Anda di halaman 1dari 6

Teh Terakhir

Mello Café..

Di kafe ini terjadi sebuah kecelakaan yang tak diduga, seorang pelanggan kafe ini meninggal secara
misterius setelah meminum secangkir teh hangat. Seorang teman korban yang bernama Doni langsung
menelepon ambulan dan polisi untuk menyelidiki kematian korban.

Selang waktu lima menit, ambulan dan polisi pun sudah tiba di Mello Café untuk menyelidiki kematian
korban. Setelah diidentifikasi, korban kecelakaan ini adalah salah seorang model wanita yang sedang
‘naik daun’ bernama Nabila Elika (22 tahun). Para tersangkanya adalah ketiga teman korban itu sendiri.
Tersangka pertama adalah Andi Wijaya (21 tahun) seorang aktor pendatang baru sekaligus pacar korban,
yang kedua adalah Doni Saputra (23 tahun) seorang vokalis band Feathers Of Devil sekaligus sahabat
baik korban dari kuliah, dan yang ketiga Anna Dwina (22 tahun) sahabat serta seorang model wanita yang
berprofesi sama seperti halnya korban.

Setelah menyelidiki cara kematian korban yang memakan waktu tiga puluh menit, polisi hanya dapat
menyimpulkan racun apa yang diminum oleh Nabila. Tetapi, tidak mengetahui siapa pelakunya.
Racunnya adalah racun berbahaya yang sangat cepat larut dalam air dan dapat mematikan seluruh sel
didalam tubuh korban dalam waktu kurang dari lima belas menit, racun itu adalah racun sianida.

Posisi tempat duduknya sebelum terjadinya kecelakaan, di sebelah kanan korban adalah Anna Dwina, di
depan korban Doni Saputra, dan di sebelah kiri korban adalah Andi Wijaya. Saat korban terjatuh dari
kursi orang yang pertama mendekati korban adalah Andi Wijaya sang kekasih korban dan langsung
menangis sambil memeluk erat tubuh korban. Lalu disusul oleh Anna Dwina dan Doni Saputra yang
menangis karena tidak menyangka akan terjadinya kecelakaan seperti ini.

Kemudian Inspektur Polisi itu memanggil seorang detektif muda yang bernama Mario Putra karena polisi
tidak dapat mengetahui siapa pelakunya.

Mario Putra adalah mahasiswa Universitas Jakarta, Mario sudah sering memecahkan kasus pembunuhan
dan membantu polisi untuk mengetahui pelaku pembunuhan. Ketika Mario datang, ia langsung
menghampiri mayat Nabila Elika dan mencium aroma mulut korban dan berkata “Sang korban diracuni
oleh racun sianida yang sangat cepat larut setelah masuk dalam air.”

Para polisi dan para tersangka di kafe itu tercengang kaget, karena mereka tidak menyangka kalau Mario
dapat mengetahui cara kematian korban hanya dengan mencium aroma mulut sang korban.
Mario menanyai para tersangka satu-persatu, apakah mereka mempunyai masalah pribadi dengan korban.
Andi Wijaya, tidak mempunyai masalah besar dengan korban karena dia baru pacaran beberapa bulan
dengan korban. Tetapi, baru-baru ini ia sering bertengkar karena korban sering jalan-jalan bersama lelaki
lain. Doni Saputra, sering dimintai tolong oleh korban dan tidak mempunyai masalah besar dengan
korban. Anna Dwina, baru-baru ini manajer Anna berpindah ke Nabila karena Anna reputasinya sudah
menurun di kalangan model wanita lainnya. Dan karena itu pula Anna kalah suara dalam pemilihan
model ‘catwalk’ wanita terbaik tahun 2012 di Jakarta, sehingga Nabila lah yang menjadi pemenangnya.

Setelah Mario mengetahui jawaban masing-masing dari para tersangka, dia terdiam sejenak dan dan
berkata dalam hati “Jadi, ternyata dia pelakunya. Aku sudah mengetahui motif pembunuhan sang
tersangka. Tetapi, bagaimana si tersangka memasukan racun ke dalam cangkir teh korban tanpa dilihat
oleh siapapun?”

Untuk menjebloskan pelakunya ke penjara, Mario juga harus menemukan barang bukti yang telah dipakai
pelaku untuk membunuh sang korban.

Tanpa disadari Mario, ada seorang turis asing yang mendengar jawaban dari para tersangka. Dengan tiba-
tiba turis asing itu berteriak sambil menunjuk Doni “HEI!! SEBAIKNYA ANDA MENGAKU, KALAU
ANDA YANG TELAH MERACUNI KORBAN!!”. Dengan muka panik dan suara terbata-bata Doni
menjawab “b,b,bukan saya yang telah membunuh Nabila. Lagipula, u,u,untuk apa saya membunuh
sahabat saya sendiri!?” Turis asing itu pun membentak balik “Kebohongan anda sudah saya ketahui, lebih
baik anda menyerah ke polisi!”

Setelah melihat kejadian itu, polisi menyuruh turis asing itu untuk duduk tenang dan tidak campur urusan
ini. Jika tidak tenang, maka polisi akan membawanya ke kantor polisi karena mencampuri urusan polisi.

Ternyata Mario melihat aksi turis asing tadi, ia pun medekati dan bertanya pada turis itu “Kalau boleh
saya tahu, anda ini siapa? Dan dari manakah asal anda?”

“Saya Adam Johnson, saya berasal dari Los Angeles. Tujuan saya ke Jakarta untuk menemui ibu saya,
karena ibu saya berasal dari Jakarta. Saya sama seperti anda, suka sekali dengan misteri.” Jawab turis itu.

Karena Mario masih penasaran dengan Adam, ia pun bertanya lagi kepada Adam “Dari mana anda bisa
menyimpulkan bahwa Doni lah pelaku pembunuhan Nabila?”

Adam menyimpulkan “Doni pelakunya, karena Doni sering dimintai tolong oleh korban. Kemungkinan
Doni menyimpan dendam pribadi terhadap korban karena selalu didekati oleh korban.”

“Tetapi, Anna Dwina juga mempunyai motif pembunuhan. Karena Anna kalah bersaing dengan Nabila
saat menjadi model catwalk terbaik tahun 2012 dan juga manajer Anna berpindah ke Nabila.” jelas Mario.
Adam pun menimpalkan balikan perkataan Mario “Kalau begitu, Andi Wijaya juga mempunyai motif
pembunuhan. Karena Andi baru-baru ini bertengkar dengan Nabila, kemungkinan besar Andi kesal oleh
sifatnya dan ingin membunuh Nabila.”

Mario hanya terdiam karena para tersangka mempunyai motif pembunuhan.

Mario pun mempunyai pemikiran untuk menyelesaikan kasus ini bersama Adam, agar kasus ini cepat
terselesaikan. Kemudian Mario pun mulai berdiskusi dengan Adam untuk menyelesaikan kasus ini, dan
Adam pun menyetujui permintaan Mario karena Adam juga sangat menyukai kasus pembunuhan
misterius seperti ini.

Mario dan Adam telah bersepakat untuk mencari tahu dulu bagaimana cara pelaku memasukan racun ke
dalam minuman sang korban. Kalau dari posisi tempat duduk, yang mudah memasukkan racun kedalam
minuman adalah Andi dan Anna. Karena posisi tempat duduk Doni berhadapan langsung dengan korban,
jadi kemungkinannya hanya kecil untuk Doni memasukkan racun dengan cepat ke dalam cangkir teh
Nabila.

Adam mempunyai pemikiran sendiri dan dia langsung bertanya pada pelayan kafe itu, dimanakah letak
gula dan apakah ada gerakan mencurigakan dari para tersangka sebelum Nabila keracunan.

Pelayan memberitahu kalau letak gulanya berada di tengah meja makan dan tidak ada gerakan
mencurigakan dari para tersangka. Karena sebelum terjadinya pembunuhan, di meja itu semuanya
bercanda tawa seakan-akan tidak akan terjadi kasus pembunuhan misterius ini.

“Oooh jadi seperti itu cara membunuhnya, karena gula berada di tengah meja jadi dengan sangat mudah
para tersangka mencampur racun ke teh hangat milik Nabila. Tapi, jika menaruh racun di tempat seperti
itu. Bisa jadi, ini pembunuhan secara acak.” ucap Adam dalam hatinya.

Tetapi, Adam tidak tinggal diam karena ingin cepat mengetahui siapa pelakunya. Jadi dia menanyakan
para tersangka, apakah Nabila mempunyai kebiasaan aneh yang jarang dimiliki orang.

Setelah Adam menanyakan para tersangka satu persatu, Adam mendapatkan suatu kejelasan yang masuk
akal. Kata Andi, kebiasaan Nabila adalah jika meminum teh. Nabila sudah terbiasa harus menaruh air
tehnya di atas piring cangkir agar lebih cepat dingin dan lebih mudah untuk diminum. Kalau Doni,
kebiasaan Nabila itu selalu memesan teh hangat dengan rasa melati. Karena menurut Nabila, teh yang
beraroma melati lebih enak untuk diminum. Dan kata Anna, kebiasaannya adalah dia selalu memakai gula
rendah kalori untuk meminum teh. Karena dia mempunyai penyakit diabetes.
Adam sudah mengetahui cara pelaku untuk membunuh korban, tapi ia belum mengetahui siapakah
pelakunya.

Tiba-tiba saja Mario mendekati Adam dan berkata “Dam, bagaimana kalau kita memancing pelakunya
dengan cara saya?”

“Dengan cara seperti apa kita menjebak si pelaku untuk menunjukkan diri?” Jawab Adam.

Mario mendekati kuping Adam dan membisikkan cara memancing pelaku untuk menunjukkan diri.
Kemudian Adam pun juga memberitahu Mario cara pelaku membunuh korban. Agar mereka lebih mudah
menjebak korban dan cepat menyelesaikan kasus ini.

Disaat Anna menangis tersedu-sedu dan berteriak “Kenapa pelakunya tega membunuh Nabila yang
sangat baik pada kita!?”

Doni menjawab “Mungkin salah satu dari kita mempunyai masa lalu yang buruk dengan Nabila, dan
belum tentu dulunya Nabila itu baik.”

“Tapi menurut saya, Nabila itu orang yang baik karena dia sangat suka membelikan kita sesuatu disaat
mendapat bayaran dari pekerjaannya” Bantah Andi.

Mario dan Adam saling memandang dengan tatapan tajam dan tersenyum. Mario berkata “Dam, kau pasti
menyadari omongan si pelaku kan?”

“Tentu saja. Mari kita beritahu siapakah pelaku dari pembunuhan ini!” Tegas Adam.

Mario menyuruh para polisi dan tersangka untuk berkumpul di satu tempat. “Aku sudah mengetahui siapa
pelaku dari pembunuhan ini. Untuk menutup kasus ini, aku ingin para tersangka duduk di depan meja ini
dengan keadaan yang sama persis saat mereka dan Nabila Elika saling berbincang-bincang.” Mario
berkata dengan angkuh.

Para tersangka pun duduk di tempat yang sama persis seperti keadaan sebelum kecelakaan itu terjadi.

“Disaat kalian berbincang-bincang dengan korban sebelum pembunuhan ini terjadi, apakah kalian
menyadari ada gerak-gerik aneh dari korban?” Tanya Mario.

Andi menjawab “Sepertinya tidak ada, karena Nabila hanya meminum teh melati seperti biasa dengan
meminumnya dengan cara menuangkan teh itu keatas piring kecil, dan meminumnya sedikit demi
sedikit.”
“Apakah salah satu dari kalian benar-benar tidak menyadari ada hal ganjil dalam kecelakaan tadi?” Tanya
Mario lagi.

Anna tiba-tiba melihat ke tempat gula dan memeriksa bungkusan gula di tengah meja, “Ini aneh, mengapa
di tempat gula ini tidak ada gula rendah kalori? Nabila kan tidak pernah meminum teh dengan gula
berkalori tinggi. Lalu, setahu saya. Jika tidak ada gula rendah kalori, Nabila selalu meminta gula yang
rendah kalori kepada pelayan. Tetapi, mengapa tadi dia tidak meminta kepada pelayan?” Anna terheran-
heran.

Mario berkata “Dari sini saya menyadari kalau racun itu ditaruh oleh sang pelaku ke dalam gula rendah
kalori di dalam bungkus yang berbeda dan telah disiapkan sebelum pelaku bertemu dengan kalian semua
disini. Kemudian dia menaruh gula yang sudah dicampurkan dengan racun ke dalam tempat gula yang
berada ditengah meja disaat kalian semua sedang berbincang-bincang dengan penuh canda tawa. Saat
pesanan minuman kalian semua datang, Nabila langsung mengambil gula dengan kalori yang rendah itu
kedalam tehnya dan meminum teh yang sudah terkontaminasi dengan racun sianida itu.”

“Maaf saya memotong pembicaraan anda, tapi disaat polisi memeriksa tempat terjadinya pembunuhan.
Polisi tidak menemukan adanya bungkusan bekas gula berendah kalori itu.” sahut Doni.

Mario menjawab “Mungkin bungkusan itu sudah diambil dan disimpan oleh sang pelaku agar barang
bukti tidak ketahuan oleh polisi.”

“Lalu, siapa pelaku pembunuhan dari Nabila Elika ini!?” tegas Andi.

Adam menjawab “Mungkin sekarang pelakunya sedang memikirkan cara untuk secepatnya keluar dari
tempat ini. Karena sang pelaku masih menyimpan barang bukti di tubuhnya.”

Kemudian Adam menyuruh para polisi untuk memeriksa apakah bungkusan bekas gula rendah kalori
masih ada di tubuh korban.

Ternyata, para polisi tidak juga menemukan barang bukti di antara semua tersangka itu. “Anak kecil
seperti kalian tidak mungkin bisa memecahkan kasus pembunuhan seperti ini. Lebih baik kalian belajar di
rumah dan jangan berlaga seperti halnya seorang detektif. Dasar bocah ingusan!” Bentak Doni.

Andi pun ikut berkata “Benar kata Doni, anak kecil seperti kalian tidak mungkin bisa memecahkan kasus
pembunuhan seperti..”

“Apakah anda takut ketahuan sebagai pelaku pembunuhan Nabila? Kemudian polisi menyuruh anda
pulang ke rumah, lalu dengan mudah anda membuang barang bukti yang masih ada di tubuh anda itu.”
bantah Adam.

“Silahkan kau periksa lagi di tubuhku ini, apakah masih ada barang bukti yang kalian cari.” Sahut Doni.

“Saya tidak berbicara pada anda. Mengapa anda menjawab pertanyaan saya? Bukankah saya sedang
memotong pembicaraan Andi.” Tegas Adam.
Dengan muka panik Doni terdiam, Andi bertanya “Mengapa kamu panik Don? Apakah kamu pelaku
pembunuhan Nabila?”

“B,b,bukan aku yang membunuh Nabila. L,lagi pula darimana bukti kalau aku yang membunuhnya?”
jawab Doni.

Mario berkata “Ada salah satu tempat yang belum polisi periksa. Pasti di kaos kakimu ada bungkusan
gula berendah kalori yang kamu simpan bukan?”

Karena tidak bisa mengelak, Doni hanya bisa terdiam dengan muka yang murung.

Kemudian polisi memeriksa kaos kaki Doni dan menemukan bungkusan gula berendah kalori itu. Setelah
diperiksa, di dalam bungkusan itu terkadung racun.

“Wanita itu pantas mati. Jika wanita itu dibiarkan lama hidup di dunia ini, maka akan lebih banyak orang
jahat yang hanya bisa menggunakan perasaan orang lain yang menyayangi dia.” Doni berkata dengan
kesal.

“Masih ada cara lain, selain membunuh untuk merubah sifat orang. Karena dengan membunuh, kau tidak
akan mengakhiri masalah. Tetapi, lebih menambah banyak masalah yang ada” jawab Mario.

Doni tertunduk malu akan kesalahannya.

Doni pun dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi lebih lanjut. Kasus pembunuhan di Mello Café telah
selesai.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai