DAFTAR ISI
I. Manajemen perubahan
1.Tim Kerja
a. Apakah Unit Kerja telah membentuk Tim untuk melakukan
Pembangunan Zona Integritas?................................................................... 2
b. Apakah penentuan anggota Tim selain pimpinan
dipilih melalui prosedur/mekanisme yang jelas?....................................... 3
V. Penguatan Pengawasan
1.Pengendalian Gratifikasi
a. Telah dilakukan Public Campaign tentang Pengendalian Gratifikasi........ 108
b. Apakah Pengendalian Gratifikasi telah diimplementasikan?..................... 109
2.Penerapan SPIP
a. Telah Dibangun Lingkungan Pengendalian.................................................. 113
b. Telah Dilakukan Penilaian Risiko atas Pelaksanaan Kebijakan….............. 117
c. Telah Dilakukan Kegiatan Pengendalian untuk Meminimalisir
Risiko yang Telah Diidentifikasi.................................................................... 120
d. SPI Telah Diinformasikan dan Dikomunikasikan kepada
Seluruh Pihak Terkait..................................................................................... 122
3.Pengaduan Masyarakat
a. Kebijakan Pengaduan Masyarakat Telah Diimplementasikan..................... 124
b. Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat Telah Ditindaklanjuti............... 126
c. Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan
Pengaduan Masyarakat................................................................................... 127
d. Hasil Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat
Telah Ditindaklanjuti...................................................................................... 128
4.Whistleblowing System
a. Apakah Whistleblowing SystemSudah Diinternalisasi................................. 130
b. Whistleblowing System telah diterapkan........................................................ 132
c. Telah dilakukan Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System............. 134
d. Hasil Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System telah
Ditindaklanjuti.................................................................................................. 136
iv
KATA PENGANTAR
Tindak pidana korupsi akhir-akhir ini semakin meluas dan berkembang secar sistemik. Bagi banyak
orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan.
Oleh karena itu, dibutuhkan peraturan perundang-undangan untuk lebih menjamin kepastian hukum,
untuk menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial
dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi.
Pemerintah akhirnya melakukan perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Apa yang dimaksud dengan korupsi? Menurut Wikipedia
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
perbuatan melawan hukum,
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya.
vi
Korupsi memberikan dampak ke semua lini, baik itu ekonomi, lingkungan, pertahanan keamanan,
politik maupun hukum. Yang paling utama adalah pembangunan terhadap sektor-sektor publik menjadi
terganggu,dana dari pemerintah yang hampir semua digunakan untuk kepentingan rakyat seperti
fasilitas umum tidak semua digunakan, melainkan sebagian dana tersebut digelapkan.
Tindak pidana korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin
mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi
subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan
menghalalkan segala cara (the end justifies the means). Untuk itu, tindak pidana korupsi perlu
ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab
Pemberantasan tindak pidana korupsi dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan fungsi Kementerian Keuangan untuk menyelenggarakan sebagian urusan
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara menjadikan Kementerian Keuangan
mempunyai peran sangat strategis dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi,
mengingat korupsi tidak terlepas dari keuangan dan kekayaan negara. Kesadaran akan peran
strategis itu menjadikan Kementerian Keuangan sudah sejak lama, telah melakukan berbagai
langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan melakukan perbaikan di berbagai bidang,
seperti dibentuknya kantor-kantor modern, penyempurnaan proses bisnis, peningkatan kompetensi
dan profesionalisme SDM, serta diselesaikannya paket Undang-Undang Keuangan. Upaya nyata
yang telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah melaksanakan program reformasi
birokrasi, yang meliputi: penataan organisasi, penyempurnaan business process, serta peningkatan
disiplin dan kualitas sumber daya manusia (tiga pilar reformasi birokrasi Kementerian Keuangan)
dalam rangka mewujudkan tata kelola keuangan dan kekayaan negara yang profesional, akuntabel,
dan tepat arah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik yang pada gilirannya akan
meningkatkan kepercayaan publik.
Komitmen tersebut diejawantahkan dengan lahirnya Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Reformasi Nasional.
Reformasi birokrasi oleh pemerintah ditegaskan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 81 tahun
2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan
MENPAN-RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di lingkungan instansi pemerintah.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak sebagai unit eselon I di bawah
Kementerian Keuangan berkomitmen mewujudkan unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
yang bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya Wajib Pajak. Komitmen tersebut
diwujudkan melalui Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
vii
Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pembangunan Zona Integritas tersebut meliputi 6 (enam) area perubahan yaitu:
1) manajemen perubahan;
2) penataan tatalaksana;
3) penataan sistem manajemen SDM;
4) penguatan akuntabilitas;
5) penguatan pengawasan;
6) peningkatan kualitas pelayanan publik.
KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan penandatangan pakta integritas pada awal
tahun sebagai langkah awal Pencanangan Pembangunan Zona Integritas.
Selain itu, KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan penandatangan piagam
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi oleh Kepala Kantor di
hadapan para stakeholder, dalam hal ini Wajib Pajak, pada hari Senin, 26 Februari 2018 di Aula KPP
Pratama Semarang Selatan. Pencanangan ini sebagai simbol diawalinya serangkaian alur pelaksanaan
kegiatan pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Selain itu, KPP Pratama
Semarang Selatan juga meminta dukungan ke instansi lain seperti ke Kanwil DJP Jawa Tengah I, KPPN
Semarang I, dan Kantor Pos Semarang untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
i
1
I. MANAJEMEN PERUBAHAN
Setiap perkembangan zaman selalu diikuti oleh perubahan dalam berbagai bidang.
Perubahan merupakan satu wujud nyata dari kehidupan yang mampu mendorong atau
memotivasi seseorang untuk mengubah sesuatu menjadi berbeda dari sebelumnya melalui
sebuah proses yang terjadi dimana saja dan kapan saja. Perubahan dapat membuat
seseorang mampu menciptakan atau mengubah sesuatu sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi lingkungan atau masyarakat.
Pada kenyataannya di dunia ini selalu terjadi perubahan yang mencakup seluruh segi
kehidupan baik pada tingkat individu maupun tingkat organisasi. Perubahan organisasi
adalah suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang sekarang
menuju ke masa depan. Tujuannya adalah untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam
menggunakan sumber daya yang ada guna meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan kepada stakeholders.
Menanggapi adanya perubahan yang selalu terjadi dan pasti akan terjadi, pimpinan
organisasi harus peka dan proaktif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar
organisasi yang dipimpinnya. Selain itu, pimpinan dan seluruh anggota organisasi juga harus
mengakselerasi perubahan itu sendiri karena pada dasarnya perubahan hanyalah suatu
instrumen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Respon pegawai atau anggota organisasi terhadap perubahan memang bermacam-
macam. Disinilah sangat diperlukan adanya integritas pada diri setiap pegawai, sehingga
pegawai mampu mengontrol dirinya dan membaca situasi serta memperhitungkan dampak
yang akan timbul dari aksi yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat luas terhadap
dirinya dan organisasi. Selain itu, pegawai juga harus dapat memadukan nilai moralitas
dengan intelektualitas dalam kehidupannya baik di dalam maupun di luar organisasi karena
secara tidak langsung setiap pegawai akan berperan sebagai agen perubahan di organisasi
masing-masing.
1. Tim Kerja
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Tingkat keeratan hubungan dalam
tim mempunyai pengaruh terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam
suatu kelompok. Sehingga, kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja per individu di suatu organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
2
Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi, Sosialisasi S-43/PJ/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang
Agenda Pelaksanaan Pedoman Pembangunan dan Penilaian Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018;
3
Penentuan anggota Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
selain pimpinan dipilih melalui prosedur/mekanisme yang jelas
Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi, Sosialisasi S-43/PJ/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang
Agenda Pelaksanaan Pedoman Pembangunan dan Penilaian Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018;
2) LHR Pencanangan, Sosialisasi, dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
4
Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
2) LHR Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe.
Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
2) LHR Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe.
Dokumen Pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
081/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 April 2018 hal Kegiatan Apel Bulan April
2018 di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Sosialisasi
dilaksanakan oleh kepala kantor ketika menyampaikan amanat apel;
6
Dokumen Pendukung:
1) LHR Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan ZIWBK;
2) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe;
3) Agenda Rapat Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
4) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja;
5) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 19 Maret 2018 sesuai ND-54 (Rapat MONEV
1);
6) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 20 April 2018 sesuai ND-86 (Rapat MONEV
2);
7) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 30 Mei 2018 sesuai ND-115 (Rapat MONEV
3);
8) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 8 Juni 2018 sesuai ND-136 (Rapat MONEV
4);
9) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 29 Juni 2018 sesuai ND-154 (Rapat MONEV
5).
8
Semua Laporan Monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit WBK telah ditindaklanjuti
Dokumen Pendukung:
1) LHR Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan ZIWBK;
2) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe;
3) Agenda Rapat Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
4) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan
Rencana Kerja;
5) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 19 Maret 2018 sesuai ND-54;
6) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 20 April 2018 sesuai ND-86;
7) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 30 Mei 2018 sesuai ND-115;
8) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 8 Juni 2018 sesuai ND-136;
9) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 29 Juni 2018 sesuai ND-154.
Budaya kerja adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan atau
penyempurnaan apa yang telah dicapai dengan menerapkan teori-teori dan
metode baru. Budaya kerja organisasi mempengaruhi perilaku anggotanya secara
individual dan kelompok.Pengaruh tersebut akan bergantung pada kuat atau
tidaknya budaya kerja tersebut. Semakin kuat budaya kerja tersebut, setiap
anggota organisasi cenderung akan berperilaku sesuai dengannya yang
kemudian akan menentukan kinerja anggota dan organisasi sehingga dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pimpinan dalam hal ini adalah Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
telah berperan sebagai role model dalam pelaksanaan pembangunan WBK.
Proses perubahan yang efektif harus dimulai dari pimpinan yang dapat dijadikan
contoh atau teladan yang baik bagi seluruh bawahannya. Peran sebagai role
model ini antara lain dalam hal kedisiplinan kerja, kepatuhan penyampaian
LHKPN, LP2P, SPT Tahunan, Laporan Penerimaan Gratifikasi serta memimpin
kegiatan-kegiatan terkait Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi.
Dokumen Pendukung:
1) Print Screen Rekapitulasi Kehadiran Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
atas nama Veronica Heryanti selama Januari 2018 sampai dengan 10 Mei
2018 dan rekapitulasi kehadiran Kepala KPP Pratama Semarang Selatan atas
nama Rachmawan selama Mei sampai dengan Juni 2018 karena pada tanggal
9 Mei 2018 terjadi pergantian Kepala Kantor. Rekapitulasi kehadiran ini
menunjukkan bahwa Kepala KPP Pratama Semarang Selatan bekerja sesuai
dengan peraturan jam kerja yang berlaku dan apabila berdinas di luar kantor
terdapat bukti surat tugas.
2) Bukti penyampaian SPT Tahunan tepat waktu
SPT Tahunan orang pribadi wajib dilaporkan maksimal tanggal 31 Maret.
