Anda di halaman 1dari 4

BAB 12

PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES)

1. Dalam suatu perusahaan industri, persediaan terdiri atas barang dalam proses dan
barang jadi.
 Salah. Persediaan perusahaan industri atau manufaktur berupa persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses atau setengah jadi dan persediaan barang
jadi.
2. Kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan
kesalahan dalam perhitungan beban pokok penjualan dan laba perusahaan hanya
untuk periode tersebut.
 Benar.
3. Consignment-out merupakan bagian dari persediaan suatu perusahaan, sedangkan
Consignment-in bukan merupakan persediaan perusahaan.
 Benar.
4. Salah satu tujuan pemeriksaan persediaan adalah untuk memeriksa apakah persediaan
yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
 Benar.
5. Salah satu ciri dari internal control yang bai katas persediaan adalah digunakannya
sistem anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan dan penerimaan serta
pengeluaran kas.
 Benar.
6. Barang yang harga jualnya sudah pasti (logam mulia) atau cepat rusak (hasil pertanian
seperti sayuran dan buah-buahan) bisa dinilai berdasarkan harga jual.
 Benar.
7. Dalam keadaan inflasi, penggunaan FIFO akan menghasilkan laba yang paling rendah
dibandingkan dengan penggunaan LIFO dan Average Cost.
 Salah. Karena dalam keadaan inflasi, penggunaan FIFO akan menghasilkan laba
paling tinggi dibanding penggunaan LIFO dan Average Cost.
8. Untuk meenghindari kerepotan dalam melaksanakan stock opname, perusahaan bisa
saja menghitung jumlah persediaan akhir dengan menggunakan gross profit method,
karena metode tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
 Benar.
9. Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaannya
banyak tetapi nilai persediaan per unitnya kecil.
 Salah. Karena perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis
persediaannya tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya
dealer mobil dan toko emas.
10. Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit yang diperoleh perusahaan dari
bank, hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Benar.
11. Untuk memeriksa kewajaran dari nilai persediaan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca), auditor harus memeriksa kewajaran dari jumlah (quantity)
persediaan dan unit costnya.
 Benar.
12. Untuk memeriksa kewajaran unit cost dari raw material, work in process dan
finished goods, auditor harus melakukan tes atas supplier invoice.
 Benar.
13. Untuk memeriksa apakah inventory dicantumkan di laporan posisi keuangan (neraca)
berdasarkan “lower of cost or market”, auditor harus membandingkannya dengan
“Latest Invoice Price”.
 Benar.
14. Pencantuman nilai inventory di laporan posisi keuangan (neraca) berdasarkan
“Replacement Cost” adalah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
 Salah. Pencantuman nilai inventory di dalam laporan posisi keuangan (neraca)
berdasarkan “replacement cost” adalah kurang sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
15. Untuk memeriksa kewajaran quantity inventory, auditor harus melakukan
pemeriksaan secara fisik dari inventory tersebut, sedapat mungkin 100%.
 Benar.
16. Dalam melakukan observasi atas inventory taking, auditor bertindak sebagai pimpinan
tim dan auditorlah yang harus menyusun “Physical Inventory Instruction”.
 Salah. Dalam melakukan observasi atas inventory taking, auditor bertindak
sebagai pelaksana stock opname.
17. Observasi dari inventory taking harus dilakukan pada tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) atau segera setelah/sebelum tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
 Salah. Observasi dan inventory taking harus dilakukan pada beberapa waktu
setelah/sebelum tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
18. Jika auditor tidak melakukan observasi atas inventory taking, dia bisa melakukan
prosedur alternatif untuk memeriksa kewajaran kuantitas inventory, yaitu dengan
melakukan tes atas catatan akuntansi klien, misalnya: kartu stock dan buku besar
persediaan.
 Salah. Jika auditor tidak melakukan observasi atas inventory taking maka bisa
melakukan prosedur alternatif untuk memeriksa kewajaran kuantitas inventory,
yaitu dengan menggunakan metode FIFO, LIFO dan AVERAGE COST.
19. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan, cara satu-satunya
yang dapat dilakukan auditor adalah memeriksa notulen rapat (minutes of meeting)
direksi.
 Benar.
20. Dalam menghitung landed cost dari barang impor, beberapa unsurnya antara lain cif,
bea masuk dan PPh 22.
 Salah. Dalam menghitung landed cost dari barang impor beberapa unsurnya
antara lain cif dan bea masuk. PPh 22 tidak boleh dicatat sebagai bagian dari
landed cost tetapi harus dicatat sebagai pajak dibayar di muka.
21. Jika perusahaan menggunakan standard cost, seluruh variance yang timbul harus
dibebankan ke beban pokok penjualan.
 Salah. Karena pada penggunaan standard cost, jika ada variance maka:
- Sebagian harus masuk beban pokok penjualan (COGS), yaitu masuk
persediaan yang sudah terjual.
- Sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan (tergantung favourable
atau unfavourable variance), yaitu untuk persediaan yang belum terjual.
22. Salah satu bentuk window dressing yang biasa dilakukan perusahaan adalah mencatat
sales commitment sebagai penjualan, walaupun penyerahan barang baru dilakukan di
periode berikutnya.
 Salah. Karena salah satu bentuk window dressing yaitu penjualan fiktif yang
dicatat untuk memperbesar jumlah laporan penjualan.
23. Dalam menentukan jumlah persediaan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
auditor tidak perlu memperhatikan apakah syarat pengiriman barang FOB shipping
point atau destination point.
 Salah. Karena auditor harus memperhatikan pengiriman barang apakah FOB
shipping point atau destination point.
24. Jika syarat pengiriman barang adalah FOB shipping point, maka hak milik dari barang
akan berpindah dari penjual ke pembeli pada saat barang tiba di gudang pembeli.
 Salah. Karena jika digunakan FOB shipping point berarti hak milik dari barang
akan berpindah dari tangan penjual ke tangan pembeli pada saat barang siap di
atas alat pengangkut (truk atau kapal) dan ongkos angkut menjadi tanggungan
pembeli.
25. Jika perusahaan menghitung beban pokok penjualannya dengan menggunakan
variable costing, hal tersebut tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
 Benar.

BAB 13

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA (PREPAID EXPENSES) DAN PAJAK


DIBAYAR DI MUKA (PREPAID TAXES)
1. Seluruh prepaid expenses dan prepaid taxes dilaporkan di laporan posisi keuangan
(neraca) sebagai aset lancar (current asset).
 Benar.
2. Menurut standar akuntansi keuangan, bagian dari biaya dibayar di muka yang akan
memberikan manfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aset
tak lancar.
 Benar.
3. Contoh dari pajak dibayar di muka adalah: PPh 22, PPh 23, PPh 25, PPh 26, PPh 29.
 Salah. Karena pajak dibayar di muka, yaitu PPh 22, PPh 23, PPh 25, dan PPh 26.
Sedangkan PPh 29 merupakan PPh Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam
SPT Tahunan PPh.
4. Dengan memeriksa polis asuransi bisa diketahui antara lain: jenis asuransi dan masa
pertanggungan, nilai pertanggungan dan apakah ada aset perusahaan yang dijadikan
jaminan pada pihak ketiga.
 Benar.
5. Salah satu tujuan pemeriksaan biaya dibayar di muka adalah untuk memeriksa apakah
biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan telah
diberikan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
 Benar.
6. Pajak dibayar di muka yang tidak didukung oleh bukti setoran/pemungutan pajak
yang sah dan lengkap, tidak bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
 Benar.
7. Insurance coverage yang terlalu besar merupakan salah satu indikasi adanya maksud
dari manajemen untuk mendapat ganti rugi (claim) asuransi secara tidak jujur.
 Benar.
8. Jika dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE, berarti jika terjadi claim,
maka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
 Benar.
9. Jumlah pajak pertambahan nilai yang harus disetor perusahaan adalah selisih antara
PPN Keluaran dan PPN Masukan.
 Benar.
10. PPN Masukan adalah pajak pertambahan nilai yang dipungut penjual dari pembeli
pada waktu penyerahan barang atau jasa kena pajak.
 Salah. Karena PPN Masukan merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan
ketika Pengusaha Kena Pajak (PKP) melakukan pembelian terhadap barang/jasa
kena pajak (BKP/JKP).

Anda mungkin juga menyukai