Anda di halaman 1dari 6

PROSES PERSALINAN

Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa proses persalinan


terbagi menjadi 4 kala yaitu:

1. Kala I : Pembukaan serviks.


2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.

Tanda-tanda dan gejala inpartu :

a Penipisan dan pembukaan serviks.


b Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit ).
c Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.
d Adanya HIS.

His sesungguhnya His palsu


a Rasa sakit : a Rasa sakit :
teratur tidak teratur
Interval makin pendek interval panjang
semakin lama semakin kuat kekuatan tetap
dirasakan paling sakit di dirasakan kuat di daerah
daerah punggung perut
intensitas makin kuat kalau tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan. penderita berjalan
b Keluar show b Tidak keluar show
c Serviks membuka dan menipis. c Serviks tertutup dan tak ada
pembukaan.
Tabel 1. Pembeda his sesungguhnya dan his palsu

Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), menyatakan bahwa


fase-fase dalam persalinan:

1. Kala 1
1) Fase Laten
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2) Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40detik atau lebih).
Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida)
atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dapat dilakukan dengan menggunakan


partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif
persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah:

a Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan


serviks melalui pemeriksaan dalam.
b Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama.

Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :

a Kesejahteraan janin, meliputi pemeriksaan denyut jantung janin (setiap jam),


warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap
pemeriksaan dalam).
b Kemajuan persalinan, meliputi pemeriksaan frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus (setiap jam), pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala
(setiap 4 jam).
c Kesejahteraan ibu , meliputi pemeriksaan nadi (setiap jam), tekanan darah
dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan protein ( setiap
2 sampai 4 jam), makan dan minum.

Proses persalinan pada kala I :


a Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang
teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir (tidak
lebih banyak dari darah haid).
b Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam
bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir
kala I.
c Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida 12 jam, multigravida 7 jam.
d Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksisegmen atas
uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan
pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan
segmen atas uterus (korpus) makin menebal.

Tabel2. Perbedaan antara his dan his palsu

His persalinan His palsu


Mules-mules teratur(1jam 5 kali) Tidak teratur.
Makin lama makin sering. Tidak ada perubahan.
Makin lama makin nyeri dan makin Tidak ada perubahan.
Nyeri terutama di depan.
lama.
Tidak ada perubahan.
Nyeri dimulai dari belakang menjalar ke
Tidak ada hubungan.
depan Tidak keluar apa-apa.
Berjalan menambah nyeri. Tidak ada perubahan.
Berhubungan dengan pengerasan Belum turun.
Kepala tetap bebas.
uterus.
Sedativa dapat menghentikan
Keluar darah lendir.
mules-mules.
Serviks mendatar dan membuka
Bagian terbawah sudah turun.
Kepala tidak dapat digerakkan pda
waktu mules.
Sedativa tidak menghentikan mules-
mules.

Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului pembukaan serviks,


sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-sama. Inilah yang menentukan
lamanya kala I. Kecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada
dua per tiga kedua cepat. Pembukaan lengkap = 10 cm.
e His
Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit pada
akhir kala I.
Lamanya : kurang lebih satu menit.
Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus.
Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari
plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat
aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau
terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.
f Darah lendir
Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran
selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.

2. Kala 2

Persalinan kala 2 sebagai berikut:

a. Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan


serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm).
Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang sangat hebat, pasien merasa
ingin mengejan; darah-lendir bertambah banyak; selaput ketuban pecah;
perasaan seperti mau buang air besar; hemoroid fisiologik mulai tapak.
b. Berakhir dengan lahirnya janin.
c. Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara jam.
d. Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat
meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.
Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di luar
his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat
menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di kemudian hari.
e. Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai
introitus vagina. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat
mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan episotomi.
f. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
g. Mekanisme persalinan.

3. Kala 3

Persalinan kala 3 meliputi:

a. Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
b. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
c. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah
lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.
Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).
d. Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar, atau kalau
ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina

4. Kala 4

Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan merupakan
waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan
fisik yang luar biasa si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal
bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang
stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam


menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:

Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30 menit
selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah
dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
Anjurkan ibu untuk istirahat.
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk kedekatan
bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena uterus berkontraksi.
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah
buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.

Catatan penilaian selama kala IV antara lain :

a. kontraksi uterus
b. tinggi fundus
c. tanda tanda vital
d. jumlah urine dan adanya distensi kandung kemih
e. jumlah darah keluar

Tanda tanda bahaya postpartum yaitu :

a. demam
b. perdarahan aktif
c. keluar banyak bekuan darah
d. bau busuk dari vagina
e. pusing
f. lemas luar biasa
g. nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa

Anda mungkin juga menyukai