Kepala Kantor selalu melaporkan SPT Tahunan tepat waktu, dimana SPT
tahunan 2016 disampaikan tanggal 21 Februari 2017 dan SPT tahunan 2017
10
Dokumen Pendukung:
1) Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di
Instansi Pemerintah;
2) Nota Dinas Kepala Sub Tim Manajemen Perubahan nomor UND-
001/WPJ.10/KP.0409/2018 tanggal 8 Mei 2018 hal Rapat Sub Tim
Manajemen Perubahan Dalam Rangka Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dengan agenda penentuan tugas,
parameter dan mekanisme kerja agen perubahan;
3) Laporan Hasil Rapat Sub Tim Manajemen Perubahan Dalam Rangka
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi beserta
presensi
4) Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-
058/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 15 Mei 2018 tentang Penunjukan Agen
Perubahan di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
5) Rencana Kerja Agen Perubahan Tahun 2018;
Salah satu realisasi dari Rencana Kerja Agen Perubahan KPP Pratama
Semarang Selatan dengan berkoordinasi dengan Tim Internalisasi
Kepatuhan yaitu kegiatan Internalisasi Corporate Value yang berupa team
building. Kegiatan Internalisasi Corporate Value tersebut merupakan salah
satu inovasi KPP Pratama Semarang Selatan untuk meningkatkan kerjasama
dan kebersamaan pegawai KPP Pratama Semarang Selatan. Selain itu,
bentuk inovasi lainnya yaitu mewajibkan kegiatan sholat dhuha bersama bagi
12
Telah dibangun dan dilakukan pelatihan budaya kerja dan pola pikir
Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tentang Nilai-nilai
Kementerian Keuangan;
2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 127/KMK.01/2013 tentang Program
Budaya Lingkungan Kementerian Keuangan;
13
14) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
100/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 16 Mei 2018 hal Jadwal Pelaksanaan
Program Rutin Doa Pagi dan video pelaksanaan pembacaan doa oleh salah
satu pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23
Februari 2018;
2) LHR Pencanangan dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
081/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 April 2018 hal Kegiatan Apel Bulan April
2018 di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Sosialisasi
dilaksanakan oleh kepala kantor ketika menyampaikan amanat apel;
4) Laporan Hasil Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Rencana Kerja Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan daftar absensi;
5) Dokumentasi keterlibatan anggota organisasi dalam kegiatan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
6) Dokumen inovasi dalam rangka Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi.
15
16
PENATAAN TATALAKSANA
Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2015-2019;
3) Keputusan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I Nomor
KEP-2044/WPJ.10/KP.10/2015 tentang Rencana Strategis Kanwil DJP Jawa
Tengah I Tahun 2015-2019;
4) Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 Nomor
7/WPJ.10/2017;
5) Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018 Nomor
7/WPJ.10/2018;
6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 559/KM.01/2015 tentang Uraian Jabatan
Struktural Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 452/KM.01/2017 tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 559/KM.01/2015 tentang Uraian
Jabatan Struktural Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KM.01/2017 tentang Uraian Jabatan
Pelaksana di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak;
22
Unit Kerja Telah Menerapkan Seluruh SOP Yang Ditetapkan Organisasi dan Juga
Melakukan Inovasi Pada SOP yang Diterapkan
23
Permohonan
Legalisasi Surat
Keterangan
DomisiliWajib Pajak
LN (Form DGT-2)
Permohonan Surat
Keterangan Fiskal 2 1 1
(SKF)
Permohonan Cetak
25
Ulang SPPTPBB
Sektor P3
Pelayanan
Permohonan
Pemindahbukuan 117 141 99 125 212 68 138 84 125 158 115 72
Dalam Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari bulan Januari 2017 sampai
dengan Juni 2018, KPP Pratama Semarang Selatan selalu memperoleh skor 100
di setiap bulan karena pemberian Layanan Unggulan oleh KPP Pratama
Semarang Selatan selalu dilakukan dengan tepat waktu sesuai Standar Prosedur
Operasi Layanan Unggulan untuk Direktorat Jenderal Pajak yang diatur dalam
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015
tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang Perpajakan.
Inovasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Semarang Selatan dalam
kaitannya dengan SOP adalah Aplikasi Pengawasan Kewajiban PKP (508 APPS).
Tujuan utama dibuatnya aplikasi ini adalah untuk menciptakan standardisasi
proses bisnis juga guidance kegiatan penggalian potensi Wajib Pajak PKP yang di
dalamnya pun terdapat Menu SMS Hotline untuk mendukung kegiatan layanan
unggulan KPP Pratama Semarang Selatan. Aplikasi ini memudahkan baik
Account Representative maupun atasan/ kepala kantor melakukan monitoring
kewajiban perpajakan yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak Pengusaha Kena
Pajak (WP PKP). Dengan adanya aplikasi ini diharapkan seluruh kegiatan
penggalian potensi pajak di KPP Pratama Semarang Selatan dapat dilakukan
secara terstruktur, standar, dan terdokumentasi dengan jelas.
Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 601/KMK.01/2015
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan menteri Keuangan Nomor
26
Seluruh SOP Utama Telah Dievaluasi dan Telah Ditindaklanjuti Berupa Perbaikan
SOP atau Usulan Perbaikan SOP
Dokumen Pendukung
1. S-1507/WPJ.10/2018 tanggal 17 Mei 2018 perihal Permohonan Usulan
Pembuatan SOP kepada Direktur Transformasi dan Proses Bisnis.
Dokumen Pendukung
1) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil;
2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
3) Surat Direktur Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur Nomor S-
376/PJ.11/2017 hal Penyampaian Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-
19/MK.1/2017 tentang Pengelolaan Kinerja Semester I Tahun 2017 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2010 tentang
Penggunaan Aplikasi Approweb Sebagai Sarana Pembuatan Profil Wajib
Pajak;
5) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ/2012 tentang
Penyempurnaan Aplikasi Approweb Sebagai Sarana Pembuatan dan
Pemutakhiran Profil Wajib Pajak;
6) Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-1358/WPJ.10/2016 hal
Pembentukan Tim Pengelola PADI;
29
komputer untuk dapat digunakan. Dengan memakai aplikasi Message Pop Up,
arus informasi dan sharing file menjadi lebih mudah dan cepat.
Dokumen Pendukung
1) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-153/PJ/UP.90/2009 tentang
Pengelolaan Data Kepegawaian Dengan Menggunakan Aplikasi SIKKA;
2) Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-2615/PJ.01/UP.90/2012
hal Permintaan untuk Melakukan Pengelolaan Data Kepegawaian dengan
Menggunakan Aplikasi SIKKA;
3) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIKKA;
4) Manual penggunaan Aplikasi SIKKA;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi Message Pop Up sebagai inovasi
KPP Pratama Semarang Selatan;
aplikasi ini. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari SMS Blast yang
sebelumnya pernah dipakai namun masih terkendala dimana komunikasi tersebut
hanya dapat dilakukan secara satu arah.
Selain aplikasi-aplikasi tersebut, Wajib Pajak yang hendak melakukan
pelaporan dan permohonan di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) KPP Pratama
Semarang Selatan diberikan nomor antrian melalui sistem pada mesin nomor
antrian, sehingga Wajib Pajak dapat mengecek pada layar nomor antrian.
Dokumen Pendukung
1) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-billing;
2) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-filing;
3) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-faktur;
4) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIDJP NINE;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIDJP;
6) Hasil tangkapan layar (print screen) menu SMS Hotline;
7) Foto Mesin Antrian dan Sistem Antrian KPP Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung
1) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Januari 2018;
2) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Februari 2018;
32
Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 278/KMK.01/2012 Tentang Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi dan Koordinator Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2012 tentang Pedoman
Layanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian Keuangan;
3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2013 tentang
Pengelolaan Informasi Publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4) Hasil tangkapan layar (print screen) Akun Media Sosial KPP Pratama
Semarang Selatan;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) website www.wise.kemenkeu.go.id;
6) Hasil tangkapan layar (print screen) website Rencana Umum Pengadaan.
Dokumen Pendukung
35
Kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu kepada peta jabatan
dan hasil analisis beban kerja untuk masing-masing jabatan.
Dari hasil analisa kebutuhan pegawai awal tahun 2018, diketahui bahwa
kebutuhan pegawai berdasarkan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan KPP
Pratama Semarang Selatan sebanyak 4 (empat) orang yaitu 1 orang pegawai
dengan tingkat pendidikan Diploma I, 3 orang pegawai dengan tingkat pendidikan
Diploma III telah terpenuhi.
Dokumen Pendukung:
1. Peta jabatan KPP Pratama Semarang Selatan;
2. Analisis Beban Kerja KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Laporan Kesenjangan Kompetensi Jabatan berdasarkan Analisis Beban Kerja
Tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak nomor PENG-130/PJ.01/2018
tanggal 16 Maret 2018 tentang Mutasi Calon Pegawai Negeri Sipil Lulusan Program
Diploma I dan Diploma III Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun 2017;
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ/2017 tanggal 16 Januari
2017 tentang Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak Tahun 2017;
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2017 tanggal 29 Desember
2017 tentang Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak Tahun 2018;
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
15/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 hal Pelaksanaan Analisis Beban
Kinerja di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/PMK.01/2014 tanggal 17
Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Laksana Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak;
9. Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-2081/WPJ.10/2017 tanggal 13
Oktober 2017 hal Penjelasan Atas Kriteria Pemindahan (Mutasi) di Lingkungan
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I;
42
Konsultasi I Utami
Dibutuhkan pegawai bagian
administratif untuk pengurusan surat
masuk dan keluar serta pengarsipan
berkas.
5. Subbagian Umum dan Penempatan pegawai Hayu Aruf
Kepatuhan Internal Fardilla
Dari tabel di atas, terlihat bahwa KPP Pratama Semarang Selatan telah
berupaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai tiap-tiap seksi dan subbagian
dengan melakukan penempatan pegawai rekrutmen CPNS dari PKN STAN.
KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan mutasi internal
kepada pegawai Maulana Alfajri yang semula Pelaksana Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I menjadi Pelaksana Seksi Pemeriksaan (dokumen pendukung
terlampir), sehingga kebutuhan pegawai pada Seksi Pemeriksaan dapat
terpenuhi. Selain itu, selama tahun 2017 telah dilaksanakan mutasi pegawai di
lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I berdasarkan Keputusan Kepala Kanwil
DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-251/WPJ.10/2017 tanggal 5 September 2017
tentang Pemindahan Para Pelaksana di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I. Total terdapat 11 (sebelas) orang pegawai mutasi baru pada KPP
Pratama Semarang Selatan. Sehingga berdasarkan Keputusan Kepala KPP KPP
Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-361/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 10 Juli
2017 tentang Penempatan Pelaksana Pada Unit Eselon IV Di Lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan, dilakukan pemindahan atau mutasi internal terhadap
pegawai rekrutmen CPNS STAN pada tahun 2017 untuk memenuhi kebutuhan
pegawai sebagai berikut:
Pemindahan Pegawai Hasil Rekrutmen CPNS dari PKN STAN Tahun 2017
44
Dokumen Pendukung:
1. Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Nomor PENG-
257/PJ.01/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Mutasi Calon Pegawai Negeri
Sipil Lulusan Program Diploma I dan Diploma III Politeknik Keuangan Negara
STAN Tahun 2016;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
361/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 10 Juli 2017 tentang Penempatan Pelaksana
Pada Unit Eselon IV Di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
45
Dokumen Pendukung:
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
117/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 28 Mei 2018 hal Rapat Evaluasi
Penempatan Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan Kinerja Unit Kerja
Tahun 2018;
2. Lembar Evaluasi Penempatan Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan
Kinerja Unit Kerja di KPP Pratama Semarang Selatan periode Oktober s.d
Desember 2017;
3. Laporan Hasil Rapat tanggal 30 Mei 2018 hal Evaluasi Penempatan
Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan Kinerja Unit Kerja;
4. Penilaian Capaian Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil melalui Aplikasi
SIKKA dan Laporan Nilai Kinerja Pegawai melalui Aplikasi e-Performance;
5. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-
42/MK.1/2016 tanggal 6 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Dialog
Kinerja Individu di Lingkungan Kementerian Keuangan;
6. Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 tanggal 17 Maret 2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
7. Surat Direktur KITSDA Nomor S-175/PJ.11/2017 tanggal 21 Maret 2017 hal
Perubahan Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
8. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2012 tanggal tentang
Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak;
9. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
10. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester II Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan.
