Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jum’at

BERHATI-HATILAH MEMILIH TEMAN


Oleh: Nur Rohmad 1

ْ َ
Khutbah I
ْ َ َ ََ َ ْ ُ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َ
ُُِّ ‫آل ُوصح ِت‬ ُِ ِ ُ ‫َع‬
ُ ‫ ُو‬،‫هلل‬ ِ ‫َع ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُرسٔ ُِل ُا‬ ُ ُ ‫ ُوالصَل ُة ُوالسَل ُم‬،‫هلل‬ ِ ُ ‫اْلٍ ُد‬
ً َّ َ َ
َ ُ َ َ ّ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ
َ
ُ‫ن ُس ِيدُا ُُمٍدا‬ ُ ‫ ُوأشٓ ُد ُأ‬،‫م ُل‬ ُ ‫َشي‬ ِ ُ ‫َل‬ ُ ُ ‫اهلل ُوحد ُه‬
ُ ُ ‫َل‬ُ ‫ل ُ ِإ‬
ُ ‫َل ُ ِإ‬
ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ ُوأشٓ ُد ُأ‬،‫َ ُواَله‬ ُ ٌ‫و‬
ْ َّ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ
ُ ،‫بُ َبػ َد ُه‬
ُ ِ ُُ‫َل‬ُ ُ،‫عتد ُهُ ُورسٔل‬
َ ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ّّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ّّ َ ُ ْ َ َّ َ
ًُُِ ‫ف ُُمك‬ ُ ِ ُ‫و‬ُِ ِ‫ل ُاىل ِدي ُِر ُاىلائ‬ُ ِ ‫هلل ُاىػ‬
ُِ ‫س ُةِخلٔى ُا‬ ُ ِ ‫ّن ُأو ِصيك ًُ ُونف‬ ُ ‫ ُف ِإ‬،‫أٌا ُب ُػ ُد‬
َّ ْ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ُ َّ َ ْ
)٧٦ُ:‫يُُ(سٔرةُالزخرف‬ َ
ُ ‫َلُالٍخ ِل‬ ُ ُ ‫ضُغدوُُ ِإ‬ ُ ٍ ‫ُاْل ِخَل ُءُئٌ ِئ ٍُذُبػضٓ ًُُ ِِلػ‬:ُِّ ِ‫ِنخَاة‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada
diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan kepada kita dalam ayat di
atas bahwa orang-orang yang semasa hidup di dunia saling berteman dan
mengasihi, di akhirat kelak mereka berbalik saling memusuhi. Kenapa hal
itu bisa terjadi?. Hal itu diakibatkan begitu dahsyatnya peristiwa-peristiwa
hari kiamat dan besarnya ketakutan mereka pada hari itu. Sehingga
mereka yang saling berteman di dunia tanpa dasar takwa akan saling
memusuhi dan membenci satu sama lain, karena masing-masing
menganggap bahwa mara bahaya yang pada saat itu menimpanya
berasal dari temannya. Berbeda halnya dengan orang-orang yang
bertakwa. Kasih sayang sesama mereka akan senantiasa langgeng
sampai di akhirat dan masing-masing dari mereka akan mengambil
manfaat dari temannya hingga kehidupan akhirat.

1
Pengasuh Majelis Ta’lim NURUL FALAH, Dawarblandong, Mojokerto. No. wa: 082244517455

1
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Orang-orang yang saling berteman atas dasar takwa, mereka ini saling
berwasiat dan saling tolong-menolong dalam setiap hal yang diridlai oleh
Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dalam ketaatan karena Allah.
Mereka tidak saling menipu dan mengkhianati. Mereka disatukan oleh
kecintaan kepada Allah. Masing-masing mencintai temannya karena
mengharap ridla Allah. Mereka saling mencintai semata-mata karena
Allah, bukan karena hal-hal yang sifatnya duniawi.

Salah satu bukti seseorang mencintai temannya karena Allah adalah


apabila temannya berbuat maksiat, maka ia menegur dan melarangnya.
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan ‘Abd bin Humaid dari Ibnu Abbas
radliyallahu ‘anhuma bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallau
‘alaihi wa sallam: “Siapakah teman-teman kita yang terbaik?” Baginda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

ُُ َ
ُ ُّ‫اآلخ َر ُِةُع ٍَي‬ ْ ُ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُْ ًُُْ ‫ك‬ ُ َ َ َ َُُْ ُ ْ ‫َُ َذ َّن َر ُك‬
ُْ ٌَ
ِ ِ‫ُ َو ُذن َرك ًُُة‬،ُّ ‫فُ ِغي ٍِك ًٌُُِ ِط ُل‬ِ ‫د‬ ‫ا‬‫ز‬‫و‬ ُ، ّ ‫خ‬‫ي‬‫ؤ‬‫ر‬ ُُ
‫هلل‬
ِ ‫ا‬ِ ‫ة‬ُُ
ً

Maknanya: “Teman yang paling baik adalah teman yang dengan


melihatnya, mengingatkan kalian kepada Allah, ucapannya
menambahkan ilmu bagi kalian, dan perbuatannya mengingatkan kalian
akan akhirat.”

