Kelas : TL 3D
Senator asal Jawa Timur itu menyebut para pemuda memerlukan ruang untuk
berekspresi, sehingga diperlukan wadah bagi mereka untuk menyalurkan imajinasi ke
1
arah yang positif dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa ke depan.
Kendati menyarankan pendekatan humanis, LaNyalla meminta agar isu semacam ini
tidak dianggap sepele. Menurutnya, isu tersebut perlu mendapat perhatian serius dari
semua pihak agar tak semakin banyak pemuda terjebak dalam pemahaman keliru.
"Permasalahan ini selain ancaman, juga merupakan tantangan. Jika kita salah dalam
menangani dan melakukan pendekatan, maka hal ini bisa menjadi api dalam sekam
dan membahayakan keutuhan bangsa," tutur LaNyalla.
Saat ini, aparat kepolisian bersama MUI, P2TP2A, Kesbangpol dan KPAI tengah
berupaya menyelidiki kasus ini. LaNyalla berharap agar masalah tersebut dapat
segera ditangani dengan baik sehingga paham-paham yang berpotensi merusak
keutuhan dan persatuan bangsa tak mempengaruhi para generasi muda.
"Harus mendapat perhatian serius secara holistik bagaimana generasi penerus bangsa
ini bisa diarahkan kepada hal-hal positif sebagai wadah penyaluran ekspresi mereka,"
ungkap LaNyalla.
Sejumlah orang tua mereka pun telah melapor kepada pihak berwajib. Para pemuda
tersebut mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompok mereka setelah
mengikuti pengajian NII.
2
Analisis:
Dalam artikel ini dijelaskan bahayanya suatu kelompok dan ajaranya. Dapat dilihat
sasaran dari kelompok tersebut adalah remaja 15-20 tahun. Umur itu merupakan umur
idealis untuk dimasuki suatu pemahaman. Dilain sisi pemerintah setempat dan badan
yang terkait sangat waspada adanya pergerakan itu kembali. Bukan hanya itu peran
orang tua juga penting dalam memerhatikan lingkungan anaknya dengan siapa dia
bergaul.
Jadi dalam kasus ini, melihatkan bahwa masih adanya gerakan kelompok radikal yang
masif. Mereka memasuki pikiran remaja karena umurnya sangat idealis untuk
dimasuki pemahaman. Yang dikhawtirkan adalah bukan hanya pemahaman yang
dimasuki, bisa memungkinkan berbuat kerusakan seperti bom bunuh diri dsb. Karena
mereka memiliki pemahaman bahwa yang bukan dari golongan mereka adalah
musuh.
Pemerintah setempat harus peka dan tidak menganggap remeh hal ini. Pergerakan
yang masif akan menjadi besar jika tidak ditanggulangi sejak dini.
3
Kilas Balik Bom Kampung Melayu yang Menyedot Perhatian Dunia
Fitriyani, · Jum'at 22 Desember 2017 16:06 WIB
AKSI bom bunuh yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu 24 Mei 2017
malam salah satu peristiwa paling menghebohkan tahun ini. Lima orang tewas dan 10 orang
lainnya luka-luka dalam kejadian yang ikut jadi sorotan dunia itu. Ada dua bom meledak malam
itu. Ledakan pertama terjadi di depan toilet Halte Transjakarta Kampung Melayu sekira pukul
21.00 WIB. Selang lima menit kemudian, ledakan kedua menggelegar di Terminal Bus
Kampung Melayu, sekitar 10 meter dari lokasi pertama. Ledakan bom yang terjadi jelang bulan
suci Ramadan 1438 Hijriah itu seketika menggemparkan warga. Orang-orang berkerumum di
lokasi ledakan dan mereka terperanjat melihat potongan tubuh manusia berserakan di sana.
Puluhan aparat gabungan diterjunkan ke lokasi. Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf
Kalla beserta jajaran kabinetnya bahkan turun langsung meninjau lokasi ledakan. Mereka juga
mengunjungi korban ledakan. Dari lima orang yang tewas, dua di antaranya adalah pelaku bom
yakni Ahmad Sukri (AS) dan Ichwan. Tiga lainnya adalah polisi yang sedang berdinas
mengamankan pawai obor menyambut bulan Ramadan di lokasi yakni Ridho Setiawan, Taufan
Tsunami, Imam Gilang Adinatayang. Ada 10 orang luka-luka terkena serpihan bom.
Selain korban jiwa, empat angkutan kota berseri 01 nomor polisi B 25 99 VT, B 2840 VT, B
1245 VT, dan B 1113 WT rusak terkena serpihan. Halte juga rusak. Pecahan kaca berserakan di
jalan. Kecaman “Saya sampaikan rasa duka yang mendalam pada para korban dan warganya,
baik yang masih di rumah sakit maupun yang meninggal, terutama pada aparat kepolisian yang
4
gugur dalam menjalankan tugas,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan resminya kala itu.
Jokowi mengecam keras aksi teror tersebut dan menyerukan agar semua warga tetap tenang dan
menjaga persatuan. “Kita harus terus jaga ketenangan, kesejukan. Karena hari-hari ini kita umat
Muslim sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke Bulan Ramadan untuk menjalankan ibadah
puasa. Bom Kampung Melayu diakui teror bom terparah di Jakarta setelah sebelumnya terjadi di
kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin pada 14 Januari 2018 yang menewaskan delapan orang,
termasuk empat pelaku serta melukai 25 warga lainnya. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas
teror itu. Teror ISIS Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menyatakan, Jamaah Ansharut
Daulah (JAD), kelompok teroris di Indonesia yang berafiliasi ke ISIS, berada di balik aksi teror
bom Kampung Melayu. “Pelakunya Jamaah Ansharut Daulah,” katanya. Dua pelaku yang tewas,
kata Syafruddin, merupakan bagian dari JAD yang terbentuk pada 2015, pimpinan Aman
Abdurahman yang kini mendekam di Lapas Pasir Putih Nusa Kambangan.
Wakapolri menegaskan bahwa bom Kampung Melayu menyasar polisi, kaum yang dianggap
sebagai thaugut oleh kelompok teroris. "Ini kesekian kalinya network ISIS Bahrun Naim JAD
melakukan aksi. Terakhir mereka melakukan aksi di bom Thamrin," kata Kapolri Jenderal Tito
Karnavian. Tito yang mantan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
menyebutkan, bom dipakai dalam teror di Kampung Malayu menggunakan acetone triperoxide
atau TATP yang dimasukkan dalam panci presto, berbahan pembersih kuku, tak perlu detonator.
"Ini ciri khas dari kelompok ISIS,” tukasnya. Dan ISIS pun akhirnya mengakui bertanggung
jawab atas bom bunuh diri di Kampung Melayu. "Eksekutor serangan terhadap polisi Indonesia
di Jakarta adalah pejuang ISIS," demikian pernyataan ISIS seperti dilansir Reuters. Pasca-
ledakan bom Kampung Melayu, Densus 88 Antiteror menangkap 41 orang terduga teroris di
berbagai daerah yakni Medan, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan. Diduga ada 14 orang yang terlibat langsung dengan bom Kampung Melayu. Pengamat
terorisme Al Chaidar juga mengatakan, serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu memiliki
kaitan dengan aksi teror yang terjadi di beberapa negara sebelumnya, seperti di Manchester,
Inggris yang menewaskan 22 orang, bom di Bangkok yang melukai 24 orang, dan serangan ISIS
di Marawi, Filipina selatan.
Menurutnya, ISIS sudah mengagendakan serangan sebelum bulan Ramadhan di Inggris, Filipina,
Thailand dan Indonesia. “Polisi jadi target tradisional kelompok JAD yang sudah berafiliasi
dengan ISIS di Indonesia," ujar Al Chaidar. Travel Advice Teror bom bunuh diri Kampung
Melayu geger hingga ke dunia international. Sejumlah media luar negeri ikut memberitakannya.
Beberapa negara kemudian mengeluarkan imbauan keamanan atau travel advice kepada
warganya yang berada di Indonesia. Pemerintah Inggris melalui Departemen Luar Negerinya
(FCO) meminta warganya agar mempertimbangkan ancaman terorisme di Indonesia. “Anda
harus waspada, hati-hati setiap saat, dan ikuti saran dari pihak berwenang setempat," demikian
travel advice yang dikeluarkan pemerintah Inggris. Kementerian Luar Negeri Australia juga
meminta warganya berhati-hati di Indonesia, termasuk saat berada di Bali. Hal serupa dilakukan
pemerintah Singapura yang mengeluarkan travel advice. Pemerintah Amerika Serikat melalui
Kedutaan Besarnya di Indonesia juga meminta warga negaranya “untuk meningkatkan keamanan
pribadi dan berhati-hati dalam pertemuan besar".
5
Analisis :
Dapat disimpulkan bahwa AKSI bom bunuh yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur
pada Rabu 24 Mei 2017 malam salah satu tindakan radikalisme. Lima orang tewas dan 10 orang
lainnya luka-luka dalam kejadian itu. Ledakan bom yang terjadi jelang bulan suci Ramadan 1438
Hijriah itu seketika menggemparkan warga. Dari lima orang yang tewas, dua di antaranya adalah
pelaku bom yakni Ahmad Sukri dan Ichwan.
Tiga lainnya adalah polisi yang sedang berdinas mengamankan pawai obor menyambut bulan
Ramadan di lokasi yakni Ridho Setiawan, Taufan Tsunami, Imam Gilang Adinatayang. Bom
Kampung Melayu merupakan teror bom terparah di. Dalam hal ini Wakapolri Komisaris
Jenderal Syafruddin menyatakan, Jamaah Ansharut Daulah , kelompok teroris di Indonesia yang
berafiliasi ke ISIS, berada di balik aksi teror bom Kampung Melayu.
Dua pelaku yang tewas, kata Syafruddin, merupakan bagian dari JAD yang terbentuk pada
2015, pimpinan Aman Abdurahman yang kini mendekam di Lapas Pasir Putih Nusa
Kambangan. Wakapolri menegaskan bahwa bom Kampung Melayu menyasar polisi, kaum yang
dianggap sebagai thaugut oleh kelompok teroris. Ini berarti kelompok tersebut beranggapan
bahwa aparatur negara terutama polisi, merupakan musuh didalam ajaran mereka. Mantan Ketua
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga menjelaskan, bom dipakai dalam teror di
Kampung Malayu menggunakan acetone triperoxide atau TATP yang dimasukkan dalam panci
presto, berbahan pembersih kuku, tak perlu detonator. Diduga ada 14 orang yang terlibat
langsung dengan bom Kampung Melayu. Hal ini menunjukan bahwa adanya pelatihan khusus
untuk merakit atau melakukan aksi tersebut
Pengamat terorisme Al Chaidar juga mengatakan, serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu
memiliki kaitan dengan aksi teror yang terjadi di beberapa negara sebelumnya, seperti di
Manchester, Inggris yang menewaskan 22 orang, bom di Bangkok yang melukai 24 orang, dan
serangan ISIS di Marawi, Filipina selatan. "Polisi jadi target tradisional kelompok JAD yang
sudah berafiliasi dengan ISIS di Indonesia," ujar Al Chaidar. Beberapa negara kemudian
mengeluarkan imbauan keamanan atau travel advice kepada warganya yang berada di
Indonesia. "Anda harus waspada, hati-hati setiap saat, dan ikuti saran dari pihak berwenang
setempat," demikian travel advice yang dikeluarkan pemerintah Inggris. Indonesia dijadikan
sasaran karena banyak umat muslim yang menginginkan kejayaan islam kembali sehingga
memiliki tekad dan keberanian untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
6
Kasus Penusukan Wiranto, Ketua MUI: Bukti Paham Radikalisme Berkembang
Chandra Iswinarno
Sabtu, 12 Oktober 2019 | 20:29 WIB
Suara.com - Wakil Presiden terpilih Maruf Amin prihatin atas peristiwa penyerangan
Menkopolhukam Wiranto yang terjadi di Alun-alun Menes Kabupaten Pandeglang,
Banten pada Kamis (9/10/2019) lalu.
Dikemukakan Maruf, dirinya tak habis pikir ada warga yang nekat melakukan penusukan
terhadap mantan Panglima ABRI tersebut.
"Saya betul-betul prihatin, kok ada masyarakat yang sampai hati melakukan penusukan
seperti itu," ujarnya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti dilansir Antara
pada Sabtu (12/10/2019).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tersebut, mengatakan akan menjenguk
Wiranto usai menuntaskan pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V MUI di
Lombok, NTB.
7
Selain menghadiri Rakernas MUI, Maruf juga membuka kegiatan Konfrensi Internasional
Pariwisata Halal dan acara tasyakuran dan silaturahmi lintas agama yang dirangkai
peletakan batu pertama pembangunan Kantor PWNU NTB di Universitas NU NTB di
Jalan Pendidikan, Kota Mataram.
Dalam kesempatan tersebut, Maruf mendorong seluruh elemen bangsa ikut terlibat
mencegah berkembangnya paham radikal di Indonesia.
"Paham radikalisme masih berkembang di Indonesia. Karena itu perlu adanya upaya
melakukan deradikalisasi paham-paham radikal, supaya tidak berkembang," ucapnya.
"Paham radikalisme dan terorisme harus dilawan dengan upaya-upaya dan usaha-usaha
derakalisasi dan itu harus menjadi tugas pusat dan daerah, untuk itu diperlukan sinergitas
seluruh pihak," ucap Ketua MUI itu.
Lebih lanjut, Amin mencontohkan NTB dinilainya salah satu provinsi yang berhasil
mencegah masuknya paham-paham radikal. Hal ini tidak lepas dari sinergitas seluruh
pihak tidak hanya pemerintah baik pusat dan daerah.
"NTB menjadi salah satu daerah yang berhasil menangkal gerakan-gerakan radikalisme,"
katanya. (Antara)
8
Analisis :