Jawaban: Ya
Dokumen Pendukung:
1. Print screen riwayat mutasi pegawai yang diperoleh dari SIKKA;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
412/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Perubahan
Pemindahan Para Pelaksana di KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
409/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 26 September 2017 tentang Penunjukan
dan Pengangkatan Juru Sita Pajak Negara pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
4. Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-
61/WPJ.10/2018 tanggal 25 Januari 2018 tentang Penetapan Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana Khusus berdasarkan Hasil Penilaian di
Lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I;
5. Surat Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-188/PJ.11/2018 tanggal 15 Maret 2018
hal Survei Persepsi Pegawai atas Pola Mutasi dan Karier di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018;
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-81/PJ/2011 tanggal 10
November 2011 tentang Insentif Jurusita Pajak;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009 tanggal 27 Februari
2008 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Departemen
Keuangan;
50
Semua mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan
mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi dan juga KPP Pratama
Semarang Selatan memberikan pertimbangan terkait hal ini.
Dokumen Pendukung:
1. Print Screen Aplikasi SIKKA tentang Riwayat Diklat Pegawai;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
412/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Perubahan
Pemindahan Para Pelaksana di KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Sertifikat Diklat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
4. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
409/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 26 September 2017 tentang Penunjukan dan
Pengangkatan Juru Sita Pajak Negara pada KPP Pratama Semarang Selatan;
5. Sertifikat DTSS Spesialisasi Juru Sita Pajak Negara;
52
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang
telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja?
Jawaban: Ya
Sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang telah
dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja.
53
Dokumen Pendukung:
1. Laporan Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pemindahan Pegawai
di KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2. Hasil Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai Mutasi KPP Pratama Semarang
Selatan Tahun 2017;
3. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-
42/MK.1/2016 tanggal 6 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Dialog
Kinerja Individu di Lingkungan Kementerian Keuangan;
4. Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 tanggal 17 Maret 2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
5. Surat Direktur KITSDA Nomor S-175/PJ.11/2017 tanggal 21 Maret 2017 hal
Perubahan Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
6. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
54
Dokumen Pendukung:
1. Print Screen usulan diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar pegawai yang
mengikuti diklat sesuai dengan kebutuhan pengembangan kapasitas di KPP
Pratama Semarang Selatan;
2. Print Screen kalender diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar diklat yang
dapat diikuti oleh masing-masing pegawai;
3. Pengembangan Kompetensi Tahun 2017;
4. Rencana Pengembangan Kompetensi Tahun 2018;
5. Surat Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor S-
142/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018 hal Permintaan Mengikuti
Diklat Bendahara;
55
sebesar 1,01%. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan pegawai telah ssesuai
dengan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk masing-masing jabatan.
Selain berdasarkan kebutuhan pegawai secara keseluruhan, KPP
Pratama Semarang Selatan juga melakukan analisa kebutuhan pegawai
berdasarkan kompetensi tingkat pendidikan yang ditetapkan masing-masing
jabatan.
Dari grafik tersebut, diketahui bahwa sampai bulan Juni 2018, komposisi
pegawai pada KPP Pratama Semarang Selatan adalah sebanyak 3 (tiga) orang
pegawai dengan tingkat pendidikan SMU/sederajat, 14 (empat belas) orang
Diploma 1, 19 (sembilan belas) orang Diploma 3, 35 (tiga puluh lima) orang
Sarjana/Diploma 4, dan sisanya sebanyak 10 (sepuluh) orang dengan tingkat
pendidikan Pasca Sarjana (S2). Sementara berdasarkan rekapitulasi tingkat
pendidikan pegawai yang disandingkan dengan kompetensi pendidikan minimal
pada jabatan, KPP Semarang Selatan telah menempatkan seluruh pegawai
sesuai dengan kompetensi pendidikan minimal jabatan yang diperlukan.
Selain berdasarkan jumlah dan tingkat pendidikan pegawai, Direktorat
Jenderal Pajak telah melakukan pengukuran kompetensi pegawai kepada
sebagian besar pejabat melalui penilaian kompetensi manajerial yang
membandingkan antara hasil Assessment Center dengan Standar Kompetensi
Jabatan.
59
Total
No Nama Kantor Total Total
Pejabat % JPM % JPM
Eselon Eselon
(Eselon III < 72% ≥ 72%
III IV
dan IV)
1. KPP Pratama
1 10 11 9% 91%
Semarang Selatan
Dokumen Pendukung
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00015/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 tentang Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
60
2. Hasil Analisis Beban Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Laporan Kesenjangan Kompetensi Jabatan Berdasarkan Analisis Beban Kerja
Tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 348/KMK.01/2011 tanggal 25 Oktober
2011 tentang Standar Kompetensi Jabatan Eselon III di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
7. Hasil Job Personnel Match (JPM) KPP Pratama Semarang Selatan;
8. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01/PJ/2015 tanggal 8 Januari
2015 tentang Standar Kompetensi Jabatan Pejabat Eselon IV dan Pelaksana di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016 tentang Jabatan
Fungsional Pemeriksa Pajak;
10. Surat Direktur KITSDA Nomor S-33/PJ.11/2018 tanggal 19 Januari 2018 hal
Petunjuk Pelaksanaan Sidang Penilaian Tahun 2018;
11. Rekapitulasi Kualifikasi Pendidikan Pegawai Sesuai Jabatan Pegawai pada
KPP Pratama Semarang Selatan;
12. Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pegawai Sesuai Dengan
Kompetensi Jabatan pada KPP Pratama Semarang Selatan.
kompetensi jabatan pegawai. Hal ini dapat dilihat dari capaian jam pelatihan
pegawai yang telah memenuhi target yang ditentukan.
Selain itu KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan
pemetaan terhadap kebutuhan diklat baik secara langsung melalui kegiatan
identifikasi diklat pegawai maupun melalui pengusulan diklat atau kegiatan
pengembangan kompetensi di aplikasi e-Performance. Penawaran diklat juga
ditampilkan pada aplikasi SIKKA masing-masing pegawai sehingga pegawai
yang ingin mengikuti diklat yang ditawarkan dan telah memenuhi syarat
kompetensi minimal diklat yang ditawarkan dapat mengajukan diri secara
langsung melalui SIKKA. Pengajuan diklat pribadi pegawai nantinya akan
diproses lebih lanjut melalui pejabat UPK untuk diteruskan kepada
penyelenggara diklat.
Dokumen Pendukung:
1. Print Screen usulan diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar para pegawai yang
akan mengikuti diklat sesuai dengan tupoksi seksi masing-masing pegawai;
2. Print Screen Kalender Diklat dari Aplikasi SIKKA;
3. Surat Tugas dari Kepala KPP Pratama Semarang Selatan yang dikeluarkan
terkait upaya pengembangan kompetensi pegawai di lingkungan KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Daftar Usulan Pelatihan atau IHT Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Print Screen Monitoring Capaian Jamlat Pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan Tahun 2018.
Workshop sesuai dengan bakat, minat dan kompetensi pegawai maupun jabatan
yang diemban oleh pegawai.
Dokumen Pendukung:
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00012/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 25 Januari 2017 tentang In House Training
Penegakan Hukum dan Konfirmasi Status WP;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00033/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang In House Training
Dialog Kinerja Individu;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00050/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang In House Training
Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Kerja Pegawai 2017;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00069/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 21 April 2017 tentang In House Training
Diseminasi Pajak Internasional, Tenaga Penyuluh Perpajakan dan LHKPN,LP2P
dan DHK;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00099/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 22 Mei 2017 tentang In House Training
Diseminasi Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2017, Metode Pengamatan,
Pengelolaan Konten Situs Pajak dan Media Sosial;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00130/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 5 Juli 2017 tentang In House Training Pajak
Bertutur, Join Domain, Compliance Risk Management (CRM);
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00143/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Agustus 2017 tentang In House Training
Tata Cara Pemeriksaan Lapangan;
8. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00159/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang In House Training
Modul Baru;
9. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00196/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Oktober 2017 tentang In House Training
Peraturan Pemerintah No.36, Penunjukan Petugas Penilai, Consolidated Report
(CORO), Sharing Penggalian Potensi;
10. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00230/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 18 Oktober 2017 tentang In House Training
Jambreng PPN;
63
11. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00237/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 November 2017 tentang In House Training
Pengawasan Pasca TA, Pengawasan Bendahara dan FGD Persepsi Layanan
Pengguna APP Approweb;
12. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00240/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 7 November 2017 tentang In House Training
Bantuan Hukum dan Bea Meterai, Communication Skils dan Tehnik Pemeriksaan
bagi Petugas Pemeriksa Pajak;
13. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00294/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 13 Desember 2017 tentang In House Training
Kepemimpinan Nasional, Seminar Sinergi Antar Generasi, Bimbingan Teknis
Aplikasi Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan (Dropbox) Tahun 2017;
14. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
002/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Januari 2018 tentang In House Training
Pengelolaan Kinerja Pegawai, Petunjuk Pengisian e-LHKPN bagi Penyelenggara
Negara dan Sosialisasi Monitoring dan Evaluasi Digital Forensik;
15. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
018/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang In House Training S-
03/PJ/2018, E-SPT, Laporan Penempatan Hata Tambahan dan Pasfinal;
16. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
020/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Februari 2018 tentang In House Training
PER-18/PJ/2017, Pasfinal, PMK-211/PMK.03/2017;
17. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
038/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 tentang In House Training
Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018, Penguatan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, Penguatan Whistleblower,
Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio, Menu Baru Padi;
18. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
046/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 Maret 2018 tentang In House Training
Peraturan Perpajakan dan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;
19. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-72/PJ.11/2017 tanggal 2 Februari 2017
hal Petunjuk Pelaksanaan Leadership Development Program (LDP) dan In
House Training (IHT) Tahun 2017;
20. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-36/PJ/2017 tanggal 2 Februari 2017 hal
Petunjuk Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun 2017;
64
21. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 28 Februari 2018
hal Petunjuk Pelaksanaan Leadership Development Program (LDP) dan In
House Training (IHT) Tahun 2018;
22. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-53/PJ/2017 tanggal 14 Februari 2018 hal
Petunjuk Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun 2018;
23. Anggaran In House Training dan Internalisasi Corporate Value KPP Pratama
Semarang Selatan Tahun 2018;
24. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-383/PJ.01/2018 tanggal 26 Februari 2018
hal Petunjuk Penggunaan Anggaran Leadership Development Program (LDP)
dan In House Training (IHT) Tahun 2018;
25. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-297/PJ.01/2018 tanggal 14 Februari 2018
hal Petunjuk Umum Penggunaan Anggaran Internalisasi Corporate Value (ICV)
Tahun 2018;
26. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
27. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
28. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
29. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
30. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2018 KPP Pratama
Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung
1. Print Screen Monitoring Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan;
2. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
3. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2018 KPP Pratama
Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung:
1. Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 (kinerja
organisasi);
2. Kontrak Kinerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018 (kinerja
organisasi);
4. Kontrak Kinerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
5. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018
hal Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun
2018;
6. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-38/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018
hal Pedoman Penyusunan dan Penandatanganan Kontrak Kinerja
Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Tahun 2018;
67
Dokumen Pendukung:
1. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama Semarang
Selatan;
2. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama Semarang
Selatan;
3. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Tahun 2017;
6. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Four Tahun 2017;
7. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Four Tahun 2018;
8. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Tahun 2018;
9. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Five Tahun 2017;
10. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Five Tahun 2018;
11. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 hal
Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun 2018;
12. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-38/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 hal
Pedoman Penyusunan dan Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two
sampai dengan Kemenkeu-Five Tahun 2018.
69
Dokumen Pendukung:
1. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan I Tahun 2017;
2. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan II Tahun 2017;
3. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan III Tahun 2017;
4. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan IV Tahun 2017;
5. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
6. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester II Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
70
Salah satu aspek penilaian dalam seleksi program PKP adalah kinerja
pegawai, yang terdiri atas:
1) Nilai Prestasi Kinerja PNS (NPK PNS) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil (output aplikasi SIKKA), dan
2) Nilai Kinerja Pegawai (NKP) berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan (output aplikasi e-performance)
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun
2017 pasal 2 ayat (3b) bahwa pemberian tunjangan kinerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak dilakukan paling sedikit mempertimbangkan kriteria
capaian kinerja organisasi dan capaian kinerja pegawai. Sehingga hasil penilaian
kinerja individu juga ikut diperhitungkan dalam pemberian reward berupa
tunjangan kinerja pegawai.
Selain itu secara internal, KPP Pratama Semarang Selatan juga
memberikan penghargaan khusus kepada jabatan Account Representative
sesuai kriteria penilaian individu yang ditetapkan oleh Forum Account
Representative.
Dokumen Pendukung:
1. Dokumen dan Keputusan Penetapan Pegawai Terbaik Program Penghargaan
Kinerja Pegawai Pada Jabatan Tertentu di Lingkungan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2. Surat Direktur KITSDA Nomor S-284/PJ.11/2017 tanggal 8 Mei 2017 tentang
Program Penghargaan Kinerja Pegawai pada Jabatan Tertentu di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2017;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2015 tanggal 19
Maret 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2017 tanggal 23
Oktober 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
5. Laporan Hasil Kegiatan Forum Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Tunjangan Kinerja KPP Pratama
Semarang Selatan Bulan Januari s.d. Mei Tahun 2018;
72
46. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
161/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Agustus 2017 tentang Penegasan atas
Penegakan Disiplin Jam Kerja.
Dokumen Pendukung:
78
faktor penting yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Target yang ingin dicapai adalah:
meningkatnya kinerja instansi pemerintah; dan
meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian program penguatan akuntabilitas
kinerja adalah keterlibatan pimpinan serta pengelolaan akuntabilitas kinerja.
1. Keterlibatan Pemimpin
Secara umum pemimpin dalam kelompok bertanggung jawab dalam menggerakkan
aktivitas dan motivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Para ahli
mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah :
(1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala,
(2) memberi informasi,
(3) sebagai seorang perencana,
(4) memberi sugesti,
(5) mengaktifkan anggota,
(6) mengawasi kegiatan,
(7) memberi semangat untuk mencapai tujuan,
(8) sebagai katalisator,
(9) mewakili kelompok,
(10) memberi tanggung jawab,
(11) menciptakan rasa aman dan
(12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Sebagai pemimpin kelompok, seseorang harus berperan mendorong anggota
beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar tujuan dapat tercapai. Segala
masukan yang datang dari luar, baik berupa ide atau gagasan, tekanan-tekanan, maupun
berupa materi, semuanya harus diproses di bawah koordinasi pemimpin. Sehingga,
keterlibatan pemimpin dianggap penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi.
Dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsinya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Semarang Selatan terus menerus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
lagi. Perubahan tersebut disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan,
yang mengarah kepada peningkatan akuntabilitas dan kinerja organisasi. Tahapan ini lebih
82
dikenal dengan penyusunan rencana kerja. Sebuah rencana yang baik adalah rencana yang
melibatkan semua unsur yang ada di KPP Pratama Semarang Selatan.
Oleh karena itu, Kepala KPP Pratama Semarang Selatan selalu terlibat langsung dalam
penyusunan rencana kerja. Sebagai pimpinan, Kepala Kantor tentunya memiliki pandangan
yang lebih bijaksana terkait arah kebijakan yang akan diambil. Selain itu, pimpinan lebih bisa
memahami sumber daya yang dimiliki, sehingga kebijakan yang diambil juga memperhatikan
kemampuan sumber daya yang dimiliki. Arah kebijakan yang tepat diharapkan mampu
membawa organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Salah satu bentuk keterlibatan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan secara
langsung dalam penyusunan rencana kerja adalah melalui Rapat Pembinaan II-B dan Rapat
Pembinaan II-C. Rapat yang diadakan pada awal tahun ini membahas rencana kerja KPP
Pratama Semarang Selatan selama satu tahun kedepan.
Dokumen pendukung:
1) Undangan Nomor UND-03/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 24 Januari 2017 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
2) Undangan Nomor UND-05/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
3) Nota Dinas Nomor ND-37/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
4) Notula Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
5) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
6) Notula Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
7) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
8) Notula Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
9) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
10) Dokumentasi Keterlibatan Pimpinan Secara Langsung dalam Rapat Pembinaan II-C KPP
Pratama Semarang Selatan.
Pimpinan telah terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan Kinerja
(DJP) didasarkan pada Sasaran Strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai
indikator kinerja, dan implementasi Anggaran Berbasis Kinerja mengacu pada Rencana
Strategis DJP Tahun 2015-2019. Sesuai dengan penjabaran tersebut, seluruh pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan telah membuat perjanjian kinerja, dimana perjanjian tersebut
ditandatangani oleh pegawai dan pimpinan pegawai yang bersangkutan. Perjanjian kinerja ini
lebih dikenal dengan sebutan Kontrak Kinerja.
Sesuai dengan peraturan tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan, setiap atasan langsung bertanggung jawab untuk memastikan telah
ditandatanganinya Kontrak Kinerja Bawahan. Oleh karena itu, pimpinan atau atasan
langsung harus terlibat secara langsung dalam penetapan kinerja untuk memastikan seluruh
Kontrak Kinerja telah ditandatangani oleh bawahan. Pimpinan dalam hal ini tidak hanya
Kepala KPP Pratama Semarang Selatan sebagai pimpinan tertinggi, tetapi juga meliputi
seluruh Kepala Seksi sebagai atasan langsung dari masing-masing pegawai.
Dokumen pendukung:
1) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
3) Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.
Dokumen pendukung:
1) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan I Tahun 2017;
2) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan II Tahun 2017;
3) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan III Tahun 2017;
4) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan IV Tahun 2017;
5) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan I Tahun 2018;
6) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan I Tahun 2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan II Tahun 2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan III Tahun 2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan IV Tahun 2017;
10) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan I Tahun 2018;
11) Sampel Dialog Kinerja Individu KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.
Unit Kerja telah memiliki seluruh dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Rencana
Kerja Tahunan, dan Penetapan Kinerja)
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 perihal penyelenggaraan
SAKIP, terdapat 3 (tiga) langkah awal yang telah ditempuh oleh DJP dan KPP Pratama
Semarang Selatan dalam mengimplementasikan akuntabilitas kinerja.
Pertama, DJP telah menyusun rencana jangka menengah (rencana strategis).
Perencanaan strategis merupakan proses sistematis dan berkelanjutan dari pengambilan
keputusan yang berisiko tentang masa depan, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan yang antisipatif, dan mengorganisasikan secara sistematis usaha-usaha
melaksanakan keputusan tersebut serta mengukur hasilnya melalui umpan balik yang
terorganisasi.
Perencanaan strategis tersebut berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang,
dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang
jelas dan sinergis, DJP lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang,
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Perencanaan
strategis DJP tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015
tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019. Dengan adanya KEP-95/PJ/2015 ini
diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menghadapi ancaman eksternal dan
memanfaatkan peluang yang ada serta mendorong DJP menuju keunggulan organisasi dan
perbaikan kinerja yang berkelanjutan dalam menghimpun pajak.
Kedua, menyusun rencana kinerja tahunan. Perencanaan kinerja tahunan merupakan
proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang
telah ditetepkan dalam Rencana Strategis. Dengan acuan tujuan, sasaran, dan inisiatif
strategis yang dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015
86
tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, KPP Pratama Semarang Selatan
menyusun rencana kinerja tahunan. Dokumen rencana kinerja tahunan tersebut lebih dikenal
dengan sebutan Rencana Kerja Organisasi (RKO) atau Rencana Kerja KPP Pratama
Semarang Selatan.
Dokumen Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan memuat informasi tentang:
sasaran yang ingin dicapai oleh KPP Pratama Semarang Selatan dalam tahun yang
bersangkutan beserta rencana tingkat capaiannya (target),
program yang akan dilaksanakan KPP Pratama Semarang Selatan pada tahun
bersangkutan sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dan
kegiatan sebagai tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang akan dilakukan oleh
KPP Pratama Semarang Selatan dengan memperhatikan kebijakan dan program yang telah
ditetapkan.
Dalam menyusun RKO, KPP Pratama Semarang Selatan menyelaraskan sasaran,
program, dan kegiatan yang ingin dicapai dengan sasaran strategis pada Rencana Strategis
DJP serta Rencana Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I. Salah satu contoh
keselarasan antar dokumen perencanaan adalah, untuk mendukung pelaksanaan sasaran
strategis pada Rencana Strategis DJP yaitu “Peningkatan Efektivitas Pemeriksaan” maka
kanwil DJP Jawa Tengah I merancang program strategis berupa penyusunan basis data dan
bahan baku pemeriksaan. Berdasarkan inisiatif strategis dan program strategis tersebut, KPP
Pratama Semarang Selatan menyusun kegiatan strategis pemeriksaan pada RKO KPP
Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 berupa penyusunan persediaan Wajib Pajak
tertentu untuk diperiksa, meliputi kegiatan Pemilihan Wajib Pajak yang akan diperiksa
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Ketiga, membuat PK dengan atasan, yaitu masing-masing pegawai menandatangani
komitmen dengan atasan mengenai kinerja yang akan diwujudkan dalam satu tahun
mendatang melalui penetapan target kinerja. Penetapan Kinerja DJP didasarkan pada SS,
IKU sebagai indikator kinerja, dan implementasi Anggaran Berbasis Kinerja mengacu pada
Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019. Seluruh pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan telah membuat penetapan kinerja, dimana penetapan tersebut ditandatangani oleh
pegawai dan pimpinan pegawai yang bersangkutan. Penetapan kinerja ini lebih dikenal
dengan sebutan Kontrak Kinerja.
Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang tentang Rencana
Strategis DJP Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-2044/WPJ.10/2015
tentang Rencana Kerja Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2015-2019;
87
Terdapat 3 (tiga) dokumen perencanaan yang dimiliki oleh KPP Pratama Semarang
Selatan. Pertama Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang
Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, kedua RKO, dan ketiga adalah Kontrak Kinerja.
Masing-masing dari dokumen perencanaan tersebut telah berorientasi pada hasil karena
perencanaan tersebut memperhatikan potensi, peluang, dan tantangan yang ada dalam
menetapkan sasaran, program serta kegiatan untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh DJP sebagaimana juga diamanatkan dalam Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 adalah optimalisasi penerimaan negara
dan reformasi administrasi perpajakan. Tujuan ini kemudian dituangkan dalam destination
statement DJP Tahun 2015-2019 sebagai berikut:
Selain itu, DJP juga menetapkan 12 (dua belas) SS, yang merupakan konsesi yang
ingin dicapai secara nyata oleh DJP dalam rangka mencapai destination statement DJP
2015-2019. Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran
strategis diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Strategis sebagai berikut:
Sasaran Strategis DJP Tahun 2015-2019
Target
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
2015 2019
1. Penerimaan pajak yang Persentase realisasi penerimaan 100% 100%
optimal pajak terhadap target
2. Pemenuhan layanan publik Persentase tingkat kepatuhan formal 70% 80%
wajib pajak
3. Kepatuhan wajib pajak yang Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 72 (skala 73.66
tinggi DJP 100) (skala 100)
4. Pelayanan prima Jumlah penyampaian SPT melalui e- 2 Juta 24 Juta
filing SPT SPT
5. Peningkatan efektivitas Tingkat efektivitas penyuluhan 72
penyuluhan dan Tingkat efektivitas kehumasan 72
kehumasan
6. Peningkatan ekstensifikasi Persentase Wajib Pajak baru hasil 100% 100%
perpajakan ekstensifikasi yang melakukan
pembayaran
7. Peningkatan pengawasan Persentase himbauan SPT yang 100% 100%
wajib pajak selesai ditindaklanjuti
8. Peningkatan efektivitas Audit Coverage Ratio 100%
pemeriksaan Tingkat efektivitas pemeriksaan 87%
Tidak hanya pada Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, perencanaan yang
berorientasi pada hasil juga tercermin pada RKO KPP Pratama Semarang Selatan dan
Kontrak Kinerja seluruh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Pada matriks Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan memuat informasi
tentang program kerja, kegiatan, bahan pendukung, target, timeline atau waktu pelaksanaan,
sistem monitoring dan evaluasi, serta penanggung jawab. Rencana kerja tersebut dibagi lagi
menjadi Komisi Pengawasan Ekstra Effort, Komisi Penerimaan Rutin, Komisi Penerimaan
Bendahara, Komisi Pemeriksaan, Komisi Penagihan, Komisi Ekstensifikasi, dan Komisi
Humas. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut.
Kutipan Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017
No Program Kerja Kegiatan Bahan Pendukung Target
SEKSI PENGAWASAN
I PERSIAPAN a. Mapping Wajib Pajak Internal : SIDJP, MPN, 1 Kegiatan
DATA Apportal, Approweb
dan aplikasi internal
lainnya
b.Visit/ Pengamatan 10 WP per AR
c. Pemutahiran Profile WP 100%
1500 besar dan WP
Potensial
d. Penetapan Prioritas : 1 Kegiatan
1. WP tidak ikut TA
2. WP terdapat data
3. Saldo himbauan 2016
Sedangkan pada Kontrak Kinerja, dapat dilihat pada IKU Pegawai terdapat target yang
telah ditetapkan selama 1 (satu) tahun atau 12 (dua belas) bulan. Salah satu contohnya
adalah sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama Pegawai
Target
No. Rincian IKU Kuantitas/ Kualitas/
Waktu Biaya
Output Mutu
Persentase SKP yang tidak
1. 87% 100 12 bulan -
diajukan keberatan
Persentase realisasi pencairan
2. 100% 100 12 bulan -
Surat Ketetapan Pajak
Persentase penyelesaian
3. pemeriksaan tepat waktu untuk 70% 100 12 bulan -
SP2 Pemeriksaan Khusus
Persentase realisasi
4. 100% 100 12 bulan -
penyelesaian pemeriksaan
Persentase penyampaian
5. 85% 100 12 bulan -
produksi data
Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ.2015 tentang Rencana Strategis
DJP Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-2044/WPJ.10/2015
tentang Rencana Kerja Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2015-2019;
3) Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
4) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
5) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018.
Unit Kerja Memiliki IKU yang Ditetapkan Organisasi dan Juga Membuat IKU Tambahan
yang Sesuai dengan Karakteristik Unit Kerja
Kinerja organisasi adalah gambaran tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan
organisasi sebagai penjabaran dari visi dan misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Kinerja organisasi adalah sejumlah keluaran (output) berupa barang atau jasa yang
dihasilkan dari kegiatan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Untuk mengetahui tingkat
kemajuan kinerja organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah
berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi.
91
Semangat perubahan dimaksud adalah perubahan dari pola yang berorientasi pada masukan
(input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes
dan benefit). Artinya, sukses tidaknya sebuah organisasi tidaklah terletak pada banyaknya
jumlah program dan tersedianya sejumlah dana maupun sumber daya yang ada. Prinsip
yang berorientasi pada hasil merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) prinsip reinventing
government, bahwa organisasi publik diharapkan mampu mengembangkan paradigma
kewirausahaan yang berorientasi pada hasil yang dicapai, membiayai hasil bukan masukan
(funding outcome not input).
Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep IKU atau yang dikenal dengan Key
Performance Indicators (KPI). KPP Pratama Semarang Selatan yang merupakan salah satu
unit eselon III dibawah Kementerian Keuangan, penetapan dan pengelolaan IKU
berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK-467/KMK.01/2014. Hal ini juga
selaras dengan Surat dari Sekretaris DJP nomor S-389/PJ.01/2017 Tanggal 24 Februari
mengenai Revisi Daftar dan Manual IKU Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five
Unit Vertikal Tahun 2017 yang menegaskan mengenai penyampaian daftar IKU beserta
manualnya untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Kontrak Kinerja Tahun 2017.
Dengan demikian semua IKU yang ada merupakan ketentuan dari Kementerian Keuangan
yang telah disusun sesuai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan diatur
dalam KMK-467/KMK.01/2014.
Dalam KMK-467/KMK.01/2014, pengertian IKU yang selanjutnya disingkat IKU
dijabarkan sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian SS atau kinerja, dimana SS adalah
pernyataan mengenai apa yang harus dimiliki, dijalankan, dihasilkan atau dicapai organisasi
dan kinerja adalah hasil dari pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dan pegawai selama
periode tertentu. Pada setiap IKU terdapat manual IKU yaitu dokumen penjelasan mengenai
IKU yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kinerja.
Penyelarasan perencanaan strategis dan eksekusi strategi dilakukan berdasarkan
Balanced Scorecard (BSC) yang dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Piramida Penyelarasan Strategi
92
Visi dan misi organisasi mengarahkan seluruh komponen organisasi agar memiliki
gambaran/cita-cita yang sama. Hal tersebut mendasari pengambilan keputusan,
perencanaan masa depan, pengkoordinasian pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, serta
mendorong inovasi ke depan. Selanjutnya, tujuan dirumuskan sebagai tahapan kualitatif
untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Agar tujuan-tujuan tersebut lebih mudah dicapai,
dirumuskan sasaran-sasaran yang mendeskripsikan kondisi spesifik dan terukur yang ingin
diwujudkan pada periode tertentu.
Mengacu pada sasaran-sasaran tersebut, sasaran-sasaran strategis dirumuskan
sebagai suatu prioritas yang ingin dimiliki, dijalankan dan dicapai organisasi pada periode
tertentu. Untuk memastikan bahwa sasaran strategis tersebut dapat dicapai, maka perlu
dilakukan manajemen atas resiko kegagalan pencapaian SS. Pencapaian SS tersebut diukur
oleh IKU. Setiap IKU disertai dengan target yang menggambarkan kinerja yang harus
dicapai. Untuk mencapai target IKU, dapat dilaksanakan kegiatan terobosan yang disebut
Inisiatif Strategis (IS). Pada prinsipnya, perumusan dan pelaksanaan seluruh tahapan di atas
senantiasa dilakukan dalam kerangka nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Penggunaan metode BSC dalam pengelolaan kinerja yang bertujuan agar kinerja
menjadi terukur dan terarah. Penilaian kinerja meliputi seluruh organisasi dan pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan. Penilaian kinerja organisasi dan pegawai diharapkan
sebagai "early warning system" bagi pimpinan organisasi, para atasan, dan akhirnya bagi
Kementerian Keuangan untuk terus antisipatif dan proaktif terhadap tantangan dan
kesempatan yang ada demi mencapai tujuan reformasi birokrasi.
Pengelolaan kinerja berbasis BSC di Kementerian Keuangan dibagi ke dalam 6 (enam)
level, yaitu :
Kemenkeu-Wide : level Kementerian (Komitmen Kinerja Menteri dan Kontrak Kinerja
Wakil Menteri);
Kemenkeu-One : level Unit Eselon I (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon I);
Kemenkeu-Two : level Unit Eselon II (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural EseloN II);
Kemenkeu-Three : level Unit Eselon III (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon III);
Kemenkeu-Four : level Unit Eselon IV (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon IV);
Kemenkeu-Five : Kontrak Kinerja Staf Ahli Menteri, Tenaga Pengkaji, Pejabat Fungsional,
level unit Eselon V dan Pelaksana.
Pada KPP Pratama Semarang Selatan, Pengelolaan Kinerja meliputi Kemenkeu-Three,
Kemenkeu-Four dan Kemenkeu-Five sesuai dengan level unit Eselonnya.
Untuk efektifitas penyelarasan perencanaan strategis dan eksekusi strategi diatas,
seluruh unit/pegawai perlu menjabarkan dan menyelaraskan SS, IKU, dan/atau target IKU
secara vertikal dari level unit/pegawai yang lebih tinggi ke level unit/pegawai yang lebih
93
rendah. Selain di secara vertikal, penyelarasan juga dilakukan secara horizontal. Hal tersebut
lebih dikenal dengan sebutan cascading dan alignment. Pada dasarnya, cascading SS dan
IKU harus dilakukan secara hierarkis sesuai dengan level pengelolaan kinerja di Kementerian
Keuangan. Namun, cascading dapat dilakukan tidak secara hierarkis karena struktur
organisasi. Cascading IKU harus memperhatikan level wewenang dan tanggung jawab
unit/pegawai sehingga IKU tidak selalu di-cascade hingga level pelaksana.
SS cascading adalah SS yang diturunkan atau dijabarkan dari level unit yang lebih
tinggi ke level unit yang lebih rendah. Selain SS cascading, unit juga dapat merumuskan
SS tambahan berupa SS non-cascading. SS non-cascading dirumuskan pada unit yang
bersangkutan. SS tersebut bukan hasil penurunan atau penjabaran dari level unit yang lebih
tinggi ke yang lebih rendah, SS non-cascading hanya boleh dirumuskan oleh unit pemilik
peta strategi.
IKU cascading adalah IKU yang diturunkan atau dijabarkan dari level unit yang lebih
tinggi ke level unit yang lebih rendah. Selain menggunakan IKU cascading, unit/pegawai
dapat merumuskan IKU tambahan berupa IKU non-cascading. Penyusunan IKU non-
cascading dilakukan untuk mendukung suatu Sasaran Strategis dan/atau Uraian Jabatan
dan/atau penugasan pokok lainnya. IKU non-cascading dirumuskan pada unit/pegawai yang
bersangkutan dan bukan hasil penurunan atau penjabaran dari level unit/pegawai yang lebih
tinggi ke level unit/pegawai yang lebih rendah.
Alternatif Cascading IKU dan Alignment
94
Sebagai salah satu contohnya IKU Kemenkeu-Four Tahun 2018 (Kepala Seksi
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama Semarang Selatan) yaitu
Persentase rekomendasi penetapan jabatan dan peringkat sesuai dengan ketentuan. Pada
manual IKU kemenkeu-four, IKU tersebut digolongkan dalam jenis non-cascading IKU karena
IKU tersebut tidak ada dalam IKU kemenkeu-Three sehingga dapat dikatakan sebagai IKU
tambahan.
Seluruh Manual Indikator Kinerja Utama yang ada di KPP Pratama Semarang Selatan,
dari Kemenkeu-Three sampai dengan Kemenkeu-Five telah digolongkan permasing-masing
jenis cascading-nya. Dari Jenis Cascading Peta, Cascading Non-Peta, dan Non-Cascading.
Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2) Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 perihal
Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-Two
sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun 2018;
3) Target dan Trajectory Indikator Kinerja Utama Tahun 2017;
4) Target dan Trajectory Indikator Kinerja Utama Tahun 2018;
5) Lembar Penetapan Manual Indikator Kinerja Utama Tahun 2017;
6) Lembar Penetapan Manual Indikator Kinerja Utama Tahun 2018;
7) Manual IKU Kemenkeu – Three Tahun 2017;
8) Manual IKU Kemenkeu – Three Tahun 2018;
9) Manual IKU Kemenkeu – Four Tahun 2017;
10) Manual IKU Kemenkeu – Four Tahun 2018;
11) Manual IKU Kemenkeu – Five Tahun 2017;
12) Manual IKU Kemenkeu – Five Tahun 2018.
3) Agreeable
IKU ini telah disetujui antara Kepala KPP Pratama Semarang Selatan sebagai
pelaksana IKU dan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I sebagai atasan langsung dari
pelaksana IKU. Hal ini tertuang dalam dokumen Kontrak Kinerja yang ditandatangani kedua
belah pihak.
4) Realistic
IKU ini dihitung dalam satuan persen dengan target yang telah ditentukan sebagai berikut :
Periode Target (%)
Triwulan I 67%
Triwulan II 75%
Triwulan III 80%
Triwulan IV 82%
Tahunan 82%
5) Time-Bounded
IKU ini memiliki jenis konsolidasi periode Take Last Known Value, dimana angka target
atau realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir. Target yang tercapai disetiap
triwulan akan dimasukkan dalam capaian triwulan berikutnya (saldo menggulung) dan pada
akhirnya target tahunan harus tercapai di triwulan IV. Namun demikian, target di setiap
triwulan harus tercapai karena periode pelaporan dilakukan setiap triwulanan.
6) Continously Improved
Terdapat perubahan manual IKU Persentase penyampaian SPT melalui e-Filing pada
tahun 2017 dan tahun 2018 (terlampir). Perubahan tampak pada deskripsi, perhitungan
capaian dan target capaian IKU. Perubahan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Penjabaran di atas, kami ringkas pada dokumen Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-
three Tahun 2017 dan 2018 yang telah memenuhi kriteria SMART-C. Dokumen tersebut
merupakan manual IKU DJP sesuai dengan format baku manual IKU pada Keputusan
Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
Dokumen Pendukung :
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Kementerian Keuangan
2) Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-three Tahun 2017 yang telah memenuhi kriteria
SMART-C
97
3) Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-three Tahun 2018 yang telah memenuhi kriteria
SMART-C
Setiap triwulan, Kepala Wilayah DJP Jawa Tengah I akan meminta Laporan Capaian
Kinerja kepada masing-masing KPP. Berdasar Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I
Nomor S-857/WPJ.10/2018 tanggal 3 April 2018 perihal Permintaan Laporan NKO dan
Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2018, batas waktu pelaporan adalah 9 April 2018.
KPP Pratama Semarang Selatan telah menyampaikan Laporan NKO secara tepat waktu
pada tanggal 9 April 2018.
Dokumen Pendukung :
1) Surat Pengantar Nomor SP-47/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 16 Januari 2017;
2) Surat Pengantar Nomor SP-85/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018;
3) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-58/WPJ.10/KP.10/2017 tanggal 6
Januari 2017 perihal Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2016 di Lingkungan
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I;
4) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-190/WPJ.10/2018 tanggal 24 Januari
2018 perihal Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2017 di Lingkungan Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I;
5) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2016;
6) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun 2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan II Tahun
2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan III Tahun
2017;
10) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan IV Tahun
2017;
11) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-857/WPJ.10/2018 tanggal 3 April
2018 perihal Permintaan Laporan NKO dan Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun
2018;
12) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2018.
penyusunan LAKIN adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara
memadai atas hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan pelaporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur
kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Pada
dasarmya setiap laporan kinerja disusun oleh setiap unit organisasi yang menyusun
perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang :
(1) uraian singkat organisasi,
(2) rencana dan target kinerja yang ditetapkan,
(3) pengukuran kinerja, dan
(4) evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan
dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis ini juga mencakup efisiensi
penggunaan sumber daya.
LAKIN yang disusun oleh KPP Pratama Semarang Selatan telah mencangkup seluruh
informasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk informasi kinerja. Dalam
laporan kinerja tersebut, terdapat pembahasan mengenai capaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang disajikan dalam tabel, dimana tabel tersebut menjelaskan tentang realisasi dari
target per masing-masing IKU. Berikut adalah salah satu contoh tabel capaian IKU pada
Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.
Realisasi
Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2017
2017
SS.1 Penerimaan Pajak 1a-N Persentase Realisasi 100,00% 76,87%
Negara yang Optimal Penerimaan Pajak Rutin
(Stakeholder
Perspective) 1b-N Persentase Realisasi 100,00% 84,22%
Penerimaan Extra Effort
SS.2 Kepatuhan Wajib Pajak 2a-N Persentase tingkat kepatuhan 60,00% 109,04%
yang Tinggi (Customer formal WP Badan dan OP Non
Perspective) Karyawan
2b-N Persentase pertumbuhan WP 30,00% 42,50%
Badan dan OP Non Karyawan
yang melakukan pembayaran
SS.3 Pelayanan Prima 3a-N Persentase Penyampaian SPT 78% 74,24%
(Internal Process Melalui e-Filing
100
Perspective)
SS.4 Peningkatan Efektivitas 4a-N Persentase Efektivitas 55% 89,46%
Penyuluhan (Internal Kegiatan Penyuluhan
Process Perspective)
Selain itu, dalam Laporan Kinerja juga dibahas mengenai evaluasi dan analisis kinerja atas
capaian IKU. Evaluasi dibahas dengan membandingkan antara target yang telah ditetapkan
dengan realisasi yang dicapai pada tahun berjalan. Berangkat dari hasil evaluasi tersebut,
KPP Pratama Semarang Selatan mencoba untuk menganalisis faktor-faktor penyebab target
yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat terealisasi secara optimal. Evaluasi dan analisis
dilakukan per SS serta per IKU.
Pada akhir penjabaran dalam laporan kinerja, KPP Pratama Semarang Selatan
berusaha untuk menarik kesimpulan dari pelaksanaan kinerja KPP Pratama Semarang
Selatan selama satu tahun. Berikut adalah kesimpulan yang tertulis pada LAKIN Tahun 2017:
“Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
kinerja KPP Pratama Semarang Selatan untuk tahun 2017 menunjukan hasil yang
baik. Hal ini dapat dilihat dari realisasi capaian beberapa program kegiatan, baik
output maupun outcome-nya menunjukkan hasil yang baik. Meskipun realisasi
target penerimaan yang dicapai KPP Pratama Semarang Selatan sebesar 80,19%
dari target yang diberikan, semoga senantiasa menambah semangat kami dalam
usaha meningkatkan kinerja dan mecapai target penerimaan pajak di tahun 2018.”
Tidak berhenti pada evaluasi, analisis dan pelaporan tentang capaian IKU, pada
laporan kinerja, KPP Pratama Semarang Selatan juga menyampaikan kinerja lainnya yang
telah dicapai dalam tahun yang bersangkutan.
Dokumen Pendukung:
1) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2016;
2) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
102
3) Validasi NKO KPP Pratama Semarang Selatan oleh Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I;
4) S-58/WPJ.10/KP.10/2017 tentang Penetapan Nilai Kinerja Organisasi Kantor
Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2017;
5) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2017;
6) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan II Tahun
2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan III Tahun
2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan IV Tahun
2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2018.
Dokumen Pendukung:
1) Sasaran Kerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang mengelola kinerja;
103
V. PENGUATAN PENGAWASAN
Sejatinya pemerintahan yang baik dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakatnya
terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, penataan sistem pemerintahan harus
terus dilakukan untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang profesional, efektif, dan efisien.
KPP Pratama Semarang Selatan sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian
Keuangan selalu berkomitmen untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional dan
terus melakukan perbaikan guna meningkatkan citra pemerintahan yang baik di masyarakat.
Pengawasan yang berkesinambungan merupakan salah satu hal terpenting yang
dilakukan dalam penyelenggaraan pemerintah, hal itu dapat dijadikan sebagai tolak ukur
apakah penyelenggaraan pemerintahan sudah berjalan dengan baik, profesional, efektif, dan
efisien dan KPP Pratama Semarang Selatan mewujudkannya dalam berbagai kegiatan
pengendalian gratifikasi, penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),
monitoring dan evaluasi pengaduan masyarakat, penerapan Whistleblowing System (WBS),
dan penanganan benturan kepentingan.
Dari kegiatan tersebut, diharapkan pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada stakeholder dengan berpedoman pada kode
etik dan peraturan yang berlaku.
1. Pengendalian Gratifikasi
Korupsi merupakan salah satu masalah yang masih sering terjadi di Indonesia, dan
banyak diperbincangkan oleh masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
juncto Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi yang pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu: i) kerugian keuangan Negara; ii) suap-menyuap; iii)
penggelapan dalam jabatan; iv) pemerasan; v) perbuatan curang; vi) benturan kepentingan
dalam pengadaan; vii) dan gratifikasi.
Dari berbagai macam tindak pidana korupsi yang diatur undang-undang, gratifikasi
tergolong masih asing dan baru dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia.
Menurut Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, gratifikasi didefinisikan
sebagai suatu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalam negeri maupun yang di
luar negeri dan dilakukan dengan menggunakan sarana elektronika maupun tanpa sarana
elektronika. Perbuatan penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara
107
Negara yang dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian tersebut dilakukan karena
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
Kementerian Keuangan sendiri telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 7/PMK.09/2017 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian
Keuangan sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam melawan gratifikasi.
Direktorat Jenderal Pajak melalui Surat Direktur KITSDA Nomor S-125/PJ.11/2017
memerintahkan kepada seluruh Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
dan Kantor Pelayanan dan Penyuluhan Perpajakan (KP2KP) untuk membentuk Unit
Pengendalian Gratifikasi (UPG).
a. Telah dilakukan Public Campaign tentang Pengendalian Gratifikasi
Jawaban : A
KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan berbagai macam kegiatan public
campaign tentang pengendalian gratifikasi. Kegiatan-kegiatan tersebut oleh KPP Pratama
Semarang Selatan dilakukan baik internal untuk penguatan komitmen pegawai KPP Pratama
Semarang Selatan maupun eksternal untuk mengkampanyekan komitmen KPP Pratama
Semarang Selatan dalam melawan segala bentuk tindakan Gratifikasi.
Penguatan komitmen pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dilakukan dengan
instruksi dari Kepala Kantor dalam kegiatan bimbingan Bantuan Hukum, Sharing Session
Pengendalian Gratifikasi dan Whistleblowing System melalui Nota Dinas Nomor ND-
108/WPJ.10/KP.04/2018. Dalam acara tersebut Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
menghimbau para pegawai untuk menolak segala bentuk gratifikasi. Aparatur Sipil Negara
Kementerian Keuangan memiliki kewajiban untuk:
a. Menolak gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugas yang bersangkutan;
b. Melaporkan penolakan gratifikasi kepada Unit Pengendali Gratifikasi (UPG);
c. Melaporkan penerimaan gratifikasi yang tidak dapat ditolak melalui UPG atau secara
langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berbagai macam kegiatan pun telah dilakukan untuk mengkampanyekan
pengendalian gratifikasi di lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Pada tahun 2017,
untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia dilakukan jalan sehat dan membagikan bunga
serta souvenir kepada masyarakat di sekitar kantor sebagai bentuk ajakan untuk melawan
korupsi apapun bentuknya.
108
Pada setiap tahun seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan melakukan
penandatanganan Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen untuk bekerja sesuai tugas dan
fungsinya dengan tetap berpegang teguh pada Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
dan Peraturan Perundang-undangan. Pelaporan kegiatan pengendalian gratifikasi di KPP
Pratama Semarang Selatan dilakukan secara berkala setiap bulan melalui Laporan
Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi.
KPP Pratama Semarang Selatan dalam melakukan pengendalian gratifikasi di unit
kerja memiliki inovasi yang dapat meningkatkan komitmen untuk melawan gratifikasi secara
tidak langsung yaitu dengan membuat banner yang berisi ajakan untuk menolak gratifikasi,
banner ini merupakan hasil karya dari pegawai sendiri dan diletakkan di ruang publik kantor,
design banner juga dipublikasikan melalui media sosial. Kemudian pada tahun 2016 KPP
Pratama Semarang Selatan ikut berkontribusi dalam kompetisi yang diadakan oleh internal
Direktorat Jenderal Pajak, iklan layanan masyarakat yang berjudul “Strike Down Corruption”
merupakan hasil karya pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang dipersembahkan
kepada masyarakat sebagai bentuk kampanye untuk melawan segala tindak pidana korupsi
termasuk gratifikasi. Iklan layanan masyarakat ini diputar pada ruang Tempat Pelayanan
Terpadu. Hal ini dilakukan agar secara tidak langsung dapat menanamkan sikap anti korupsi
pada masyarakat maupun pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/PMK.09/2017 tentang
Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Surat Direktur KITSDA Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 1Maret 2017 tentang
Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi;
3. Surat Pengantar Nomor SP-231/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 6 Maret 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Februari Tahun
2017 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Surat Pengantar Nomor SP-318/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 April 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Maret Tahun 2017 pada
KPP Pratama Semarang Selatan;
5. Surat Pengantar Nomor SP-404/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 Mei 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan April Tahun 2017 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
6. Surat Pengantar Nomor SP-516/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Mei Tahun 2017 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
110
19. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2017;
20. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2018;
21. Foto Pemasangan Banner Tolak Gratifikasi;
22. Video Iklan Layanan Masyarakat KPP Pratama Semarang Selatan;
23. Foto Penampilan Iklan Layanan Masyarakat KPP Pratama Semarang Selatan
pada media informasi di Tempat Pelayanan Terpadu.
2. Penerapan SPIP
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 1 angka 1 dan 2 dijelaskan bahwa Sistem
Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah memiliki beberapa unsur yang meliputi :
1) Lingkungan pengendalian
2) Penilaian risiko
3) Kegiatan pengendalian
4) Informasi dan komunikasi
5) Pemantauan
Kementerian Keuangan telah menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 130/KMK.09/2011 tentang Kebijakan Pengawasan Intern Kementerian
Keuangan. Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern dilaksanakan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun meliputi pembangunan metodologi, perangkat, dan
mekanisme kerja dengan melalui 2 (dua) tahapan pelaksanaan, yaitu:
1) Jangka Pendek
Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern jangka pendek
dilaksanakan pada tahun 2011 dengan sasaran berupa terlaksananya pemantauan
(monitoring) pegendalian intern pada unit kerja untuk kegiatan tertentu; dan
2) Jangka Panjang
Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern jangka panjang
dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 dengan sasaran berupa terbentuknya
112
struktur unit kontrol intern yang permanen pada tiap unit Eselon I dan terlaksananya
penerapan secara luas dan memadai di lingkungan Kementerian Keuangan.
sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi kinerja. Dialog Kinerja Individu
dilaksanakan dalam rangka pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja
bawahan, yang dilaksanakan sesuai dengan periode pelaksanaan, metode
pelaksanaan, serta mekanisme pelaporan yang telah ditetapkan. Selain itu, KPP
Pratama Semarang Selatan juga secara rutin setiap tiga bulan sekali (triwulan)
melakukan evaluasi atas Capaian Indikator Kinerja Utama. Laporan Capaian
Kinerja Utama berupa hasil perhitungan Nilai Kinerja Organisasi yang kemudian
dikirimkan ke Kanwil DJP Jawa Tengah I untuk dievaluasi dan ditindak lanjuti.
Unit Kepatuhan Internal adalah unit kerja pada instansi vertikal dan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan
tugas kepatuhan internal, yaitu pemantauan pengendalian intern, pemantauan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai, dan pemantauan tindak lanjut
pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
Unit Kepatuhan Internal melakukan pemantauan kode etik dengan
berbagai macam metode, seperti melakukan inspeksi mendadak untuk memantau
kedisiplinan pegawai dalam berpakaian, menggunakan atribut kerja, dan
pelaksanaan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya. Selain itu, juga dilakukan
Pemantauan Jam Kerja dengan periode triwulanan untuk memantau keberadaan
pegawai pada saat jam kerja apakah berada di ruangan kerja atau tidak berada
diruangan dengan surat tugas, surat cuti, surat izin, ataukah tanpa keterangan.
Unit Kepatuhan Internal juga melakukan pemantauan surat tugas Account
Representative dan Fungsional Pemeriksa Pajak dengan cara mendatangi lokasi
Wajib Pajak dan melakukan wawancara untuk memastikan kunjungan dan
pelaksanaan tugas yang tidak melanggar kode etik dan disiplin pegawai
KPP Pratama Semarang Selatan telah membangun seluruh lingkungan
pengendalian dan membuat inovasi terkait lingkungan pengendalian yang sesuai
karakteristik unit kerja. Agar dapat menciptakan dan memelihara lingkungan yang
positif dan mendukung pengendalian intern, hal yang dilakukan oleh KPP Pratama
Semarang Selatan adalah dengan memasang poster yang berisi Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan, Program Budaya Kementerian Keuangan, Program Rutin
Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Kode Etik Pegawai Direktorat
Jenderal Pajak, dan Sarana Pengaduan. Bentuk lain bahwa KPP Pratama
Semarang Selatan telah membentuk lingkungan pengendalian adalah dengan
membuat tanda cap yang bertuliskan “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut
Biaya” yang kemudian akan dicap di atas produk hukum atau lembar tanda terima
wajib pajak. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan proses kerja dan sebagai salah
satu media untuk meminimalisir pelanggaran maupun risiko yang dapat terjadi
114
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Maret 2007
tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Departemen Keuangan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007 tentang
Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.09/2011 tentang Kebijakan
Pengawasan Intern Kementerian Keuangan;
6. Keputusan Kementerian Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 tentang
Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September
2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016 tentang Pedoman
Dialog Kinerja Di Lingkungan Kementerian Keuangan;
9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 42/PJ/2013 tentang Pelaksanaan
Tugas Unit Kepatuhan Internal Pada Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
10. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2007 tanggal 23 Juli
2007 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak;
11. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-96/PJ/2013tanggal 12 April 2013
tentang Pelaksanaan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-
37/KMK.01/2012 tentang Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Keuangan Dalam Rangka Perwujudan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan;
12. Surat Diretorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Nomor S-806/PJ.11/2017 hal Penyampaian SE-34/MK.1/2017 tentang
Penilaian Kinerja Semester II Tahun 2017 dan Pelaporan Dialog Kinerja
Individu Periode I Tahun 2018;
115
27. Validasi NKO TW IV Tahun 2017, BA Validasi NKO TW IV Tahun 2017 dan
Rincian Hasil Validasi NKO TW IV Tahun 2017;
28. Laporan Capaian Kinerja (NKO) Triwulan I tahun 2018;
29. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain ( Pemantauan Kepatuhan
Jam Kerja);
30. Laporan Pemantauan Kepatuhan terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Inspeksi Mendadak (SIDAK);
31. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan Dalam Bentuk Lain (Pemantauan terhadap
Proses Kunjungan/Visit Account Representative);
32. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan Dalam Bentuk Lain (Pemantauan terhadap
Proses Pemeriksaan Lapangan oleh Fungsional Pemeriksa);
33. Laporan Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan
(PEIKR) KPP Pratama Semarang Selatan Nomor SP-
1089/WPJ.10/KP.04/2017;
34. Nota Dinas Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV KPP Pratama
Semarang Selatan nomor ND-182/WPJ.10/KP.0410/2018 tentang Pengelolaan
Dialog Kinerja Individu Triwulan III Tahun 2018;
35. Foto kegiatan morning activity KPP Pratama Semarang Selatan;
36. Foto Poster Pembentukan Lingkungan Pengendalian KPP Pratama Semarang
Selatan;
37. Foto berkas yang bercap “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut Biaya”.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang Manajemen
Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
91/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pembentukan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
25/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Perubahan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
4. SP-30/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Laporan Pemantauan Manajemen Risiko
Triwulan IV Tahun 2017;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
67/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Sosialisasi Penguatan Program Budaya DJP di
lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
68/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Sosialisasi Penguatan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor NDR-
01/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
8. Undangan Rapat Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Tahun
2018.
Dokumen Pendukung :
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
26/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Rencana Pemantauan Tahunan Unit
Kepatuhan Internal Tahun 2018;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor NDR-
01/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
38/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 hal In House Training
dengan materi antara lain Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018,
Penguatan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai
DJP dan Disiplin PNS, Penguatan Whistleblowing System, Pengendalian
Gratifikasi, Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio, dan Menu Baru
PADI;
4. Foto Poster Pembentukan Lingkungan Pengendalian KPP Pratama
Semarang Selatan.
123
3. Pengaduan Masyarakat
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sebagai instansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan
publik, Direktorat Jenderal Pajak tentu memiliki standar pelayanan tertentu. Salah satu
cara untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan memiliki kanal tersendiri dalam
hal pengaduan layanan perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak memiliki unit pelaksana
teknis di bidang layanan pemberian informasi dan penanganan pengaduan yang
selanjutnya disebut dengan Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak (KLIP DJP). Unit ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan
yang meliputi pemberian dan penyampaian informasi perpajakan serta penerimaan dan
pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
a) Kring Pajak :
Telepon : 1500200
Ponsel : (Kode area setempat) 1500200
b) Faksimili : (021) 5251245
c) Email : pengaduan@pajak.go.id
d) Situs Pajak (www.pajak.go.id)
2. Direktorat P2Humas
Surat yang diajukan atau datang langsung ke alamat: Direktorat
Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2Humas)
Gedung Utama, Lantai 16 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
Jalan Gatot Subroto, Kavling 40-42, Jakarta 12190
Selain menggunakan saluran pengaduan langsung ke Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak, KP2KP, KPP dan Kanwil DJP menjadi Penerima Pengaduan apabila
Pelapor menyampaikan pengaduan melalui surat atau datang langsung ke unit kerja.
KPP Pratama Semarang Selatan memiliki kotak kepuasan dan saran untuk
menampung adanya saran atau aduan yang langsung dimasukkan Wajib Pajak pada
saat berkunjung ke Tempat Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan Pajak, hal itu
merupakan salah satu bentuk pelayanan dan kepedulian KPP Pratama Semarang
Selatan dalam menerima pengaduan masyarakat. Selain kotak saran, KPP Pratama
Semarang Selatan juga mempublikasikan saluran pengaduan kepada masyarakat
melalui media sosial, pemasangan poster yang merupakan hasil karya pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan di ruang publik, dan kop surat, amplop serta map KPP
Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
125
Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
8) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014 tentang Tata
Cara Pengelolaan Pelayanan Perpajakan;
9) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Januari
2018;
10) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Februari
2018;
11) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Maret 2018;
12) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan April 2018;
13) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Mei 2018;
14) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Juni 2018.
127
Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
128
14) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Juni 2018.
4. Whistleblowing System
Whistleblowing System adalah aplikasi yang disediakan oleh Kementerian
Keuangan bagi masyarakat atau pegawai yang memiliki informasi dan ingin
melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan PER-22/PJ/2011 tentang
Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak untuk mencegah dan
melakukan deteksi dini atas pelanggaran yang mungkin terjadi di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak melalui peningkatan peran serta pegawai dan masyarakat secara aktif
untuk menjadi pelapor pelanggaran (whistleblower).
a. Apakah Whistleblowing SystemSudah Diinternalisasi?
Jawaban : Ya
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
134
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan oleh Direktorat
Kepatuhan dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA);
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan
Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2012 tanggal 14
Maret 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Januari 2018;
5. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Februari 2018;
6. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Maret 2018;
7. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan April 2018;
8. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Mei 2018;
9. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Juni 2018;
136
Dalam rangka menuju tata kelola pemerintahan yang bebas dari korupsi,
diperlukan suatu kondisi yang bebas dari benturan kepentingan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan
Kepentingan .
1. Gratifikasi
Kondisi yang menyebabkan benturan kepentingan adalah pemegang jabatan
mendapatkan hadiah/fasilitas dari Wajib Pajak, pegawai, maupun pihak lain.
Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan penandatanganan pakta
integritas, internalisasi kode etik, pelaporan gratifikasi, pelaporan LHKPN,
pelaporan Alpa (LP2P).
2. Penggunaan aset
Kondisi yang mungkin terjadi adalah penggunaan aset untuk kepentingan
keluarga. Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan internalisasi
kode etik, pelaksanaan SOP Pengelolaan aset, penempelan Stiker
penggunaan kendaraan dinas.
3. Rahasia Jabatan
Kondisi yang menyebabkan benturan kepentingan adalah membocorkan
informasi sehubungan dengan Tupoksi kepada pihak yang tidak
berkepentingan. Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan
penandatanganan pakta integritas, internalisasi kode etik, dan pengaturan
klasifikasi surat.
4. Penyalahgunaan Jabatan
Kondisi yang mungkin terjadi mempergunakan jabatan untuk memberikan
fasilitas kepada diri sendiri maupun pihak lain yang tidak berhak sehubungan
139
Dokumen Pendukung:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6
Juni 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007
tentang Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13
Maret 2007 tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Departemen Keuangan;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
151/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan
Kepentingan Terkait Pelaksanaan Tupoksi di Lingkungan KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
152/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan
Kepentingan di Lingkungan K Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Penanganan Benturan Kepentingan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007 tentang
Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
157/WPJ.10/KP.04/2018 hal Benturan Kepentingan;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
151/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan Kepentingan
Terkait Pelaksanaan Tupoksi di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
152/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan Kepentingan
di Lingkungan K Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
157/WPJ.10/KP.04/2018 hal Benturan Kepentingan;
3. Laporan Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama
Semarang Selatan tentang Implementasi Penanganan Benturan
Kepentingan di KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2017;
5. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2018.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
2. Laporan Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama
Semarang Selatan tentang Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Penanganan
Benturan Kepentingan di KPP Pratama Semarang Selatan.
143
144
145
1. Standar Pelayanan
Jawaban : A
Dokumen Pendukung :
Jawaban : A
Penghasilan juga membuat Uraian Penelitian atas Penelitian Formal Bukti Pemenuhan
Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan, sehingga mengurangi kesalahan dalam pengerjaan dan Petugas yang
akan melakukan penelitian materiil lebih terbantu dalam melaksanakan penelitian
materiil.
KPP Pratama Semarang Selatan juga membuat tanda terima Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan yang
disertai dengan tanda tangan Wajib Pajak yang menerima Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pengawasan atas penerimaan Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan dan
menghindari supaya berkas-berkas tersebut tidak tercecer.
Bentuk inovasi lain yang sudah dilakukan oleh KPP Pratama Semarang
Selatan yaitu meluncurkan Aplikasi 508 Apps yang di dalamnya terdapat menu SMS
Hotline. Menu SMS Hotline ini merupakan pengembangan dari SMS Blast yang
sebelumnya pernah dipakai namun masih terkendala dimana komunikasi tersebut
hanya dapat dilakukan secara satu arah. Menu SMS Hotline digunakan untuk
mengirimkan pesan singkat terhadap Wajib Pajak untuk mengingatkan batas waktu
pelaporan SPT, dan juga memberitahukan kepada Wajib Pajak apabila permohonan
atas produk hukum yang diajukan sudah selesai dan sudah dapat diambil oleh Wajib
Pajak. Selain itu, Wajib Pajak dapat berkonsultasi dan melakukan permohonan kode
billing melalui SMS Hotline. Diharapkan dengan adanya SMS Hotline dapat menjadi
media KPP Pratama Semarang selatan untuk memberikan pelayanan yang unggul
terhadap Wajib Pajak.
Dokumen Pendukung :
2. Foto akrilik visi, misi, dan janji pelayanan pada dinding TPT;
5. Uraian penelitian formal, dan tanda terima surat keterangan penelitian formal bukti
pemenuhan kewajiban penyetoran pajak penghasilan;
Jawaban : A
Unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
dan juga membuat inovasi terkait SOP yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.
tanggal 10 Juli 2015 tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang
Perpajakan. Sedangkan untuk pemantauan pelaksanaan dan juga pelaporan
pelaksanaan layanan unggulan, KPP Pratama Semarang Selatan mengacu pada
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 51/PJ/2015 tanggal 3 Juli 2015
tentang Petunjuk Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Kinerja Layanan Unggulan
Direktorat Jenderal Pajak.
Sesuai dengan Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari bulan Januari 2017
sampai dengan Mei 2018, KPP Pratama Semarang Selatan telah menerima
permohonan terkait pelayanan unggulan sebanyak 1458 permohonan yang terdiri dari
6 Pelayanan Permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF) Wajib Pajak dan 2212
Pelayanan Permohonan Pbk Karena adanya pembayaran pajak atau karena salah
atau kurang jelas mengisi Surat Setoran Pajak (SSP).
Sedangkan untuk Pelayanan Permohonan Legalisasi Salinan Dokumen
Wajib Pajak berupa Surat Keterangan Domisili (SKD) Wajib Pajak Luar Negeri yang
Menerima atau Memperoleh Penghasilan melalui Kustodian (Form DGT-2) dan
Pelayanan Permohonan Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Cetak Ulang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkebunan, Sektor
Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor Lainnya, KPP Pratama Semarang
Selatan belum pernah menerima permohonan terkait kedua Layanan Unggulan
tersebut. Penjelasan mengenai jumlah permohonan terkait Layanan Unggulan yang
diterima oleh KPP Pratama Semarang Selatan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Apr 2018 - - - 87
Mei 2018 - - - 108
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015
tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang Perpajakan;
d. Apakah dilakukan reviu dan perbaikan atas Standar Pelayanan dan SOP?
152
Jawaban : A
Unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP
sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga unit kerja berinisiatif
melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP.
Dokumen Pendukung :
Jawaban : A
Dokumen Pendukung :
1. Undangan, Daftar Hadir, dan Foto Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan dan
Sosialisasi Budaya Pelayanan Prima;
Jawaban : A
Dokumen Pendukung:
1. Tangkapan layar (print screen) dari laman Facebook, Twitter, dan Instagram;
2. Foto Akrilik Alamat Sosial Media KPP Pratama Semarang Selatan yang dipajang
di meja TPT;
3. Foto leaflet, brosur, banner, papan pengumuman dan media cetak lainnya;
Dokumen Pendukung:
fasilitas charging box, televisi, kotak saran untuk menampung saran dan kritik dari
Wajib Pajak, tempat minuman gratis, dan pojok bacaan.
Dokumen Pendukung:
Unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang seluruhnya berbeda dengan
unit kerja lain.
Berbagai inovasi dan terobosan inovasi yang bersifat program atau aplikasi
yang telah dilakukan KPP Pratama Semarang Selatan antara lain sebagai berikut :
1. KPP Pratama Semarang Selatan melakukan inovasi dalam penggunaan aplikasi
bernama SIAP (Sistem informasi dan Aplikasi Pengolahan) yang digunakan dalam
manajemen kegiatan surat menyurat kantor sehingga lebih terorganisir dan
meningkatkan keefektifan pekerjaan pelayanan kantor. Secara rinci SIAP
digunakan untuk mencatat penerimaan surat masuk, penomoran surat keluar,
pencarian surat dan fungsi-fungsi lain yang menunjang kegiatan surat menyurat
dalam kantor.
2. SMS Hotline, merupakan pengembangan dari SMS Blast, jika SMS Blast
merupakan sarana komunikasi kepada Wajib Pajak yang bersifat satu arah, lain
halnya dengan SMS Hotline. Aplikasi ini digunakan sebagai sarana komunikasi
dua arah Wajib Pajak dengan Account Representative / Petugas Helpdesk untuk
memberikan layanan konsultasi perpajakan melalui pesan singkat. Selain itu,
SMS Hotline sebagai sarana reminder baik pembayaran maupun pelaporan pajak
dengan berbiaya murah, termonitor, dan tepat sasaran. SMS Hotline juga dapat
sebagai sarana untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak KPP Pratama
Semarang Selatan untuk menerima informasi terkait adanya aturan perpajakan
terbaru, maupun informasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan yang diadakan
oleh KPP Pratama Semarang melalui pengiriman pesan singkat ke nomor
handphone Wajib Pajak. Proses pengiriman dan pemantauan SMS Hotline di KPP
Pratama Semarang Selatan telah dipermudah dengan aplikasi 508 Apps.
3. Validasi SSP yang disertakan uraian penelitian atas Penelitian Formal Bukti
Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas
Tanah dan Bangunan, sehingga mengurangi kesalahan dalam pengerjaan dan
Petugas yang akan melakukan penelitian materiil lebih terbantu dalam
melaksanakan penelitian materiil.
4. Akun sosial media resmi KPP Pratama Semarang Selatan meliputi akun
Instagram @kppsemarangselatan508, Twitter @kppsemarang508, dan laman
Facebook KPP Pratama Semarang Selatan. Penyampaian informasi perpajakan
terkini akan lebih mudah dan cepat diakses oleh Wajib Pajak melalui internet.
Inovasi yang bersifat fisik/infrastruktur berupa sarana dan prasarana telah
diimplementasikan di Tempat Pelayanan Terpadu KPP Pratama Semarang Selatan
yang menambah kenyamanan bagi Wajib Pajak. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana pendukung tersebut senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik, fasilitas-fasiltas tersebut diantaranya:
160
1. Ruang Poliklinik,
2. Running Text,
3. Videotron,
4. Televisi,
6. Komputer publik,
7. Printer Publik,
13. Taman,
14. Musholla,
Dokumen Pendukung:
3. Tangkapan layar/print screen Akun sosial media resmi KPP Pratama Semarang
Selatan;
6. Fasilitas Umum (Parkir, Ruang Dokter, Mushola, Taman, Toilet, Ruang Laktasi).
Jawaban : A
Dokumen Pendukung:
Hasil dari survei kepuasan masyarakat tahun 2016 dan tahun 2017 di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sudah dipublikasikan di website resmi Direktorat
Jenderal Pajak sehingga dapat diakses masyarakat luas. KPP Pratama Semarang
Selatan juga mempublikasikan hasil dari survei kepuasan masyarakat tersebut di
papan pengumuman yang terletak di ruang tunggu TPT sehingga Wajib Pajak yang
datang dapat melihat secara langsung indeks kepuasan masyarakat di Direktorat
Jenderal Pajak. Selain itu kotak kepuasan pengguna layanan juga dibuat transparan
sehingga Wajib Pajak dapat melihat tingkat kepuasan wajib pajak terhadap pelayanan
di KPP Pratama Semarang Selatan dari jumlah lembaran yang dimasukan ke dalam
kotak kepuasan pengguna layanan.
Dokumen Pendukung:
2. Hasil Survei IKM 2016 dan 2017 di website Direktorat Jenderal Pajak;
Dokumen Pendukung:
1. S-42/P/09/2018 tentang Penyampaian Laporan dan Tindak Lanjut Survei
Sehubungan dengan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Bidang Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Tahun 2017;
2. S-74/P/09/2017 Penyampaian Laporan Survei Sehubungan dengan Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Tahun 2016;
3. Undangan, absen, dan foto Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan;
4. LHR Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan.