Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PRODUKSI, HARGA INTERNASIONAL DAN NILAI TUKAR

RUPIAH TERHADAP VOLUME EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA


(Studi pada tahun 2009 ± 2014)

Parell Tua Halomoan Simanjuntak


Zainul Arifin
Mukhammad Kholid Mawardi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: bung.parell@gmail.com

ABSTRACT

Research aims to understand the influence Production, International Price and Exchange Rate on Export
Volume Indonesia Seaweed. Type of research is explanatory with quantitative approach. Focus of research is
given on export volume Indonesia seaweed in period 2009 ± 2014. Data analysis method is multiple liniear
regression statistic supported by aplication program SPSS 22.0. Result of simultaneous test (F-test) indicates
that Production, International Price and Exchange Rate are simultaneously influencing significantly on
Export Volume Indonesia Seaweed. Result of partial test (t-test) has shown that there is no partial influence
between Production and International Price on Export Volume. And, there is a partial influence between
Exchange Rate on Export Volume Indonesia Seaweed. Based on the result, it may suggested that seaweed
exporters, either private company or public company, improve the quality control of Indonesia Seaweed.
Keywords: Production, International Price, Exchange Rate, Export Volume Indonesia Seaweed

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Produksi, Harga Internasional dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan,
dengan pendekatan kuantitatif. Fokus pada penelitian ini adalah volume ekspor rumput laut Indonesia periode
tahun 2009 ± 2014. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS 22.0. Hasil uji simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa Produksi, Harga
Internasional dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Volume Ekspor
Rumput Laut Indonesia. Hasil uji parsial (Uji t), menunjukkan bahwa variabel produksi dan harga
internasional tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan, variabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan
terhadap Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankan
kepada eksportir rumput laut baik perusahaan swasta maupun milik pemerintah untuk dapat meningkatkan
kualitas mutu dari rumput laut Indonesia.

Kata Kunci: Produksi, Harga Internasional, Nilai Tukar Rupiah, Volume Ekspor Rumput Laut

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 163


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
I. PENDAHULUAN dan alginat), yaitu sebesar 20%. Tingginya
Indonesia merupakan negara kepulauan peningkatan produksi budidaya rumput laut
dengan jumlah pulau, yaitu 17.504 pulau dengan Indonesia setiap tahunnya tidak berbanding lurus
panjang pantai yang mencapai 81.000 km, serta dengan peningkatan daya serap industri olahan
luas laut sebesar 5,8 juta km² dan mempunyai total rumput laut Indonesia yang hanya berjumlah 18
luas area budidaya kelautan dan perikanan yang unit. Hal ini menyebabkan rendahnya daya serap
mencapai 1.110.900 ha. Keadaan negara Indonesia produk rumput laut kering dalam negeri sehingga
yang seperti ini banyak hasil kelautan dan mengharuskan sebagian besar rumput laut kering di
perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk ekspor karena besarnya permintaan rumput laut
meningkatkan perekonomian nasional, yaitu kering di pasar global sebagai bahan baku industri.
dengan menjadi sumbangan untuk devisa negara Naiknya nilai (value) ekspor dan impor
melalui ekspor dan menjadikan produk tersebut akan menyebabkan permintaan mata uang
dapat untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. domestik terhadap mata uang asing akan
Rumput laut menjadi komoditi potensial meningkat dan berpengaruh terhadap melemahnya
karena terdapat kurang lebih 555 jenis atau 45 nilai tukar. Samuelson dan Nordhaus (2004)
persen jumlah spesies rumput laut yang ada di menjelaskan bahwa nilai tukar merupakan harga
dunia berada di Indonesia. Hampir di seluruh satuan mata uang dalam satuan mata uang lain yang
wilayah perairan Indonesia melakukan budidaya ditentukan didalam pasar valuta asing. Masalah
rumput laut, selain potensial komoditi ini juga mata uang muncul saat suatu negara mengadakan
memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi transaksi dengan negara lain, dimana masing-
dikarenakan sebagian besar produksi rumput laut di masing negara menggunakan mata uang yang
ekspor dalam bentuk gelondongan kering. Oleh berbeda. Jadi nilai tukar merupakan harga yang
sebab itu, terlihat bahwa masih terbuka lebar harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk
peluang usaha budidaya dan investasi pemrosesan memperoleh mata uang negara yang lain.
rumput laut. Rumput laut pantas menjadi komoditi
Perkembangan permintaan rumput laut unggulan karena beberapa keunggulannya,
dunia meningkat rata-rata 5 - 10 persen per tahun. diantaranya karena nilai ekonomi yang tinggi (high
Salah satu faktor yang mempengaruhi volume value commodity), pohon industri yang lengkap,
ekspor suatu komoditas adalah harga komoditi spektrum penggunaannya sangat luas, daya serat
tersebut. Harga adalah sejumlah uang yang tenaga kerja tinggi, teknologi budidaya yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah mudah, masa tanam yang pendek (45 hari) atau
dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat- quick yield dan biaya produksi per unit sangat
manfaat karena menggunakan atau memiliki murah. Pengembangan industri rumput laut ke
produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001:439). depan merupakan program yang sangat tepat dan
Melalui harga yang diberikan, maka suatu memiliki prospek yang sangat cerah dalam rangka
komoditas dapat dinilai dari aspek kebutuhannya menciptakan pertumbuhan ekonomi (pro-growth),
dan tingginya harga dapat mencerminkan meningkatkan kesempatan kerja (pro-employment)
kelangkaan dari barang tersebut. Ketika sampai dan pengurangan kemiskinan (pro-poor)
pada tingkat harga tertinggi, maka konsumen (Daryanto, 2007).
cenderung akan menggantikan barang tersebut Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
dengan barang lain yang mempunyai hubungan dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut,
lebih dekat dan relatif lebih murah. Apabila, antara lain produksi rumput laut Indonesia,
kuantitas barang yang diminta melebihi kuantitas bagimana harga rumput laut internasional,
barang yang ditawarkan, maka harga akan naik. bagimana nilai tukar rupiah dan bagaimanakah
Sebaliknya, apabila kuantitas barang yang pengaruh produksi rumput laut Indonesia, harga
ditawarkan lebih banyak dari pada kuantitas barang rumput laut internasional dan nilai tukar rupiah
yang diminta, maka harga akan cenderung turun. terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia.
Rendahnya realisasi nilai (value) ekspor
rumput laut Indonesia di pasar global disebabkan II. KAJIAN PUSTAKA
oleh jenis produk ekspor rumput laut Indonesia A. Perdagangan Internasional
yang masih didominasi oleh produk rumput laut Perdagangan Internasional dapat diartikan
kering (raw material), yaitu sebesar 80% dan sebagai pertukaran barang maupun jasa yang
produk rumput laut olahan (agar-agar, karaginan terjadi melampaui batas-batas antar negara. Suatu
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 164
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
negara akan memanfaatkan keuntungan yang atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar
timbul dari adanya perdagangan internasional konsumen atas manfaat-manfaat karena
(gains from trade). menggunakan atau memiliki produk atau jasa
Perdagangan internasional diperlukan tersebut.
untuk mendapatkan manfaat yang dimungkinkan
oleh spesialisasi produksi. Pengertian tentang E. Permintaan dan Penawaran
perdagangan internasional dirumuskan secara Pada dasarnya perdagangan internasional
berbeda-beda walaupun pada akhirnya menuju terjadi karena adanya aliran barang dari negara
pada pengertian yang sama. yang mempunyai excess supply ke negara yang
mempunyai excess demand. Proses inilah yang
B. Ekspor menyebabkan terjadinya suatu transaksi
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan perdagangan antar satu negara dengan negara yang
dengan cara mengeluarkan barang-barang dari lain. Tujuan dari transaksi perdagangan tersebut
dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi tidak lain adalah bagi negara pengimpor dapat
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Ekspor memperoleh barang dengan harga yang lebih
merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh murah dibandingkan harus memproduksi sendiri
sebuah negara ke negara lain, termasuk diantaranya barang tersebut. Sedangkan, keuntungan bagi
barang-barang asuransi dan jasa-jasa pada suatu negara pengekspor adalah dapat memperluas
tahun tertentu (Utomo, 2000:6). Fungsi penting pangsa pasar dan meningkatkan devisa.
komponen ekspor dari perdagangan luar negeri Secara teoritis ekspor suatu barang
adalah negara akan memperoleh keuntungan dan dipengaruhi oleh suatu permintaan (demand) dan
pendapatan nasional naik yang pada gilirannya penawaran (supply). Dalam teori perdagangan
juga menaikkan jumlah output dan laju internasional disebutkan bahwa faktor-faktor yang
pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi
yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat permintaan dan sisi penawaran (Krugman dan
dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat Obstfeld, 2000) diterjemahkan (Basri, 2004). Dari
ditingkatkan (Jhingan 2000:56). sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga
ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan
C. Identifikasi kebijakan devaluasi. Sedangkan, dari sisi
Menurut Hamdani (2012:49) menjelaskan penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor,
identifikasi komoditi ekspor mencakup beberapa harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
kegiatan. Diversifikasi produk dilakukan agar jenis yang bisa diproduksi melalui investasi, impor
barang yang di ekspor menjadi semakin beragam bahan baku dan kebijakan deregulasi.
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar
internasional. Diversifikasi pasar dilakukan agar F. Produksi
memperluas pasar tujuan ekspor dan dukungan Produksi merupakan kegiatan yang
promosi ekspor yang memadai. Dalam rangka mentransformasikan masukan (input) menjadi
mendorong ekspor secara menyeluruh, identifikasi keluaran (output) yang mencakup semua aktivitas
komoditas ekspor diharapkan dapat memberikan atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa,
dasar-dasar pengetahuan penting yang perlu serta kegiatan lain yang mendukung untuk
dimiliki oleh pihak-pihak yang menggeluti menghasilkan produk tersebut (Sofjan, 2008:16).
kegiatan ekspor, baik swasta maupun pemerintah. Secara umum produksi dapat diartikan sebagai
aktivitas penggunaan atau pemanfaatan sumber
D. Harga daya yang mengubah suatu komoditi menjadi
Harga adalah suatu nilai tukar dari produk komoditi lainnya yang lebih bermanfaat. Produksi
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan dengan proses yang baik, maka akan memberikan
moneter. Harga merupakan hal yang terpenting output dengan kualitas yang baik. Sebaliknya,
dalam bisnis karena suatu barang yang dijual harus kualitas produksi menjadi kurang baik, apabila
ditentukan harganya sehingga seluruh pihak bisa diolah dengan kurang baik.
memperoleh keuntungan dan juga mendapatkan Produksi tidak akan dapat dilakukan,
hasil yang memuaskan karena penetapan harga apabila tidak ada bahan-bahan yang
yang pas. Menurut Kotler (2001:43) harga adalah memungkinkan dilakukannya proses produksi itu
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk sendiri. Untuk bisa melakukan proses produksi,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 165
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dibutuhkan sumber daya manusia, sumber daya I. Hipotesis
alam, modal, serta keahlian. Semua unsur itu H1 : Produksi Rumput Laut Indonesia secara
disebut sebagai faktor-faktor produksi. Jadi semua parsial berpengaruh signifikan terhadap
unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia.
usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai H2 : Harga Rumput Laut Internasional secara
faktor-faktor produksi (Rosyidi, 2009:55). parsial berpengaruh signifikan terhadap
Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia.
G. Daya Saing H3 : Nilai Tukar Rupiah secara parsial
Konsep daya saing yang digunakan untuk berpengaruh signifikan terhadap Volume
menganalisis tingkat daya saing suatu komoditi Ekspor Rumput Laut Indonesia.
banyak digunakan dalam cara-cara yang berbeda. H4 : Produksi Rumput Laut Indonesia, Harga
Pangsa pasar adalah salah satu pendekatan yang Rumput Laut Internasional dan Nilai
dapat digunakan untuk menganalisis tingkat daya Tukar Rupiah secara simultan berpengaruh
saing suatu komoditas ekspor di pasar internasional signifikan terhadap Volume Ekspor
disamping pendekatan-pendekatan lain seperti Rumput Laut Indonesia
volume ekspor, nilai (value) ekspor dan
sebagainya. III. METODE PENELITIAN
Menurut Chen dan Zuan (2008) meskipun Penelitian ini menggunakan metode
konsep daya saing banyak digunakan dalam cara- explanatory research yang menjelaskan mengenai
cara berbeda definisi daya saing yang diadopsi dari hubungan sebab akibat atau kausal antara variabel
studi di Canada SDGD ³Task Force on melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini
Competitiveness in Agri-food Industries´ menggunakan pendekatan kuantitatif yang
oleh Agriculture Canada menyatakan bahwa daya bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
saing didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang hubungan dan pengaruh antara variabel bebas
berkelanjutan untuk memperoleh keuntungan dan terhadap variabel terikat. Pendekatan kuantitatif
memelihara pangsa pasar, baik pada pasar menghasilkan data riil berupa angka dan dapat
domestik maupun pasar internasional. diukur dengan pasti.
Analisis data yang digunakan dalam
H. Nilai Tukar penelitian ini adalah analisis regresi linier dengan
Dalam konsep perdagangan internasional melihat pengaruh produksi, harga internasional dan
setiap negara yang tergabung di dalamnya harus nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor rumput
menyamakan dahulu sistem moneternya, yaitu alat laut Indonesia. Regresi adalah suatu proses
pembayarannya. Menurut Sukirno (2002:23) kurs memperkirakan secara sistematis tentang apa yang
atau nilai tukar adalah suatu nilai yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang
menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang
yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
uang asing.
Nilai kurs akan berbeda dengan mata uang Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e
suatu negara. Misalnya, nilai antara $ (Amerika) Keterangan:
dan Rp (Indonesia) akan berbeda dengan $ Y : Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia
(Amerika) dan $ (Singapura). Nilai kurs juga dapat X1 : Produksi Rumput Laut Indonesia
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal X2 : Harga Rumput Laut Internasional
tersebut terjadi akibat dari kekuatan permintaan X3 : Nilai Tukar Rupiah
dan penawaran dalam pasar valuta asing dan juga a : Konstanta
dapat ditentukan oleh pemerintah. Pasar valuta b : Koefisien Regresi
asing pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari e : Disturbance Error
perbankan dan lembaga keuangan dalam melayani
masyarakat untuk membeli (permintaan) dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
menjual (penawaran) valuta asing (Murni, A. Analisis Regresi Linier Berganda
2005:230). Model regresi linier berganda digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas, yaitu Produksi Rumput Laut Indonesia (X1),
Harga Rumput Laut Internasional (X2) dan Nilai
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 166
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tukar Rupiah (X3) terhadap Volume Ekspor maka volume ekspor rumput laut
Rumput Laut Indonesia (Y). Dengan menggunakan Indonesia akan meningkat sebesar
bantuan SPSS for Windows ver 22.0. 0,347 satuan dengan asumsi variabel
yang lainnya dianggap konstan.
Table 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 3. Koefisien Variabel X3 (Nilai Tukar
Model Unstandardized Standardized t Sig Rupiah)
Coefficients Coefficients Koefisien variabel X3 (Nilai Tukar
B Std. Error
Beta Rupiah) pada persamaan adalah -1,006.
1 (Constant) 11.428 2,059 5,551 ,000 Koefisien ini menunjukkan bahwa nilai
X1 ,258 ,222 ,176 1,161 ,252 tukar memiliki hubungan negatif
X2 -,347 ,223 -347 1,556 ,127
terhadap volume ekspor. Indikasi dari
X3 -,1006 ,379 -,558 -2,654 ,011
nilai koefisien tersebut adalah volume
Sumber: (Data diolah)
ekspor rumput laut Indonesia akan
menurun sebesar 1,006 satuan untuk
Melalui Tabel 1 diperoleh persamaan regresi, yaitu:
setiap tambahan 1 satuan X3 (nilai tukar
Y = 11,428 + 0,258 X1 ± 0,347 X2 ± 1,006 X3
rupiah). Dapat dinyatakan bahwa
apabila nilai tukar rupiah mengalami
Dengan interpretasi sebagai berikut:
penurunan tiap 1 satuan, maka volume
1. Koefisien Variabel X1 (Produksi
ekspor rumput laut Indonesia akan
Rumput Laut Indonesia)
meningkat sebesar 1,006 satuan dengan
Koefisien variabel X1 (Produksi
asumsi variabel yang lainnya dianggap
Rumput Laut Indonesia) pada persamaan
konstan.
menghasilkan nilai 0,258. Nilai koefisien
ini menunjukkan produksi mempunyai
B. Hasil Pengujian Hipotesis
hubungan positif terhadap volume ekspor.
a) Uji Simultan (Uji F)
Indikasi dari nilai koefisien tersebut adalah
Uji simultan atau uji F digunakan untuk
volume ekspor rumput laut Indonesia akan
melihat pengaruh signifikan secara bersama-sama
meningkat sebesar 0,258 satuan untuk
semua variabel independen terhadap variabel
setiap tambahan 1 satuan X1 (produksi
dependen.
rumput laut Indonesia). Dapat juga
dinyatakan bahwa apabila produksi rumput
Tabel 2. Hasil Uji Simultan (Uji F)
laut Indonesia mengalami penurunan tiap 1 Sum of Mean
satuan, maka volume ekspor rumput laut Model Squares Df Square F Sig.
Indonesia akan menurun sebesar 0,258 1 Regression 0,39 3 ,013 4,077 ,012b
satuan dengan asumsi variabel yang lainnya Residual ,140 32 ,003
dianggap konstan.
Total 179 35

2. Koefisien Variabel X2 (Harga Rumput Sumber: (Data diolah)


Laut Internasional)
Koefisien variabel X2 (Harga Rumput Tabel 2 dengan nilai pada kolom Sig. yang
Laut Internasional) pada persamaan menunjukkan nilai 0,012 yang mana lebih kecil
adalah -0,347. Koefisien ini dari taraf signifikan yang disyaratkan sebesar 0,05.
menunjukkan bahwa harga Nilai tersebut berarti 0,012 < Ù = 5% sehingga
internasional memiliki hubungan model analisis regresi adalah signifikan. Ini berarti
negatif terhadap volume ekspor. H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat
Indikasi dari nilai koefisien tersebut disimpulkan variabel terikat, yaitu volume ekspor
adalah volume ekspor rumput laut rumput laut Indonesia (Y) secara bersama-sama
Indonesia akan menurun sebesar 0,347 dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas,
satuan untuk setiap tambahan 1 satuan yaitu produksi rumput laut Indonesia (X1), harga
X2 (harga rumput laut internasional). rumput laut internasional (X2) dan nilai tukar
Dapat juga dinyatakan bahwa apabila rupiah (X3).
harga rumput laut internasional
mengalami penurunan tiap 1 satuan,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 167


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b) Uji Parsial (Uji t) signifikan pada Ù = 5%. Berarti, H0
Uji parsial atau uji t digunakan untuk ditolak dan H1 diterima dan dapat
mengetahui pengaruh masing-masing variabel disimpulkan bahwa secara parsial
independen secara persial terhadap variabel bahwa variabel nilai tukar rupiah
dependen. berpengaruh signifikan terhadap
volume ekspor rumput laut Indonesia.
Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Model Unstandardized Standardized t Sig c) Koefisien Determinasi (R2)
Coefficients Coefficients
Fungsi dari koefisien determinasi adalah
B Std. Error
Beta melihat besar kontribusi antara variabel
1 (Constant) 11.428 2,059 5,551 ,000 independen, yaitu Produksi Rumput Laut Indonesia
X1 ,258 ,222 ,176 1,161 ,252 (X1), Harga Rumput Laut Internasional (X2) dan
X2 -,347 ,223 -347 1,556 ,127
Nilai Tukar Rupiah (X3) terhadap variabel
X3 -,1006 ,379 -,558 -2,654 ,011
dependen, yaitu Volume Ekspor Rumput Laut
(Sumber: Data diolah)
Indonesia (Y) dengan melihat nilai dari R2, nilai R2
seperti dalam Tabel 4 dibawah ini :
Tabel 3 menjelaskan bahwa:
1. Variabel produksi rumput laut Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Indonesia (X1) dengan volume ekspor Std. Error
Adjusted R Durbin-
rumput laut Indonesia (Y) Model R R Square
Square
of the
Watson
Estimate
menunjukkan nilai Sig. 0,252 yang
mana lebih besar dari taraf signifikan 1 ,690a ,476 ,427 ,05641 1,902
yang disyaratkan sebesar 0,5 sehingga (Sumber: Data diolah)
pengaruh variabel produksi rumput laut
Indonesia (X1) adalah berpengaruh Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan
tidak signifikan pada Ù = 5%. Berarti, nilai R2 pada kolom R Square. Dapat dilihat bahwa
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat hasil R2 adalah sebesar 0,476. Hasil ini
disimpulkan bahwa secara parsial menunjukkan bahwa 47,6% variabel terikat, yaitu
variabel produksi rumput laut Indonesia volume ekspor rumput laut Indonesia (Y)
memiliki pengaruh tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu produksi
terhadap volume ekspor rumput laut rumput laut Indonesia (X1), harga rumput laut
Indonesia. internasional (X2) dan nilai tukar rupiah (X3).
2. Variabel harga rumput laut Sedangkan, sisanya sebesar 52,4% dipengaruhi
internasional (X2) dengan volume oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas
ekspor rumput laut Indonesia (Y) dalam penelitian ini.
menunjukkan nilai Sig. 0,127 yang
mana lebih besar besar dari taraf C. Pembahasan
signifikan yang disyaratkan sebesar 0,5 a) Hasil Pengujian Hipotesis
sehingga pengaruh variabel harga i. Pengaruh Produksi Rumput Laut
rumput laut internasional (X2) adalah Indonesia Terhadap Volume Ekspor
berpengaruh tidak signifikan pada Ù = Rumput Laut Indonesia
5%. Berarti, H0 diterima dan H1 ditolak Menurut Komalasari (2009:65)
dan dapat disimpulkan bahwa secara menyebutkan bahwa produksi yang meningkat
parsial variabel harga rumput laut akan berpengaruh secara positif terhadap
internasional memiliki pengaruh tidak penawaran ekspor. Saat produksi rumput laut
signifikan terhadap volume ekspor Indonesia meningkat, maka volume ekspor rumput
rumput laut Indonesia. laut Indonesia akan meningkat karena penawaran
3. Variabel nilai tukar rupiah (X3) dengan meningkat dan begitu pula sebaliknya. Hasil
volume ekspor rumput laut Indonesia penelitian mendukung teori tersebut. Koefisien
(Y) menunjukkan nilai Sig. 0,011 yang produksi rumput laut Indonesia (X1) menghasilkan
mana lebih kecil dari taraf signifikan nilai positif sebesar 0,258 namun dengan taraf
yang disyaratkan sebesar 0,5 sehingga signifikan sebesar 0,252 yang mana melebihi taraf
pengaruh nilai tukar rupiah (X3) adalah signifikan yang telah disyaratkan 0,05 (5%). Hasil
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 168
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tersebut menunjukkan bahwa variabel produksi iii. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah
rumput laut Indonesia berpengaruh secara positif, Terhadap Volume Ekspor Rumput
tetapi secara parsial tidak berpengaruh signifikan Laut Indonesia
terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah
Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat dilakukan bahwa nilai koefisien nilai tukar rupiah
pengaruh signifikan secara parsial antara produksi (X3) menghasilkan nilai negatif sebesar -1,006
rumput laut Indonesia dengan volume ekspor dengan taraf signifikan sebesar 0,011 yang mana
rumput laut Indonesia tidak diterima. kurang dari taraf signifikan yang telah disyaratkan
Dikarenakan mempunyai pengaruh yang sebesar 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan
tidak signifikan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh negatif dan
bahwa saat produksi rumput laut Indonesia yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
besar tidak selalu sama dengan volume ekspor volume ekspor rumput laut Indonesia. Hipotesis
rumput laut Indonesia yang juga meningkat besar keempat yang menyatakan terdapat pengaruh
dikarenakan penawaran yang banyak. Hasil signifikan secara parsial antara variabel nilai tukar
produksi rumput laut Indonesia selalu berjumlah rupiah dengan volume ekspor rumput laut
besar, tetapi tidak berbanding lurus dengan volume Indonesia dapat diterima.
ekspor rumput laut Indonesia, banyak hasil Salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi rumput laut Indonesia yang di ekspor ke ekspor adalah nilai tukar (exchange rate)
luar negeri masih didominasi oleh produk rumput (Soekartawi, 2005:122). Hasil penelitian ini sesuai
laut kering (raw material), yaitu sebesar 80% dan dengan teori tersebut. Penentuan harga suatu
produk rumput laut olahan (agar-agar, karaginan komoditas yang diperdagangkan tergantung oleh
dan alginat), yaitu sebesar 20%. harga komoditas tersebut dalam mata uang yang
telah disepakati dan pada tingkat kurs/nilai tukar
ii. Pengaruh Harga Rumput Laut yang berlaku. Saat nilai tukar rupiah melemah
Internasional Terhadap Volume terhadap dollar Amerika Serikat, maka volume
Ekspor Rumput Laut Indonesia ekspor cenderung meningkat sebagai efek dari
Berdasarkan uji statistik yang telah murahnya harga komoditas dalam negeri bagi
dilakukan bahwa nilai koefisien harga rumput laut importir. Begitu juga sebaliknya, saat nilai tukar
internasional (X2) menghasilkan nilai negatif rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat,
sebesar -0,347 dengan taraf signifikan sebesar maka volume ekspor cenderung menurun sebagai
0,127 yang mana melebihi taraf signifikan yang efek dari mahalnya harga komoditas bagi importir.
telah disyaratkan sebesar 0,05 (5%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel harga rumput laut iv. Pengaruh Produksi Rumput Laut
internasional berpengaruh negatif dan secara Indonesia, Harga Rumput Laut
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Internasional dan Nilai Tukar Rupiah
volume ekspor rumput laut Indonesia. Hipotesis Terhadap Volume Ekspor Rumput
ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh Laut Indonesia
signifikan secara parsial antara harga rumput laut Konsep produksi dari Hamdani (2012:61)
internasional dengan volume ekspor rumput laut menyatakan bahwa kemampuan suatu produk yang
Indonesia tidak diterima. diproduksi untuk tujuan ekspor hendaknya
Hal ini sesuai dengan hukum permintaan merupakan produk yang memiliki potensi dalam
yang menyatakan bahwa permintaan dan harga negeri dan berdaya saing tinggi di pasar
adalah berhubungan negatif. Apabila, harga suatu internasional. Teori dari Soekartawi (2005:122)
barang naik, maka jumlah permintaan akan barang juga menyatakan bahwa harga internasional dan
tersebut akan turun. Sebaliknya, apabila harga nilai tukar merupakan salah dua faktor yang dapat
suatu barang turun, maka jumlah permintaan akan mempengaruhi ekspor suatu produk atau
barang tersebut naik, ceteris paribus. Dengan kata komoditas. Penelitian ini menggunakan rumput
lain, semakin tinggi harga rumput laut laut yang merupakan produk hasil budidaya
internasional, maka semakin rendah jumlah rumput perikanan di Indonesia sebagai komoditi yang di
laut yang diminta sehingga menurunkan volume ekspor ke luar negeri. Harga internasional sering
ekspor rumput laut Indonesia. digunakan sebagai acuan untuk menentukan harga
saat suatu barang di ekspor dan diperdagangkan di
pasar internasional. Nilai tukar mata uang (rupiah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 169
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terhadap dollar Amerika Serikat) digunakan berpengaruh signifikan terhadap Volume
sebagai dasar untuk menentukan harga ekspor Ekspor Rumput Laut Indonesia tahun 2009
tersebut. Apabila, rupiah melemah maka ekspor ± 2014.
dapat ditingkatkan dikarenakan harga produk atau
komoditas yang di ekspor menjadi lebih murah b) Saran
bagi importir. Dengan demikian hipotesis pertama x Saran Praktis
yang menyatakan bahwa variabel produksi rumput 1. Peningkatan ekspor melalui quality control
laut Indonesia, harga rumput laut internasional dan yang lebih bagus dan ketat terhadap
nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara kualitas rumput laut Indonesia sehingga
bersama-sama terhadap volume ekspor rumput laut komoditi rumput laut Indonesia dapat
Indonesia dapat diterima. bersaing dengan komoditi rumput laut dari
Hasil Uji bersama-sama atau Uji F juga negara lain dan oleh karena itu mampu
diperoleh nilai Sig. 0,012 yang mana kurang dari meningkatkan potensi volume ekspor
taraf signifikan yang telah disyaratkan, yaitu 0,05 rumput laut yang berimbang dengan
(5%) sehingga 0,012 < 0,05. Nilai tersebut produksi rumput laut nasional.
menyatakan bahwa variabel produksi rumput laut 2. Mengolah terlebih dahulu produk rumput
Indonesia (X1), harga rumput laut internasional laut kering menjadi produk olahan sehingga
(X2) dan nilai tukar rupiah (X3) berpengaruh secara jenis produk rumput laut yang di ekspor
bersama-sama terhadap volume ekspor rumput laut tidak lagi didominasi oleh jenis rumput laut
Indonesia (Y). Hasil dari nilai koefisien selain hasil kering karena kurang mempunyai nilai
uji bersama-sama terdapat pula hasil uji koefisien ekspor yang lebih tinggi dibandingkan hasil
determinasi, dimana koefisien determinasi (R2) produk olahan.
menunjukkan angka 0,476 atau 47,6%. Dapat 3. Pemerintah diharapkan dapat
diinterpretasikan bahwa variabel volume ekspor menyesuaikan kebijakannya terhadap
rumput laut Indonesia dipengaruhi oleh variabel fluktuasi harga rumput laut internasional,
produksi rumput laut Indonesia, harga rumput laut memperbanyak volume ekspor saat harga
internasional dan nilai tukar rupiah sebesar 47,6% internasional sedang turun. Jika harga
dan sisanya sebesar 52,4% dipengaruhi oleh internasional naik dapat meningkatkan
variabel bebas lain diluar penelitian ini. ekspor saat harga rumput laut Indonesia
dihargai murah karena imbas depresiasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a) Kesimpulan x Saran Teoritis
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Disarankan kepada Peneliti selanjutnya
variabel Produksi Rumput Laut Indonesia agar dapat melakukan penelitian dengan
berpengaruh positif namun secara parsial melihat korelasi antara masing-masing
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dengan kontribusi Pertumbuhan
Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia Domestik Bruto (PDB) nasional.
tahun 2009 ± 2014. 2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimanfaatkan ke depannya sebagai
variabel Harga Rumput Laut Internasional referensi bagi peneliti selanjutnya guna
berpengaruh negatif dan secara parsial semakin mengembangkan penelitian
tidak berpengaruh signifikan terhadap tentang rumput laut ini dengan
Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia mempertimbangkan variabel-variabel lain
tahun 2009 ± 2014. diluar variabel yang sudah ada supaya hasil
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang diperoleh lebih baik dan lebih jelas.
variabel Nilai Tukar Rupiah berpengaruh
negatif dan secara parsial berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap Volume Ekspor
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan
Rumput Laut Indonesia.
Operasi. Jakarta: LPFEUI.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel Produksi Rumput Laut Indonesia, Boediono. 2000. Ekonomi Moneter. Edisi 3.
Harga Rumput Laut Internasional dan Nilai Yogyakarta: BPFE.
Tukar Rupiah secara bersama-sama
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 170
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Chen, K Z dan Duan Y. 2000. Competitiveness
of Canadian Agri-Food Exports
Againts Competitors in Asia : 1980:97
1. Volume 11. Number 4. Journal of
International Food And Agribusiness
Marketing
Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program IBM SPSS
21. Edisi ketujuh. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hamdani. 2012. Ekspor Impor Tingkat Dasar
Level I (Satu). Jakarta: Bushindo.
Jhingan. 2000. Ekonomi Pembangunan dan
Perencanaan. Jakarta: Rajawali
Press.
Komalasari, Aida. 2009. Analisis Tentang
Pelaksanaan Plant Layout Dalam
Usaha Meningkatkan Efisiensi
Produksi. Bandung: Universitas
Widyatama.
Kotler, Phillip. 2001. Manajemen Pemasaran
di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Krugman, Paul, R, dan Obstfeld, Maurice, 2000.
Ekonomi Internasional Teori dan
Kebijaksanaan. Jakarta: Rajawali
Press.
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori
Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
Soekartawi. 2005. Agroindustri Dalam
Perspektif Sosial Ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi.
Cetakan Keempat Belas. Jakarta:
Rajawali Pers.
Samuelson, PA, Nordhaus WD. 2004. Ilmu
Makroekonomi. Edisi Tujuh Belas,
Diterjemahkan oleh Gretta, Theresa
Tanoto, Bosco Carvallo dan Anna Elly.
Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Utomo, Lisa Linawati. 2000. Economic Value
Added Sebagai Ukuran Keberhasilan
Kinerja Manajemen Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol
1, No.1, Mei.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 3 September 2017| 171


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai