Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan persalinan abnormal maka
harus difahami terlebih dulu proses persalinan normal.

Persalinan normal adalah peristiwa adanya kontraksi uterus yang disertai


dengan kemajuan proses dilatasi dan pendataran servik.

Persalinan abnormal ( distosia ) adalah persalinan yang berjalan tidak normal.


Seringkali pula disebut sebagai partus lama, partus tak maju , disfungsi
persalinan atau disproporsi sepalo pelvik (CPD )

Berdasarkan hasil penelitian oleh FRIEDMAN 1 , persalinan dibagi menjadi 3


stadium :

1. Persalinan kala I , berawal sejak adanya kontraksi uterus yang teratur


sampai dilatasi servik lengkap. Terbagi menjadi 2 fase : fase laten
( dilatasi sampai dengan 3 – 4 cm ) dan fase aktif ( dilatasi servik 4 cm
sampai lengkap ). Fase aktif dibagi lagi menjadi 3 subfase yaitu fase
akselerasi, fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi.
2. Persalinan kala II, sejak dilatasi servik lengkap sampai anak lahir
3. Persalinan kala III, kala persalinan plasenta

Warna hijau : dilatasi servik. Warna merah : desensus bagian terendah janin

JENIS PERSALINAN ABNORMAL :

INDIKASI Nulipara Multipara


Fase Laten Memanjang > 20 jam > 14 jam
Kala II rata-rata 50 menit 20 menit
Kala II memanjang tanpa
(dengan) anestesi > 2 jam (>3 jam) >1 jam (>2 jam)
epidural
Protracted dilation <1.2cm / jam <1.5cm/jam>
Protracted descent <1> <2>
Arrest of dilation* <2> <2>
Arrest of descent* <2> <1>
Kala II memanjang > 30 menit >30 menit

* Kontraksi uterus adekwat = 200 Montevideo Unit per 10 menit selama 2 jam.

* Secara klinis kriteria kontraksi uterus yang adekwat :

1. Fundal dominan
2. Berlangsung 2 – 3 kali dalam waktu 10 menit
3. Masing-masing his berlangsung sekitar 40 detik
4. Terdapat fase relaksasi yang memadai
5. Intensitas kontraksi normal ( ~ 200 MVU )

Diagnosa persalinan abnormal ditegakkan bila terdapat penyimpangan dari


kurve persalinan yang normal.

Perlu diingat bahwa :

1. Diagnosa persalinan abnormal yang terjadi pada fase laten sering


disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan saat inpartu.
2. Dewasa ini terdapat kontroversi mengenai aplikasi kurve persalinan
FRIEDMAN. 2,3,4,5

Secara umum, persalinan abnormal adalah merupakan akibat dari beberapa


faktor berikut :

1. Power ( kontraksi uterus ) ; pada kala II, selain gangguan kontraksi


uterus juga dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan meneran.
2. Passage ( jalan lahir ) , jalan lahir keras ( tulang panggul ) atau jalan lahir
lunak ( organ sekitar jalan lahir )
3. Passanger ( janin ) , besar janin, letak, posisi dan presentasi janin.

PATOFISIOLOGI

Fase laten memanjang dapat disebabkan akibat oversedasi atau menegakkan


diagnosa inpartu terlampau dini dimana masih belum terdapat dilatasi dan
pendataran servik.

Diagnosa adanya hambatan atau berhentinya kemajuan persalinan pada fase


aktif lebih mudah diotegakkan dan umumnya disebabkan oleh faktor 3 P
P yang pertama , komponen power , frekuensi kontraksi uterus mungkin
memadai namun intensitas nya tidak memadai. Adanya gangguan hantaran saraf
untuk terjadinya kontraksi uterus misalnya adanya jaringan parut pada bekas
sectio caesar, miomektomi atau gangguan hantaran saraf lain dapat
menyebabkan kontraksi uterus berlangsung secara tidak efektif. Apapun
penyebabnya, gangguan ini akan menyebabkan kelainan kemajuan dilatasi dan
pendataran sehingga keadaan ini seringkali disebut sebagai distosia
fungsionalis. Kekuatan kontraksi uterus dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan kateter pengukur tekanan intrauterine dan kekuatan kontraksi
uterus dinayatakan dalam nilai MONTEVIDEO UNIT. Nilai kekuatan kontraksi
uterus yang adekwat adalah 200 MVU selama periode kontraksi 10 menit.
Diagnosa arrest of dilatation hanya bisa ditegakkan bila persalinan sudah dalam
fase aktif dan tidak terdapat kemajuan selama 2 jam serta berlangsung dengan
kontraksi uterus yang adekwat ( > 200 MVU ). 6

P yang kedua, adalah passage ( atau kapasitas panggul ) , kelainan pada


kapasitas panggul (kelainan bentuk, luas pelvik ) dapat menyebabkan persalinan
abnormal. Baik janin maupun kapasitas panggul dapat menyebabkan persalinan
abnormal akibat adanya obstruksi mekanis sehingga seringkali dinamakan
dengan distosia mekanis. Harus pula diingat bahwa selain tulang panggul ,
organ sekitar jalan lahir dapat pula menyebabkan hambatan persalinan ( soft
tissue dystocia akibat vesica urinaria atau rectum yang penuh )

P yang ketiga, adalah passanger (janin ) , kelainan besar dan bentuk janin serta
kelainan letak, presentasi dan posisi janin dapat menyebabkan hambatan
kemajuan persalinan.

Anda mungkin juga menyukai