat. Dalam zone nya-
maparan terhadap air dingin moderat (29°C) man arus darah kulit berkisar sekitar 5%
selama 20-30 menit akan mengganggu dari volume semenit jantung. Sedangkan da-
kinerja fisik cukup serius, bahkan berenang lam keadaan panas hebat dapat meningkat
dapat membahayakan. Sementara itu dalam sampai 20% atau lebih dan dapat mening-
percobaannya, Vangaard (1975) mengukur katkan suhu kulit. Bila suhu lingkungan se-
suhu kulit tangan subjek yang tiba-tiba diba- kitarnya lebih rendah dari suhu kulit, maka
wa keluar dari suhu ruang 28°C masuk ke pengeluaran panas melalui konveksi dan
dalam ruang dingin bersuhu 9°C. Suhu kulit radiasi akan meningkat. Bila beban panas
menurun sama seperti pada subjek yang cukup besar maka kelenjar keringat akan di-
dihambat aliran darah tangannya dengan aktifkan dan keringat yang keluar dievapo-
manset. Dari percobaan tersebut jelas bahwa rasi sehingga suhu kulit menurun.10
pemaparan dingin yang tiba-tiba akan me- Panas tubuh diperoleh dari lingkungan
nyebabkan hambatan sirkulasi total.10 dan dihasilkan melalui metabolisme, kele-
Wyon (1982) menemukan bahwa penu- bihan muatan panas ini harus dikeluarkan
runan suhu ruang dari 24°C menjadi 18°C untuk menjaga suhu inti badan sekitar 37°C,
menyebabkan gangguan keterampilan ma- sehingga proses ini disebut termoregulasi.
nual secara signifikan. Keadaan ini mungkin Respon termoregulasi refleks dan semi-
disebabkan oleh perubahan kecepatan han- refleks yang diintegrasikan di dalam otak
tar saraf. Vangaard (1982) menemukan hu- tersebut mencakup perubahan otonom,
bungan antara suhu lokal dengan kecepatan endokrin dan perilaku. Suatu peningkatan
hantar saraf motor perifer pada subjek yang dalam suhu darah kurang dari 10°C meng-
dipapar pada stres dingin ringan. Kecepatan aktivasi reseptor-reseptor panas di hipo-
hantar saraf menurun 15 m/detik pada setiap talamus dan perifer yang memberi sinyal
penurunan suhu lokal sebesar 10°C. Pada pada pusat termoregulator hipotalamus.
suhu lokal 8-10°C ditemukan hambatan to- Hipotalamus sendiri sering dipandang se-
tal hantaran saraf. Bergh (1980) menemu- bagai penyeimbang dan pengontrol suhu
kan penurunan kinerja fisik pada penurunan tubuh, dan juga memprakarsai terjadinya
suhu inti, efek suhu berkisar sekitar 4-6°C respon menggigil serta penyempitan mau-
pada kerja fisik maksimal dengan durasi pun pelebaran pembuluh darah.20,21,22
kurang dari 3 menit, dan 8°C pada kerja Pada individu yang sudah terbiasa pa-
fisik 3-8 menit. Kekuatan otot dinamik da suhu panas, respons produksi keringat-
maksimal juga menurun dengan penurunan nya terhadap stres panas standar akan me-
suhu otot. Sementara Le Blanc et al. (1978) ningkat. Pemaparan terhadap panas dalam
mendapatkan bahwa pemaparan muka waktu yang cukup lama akan menyebabkan
terhadap stimulus dingin menyebabkan pe- penurunan laju sekresi keringat walaupun
Kukus, Supit, Lintong; Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap... 115

air yang keluar diganti dengan kecepatan Kapasitas kerja mental


yang sama. Ternyata penurunan ini lebih Evaluasi kinerja. Mental atau intelektu-
besar pada udara lembab dibanding pada al selama pemaparan terhadap panas atau
udara kering. dingin menghadapi kendala berupa variasi
Ahlman dan Karvonen (1961) melapor- subjektif dan kurangnya metoda uji objektif
kan bahwa kerja fisik dapat kembali meng- yang cocok. Secara umum gangguan akan
induksi pengeluaran keringat, dan keringat terjadi pada suhu ruang melebihi 30-35°C
akan terhenti selama stimulasi termal yang bila individu sudah beraklimatisasi terhadap
berulang dalam proses mandi sauna, supresi panas, bagi individu yang belum berakli-
keringat ini berkaitan dengan kulit yang ba- matisasi, batas atas untuk fungsi optimal
sah. Tindakan mengeringkan kulit dengan adalah 25°C. Gangguan yang tampak pada
handuk atau meningkatkan gerak udara se- kemampuan kinerja mental yaitu pada ke-
kitar akan meningkatkan laju pengeluaran mampuan:
keringat. Keringat yang sudah terevaporasi
akan meninggalkan solut tetap melekat pada a. Manipulasi tepat yang membutuhkan ke-
kulit dan meningkatkan tekanan osmotik tangkasan dan koordinasi,
kulit. Keadaan ini tampaknya meningkatkan b. Mengamati isyarat optikal redup dan ire-
sekresi keringat, namun perlu diingat bahwa guler,
keringat mengandung berbagai garam, dan c. Tetap siaga selama uji monoton yang
pengeluaran keringat yang berlebihan dapat berlangsung lama,
menimbulkan kehilangan garam dalam jum- d. Membuat keputusan cepat.
lah yang cukup besar.10
Selama 3 jam menggurdi hasil terbaik
Efek suhu terhadap kinerja tubuh dicapai pada suhu 29°C. Pada suhu ruang
33°C kinerja menjadi 75%, suhu ruang
Gerak terkoordinasi 35°C menjadi 50%, suhu 37°C menjadi
Kecepatan impuls saraf dan sensitivitas 25%. Motivasi yang kuat sampai batas ter-
reseptor dipengaruhi oleh suhu jaringan. Pa- tentu dapat mengatasi efek suhu tersebut.10
da suhu sekitar 5°C reseptor tekan dan raba Wyon (1979) meneliti efek stres mo-
tidak bereaksi terhadap stimulasi, padahal derat (sampai 29°C) terhadap kinerja mental
eksekusi gerak terkoordinasi bergantung ke- pada anak laki-laki dan wanita berusia 17
pada masukan dari reseptor tersebut. Rasa tahun, bahkan mereka dipapar terhadap su-
kebal pada suhu dingin merupakan akibat hu udara yang meningkat (20-29°C), tipikal
penurunan sensitivitas reseptor kulit. Irving seperti kondisi ruang kelas yang padat.
(1966) melaporkan bahwa pada suhu 20°C Pengertian kalimat akan menurun secara
sensitivitas kulit hanya seperenam kali di- signifikan pada stres panas sedang pada se-
bandingkan sensitivitasnya pada suhu 35°C, kitar jam ketiga. Pada suhu panas uji per-
artinya dampak pada kulit harus 6 kali lebih kalian dikerjakan lebih lambat secara signi-
besar agar dapat dirasakan pada suhu ren- fikan oleh pria dengan kemampuan mini-
dah.10 mum pada 28°C, sedangkan memori penge-
Kumparan otot menunjukkan pening- nalan menunjukkan kinerja maksimum pada
katan sensitivitas pada penurunan suhu otot 26°C menurun secara signifikan pada suhu
moderat, akan tetapi pada suhu 27°C res- di atas atau di bawahnya. Astrand menemu-
pons terhadap stimulus baku menurun sam- kan bahwa hasil ini mendukung hipotesis
pai 50% dan hilang sama sekali pada suhu yang menyatakan penurunan kesiagaan da-
15-20°C. Fenomena ini turut mengganggu lam stres panas moderat dalam keadaan
kinerja gerak halus dalam cuaca dingin dan tanpa upaya sadar. Sementara Colquhoun,
mungkin hal ini pula yang menyebabkan pe- (1970) mengamati bahwa pada rentang suhu
ningkatan angka kecelakaan pada beberapa rektal yang normal kinerja uji penghitungan
jenis pekerjaan manual dalam lingkungan meningkat dan menurun bersamaan dengan
dingin.10 suhu tubuh.10
116 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu Tabel 2. Tanda dan gejala demam dalam
tubuh manusia dalam aspek klinik aspek klinik
Demam Karakteristik Karakteristik
Demam adalah temperatur tubuh di Mayor Minor
atas normal (>37,1°C), dapat disebabkan  Kulit hangat  Sakit kepala
oleh kelainan di dalam otak sendiri atau  Takikardi  Bradikardi
 Hepatomegali
oleh bahan-bahan toksik yang mempenga-  Malaise
ruhi pusat pengaturan suhu tubuh. Demam  Kulit kemerahan
 Nyeri retroorbital  Sakit punggung
juga didefinisikan sebagai keadaan dimana
 Suhu tubuh lebih  Mual
seorang individu mengalami atau beresiko
terhadap terjadinya kenaikan suhu tubuh tinggi  Muntah
 Peningkatan  Keletihan
terus menerus lebih tinggi dari 100°F
pernapasan
(37,8°C) per oral atau 101°F (38,8°C) per
 Vasodilatasi kulit  Rasa gelisah
rektal karena faktor eksternal, yang meliputi  Kelemahan
 Manifestasi
respon terhadap pirogen (toksin, imunologi, perdarahan  Anoreksia
atau agen infeksi). Penyebab demam meli-  Gangguan sirkulasi
puti penyakit bakteri, tumor otak, dan kea-  Berkeringat
 Vasokonstriksi kulit
daan lingkungan yang dapat berakhir de-
ngan serangan panas.2
Patogenesis demam terjadi karena tok- terjadi akibat reaksi umum yang dapat
sin dari bakteri misalnya endotoksin bekerja menyebabkan kenaikan temperatur tubuh.
pada monosit, makrofag, dan sel-sel kupffer Selama periode ini orang akan menggigil
menghasilkan berbagai macam sitokin yang dan merasa sangat kedinginan, walaupun
bekerja sebagai pirogen endogen. Sitokin temperatur tubuhnya mungkin telah di atas
juga dihasilkan oleh sel-sel susunan saraf normal. Akibatnya kulit menjadi dingin ka-
pusat dan apabila terjadi rangsangan oleh rena terjadi vasokonstriksi, sehingga orang
infeksi, maka sitokin tersebut bekerja secara tersebut gemetaran dan proses ini berlang-
langsung pada pusat-pusat pengatur suhu tu- sung terus menerus sampai pada tingkat
buh. Suhu tubuh yang sangat tinggi adalah menggigil dan berlanjut sampai temperatur
berbahaya. Apabila suhu per rektal melebihi tubuh mencapai pengaturan hipotalamus
41°C dalam jangka waktu yang lama maka 103°F. Mengingat yang dipakai di
akan terjadi kerusakan otak permanen, dan Indonesia adalah derajat Celcius maka
jika suhu tersebut melebihi 43°C maka akan derajat Faren-heit akan dikonversi menjadi
timbul heat stroke dan sering mematikan.6 derajat Celcius dengan persamaan sebagai
Klasifikasi demam menjadi tiga, yaitu: berikut: {5/9}x (°F-32) maka didapatkan
demam ringan, demam karena sengatan ma- 39°C.11
tahari, demam maligna, dan sindrom neuro-
leptik maligna. Demam yang terpenting ka- Pengaruh suhu terhadap sel dan jaringan
rena sengatan matahari dan demam maligna tubuh manusia
dimana temperature dapat meningkat di atas Penelitian garis-garis sel dan model he-
40,5°C, dan keluhan permulaan dapat beru- wan menunjukkan bahwa panas secara lang-
pa pusing, mual, dan muntah. Tanda dan ge- sung merangsang cedera jaringan. Beratnya
jala demam meliputi karakteristik mayor trauma atau cedera bergantung pada maksi-
dan karakteristik minor yang dapat di lihat mum suhu kritis, suatu istilah yang men-
pada Tabel 2.6,22 coba untuk kadar dan lamanya pemanasan
yang dapat memulai atau mengawali suatu
Menggigil cedera jaringan. Maksimum suhu kritis da-
Pada dasarnya temperatur darah manu- pat melewati terjadinya suatu cedera ringan,
sia sekarang lebih rendah daripada pusat bahkan pula mampu melewati terjadinya ce-
pengaturan temperatur hipotalamus yang dera letal atau hampir letal yang dapat di-
Kukus, Supit, Lintong; Suhu Tubuh: Homeostasis dan Efek terhadap... 117

tentukan pada berbagai spesies mamalia ter- 1995.


sebut. Observasi pada kelompok-kelompok 5. Kalkstein LS, Valimont KM. Climate
terpilih termasuk pelari-pelari maraton, su- effects on human health. In Potential
karelawan normal, dan pasien-pasien kan- effects of future climate changes on
ker yang ditangani dengan masalah hiperter- forests and vegetation, agriculture, water
resources, and human health. EPA
mia pada seluruh tubuh yang meliputi kega- Science and Advisory Committee
galan sirkulasi dan peningkatan kebutuhan Monograph no. 25389, 122-52.
metabolik menunjukkan bahwa maksimum Washington, D.C.: US. Environmental
suhu kritis pada manusia adalah temperatur Protection Agency.
tubuh yang mencapai 41,6°C sampai de- 6. Ganong WF. Review of medical phy-
ngan 42°C selama 45 menit sampai pada siology. 15th edition. California:
delapan jam. Pada suhu ekstrim (49°C- Appleton& Lange; 1991
50°C) seluruh struktur seluler dihancurkan 7. Guyton A. Textbook of medical phy-
dan terjadi nekrosis seluler selama kurang siology. 8th edition. Philadelphia: W.B.
dari lima menit. Pada suhu yang lebih ren- Saunders Company, 1991.
dah, kematian sel terutama disebabkan oleh 8. Sherwood L. Human physiology, from cells
to systems. 1st edition. St Paul: West
karena terjadinya apoptosis, meskipun lin- Publishing Company, 1989.
tasan dari apoptosis yang diinduksi panas 9. Singleton WT. Introduction to ergonomics.
belum diketahui namun induksi protein World Health Organization. Geneva.
sengatan panas terlindungi.23,24 1972.
10. Astrand P, Rodahl K. Textbook of work
physiology. New York: McGraw-Hill
KESIMPULAN
Company, l986.
Suhu tubuh didefinisikan sebagai salah 11. Peter S. Ilmu panas dan termodinamika,
satu tanda vital yang menggambarkan status Fisika dasar, 1994; hal. 66-91.
kesehatan seseorang. Energi panas dihasil- 12. Potter PA, Perry AG. Fundamentals of
kan di dalam tubuh kemudian didistribusi- nursing: consepts, process & practice.
kan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi da- Edisi III, Mosby Year Book, 1996
13. Cameron JR. Energi suhu dan pelepasan-
rah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak
nya. Fisika Tubuh Manusia Edisi II.
merata. Sistem termoregulator tubuh harus Jakarta: EGC, 2006; Hal. 16-33.
dapat mencapai dua gradien suhu yang 14. Supit W. Fisika kedokteran II, bioptik,
sesuai, yaitu: a) antara suhu inti dengan fakultas kedokteran Unsrat, Diktat Kuli-
suhu permukaan, b) antara suhu permukaan ah Semester II, 2005.
dengan suhu lingkungan. Dari keduanya, 15. Vander AJ, Sherman JH. Human
gradien suhu inti dengan suhu permukaan physiology, the mechanisms of body
adalah yang terpenting untuk kelangsungan function (6th Edition), 1970.
fungsi tubuh yang optimal. 16. Friedman. Keperawatan keluarga. Text-
book of Family Nursing. EGC: Jakarta,
1998.
DAFTAR PUSTAKA 17. Smith SL. Reexamining age, race, site, and
1. Kroemer K, Kroemer H, Kroemer-Elbert thermometer type as variables affecting
K. Ergonomics. How to design for ease temperature measurement in adults: A
and efficiency. 21 edition. NJ: Prentice Comparison Study.
Hall, Upper Saddle River; 2001. 18. Knochel JP, Reed G. Disorders of heat
2. Guyton, Hall. Suhu tubuh, pengaturan suhu regulation. In: Narins R.G, ed. Maxwell
dan demam, mekanisme penyakit. Fisio- & Kleemans Clinical Disorders of Fluid
logi Kedokteran, 1997; Hal. 1141-1154. And Electrolyte Metabolism (5th
3. Gabriel JF. Pengaturan suhu tubuh. Fisika Edition). New York: Mc Graw-Hill,
Kedokteran. Penerbit EGC, 1988; Hal. 1994; p. 1549-90.
120-130. 19. Hall DM, Oberley LW. Mechanisms of cir-
4. Bridger RS. Introduction to ergonomics. culatory and intestinal barrier dysfuncti-
International editions. McGraw-Hill Inc, on during whole body. Heart Circ
118 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 107-118

Physiol. 2001; 280:509-521. 22. Capernito L. Buku Saku Diagnosa Kepera-


20. Robert MB, Matthew ML. Hypothalamus watan. Edisi XVII. Jakarta: EGC, 2001.
in: Physiology (2nd Edition). 23. Sakaguchi Y, Stephens LC. Apoptosis in
Washington DC: The C.V.Mosby Tumors And Normal Tissues Induced By
Company, 1998; p. 593. Whole Body Hyperthermia in Rats.
21. Mackowiak PA.. Fever: basic mechanisms Cancer Res. 1995; 55: 5459-64.
and management. (2nd Edition). ed. 24. Polla BS, Bachelet M. Stress Proteins in
Philadelphia: Lippincott-Raven, 1997; p. Inflamation. Ann N.Y Acad Sci.
35-40 1998;851: 75-85.

Anda mungkin juga menyukai