TINJAUAN PUSTAKA
d. Tahapan Persalinan
1) Kala I (Pembukaan)
Kala I dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung
kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada
kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu
kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I Persalinan pada
primigravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada
multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam ( Bobak,Lowdermilk &
Jensen, 2004). Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama
sampai pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan
kemajuan pembukaan maka kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase
aktif dan fase laten. (Yulizar ;dkk, 2019:6)
a) Fase laten persalinan
Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan hingga
ketitik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang
umumya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga
pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase
aktif. Selama fase laten bagian presentasi mengalami penurunan
sedikit hingga tidak sama sekali (Varney. 2007). Ciri ciri fase
laten yaitu:
1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan
2. Servix secara bertahap
3. Pembukaan servix kurang dari 4 cm
4. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b) Fase aktif persalinan
9
4) Kala IV (Observasi)
Kala IV dimulai dari lahir plasenta sampai dua jam pertama post
partum untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
perdarahan postpartum. Kala IV pada primigravida dan
multigravida sama-sama berlangsung selama 2 jam. Observasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
• Evaluasi Uterus
• Tingkat kesadaran pasien
• Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan
pernafasan.
Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500cc. (Nurul, 2019: 6)
3. Partus Lama
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang
dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama merupakan salah satu
penyebab kematian ibu dan janin. Partus lama dapat menyebabkan infeksi,
kehabisan tenaga, dehidrasi, dan perdarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan
asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. Partus lama merupakan
salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir.
(Rositawati, Vol.9. No.1, Maret 2019)
Persalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasi
komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan akan
meningkatkan angka kematian ibu dan anak (Mochtar, 1995).
Partus lama dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kekuatan
kontraksi (power), jalan lahir (passage), atau posisi janin (passenger). Rasa
tidak nyaman pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi
adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah
sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Pada fase ini kontraksi makin
lama, semakin kuat, dan semakin sering yang dapat menimbulkan
kecemasan. Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya
kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan hingga
dapat menyebabkan persalinan lama. Melemahnya kontraksi rahim
merupakan penyebab terbanyak terjadinya partus lama (Kumarawati, 2010).
persalinan lama, seperti senam hamil, teknik nafas dalam, Pelvic Rocking
yang mendukung persalinan membantu merespon rasa sakit dengan cara
aktif dan mengurangi lama persalinan kala I fase aktif. Latihan ini juga
dapat mengurangi tekanan pembuluh darah diarea uterus, dan mengurangi
tekanan pada kandung kemih (vesika urinaria) ibu. Pelvic rocking exercise
juga membantu ibu untuk relax dan meningkatkan proses pencernaan.
Dibutuhkan latihan mobilitas dari ibu untuk menjaga agar ligamen tetap
longgar,rileks, bebas dari ketegangan dan lebih banyak ruang untuk bayi
turun kepanggul sehingga lama waktu persalinan kala I dankala II dapat
diperpendek dengan melakukan senam/olah tubuh. Pelvic Rocking bertujuan
untuk melatih otot pinggang, pinggul dan membantu penurunan kepala bayi
agar masuk kedalam rongga panggul menujujalan lahir (Hermina, 2015).
Teori Theresa Jamieson (2011) mengatakan bahwa pelvic rocking
merupakan cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian bawah
khususnya daerah panggul. Teknik ini sering disarankan selama persalinan.
Untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi untuk
membantu perajalanan bayi melalui jalan lahir. Sehingga memungkinkan
kemajuan proses persalinan menjadi lebih cepat.
Bila rasa nyeri terutama dipunggung, banyak ibu merasa senang untuk
tetap bergerak pada kala I dan beberapa lagi lebih memilih untuk
mengangkat panggul dan menggerakan panggul searah putaran selama
kontraksi berlangsung (Pelvic Rock). (Brayshaw, 2008)
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Memperkenalkan diri
2) Menyiapkan kondisi lingkungan yang nyaman untuk melakukan
perlakuan.
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
responden. Peneliti akan melakukan latihan Pelvic rocking bersama
ibu hamil yang sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan TTV dan
Denyut Jantung Janin terlebih dahulu.
a. Tahap Orientasi
1) Menjelaskan tahapan yang akan dilakukan saat melakukan latihan
Pelvic rocking mencakup tahap awal, tahap inti dan tahap akhir.
2) Menjelaskan lama waktu melaksanakan latihan selama 30 menit.
3) Meminta kepada pasien untuk menggunakan pakaian yang nyaman
untuk mempermudah latihan Pelvic rocking
4) Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang
kurang jelas
b. Tahap Kerja
1. Tahap awal
22
a) Pastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat periksa TTV ibu dan
denyut jantung janin sebelum melakukan tindakan.
b) Menjelaskan latihan yang akan dilakukan diawali dengan latihan
pernafasan, gerakan kaki, gerakan panggul ke kekanan dan kekiri,
gerakan panggul kedepan dan kebelakang, gerakan panggul
memutar 180º baik tanpa atau dengan bantuan bola.
2. Tahap inti
a) Ibu berdiri tegak tetapi tetap rileks
b) Lakukan latihan pernafasan dengan menarik nafas dari hidung
dan tahan ± 3 detik lalu hembuskan nafas dari mulut berlahan ± 5
detik sebanyak 8 kali. Berbarengan latihan pernafasan tanamkan
dalam fikiran ibu hamil “ saya dan bayi sehat, persalinan akan
berjalan lancar dan menyenangkan”
c) Lakukan latihan pada kaki dengan gerakan kaki kedepan
bergantian kanan dan kiri secara bergantian sebanyak 8 hitungan,
gerakan kaki kebelakang secara bergantian sebanyak 8 hitungan
dan gerakan kaki ke kanan dan kekiri secara bergantian sebanyak
8 hitungan. Ulangi gerakan sebanyak 3 kali
d) Ambilah posisi berdiri dengan kaki sedikit ditekuk kemudian
gerakan panggul kekanan dan kekiri secara berlahan-lahan
sebanyak 8 hitungan. Berdiri rileks dan tarik nafas sebanyak 3
kali kemudian Ulangi latihan gerakan ini sebayak 3 kali.
e) Ambilah posisi berdiri dengan kaki sedikit ditekuk kemudian
gerakan panggul kedepan dan kebelakang secara berlahan-lahan
sebanyak 8 hitungan. Berdiri rileks dan tarik nafas sebanyak 3
kali kemudian Ulangi latihan gerakan ini sebayak 3 kali.
f) Ambilah posisi berdiri dengan kaki sedikit ditekuk kemudian
gerakan panggul memutar dari arah kanan kekiri 180º secara
berlahan-lahan sebanyak 8 hitungan. Berdiri rileks dan tarik nafas
sebanyak 3 kali kemudian Ulangi latihan gerakan ini sebayak 3
kali
23
Pasal 47
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
a. Pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. Pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. Penyuluh dan Konselor;
d. Pendidik, Pembimbing dan Fasilitator Klinik;
e. Penggerak Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuadan
f. Peneliti.
2. Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 48
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Menurut UU RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan Pasal 49
mengatakan bahwa dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
25
D. Kerangka Teori
Persalinan
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
Kemajuan Persalinan