Dari golongan seperti itulah, hendaknya kita memilih seorang sahabat.


Fakta menunjukkan bahwa bergaul dengan orang-orang yang taat akan
mendorong dan memotivasi kita untuk terus menambah ketaatan, dan
berteman dengan para pelaku dosa seringkali menjerumuskan seseorang
ke dalam dosa dan maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ُ َُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ َْ َ ْ َ ْ ََ ُ ْ ََْ
ُ )‫وُ(رواهُأمحدُفُمسِده‬
ُ ِ ‫َُُيال‬
ُ ًٌُُ ‫ُفيي ُِظ ُرُأحدك‬،ِّ ‫َُخ ِيي ِي‬
ُِ ‫َعُ ِدي‬
ُ ُ‫الٍر ُء‬

Maknanya: “Seseorang akan mengikuti perilaku orang yang sering


bergaul dengannya, maka hendaknya setiap orang dari kalian
memperhatikan dengan siapa ia bergaul” (HR Ahmad dalam Musnad-
nya)

2
Orang-orang Arab biasa mengatakan:
ُ ٌ ‫اح‬
ُ‫ب‬ َّ
َ ُ ُ ‫الصاح‬
ِ ‫بُس‬ ِ
“Seorang teman itu dapat menuntun ke jalan yang benar atau
menjerumuskan ke jurang kemungkaran”

Kaum muslimin yang berbahagia,


Pada umumnya, seseorang akan meniru dan menyerupai sifat-sifat dan
karakter orang yang senantiasa bersamanya. Bergaul dengan orang-
orang yang lalai dari kewajiban, biasanya akan menjadikan seseorang
tidak mengindahkan apa yang Allah wajibkan kepadanya. Imam Malik
rahimahullah berkata:

ُ ْ َ َّ َ َ َ َّ َ ً َ ْ َ ْ َ َ
ُ ُ‫َُف ُج ْٔ ِر ِه‬
ُ ٌِ ًُُ ‫َلُتخػي‬
ُ ‫اجراُ ِِل‬
ِ ‫بُف‬
ُ ‫َلُحصح‬
ُ

“Janganlah bergaul dengan orang yang fasik agar engkau tidak belajar
dari kefasikannya!”

Ibnu Rusyd mengatakan:

ْ ُ ْ ُّ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ
ُ ‫َُالسٔ ُِءُير ِدي‬
ُ ‫نُك ِر ُي‬
ُ ‫ُ ِْل‬،‫ْي ِه‬
ِ ‫فُ ِدي ِِ ُُِّوخ‬
ُ ِ ُُِّ ِ‫َُيلخدىُة‬ ُ ٌُ‫َل‬
ُ ‫بُ ِإ‬
ُ ‫نُيصح‬
ُ ‫غُأ‬
ُ ِ ‫َلُينت‬
ُ

“Tidak seyogyanya dijadikan teman kecuali orang yang dapat diteladani


agama dan kebaikannya, karena teman yang buruk akan menjadikan
hina.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Jika persahabatan antar saudara sesama muslim sudah diniatkan karena
Allah dan didasarkan pada ketakwaan, maka adab-adab pergaulan
sesama mereka pasti terjaga. Di antara sekian banyak adab pergaulan
adalah tidak berburuk sangka kepada teman kita, selalu berpikiran positif
mengenai perilakunya selama hal itu memungkinkan. Rasulullah shallallau
‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َّ َ َّ َّ َ ْ ُ َّ
ُ ُ)‫دُ(رواهُاِلخاري‬
ُ ِ ‫بُاْل ِدي‬
ُ ‫َُأكذ‬ ُ ‫نُاىظ‬
ُ ‫َُف ِإ‬
ُ ‫ِإياك ًُُواىظ‬

3
Maknanya: “Janganlah kalian berburuk sangka, karena prasangka adalah
(termasuk) pembicaraan yang paling dusta” (HR al-Bukhari)

Ibnu al-Mubarak mengatakan:


َّ َّ ُ ُ ْ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ُ ْ ُ
ُ ُ‫َل ِت‬
ُ ‫الز‬ ُ‫ب‬
ُ ‫قُيطي‬ُ ِ‫بُالٍػا ِذي ُرُوالٍِاف‬
ُ ‫َُيطي‬
ُ ٌِ ‫الٍؤ‬

“Seorang mukmin yang baik pastilah mencari-cari ‘udzur (alasan yang


bisa diterima), sedangkan seorang munafik pastilah mencari-cari
kesalahan”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Marilah kita berupaya untuk selalu berteman dan bergaul dengan orang-
orang yang shalih dan bertakwa, karena dengan itulah kita akan mampu
menjaga agama kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ َّ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ً ْ ُ َّ ْ َ ُ‫َلُح‬َ
)‫قُ(رواهُاةَُحتان‬
ُ ِ ‫َلُح‬
ُ ‫مُ ِإ‬
ُ ‫وُطػام‬
ُ ‫َلُ ُيأك‬
ُ ‫ِاُو‬
ُ ٌِ ‫َلُمؤ‬
ُ ‫بُ ِإ‬
ُ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ُ

Maknanya: “Yang lebih utama untuk dijadikan teman adalah orang


mukmin dan yang lebih utama untuk memakan makananmu adalah
orang yang bertaqwa” (HR Ibnu Hibban)

Apabila kita memiliki teman-teman yang berperilaku buruk dan hobi


melakukan maksiat, maka kita niatkan ketika bergaul dengan mereka
untuk menuntun mereka ke jalan yang benar. Bukan malah kita hanyut
mengikuti apa yang mereka lakukan. Akan tetapi jika kita merasa tidak
mampu untuk mengentaskan mereka dari perilaku buruk yang mereka
lakukan dan kita khawatir terpengaruh, maka segera kita tinggalkan
mereka dan mencari teman-teman yang baik. In sya Allah masih banyak
orang-orang baik di sekitar kita yang layak kita jadikan teman.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi
kita semua.

4
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ ُ‬
‫لُوىكً‪ُ،‬فاسخغ ِفروه‪ُ،‬إُِ ُُّْ ُُٔاىغفٔ ُرُالر ِحي ًُ‪ُ .‬‬ ‫اهللُ ِ ُ‬
‫لُُْذاُوأسخغ ِف ُرُ ُ‬
‫أكٔ ُلُكٔ ِ ُ‬

‫َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫آلُ‬
‫َع ُ ِ ُِ‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُالٍصطَف‪ُ ،‬و ُ‬ ‫ل ُوأس ِي ًُ ُ ُ‬ ‫هلل ُوكَف‪ُ ،‬وأص ِ ُ‬ ‫اْلٍ ُد ُ ُِ‬
‫َ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ُس ِيدُاُ‬ ‫م ُل‪ُ ،‬وأشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫َشي ُ‬ ‫َل ُ ِ‬ ‫اهلل ُوحد ُه ُ ُ‬ ‫َل ُ ُ‬ ‫ل ُ ِإ ُ‬ ‫َل ُ ِإ ُ‬
‫نُ ُ‬ ‫و ُالٔفا‪ُ.‬أشٓ ُد ُأ ُ‬ ‫وأصحاةِ ُِّ ُأْ ُِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َُ‬
‫ل‪ُ .‬‬ ‫ُم ٍَّ ًداُعتْ ُُد ُُهُ َو َر ُس ْٔ ُُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ ُّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ‬
‫ل ُاىػ ِظي ًُُِ‬ ‫هلل ُاىػ ِ ُِّ‬
‫س ُةِخلٔى ُا ُِ‬ ‫ْ‬
‫ُأٌا ُبػد‪ُ ،‬فيا ُأيٓا ُالٍس ِئٍن‪ُ ،‬أو ِصيك ًُ ُونف ِ ُ‬ ‫ُ‬
‫ْ‬ ‫ََ َ ّ ْ َ‬ ‫َّ َ َ َّ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ‬
‫َع ُُ ِب ِي ُِّ ُاىه ِري ًُُِ‬ ‫اهلل ُأمرك ًُ ُةِأم ٍُر ُغ ِظي ًٍ‪ُ ،‬أمرك ًُ ُةِالصَل ُِة ُوالسَلمُِ ُ ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫واغئٍا ُأ ُ‬
‫ُ‬ ‫َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ ّّ َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ َ ُّ َ َ ْ َ َ ّّ‬ ‫َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ‬
‫يَُآٌِٔاُصئاُغيي ُُِّوسئٍاُ‬ ‫اَّل ُ‬ ‫َعُانل ِب‪ُ،‬ياُأيٓاُ ِ‬ ‫ٔنُ ُ‬ ‫اّللُومَلئِكخ ُُّيصي ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ُ:‬إِ ُ‬ ‫فل ُ‬
‫َ‬ ‫َ ّ َ ُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ْ ً َ ِّ ُ َّ َ ّ َ‬
‫َع ُ َس ِّي ِدُاُ‬ ‫جُ َ ُ‬ ‫آل ُس ِي ِدُا ُُمٍ ٍُد ُنٍا ُصيي ُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫وُ َ ُ‬ ‫ليٓ ًُ ُص ُِ‬ ‫تس ِييٍا‪ُ ،‬ا ُ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ ّ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫آل ُ َس ِيّ ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُن ٍَاُ‬ ‫َع ُ ُِ‬ ‫َع ُ َس ِّي ِدُا ُُم ٍَّ ٍُد ُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ً‬ ‫ي‬‫ْ‬‫ِ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ُ‬ ‫د‬‫ِ‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫ِإةرا ِْ ُي ًُ ُو‬
‫َ ّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ٌ َ ٌ‬ ‫َ َْ َ ََ َ ّ َ َْ َْ َ ََ‬
‫َميْ ُد‪ُ.‬‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫د‬ ‫ي‬ ‫مح‬
‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ُ‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫ٍ‬ ‫ال‬ ‫ػ‬ ‫اى‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫ً‬
‫ِ ِِ ِ ِ ِ‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ة‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ُ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫َع ُس ِي ِدُا ُ ِإةرا ِْي ًُ ُو‬ ‫جُ ُ‬ ‫ةارك ُ‬
‫ُْ ْ َ َْْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ُْ ْ َْ ْ ْ‬ ‫َ ِّ ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ‬
‫ات‪ُ،‬‬ ‫َ‬
‫اتُاْلحيا ُِءُ ٌِِٓ ًُُواْلمٔ ِ‬
‫َ‬ ‫يُ َوال ٍُؤ ٌَِِ ِ ُ‬ ‫اتُوالٍؤ ٌِ ِِ ُ‬ ‫يُ َوال ٍُ ْس ِي ٍَ ِ ُ‬ ‫اغ ِف ُرُلِيٍس ِي ٍِ ُ‬ ‫ليٓ ًُُ ُ‬ ‫اُ‬
‫ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُّ َ‬
‫فُ‬‫السيُ ْٔ ُ‬ ‫غ ُو‬ ‫اء ُوالٍِه ُر ُواِل ُ‬ ‫اء ُواىفحش ُ‬ ‫امهلل ُادف ُع ُعِا ُاِلَل ُء ُواىغَل ُء ُوالٔب ُ‬
‫ْ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً‬
‫َُ‬‫اص ُث ُ َو ٌِ ُْ‬ ‫َلُا ُْذا ُخ‬ ‫َ ُة ِ‬ ‫الٍخخ ِيف ُث ُوالشدائِ ُد ُوال ٍِحَ‪ٌُ ،‬ا ُظٓ ُر ُ ٌِِٓا ُوٌا ُبطَ‪ُ ٌِ ُ ،‬‬
‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ُ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬
‫كَُش ٍُءُك ِدي ُر ُ‬ ‫َعُ ُِ‬ ‫مُ ُ‬ ‫يَُعٌث‪ُ،‬إُِ ُ‬ ‫انُالٍس ِي ٍِ ُ‬ ‫ةَل ُِ‬
‫ُْ ْ َ َْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫َُ‬‫ه ُ َغ ُِ‬ ‫ويِ ُ‬ ‫بُ‬ ‫ان ُ َو ِإيخَا ُِء ُ ِذي ُاىلر ُ‬ ‫اهلل ُيَأ ُم ُُر ُةِاى َػد ُِل ُ َواْلح َس ُِ‬ ‫إن ُ َُ‬ ‫هلل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ِ‬ ‫ِغتَ ُ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ُ‬ ‫َ ْ َ‬
‫اهلل ُاى َػ ِظيْ ًَُُ‬ ‫ن‪ُ .‬فاذن ُروا ُ ُ‬ ‫غ‪ُ ،‬ي ِػظك ًُ ُىػيك ًُ ُحذنرو ُ‬ ‫اِل‬
‫َ ْ ِ َ ْ ِ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِ‬‫ٍ‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ش‬ ‫اىفح‬
‫َْ ُْ ُ‬
‫ب‪.‬‬‫هللُأك َ ُُ‬ ‫َّلن ُُرُا ُِ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ً‬‫كْ‬ ‫يذنر‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa‬‬
‫‪Timur dan Ketua BidangُPeribadatanُ& Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia‬‬
‫‪Kab. Mojokerto‬‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai