Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Oleh:
Fuad Arif
1601031048

PRROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

A. KONSEP MEDIS
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamian cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks.

Tanda dan gejala inpartu:


1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,
dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak
karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal
dari sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada
awal kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup
servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari
mukus.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan
membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi
pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai
persalinan secara spontan dalam 24 jam.
4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah
ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks
antara nulipara dan multipara.
a) Nulipara
Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60%
dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan,
biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%,
kemudian terjadi pembukaan.
b) Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal
persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada
multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan
penipisan.
5) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
b. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam
tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (sarwono, 2002)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
2006)

2. Kala Persalinan
a. Kala 1
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas 2 fase,
yaitu fase laten dan fase aktif.
1) Fase Laten
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
2) Fase Aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pebukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
3) Diagnosa yang mungkin muncul:
a) Ansietas
b) Kurang Informasi
c) Resiko Defisit Volume Cairan
d) Nyeri
b. Kala 2
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut
sebagai kala pengeluaran bayi.
1) Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
2) Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (obyektif)
yang hasilnya adalah:
a) Pembukaan serviks telah lengkap, atau
b) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
3) Diagnosa yang mungkin muncul:
a) Ketidakefektifan jalan nafas
b) Ansietas
c) Nyeri
d) Ketidakefektifan koping
c. Kala 3
Kala tiga persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Kala tiga dan empat persalinan merupakan
kelanjutan dari kala satu (pembukaan) dan kala dua (kala pengeluaran
bayi) persalinan. Dengan demikian, berbagai aspek yang akan
dihadapi pada kala tiga dan empat, sangat berkaitan dengan apa yang
telah dikerjakan pada tahap-tahap sebelumnya.
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
plasenta dan selaput ketuban. Sedangkan persalinan kala empat
dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
1) Diagnosa yang mungkin muncul:
a) Defisit Volume Cairan
b) Retensi Urine
c) Nyeri
d) Resiko Cidera
e) Perubahan Peran Kenjadi Orang Tua
f) Perubahan Proses Keluarga
g) Ketidakefektifan Menyusui

3. Adaptasi Maternal Intranatal


a. Fisik
1) Kembalinya rahim kebentuk asalnya
Pada waktu hamil dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim,
yang mengalami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya
(hipertrofi) dan pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah
selnya (hiperplasia). Sehingga dapat menampung pertumbuhan dan
perkembangan janin sampai cukup bulan dengan berat lebih dari
2500 gram. Berta rahim menjadi sekitar 1 kg, yang semula hanya 30
gram. Stelah persalinan terjadi proses baliknya disebut “involusi”
(kembalinya rahim keukuran semula) dimana secara berangsur otot
rahim mengecil kembali, sampai seberat semula pada minggu
ketujuh (42 hari). Proses ini berlansung cepat dengan perkiraan
urutan setelah persalinan: tempat implantasi plasenta segera tertutup
epitel sebagai proses penyembuhan, sehingga tidak terjadi sumber
perdarahan dan tempat masuknya infeksi. Liang senggama yang
meregang karena proses persalinan akan mengecil, sehingga
seminggu setelah persalinan hanya dapat di lalui satu jari. Robekan
pada liang senggama, menyembuh dengan sensirinya. Hanya
robekan yang terdapat dalam mulut rahim memerlukan perhatian,
karena mungkin sukar sembuh dan dapat menjadi luka menahun
(kronis) sebagai sumber infeksi atau mengalami degenerasi ganas.
2) Perubahan lokea
Lokea adalah cairan yang keluar dari liang senggama pada masa
nifas. Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim. Urutan
pengeluaran lokea ini terjadi dimulai oleh keluarnya lokea rubra,
berupa darah, agak gelap, mungkin ada gumpalan darah terjadi
antara 2 sampai 5 hari.
Macam-macam lokea:
a) Lokea rubra (hari 1-4): Jumlahnya sedang, berwarna merah, dan
terutama darah.
b) Lokea serosa (hari 4-8): Jumlahnya berkurang dan berwarna
merah muda (hemoserosa).
c) Lokea alba (hari 8-14): Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau
hampir tidak berwarna.
3) Perubahan kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat
karena proses hormonal. Pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum
pada pipi, hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi
dinding perut (striae gravidarum). Setelah persalinan, hormonal
berkurang dan hiperpigmentasi menghilang. Pada dinding perut
akan menjadi putih mengkilap yaitu ”striae albican.”
4) Perubahan dinding perut
Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya
pertumbuhan hamil. Setelah persalinan dinding perut kendor, dan
lebih kendor sesuai dengan jumlah kehamilan. Tetapi kendornya
dinding perut dapat dikurangai dengan jalan melakukan latihan
dinding perut melalui senam kesegaran jasmani.
5) Buang air besar dan berkemih
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami hambatan apapun. Buang air besar akan biasa setelah
sehari, kecuali ibu takut pada luka episiotomi. Bila sampai 3 hari
belum buang air besar sebaiknya dilakukan “ klisma” untuk
merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan
mengakibatkan jahitan terbuka. Tentang berkemih, sebagian besar
mengalami pertambahan air seni, karena terjadi pengeluaran air
tubuh berlebih, yang disebabkan oleh pengenceran (hemodilusi)
darah pada waktu hamil. Keadaan demikian adalah normal bila air
seni seret, perlu dilakukan evaluasi penyebabnya.
b. Psikologis
1) Dependent: taking in
a) Fokus kediri ibu: pemenuhan kebutuhan
b) 24 jam pertama(1-2 hari)
c) Gembira dan banyak bicara dengan pengalaman persalinannya
d) Ingin menceritakan pengalaman bersalin
2) Dependent- independent: taking hold
a) Mulai hari 2-3,berakhir hari ke 10/ beberapa minggu
b) Ibu fokus pada perawatan bayi dan kemampuan menjadi
seorang ibu
c) Mengatasi ketidaknyamanan fisik dan perubahan emosional
3) Interdependent: letting go
a) Fokus: perubahan ke keluarga sebagai kesatuan dan interaksi
dengan anggota keluarga lain.
b) Penyesuaian diri dengan ketergantungan bayi
c) Keinginan merawat diri dan pasangan peran
d) Memulai hubungan dengan pasangan/suami

4. Pathway Asuhan Persalinan Normal


B. MODEL KONSEP ERNESTINE WIEDENBACH
1. Tujuan Keperawatan
Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang
dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres,
1986). Kerangka Kerja Praktik: praktek bantuan karena stimulasi perilaku.
Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik,
dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).

2. Konsep Wiedenbach
a. The agent: Perawat
Empat elemen dalam Clinical Nursing yaitu, filosofi,tujuan, praktik
dan seni. Selain itu juga dikemukakan tiga poin dasar dalam filosofi
keperawatan, yaitu:
1) Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
2) Menghargai sebuah kehormatan, suatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang.
3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain.
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi
yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu
kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
b. Recipient
Meliputi: wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut
Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya
akan bantuan. Penerima asuhan adalah wanita dalam masareproduksi,
keluarganya dan masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan muncul karena adanya kondiksi
tertentu, misalnya: kehamilan, persalinan, nifas dan sebagainya.
Recipient menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu
menentukan kebutuhannya akan bantuan (a need for help). Bidan perlu
memerlukan tindakan/ intervensi hanya bila terdapat kendala yang
menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan secara
memuaskan.
c. The Goal
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisiologikal. Konsep
Wiedenbach tujuan akhir dari perawatan sebuah ukuran atau tindakan
yang diperlukan dan diinginkan seseorang dan berpotensi untuk
merubah atau memperpanjang kemampuan seseorang tersebut untuk
mengatasi keterbatasan. Disadari bahwa kebutuhan masing-masing
individu perlu diketahui sebelum menemukan goal. Bila sudah
diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau
fisiologis yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan
tingkah laku fisik, emosional atau fisiologikal.
d. The Means
Dalam pencapaian tujuan ini merlukan pengetahuan, keadilan dan
keterampilan. Untuk mencapai tujuan dari asuhan keperawatan
Wiedenbach menentukan beberapa tahap yaitu:
1) Identifikasi kebutuhan klien
2) Ministrastion/memberikan dukungan dalammencari pertolongan
yang dibutuhkan.
3) Validation bantuan yang diberikan sungguhmerupakan bantuan
yang dibutuhkan.
4) Co-ordination dengan ketenangan yangdirencanakan untuk
memberikan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai