Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN

Ny. T G1P0A0 U.K 38-39 minggu kala 1 fase laten + anemia

ringan di Ruang Bersalin Klinik Assunniyyah

Periode 16-21Agustus 2021

NAMA : Anggit Pradana, S.Kep.


NIM : 2001032037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL

I. KONSEP MEDIS

A. Defenisi
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang spontan (tidak di
induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan
partus presipitatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan
persentasi verteks (puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis,
terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup komplikasi
(seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran plasenta yang normal (Forrer,
2001).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari persalinan
normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan
(aterm 37-42 minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi belakang
kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu
berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan
dan tanpa komplikasi.

B. Etiologi
Menurut Muchtar (2002) beberapa teori mengemukakan etiologi dari
persalinan adalah meliputi:
1. Teori penurunan hormon, pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan mulai
terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja
sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot rahim bila kadar progesterone
menurun.
2. Teori placenta menjadi tua, dengan semakin tuanya plasenta akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim,sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
4. Teori iritasi mekanik, di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus
frankenhauser), bila ganglion ini di geser dan di tekan misalnya oleh kepala
janin,akan timbul kontraksi rahim.
5. Induksi partus, dengan jalan gagang laminaria,aniotomi,oksitosin drip dan
sexio caesarea.

C. Fisiologi Persalinan
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang menyatakan
bahwa sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadarhormon progesteron
dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
Menurunnya kadarhormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar
prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus
yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot-otot uterus yang
mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta  berdegenerasi. Tekanan
pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabkan uterus berkontraksi. 

D. Manifestasi Klinis
Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda menjelang persalinan sebagai
berikut:
1. Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut
lightening
2. Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
3. Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan kandung
kemih.
4. Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
5. Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri mulai lunak, sekalipun
terdapat pembukaan
6. Braxton Hicks semakin frekuen ditandai dengan:
a. Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit
b. Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai
muncul.
c. Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
d. Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin frekuen
dan persalinan dapat dimulai.

E. Proses Persalinan
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa proses
persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu:
1. Kala I : Pembukaan serviks.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.
Tanda-tanda dan gejala inpartu :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit ).
3. Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.
4. Adanya HIS.

His sesungguhnya His palsu

a Rasa sakit : a Rasa sakit :


 teratur  tidak teratur
 Interval makin pendek  interval panjang
 semakin lama semakin kuat  kekuatan tetap
 dirasakan paling sakit di  dirasakan kuat di daerah
 daerah punggung  perut
 intensitas makin kuat kalau  tak ada perubahan
 penderita berjalan. walaupun
b Keluar “show”  penderita berjalan
c Serviks membuka dan b Tidak keluar “show”
menipis. c Serviks tertutup dan tak ada
pembukaan.

Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), menyatakan bahwa fase-


fase dalam persalinan:
1. Kala 1
a. Fase Laten
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase Aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara
atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dapat dilakukan dengan menggunakan
partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah:
a Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama.
Halaman depan partograf  untuk mencatat atau memantau :
a Kesejahteraan janin, meliputi pemeriksaan denyut jantung janin (setiap ½
jam), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura
(setiap pemeriksaan dalam).
b Kemajuan persalinan, meliputi pemeriksaan frekuensi dan lamanya
kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks (setiap 4 jam),
penurunan kepala (setiap 4 jam).
c Kesejahteraan ibu , meliputi pemeriksaan nadi (setiap ½ jam), tekanan
darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan
protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.
Proses persalinan pada kala I :
a. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang
teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir (tidak
lebih banyak dari darah haid).
b. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-
dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya
pecah pada akhir kala I.
c. Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ± 7
jam.
d. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen
atas uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang
mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin
menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin menebal.
e. His
1) Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3kali/10
menit pada akhir kala I.
2) Lamanya : kurang lebih satu menit.
3) Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
4) Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
5) Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
6) Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba
denganuterus.
7) Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambataliran
darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi75 mmHg
akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau histerlampau kuat,
terlampau lama, atau terlampau sering dapatmenimbulkan gawat janin.
f. Darah lendir.
Darah bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput
ketuban dengan dinding uterus pada waktupembukaan seviks.
2. Kala 2
Persalinan kala 2 sebagai berikut:
a. Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan
menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,
pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang sangat
hebat, pasien merasa “ingin mengejan”; “darah-lendir” bertambah
banyak;selaput ketuban pecah; perasaan seperti “mau buang air besar”;
hemoroid fisiologik mulai tapak.
b. Berakhir dengan lahirnya janin.
c. Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
d. Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum.Berakibat
meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuatkontraksi
uterus.Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau
dilakukandi luar his, karena regangan yang berlebihan pada
ligamentumserviks lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri(turun
peranakan) di kemudian hari.
e. Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai
introitus vagina.Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang
dapatmengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan
episotomi.
f. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
g. Mekanisme persalinan.
3. Kala 3
Persalinan kala 3 meliputi:
a. Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir
dengan lahirnya plasenta.
b. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
c. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah
lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.
Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).
d. Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar, atau
kalau ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina.
4. Kala 4
Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan
merupakan waktu yang kritisbagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisikyang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayisedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar.Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk
memastikanbahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil
tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam
menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30 menit
selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi
kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
b. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
c. Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
e. Anjurkan ibu untuk istirahat.
f. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
g. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk kedekatan
bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena uterus berkontraksi.
h. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.
Catatan penilaian selama kala IV antara lain :
a. Kontraksi uterus
b. Tinggi fundus
c. Tanda – tanda vital
d. Jumlah urine dan adanya distensi kandung kemih
e. Jumlah darah keluar
Tanda – tanda bahaya postpartum yaitu :
a. Demam
b. Perdarahan aktif
c. Keluar banyak bekuan darah
d. Bau busuk dari vagina
e. Pusing
f. Lemas luar biasa
g. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa.

F. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang


Berdasarkan (Saifuddin, 2002) bahwa cara menentukan persalinan sudah pada
waktunya adalah :
1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
c. Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah kesehatan ibu
dan kesehatan reproduksi yang pernah dialami
2. Pemeriksaan Umum meliputi tanda vital, BB, TB, oedema, kondisi puting
susu, kandung kemih
3. Pemeriksaan Abdomen meliputi bekas luka operasi, Tinggi Fundus Uteri
(TFU), kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut jantung
janin (DJJ)
4. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput
ketuban penurunan dan molase, anggota tubuh janin  yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang berupa:
a. Urine            : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b. Darah           : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

G. Komplikasi
Berdasarkan (Hachermoore, 2001) bahwa komplikasi dari persalinan sebagai
berikut:
1. Infeksi.
2. Retensi plasenta.
3. Hematom pada vulva.
4. Ruptur uteri.
5. Emboli air ketuban.
6. Ruptur perineum.

H. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature

ANEMIA PADA IBU HAMIL


Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2007). Anemia dalam
kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl
pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II .
(Pratami 2016) Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu
hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit
kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan
<10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga sebagai penyebab anemia dalam kehamilan.
Nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu hamil yang mendapat
suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester
kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
Klasifikasi anemia dalam kehamilan Menurut Prawirohardjo (2010)
1. Defisiensi Besi.
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan dengan
asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoienis,
kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat
mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat
pada defesiensi zatbesi. Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan
suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi
selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak
literatur menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada
kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk
memberikan suplemen sampai 3 minggu postpartum.

2. Defisiensi Asam
Folat Pada kehamilan Kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat
karena transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat
maternal, hal ini terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya
nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan
tampaknya memiliki efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat
seringa terjadi pada kehamilan sebagai penyebab utama anemia megabolik pada
kehamilan. Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan penyebab
kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan
ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali kongenital janin,
tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects). Selain itu, defesiensi
asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, dan
organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral
sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi
meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya
400 ug folat perhari.
3. Anemia Aplastik
Anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya
tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya
oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan
atau persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi
kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah
persalinan.
4. Anemia Penyakit
Sel Sabit Kehamilan. Anemia ini terjadi pada perempuan penderita anemia sel
sabit (sickle cell anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar
pulmonal, pneomonia, perdarahan antepartum, prematuritas, dan kematian janin.
Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif dengan asam folat, terutama pada akhir
masa kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita
anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan
penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini karena
perbaikan pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti
efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang memuaskan.

Penyebab Anemia
Menurut Pratami (2016) penyebab anemia yaitu:
1. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
2. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
3. Ekonomi: tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidak tahuan tentang
pola makan yang benar .
4. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka.
5. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
6. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan.
7. Hamil saat masih remaja .
Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil Menurut (Proverawati 2011)
tanda dan gejala anemia seperti:
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
Patofisiologi Anemia
Dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: kurang zat
besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo,
2010). Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi
plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,
2010). Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010). Jumlah eritrosit
dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %,
yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah
karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya,
volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali
normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama
kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pada
awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan
selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada
trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016).
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

defesiensi zat besi

Mengalami Malnutrisi pada ibu


Volume plasma
menstruasi yang Jumlah eritrosit tidak sebanding
Kebutuhan zat besi hamil
Hiperemesis Gravidarum
Perdarahan yang banyak dengan peningkatan volume
saat menstruasi

Hb Pengenceran darah Ht MK : Mual Intake nutrisi


Tubuh kehilangan
banyak darah
MK : Ketidakseimbangan nutrisi
Pucat, akral dingin, kur
Trombosit ang dari kebutuhan tubuh
CRT > 2 detik

MK : Risiko
Perdarahan
ANEMIA PADA IBU
HAMIL

Transpor O2 ke
Tranfusi darah Nutrisi kejanin dan
ibu
placenta
Suplai O2 tidak
Mambutuhkan waktu terpenuhi
Kebutuhan O2 Janin kekurangan
lama Kekuatan selaput placenta
tidak terpenuhi zat besi

S MK : Risiko infeksi Janin kekurangan O2


Aliran darah ke dan kadar CO2
jaringan menurun Resiko terhambatnya
bertambah pertumbuhan dan Ketuban pecah dini
perkembangan janin
MK : Intoleran Hipoksia, lemah, pucat
Aktivitas Penurunan fungsi
Kelahiran prematur
respirasi
FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata
berkunang-kunang
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang
berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat
memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda,
dan kehamilan yang berdekatan
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisis
seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe
b. Pola aktivitas/istirahat Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia
mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi
menurun, pernapasan lambat.
1) Kepala
a. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,
b. Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c. Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
d. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan Palpasi : tidak teraba jelas
bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
2) Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
6. Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl dan pada
timester dua <10,5 gr/dl

Dok Prodi Ners

FIKes UNMUH Jember


FORM PENGKAJIAN INTRANATAL

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Dok Prodi Ners

FIKes UNMUH Jember


C. Interensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Risiko perdarahan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pencegahan perdarahan :
berhubungan dengan pasien mampu mengatasi resiko 1. Monitor tanda dan gejalah perdarahan
kurang pengetahuan kehilangan darah dengan kriteria hasil : 2. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
tentang kewaspadaan 1. Tidak ada kehilangan darah yang menyebabkan perdarahan
perdarahan terlihat 3. Hindari mengangkat benda berat
2. Tidak ada distensi abdomen 4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan
Defenisi : 3. Tidak ada perdarahan pervaginam makanan yang kaya vitamin K
Rentan mengalami 4. Tidak ada penurunan tekanan darah 5. Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk
penurunan volume darah, sistolik meningkatkan asupan cairan dan
yang dapat mengganggu 5. Tidak ada penurunan tekanan darah mengkonsumsi pelunan feses) jika diperlukan
kesehatan. diastolik 6. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
6. Tidak ada kehilangan panas tubuh memonitor tanda-tanda perdarahan dan
7. Tidak ada penurunan Hemoglobin mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
(Hb) perdarahan (misalnya melapor kepada
8. Tidak ada penurunan Hematokrit (Ht) perawat)
7. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memonitor tanda perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada perawat)
Intoleran aktivitas NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Piningkatan Latihan
berhubungan dengan pasien mampu menunjukkan toleransi 1. Gali hambatan individu terkait latihan fisik
ketidakseimbangan terhadap aktivitas dengan kriteria hasil : (seperti, senam hamil, dll)
antara suplai dan 1. Frekuennsi nadi saat beraktivitas 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan
kebutuhan oksigen tidak terganggu (80-100 kali/menit) atau kebutuhan untuk melakukan latihan
Defenisi : 2. Tekanan darah sistolik dalam 3. Dukung individu untuk memulai atau
Ketidakcakupan energi beraktivitas tidak terganggu (110- melanjutkan latihan
psikologis atau fisiologis 140 mmHg) 4. Lakukan latihan bersama individu, jika
untuk mempertahankan 3. Tekanan darah diastolik dalam diperlukan
atau menyelesaikan beraktivitas tidak terganggu (75-85 5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan
aktivitas kehidupan mmHg) perawatan dalam merencanakan dan
sehari-hari yang harus 4. Frekuensi pernapasan ketika meningkatkan program latihan
atau yang ingin dilakukan beraktivitas tidak terganggu (12-20 6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi,
kali/menit) dan intensitas prodram latihan yang
Batasan Karakteristik diinginkan
1) Ketidaknyamanan 7. Monitor respon individu terhadaap program
setelah beraktivitas latihan
2) Keletihan 8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang
3) Respon tekanan darah dilakukan individu
abnormal terhadap
aktivitas
Ketidakseimbangan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari pasien mampu menunjukkan 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
kebutuhan tubuh keseimbangan nutrisi tidak terganggu dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : 2) Monitor kalori dan asupan makanan
kurang asupan makanan 1. Nafsu Makan : 3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan
Indikator : dan kenaikan berat badan
Definisi: a. Keinginan untuk makan tidak 4) Berikan arahan bila diperlukan
Asupan nutrisi tidak terganggu
cukup untuk memenuhi b. Rangsangan untuk makan tidak Monitor Nutrisi
kebutuhan metabolik. terganggu 1) Timbang berat badan pasien
Batasan Karakteristik: 2. Status Nutrisi : Asupan makanan & 2) Monitor kecendrungan turun dan naiknya
a) Bising usus hiperaktif cairan berat badan
b) Cepat kenyang Indikator : 3) Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
setelah makan a. Asupan makanan secara oral tidak 4) Monitor tugor kulit dan mobilitas
c) Kurang informasi terganggu 5) Monitor adanya mual muntah
d) Kurang minat pada b. Asupan cairan secara oral tidak 6) Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan
makanan terganggu jaringan konjungtiva yang kering
e) Membran mukosa 7) Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
pucat
f) Nyeri andomen
g) Penurunan berat
badan dengan asupan
makanan adekuat
Mual berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen mual :
dengan rasa pasien mampu mengontrol mual & 1. Dorong pasien untuk memantau pengalaman
makan/minuman yang muntah, dibuktikan kriteria hasil : diri terhadap mual
tidak enak 1. Mampu mengenali onset muntah 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi
2. Mampu mengenali pencetus stimulus mual sendiri
Defenisi (muntah) 3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang
Suatu fenomena subjektif 3. Mampu menghindari bau yang tidak bersifat personal yang memicu atau
tentang rasa tidak nyaman menyenangkan meningkatkan mual (kecemasan, takut,
pada bagian belakang 4. Melaporkan mual, muntah-muntah, kelelahan, dan kurangnya pengetahuan)
tenggorok atau lambung, dan muntah yang terkontrol 4. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual,
yang dapat atau tidak termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan,
dapat mengakibatkan dan faktor-faktor pencetus
muntah 5. Dorong penggunaan teknik nonfarmakologis
sebelum mual
Batasan karakteristik 6. Monitor asupan makanan terhadap kandungan
1. Keengganan terhadap gizi dan kalori
makanan 7. Timbang berat badan secara teratur
2. Mual 8. Monitor efek dari manajemen mual secara
3. Rasa asam didalam keseluruhan
mulut 9. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup
4. Sensasi muntah untuk pengurangan mual
Keletihan berhubungan NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Energi :
dengan kelesuan pasien mampu mengurangi tingkat 1. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
fisiologis (anemia dalam kelelahan dengan kriteria hasil : dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
kehamilan) 1. Tidak terjadi kelelahan 2. Bantu pasien untuk memilih aktivitas-
2. Tidak ada kelesuan aktivitas yang akan dilakukan
Defenisi : keletihan terus- 3. Tidak ada kehilangan selera makan 3. Anjurkan tidur siang bila diperlukan
menerus dan penurunan 4. Tidak ada penurunan motivasi 4. Bantu pasien untuk menjadwalkan priode
kapasitas untuk kerja fisik 5. Tidak ada sakit kepala istirahat
dan mental pada tingkat 6. Tidak terjadi nyeri otot 5. Instruksikan pasien/orang yang terdekat
yang lazim 7. Kuliatas tidur tidak terganggu dengan pasien mengenai kelelahan (gejala
Batasan Karakteristik : 8. Kualitas istirahat tidak terganggu. yang mungkin muncul dan kekambuhan yang
1. Gangguan konsentrasi mungkin nanti akan muncul kembali).
2. Kelelahan 6. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
3. Kurang energi mengetahui sumber energi yang adekuat
4. Mengantuk
5. Peningkatan kebutuhan Manajemen Nutrisi
istirahat 1) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
6. Peningkatan keluhan dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
fisik 2) Monitor kalori dan asupan makanan
7. Tidak mampu 3) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan
mempertahankan dan kenaikan berat badan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
Risiko infeksi NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, a. Kontrol infeksi
berhubungan dengan pasien mampu mengontrol infeksi , 1) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
penurunan hemoglobin dengan kriteria hasil : tindakan keperawatan
1) Mampu mengidentifikasi faktor 2) Tingkatkan intake nutrisi
Definisi: Rentan risiko infeksi 3) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
mengalami invasi dan 2) Mengetahui konsekuensi terkait dan lokal
multiplikasi organisme infeksi 4) Inspeksi kulit dan membran mukosa
patogenik yang dapat 3) Mampu mengidentifikasi tanda dan terhadap kemerahan, panas, drainase
mengganggu kesehatan. gejalah infeksi 5) Monitor adanya luka
4) Mempu menunjukan mencuci tangan 6) Dorong masukan cairan
untuk pencegahan infeksi 7) Dorong istirahat
5) Tidak ada kemerahan 8) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
6) Tidak ada demam gejala infeksi
7) Tidak ada hipotermia
8) Tidak ada kestabilan suhu
9) Tidak ada kehilangan nafsu makan
10) Tidak ada malaise
Ansietas berhubungan NOC:Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Terapi Relaksasi :
dengan perubahan pasien menunjukkan tanda-tanda vital 1. Tentukan apakah ada intervensi relaksasi
status kesehatan dalam rentang normal dengan kriteria dimasa lalu yang sudah memberikan manfaat
hasil : 2. Berikan deskripsi detail terkait intervensi
Definisi :Perasaan tidak 1. Suhu tubuh dalam rentang normal relaksasi yang dipilih
nyaman atau kekhawatiran 2. Tingkat pernapasan dalam rentang 3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
yang samar disertai respon normal distraksi dengan lampu yang redup dan suhu
autonom (sumber sering 3. Tekanan darah sistolik dalam rentang lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
kai tidak spesifik) normal 4. Dapatkan perilaku yang menungjukan
perasaan takut yang 4. Tekanan darah diastolik dalam terjadinya relaksasi, misalnya bernapas dalam,
disebabkan oleh antisipasi rentang normal menguap, pernapasan perut, atau banyangan
terhadap bahaya. Perasaan 5. Kedalaman inspirasi dalam rentang yang menyenangkan
ini merupakan isyarat normal 5. Minta klien untuk rileks dan merasakan
kewaspadaan yang sensasi yang terjadi
memperingatkan bahaya 6. Tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada
yang akan terjadi dan pasien
memampukan individu 7. Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap
melakukan tindakan untuk terapi relaksasi
menghadapi ancaman
Batasan Karakteristik
Perilaku
1. Penurunan
produktivitas
2. Mengekspresikan
kekhawatiran akibat
perubahan dalam
peristiwa hidup
3. Gelisah
4. Kontak mata buruk
Fisiologis
1. Peningkatan keringat
2. Gemetar/tremor
3. Suara bergetar
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: USAID

FKUI.(2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Media Aesculapius. Jakarta

Gary dkk. Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006.

Mc Closky & Bulechek.(2000).Nursing Intervention Classification (NIC).United States


of America:Mosby.

Meidian, JM. (2000).Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of


America:Mosby.

Mitayani.(2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan EdisiIII. Jakarta: Yayasan Bima pustaka


Sarwana Prawirohardjo.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
Jl. Karimata No. 49 Telp.(0331) 336728 Fax. 337957 Kotak Pos 104 Jember 68121
Website : http://www.unmuhjember.ac.id, E-mail : Kantorpusat@unmuhjember.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL


Rumah Sakit : Klinik Assunniyyah
Ruangan : R. VK/ Bersalin
Tgl/Jam MRS : 16/8/21 14:30
Dx. Medis : G1 P0 A0 UK. 38-39 minggu janin T/H/I kala I fase laten
observasi inpartu +anemia ringan
no. register : 31xxxx
Yang Merujuk : BPM

Pengkajian oleh : Anggit Pradana


Tgl/Jam Pengkajian : 16/8/21 18:40

I. BIODATA

Nama Klien : .Ny. T Nama Suami : Tn. A


Umur : 21 th Umur : 23 th
Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : islam
Penghasilan : -. Penghasilan : -
Gol. Darah :B Gol. Darah :O
Alamat : Kencong Alamat : Kencong

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama (permulaan his, keadaan ketuban, pengeluaran pervaginam)


Klien mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan nyeri pada perutnya

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 12:30 pada tanggal
16 Agustus 2021 lalu oleh keluarganya langsung dibawa ke Bidan setempat
pukul 14:00 dalam keadaan lemes dan pucat , lalu di bidan setempat dilakukan
pemeriksaan sudah terjadi pembukaan 3cm, karena lemas dan pucat akhirnya
oleh pihak bidan di rujuk ke Klinik Assunniyyah menggunakan Ambulan Desa.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit saat hamil seperti DM,
Hipertensi, Hepatitis dan HIV

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
DM, Hipertensi, Hepatitis dan HIV
5. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat gangguan psikologis. Saat ini
klien mengatakan cemas,klien tampak gelisah dan tegang. Klien juga khawatir
dengan kondisi janin yang di kandungnya

6. Pola-pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Klien mengatakan ketika dirinya atau keluarganya sakit beliau langsung
memeriksakan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, seperti mantri,
bidan maupun puskesmas
b. Pola nutrisi & metabolism
Klien mengatakan sebelum masuk rs makan 4x/hari, setelah di rs klien
masih makan 1x porsi habis
c. Pola aktivitas
Klien mengatakan aktivitasnya menjadi ibu rumahtangga, mengurus rumah
d. Pola eliminasi
Klien mengatakan sejak hamil sering kencing, dan terkadang ketika tertawa
atau batuk kencing nya ikut keluar
e. Pola persepsi sensoris
Klien mengatakan jika berkomunikasi dengan lawan jenisnya harus agak
keras karena beliau pendengaran nya kurang baik. Tidak gangguan
penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan.
f. Pola konsep diri
Gambaran diri: klien mengatakan kehamilannya ini merupakan anugerah
yang perlu disyukuri
Ideal diri : klien mengatakan berusaha menjadi ibu dan istri yang baik.
Identitas diri : klien mengatakan dirinya hanya sebagai ibu rumah tangga
Harga diri : klien mengatakan khawatir dengan kehamilannya saat ini,
takut seperti anak kedua nya
g. Pola hubungan & peran
Klien mengatakan hubungan dengan keluarganya baik dan ia sebagai istri
dan ibu rumah tangga mengurus segala keperluan yang ada dirumah
h. Pola reproduksi & seksual
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola reproduksi dan hubungan
seksualnya
i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stress
Klien selalu menyelesaikan masalahnya secara bermusyawarah dengan
suaminya
7. Riwayat Pengkajian Obstetri, Prenatal dan Intranatal
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Klien tidak menggunakan kb
b. Riwayat mentruasi
Menarche : usia 11 tahun
Lamanya : 5-7 hari
Siklus :28hari
Hari pertama haid terakhir : 9 - 11 - 2020
Dismenorhoe : ya pada hari pertama-ketiga menstruasi
Fluor albus : klien mengatakan keputihan saat setelah menstruasi
c. Riwayat kehamilan terdahulu
d. Riwayat kehamilan sekarang
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kehamilannya saat ini, klien
mengatakan rutin periksa kehamilannya setiap sebulan sekali di posyandu,
kadang dibidan dan puskesmas. Dan mendapat obat zat besi dan marie
untuk nutrisi ibu hamil.
e. Riwayat persalinan lalu
8. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi )
a. Keadaan Umum
Baik kadang tampak gelisah ketika his nya muncul, kesadaran compos
mentis dengan GCS 456
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36,7°c
Denyut Nadi: 98x/menit
Tensi / Nadi : 100/60 mmHg
Respirasi : 20x/menit
TB/ BB : 149 cm/ 52 kg
c. Kepala & leher
Rambut tampak bersih, tidak ada ketombe, konjungtiva anemis, sklera
putih, mukosa bibir kering, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
d. Thorax / Dada
Pemeriksaan paru:
Inspeksi : tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk dada normal,
gerakan dada simetris, rektraksi dada normal.
Palpasi : Vokal fremitus teraba di kedua lapang paru, tidak ada nyeri
tekan. Perkusi: sonor.
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan Ronchi (-), wheezing (-)
Pemeriksaan jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi: ictus cordis teraba di ics 5.
Perkusi: redup. Auskultasi: s1 s2 tunggal

e. Pemeriksaan payudara
Kebersihan : terdapat bercak-bercak
Bentuk payudara : simetris
Penonjolan puting susu : puting susu menonjol
Areola mammae : berwarna coklat kehitaman
Pengeluaran kolostrum : keluar sedikit kolostrum ketika dipencet

f. Abdomen
Adanya striae gravidarum, strechmarck
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 4 jari didiatas pusar = 27 cm, teraba bokong
Leopold II : punggung janin berada di kanan abdomen
Leopold III : letak kepala berada dibawah
Leopold IV : kepala sudah masuk pap (3/5)
-His : 3 x 10 menit selama 35 detik
-DJJ 148x/menit reguler
-Kesimpulan : Usia kehamilan 38-39 minggu dengan janin tunggal hidup.
g. Genetalia dan anus
Genetalia tampak kotor
Keluaran pervaginam : tidak ada perdarahan
Toucher : VT pembukaan 3cm
-Ketuban :
-Anus: bersih
-Kesimpulan: rencana tindakan vt dilakukan /4 jam

h. Punggung
Klien tidak mengalami ganguan tulang beakang
i. Ekstremitas
Tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah klien, akral hangat, CRT
<2 detik
j. Integumen
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi maupun sianosis, kulit lembab
f. Pemeriksaan laboratorium
Urine : tidak ada pemeriksaan urine pada ny. T
Darah
Hb : 9,8 gr/dl Normal : 12,0-16,0 gr/dl pada tanggal 16/8/2021
F e c e s : tidak ada pemeriksaan feses pada ny. T

g. Pemeriksaan Diagnostik Lain


Tidak ada

Jember, 16 Agustus 2021


Mahasiswa

(Anggit Pradana)
ANALISA DATA
NO DAT ETIOLOGI MASALAH
A
1. DS : klien mengatakan perutnya Kontraksi uterin Nyeri melahirkan
kenceng-kenceng dan nyeri pada
perutnya

DO:
-klien tampak meringis menahan his
- klien tampak gelisah
Adanya striae gravidarum,
strechmarck, tidak ada bekas operasi
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 4 jari didiatas pusar
= 27 cm, teraba bokong
Leopold II : punggung janin berada
di kanan abdomen
Leopold III : letak kepala berada
dibawah
Leopold IV : kepala sudah masuk pap
(3/5)
-His : 3x 10 menit selama 35 detik
-DJJ 148x/menit reguler
-Kesimpulan : Usia kehamilan 38-39
minggu dengan janin tunggal hidup.

2. DS: Klien mengatakan perutnya Penurunan konsentrasi Perfusi perifer tidak


kenceng-kenceng,langsung dibawa ke hemoglobin efektif
Bidan dalam keadaan lemes dan pucat ,

DO :
-Hb : 9,8 gr/dl Normal : 12,0-16,0 gr/dl
pada tanggal 3/3/2021
- klien tampak lemes dan pucat
-konjungtiva anemis
- akral hangat
- CRT < 2 detik

Risiko cedera pada


DS : Klien juga khawatir dengan kondisi
3. Kekhawatiran mengalami janin
janin yang di kandungnya
DO: kegagalan
DJJ 148x/menit reguler
Kala 1: vt di puskesmas pukul 14:00 : 3
cm, kemudian observasi vt pukul 18:30 : 4
cm
TTV
Suhu Tubuh: 36,7 °c
Denyut Nadi : 98x/menit
Tensi / Nadi : 120/80 mmHg
Respirasi : 20x/menit

Djj 151x/mnt Persalinan kala 1


Vt pukul 22,00 ; 6cm
Suhu 36,6

Prodi Ners
Unmuh Jember
Persalinan kala 2

Prodi Ners
Unmuh Jember
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan b.d Kontraksi uterin d.d klien mengatakan perutnya kenceng-kenceng
dan nyeri pada perutnya, His : 3x 10 menit selama 25 detik

2. Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan konsentrasi hemoglobin d.d Hb : 9 gr/dl

3. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan d.d klien mengatakan cemas dan takut
peristiwa nya dimasa lalu terjadi lagi, karena pembukaan nya lama

4. Risiko cedera pada janin b.d Persalinan lama kala 1 d.d Klien juga khawatir dengan
kondisi janin yang di kandungnya, Kala 1 memanjang : vt di puskesmas pukul 14:00 : 1
cm, kemudian observasi vt pukul 23:30 : 3 cm

Prodi Ners
Unmuh Jember
RENCANA KEPERAWATAN KEPERAWATAN

TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
3/3/21 Nyeri melahirkan b.d Kontraksi Setelah dilakukan asuhan Observasi : 1.mengetahui nyeri yang dirasakan klien B
18:50 uterin d.d klien mengatakan keperawatan selama 1x24 1. monitor PQRST 2. memantau respon non verbal dari klien
perutnya kenceng-kenceng dan jam diharapkan nyeri 2. monitor respon nyeri klien 3. mengurangi rasa nyeri klien
nyeri pada perutnya, His : 1x 10 melahirkan dapat Terapeutik :
menit selama 25 detik terkontrol dengan kriteria 3.berikan tehnik nafas dalam ketika nyeri 4. memberikan kenyamanan bagi klien
hasil : muncul
1. Nyeri dapat 4. berikan posisi yang nyaman bagi klien 5. memberikan informasi yang belum
terkontrol Edukasi : diketahui klien maupun keluarga
2. Klien tampak 5. berikan penkes tentang strategi mengurangi
tenang nyeri 6. mengajarkan klien untuk meredakan
3. Pola nafas Kolaborai : nyeri yang dirasakan
membaik 6. kolaborasi dengan klien dalam pengajaran
4. TD s : 90-140 tehnik pengurangan nyeri
mmHg d: 60-90
mmHg

3/3/21 Perfusi perifer tidak efektif b.d Setelah dilakukan Observasi : B


18:50 Penurunan konsentrasi tindakan keperawatan 1x 1. Frekuensi nadi a. Frekuensi nadi dapat menjadi tanda dan
hemoglobin d.d Hb : 9 gr/dl 24 jam diharapkan 2. Monitor hasil laboratorium yang diperlukan gejala anemia
masalah perfusi perifer 3. Turgor kulit
membaik dengan kriteria b. Mengetahui kadar hemoglobin setelah
hasil : Terapeutik dilakukan tes laboratorium
1. Warna kulit pucat 1. Ambil sampel darah sesuai protokol
cukup menurun c. Mengetahui lebih dini untuk menentukan
2. Denyut nadi 60- Edukasi intervensi selanjutnya
100x/menit 1. Informasikan tanda dan gejala darurat yang
3. Turgor kulit cukup harus dilaporkan d. Sampel darah dibutuhkan pemeriksaan

Prodi Ners
Unmuh Jember
membaik Kolaborasi kadar hemoglobin dalam darah
1. kolaborasi dengan dokter jika hasil
laboratorium memerlukan intervensi e. Menginformasikan keluhan yang
dirasakan agar secara dilakukan tindakan

Ansietas b.d Kekhawatiran Setelah dilakukan asuhan Observasi :


3/3/21 mengalami kegagalan d.d klien keperawatan selama 1x24 1. identifikasi kemampuan mengambil 1. mengetahui kemampuan klien mengatasi
18:50 mengatakan cemas jam diharapkan ansietas keputusan ansietasnya
dapat terkontrol dengan 2. monitor tanda-tanda ansietas 2. mengetahui tanda-tanda adanya
kriteria hasil : Terapeutik : kecemasan B
1. Verbalisasi normal 3. ciptakan suasana terapeutik untuk 3. suasana yang nyaman membuat klien
tidak kebingungan menumbuhkan kepercayaan terbuka
2. Perilaku gelisah 4. dengarkan dengan penuh perhatian 4. mendengarkan agar klien merasa nyaman
menurun Edukasi : kepada tenaga kesehatan
3. frekuensi pernapasan 5. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang 5. memberikan pengetahuan yang tepat agar
menurun mungkin akan dialami klien tidak cemas
4. frekuensi nadi menurun 6. latih tehnik relaksasi 6. mengurangi kecemasan yang dialami
5. Tekanan darah
Sistole 90-140 mmhg
Diastole 60-90 mmhg

Risiko cedera pada janin b.d


Persalinan lama kala 1 d.d Klien Setelah dilakukan asuhan
juga khawatir dengan kondisi keperawatan selama 1x24 Observasi 1. Mengetahui keadaan janin
janin yang di kandungnya, Kala 1 jam diharapkan cedera 1. Denyut jantung janin 2.Untuk mengidentifikasi perkembangan B
3/3/21 pada janin tidak terjadi 2. TTV ibu janin
memanjang : vt di puskesmas
18:50 dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi pemeriksaan kehamilan 3. Untuk mengetahui kondisi atau keadaan
pukul 14:00 : 1 cm, kemudian
observasi vt pukul 23:30 : 3 cm 1. kejadian cedera sebelumnya ibu dan janin sebelumnya
menurun 4. Pergerakan janin 4. Mengetahui kondisi janin
2. denyut jantung janin Terapeutik 5. Untuk mengetahui kestabilan denyut
baik 5. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit jantung janin
3. TTV dalam batas 6. Anjurkan posisi miring kiri saat menghitung 6. Saat miring kiri oksigen yang

Prodi Ners
Unmuh Jember
normal gerakan janin didapatkan oleh janin lebih optimal.
TD : 7. Anjurkan ibu untuk segera melapor perawat 7. Perawat dapat melakukan intervansi
Sistole 90-140 mmHg jika gerakan janin belum mencapai 10 kali secara dini
Diastol 60-90 mmHg dalam 12 jam 8. Pasien nyaman dan dapat memahami
Nadi : 60-100x/menit 8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan tujuan dan prosedur dari pemantauan.
RR : 16-20x/menit Kolaborasi 9.Pasien dapat dilakukan intervensi yang
Suhu : 36,5-37,5°c 9. kolaborasi dengan tim medis jika ditemukan tepat yang diperoleh dengan tim medis
gawat janin lainnya.

Prodi Ners
Unmuh Jember
IMPLEMENTASI

TGL/JAM Dx. NO TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


3-3-21 1 -memonitor PQRST B
19:00 R/ P :nyeri ketika his muncul, Q: nyeri seperti
cenut-cenut R : nyeri diarea perut S: skala nyeri : 3
menggunakan Numeric Rate Scale, T : hilang-
timbul
-memonitor respon nyeri klien
R/ klien tampak meringis , his : 1x10 menit lama 25
detik
-memberikan edukasi tehnik relaksasi nafas dalam
R/ klien kooperatif
-memberikan posisi miring kiri kepada klien
R/ klien tampak nyaman
-memberikan penkes tentang strategi mengurangi
nyeri dengan relaksasi nafas dalam
R/ klien memahami dan dapat mempraktekkan B
-melibatkan dengan keluarga dalam pengajaran
tehnik pengurangan nyeri
R/ keluarga klien kooperatif

3-3-21 2 -mengobservasi hasil laboratorium


19:15 R/ Hb : 9,0 gr/dl
-mengobservasi TTV
TD: 120/70 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,5°c

3-3-21 3 -menciptakan suasana yang nyaman agar klien


19:30 menceritakan kecemasannya
R/ klien kooperatif
Prodi Ners B
Unmuh Jember -mendengarkan pengalaman cemas yang dialami
R/ klien menceritakan

-menjelaskan pengetahuan tentang prosedur operasi


dan pengalaman masalalu klien
R/ klien kooperatif

-mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam


R/ klien dapat mempraktekkan

3-3-21
19:30 4 -Memonitor TTV dan DJJ B
R/ TD: 120/70 mmHg
N : 92x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,7°c
DJJ : 152X/menit
-memonitor pergerakan janin
R/ klien mengatakan merasakan gerakan janinnya
-menganjurkan klien untuk miring kiri
R/ klien kooperatif
EVALUASI

TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


KEPERAWATAN
3/3/21 Nyeri melahirkan b.d S : Klien mengatakan susah untuk mengontrol B
22:10 Kontraksi uterin d.d klien nyerinya
mengatakan perutnya
kenceng-kenceng dan nyeri O : Klien tampak merintih, berkeringat
pada perutnya, His : 1x 10 TD : 120/80 mmHg
menit selama 25 detik N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
S: 36.4o C
His : 1x10 menit dselama 25 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Perfusi perifer tidak efektif S: klien mengatakan masih merasa lemas


3/3/21
22:10 b.d Penurunan konsentrasi O: B
hemoglobin d.d Hb : 9 gr/dl -Hb: 9 gr/dL
-CRT < 2 detik
-Turgor baik
-Pasien tampak lemes
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
S: 36.4o C
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan agak tenang dan lega B


Ansietas b.d Kekhawatiran setelah bercerita dan mendapat penjelasan dari
3/3/21
Prodi22:10
Ners mengalami kegagalan d.d petugas kesehatan
Unmuh Jember klien mengatakan cemas O : Klien tampak sedikit lebih tenang,
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
S: 36.4o C
Risiko cedera pada janin A : Masalah teratasi
b.d Persalinan lama kala 1 P : Intervensi dihentikan
d.d Klien juga khawatir
dengan kondisi janin yang
3/3/21 S: klien mangatakan sering merasakan
22:10 di kandungnya, Kala 1 B
pergerakan janinnya
memanjang : vt di O:
puskesmas pukul 14:00 : 1 - DJJ: 156 x/menit
cm, kemudian observasi vt -tidak ada perdarahan pervaginal
pukul 23:30 : 3 cm -TD: 120/70 mmHg, N: 89x/menit, RR:
20x/menit, S:36,9 ℃
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
LAPORAN PERSALINAN
I. Kala I / Pembukaan ostium uteri ( pemeriksaan toucher dan
sebagainya )
Pada tanggal 16 agustus 2021 Ny. T mengatakan perutnya
kenceng-kenceng sejak pukul 12:30, lalu oleh keluarganya
langsung dibawa ke bidan setempat pukul 14:00 dalam
keadaan lemes dan pucat , ketika dibidan dilakukan vt : 3
cm, karena lemas dan pucat, akhirnya oleh pihak bidan di
rujuk ke Klinik assunniyyah menggunakan ambulance
desa. Sesampai di Ruang VK pukul 14.20 diberika terapi
cairan RL, dan dilakukan observasi TTV, DJJ setiap 1 jam
sekali dan observasi VT / 4 jam. Ketika di vt ternyata
pembukaan masih 4 cm.

Kala II / Pengeluaran Bayi :


Pukul 18.00 wib VT 8
Observasi DJJ setiap 10 mnt sekali 151x/mnt
Pukul 18.10 Djj 154x/mnt
HIS 10’4’45 dtk
Pukul 18.20 DJJ 146x/mnt
HIS 10’4’45
PUKUL 18.30 djj 145x/mnt
HIS 10’5’50
Pukul 18.40 DJJ 150x/mnt
HIS 10’5’50
Pukul 19.00 wib VT 10cm
Tindakan Episiotomi

Prodi Ners
Unmuh Jember

II. Kala III / Pengeluaran Uri :


Pukul 19.10 wib
bayi lahir Spontan
AS 8-9
BB 3100 gram
LK 34 cm
PB 50CM
JK perempuan

Pemberian oksitosin 10 u im 5 menit setelah persalinan/


Penanganan tali pusat terkendali
Plasenta lahir lengkap

III. Kala IV / mulai pengeluaran Uri sampai 2 jam post partum (kontraksi
uteri, TFU, pengeluaran darah pervaginam, observasi tanda-tanda vital/keadaan
umum ibu)

K/U ibu Baik


TD 100/60 mmhg
N 80x/mnt
RR 20x/mnt

Pukul 20.00 wib


TD 100/60 mmhg
N 20x/mnt
RR 80x/mnt
S 36.8C
TFU 1jari diatas pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Darah yang keluar ± 20cc

Pukul 20.15
Prodi Ners TD 100/60 mmhg
Unmuh Jember N 20x/mnt
RR 80x/mnt
TFU 1jari diatas pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Darah yang keluar ± 20cc

Pukul 20.30
TD 100/60 mmhg
N 20x/mnt
RR 80x/mnt
TFU setinggi pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Darah yang keluar ± 10cc
Pukul 20.45
TD 100/60 mmhg
N 20x/mnt
RR 80x/mnt
TFU setinggi pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Darah yang keluar ± 10cc

Pukul 21.15
TD 100/60 mmhg
N 20x/mnt
RR 80x/mnt
S 36.5C
TFU setinggi pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Darah yang keluar ± 5cc

Pukul 21.45
TD 110/60 mmhg
N 20x/mnt
RR 80x/mnt
TFU setinggi pusar
Kontraksi Uterus Baik
Kandung kemih kosong
Prodi Ners Darah yang keluar ± 2cc
Unmuh Jember
Terapi oral
Nonemi 2x1
Divoltar 3x1
Cevicxim 2x1

CATATAN LUAR BIASA :

Keterangan : sertakan lembar Partograf.


Prodi Ners
Unmuh Jember

Anda mungkin juga menyukai