Anda di halaman 1dari 172

1

DAFTAR ISI

I. Manajemen perubahan
1.Tim Kerja
a. Apakah Unit Kerja telah membentuk Tim untuk melakukan
Pembangunan Zona Integritas?................................................................... 2
b. Apakah penentuan anggota Tim selain pimpinan
dipilih melalui prosedur/mekanisme yang jelas?....................................... 3

2.Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas


a. Apakah ada Dokumen Rencana Kerja Pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi?............................. 4
b. Apakah dalam dokumen pembangunan terdapat target-target
prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi........................................................... 4
c. Apakah terdapat mekanisme atau media untuk
mensosialisasikan pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi......................................................................... 5

3.Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK


a. Apakah seluruh kegiatan pembangunan sudah dilaksanakan
sesuai rencana?............................................................................................ 6
b. Apakah terdapat Monitoring dan Evaluasi terhadap
Pembangunan Zona Integritas?.................................................................. 7
c. Apakah hasil Monitoring dan Evaluasi telah ditindaklanjuti?................. 8

4.Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja


a. Apakah pimpinan berperan sebagai role model dalam
pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK?.......................................... 9
b. Apakah sudah ditetapkan Agen Perubahan?............................................ 11
c. Apakah telah dibangun budaya kerja dan pola pikir di
lingkungan organisasi?................................................................................ 12
d. Apakah anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona
Integritas menuju WBK?.............................................................................. 14

II. Penataan Tata Laksana


1.Prosedur Operasional Tetap (SOP) Kegiatan Utama
a. Apakah SOP telah mengacu pada peta proses bisnis instansi?............ 17
b. Apakah Prosedur Operasional Tetap (SOP) Telah Diterapkan?............ . 22
c. Apakah Prosedur Operasional Tetap (SOP) Telah Dievaluasi?.............. 26
2.E-Government atau E-Office
a. Apakah Sistem Pengukuran Kinerja Unit Sudah Menggunakan
Teknologi Informasi?.................................................................................... 27
b. Apakah Operasionalisasi Manajemen SDM Sudah Menggunakan
Teknologi Informasi?.................................................................................... 29
c. Apakah Pemberian Layanan Publik Sudah Menggunakan
Teknologi Informasi?.................................................................................... 30
d. Apakah Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Terhadap
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pengukuran
Kinerja Unit, Operasionalisasi SDM dan Pemberian Layanan
Kepada Publik?.............................................................................................. 31
ii

3.Keterbukaan Informasi Publik .


a. Apakah Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Telah
Diimplementasikan?..................................................................................... 32
b. Apakah Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik?................................................ 34

III. Penataan Sistem Manajemen SDM


1.Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan
Organisasi
a. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan
Organisasi…………………………………………………………………….... . 37
b. Apakah penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu
kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan?................ 42
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
penempatan pegawai rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan
dalam organisasi telah memberikan perbaikan terhadap kinerja unit
kerja?............................................................................................................. 45
2.Pola Mutasi Internal
a. Dalam melakukan pengembangan karier pegawai, apakah telah
dilakukan mutasi pegawai antar jabatan?.................................................. 48
b. Apakah dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan
telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola
mutasi yang telah ditetapkan?..................................................................... 50
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
mutasi yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan
kinerja?..................................................................................................….. 53
3.Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi .
a. Apakah Unit Kerja melakukan Training Need Analysis
untuk pengembangan kompetensi?...................................................….. 54
b. Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai,
apakah mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai?....….. 56
c. Persentase kesenjangan kompetensi pegawai yang ada dengan
standar kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan…. 58
d. Apakah pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti diklat
maupun pengembangankompetensi lainnya.....................................…. 61
e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi, apakah
unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada
pegawai?...............................................................................................…. 62
f. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja?................................................................................…. 65
4.Penetapan Kinerja Individu
a. Apakah terdapat penetapan kinerja individu yang terkait dengan
kinerja organisasi?...............................................................................…. 66
b. Apakah ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu level diatasnya?.........................................…. 68
c. Apakah pengukuran kinerja individu dilakukan secara periodik?....…. 70
d. Apakah hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan
dasar untuk pemberian reward?.........................................................…. 71
5.Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai
a. Apakah Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku telah
dilaksanakan/ diimplementasikan?.....................................................…. 73
iii

6.Sistem Informasi Kepegawaian


a. Apakah data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan
secara berkala?....................................................................................…. 78

IV. Penguatan Akuntabilitas


1.Keterlibatan Pemimpin
a. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat
penyusunan Perencanaan?.................................................................…… 82
b. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat
penyusunan Penetapan Kinerja?........................................................…… 83
c. Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala?.. …… 84
2.Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
a. Apakah dokumen perencanaan sudah ada?............................................... 86
b. Apakah dokumen perencanaan telah berorientasi pada hasil?................ 88
c. Apakah terdapat Indikator Kinerja Utama (IKU)?....................................... 92
d. Apakah indikator kinerja telah SMART?..................................................... 96
e. Apakah laporan kinerja telah disusun tepat waktu?.................................. 98
f. Apakah pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang
kinerja?......................................................................................................... 100
g. Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja................................................................ 104
h. Apakah pengelolaan kinerja dilaksanakan oleh SDM yang
kompeten?.................................................................................................... 104

V. Penguatan Pengawasan
1.Pengendalian Gratifikasi
a. Telah dilakukan Public Campaign tentang Pengendalian Gratifikasi........ 108
b. Apakah Pengendalian Gratifikasi telah diimplementasikan?..................... 109
2.Penerapan SPIP
a. Telah Dibangun Lingkungan Pengendalian.................................................. 113
b. Telah Dilakukan Penilaian Risiko atas Pelaksanaan Kebijakan….............. 117
c. Telah Dilakukan Kegiatan Pengendalian untuk Meminimalisir
Risiko yang Telah Diidentifikasi.................................................................... 120
d. SPI Telah Diinformasikan dan Dikomunikasikan kepada
Seluruh Pihak Terkait..................................................................................... 122
3.Pengaduan Masyarakat
a. Kebijakan Pengaduan Masyarakat Telah Diimplementasikan..................... 124
b. Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat Telah Ditindaklanjuti............... 126
c. Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan
Pengaduan Masyarakat................................................................................... 127
d. Hasil Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat
Telah Ditindaklanjuti...................................................................................... 128
4.Whistleblowing System
a. Apakah Whistleblowing SystemSudah Diinternalisasi................................. 130
b. Whistleblowing System telah diterapkan........................................................ 132
c. Telah dilakukan Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System............. 134
d. Hasil Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System telah
Ditindaklanjuti.................................................................................................. 136
iv

5.Penanganan Benturan Kepentingan


a. Telah terdapat Identifikasi/Pemetaan Benturan Kepentingan
dalam Tugas Fungsi Utama........................................................................... 137
b. Penanganan Benturan Kepentingan telah
Disosialisasikan/ Diinternalisasikan............................................................. 139
c. Penanganan Benturan Kepentingan telah Diimplementasikan…................ 140
d. Telah Dilakukan Evaluasi atas Penanganan benturan Kepentingan........... 141
e. Hasil Evaluasi atas Penanganan Benturan
Kepentingan telah Ditindaklanjuti.................................................................. 142

VI. Peningkatan Layanan Publik


1.Standar Pelayanan
a. Apakah Terdapat Kebijakan Standar Pelayanan?.......................................... 144
b. Apakah Standar Pelayanan Telah Dimaklumatkan?...................................... 146
c. Apakah Terdapat SOP bagi Pelaksanaan Standar Pelayanan?.................... 148
d. Apakah dilakukan reviu dan perbaikan atas Standar Pelayanan dan
SOP?................................................................................................................. 151
2.Budaya Pelayanan Prima
a. Apakah Telah Dilakukan Sosialisasi/ Pelatihan dalam Upaya
Penerapan Budaya Pelayanan Prima?............................................................. 151
b. Apakah Informasi tentang Pelayanan Mudah Diakses Melalui
Berbagai Media?............................................................................................... 152
c. Apakah Telah Terdapat Sistem Punishment (Sanksi)/ Reward bagi
Pelaksana Layanan Serta Pemberian Kompensasi Kepada Penerima
Layanan Bila Layanan Tidak Sesuai Standar?............................................... 154
d. Apakah Terdapat Sarana Layanan Terpadu/ Terintegrasi?........................... 155
e. Adakah inovasi pelayanan?............................................................................... 157
3.Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan
a. Apakah Telah Dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan?........................................................................................................ 160
b. Apakah Survei Kepuasan Masyarakat Dapat Diakses Secara Terbuka?...... 161
c. Apakah Dilakukan Tindak Lanjut atas Hasil Survei Kepuasan
Masyarakat?...................................................................................................... 161
v

KATA PENGANTAR

Tindak pidana korupsi akhir-akhir ini semakin meluas dan berkembang secar sistemik. Bagi banyak
orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan.
Oleh karena itu, dibutuhkan peraturan perundang-undangan untuk lebih menjamin kepastian hukum,
untuk menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial
dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi.
Pemerintah akhirnya melakukan perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Apa yang dimaksud dengan korupsi? Menurut Wikipedia
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
 perbuatan melawan hukum,
 penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
 memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
 merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi diantaranya adalah:

 memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


 penggelapan dalam jabatan,
 pemerasan dalam jabatan,
 ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
 menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya.
vi

Korupsi memberikan dampak ke semua lini, baik itu ekonomi, lingkungan, pertahanan keamanan,
politik maupun hukum. Yang paling utama adalah pembangunan terhadap sektor-sektor publik menjadi
terganggu,dana dari pemerintah yang hampir semua digunakan untuk kepentingan rakyat seperti
fasilitas umum tidak semua digunakan, melainkan sebagian dana tersebut digelapkan.
Tindak pidana korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin
mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi
subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan
menghalalkan segala cara (the end justifies the means). Untuk itu,  tindak pidana korupsi perlu
ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab
Pemberantasan tindak pidana korupsi dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan fungsi Kementerian Keuangan untuk menyelenggarakan sebagian urusan
pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara menjadikan Kementerian Keuangan
mempunyai peran sangat strategis dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi,
mengingat korupsi tidak terlepas dari keuangan dan kekayaan negara. Kesadaran akan peran
strategis itu menjadikan Kementerian Keuangan sudah sejak lama, telah melakukan berbagai
langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi dengan melakukan perbaikan di berbagai bidang,
seperti dibentuknya kantor-kantor modern, penyempurnaan proses bisnis, peningkatan kompetensi
dan profesionalisme SDM, serta diselesaikannya paket Undang-Undang Keuangan. Upaya nyata
yang telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah melaksanakan program reformasi
birokrasi, yang meliputi: penataan organisasi, penyempurnaan business process, serta peningkatan
disiplin dan kualitas sumber daya manusia (tiga pilar reformasi birokrasi Kementerian Keuangan)
dalam rangka mewujudkan tata kelola keuangan dan kekayaan negara yang profesional, akuntabel,
dan tepat arah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik yang pada gilirannya akan
meningkatkan kepercayaan publik.
Komitmen tersebut diejawantahkan dengan lahirnya Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Reformasi Nasional.
Reformasi birokrasi oleh pemerintah ditegaskan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 81 tahun
2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan
MENPAN-RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di lingkungan instansi pemerintah.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak sebagai unit eselon I di bawah
Kementerian Keuangan berkomitmen mewujudkan unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
yang bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya Wajib Pajak. Komitmen tersebut
diwujudkan melalui Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
vii

Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pembangunan Zona Integritas tersebut meliputi 6 (enam) area perubahan yaitu:
1) manajemen perubahan;
2) penataan tatalaksana;
3) penataan sistem manajemen SDM;
4) penguatan akuntabilitas;
5) penguatan pengawasan;
6) peningkatan kualitas pelayanan publik.
KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan penandatangan pakta integritas pada awal
tahun sebagai langkah awal Pencanangan Pembangunan Zona Integritas.
Selain itu, KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan penandatangan piagam
Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi oleh Kepala Kantor di
hadapan para stakeholder, dalam hal ini Wajib Pajak, pada hari Senin, 26 Februari 2018 di Aula KPP
Pratama Semarang Selatan. Pencanangan ini sebagai simbol diawalinya serangkaian alur pelaksanaan
kegiatan pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Selain itu, KPP Pratama
Semarang Selatan juga meminta dukungan ke instansi lain seperti ke Kanwil DJP Jawa Tengah I, KPPN
Semarang I, dan Kantor Pos Semarang untuk memperoleh dukungan dalam pelaksanaan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
i
1

I. MANAJEMEN PERUBAHAN

Setiap perkembangan zaman selalu diikuti oleh perubahan dalam berbagai bidang.
Perubahan merupakan satu wujud nyata dari kehidupan yang mampu mendorong atau
memotivasi seseorang untuk mengubah sesuatu menjadi berbeda dari sebelumnya melalui
sebuah proses yang terjadi dimana saja dan kapan saja. Perubahan dapat membuat
seseorang mampu menciptakan atau mengubah sesuatu sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi lingkungan atau masyarakat.
Pada kenyataannya di dunia ini selalu terjadi perubahan yang mencakup seluruh segi
kehidupan baik pada tingkat individu maupun tingkat organisasi. Perubahan organisasi
adalah suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang sekarang
menuju ke masa depan. Tujuannya adalah untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam
menggunakan sumber daya yang ada guna meningkatkan kemampuan organisasi dalam
menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan kepada stakeholders.
Menanggapi adanya perubahan yang selalu terjadi dan pasti akan terjadi, pimpinan
organisasi harus peka dan proaktif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar
organisasi yang dipimpinnya. Selain itu, pimpinan dan seluruh anggota organisasi juga harus
mengakselerasi perubahan itu sendiri karena pada dasarnya perubahan hanyalah suatu
instrumen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Respon pegawai atau anggota organisasi terhadap perubahan memang bermacam-
macam. Disinilah sangat diperlukan adanya integritas pada diri setiap pegawai, sehingga
pegawai mampu mengontrol dirinya dan membaca situasi serta memperhitungkan dampak
yang akan timbul dari aksi yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat luas terhadap
dirinya dan organisasi. Selain itu, pegawai juga harus dapat memadukan nilai moralitas
dengan intelektualitas dalam kehidupannya baik di dalam maupun di luar organisasi karena
secara tidak langsung setiap pegawai akan berperan sebagai agen perubahan di organisasi
masing-masing.

1. Tim Kerja
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Tingkat keeratan hubungan dalam
tim mempunyai pengaruh terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam
suatu kelompok. Sehingga, kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja per individu di suatu organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
2

a. Apakah Unit Kerja telah membentuk Tim untuk melakukan Pembangunan


Zona Integritas?
Jawaban : Ya

Unit Kerja telah membentuk Tim Pembangunan Zona Integritas menuju


Wilayah Bebas dari Korupsi

Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan Keputusan Direktur Jenderal


Pajak Nomor KEP-20/PJ/2018 tentang Pedoman Pembangunan dan Penilaian
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak. Untuk menindaklanjuti surat keputusan tersebut, dibentuklah tim
pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Pembentukan
tim kerja ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang
Selatan Nomor KEP-022/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 26 Februari 2018 yang
telah diubah dengan KEP-92/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 26 Juni 2018 tentang
Perubahan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Perubahan tim
pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZIWBK)
dikarenakan adanya mutasi pegawai sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-172/PJ/2018 tanggal 8 Juni 2018 tentang Mutasi dan Pengukuhan
dalam Jabatan Pengawas di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan, dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-173/PJ/2018
tanggal 8 Juni 2018 tentang Pengangkatan Pertama dalam Jabatan Fungsional
Pemeriksa Pajak Para Pegawai Negeri Sipil pada Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan. Susunan tim kerja terdiri dari satu orang ketua, satu
orang wakil ketua, lima orang sekretariat dan enam orang ketua sub tim yang
membawahi beberapa orang anggota sub tim. Masing-masing sub tim terdapat
satu orang sekretaris. Setiap sub tim yang terbentuk memiliki tugas dan fungsi
masing-masing. Pembentukan Tim Pembangunan ZIWBK dilakukan melalui rapat
dengan semua pegawai KPP Pratama Semarang Selatan pada 26 Februari 2018.

Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi, Sosialisasi S-43/PJ/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang
Agenda Pelaksanaan Pedoman Pembangunan dan Penilaian Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018;
3

2) LHR Pencanangan, Sosialisasi, dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona


Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Foto – foto saat Rapat Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
4) Surat Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-
022/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 26 Februari 2018 Tentang Pembentukan Tim
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di
Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
5) Surat Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-
092/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 26 Juni 2018 Tentang Perubahan Tim
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di
Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan.

b. Apakah penentuan anggota Tim selain pimpinan dipilih melalui


prosedur/mekanisme yang jelas?
Jawaban : Ya

Penentuan anggota Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
selain pimpinan dipilih melalui prosedur/mekanisme yang jelas

Pembentukan tim diawali dengan diadakannya rapat Pembentukan Tim


Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi pada tanggal
26 Februari 2018 yang dihadiri oleh Kepala Kantor dan seluruh pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan untuk menentukan pegawai-pegawai yang menjadi
anggota tim. Pemilihan anggota tim dipilih bedasarkan prosedur dan mekanisme
yang jelas serta lebih memperhatikan kompetensi dari masing-masing pegawai
seperti integritas, komitmen, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan
kemampuan komunikasi.

Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi, Sosialisasi S-43/PJ/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang
Agenda Pelaksanaan Pedoman Pembangunan dan Penilaian Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018;
2) LHR Pencanangan, Sosialisasi, dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
4

2. Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas


a. Apakah ada Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi?
Jawaban : Ya

Terdapat Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju


Wilayah Bebas dari Korupsi

Program pembangunan ZIWBK merupakan tindak lanjut pencanangan


pembangunan ZIWBK yang telah dilakukan oleh Kepala KPP Pratama Semarang
Selatan. Proses pembangunan Zona Integritas difokuskan pada enam komponen
yang merupakan area perubahan, yaitu Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas,
Penguatan Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang
bersifat konkrit. Proses penyusunan rencana kerja diawali dengan diadakannya
rapat koordinasi yang diikuti seluruh anggota tim. Dalam rapat tersebut seluruh
subtim menyampaikan rencana kerja masing-masing sub tim yang tertuang
dalam tabel rencana kerja, kemudian dikompilasi oleh Sub Tim Manajemen
Perubahan menjadi dokumen rencana kerja.

Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
2) LHR Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe.

b. Apakah dalam dokumen pembangunan terdapat target-target prioritas yang


relevan dengan tujuan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi
Jawaban : Ya

Semua target-target prioritas relevan dengan tujuan pembangunan WBK

KPP Pratama Semarang Selatan mengangkat tema terkait Pembangunan


Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi yaitu : “Mambangun Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dengan Semangat untuk Mencapai
5

Keberhasilan Secara Tuntas dan Berintegritas”. Untuk mendukung tema tersebut,


masing-masing sub tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi menetapkan beberapa target prioritas yang relevan yang tercantum dalam
dokumen rencana kerja.

Dokumen pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
2) LHR Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe.

c. Apakah terdapat mekanisme atau media untuk mensosialisasikan


pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi?
Jawaban : Ya

Terdapat mekanisme atau media untuk mensosialisasikan pembangunan


Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi

Mekanisme atau media untuk mensosialisasikan Pembangunan Zona


Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) ditujukan untuk pihak
internal maupun pihak eksternal. Sosialisasi ini sangat penting sebagai bentuk
komitmen KPP Pratama Semarang Selatan untuk mendapatkan dukungan baik
dari dalam maupun luar KPP Pratama Semarang Selatan. Sosialisasi yang
dilaksanakan kepada pihak internal dihadiri oleh seluruh pegawai KPP Pratama
Semarang Selatan. Sedangkan sosialisasi kepada pihak eksternal dilaksanakan
untuk stakeholders KPP Pratama Semarang Selatan. Selain melalui tatap muka,
KPP Pratama Semarang Selatan juga menggunakan berbagai macam media
seperti spanduk, standing banner, dan leaflet untuk mensosialisasikan
pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.

Dokumen Pendukung:
1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
081/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 April 2018 hal Kegiatan Apel Bulan April
2018 di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Sosialisasi
dilaksanakan oleh kepala kantor ketika menyampaikan amanat apel;
6

2) Laporan Hasil Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah


Bebas dari Korupsi dan Rencana Kerja Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan daftar absensi;
3) Foto – foto Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Rencana Kerja Tim Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi kepada para pegawai.
4) Unggahan Foto dan video Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi pada tanggal 26 Februari 2018 di media
sosial KPP Pratama Semarang Selatan yaitu instagram.
5) Foto Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi pada saat Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi tanggal 26 Februari 2018.
6) Foto Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi Bersama Wajib Pajak pada tanggal 26 Februari 2018 dan 26 April
2018.
7) Foto Standing Banner yang diletakkan disetiap lantai KPP Pratama
Semarang Selatan;
8) Foto Poster dan Standing Banner Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi di ruang TPT KPP Pratama Semarang Selatan;
9) Foto Leaflet yang diletakkan di ruang TPT agar dapat dibaca oleh wajib
pajak;
10) Video dukungan dari Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I;
11) Foto dukungan stakeholders;
12) Foto Spanduk Pembangunan ZIWBK yang dipasang di dekat pintu masuk
TPT.

3. Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK


Sesuai dengan rencana kerja Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi, pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan
setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. Monitoring dan evaluasi dilakukan
saat rapat Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
dan dihadiri Kepala KPP Pratama Semarang Selatan.

a. Apakah seluruh kegiatan pembangunan sudah dilaksanakan sesuai


rencana?
Jawaban : A

Semua Kegiatan Pembangunan Dilaksanakan Sesuai Rencana


7

Seluruh kegiatan pembangunan sudah dilaksanakan sesuai dengan


rencana sebagaimana tertuang dalam rencana kerja, dibuktikan dengan laporan
pelaksanaan kegiatan.
Dokumen Pendukung:
1) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe;
2) Laporan Hasil Kegiatan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi.

b. Apakah terdapat Monitoring dan Evaluasi terhadap Pembangunan Zona


Integritas?
Jawaban : A

Monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan pelaksanaan


kegiatan Unit WBK dilaksanakan bulanan.

Monitoring dan evaluasi masing-masing sub tim dilakukan sesuai


kebutuhan sub tim yang bersangkutan, sedangkan untuk monitoring dan evaluasi
semua sub tim dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2018, 20 April 2018, 30 Mei
2018, 8 Juni 2018, dan 29 Juni 2018.

Dokumen Pendukung:
1) LHR Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan ZIWBK;
2) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe;
3) Agenda Rapat Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
4) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan Rencana
Kerja;
5) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 19 Maret 2018 sesuai ND-54 (Rapat MONEV
1);
6) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 20 April 2018 sesuai ND-86 (Rapat MONEV
2);
7) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 30 Mei 2018 sesuai ND-115 (Rapat MONEV
3);
8) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 8 Juni 2018 sesuai ND-136 (Rapat MONEV
4);
9) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 29 Juni 2018 sesuai ND-154 (Rapat MONEV
5).
8

c. Apakah hasil Monitoring dan Evaluasi telah ditindaklanjuti?


Jawaban : A

Semua Laporan Monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Unit WBK telah ditindaklanjuti

Hasil dari monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Pembangunan


Zona Integritas yang telah dilaksanakan, ditindaklanjuti oleh masing-masing sub
tim dengan melakukan perbaikan dan kegiatan yang diperlukan.

Dokumen Pendukung:
1) LHR Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan ZIWBK;
2) Dokumen Rencana Kerja dan timeframe;
3) Agenda Rapat Tim Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
4) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
071/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 hal Rapat Penyusunan
Rencana Kerja;
5) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 19 Maret 2018 sesuai ND-54;
6) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 20 April 2018 sesuai ND-86;
7) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 30 Mei 2018 sesuai ND-115;
8) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 8 Juni 2018 sesuai ND-136;
9) LHR Tim Pembangunan ZIWBK 29 Juni 2018 sesuai ND-154.

4. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Setiap individu selalu menginginkan adanya perubahan. Namun, tidak


setiap orang mengusahakannya. Perubahan dalam diri maupun lingkungan hanya
dapat terjadi jika setiap orang mengubah pola pikirnya masing-masing. Dengan
adanya perubahan pola pikir dalam dirinya, bukan hal yang mustahil akan tercipta
perubahan dalam lingkungannya ke arah yang positif.
Harsanto Nursadi dalam Modul “Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara
(2006)” menjelaskan bahwa dalam rangka menyusun strategi pelaksanaan
budaya kerja harus diawali dengan strategi perubahan mindset (pola pikir), sikap
dan perilaku, yang meliputi esensi penataan pola pikir dan strategi pencapaian
penataan pola pikir. Perubahan budaya kerja yang diawali dengan perubahan pola
pikir tersebut secara bersamaan akan terlihat perubahan perilaku aparatur sipil
negara dalam menyelenggarakan tugas pelayanan publik sehari-hari.
9

Budaya kerja adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan atau
penyempurnaan apa yang telah dicapai dengan menerapkan teori-teori dan
metode baru. Budaya kerja organisasi mempengaruhi perilaku anggotanya secara
individual dan kelompok.Pengaruh tersebut akan bergantung pada kuat atau
tidaknya budaya kerja tersebut. Semakin kuat budaya kerja tersebut, setiap
anggota organisasi cenderung akan berperilaku sesuai dengannya yang
kemudian akan menentukan kinerja anggota dan organisasi sehingga dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

a. Apakah pimpinan berperan sebagai role model dalam pelaksanaan


Pembangunan ZI menuju WBK?
Jawaban : Ya

Pimpinan berperan sebagai role model dalam pelaksanaan Pembangunan ZI


menuju WBK dan telah memberi teladan nyata

Pimpinan dalam hal ini adalah Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
telah berperan sebagai role model dalam pelaksanaan pembangunan WBK.
Proses perubahan yang efektif harus dimulai dari pimpinan yang dapat dijadikan
contoh atau teladan yang baik bagi seluruh bawahannya. Peran sebagai role
model ini antara lain dalam hal kedisiplinan kerja, kepatuhan penyampaian
LHKPN, LP2P, SPT Tahunan, Laporan Penerimaan Gratifikasi serta memimpin
kegiatan-kegiatan terkait Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi.

Dokumen Pendukung:
1) Print Screen Rekapitulasi Kehadiran Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
atas nama Veronica Heryanti selama Januari 2018 sampai dengan 10 Mei
2018 dan rekapitulasi kehadiran Kepala KPP Pratama Semarang Selatan atas
nama Rachmawan selama Mei sampai dengan Juni 2018 karena pada tanggal
9 Mei 2018 terjadi pergantian Kepala Kantor. Rekapitulasi kehadiran ini
menunjukkan bahwa Kepala KPP Pratama Semarang Selatan bekerja sesuai
dengan peraturan jam kerja yang berlaku dan apabila berdinas di luar kantor
terdapat bukti surat tugas.
2) Bukti penyampaian SPT Tahunan tepat waktu
SPT Tahunan orang pribadi wajib dilaporkan maksimal tanggal 31 Maret.
Kepala Kantor selalu melaporkan SPT Tahunan tepat waktu, dimana SPT
tahunan 2016 disampaikan tanggal 21 Februari 2017 dan SPT tahunan 2017
10

disampaikan tanggal 23 Februari 2018. Bukti Penyampaian Surat telah


direkam dalam aplikasi SIKKA-LK17A Riwayat SPT Tahunan.
3) Bukti Penyampaian LHKPN tepat waktu
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
13/KMK.01/2017 tentang Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian
Keuangan yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara, pelaporan dilaksanakan setiap tahun maksimal bulan
Maret tahun berikutnya dan/atau saat pertama kali menjadi Wajib Lapor serta
saat selesai menjadi Wajib Lapor/Pensiun. Mulai tahun 2018, pelaporan
LHKPN menggunakan aplikasi e-LHKPN.
4) Bukti penyampaian LP2P (Laporan Pajak-Pajak Pribadi) tepat waktu
a) Print screen bukti penyampaian LP2P
Bukti tersebut direkam dalam Aplikasi SIKKA-LK17 Riwayat LP2P.
Penyampaian LP2P tahun pajak 2017 yang dilaporkan tahun 2018
disampaikan melalui aplikasi ALPHA sesuai dengan Surat Plh. Sekretaris
Direktorat Jenderal Pajak nomor S-409/PJ.01/2018 tanggal 2 Maret 2018
hal Kewajiban dan Petunjuk Teknis Pengisian LHK dan LP2P Melalui
Aplikasi ALPHA.
b) S-409/PJ.01/2018
5) Pelaporan Gratifikasi
a) S-274/PJ.11/2017
b) Pakta Integritas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018
Sesuai dengan Surat Direktur KITSDA nomor S-247/PJ.11/2017
tanggal 5 Mei 2017 hal Penandatanganan Pakta Integritas Para Pejabat di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak bahwa semua pejabat di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak diimbau untuk menandatangani Pakta Integritas
dan mengingatkan pegawai di unit kerja masing – masing agar senantiasa
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Kode Etik Pegawai DJP
dan Pakta Integritas yang telah ditandatangani.
c) Laporan Unit Pengendali Gratifikasi KPP Pratama Semarang Selatan
periode Januari 2018 sampai dengan Mei 2018 yang menunjukkan tidak
ada pegawai KPP Pratama Semarang Selatan termasuk Kepala KPP
Pratama Semarang Selatan yang menerima gratifikasi.
6) Kepala Kantor memimpin rapat perencanaan, pelaksanaan, maupun
monitoring kegiatan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi.
11

b. Apakah sudah ditetapkan Agen Perubahan?


Jawaban : Ya

Agen Perubahan sudah ditetapkan

KPP Pratama Semarang Selatan telah menetapkan Agen Perubahan


(Agent of Change). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. Agen
Perubahan ini bertugas sebagai katalis, penggerak perubahan, pemberi solusi,
mediator, dan penghubung dalam rangka perubahan menuju ke arah yang lebih
baik.

Dokumen Pendukung:
1) Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di
Instansi Pemerintah;
2) Nota Dinas Kepala Sub Tim Manajemen Perubahan nomor UND-
001/WPJ.10/KP.0409/2018 tanggal 8 Mei 2018 hal Rapat Sub Tim
Manajemen Perubahan Dalam Rangka Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dengan agenda penentuan tugas,
parameter dan mekanisme kerja agen perubahan;
3) Laporan Hasil Rapat Sub Tim Manajemen Perubahan Dalam Rangka
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi beserta
presensi
4) Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-
058/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 15 Mei 2018 tentang Penunjukan Agen
Perubahan di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
5) Rencana Kerja Agen Perubahan Tahun 2018;
Salah satu realisasi dari Rencana Kerja Agen Perubahan KPP Pratama
Semarang Selatan dengan berkoordinasi dengan Tim Internalisasi
Kepatuhan yaitu kegiatan Internalisasi Corporate Value yang berupa team
building. Kegiatan Internalisasi Corporate Value tersebut merupakan salah
satu inovasi KPP Pratama Semarang Selatan untuk meningkatkan kerjasama
dan kebersamaan pegawai KPP Pratama Semarang Selatan. Selain itu,
bentuk inovasi lainnya yaitu mewajibkan kegiatan sholat dhuha bersama bagi
12

seluruh pegawai muslim di bulan Ramadhan untuk membiasakan para


pegawai dalam melaksanakan sholat dhuha demi meningkatkan prestasi
kerja KPP Pratama Semarang Selatan.
a) Surat Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-
080/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pembentukan Tim Internalisasi
Kepatuhan di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
b) Rencana kerja ICV Tahun 2018
c) Rencana Pemantauan Tahunan Unit Kepatuhan Internal Tahun 2018
d) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
096/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 30 April 2018 hal Pelaksanaan Team
Building dalam Program Internalisasi Corporate Value (ICV) di KPP
Pratama Semarang Selatan.
e) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
101/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 16 Mei 2018 hal Pelaksanaan Kegiatan
Shalat Dhuha Bersama di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan.

c. Apakah telah dibangun budaya kerja dan pola pikir di lingkungan


organisasi?
Jawaban : Ya

Telah dibangun dan dilakukan pelatihan budaya kerja dan pola pikir

Budaya kerja dan pola pikir sangat penting dalam rangka


menginternalisasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam setiap diri pegawai
serta meningkatkan kompetensi pegawai DJP di berbagai bidang yang
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pegawai. Budaya kerja dan pola
pikir di lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan telah dibangun melalui
berbagai macam media sosialisasi kepada seluruh pegawai. Selain melalui
kegiatan Internalisasi Corporate Value yang diikuti oleh seluruh pegawai,
sosialisasi budaya kerja dan pola pikir melalui tatap muka juga disampaikan
Kepala KPP Pratama Semarang Selatan setiap kali memberikan pengarahan
kepada seluruh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tentang Nilai-nilai
Kementerian Keuangan;
2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 127/KMK.01/2013 tentang Program
Budaya Lingkungan Kementerian Keuangan;
13

3) Surat Direktur Jenderal Pajak nomor S-53/PJ/2018 tanggal 14 Februari 2018


hal Petunjuk Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun
2018;
4) LHR IHT Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018, Penguatan Nilai-nilai
Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil,
Penguatan Wishtleblower.
5) Rencana Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun 2018;
6) Laporan Internalisasi Corporate Value Caturwulan I Tahun 2018;
7) Foto pelaksanaan Internalisasi Corporate Value Team Building KPP Pratama
Semarang Selatan Tahun 2018 di Jepara;
8) Foto Kepala KPP Pratama Semarang Selatan memimpin kegiatan
Internalisasi Corporate Value dan Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dimana Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
selalu menyelipkan materi mengenai budaya Kementerian Keuangan
maupun Program Budaya DJP;
9) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
017/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 30 Januari 2018 hal Pelaksanaan Kegiatan
Morning Activity KPP Pratama Semarang Selatan. Kegiatan Morning Activity
dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya dengan narasumber dari
seksi yang mendapatkan giliran pada bulan tertentu.
10) Foto pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang menjadi pemateri acara
Morning Activity yang diisi dengan materi motivasi dan fun games yang
melatih kerjasama;
11) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
099/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 15 Mei 2018 hal Kegiatan Siraman Rohani
di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Kegiatan ini merupakan
salah satu implementasi dari program pembinaan mental tahun 2018 sesuai
dengan surat Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I nomor S-
1089/WPJ.10/2018.
12) Foto Standing Banner Program Budaya DJP yang ditempatkan di lorong KPP
Pratama Semarang Selatan agar senantiasa dapat terbaca dan
mengingkatkan pegawai terkait dengan Program Budaya DJP.
13) Foto Poster Nilai-nilai Kementerian Keuangan, Budaya Kementerian
Keuangan, dan Program Rutin Internalisasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan
yang ditempatkan di lorong KPP Pratama Semarang Selatan agar senantiasa
dapat terbaca dan mengingkatkan pegawai terkait dengan hal tersebut.
14

14) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
100/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 16 Mei 2018 hal Jadwal Pelaksanaan
Program Rutin Doa Pagi dan video pelaksanaan pembacaan doa oleh salah
satu pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.

d. Apakah anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas


menuju WBK?
Jawaban : A

Semua anggota organisasi terlibat dalam pembangunan Zona Integritas


menuju WBK dan usulan-usulan dari anggota diakomodasikan dalam
keputusan
Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan telah terlibat dalam
pembangunan Zona Integritas menuju WBK yang dibuktikan dengan kehadiran
dan partisipasi pegawai pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam
mendukung pembangunan Zona Integritas menuju WBK. Selain itu, beberapa
pegawai juga berpartisipasi secara aktif dengan menyampaikan usulan-usulan
yang menjadi inovasi KPP Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung:
1) Nota Dinas Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi nomor ND-039/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23
Februari 2018;
2) LHR Pencanangan dan Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
3) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor ND-
081/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 April 2018 hal Kegiatan Apel Bulan April
2018 di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Sosialisasi
dilaksanakan oleh kepala kantor ketika menyampaikan amanat apel;
4) Laporan Hasil Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Rencana Kerja Tim Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan daftar absensi;
5) Dokumentasi keterlibatan anggota organisasi dalam kegiatan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi;
6) Dokumen inovasi dalam rangka Pembangunan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi.
15
16

PENATAAN TATALAKSANA

II. PENATAAN TATALAKSANA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tata laksana memiliki arti “cara
mengurus atau menjalankan perusahaan atau organisasi. Penataan Tata Laksana dapat
diartikan suatu proses dalam menata organisasi untuk menjadi lebih baik dalam mencapai
tujuan dari organisasi.
Penataan Tata Laksana merupakan salah satu komponen dalam pelaksanaan
pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Penataan Tatalaksana ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sitem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, dan terukur pada Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM.
Penataan Tatalaksana dalam rangka pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan
WBBM terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Prosedur Operasional Tetap (SOP) Kegiatan Utama
2. E-Government
3. Keterbukaan Informasi Publik.
Masing-masing bagian utama tersebut memiliki pertanyaan dasar yang merupakan
panduan dalam penataan tatalaksana. Jika setiap pertanyaan dasar tersebut telah dilakukan
oleh unit, dapat dikatakan bahwa unit kerja telah melakukan Penataan Tatalaksana dalam
rangka pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

1. Prosedur Operasional Tetap (SOP) Kegiatan Utama


Prosedur Operasional Tetap/ Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada
dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan
tindakan , serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang
dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar dan sistematis.
Dengan adanya SOP maka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kinerja layanan yang diberikan oleh organisasi. Dalam hal Penataan Prosedur
Operasional Tetap (SOP) Kegiatan Utama terdapat 3 (tiga) pertanyaan dasar yang harus
dijawab dalam pelaksanaan pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM.
Tiga pertanyaan dasar tersebut yaitu:
a. Apakah SOP mengacu pada peta proses bisnis instansi
b. Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan
c. Prosedur operasional tetap (SOP) telah dievaluasi
17

a. Apakah SOP telah mengacu pada peta proses bisnis instansi?


Jawaban : A
SOP Telah Mengacu Pada Peta Proses Bisnis Instansi dan Unit Kerja Telah
Melakukan Inovasi yang Selaras

Untuk menjawab mengenai penataan tata laksana yang berkaitan dengan


Prosedur Operasional Tetap kegiatan utama, KPP Pratama Semarang Selatan
mengacu pada berbagai ketentuan antara lain:
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2015 tanggal 8 Juli 2015
tentang Pedoman Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan
Keputusan, dan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
3) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2015-2019;
4) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-276/PJ/2016 tentang Standar
Operasional Prosedur Baru, Revisi, dan Hapus Semester I Tahun 2016 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak tanggal 30 September 2016;
5) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-231/PJ/2017 tentang Standar
Operasional Prosedur Baru, Revisi, dan Hapus Semester I Tahun 2017 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak tanggal 18 September 2017;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2017 tentang Standar
Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak tanggal 19 Oktober 2017;
Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) disusun dengan memperhatikan berbagai aturan perpajakan seperti:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
3) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
18

5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2015 tentang Pedoman


Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan Keputusan, dan Standar
Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Keuangan;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
16/PJ/2017 tentang Standar Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak adalah
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, serta di mana
dan oleh siapa dilakukan, yang disusun berdasarkan proses bisnis Direktorat
Jenderal Pajak. SOP di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dibagi menjadi 3 jenis:
1) SOP Reguler, yaitu kegiatan atau rangkaian kegiatan atas pelaksanaan tugas
dan fungsi pada unit organisasi Eselon I atau unit organisasi ad-hoc di
lingkungan Kementerian Keuangan.
2) SOP Link, yaitu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang memiliki tautan antar
satu unit organisasi Eselon I dengan unit organisasi Eselon I lainnya di
Kementerian Keuangan atau hasil dari satu unit organisasi Eselon I yang
merupakan output antara atau menjadi input bagi unit organisasi Eselon I
lainnya.
3) SOP Layanan Unggulan, yaitu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau
internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan
masyarakat atau para pemangku kepentingan lainnya atas jasa dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh Kementerian Keuangan.
Dalam penyusunan SOP di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, setiap
penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain:
1) Kemudahan dan kejelasan
2) Efisiensi dan efektivitas
3) Keselarasan
4) Keterukuran
5) Dinamis
6) Berorientasi pada pengguna atau pihak yang dilayani
7) Kepatuhan hukum
8) Kepastian hukum
Sedangkan dalam penyusunannya, SOP di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak sekurang-kurangnya memuat:
19

1) deskripsi, berisi gambaran umum atau ringkasan pelaksanaan kegiatan;


2) dasar hukum, berisi peraturan perundang-undangan yang relevan menjadi
acuan pelaksanaan atau operasional kegiatan;
3) surat edaran terkait, berisi daftar kebijakan yang berlaku di lingkungan internal
Direktorat Jenderal Pajak yang relevan menjadi acuan pelaksanaan atau
operasional kegiatan;
4) ketertautan, berisi informasi SOP lain yang berkaitan;
5) pihak-pihak yang terlibat, berisi para pemangku kegiatan yang menjadi bagian
dari keseluruhan pihak dalam pelaksanaan kegiatan;
6) persyaratan dan perlengkapan (input), berisi formulir/dokumen/berkas/naskah
dinas, data, dan/atau bahan-bahan lainnya yang digunakan sebagai alat bantu
dan/atau bahan pelaksanaan kegiatan;
7) keluaran (output), berisi hasil dari pelaksanaan kegiatan yang terdapat dalam
SOP;
8) jangka waktu penyelesaian, berisi waktu keseluruhan sejak dimulainya suatu
kegiatan sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan;
9) perhatian, berisi informasi terkait dengan hal-hal yang memerlukan
penekanan/ perhatian dalam pelaksanaan kegiatan;
10) matriks RASCI, berupa tabel berisi representasi visual dari peran masing-
masing pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mengidentifikasi siapa yang Responsible, Approve, Support, Consulted, dan
Informed;
11) prosedur kerja, berisi uraian lengkap keseluruhan tahapan dalam pelaksanaan
kegiatan;
12) bagan alir (flowchart), berisi gambaran dari prosedur kerja yang menggunakan
simbol-simbol standar yang digunakan dalam menggambarkan tahapan
pelaksanaan kegiatan.
SOP yang telah disusun di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan yang
juga berlaku di KPP Pratama Semarang Selatan semua telah mengacu pada peta
proses bisnis Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dapat
dilihat dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2017 tentang
Standar Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak tanggal 19 Oktober 2017
yang mengatur mengenai penyusunan SOP telah mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
131/PMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka
Pengambilan Keputusan, dan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan
20

Kementerian Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
Mengutip dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2017 tentang
Standar Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak tanggal 19 Oktober 2017,
PER-16/PJ/2017 dibuat dengan menimbang:
1) bahwa dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak perlu disusun prosedur kerja dalam
standar operasional prosedur;
2) bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 20 12 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan, dinyatakan bahwa standar operasional prosedur administrasi
pemerintahan yang telah disusun oleh instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi kabupaten/kota, secara bertahap perlu
menyesuaikan dengan Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan;
3) bahwa telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
131/PMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka
Pengambilan Keputusan, dan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan
Kementerian Keuangan
4) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
tentang Standar Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak;
Selanjutnya, kembali mengutip dari PER-16/PJ/2017, Peraturan Direktur
Jenderal Pajak tersebut juga disusun dengan mengingat peraturan lain yang
berkaitan yaitu:
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/ PMK.01/2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/ PMK.01 / 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan Keputusan, dan Standar
Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Keuangan
21

5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/ PMK.01 / 2015 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
Kesesuaian antara SOP dengan peta proses bisnis ini dapat dilihat melalui
matriks kesesuaian SOP dengan uraian jabatan yang ada pada KPP Pratama
Pratama Semarang Selatan. Uraian jabatan tersebut meliputi pelaksana SOP,
seksi yang terkait, dan ikhtisar jabatan. Matriks tersebut dapat menunjukkan bahwa
SOP yang ada pada organisasi telah sesuai dengan peta proses bisnis yang
seharusnya. Selain itu, KPP Pratama Semarang Selatan juga melakukan inovasi
dalam kaitannya dengan SOP, yaitu dengan membuat usulan pembuatan SOP.
Kegiatan tersebut terkait dengan SOP Penyelesaian Permohonan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak Persyaratan Tertentu. Usulan
tersebut telah disampaikan ke Direktorat terkait melalui Surat Kepala KPP Pratama
Semarang Selatan Nomor S-1507/WPJ.10/KP.10/2018 tanggal 17 Mei 2018.

Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2015-2019;
3) Keputusan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I Nomor
KEP-2044/WPJ.10/KP.10/2015 tentang Rencana Strategis Kanwil DJP Jawa
Tengah I Tahun 2015-2019;
4) Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 Nomor
7/WPJ.10/2017;
5) Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018 Nomor
7/WPJ.10/2018;
6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 559/KM.01/2015 tentang Uraian Jabatan
Struktural Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 452/KM.01/2017 tentang Perubahan
Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 559/KM.01/2015 tentang Uraian
Jabatan Struktural Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KM.01/2017 tentang Uraian Jabatan
Pelaksana di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak;
22

9) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 188/KM.01/2017 tentang Uraian Jabatan


Pelaksana di Lingkungan Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jenderal Pajak;
10) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1112/KM.01/2017 tentang Uraian
Jabatan Bagi Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
11) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2015 tentang Pedoman
Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan Keputusan, dan Standar
Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Keuangan;
12) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-331/PJ/2011 tentang
Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-42/PJ/2009
tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Pajak;
13) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-332/PJ/2011 tentang
Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-420/PJ/2010
tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) Instansi
Vertikal Direktorat jenderal Pajak;
14) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-276/PJ/2016 tentang Standar
Operasional Prosedur Baru, Revisi, dan Hapus Semester I Tahun 2016 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
15) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-231/PJ/2017 tentang Standar
Operasional Prosedur Baru, Revisi, dan Hapus Semester I Tahun 2017 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
16) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2017 tentang Standar
Operasional Prosedur Direktorat Jenderal Pajak;
17) Matriks Kesesuaian SOP dengan Proses Bisnis;
18) Surat Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor S-
1507/WPJ.10/KP.10/2018 tanggal 17 Mei 2018;
19) Contoh Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures - SOP)

b. Apakah Prosedur Operasional Tetap (SOP) Telah Diterapkan?


Jawaban : A

Unit Kerja Telah Menerapkan Seluruh SOP Yang Ditetapkan Organisasi dan Juga
Melakukan Inovasi Pada SOP yang Diterapkan
23

KPP Pratama Semarang Selatan sebagai salah satu unit vertikal di


lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dalam menjalankan tugasnya selalu
berupaya mengacu pada SOP yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak. Seluruh Seksi atau Subbagian dari KPP Pratama Semarang
Selatan selalu berupaya untuk menerapkan SOP secara konsisten dan penuh
komitmen. Bentuk penerapan SOP yang utama di KPP Pratama Semarang
Selatan adalah pelaksanaan pemberian Layanan Unggulan Kepada Wajib Pajak.
Layanan Unggulan sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas dan
menjamin kepastian pelayanan publik Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan
tugas dan fungsi serta asas-asas tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga
dapat dikatakan bahwa layanan unggulan adalah wajah dari kegiatan pelayanan
utama yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Oleh karena itu, pelaksanaan
pemberian layanan unggulan kepada Wajib Pajak yang sesuai dengan SOP
menjadi sangat krusial.
Layanan unggulan yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.01/2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010
Tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan
Unggulan Kementerian Keuangan antara lain yaitu:
Tabel Layanan Unggulan dan Jangka Waktu Penyelesaiannya
No Jenis Layanan Jangka Waktu Penyelesaian
Pelayanan Permohonan Legalisasi Salinan
Dokumen Wajib Pajak berupa Surat
Paling lama 2 (dua) hari kerja
Keterangan Domisili (SKD) Wajib Pajak
1 berikutnya sejak dokumen diterima
Luar Negeri yang Menerima atau
secara lengkap dari Wajib Pajak
Memperoleh Penghasilan melalui Kustodian
(Form DGT-2)
Paling lama 15 (lima betas) hari
Pelayanan Permohonan Surat Keterangan
2 kerja sejak surat permohonan
Fiskal (SKF) Wajib Pajak
diterima secara lengkap
Pelayanan Permohonan Penerbitan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Paling lama 1 (satu) hari kerja
Cetak Ulang Pajak Bumi dan Bangunan
3 berikutnya sejak dokumen diterima
(PBB) Sektor Perkebunan, Sektor
secara lengkap dari Wajib Pajak
Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan
Sektor Lainnya
4 Pelayanan Permohonan Pemindahbukuan Paling lama 30 (tiga puluh) hari
(Pbk) Karena Adanya Pembayaran Pajak setelah dokumen diterima secara
24

atau Karena Salah atau Kurang Jelas


lengkap
Mengisi SSP

Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan untuk Direktorat Jenderal


Pajak diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015 tentang Standar Prosedur Operasi Layanan
Unggulan Bidang Perpajakan. Sedangkan untuk pemantauan pelaksanaan
layanan unggulan, KPP Pratama Semarang Selatan mengacu pada Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 51/PJ/2015 tanggal 3 Juli 2015 tentang
Petunjuk Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Kinerja Layanan Unggulan
Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai dengan Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari
bulan Januari 2017 sampai dengan Mei 2018, KPP Pratama Semarang Selatan
telah menerima permohonan terkait pelayanan unggulan sebanyak 2266
permohonan yang terdiri dari 6 Pelayanan Permohonan Surat Keterangan Fiskal
(SKF) Wajib Pajak dan 2260 Pelayanan Permohonan Pemindahbukuan (Pbk)
Karena Adanya Pembayaran Pajak atau Karena Salah atau Kurang Jelas Mengisi
SSP. Sedangkan untuk Pelayanan Permohonan Legalisasi Salinan Dokumen
Wajib Pajak berupa Surat Keterangan Domisili (SKD) Wajib Pajak Luar Negeri
yang Menerima atau Memperoleh Penghasilan melalui Kustodian (Form DGT-2)
dan Pelayanan Permohonan Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) Cetak Ulang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkebunan, Sektor
Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor Lainnya, KPP Pratama Semarang
Selatan belum pernah menerima permohonan terkait kedua Layanan Unggulan
tersebut. Untuk lebih jelas mengenai jumlah permohonan terkait Layanan
Unggulan yang diterima oleh KPP Pratama Semarang Selatan, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel Rekapitulasi Permohonan Layanan Unggulan di KPP Pratama Semarang
Selatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Layanan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

Permohonan
Legalisasi Surat
Keterangan
DomisiliWajib Pajak
LN (Form DGT-2)
Permohonan Surat
Keterangan Fiskal 2 1 1

(SKF)
Permohonan Cetak
25

Ulang SPPTPBB
Sektor P3
Pelayanan
Permohonan
Pemindahbukuan 117 141 99 125 212 68 138 84 125 158 115 72

(Pbk) atau Kurang


Jelas Mengisi SSP

Jan Feb Mar Apr Mei Juni


Layanan 2018 2018 2018 2018 2018 2018

Permohonan Legalisasi Surat Keterangan Domisili Wajib


Pajak LN (Form DGT-2)
Permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF) 2
Permohonan Cetak Ulang SPPTPBB Sektor P3
Pelayanan Permohonan Pemindahbukuan (Pbk) atau
85 264 214 87 108 48
Kurang Jelas Mengisi SSP

Dalam Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari bulan Januari 2017 sampai
dengan Juni 2018, KPP Pratama Semarang Selatan selalu memperoleh skor 100
di setiap bulan karena pemberian Layanan Unggulan oleh KPP Pratama
Semarang Selatan selalu dilakukan dengan tepat waktu sesuai Standar Prosedur
Operasi Layanan Unggulan untuk Direktorat Jenderal Pajak yang diatur dalam
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015
tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang Perpajakan.
Inovasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Semarang Selatan dalam
kaitannya dengan SOP adalah Aplikasi Pengawasan Kewajiban PKP (508 APPS).
Tujuan utama dibuatnya aplikasi ini adalah untuk menciptakan standardisasi
proses bisnis juga guidance kegiatan penggalian potensi Wajib Pajak PKP yang di
dalamnya pun terdapat Menu SMS Hotline untuk mendukung kegiatan layanan
unggulan KPP Pratama Semarang Selatan. Aplikasi ini memudahkan baik
Account Representative maupun atasan/ kepala kantor melakukan monitoring
kewajiban perpajakan yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak Pengusaha Kena
Pajak (WP PKP). Dengan adanya aplikasi ini diharapkan seluruh kegiatan
penggalian potensi pajak di KPP Pratama Semarang Selatan dapat dilakukan
secara terstruktur, standar, dan terdokumentasi dengan jelas.

Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 601/KMK.01/2015
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan menteri Keuangan Nomor
26

187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating


Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan;
2) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tentang Standar
Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Bidang
Perpajakan;
3) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2015 tentang Petunjuk
Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Kinerja Layanan Unggulan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Laporan Kinerja Layanan Unggulan DJP Bulan Januari 2017 sampai dengan
Juni 2018;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi Pengawasan WP PKP (508
APPS).

c. Apakah Prosedur Operasional Tetap (SOP) Telah Dievaluasi?


Jawaban : A

Seluruh SOP Utama Telah Dievaluasi dan Telah Ditindaklanjuti Berupa Perbaikan
SOP atau Usulan Perbaikan SOP

KPP Pratama Semarang Selatan dalam menjalankan tugasnya selalu


berupaya mengacu pada SOP yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak secara konsisten dan penuh komitmen. Namun demikian, terdapat
beberapa hal yang belum diatur dalam SOP yang perlu diterapkan dalam rangka
pelaksanaan tugas yang lebih efektif dan efisien . Hal yang belum diatur dalam
Prosedur Operasional Tetap adalah terkait dengan prosedur penyelesaian
permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak bagi Wajib Pajak
Persyaratan Tertentu. yang telah diatur dalam Prosedur Operasional Tetap (SOP)
nomor KPP70-0120 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak Persyaratan Tertentu. Pada
prosedur penerbitan SPMKP ditemukan banyak Wajib Pajak yang tidak
menyampaikan nomor rekening sehingga Case Management di sistem
menggantung. Hal ini ditambah dengan saat Wajib Pajak tersebut menyampaikan
SPT Lebih Bayar tidak mencantumkan nomor telepon yang masih aktif sehingga
sulit dihubungi. Permasalahan SOP tersebut telah disampaikan kepada Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Pajak melalui surat sebagai berikut S-
1507/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 17 Mei 2018 tentang Permohonan Usulan
Pembuatan SOP yang ditujukan kepada Direktur Transformasi dan Proses Bisnis,
27

terkait dengan prosedur tata cara penyelesaian permohonan pengembalian


pendahuluan kelebihan pajak bagi Wajib Pajak persyaratan tertentu.

Dokumen Pendukung
1. S-1507/WPJ.10/2018 tanggal 17 Mei 2018 perihal Permohonan Usulan
Pembuatan SOP kepada Direktur Transformasi dan Proses Bisnis.

2. E-Government atau E-Office


a. Apakah Sistem Pengukuran Kinerja Unit Sudah Menggunakan Teknologi
Informasi?
Jawaban : A

Unit Kerja Memiliki Sistem Pengukuran Kinerja yang Menggunakan Teknologi


Informasi dan Juga Melakukan Inovasi

KPP Pratama Semarang Selatan telah menggunakan sistem teknologi


informasi dalam pengukuran kinerja, baik pengukuran kinerja individu maupun
organisasi. Dalam hal pengukuran kinerja individu, KPP Pratama Semarang
Selatan menggunakan teknologi informasi berupa aplikasi antara lain:
1) Aplikasi E-performance
Aplikasi E-performance mengukur kinerja pegawai melalui capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang dimiliki oleh masing-masing pegawai pada Kontrak
Kinerja pegawai.
2) Aplikasi SIKKA (Sistem Informasi Kepegawaian Keuangan dan Aktiva)
Aplikasi SIKKA pada menu Pengelolaan Kinerja (PP-46) mengukur kinerja
pegawai berdasarkan capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang berisi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencapaian IKU pegawai.
3) Approweb (Aplikasi Profil Wajib Pajak berbasis Web)
Aplikasi Approweb digunakan oleh Account Representative dalam rangka
pengawasan Wajib Pajak dimana aplikasi tersebut dapat digunakan untuk
memonitoring capaian IKU Account Representative.

4) Aplikasi PADI (Pengawasan Analisa Data dan Informasi) dan lain


sebagainya.
Aplikasi PADI (Pengawasan Analisa Data dan Informasi) adalah aplikasi milik
Kanwil DJP Jawa Tengah I yang digunakan oleh seluruh unit vertikal di
bawahnya. Aplikasi ini digunakan untuk pemanfaatan data dan potensi serta
capaian target penerimaan pajak per Account Representative.
28

Untuk pengukuran kinerja organisasi, teknologi informasi yang digunakan


merupakan aplikasi-aplikasi yang digunakan pada pengukuran kinerja individu,
seperti SIKKA, Approweb, PADI, Apportal, e-performance. Hal ini karena pada
dasarnya kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja-kinerja individu
yang memiliki Indikator Kinerja Utama Cascading Peta, yaitu Indikator Kinerja
Utama yang diturunkan dari atasan. Untuk akumulasi perhitungan kinerja
organisasi (Nilai Kinerja Organisasi) menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan
aplikasi e-performance Kepala KPP Pratama Semarang Selatan setelah
mendapat data capaian Indikator Kinerja Utama Casacading Peta dari setiap
seksi.
Aplikasi pengukuran kinerja seperti SIKKA, Approweb, Padi, Apportal, dan
lain-lain disediakan dalam Portal 508. Portal ini merupakan inovasi Teknologi
Informasi yang dibuat oleh KPP Pratama Semarang Selatan yang berfungsi untuk
menyediakan tampilan menu-menu pengukuran kinerja. Portal ini dapat diakses
melalui jaringan intranet dan disediakan juga menu administrasi surat masuk dan
surat keluar baik dari kantor maupun seksi sehingga membantu pegawai untuk
mengukur realisasi kinerja yang dihasilkan dalam bentuk produk surat. Melalui
menu ini sejumlah pegawai dapat mengetahui nilai realisasi IKU yang menjadi
tolak ukur penilaian kinerja baik organisasi maupun individu.

Dokumen Pendukung
1) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil;
2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan;
3) Surat Direktur Kepatuhan Internal dan Sumber Daya Aparatur Nomor S-
376/PJ.11/2017 hal Penyampaian Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-
19/MK.1/2017 tentang Pengelolaan Kinerja Semester I Tahun 2017 di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2010 tentang
Penggunaan Aplikasi Approweb Sebagai Sarana Pembuatan Profil Wajib
Pajak;
5) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ/2012 tentang
Penyempurnaan Aplikasi Approweb Sebagai Sarana Pembuatan dan
Pemutakhiran Profil Wajib Pajak;
6) Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-1358/WPJ.10/2016 hal
Pembentukan Tim Pengelola PADI;
29

7) Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-3039/WPJ.10/2016 hal


Optimalisasi Aplikasi PADI;
8) Laporan Capaian IKU (Indikator Kinerja Utama) dan NKO (Nilai Kinerja
Organisasi) Tahun 2017 dan Tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan;
9) Hasil tangkapan layar (print screen) Aplikasi PADI, SIDJP, Approweb dan e-
Performance;
10) Hasil tangkapan layar (print screen) Portal 508;

b. Apakah Operasionalisasi Manajemen SDM Sudah Menggunakan Teknologi


Informasi?
Jawaban : A

Unit Kerja Memiliki Operasionalisasi Manajemen SDM yang Menggunakan


Teknologi Informasi dan Juga Melakukan Inovasi

Dalam operasionalisasi manajemen SDM, KPP Pratama Semarang


Selatan menggunakan teknologi informasi berupa aplikasi Sistem Informasi
Kepegawaian, Keuangan dan Aktiva (SIKKA). Operasionalisasi manajemen SDM
yang dilakukan pada aplikasi SIKKA sudah sangat lengkap karena mencakup
semua kegiatan operasionalisasi manajemen SDM seperti pembuatan surat
tugas, pengajuan cuti, pengajuan ijin belajar di luar kedinasan, pengajuan tugas
belajar, pengajuan diklat, pengajuan lupa presensi, pengajuan izin terlambat,
pulang cepat atau tidak masuk bekerja, pengajuan pembuatan Kartu Pegawai,
pengajuan pembuatan Karis dan/atau Karsu, pengajuan ijin ke luar negeri,
pengajuan usulan Satyalancana Karyasatya, pengajuan laporan perkawinan dan
laporan pertambahan anak, pembuatan KP4, pengusulan pengangkatan PNS,
pengusulan kenaikan pangkat, pembuatan Kenaikan Gaji Berkala, Pembuatan
PPKPNS, serta semua data pegawai. Aplikasi SIKKA juga merupakan alat utama
dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Data Kepegawaian, antara lain
Data Pegawai, Daftar Aktivitas Pegawai, Pemutakhiran Data, dan Pengelolaan
Kinerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.
KPP Pratama Semarang Selatan juga melakukan inovasi terkait
operasionalisasi manajemen SDM. Inovasi dari KPP Pratama Semarang Selatan
yaitu penggunaan Aplikasi Message Pop Up dalam membantu mengumumkan
dan menyebarkan informasi-informasi terkait kepegawaian. Aplikasi Message Pop
Up sendiri merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengirim file dan
pesan dari satu komputer ke komputer yang lain yang telah terhubung oleh
jaringan intranet. Aplikasi Message Pop Up harus ter-install pada masing-masing
30

komputer untuk dapat digunakan. Dengan memakai aplikasi Message Pop Up,
arus informasi dan sharing file menjadi lebih mudah dan cepat.

Dokumen Pendukung
1) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-153/PJ/UP.90/2009 tentang
Pengelolaan Data Kepegawaian Dengan Menggunakan Aplikasi SIKKA;
2) Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-2615/PJ.01/UP.90/2012
hal Permintaan untuk Melakukan Pengelolaan Data Kepegawaian dengan
Menggunakan Aplikasi SIKKA;
3) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIKKA;
4) Manual penggunaan Aplikasi SIKKA;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi Message Pop Up sebagai inovasi
KPP Pratama Semarang Selatan;

c. Apakah Pemberian Layanan Publik Sudah Menggunakan Teknologi


Informasi?
Jawaban : A

Unit Kerja Memberikan Pelayanan kepada Publik dengan Menggunakan


Teknologi Informasi dan Juga Melakukan Inovasi

KPP Pratama Semarang Selatan telah menggunakan berbagai macam


teknologi informasi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Penggunaan
teknologi informasi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan
kepada stakeholder utama KPP Pratama Semarang Selatan yaitu Wajib Pajak.
Teknologi informasi yang digunakan diantaranya: e-filing SPT Tahunan untuk
melakukan pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh Orang Pribadi
1770S dan 1770SS secara online, e-form SPT Tahunan untuk melakukan
pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh Orang Pribadi 1770, 177S
dan 1770SS secara online, e-SPT PPh Pasal 21 untuk pelaporan SPT Masa PPh
Pasal 21 secara elektronik, e-faktur untuk pembuatan dan pelaporan Faktur Pajak
secara elektronik serta untuk membuat laporan e-SPT masa PPN, e-billing untuk
pembayaran pajak melalui metode pembayaran elektronik.
KPP Pratama Semarang Selatan menambahkan menu SMS Hotline pada
Aplikasi Pengawasan WP PKP (508 APPS) dimana ini juga merupakan inovasi
penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan publik yang
bertujuan untuk memudahkan dalam berkomunikasi secara dua arah baik dari sisi
petugas maupun Wajib Pajak. Wajib Pajak dapat berkonsultasi langsung melalui
31

aplikasi ini. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari SMS Blast yang
sebelumnya pernah dipakai namun masih terkendala dimana komunikasi tersebut
hanya dapat dilakukan secara satu arah.
Selain aplikasi-aplikasi tersebut, Wajib Pajak yang hendak melakukan
pelaporan dan permohonan di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) KPP Pratama
Semarang Selatan diberikan nomor antrian melalui sistem pada mesin nomor
antrian, sehingga Wajib Pajak dapat mengecek pada layar nomor antrian.

Dokumen Pendukung
1) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-billing;
2) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-filing;
3) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi e-faktur;
4) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIDJP NINE;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) aplikasi SIDJP;
6) Hasil tangkapan layar (print screen) menu SMS Hotline;
7) Foto Mesin Antrian dan Sistem Antrian KPP Pratama Semarang Selatan.

d. Apakah Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pemanfaatan


Teknologi Informasi Dalam Pengukuran Kinerja Unit, Operasionalisasi SDM
dan Pemberian Layanan Kepada Publik?
Jawaban : A

Laporan Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi


dalam Pengukuran Kinerja Unit, Operasionalisasi SDM, dan Pemberian Layanan
kepada Publik Dilakukan Bulanan

Dalam rangka menjamin kelancaran pemberian pelayanan terhadap Wajib


Pajak, operasionalisasi Sumber Daya Manusia dan kelancaran dalam
pelaksanaan Proses Bisnis di KPP Pratama Semarang Selatan, Kepala Seksi
Pengolahan Data dan Informasi selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap
Sistem Informasi, Jaringan, dan Aplikasi melakukan monitoring dan evaluasi
dalam bentuk rapat monitoring dan evaluasi dengan seksi-seksi terkait.

Dokumen Pendukung
1) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Januari 2018;
2) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Februari 2018;
32

3) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi


Informasi Bulan Maret 2018;
4) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan April 2018;
5) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Mei 2018;
6) Laporan Hasil Rapat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi Bulan Juni 2018.

3. Keterbukaan Informasi Publik


a. Apakah Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Telah Diimplementasikan?
Jawaban : Ya

Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik telah Diimplementasikan

Pemerintah saat ini tengah melaksanakan reformasi terhadap birokrasi


dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Konsep reformasi birokrasi tersebut terdapat pada Undang-Undang
nomor 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara sebagai pengganti Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 Arah kebijakan reformasi tersebut antara lain
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dimana salah satu nilai ukurnya
adalah dengan keterbukaan informasi publik. Dengan dasar dan pertimbangan itu,
pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Tujuan dari Undang-Undang ini adalah untuk:
1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan
publik, program kebijakan publik dan proses pengambilan keputusan publik
serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik;
3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
dan pengelolaan Badan Publik yang baik;
4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif,
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
5) Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak;
6) Mengembangkan ilmu pegetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
33

7) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan


Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas;
KPP Pratama Semarang Selatan sebagai salah satu unit vertikal di
Direktorat Jenderal Pajak telah menerapkan Kebijakan Keterbukaan Informasi
Publik. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2012 tentang Pedoman Layanan Informasi Publik di lingkungan
Kementerian Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
17/PJ/2013 tentang Pengelolaan Informasi Publik di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
17/PJ/2013, informasi publik yang disediakan dan diumumkan antara lain:
1) Struktur organisasi dan nama pejabat (Kepala Kantor);
2) Alamat kantor disertai dengan nomor telepon, faksimili dan surat elektronik;
3) Statistik penerimaan pajak;
4) Laporan keuangan yang telah diaudit;
5) Ringkasan program kerja dan kegiatan;
6) Informasi berkaitan dengan tata cara pengaduan (whistleblowing system) di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
7) Pengumuman pengadaan barang dan jasa.
Untuk beberapa informasi alamat kantor, nomor telepon, faksimili dan
surat elektronik juga telah diinformasikan melalui kepala surat, banner dan media
sosial. Terkait informasi publik lainnya diumumkan dan disebarluaskan melalui
akun media sosial milik KPP Pratama Semarang Selatan yang terdiri dari
Facebook, Twitter, dan Instagram.
Salah satu informasi publik yang harus tersedia adalah informasi berkaitan
dengan tata cara pengaduan (whistleblowing system). Hal ini merupakan salah
satu cara untuk mencegah dan melakukan deteksi dini atas pelanggaran yang
mungkin terjadi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui
peningkatan peran serta pegawai dan masyarakat secara aktif untuk menjadi
pelapor pelanggaran (Whistleblower). Dengan demikian maka sistem tersebut
dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik. Pengaduan dari masyarakat juga merupakan salah satu bentuk
pengendalian internal untuk peningkatan pelayanan kepada stakeholder. Terkait
kebijakan pengaduan masyarakat, KPP Pratama Semarang Selatan sebagai
salah satu unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak telah menerapkan Kebijakan
Pengaduan dan Keterbukaan Informasi Publik. Pengaduan masyarakat di KPP
Pratama Semarang Selatan dapat disalurkan melalui www.wise.kemenkeu.go.id
dan www.pengaduan.pajak.go.id.
34

Dokumen Pendukung
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 278/KMK.01/2012 Tentang Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi dan Koordinator Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2012 tentang Pedoman
Layanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian Keuangan;
3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2013 tentang
Pengelolaan Informasi Publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4) Hasil tangkapan layar (print screen) Akun Media Sosial KPP Pratama
Semarang Selatan;
5) Hasil tangkapan layar (print screen) website www.wise.kemenkeu.go.id;
6) Hasil tangkapan layar (print screen) website Rencana Umum Pengadaan.

b. Apakah Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan


Keterbukaan Informasi Publik?
Jawaban : Ya

Sudah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Keterbukaan


Informasi Publik

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan monitoring dan


evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan Keterbukaan Informasi Publik yang
berupa pelaksanaan rapat Monev yang dihadiri oleh seluruh Tim Media Sosial
KPP Pratama Semarang Selatan. Dalam Monev tersebut dibahas mengenai
evaluasi kinerja tim serta pembagian tugas dalam hal admin, konten, dan konsep
lainnya untuk dipublikasikan melalui akun media sosial KPP Pratama Semarang
Selatan. Dengan adanya kegiatan Monev ini diharapkan dapat mendorong
kegiatan layanan informasi publik dalam melaksanakan Keterbukaan Informasi
Publik.
KPP Pratama Semarang Selatan juga menyusun Laporan Empat Bulanan
Layanan Informasi Publik PPID Tingkat III Direktorat Jenderal Pajak yang
dilaporkan kepada Kanwil Direktorat Jenderal Pajak. Laporan tersebut merupakan
salah satu bentuk evaluasi atas kebijakan keterbukaan informasi publik di KPP
Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung
35

1) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-


109/WPJ.10/KP.10/2017 tentang Pembentukan Tim Media Sosial dan Situs
Pajak KPP Pratama Semarang Selatan;
2) Laporan Empat Bulanan Layanan Informasi Publik PPID Kuartal I Tahun 2017;
3) Monitoring dan Evaluasi Tim Media Sosial dan Keterbukaan Informasi Publik;
36
37

III. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu proses yang menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup pegawai untuk dapat menunjang aktivitas organisasi
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen sumber daya manusia melibatkan
semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi SDM secara langsung.
Sumber daya manusia merupakan elemen terpenting pada instansi pemerintah yang
berperan sebagai penggerak utama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi
pemerintah. Mengingat begitu pentingnya SDM, maka manajemen SDM diperlukan untuk
mengelolanya secara sistematis, terencana, dan terpola agar tujuan yang diinginkan
organisasi pada masa sekarang maupun yang akan datang dapat tercapai secara optimal.
Oleh karena itu, dalam Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi,
aspek SDM menjadi penting sehingga perlu dilakukan penataan secara sistematis.

1. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi


a. Apakah kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu
kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja untuk masing-masing
jabatan?
Jawaban : Ya

Kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu kepada peta jabatan
dan hasil analisis beban kerja untuk masing-masing jabatan.

Kebutuhan pegawai yang disusun oleh KPP Pratama Semarang Selatan


telah mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja untuk masing-
masing jabatan. Penyusunan kebutuhan pegawai mengacu pada peta jabatan unit
organisasi sebagai berikut:

Peta Jabatan KPP Pratama Semarang Selatan


38

Dapat dilihat dari peta jabatan sebagaimana tercantum di atas, terdapat 9


(sembilan) seksi dan 1 subbagian pada KPP Pratama Semarang Selatan
ditambah dengan jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak (FPP). Di bagian peta
berwarna merah menunjukkan adanya kekosongan Kepala Subbagian
dikarenakan pensiun dan sampai bulan Juni 2018 jabatan tersebut dilaksanakan
oleh Pelaksana Tugas (Plt.).
Dari peta jabatan ini disusun Laporan Kebutuhan Pegawai yang telah
ditandatangani Kepala KPP Pratama Semarang Selatan yang dibuat berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak serta Analisis Beban Kerja
pada KPP Pratama Semarang Selatan. Laporan kebutuhan pegawai tersebut
memuat jumlah pegawai yang dibutuhkan masing-masing seksi dan subbagian
umum sesuai dengan analisis beban kerja yang telah dilakukan.

Rekapitulasi Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Peta Jabatan dan ABK 2018


No Unit Organisasi Jumlah Kebutuhan Pegawai
1. Kepala Kantor 1
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4
3. Seksi Pelayanan 9
4. Seksi Penagihan 4
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8
9. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal 10
10. Seksi Pemeriksaan 3
11. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 6
12. Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak 7
39

TOTAL KEBUTUHAN PEGAWAI 78

Kekurangan dan/atau kelebihan pegawai dalam setiap seksi dan/atau


subbagian dilaporkan secara berkala setiap tahunnya. KPP Pratama Semarang
Selatan juga telah melakukan pola mutasi internal atau rotasi apabila terdapat
kebutuhan pegawai yang mendesak. Berikut perbandingan jumlah pegawai
berdasarkan analisis beban kerja awal tahun 2018 dengan jumlah pegawai
masing-masing seksi dan subbagian KPP Pratama Semarang Selatan sampai
bulan Juni 2018.

Jumlah Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018


Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai
No Unit Organisasi
Hasil ABK Awal Tahun 2018
1. Kepala KPP Pratama 1 1
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4 4
3. Seksi Pelayanan 9 12
4. Seksi Penagihan 4 4
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 9 9
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9 8
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8 9
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8 8
9. Subbagian Umum dan Kepatuhan 10 9
Internal
10. Seksi Pemeriksaan 3 2
11. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 6 6
11. Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak 7 6
TOTAL JUMLAH PEGAWAI 78 78
Selisih Kebutuhan Pegawai 0

Perbandingan Jumlah Kebutuhan Pegawai dengan Jumlah Pegawai 2018


40

Dari tabel tersebut terlihat bahwa persentase pemenuhan kebutuhan


pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2018 telah mencapai 100%.
Oleh karena itu, dapat dikatakan KPP Pratama Semarang Selatan telah
menerapkan hasil analisa beban kerja (ABK) sebagai acuan dalam penyusunan
kebutuhan pegawai dan berkoordinasi dengan Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak. Selisih kebutuhan pegawai tersebut akan diperhitungkan kembali pada
analisa beban kerja tahun berikutnya serta dituangkan dalam laporan rekapitulasi
kebutuhan pegawai berdasarkan analisa beban kerja di Lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan Tahun 2018.
Pada tahun 2018, di bulan Januari 2018 tedapat mutasi keluar sebanyak
1 (satu) orang pegawai dikarenakan telah pensiun. Di samping itu, berdasarkan
Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak nomor PENG-130/PJ.01/2018
tanggal 16 Maret 2018 tentang Mutasi Calon Pegawai Negeri Sipil Lulusan
Program Diploma I dan Diploma III Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun
2017, di bulan Maret 2018 KPP Pratama Semarang Selatan mendapatkan
penempatan pegawai baru sebanyak 4 (empat) orang pegawai. Hal ini berarti
jumlah pegawai KPP Pratama Semarang menjadi 81 orang pegawai. Dengan
demikian, persentase pemenuhan kebutuhan pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan menjadi lebih dari 100% atau selisih 4 (empat) orang pegawai
berdasarkan analisa kebutuhan pegawai.

Kebutuhan Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan per Maret 2018


41

No. Keterangan ABK 2018 Realisasi Selisih


1 Jumlah Pegawai Awal 78 78 0
Tahun 2018
2 Jumlah Pegawai per 77 81 4
Maret 2018 (1 orang pensiun)

Dari hasil analisa kebutuhan pegawai awal tahun 2018, diketahui bahwa
kebutuhan pegawai berdasarkan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan KPP
Pratama Semarang Selatan sebanyak 4 (empat) orang yaitu 1 orang pegawai
dengan tingkat pendidikan Diploma I, 3 orang pegawai dengan tingkat pendidikan
Diploma III telah terpenuhi.

Dokumen Pendukung:
1. Peta jabatan KPP Pratama Semarang Selatan;
2. Analisis Beban Kerja KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Laporan Kesenjangan Kompetensi Jabatan berdasarkan Analisis Beban Kerja
Tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak nomor PENG-130/PJ.01/2018
tanggal 16 Maret 2018 tentang Mutasi Calon Pegawai Negeri Sipil Lulusan Program
Diploma I dan Diploma III Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun 2017;
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ/2017 tanggal 16 Januari
2017 tentang Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak Tahun 2017;
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-45/PJ/2017 tanggal 29 Desember
2017 tentang Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak Tahun 2018;
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
15/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 hal Pelaksanaan Analisis Beban
Kinerja di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/PMK.01/2014 tanggal 17
Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Laksana Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak;
9. Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-2081/WPJ.10/2017 tanggal 13
Oktober 2017 hal Penjelasan Atas Kriteria Pemindahan (Mutasi) di Lingkungan
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I;
42

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 175/PMK.01/2016 tanggal


18 November 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Workload
Analysis) di Lingkungan Kementerian Keuangan;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 tanggal 7 Juli 2011 tentang Pedoman Analisis
Jabatan.

b. Apakah penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu kepada


kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan?
Jawaban: A

Semua penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu kepada


kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan.

Penempatan pegawai telah mengacu kepada kebutuhan pegawai yang


telah disusun sesuai jabatan yang tersedia. Kebutuhan pegawai KPP Pratama
Semarang Selatan dapat dilihat dari hasil analisa beban kerja yang telah
dilakukan atau dapat juga dilihat dari hasil input pada aplikasi SIKKA DJP.
Berdasarkan hasil analisa beban kerja tersebut, pada tahun 2017 Kantor Pusat
DJP dan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I memenuhi kebutuhan pegawai di
KPP Pratama Semarang Selatan dengan penempatan pegawai baru CPNS dari
PKN STAN sebanyak 4 (empat) orang. Berdasarkan penempatan pegawai baru
tersebut, KPP Pratama Semarang Selatan menyusun Surat Keputusan
Penempatan Pegawai nomor KEP-28/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 19 Maret
2018 tentang Penempatan Pelaksana Pada Unit Eselon IV di Lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan, sesuai dengan maksud dan tujuan rekrutmen serta
rencana kebutuhan pegawai.

Penempatan Pegawai Rekrutmen Tahun 2018


No Unit Organisasi Keterangan
1. Seksi Pelayanan  Penempatan pegawai Hudzaifah Nur
Azzahro
2. Seksi Pemeriksaan Telah dilakukan mutasi internal
terhadap Maulana Alfajri untuk
memenuhi kebutuhan pegawai
3. Seksi Ekstensifikasi  Penempatan pegawai Nur Hidayatun
Penyuluhan Ni’mah
No Unit Organisasi Keterangan
4. Seksi Pengawasan dan  Penempatan pegawai Rafika Dian
43

Konsultasi I Utami
 Dibutuhkan pegawai bagian
administratif untuk pengurusan surat
masuk dan keluar serta pengarsipan
berkas.
5. Subbagian Umum dan  Penempatan pegawai Hayu Aruf
Kepatuhan Internal Fardilla

Dari tabel di atas, terlihat bahwa KPP Pratama Semarang Selatan telah
berupaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai tiap-tiap seksi dan subbagian
dengan melakukan penempatan pegawai rekrutmen CPNS dari PKN STAN.
KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan mutasi internal
kepada pegawai Maulana Alfajri yang semula Pelaksana Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I menjadi Pelaksana Seksi Pemeriksaan (dokumen pendukung
terlampir), sehingga kebutuhan pegawai pada Seksi Pemeriksaan dapat
terpenuhi. Selain itu, selama tahun 2017 telah dilaksanakan mutasi pegawai di
lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I berdasarkan Keputusan Kepala Kanwil
DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-251/WPJ.10/2017 tanggal 5 September 2017
tentang Pemindahan Para Pelaksana di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I. Total terdapat 11 (sebelas) orang pegawai mutasi baru pada KPP
Pratama Semarang Selatan. Sehingga berdasarkan Keputusan Kepala KPP KPP
Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-361/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 10 Juli
2017 tentang Penempatan Pelaksana Pada Unit Eselon IV Di Lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan, dilakukan pemindahan atau mutasi internal terhadap
pegawai rekrutmen CPNS STAN pada tahun 2017 untuk memenuhi kebutuhan
pegawai sebagai berikut:

Pemindahan Pegawai Hasil Rekrutmen CPNS dari PKN STAN Tahun 2017
44

Penempatan Pemindahan Alasan Penempatan


No Nama/NIP
Pertama Akhir 2017 dan Pemindahan
1. Maulynda Arifah Seksi Subbagian Kurangnya pelaksana
Rahmawati Ekstensifikasi Umum dan pada Subbagian
NIP 199501042016122002 dan Kepatuhan Umum dan
Penyuluhan Internal Kepatuhan Internal
yang disebabkan
oleh mutasi pegawai
pelaksana sehingga
kebutuhan pegawai
sesuai ABK dapat
terpenuhi.
2. Maulana Alfajri Seksi Seksi Kurangnya pelaksana
NIP 199706192016121004 Pengawasan Pemeriksaan pada Subbagian
dan Umum dan
Konsultasi I Kepatuhan Internal
yang disebabkan
oleh mutasi pegawai
pelaksana sehingga
kebutuhan pegawai
sesuai ABK dapat
terpenuhi.
3. Sylvia Maya Indraswari Seksi Seksi Kurangnya pelaksana
NIP 199705142016122001 Pengawasan Pengawasan Seksi Pengawasan
dan dan dan Konsultasi III
Konsultasi III Konsultasi III sebagai hasil dari
analisa kebutuhan
pegawai

Dokumen Pendukung:
1. Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Nomor PENG-
257/PJ.01/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Mutasi Calon Pegawai Negeri
Sipil Lulusan Program Diploma I dan Diploma III Politeknik Keuangan Negara
STAN Tahun 2016;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
361/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 10 Juli 2017 tentang Penempatan Pelaksana
Pada Unit Eselon IV Di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
45

3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-


407/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 18 September 2017 tentang Pemindahan
Para Pelaksana di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
4. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
00016/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 7 Februari 2018 tentang Pemindahan
Maulana Alfajri;
5. Keputusan Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-251/WPJ.10/2017
tanggal 5 September 2017 tentang Pemindahan Para Pelaksana di
Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I;
6. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
406/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 18 September 2017 tentang Penempatan
Pelaksana Pada Unit Eselon IV Di Lingkungan KPP Pratama Semarang
Selatan;
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241/PMK.01/2015
tanggal 22 Desember 2015 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan;
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2017
tanggal 13 Februari 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 241/PMK.1/2015 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan
dan Peringkat bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.

c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan


pegawai rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi
telah memberikan perbaikan terhadap kinerja unit kerja?
Jawaban : Ya

Sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan pegawai


rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan dalam organisasi telah
memberikan perbaikan terhadap kinerja KPP Pratama Semarang Selatan.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang Selatan telah


melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penempatan pegawai untuk
memenuhi kebutuhan pegawai dalam organisasi. Hal ini dapat dilihat pada
laporan evaluasi penempatan pegawai rekrutmen yang telah dibuat dan
ditandatangani oleh Kepala KPP Pratama Semarang Selatan. Pada laporan ini,
diketahui bahwa selama tahun 2017 KPP Pratama Semarang Selatan
menempatkan 3 (tiga) orang pegawai di subbagian dan seksi terkait berdasarkan
46

kompetensi serta memperhatikan kebutuhan, kesesuaian pangkat, jabatan,


golongan serta kapasitas pegawai tersebut. Diketahui bahwa pegawai yang
bersangkutan telah menjalankan tugas dengan baik dilihat dari nilai Capaian
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) masing-masing pegawai mencapai lebih dari
85% yang mana menunjukkan bahwa penempatan pegawai tersebut telah sesuai
dan memberikan perbaikan kinerja bagi KPP Pratama Semarang Selatan.
KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan evaluasi dan
penilaian pegawai yang dilakukan secara berkala setiap semester. Atasan
langsung memberikan penilaian dan evaluasi terhadap pegawai bawahannya
serta membuat saran dan rencana pengembangan kapasitas pegawai yang
bersangkutan di masa mendatang. Evaluasi atas penilaian kinerja dan perilaku
dilakukan pada Sistem Informasi Keuangan Kepegawaian dan Aktiva oleh atasan
langsung.
Hasil Penilaian Kinerja dan Perilaku Atasan Langsung
No Nama Pegawai Kinerja Perilaku Catatan
1. Maulynda Arifah Rahmawati 92 93 Positif
2. Maulana Alfajri 92 98,6 Positif
3. Sylvia Maya Indraswari 91,67 97,93 Positif

Berikut penempatan para pegawai rekrutmen di KPP Pratama Semarang


Selatan Tahun 2017:
1. Maulynda Arifah Rahmawati ditempatkan sebagai pelaksana Subbagian
Umum dan Kepatuhan Internal.
2. Maulana Alfajri ditempatkan sebagai pelaksana Seksi Pengawasan dan
Konsultasi I.
3. Sylvia Maya Indraswari ditempatkan sebagai pelaksana Seksi Pengawasan
dan Konsultasi III.
Dari penilaian kinerja dan perilaku atasan langsung, dapat disimpulkan
bahwa kinerja pegawai tersebut di atas telah memenuhi harapan terhadap
perbaikan kinerja dan perilaku dengan nilai di atas 92. Hal ini membuktikan
bahwa penempatan pegawai tersebut telah berkontribusi terhadap perbaikan
kinerja keseluruhan KPP Pratama Semarang Selatan.
Evaluasi secara periodik setiap semester pun akan dilakukan oleh atasan
langsung terhadap pegawai bawahannya melalui aplikasi SIKKA (Sistem
Informasi Keuangan Kepegawaian dan Aktiva) dan e-Performance. Evaluasi
dilakukan terhadap target Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah dibuat
sendiri oleh pegawai yang bersangkutan, kemudian disandingkan dengan
realisasi kinerja pegawai tersebut. Selain itu, atasan langsung juga memberikan
47

evaluasi insidentil atau evaluasi khusus apabila pegawai yang bersangkutan


pindah atau mutasi baik internal dalam unit kerja maupun eksternal ke unit kerja
yang lain.

Dokumen Pendukung:
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
117/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 28 Mei 2018 hal Rapat Evaluasi
Penempatan Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan Kinerja Unit Kerja
Tahun 2018;
2. Lembar Evaluasi Penempatan Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan
Kinerja Unit Kerja di KPP Pratama Semarang Selatan periode Oktober s.d
Desember 2017;
3. Laporan Hasil Rapat tanggal 30 Mei 2018 hal Evaluasi Penempatan
Pegawai Rekrutmen terhadap Perbaikan Kinerja Unit Kerja;
4. Penilaian Capaian Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil melalui Aplikasi
SIKKA dan Laporan Nilai Kinerja Pegawai melalui Aplikasi e-Performance;
5. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-
42/MK.1/2016 tanggal 6 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Dialog
Kinerja Individu di Lingkungan Kementerian Keuangan;
6. Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 tanggal 17 Maret 2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
7. Surat Direktur KITSDA Nomor S-175/PJ.11/2017 tanggal 21 Maret 2017 hal
Perubahan Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
8. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2012 tanggal tentang
Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak;
9. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
10. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester II Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan.

2. Pola Mutasi Internal


a. Dalam melakukan pengembangan karier pegawai, apakah telah dilakukan
mutasi pegawai antar jabatan?
48

Jawaban: Ya

Telah dilakukan mutasi pegawai antar jabatan sebagai wujud dari


pengembangan karier pegawai

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan mutasi pegawai antar


jabatan, sebagai wujud pengembangan karier pegawai. Hal ini dapat dilihat dari
Surat Keputusan Mutasi yang telah ditandatangani dan diterbitkan oleh Kepala
KPP Pratama Semarang Selatan. Riwayat mutasi pegawai di KPP Pratama
Semarang Selatan dapat dilihat langsung pada aplikasi SIKKA. Mutasi pegawai
antar jabatan dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki
seorang pegawai yang secara langsung dapat mempengaruhi karier pegawai
tersebut di masa yang akan datang. Salah satu mutasi pegawai antar jabatan
yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan karier adalah Juru Sita. Di
tingkat pelaksana juga telah dilakukan mutasi pegawai antar jabatan, dari
pelaksana umum ke jabatan pelaksana khusus.

Mutasi Pegawai Antar Jabatan dalam rangka Pengembangan Karir


No Nama/NIP Jabatan Jabatan Alasan Pemindahan
Awal Sekarang
1. Brilian Budi Nurani Pelaksana Sekretaris Kenaikan peringkat
NIP 19910222014112001 pegawai dari grade 6
ke grade 8 (peringkat
mula jabatan
sekretaris).

2. Dwi Hanggorotomo Pelaksana Jurusita Pengembangan karir


NIP 196805061994031004 menjadi Juru Sita serta
insentif khusus.
3. Sugeng Pelaksana Jurusita Pengembangan karir
NIP 197610281998031001 menjadi Juru Sita serta
insentif khusus
Salah satu indikator pengukuran pengembangan karir pegawai adalah
melalui peringkat jabatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
950/KMK.01/2016 tanggal 29 Desember 2017 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 950/KMK.01/2016 tentang Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan (dokumen
pendukung terlampir), maka dalam rangka pengembangan karir pegawai, KPP
Pratama Semarang Selatan telah melakukan mutasi internal antar jabatan. Untuk
49

jabatan Sekretaris peringkat paling rendah adalah 8 untuk golongan II/c


sementara untuk pelaksana umum hanya peringkat 6, sehingga dalam konteks
pengembangan karir pegawai (pegawai pelaksana umum) diberikan kesempatan
untuk menambah peringkat karir menjadi lebih tinggi dan kenaikan peringkat
lebih mudah serta cepat dengan menempatkan ulang pegawai tersebut pada
jabatan sekretaris.
Jurusita merupakan jabatan pelaksana khusus yang mengemban tugas
cukup berat. Dalam pemilihannya, pegawai yang diangkat menjadi jurusita wajib
memiliki sertifikat pelatihan khusus serta bersedia diambil sumpah untuk menjadi
Jurusita Pajak Negara (JPN). Dalam hal pengembangan karir, jurusita memiliki
keunggulan insentif khusus yang diberikan melekat pada jabatan sesuai dengan
SE-81/PJ/2011 tanggal 10 November 2011 tentang Insentif Jurusita Pajak
(dokumen pendukung terlampir).

Dokumen Pendukung:
1. Print screen riwayat mutasi pegawai yang diperoleh dari SIKKA;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
412/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Perubahan
Pemindahan Para Pelaksana di KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
409/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 26 September 2017 tentang Penunjukan
dan Pengangkatan Juru Sita Pajak Negara pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
4. Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-
61/WPJ.10/2018 tanggal 25 Januari 2018 tentang Penetapan Jabatan dan
Peringkat Bagi Pelaksana Khusus berdasarkan Hasil Penilaian di
Lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I;
5. Surat Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-188/PJ.11/2018 tanggal 15 Maret 2018
hal Survei Persepsi Pegawai atas Pola Mutasi dan Karier di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018;
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-81/PJ/2011 tanggal 10
November 2011 tentang Insentif Jurusita Pajak;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.01/2009 tanggal 27 Februari
2008 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan Departemen
Keuangan;
50

8. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2012 tanggal 19


Januari 2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier;
9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-07/PJ/2012 tanggal 28
Maret 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
10. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-25/PJ/2012 tanggal 16 Juni
2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-01/PJ/2012 tentang Pola Mutasi Jabatan Karier di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
11. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 971/KMK.01/2017
tentang Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan.

b. Apakah dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan telah


memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola mutasi yang telah
ditetapkan?
Jawaban: A

Semua mutasi pegawai antar jabatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan
mengikuti pola mutasi yang telah ditetapkan organisasi dan juga KPP Pratama
Semarang Selatan memberikan pertimbangan terkait hal ini.

Dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan, Kepala KPP Pratama


Semarang Selatan telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola
mutasi yang telah ditetapkan. Disamping memperhatikan pola mutasi, pegawai
yang dimutasi harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan jabatan yang baru,
misalnya disesuaikan dengan diklat yang pernah diikuti sebelumnya. Selain itu,
KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan Rapat Penempatan dan
Pemindahan Pegawai secara rutin setiap penempatan atau mutasi pegawai baru,
sebagai salah satu pertimbangan mutasi pegawai antar jabatan.
Selama tahun 2017 terdapat beberapa mutasi pegawai antar unit kerja
yang telah dilakukan oleh Kantor Pusat DJP maupun Kanwil DJP Jawa Tengah I.
Mutasi yang dilakukan meliputi mutasi pegawai Fungsional Pemeriksa Pajak,
Account Representative dan pelaksana umum. Para pegawai yang dimutasi ke
KPP Pratama Semarang Selatan telah ditempatkan sesuai dengan kompetensi
jabatan serta pola mutasi dan telah dilakukan pertimbangan dari unit organisasi
51

berdasarkan hasil Rapat Penempatan dan Pemindahan Pegawai pada KPP


Pratama Semarang Selatan.

Daftar Mutasi Pegawai Berdasarkan Kompetensi Jabatan


No. Nama/NIP Jabatan Khusus Pertimbangan
1. Brilian Budi Nurani Sekretaris Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 19910222014112001 Eselon III sesuai dengan kompetensi jabatan
3. Dwi Hanggorotomo Juru Sita Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 196805061994031004 sesuai dengan kompetensi jabatan
4. Sugeng Juru Sita Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 197610281998031001 sesuai dengan kompetensi jabatan
5. Almas Khoirina Pelaksana Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 199203112014022004 Kepatuhan Internal sesuai dengan kompetensi jabatan
6. Wahyu Kurniawan Account Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 198503252007011003 Representative sesuai dengan kompetensi jabatan
7. Made Arfi Suprihanti Account Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 197001171992032001 Representative sesuai dengan kompetensi jabatan
8. Alam Akbar Account Telah memiliki Sertifikat Pelatihan
NIP 198311222003121004 Representative sesuai dengan kompetensi jabatan

Selain berdasarkan kompetensi jabatan yang tersedia, penempatan


pegawai mutasi antar unit kerja ke KPP Pratama Semarang Selatan telah sesuai
dengan pola mutasi. Dan selama tahun 2017 telah dilakukan mutasi internal
pegawai dengan menyesuaikan kebutuhan dan kompetensi pegawai serta
jabatannya yang ada dan telah dilakukan pertimbangan dari unit organisasi
berdasarkan hasil Rapat Penempatan dan Pemindahan Pegawai pada KPP
Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung:
1. Print Screen Aplikasi SIKKA tentang Riwayat Diklat Pegawai;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
412/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 27 September 2017 tentang Perubahan
Pemindahan Para Pelaksana di KPP Pratama Semarang Selatan;
3. Sertifikat Diklat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
4. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
409/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 26 September 2017 tentang Penunjukan dan
Pengangkatan Juru Sita Pajak Negara pada KPP Pratama Semarang Selatan;
5. Sertifikat DTSS Spesialisasi Juru Sita Pajak Negara;
52

6. Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-


126/WPJ.10/2018 tanggal 2 Mei 2016 tentang Penetapan Pelaksana Unit
Kepatuhan Internal Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Tengah I;
7. Surat Keterangan Telah Mengikuti Pelatihan Workshop Pelaksanaan Tugas
Unit Kepatuhan Internal (UKI) Tahun 2018;
8. Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-
360/WPJ.10/2017 tanggal 10 Juli 2017 tentang Penempatan dan Pemindahan
para Account Representative di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Semarang Selatan;
9. Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Substantif Spesialisasi Account
Representative Dasar E-Learning Tahun Anggaran 2017;
10. Pengumuman Nomor PENG-257/PJ.01/2017 tentang Mutasi Calon Pegawai
Negeri Sipil Lulusan Program Diploma I dan III Politeknik Keuangan Negara
STAN Tahun 2016;
11. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-251/WPJ.10/2017 tanggal 5
September 2017 tentang Pemindahan Para Pelaksana di Lingkungan Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I;
12. Pengumuman Nomor PENG-258/PJ.01/2017 tentang Mutasi Penelaah
Keberatan, Account Representative¸dan Pelaksana di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
13. Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-2081/WPJ.10/2017 tanggal
13 Oktober 2017 hal Penjelasan Atas Kriteria Pemindahan (Mutasi) di
Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah;
14. Pengumuman Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak nomor PENG-
261/PJ.01/2017 tanggal 22 Juni 2017 tentang Pemindahan Para Pejabat
Fungsional Pemeriksa Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-172/PJ/2017.

c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang
telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja?
Jawaban: Ya

Sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan mutasi yang telah
dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja.
53

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan telah melakukan


monitoring dan evaluasi terhadap penempatan serta pemindahan atau mutasi
pegawai antar jabatan dalam rangka pengembangan karier sesuai dengan
kompetensi jabatan. Hal ini dapat dilihat pada monitoring sikka.
Dalam laporan tersebut diketahui bahwa KPP Pratama Semarang Selatan
menempatkan sebanyak 15 (lima belas) orang pegawai mutasi baru serta
memindahkan sebanyak 3 (tiga) orang pegawai lama pada setiap subbagian atau
seksi. Para pegawai tersebut ditempatkan pada subbagian atau seksi masing-
masing berdasarkan kompetensi pegawai serta memperhatikan kesesuaian
jabatan dengan pangkat/golongan pegawai tersebut. Tidak hanya itu, pegawai
juga ditempatkan dalam rangka pengembangan karier serta sesuai dengan
kompetensi jabatan dan pola mutasi di KPP Pratama Semarang Selatan.
Evaluasi secara periodik setiap satu tahun sekali pun telah dilakukan oleh
atasan langsung terhadap pegawai bawahannya melalui aplikasi SIKKA dan e-
Performance. Evaluasi dilakukan terhadap target Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
yang telah dibuat sendiri oleh pegawai yang bersangkutan, kemudian
disandingkan dengan realisasi kinerja pegawai tersebut. Selain itu, KPP Pratama
Semarang Selatan juga telah mengadakan Sidang Pemeringkatan Pegawai
berdasarkan Nilai Kinerja dan Kontribusi Pegawai terhadap perbaikan unit kerja.

Dokumen Pendukung:
1. Laporan Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Pemindahan Pegawai
di KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2. Hasil Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai Mutasi KPP Pratama Semarang
Selatan Tahun 2017;
3. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-
42/MK.1/2016 tanggal 6 Desember 2016 tentang Pelaksanaan Dialog
Kinerja Individu di Lingkungan Kementerian Keuangan;
4. Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 tanggal 17 Maret 2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
5. Surat Direktur KITSDA Nomor S-175/PJ.11/2017 tanggal 21 Maret 2017 hal
Perubahan Surat Direktur KITSDA Nomor S-173/PJ.11/2017 hal
Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai Tahun 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
6. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
54

7. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester II Tahun


2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan.

3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi


a. Apakah Unit Kerja melakukan Training Need Analysis untuk
pengembangan kompetensi?
Jawaban: Ya

Sudah dilakukan Training Need Analysis untuk pengembangan kompetensi.

KPP Pratama Semarang Selatan Semarang telah melakukan Training


Need Analysis (TNA) untuk pengembangan kompetensi pegawai. TNA untuk In
House Training (IHT) merupakan kegiatan identifikasi yang dilakukan oleh KPP
Pratama Semarang Selatan pada awal tahun sebagai sarana perancangan
kegiatan IHT untuk tahun berjalan. TNA bertujuan agar KPP Pratama Semarang
Selatan mendapatkan rencana pelaksanaan IHT sesuai dengan kebutuhan
pengembangan kapasitas di unit kerja.
Selain melalui TNA, KPP Pratama Semarang Selatan juga berupaya
melakukan pemetaan kebutuhan dan minat diklat masing-masing pegawai
dengan survey pendataan minat pegawai untuk mengikuti diklat. Hasil akhir dari
survey tersebut berupa jumlah pegawai yang berminat untuk mengikuti diklat dan
hasil tersebut dikirimkan ke Kanwil DJP Jawa Tengah I untuk ditindaklanjuti. KPP
Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan usulan pelatihan atau In
House Training terhadap Account Representative dalam rangka pengembangan
kompetensi.

Dokumen Pendukung:
1. Print Screen usulan diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar pegawai yang
mengikuti diklat sesuai dengan kebutuhan pengembangan kapasitas di KPP
Pratama Semarang Selatan;
2. Print Screen kalender diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar diklat yang
dapat diikuti oleh masing-masing pegawai;
3. Pengembangan Kompetensi Tahun 2017;
4. Rencana Pengembangan Kompetensi Tahun 2018;
5. Surat Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor S-
142/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018 hal Permintaan Mengikuti
Diklat Bendahara;
55

6. Laporan Rekapitulasi Kebutuhan Diklat Pegawai KPP Pratama Semarang


Selatan;
7. Surat Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah I Nomor S-134/WPJ.10/2017
tanggal 26 Januari 2017 hal Permintaan Daftar Usulan Peserta dan
Pelatihan/IHT Account Representative;
8. Daftar Usulan Pelatihan atau IHT Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
9. Surat Direktur KITSDA Nomor S-147/PJ.11/2018 tanggal 28 Februari 2018
hal Petunjuk Pelaksanaan Leadership Development Program (LDP) dan In
House Training (IHT) Tahun 2018.

b. Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi pegawai, apakah


mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai?
Jawaban: A

Semua rencana pengembangan kompetensi pegawai mempertimbangkan hasil


pengelolaan kinerja pegawai

Selain melakukan identifikasi kebutuhan diklat berdasarkan minat


pegawai, KPP Pratama Semarang Selatan juga memperhatikan hasil
pengelolaan kinerja pegawai sebagai pertimbangan penyusunan rencana
pengembangan kompetensi pegawai. Dari kalender diklat dalam aplikasi SIKKA
dapat diketahui bahwa diklat atau kegiatan pengembangan kompetensi apa saja
yang akan diselenggarakan oleh DJP. Dan berdasarkan kalender diklat tersebut,
KPP Pratama Semarang Selatan menyusun rencana dan atau usulan peserta
diklat dan kegiatan pengembangan kompetensi lainnya dengan
mempertimbangan hasil pengelolaan kinerja pegawai.
Usulan diklat atau pengembangan kompetensi pegawai juga dilakukan
oleh atasan langsung melalui kegiatan Dialog Kinerja Individu (DKI). Kegiatan
DKI dilaksanakan secara periodik setiap semesteran. Hasil dari kegiatan DKI
salah satunya berupa usulan pengembangan kompetensi oleh atasan langsung
melalui aplikasi e-Performance dengan mempertimbangkan nilai kinerja pegawai.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
590/KMK.01/2016, fokus DKI salah satunya adalah untuk pengembangan
56

kompetensi pegawai. Sehingga dalam kegiatan DKI, atasan memberikan


bimbingan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi terkait
perkembangan kinerja untuk menentukan rencana pengembangan kompetensi
bawahan.
KPP Pratama Semarang Selatan juga mengirimkan rencana dan usulan
kegiatan pengembangan kompetensi seperti in house training maupun workshop
yang diselenggarakan di lingkungan DJP sebagai salah satu bentuk sarana
pengembangan kompetensi pegawai. Kegiatan pengembangan kompetensi
pegawai yang disetujui oleh Kepala Kantor setelah mempertimbangkan hasil
pengelolaan kinerja pegawai, nantinya akan diberikan penugasan kepada
pegawai yang bersangkutan melalui surat tugas pelatihan tersebut. Selain itu,
rencana kegiatan pengembangan kompetensi pegawai juga mempertimbangkan
jam latihan (jamlat) pegawai yang bersangkutan. Dari hasil monitoring capaian
jamlat pegawai di SIKKA, diketahui bahwa hampir seluruh pegawai KPP Pratama
Semarang Selatan telah memenuhi jam latihannya jauh di atas target yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dokumen Pendukung
1. Print Screen usulan diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar para pegawai
yang akan mengikuti diklat sesuai dengan tupoksi seksi masing-masing
pegawai;
2. Realisasi Kegiatan Periode Semester I Tahun 2018 atas Kegiatan
Internalisasi Corporate Value dan In House Training KPP Pratama
Semarang Selatan;
3. Daftar Usulan Pelatihan atau IHT Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Surat Tugas dari Kepala KPP Pratama Semarang Selatan yang dikeluarkan
terkait upaya pengembangan kompetensi pegawai di lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan;
5. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SE-
8/MK.1/2018 tanggal 5 Juni 2018 tentang Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Semester I Tahun 2018 dan Pelaporan Dialog Kinerja Individu Periode II
Tahun 2018 serta Survei Strategy Focused Organization (SFO) Tahun 2018
di Lingkungan Kementerian Keuangan;
6. Surat Direktur KITSDA Nomor S-212/PJ.11/2018 tanggal 26 Maret 2018
tentang Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai Tahun 2018 di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
57

7. Surat Direktur KITSDA Nomor S-257/PJ.11/2018 tanggal 13 April 2018


tentang Penegasan S-212 tentang Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
Tahun 2018 di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
8. Print Screen Monitoring Capaian Jamlat Pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan Tahun 2018;
9. Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan
Nomor KEP-008/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018 tentang
Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.

c. Persentase kesenjangan kompetensi pegawai yang ada dengan standar


kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan.
Jawaban: A

Persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar kompetensi


yang ditetapkan sebesar < 25%

Kepala KPP Pratama Semarang Selatan telah membuat Laporan


Kesenjangan Kompetensi Berdasarkan Hasil Analisa Beban Kerja Tahun 2018.
Laporan ini memetakan kompetensi jabatan yang diperlukan sesuai keputusan
Menteri Keuangan dengan kompetensi jabatan yang dimiliki oleh seluruh pegawai
KPP Pratama Semarang Selatan.
Laporan kesenjangan kompetensi jabatan dibuat untuk menganalisa
kebutuhan peningkatan kompetensi yang diperlukan di KPP Pratama Semarang
Selatan, juga untuk mengetahui apakah diklat yang telah diikuti oleh pegawai
sesuai dengan kompetensi jabatan yang diperlukan. Dari laporan tersebut, dapat
diketahui persentase kesenjangan kompetensi jabatan di KPP Pratama
Semarang Selatan. Semakin kecil persentase yang ditunjukkan, berarti semakin
kecil kesenjangan kompetensi jabatan di KPP Pratama Semarang Selatan.
Bila dilihat dari jumlah pegawai, perbandingan hasil analisis beban kerja
telah sesuai dengan jumlah pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun
2018. Sehingga rata-rata kesenjangan jumlah pegawai adalah baik yaitu 0%.
Sementara itu untuk kesenjangan pegawai pada masing-masing seksi dan/atau
subbagian pun juga terhitung baik dengan persentase kesenjangan rata-rata
58

sebesar 1,01%. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan pegawai telah ssesuai
dengan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk masing-masing jabatan.
Selain berdasarkan kebutuhan pegawai secara keseluruhan, KPP
Pratama Semarang Selatan juga melakukan analisa kebutuhan pegawai
berdasarkan kompetensi tingkat pendidikan yang ditetapkan masing-masing
jabatan.

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari grafik tersebut, diketahui bahwa sampai bulan Juni 2018, komposisi
pegawai pada KPP Pratama Semarang Selatan adalah sebanyak 3 (tiga) orang
pegawai dengan tingkat pendidikan SMU/sederajat, 14 (empat belas) orang
Diploma 1, 19 (sembilan belas) orang Diploma 3, 35 (tiga puluh lima) orang
Sarjana/Diploma 4, dan sisanya sebanyak 10 (sepuluh) orang dengan tingkat
pendidikan Pasca Sarjana (S2). Sementara berdasarkan rekapitulasi tingkat
pendidikan pegawai yang disandingkan dengan kompetensi pendidikan minimal
pada jabatan, KPP Semarang Selatan telah menempatkan seluruh pegawai
sesuai dengan kompetensi pendidikan minimal jabatan yang diperlukan.
Selain berdasarkan jumlah dan tingkat pendidikan pegawai, Direktorat
Jenderal Pajak telah melakukan pengukuran kompetensi pegawai kepada
sebagian besar pejabat melalui penilaian kompetensi manajerial yang
membandingkan antara hasil Assessment Center dengan Standar Kompetensi
Jabatan.
59

Berdasarkan Hasil Perbandingan antara Hasil Assessment Center


dengan Standar Kompetensi Jabatan Eselon IV, Kepala KPP Pratama
Semarang Selatan telah mampu menilai adanya Kesenjangan Kompetensi
Jabatan. Hasil perbandingan tersebut telah memetakan kompetensi jabatan
yang diperlukan sesuai keputusan Menteri Keuangan dengan kompetensi
jabatan yang dimiliki oleh seluruh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan,
terutama pejabat Eselon IV.

Rekapitulasi Penghitungan JPM Pejabat KPP Pratama Semarang Selatan

Jumlah Pejabat Persentase

Total
No Nama Kantor Total Total
Pejabat % JPM % JPM
Eselon Eselon
(Eselon III < 72% ≥ 72%
III IV
dan IV)
1. KPP Pratama
1 10 11 9% 91%
Semarang Selatan

Sumber: Data Kanwil DJP Jawa Tengah I


Untuk memastikan pegawai pada jabatan fungsional pemeriksa pajak,
Account Representative, dan pelaksana lainnya telah ditempatkan di posisinya
sekarang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan, Direktorat Jenderal
Pajak telah menyelenggarakan berbagai pelatihan (Diklat), KPP Pratama
Semarang Selatan juga telah menyelenggarakan IHT (In House Training)
dalam rangka pemenuhan standar kompetensi jabatan. Rekapitulasi kegiatan
pengembangan kompetensi pegawai (diklat dan IHT) sesuai dengan
kompetensi jabatan pada KPP Pratama Semarang Selatan dapat dilihat dalam
dokumen pendukung sebagaimana terlampir.

Dokumen Pendukung
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00015/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 tentang Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
60

2. Hasil Analisis Beban Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Laporan Kesenjangan Kompetensi Jabatan Berdasarkan Analisis Beban Kerja
Tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 348/KMK.01/2011 tanggal 25 Oktober
2011 tentang Standar Kompetensi Jabatan Eselon III di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
7. Hasil Job Personnel Match (JPM) KPP Pratama Semarang Selatan;
8. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01/PJ/2015 tanggal 8 Januari
2015 tentang Standar Kompetensi Jabatan Pejabat Eselon IV dan Pelaksana di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016 tentang Jabatan
Fungsional Pemeriksa Pajak;
10. Surat Direktur KITSDA Nomor S-33/PJ.11/2018 tanggal 19 Januari 2018 hal
Petunjuk Pelaksanaan Sidang Penilaian Tahun 2018;
11. Rekapitulasi Kualifikasi Pendidikan Pegawai Sesuai Jabatan Pegawai pada
KPP Pratama Semarang Selatan;
12. Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Kompetensi Pegawai Sesuai Dengan
Kompetensi Jabatan pada KPP Pratama Semarang Selatan.

d. Apakah pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan/hak untuk


mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya.
Jawaban: A

Seluruh pegawai di KPP Pratama Semarang Selatan telah memperoleh


kesempatan/hak untuk mengikuti diklat maupunpengembangankompetensi lainnya.

KPP Pratama Semarang Selatan telah memberikan kesempatan seluas-


luasnya kepada seluruh pegawai untuk dapat mengikuti pelatihan/diklat maupun
kegiatan pengembangan kompetensi lainnya sesuai dengan keinginan maupun
61

kompetensi jabatan pegawai. Hal ini dapat dilihat dari capaian jam pelatihan
pegawai yang telah memenuhi target yang ditentukan.
Selain itu KPP Pratama Semarang Selatan juga telah melakukan
pemetaan terhadap kebutuhan diklat baik secara langsung melalui kegiatan
identifikasi diklat pegawai maupun melalui pengusulan diklat atau kegiatan
pengembangan kompetensi di aplikasi e-Performance. Penawaran diklat juga
ditampilkan pada aplikasi SIKKA masing-masing pegawai sehingga pegawai
yang ingin mengikuti diklat yang ditawarkan dan telah memenuhi syarat
kompetensi minimal diklat yang ditawarkan dapat mengajukan diri secara
langsung melalui SIKKA. Pengajuan diklat pribadi pegawai nantinya akan
diproses lebih lanjut melalui pejabat UPK untuk diteruskan kepada
penyelenggara diklat.
Dokumen Pendukung:
1. Print Screen usulan diklat dari Aplikasi SIKKA tentang daftar para pegawai yang
akan mengikuti diklat sesuai dengan tupoksi seksi masing-masing pegawai;
2. Print Screen Kalender Diklat dari Aplikasi SIKKA;
3. Surat Tugas dari Kepala KPP Pratama Semarang Selatan yang dikeluarkan
terkait upaya pengembangan kompetensi pegawai di lingkungan KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Daftar Usulan Pelatihan atau IHT Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Print Screen Monitoring Capaian Jamlat Pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan Tahun 2018.

e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi, apakah unit kerja


melakukan upaya pengembangan kompetensi kepada pegawai?
Jawaban: A

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan upaya pengembangan


kompetensi kepada seluruh pegawai.

Selain mendorong pegawainya untuk mengikuti diklat yang diadakan baik


oleh Kantor Pusat DJP maupun oleh Balai Diklat Keuangan, KPP Pratama
Semarang Selatan juga aktif secara internal mengadakan kegiatan
pengembangan kompetensi berupa In House Training (IHT) kepada seluruh
pegawainya. Dalam lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah I, juga melakukan
upaya pengembangan kompetensi berupa In House Training, sosialisasi, maupun
62

Workshop sesuai dengan bakat, minat dan kompetensi pegawai maupun jabatan
yang diemban oleh pegawai.

Dokumen Pendukung:
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00012/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 25 Januari 2017 tentang In House Training
Penegakan Hukum dan Konfirmasi Status WP;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00033/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang In House Training
Dialog Kinerja Individu;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00050/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang In House Training
Dialog Kinerja Individu dan Penyusunan Kerja Pegawai 2017;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00069/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 21 April 2017 tentang In House Training
Diseminasi Pajak Internasional, Tenaga Penyuluh Perpajakan dan LHKPN,LP2P
dan DHK;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00099/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 22 Mei 2017 tentang In House Training
Diseminasi Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2017, Metode Pengamatan,
Pengelolaan Konten Situs Pajak dan Media Sosial;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00130/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 5 Juli 2017 tentang In House Training Pajak
Bertutur, Join Domain, Compliance Risk Management (CRM);
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00143/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Agustus 2017 tentang In House Training
Tata Cara Pemeriksaan Lapangan;
8. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00159/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang In House Training
Modul Baru;
9. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00196/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Oktober 2017 tentang In House Training
Peraturan Pemerintah No.36, Penunjukan Petugas Penilai, Consolidated Report
(CORO), Sharing Penggalian Potensi;
10. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00230/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 18 Oktober 2017 tentang In House Training
Jambreng PPN;
63

11. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00237/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 November 2017 tentang In House Training
Pengawasan Pasca TA, Pengawasan Bendahara dan FGD Persepsi Layanan
Pengguna APP Approweb;
12. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00240/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 7 November 2017 tentang In House Training
Bantuan Hukum dan Bea Meterai, Communication Skils dan Tehnik Pemeriksaan
bagi Petugas Pemeriksa Pajak;
13. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
00294/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 13 Desember 2017 tentang In House Training
Kepemimpinan Nasional, Seminar Sinergi Antar Generasi, Bimbingan Teknis
Aplikasi Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan (Dropbox) Tahun 2017;
14. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
002/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Januari 2018 tentang In House Training
Pengelolaan Kinerja Pegawai, Petunjuk Pengisian e-LHKPN bagi Penyelenggara
Negara dan Sosialisasi Monitoring dan Evaluasi Digital Forensik;
15. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
018/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang In House Training S-
03/PJ/2018, E-SPT, Laporan Penempatan Hata Tambahan dan Pasfinal;
16. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
020/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Februari 2018 tentang In House Training
PER-18/PJ/2017, Pasfinal, PMK-211/PMK.03/2017;
17. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
038/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 tentang In House Training
Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018, Penguatan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, Penguatan Whistleblower,
Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio, Menu Baru Padi;
18. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
046/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 12 Maret 2018 tentang In House Training
Peraturan Perpajakan dan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;
19. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-72/PJ.11/2017 tanggal 2 Februari 2017
hal Petunjuk Pelaksanaan Leadership Development Program (LDP) dan In
House Training (IHT) Tahun 2017;
20. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-36/PJ/2017 tanggal 2 Februari 2017 hal
Petunjuk Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun 2017;
64

21. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 28 Februari 2018
hal Petunjuk Pelaksanaan Leadership Development Program (LDP) dan In
House Training (IHT) Tahun 2018;
22. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-53/PJ/2017 tanggal 14 Februari 2018 hal
Petunjuk Pelaksanaan Program Internalisasi Corporate Value Tahun 2018;
23. Anggaran In House Training dan Internalisasi Corporate Value KPP Pratama
Semarang Selatan Tahun 2018;
24. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-383/PJ.01/2018 tanggal 26 Februari 2018
hal Petunjuk Penggunaan Anggaran Leadership Development Program (LDP)
dan In House Training (IHT) Tahun 2018;
25. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-297/PJ.01/2018 tanggal 14 Februari 2018
hal Petunjuk Umum Penggunaan Anggaran Internalisasi Corporate Value (ICV)
Tahun 2018;
26. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
27. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
28. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
29. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
30. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2018 KPP Pratama
Semarang Selatan.

f. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan


kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja?
Jawaban: A

Laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi


dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan bulanan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan telah melakukan


monitoring dan evaluasi terhadap hasil diklat pengembangan kompetensi. Hal ini
dapat dilihat pada Aplikasi SIKKA menu Monitoring dan Evaluasi Diklat
Pengembangan Kompetensi yang telah diikuti oleh masing-masing pegawai
dalam rangka pengembangan kompetensi. Para pegawai tersebut mengikuti
diklat sesuai dengan jabatan dan pekerjaan pada masing-masing subag/seksi.
65

Pegawai yang mengikuti diklat telah memanfaatkan dan


mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari diklat tersebut dalam
pekerjaan sehari-hari di setiap masing-masing subag/seksi, yang tentunya
memberikan perbaikan kinerja pada KPP Pratama Semarang Selatan.
Selama tahun 2017 telah dilaksanakan sebanyak 23 (dua puluh tiga)
kegiatan IHT (sesuai dengan Laporan Triwulanan IHT Tahun 2017) dalam rangka
pengembangan kompetensi pegawai. Materi IHT telah dibagi secara merata
sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pengembangan kompetensi pada KPP
Pratama Semarang Selatan.

Rekapitulasi Pelaksanaan In House Training (IHT) Tahun 2017


No Bidang Materi IHT Jumlah Kegiatan Jumlah Jamlat
1. Peraturan 5 18,5
2. Penegakan Hukum 2 11
3. Umum 2 8,25
4. Informasi dan Teknologi 5 14,5
5. Data Informasi dan Potensi 2 8,75
6. Pelayanan 2 10
7. Sumber Daya Manusia 3 12
TOTAL 21 83

Dokumen Pendukung
1. Print Screen Monitoring Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan;
2. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
3. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Laporan Pelaksanaan In House Training Triwulan I Tahun 2018 KPP Pratama
Semarang Selatan.

4. Penetapan Kinerja Individu


a. Apakah terdapat penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja
organisasi?
Jawaban: A
66

Seluruh penetapan kinerja individu terkait dengan kinerja organisasi.

Pengelolaan kinerja adalah rangkaian kegiatan pemanfaatan sumber


daya untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan kinerja. Secara
umum, pengelolaan kinerja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja baik
pegawai maupun organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dalam meningkatkan
kinerja diantaranya dapat diukur melalui pencapaian target kinerja yang telah di
tetapkan dalam kontrak kinerja.
Sesuai dengan diktum ke-empat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
467/KMK.01/2014, bahwa dalam pengelolaan kinerja organisasi, dilakukan
penilaian atas kinerja organisasi yang didasarkan pada kontrak kinerja pejabat
pemilik peta strategi untuk menghasilkan nilai kinerja organisasi. Peta strategi
merupakan suatu dashboard yang memetakan sasaran strategis (SS) organisasi
dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan
perjalanan strategi organisasi dalam mewujudkan visi dan misi. Unit yang memiliki
peta strategi adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak (Kemenkeu-Three), dalam
hal ini adalah Kepala KPP Pratama Semarang Selatan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kontrak kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
merupakan ukuran kinerja organisasi, yang di-breakdown kembali menjadi
indikator kinerja utama pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung:
1. Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 (kinerja
organisasi);
2. Kontrak Kinerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Kontrak Kinerja Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018 (kinerja
organisasi);
4. Kontrak Kinerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
5. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018
hal Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun
2018;
6. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-38/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018
hal Pedoman Penyusunan dan Penandatanganan Kontrak Kinerja
Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Tahun 2018;
67

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2017 tanggal 5 Juni


2017 tentang Pelaporan, Validasi, dan Penetapan Nilai Kinerja Organisasi
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tanggal 1 Oktober
2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan.

b. Apakah ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator


kinerja individu level diatasnya?
Jawaban: A

Seluruh ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator


kinerja individu level diatasnya.

KPP Pratama Semarang Selatan merupakan unit vertikal di bawah


Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sesuai dengan S-38/PJ/2018
hal Pedoman Penyusunan dan Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-
Two sampai dengan Kemenkeu-Five Tahun 2018, ditegaskan bahwa
pengelolaan kinerja di lingkungan kementerian keuangan terdiri dari tiga proses,
yaitu proses perencanaan, monitoring, serta penetapan hasil kinerja dan
evaluasi. Perencanaan berisi rencana kerja tahunan yang menjadi dasar
penyusunan komitmen kinerja/kontrak kinerja tahun yang bersangkutan dan akan
dilakukan monitoring capaiannya setiap triwulan.
Indikator kinerja utama (IKU) dalam pengelolaan kinerja merupaan tolak
ukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis (SS) atau kinerja. Sementara
kontrak kinerja adalah dokumen kesepakatan antara atasan langsung dengan
bawahan tentang target kinerja dalam periode 1 (satu) tahun, termasuk di dalam
kontrak kinerja adalah pernyataan kesanggupan, peta strategi (bagi pemilik peta
strategi), perjanjian kinerja (bagi pemilik peta strategi), indikator kinerja utama
pegawai (bagi selain pemilik peta strategi), rincian target kinerja (trajectory
indikator kinerja utama) dan inisiatif strategis (bagi pemilik peta strategi).
Kontrak Kinerja berisi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang disusun
berdasarkan kriteria Cascading Peta (CP), yang merupakan Sasaran Stategis
dan IKU hasil cascading (turunan) dari SS dan IKU unit pemilik peta strategi, dan
kriteria Cascading (C), yang merupakan SS dan IKU hasil cascading (turunan)
dari SS dan IKU bukan pemilik peta strategi yang lebih tinggi.
Kontrak kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan terbagi menjadi
sebagai berikut:
68

1) Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two adalah kontrak kinerja antara pejabat


eselon II dengan pejabat eselon I.
2) Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three adalah kontrak kinerja antara pejabat
eselon III dengan pejabat eselon II atasan langsungnya.
3) Kontrak Kinerja Kemenkeu-Four adalah kontrak kinerja antara pejabat
eselon IV dengan pejabat eselon III atasan langsungnya.
4) Kontrak Kinerja Kemenkeu-Five adalah kontrak kinerja antara pegawai
yang masuk dalam kelompok Kemenkeu-Five dengan pejabat eselon
II/III/IV atasan langsungnya.

Dokumen Pendukung:
1. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan I Tahun 2017 KPP Pratama Semarang
Selatan;
2. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan II Tahun 2017 KPP Pratama Semarang
Selatan;
3. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan III Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
4. Nilai Kinerja Organisasi (NKO) s.d. Triwulan IV Tahun 2017 KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Tahun 2017;
6. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Four Tahun 2017;
7. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Four Tahun 2018;
8. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Tahun 2018;
9. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Five Tahun 2017;
10. Kontrak Kinerja Kemenkeu-Five Tahun 2018;
11. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 hal
Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun 2018;
12. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-38/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 hal
Pedoman Penyusunan dan Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two
sampai dengan Kemenkeu-Five Tahun 2018.
69

c. Apakah pengukuran kinerja individu dilakukan secara periodik?


Jawaban: A

Pengukuran kinerja individu dilakukan secara bulanan.

Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan individu, KPP


Pratama Semarang Selatan melakukan dialog kinerja antara pimpinan dengan
pejabat dan pegawai di bawahnya secara efektif dan berkala sebagai bagian dari
proses monitoring dan evaluasi kinerja. Dialog tersebut merupakan komunikasi
antara pembimbing dengan bawahan untuk mendiskusikan kinerja bawahan yang
dilaksanakan sesuai dengan periode pelaksanaan, metode pelaksanaan, serta
mekanisme pelaporan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016,
KPP Pratama Semarang Selatan telah melaksanakan dialog kinerja individu
secara berkala yaitu setiap satu kali dalam satu semester (semesteran). Sasaran
utama dari DKI adalah peningkatan kinerja individu dan pengembangan
kompetensi bawahan yang salah satunya mengacu pada realisasi capaian
kinerja bawahan dan nilai perilaku (NP) bawahan.
Di samping itu, KPP Pratama Semarang Selatan berinovasi dalam hal
peningkatan kinerja pegawai dengan diadakannya pemantauan capaian kinerja
pegawai tiap bulan. Pemantauan ini dilaksanakan oleh Seksi Pengolahan Data
dan Informasi guna mengevaluasi capaian kinerja dengan berdasarkan pada
Indikator Kinerja Utama (IKU) masing-masing pegawai. Hal ini tercantum dalam
Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
128/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Laporan Capaian Kinerja Bulanan.

Dokumen Pendukung:
1. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan I Tahun 2017;
2. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan II Tahun 2017;
3. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan III Tahun 2017;
4. Capaian Indikator Kinerja Utama Triwulan IV Tahun 2017;
5. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester I Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
6. Laporan Pelaksanaan Program Pekan Kinerja Individu Semester II Tahun
2017 di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan;
70

7. Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan


Nomor KEP-008WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018 tentang
Penetapan Hasil Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
8. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
128/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Laporan Capaian Kinerja Bulanan;
9. Hasil Laporan Capaian Kinerja Bulanan Seksi KPP Pratama Semarang
Selatan;
10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 590/KMK.01/2016
tanggal 15 Juli 2016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
11. Surat Direktur KITSDA Nomor S-806/PJ.11/2017 tanggal 10 November 2017
hal Penyampaian Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-34/MK.1/2017
tentang Penilaian Kinerja Semester II Tahun 2017 dan pelaporan Dialog
Kinerja Individu Periode I Tahun 2018 di Lingkungan Kementerian Keuangan;
12. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 590/KMK.01/2016
tanggal 15 Juli 2016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan.

d. Apakah hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk


pemberian reward?
Jawaban: A

Hasil penilaian kinerja individu seluruhnya telah dijadikan dasar untuk


pemberian reward.

Dalam rangka menumbuhkan budaya kinerja dan mengembangkan


sistem manajemen sumber daya manusia berbasis kinerja, KPP Pratama
Semarang Selatan memberikan penghargaan kepada pegawai berdasarkan
prestasi kerja secara rutin setiap tahunnya melalui program penghargaan kinerja
pegawai (Program PKP) pada jabatan tertentu.
Pegawai yang terpilih menjadi pegawai terbaik pada program PKP
mendapatkan penghargaan (rewards) sebagai berikut:
1) piagam penghargaan dan plakat;
2) prioritas dalam program pengembangan kapasitas pegawai; dan
3) tambahan penghargaan dari masing-masing unit kerja penyelenggara
seleksi.
71

Salah satu aspek penilaian dalam seleksi program PKP adalah kinerja
pegawai, yang terdiri atas:
1) Nilai Prestasi Kinerja PNS (NPK PNS) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil (output aplikasi SIKKA), dan
2) Nilai Kinerja Pegawai (NKP) berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan (output aplikasi e-performance)
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun
2017 pasal 2 ayat (3b) bahwa pemberian tunjangan kinerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak dilakukan paling sedikit mempertimbangkan kriteria
capaian kinerja organisasi dan capaian kinerja pegawai. Sehingga hasil penilaian
kinerja individu juga ikut diperhitungkan dalam pemberian reward berupa
tunjangan kinerja pegawai.
Selain itu secara internal, KPP Pratama Semarang Selatan juga
memberikan penghargaan khusus kepada jabatan Account Representative
sesuai kriteria penilaian individu yang ditetapkan oleh Forum Account
Representative.

Dokumen Pendukung:
1. Dokumen dan Keputusan Penetapan Pegawai Terbaik Program Penghargaan
Kinerja Pegawai Pada Jabatan Tertentu di Lingkungan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2. Surat Direktur KITSDA Nomor S-284/PJ.11/2017 tanggal 8 Mei 2017 tentang
Program Penghargaan Kinerja Pegawai pada Jabatan Tertentu di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2017;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2015 tanggal 19
Maret 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2017 tanggal 23
Oktober 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
5. Laporan Hasil Kegiatan Forum Account Representative KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Tunjangan Kinerja KPP Pratama
Semarang Selatan Bulan Januari s.d. Mei Tahun 2018;
72

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tanggal 1


Desember 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 467/KMK.01/2014
tanggal 1 Oktober 2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
9. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 556/KMK.01/2015
tanggal 7 Mei 2015 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan.

5. PENEGAKAN ATURAN DISIPLIN/KODE ETIK/KODE PERILAKU PEGAWAI


a. Apakah Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku telah dilaksanakan/
diimplementasikan?
Jawaban: A

KPP Pratama Semarang Selatan telah mengimplementasikan seluruh


aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan organisasi dan juga
membuat inovasi terkait aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang
sesuai dengan karateristik unit kerja.

Dalam rangka membangun integritas menuju pelayanan yang bersih,


berkualitas, dan bebas dari korupsi, KPP Pratama Semarang Selatan telah
melakukan upaya-upaya penegakan dan pelaksanaan aturan disiplin sesuai
dengan butir kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak.
Aturan disiplin/ kode etik/ kode perilaku telah dilaksanakan dan
diimplementasikan oleh seluruh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Penegakan kode etik dan disiplin telah dilaksanakan dalam bentuk Pemantauan
Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai yang dilaksanakan oleh
Unit Kepatuhan Internal sesuai dengan rencana pemantauan yang telah
ditetapkan oleh Direktorat KITSDA. Sebagai sarana penguatan terhadap
kepatuhan kode etik, selain melakukan sosialisasi melalui beberapa media
seperti pemasangan poster dan papan akrilik, KPP Pratama Semarang Selatan
telah mengadakan In House Training mengenai penguatan kode etik dan disiplin
pegawai secara berkala setiap tahunnya.
Demi menerapkan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan KPP
Semarang Selatan, KPP Pratama Semarang Selatan memiliki inovasi pengenaan
73

denda pada kegiatan morning activty yang meliputi kedisiplinan kehadiran,


kelengkapan atribut pegawai (nametag, seragam, sepatu).
Dokumen Pendukung:
1. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Maret 2017 pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
2. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Juni 2017 pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
3. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Agustus 2017 pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
4. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Desember 2017 pada KPP Pratama
Semarang Selatan;
5. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Maret 2018 pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
6. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain atas Kepatuhan Jam Kerja
Pegawai yang dilakukan pada Bulan Juni 2018 pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
7. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain Terhadap Pelaksanaan Surat
Tugas dalam rangka Kunjungan/Visit oleh Account Representative pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
8. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain berupa Pemantauan Surat Tugas
Pemeriksaan Lapangan oleh Fungsional Pemeriksa pada KPP Pratama Semarang
Selatan;
74

9. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai


dengan Metode Inspeksi Mendadak (SIDAK) pada KPP Pratama Semarang
Selatan Semester I Tahun 2017;
10. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Inspeksi Mendadak (SIDAK) pada KPP Pratama Semarang
Selatan Semester II Tahun 2017;
11. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Inspeksi Mendadak (SIDAK) pada KPP Pratama Semarang
Selatan Semester I Tahun 2018;
12. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemantauan Kepatuhan terhadap Kode Etik dan
Disiplin Pegawai dengan Metode SIDAK di KPP Pratama Semarang Selatan;
13. Poster Pemberantasan Pungutan Liar (Pungli) di KPP Pratama Semarang Selatan;
14. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
0094/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 27 April 2018 hal Pemberitahuan Pakaian Kerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan;
15. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
003/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Januari 2018 hal Pelaksanaan Kembali tentang
Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1/PM.3/2007 tanggal 23
Juli 2007 Tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tanggal 6 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
18. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (WhistleBlowing) di Lingkungan Direkrorat Jenderal Pajak;
19. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
100/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 16 Mei 2018 tentang Ralat Jadwal Pelaksanaan
Program Rutin Doa Pagi di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
20. Dokumentasi Media Sosialisasi dan Internalisasi mengenai Kode Etik dan Disiplin
PNS, Pelaporan Gratifikasi, dan Anti Korupsi;
21. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September
2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-103/PJ/2007 tanggal 23 Juli 2007
tentang Surat Pernyataan Bersedia Mematuhi Kode Etik Pegawai Direktorat
Jenderal Pajak;
75

23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Maret 2007


tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Keuangan;
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007 tanggal 28 Juni 2007
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007
tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Keuangan;
25. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2007 tanggal 23 Juli 2007
tentang Panduan Pelaksanaan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak;
26. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2007 tanggal 23 Juli 2007
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
103/PJ/2007 tentang Surat Pernyataan Bersedia Mematuhi Kode Etik Pegawai
Direktorat Jenderal Pajak;
27. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tanggal 1
Oktober 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
28. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan oleh Direktorat Kepatuhan
Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur;
29. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 214/PMK.01/2011 tanggal
14 Desember 2011 tentang Penegakan Disiplin dalam Kaitannya dengan
Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
30. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-37/MK.01/2012 tanggal 28 Desember
2012 tentang Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan
Dalam Rangka Perwujudan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan;
31. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-32/PJ/2013 tanggal 5 Maret 2013
tentang Pembentukan Tim Internalisasi Kepatuhan di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak;
32. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-42/PJ/2013 tanggal 27 November
2013 tentang Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal pada Instansi Vertikal
dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
33. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-8/PJ/UP.74/2013 tanggal 24
September 2013 tentang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Disiplin Pegawai
Negeri Sipil oleh Atasan Langsung di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
76

34. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 211/PMK.01/2014 tanggal


13 November 2014 tentang Hari dan Jam Kerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
35. Surat Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak Nomor S-5425/PJ.01/UP.90/2014
tanggal 5 Desember 2014 tentang Penyampaian Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 579/KMK.01/2014 tentang Pakaian Kerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
36. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.01/2015 tanggal
28 April 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 214/PMK.01/2011 tentang Penegakan Disiplin dalam Kaitannya
dengan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
37. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-12/MK.1/2015 tanggal 25 Mei 2015
tentang Pemakaian Batik Sebagai Pakaian Kerja bagi Pejabat/Pegawai di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
38. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-04/PJ/2015 tanggal 14 Januari 2015
tentang Peningkatan Kedisiplinan Jam Kerja Pegawai DJP;
39. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ/2016 tanggal 6 Juni 2016
tentang Petunjuk Penerbitan Surat Tugas di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
40. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/PMK.09/2017 tanggal
30 Januari 2017 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
41. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 1 Maret 2017
tentang Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi;
42. Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan Nomor
KEP-20/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 14 Februari 2018 tentang Pembentukan Tim
Internalisasi Kepatuhan di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Semarang Selatan;
43. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
137/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 8 Juni 2018 tentang Pengamanan Sebelum Hari
Libur Nasional Hari Raya Idul Fitri 139 Hijriyah dan Cuti Bersama Tahun 2018;
44. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
287/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 5 Desember 2017 tentang ICV Peringatan Hari
Antikorupsi International;
45. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
291/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 8 Desember 2017 tentang Pelaksanaan Cuti
Tahunan pada Akhir Tahun 2017;
77

46. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
161/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Agustus 2017 tentang Penegasan atas
Penegakan Disiplin Jam Kerja.

6. Sistem Informasi Kepegawaian


a. Apakah data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan secara
berkala?
Jawaban: A

Data informasi kepegawaian KPP Pratama Semarang Selatan telah


dimutakhirkan secara bulanan, bahkan harian.

Data informasi kepegawaian KPP Pratama Semarang Selatan pada


aplikasi SIKKA telah dimutakhirkan secara berkala. Pemutakhiran dapat
dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Jenis data yang dimutakhirkan
adalah seluruh data terkait pegawai, mulai dari data absensi, data jam pelatihan,
dan sebagainya yang terdapat dalam lembar kepegawaian (LK) pada aplikasi
SIKKA.
Untuk pemutakhiran rutin pada aplikasi SIKKA, telah dilaksanakan loader
absensi harian dengan produk keluaran berupa laporan bulanan ketertiban
pegawai (LBKP) yang dikirimkan ke Kanwil DJP Jawa Tengah I. Selain itu,
kegiatan pemutakhiran data juga dilakukan secara berkala apabila terdapat surat
tugas maupun kegiatan pelatihan pegawai.
Terhadap pemutakhiran data insidental, KPP Pratama Semarang Selatan
telah mengeluarkan beberapa nota dinas terkait pengecekan pemutakhiran data
pada lembar kepegawaian di SIKKA sebagai berikut:
Pemutakhiran Data Pegawai pada SIKKA
No Jenis Data Periode Pemutakhiran
1. Ketertiban Pegawai dan Penegakan Disiplin Harian, dilaporkan bulanan
(Loader Absensi)
2. Seluruh Lembar Kepegawaian (LK) Bulan Oktober 2017
(sesuai ND-231/WPJ.10/
KP.04/2017)
3. Foto Profil Pegawai Bulan Mei 2018
(sesuai ND-109/WPJ.10/
KP.04/2018)

Dokumen Pendukung:
78

1. Laporan Bulanan Ketertiban dan Penegakan Disiplin Pegawai KPP Pratama


Semarang Selatan;
2. Print Screen Sampel Monitoring Kegiatan Pegawai di Aplikasi SIKKA;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
231/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 20 Oktober 2017 hal Pemutakhiran Data
SIKKA;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
109/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 22 Mei 2018 hal Standardisasi Foto
Kedinasan DJP pada Aplikasi SIKKA;
5. Surat Sekretariat Direktorat Jenderal Nomor S-4986/PJ.012/2017 tanggal 18
Desember 2017 hal Permintaan Konfirmasi Data Pegawai Pada Aplikasi
SIKKA;
6. Langkah-langkah loader absensi harian pada Aplikasi SIKKA;
7. Langkah-langkah input Surat Tugas Pegawai pada Aplikasi SIKKA.
79
80

IV. PENGUATAN AKUNTABILITAS


Dalam pengertian yang sempit akuntabilitas dapat dipahami sebagai bentuk
pertanggungjawaban yang mengacu pada kepada siapa organisasi (atau pekerja individu)
bertanggungjawab dan untuk apa organisasi (pekerja individu) bertanggung jawab. Dalam
pengertian luas, akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah
(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Makna akuntabilitas ini merupakan konsep filosofis inti dalam
manajemen sektor publik. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik
berarti pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial
pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam
rangka pemenuhan hak-hak publik.
Akuntabilitas berhubungan terutama dengan mekanisme supervisi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi dalam sebuah rantai komando formal.
Pada era desentralisasi dan otonomi daerah, para manajer publik diharapkan bisa melakukan
transformasi dari sebuah peran ketaatan pasif menjadi seorang yang berpartisipasi aktif
dalam penyusunan standar akuntabilitas yang sesuai dengan keinginan dan harapan publik.
Oleh karena itu, makna akuntabilitas menjadi lebih luas dari sekedar sekedar proses formal
dan saluran untuk pelaporan kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas harus merujuk
kepada sebuah spektrum yang luas dengan standar kinerja yang bertumpu pada harapan
publik sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja, responsivitas, dan juga moralitas dari
para pengemban amanah publik. Konsepsi akuntabilitas dalam arti luas ini menyadarkan kita
bahwa pejabat pemerintah tidak hanya bertanggungjawab kepada otoritas yang lebih tinggi
dalam rantai komando institusional, tetapi juga bertanggungjawab kepada masyarakat umum,
lembaga swadaya masyarakat, media massa, dan banyak stakeholders lain. Jadi, penerapan
akuntabilitas ini, di samping berhubungan dengan penggunaan kebijakan administratif yang
sehat dan legal, juga harus bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat atas bentuk
akuntabilitas formal yang ditetapkan.
Sehingga Akuntabilitas Kinerja diartikan sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Dalam Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM), pembangunan komponen penguatan akuntabilitas kinerja merupakan
81

faktor penting yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Target yang ingin dicapai adalah:
 meningkatnya kinerja instansi pemerintah; dan
 meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian program penguatan akuntabilitas
kinerja adalah keterlibatan pimpinan serta pengelolaan akuntabilitas kinerja.

1. Keterlibatan Pemimpin
Secara umum pemimpin dalam kelompok bertanggung jawab dalam menggerakkan
aktivitas dan motivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Para ahli
mengemukakan bahwa peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah :
(1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala,
(2) memberi informasi,
(3) sebagai seorang perencana,
(4) memberi sugesti,
(5) mengaktifkan anggota,
(6) mengawasi kegiatan,
(7) memberi semangat untuk mencapai tujuan,
(8) sebagai katalisator,
(9) mewakili kelompok,
(10) memberi tanggung jawab,
(11) menciptakan rasa aman dan
(12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.
Sebagai pemimpin kelompok, seseorang harus berperan mendorong anggota
beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar tujuan dapat tercapai. Segala
masukan yang datang dari luar, baik berupa ide atau gagasan, tekanan-tekanan, maupun
berupa materi, semuanya harus diproses di bawah koordinasi pemimpin. Sehingga,
keterlibatan pemimpin dianggap penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi.

a. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Perencanaan?


Jawaban : Ya

Pimpinan telah terlibat secara langsung pada saat penyusunan Perencanaan

Dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsinya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Semarang Selatan terus menerus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
lagi. Perubahan tersebut disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan,
yang mengarah kepada peningkatan akuntabilitas dan kinerja organisasi. Tahapan ini lebih
82

dikenal dengan penyusunan rencana kerja. Sebuah rencana yang baik adalah rencana yang
melibatkan semua unsur yang ada di KPP Pratama Semarang Selatan.
Oleh karena itu, Kepala KPP Pratama Semarang Selatan selalu terlibat langsung dalam
penyusunan rencana kerja. Sebagai pimpinan, Kepala Kantor tentunya memiliki pandangan
yang lebih bijaksana terkait arah kebijakan yang akan diambil. Selain itu, pimpinan lebih bisa
memahami sumber daya yang dimiliki, sehingga kebijakan yang diambil juga memperhatikan
kemampuan sumber daya yang dimiliki. Arah kebijakan yang tepat diharapkan mampu
membawa organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Salah satu bentuk keterlibatan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan secara
langsung dalam penyusunan rencana kerja adalah melalui Rapat Pembinaan II-B dan Rapat
Pembinaan II-C. Rapat yang diadakan pada awal tahun ini membahas rencana kerja KPP
Pratama Semarang Selatan selama satu tahun kedepan.

Dokumen pendukung:
1) Undangan Nomor UND-03/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 24 Januari 2017 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
2) Undangan Nomor UND-05/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 30 Januari 2017 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
3) Nota Dinas Nomor ND-37/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 perihal
Undangan Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
4) Notula Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
5) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-C Tahun 2017;
6) Notula Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
7) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-B Tahun 2017;
8) Notula Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
9) Daftar Hadir Rapat Pembinaan II-C Tahun 2018;
10) Dokumentasi Keterlibatan Pimpinan Secara Langsung dalam Rapat Pembinaan II-C KPP
Pratama Semarang Selatan.

b. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan


Kinerja?
Jawaban : Ya

Pimpinan telah terlibat secara langsung pada saat penyusunan Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja (PK) dengan atasan, yaitu masing-masing pegawai menandatangani


komitmen dengan atasan mengenai kinerja yang akan diwujudkan dalam satu tahun
mendatang melalui penetapan target kinerja. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pajak
83

(DJP) didasarkan pada Sasaran Strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai
indikator kinerja, dan implementasi Anggaran Berbasis Kinerja mengacu pada Rencana
Strategis DJP Tahun 2015-2019. Sesuai dengan penjabaran tersebut, seluruh pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan telah membuat perjanjian kinerja, dimana perjanjian tersebut
ditandatangani oleh pegawai dan pimpinan pegawai yang bersangkutan. Perjanjian kinerja ini
lebih dikenal dengan sebutan Kontrak Kinerja.
Sesuai dengan peraturan tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan, setiap atasan langsung bertanggung jawab untuk memastikan telah
ditandatanganinya Kontrak Kinerja Bawahan. Oleh karena itu, pimpinan atau atasan
langsung harus terlibat secara langsung dalam penetapan kinerja untuk memastikan seluruh
Kontrak Kinerja telah ditandatangani oleh bawahan. Pimpinan dalam hal ini tidak hanya
Kepala KPP Pratama Semarang Selatan sebagai pimpinan tertinggi, tetapi juga meliputi
seluruh Kepala Seksi sebagai atasan langsung dari masing-masing pegawai.

Dokumen pendukung:
1) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
2) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
3) Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.

c. Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala?


Jawaban : Ya

Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala

Pemantauan atau monitoring adalah aktivitas berkala untuk melihat kemajuan


pencapaian kinerja dalam periode tertentu. Hasil monitoring digunakan untuk melakukan
tindakan korektif dalam pencapaian kinerja. Periode monitoring kinerja disesuaikan dengan
level unit organisasi. Berikut periode monitoring sesuai unit level yang ada di KPP Pratama
Semarang Selatan.
Periode Monitoring Kinerja
Periode Peserta Rapat Pimpinan
No. Level Penanggung Jawab
Monitoring Kinerja
1. Kemenkeu- Triwulanan Masing-masing pimpinan Unit Mitra Manajer Kinerja
three Eselon III dengan Pejabat Organisasi
Eselon IV-nya
2. Kemenkeu- Triwulanan Masing-masing Pimpinan Unit Pejabat Eselon IV
Four Eselon IV dengan Pelaksana
84

Dokumen pendukung:
1) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan I Tahun 2017;
2) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan II Tahun 2017;
3) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan III Tahun 2017;
4) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan IV Tahun 2017;
5) Laporan Pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Triwulan I Tahun 2018;
6) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan I Tahun 2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan II Tahun 2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan III Tahun 2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan IV Tahun 2017;
10) Laporan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Triwulan I Tahun 2018;
11) Sampel Dialog Kinerja Individu KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.

2. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja


Secara garis besar, akuntabilitas diartikan sebagai kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab, menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan kinerja didefinisikan sebagai
gambaran mengenai tingkat pencapaian Sasaran ataupun Tujuan Unit Organisasi sebagai
penjabaran Visi, Misi, dan Strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang di tetapkan pada
unit organisasi. Sehingga, Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja dapat didefinisikan sebagai
serangkaian pengendalian untuk mewujudkan kewajiban pertanggungjawaban keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan misi unit organisasi, yaitu misi Direktorat Jenderal Pajak sebagai
salah satu unit eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan termasuk misi KPP Pratama
Semarang Selatan dalam mencapai Sasaran dan Tujuan yang telah ditetapkan melalui
sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang
untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pegumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP
pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara
berjenjang dengan tingkatan sebagai berikut:
 Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja;
 Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; dan
85

 Entitas Akuntabilitas Kementrian Negara/Lembaga.


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 5, Penyelenggaraan SAKIP meliputi:
 Rencana Strategis;
 Perjanjian Kinerja;
 Pengukuran Kinerja;
 Pengelolaan Data Kinerja;
 Pelaporan Kinerja; serta
 Reviu dan evaluasi kinerja.

a. Apakah dokumen perencanaan sudah ada?


Jawaban : A

Unit Kerja telah memiliki seluruh dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Rencana
Kerja Tahunan, dan Penetapan Kinerja)
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 perihal penyelenggaraan
SAKIP, terdapat 3 (tiga) langkah awal yang telah ditempuh oleh DJP dan KPP Pratama
Semarang Selatan dalam mengimplementasikan akuntabilitas kinerja.
Pertama, DJP telah menyusun rencana jangka menengah (rencana strategis).
Perencanaan strategis merupakan proses sistematis dan berkelanjutan dari pengambilan
keputusan yang berisiko tentang masa depan, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan yang antisipatif, dan mengorganisasikan secara sistematis usaha-usaha
melaksanakan keputusan tersebut serta mengukur hasilnya melalui umpan balik yang
terorganisasi.
Perencanaan strategis tersebut berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang,
dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang
jelas dan sinergis, DJP lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang,
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Perencanaan
strategis DJP tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015
tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019. Dengan adanya KEP-95/PJ/2015 ini
diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menghadapi ancaman eksternal dan
memanfaatkan peluang yang ada serta mendorong DJP menuju keunggulan organisasi dan
perbaikan kinerja yang berkelanjutan dalam menghimpun pajak.
Kedua, menyusun rencana kinerja tahunan. Perencanaan kinerja tahunan merupakan
proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang
telah ditetepkan dalam Rencana Strategis. Dengan acuan tujuan, sasaran, dan inisiatif
strategis yang dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015
86

tentang Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, KPP Pratama Semarang Selatan
menyusun rencana kinerja tahunan. Dokumen rencana kinerja tahunan tersebut lebih dikenal
dengan sebutan Rencana Kerja Organisasi (RKO) atau Rencana Kerja KPP Pratama
Semarang Selatan.
Dokumen Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan memuat informasi tentang:
 sasaran yang ingin dicapai oleh KPP Pratama Semarang Selatan dalam tahun yang
bersangkutan beserta rencana tingkat capaiannya (target),
 program yang akan dilaksanakan KPP Pratama Semarang Selatan pada tahun
bersangkutan sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, dan
 kegiatan sebagai tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang akan dilakukan oleh
KPP Pratama Semarang Selatan dengan memperhatikan kebijakan dan program yang telah
ditetapkan.
Dalam menyusun RKO, KPP Pratama Semarang Selatan menyelaraskan sasaran,
program, dan kegiatan yang ingin dicapai dengan sasaran strategis pada Rencana Strategis
DJP serta Rencana Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I. Salah satu contoh
keselarasan antar dokumen perencanaan adalah, untuk mendukung pelaksanaan sasaran
strategis pada Rencana Strategis DJP yaitu “Peningkatan Efektivitas Pemeriksaan” maka
kanwil DJP Jawa Tengah I merancang program strategis berupa penyusunan basis data dan
bahan baku pemeriksaan. Berdasarkan inisiatif strategis dan program strategis tersebut, KPP
Pratama Semarang Selatan menyusun kegiatan strategis pemeriksaan pada RKO KPP
Pratama Semarang Selatan Tahun 2017 berupa penyusunan persediaan Wajib Pajak
tertentu untuk diperiksa, meliputi kegiatan Pemilihan Wajib Pajak yang akan diperiksa
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Ketiga, membuat PK dengan atasan, yaitu masing-masing pegawai menandatangani
komitmen dengan atasan mengenai kinerja yang akan diwujudkan dalam satu tahun
mendatang melalui penetapan target kinerja. Penetapan Kinerja DJP didasarkan pada SS,
IKU sebagai indikator kinerja, dan implementasi Anggaran Berbasis Kinerja mengacu pada
Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019. Seluruh pegawai KPP Pratama Semarang
Selatan telah membuat penetapan kinerja, dimana penetapan tersebut ditandatangani oleh
pegawai dan pimpinan pegawai yang bersangkutan. Penetapan kinerja ini lebih dikenal
dengan sebutan Kontrak Kinerja.

Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang tentang Rencana
Strategis DJP Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-2044/WPJ.10/2015
tentang Rencana Kerja Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2015-2019;
87

3) Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;


4) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
5) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018.

b. Apakah dokumen perencanaan telah berorientasi pada hasil?


Jawaban : A

Seluruh Dokumen Perencanaan telah berorientasi pada hasil

Terdapat 3 (tiga) dokumen perencanaan yang dimiliki oleh KPP Pratama Semarang
Selatan. Pertama Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang
Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, kedua RKO, dan ketiga adalah Kontrak Kinerja.
Masing-masing dari dokumen perencanaan tersebut telah berorientasi pada hasil karena
perencanaan tersebut memperhatikan potensi, peluang, dan tantangan yang ada dalam
menetapkan sasaran, program serta kegiatan untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh DJP sebagaimana juga diamanatkan dalam Rencana
Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 adalah optimalisasi penerimaan negara
dan reformasi administrasi perpajakan. Tujuan ini kemudian dituangkan dalam destination
statement DJP Tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Destination Statement DJP Tahun 2015-2016


2015 2016 2017 2018 2019
Tax Ratio* 13,2% 14,2% 14,6% 15,2% 16%
Penerimaan 1.294 Triliun 1.512 Triliun 1.737 Triliun 2.007 Triliun 2.329 Triliun
Pajak
SPT melalui e- 2 juta 7 juta 14 juta 18 juta 24 juta
filing
Jumlah WP 32 juta 36 juta 40 juta 42 juta 44 juta
terdaftar

Dalam rangka mencapai tujuan serta memastikan terpenuhinya destination statement,


DJP menetapkan arah kebijakan DJP tahun 2015-2019 sebagai berikut:
 Tahun 2015: Pembinaan Wajib Pajak,
 Tahun 2016: Penegakan Hukum,
 Tahun 2017: Rekonsiliasi,
 Tahun 2018: Sinergi Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain (ILAP), dan
 Tahun 2019: Kemandirian APBN
88

Selain itu, DJP juga menetapkan 12 (dua belas) SS, yang merupakan konsesi yang
ingin dicapai secara nyata oleh DJP dalam rangka mencapai destination statement DJP
2015-2019. Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran
strategis diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Strategis sebagai berikut:
Sasaran Strategis DJP Tahun 2015-2019
Target
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
2015 2019
1. Penerimaan pajak yang Persentase realisasi penerimaan 100% 100%
optimal pajak terhadap target
2. Pemenuhan layanan publik Persentase tingkat kepatuhan formal 70% 80%
wajib pajak
3. Kepatuhan wajib pajak yang Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 72 (skala 73.66
tinggi DJP 100) (skala 100)
4. Pelayanan prima Jumlah penyampaian SPT melalui e- 2 Juta 24 Juta
filing SPT SPT
5. Peningkatan efektivitas Tingkat efektivitas penyuluhan 72
penyuluhan dan Tingkat efektivitas kehumasan 72
kehumasan
6. Peningkatan ekstensifikasi Persentase Wajib Pajak baru hasil 100% 100%
perpajakan ekstensifikasi yang melakukan
pembayaran
7. Peningkatan pengawasan Persentase himbauan SPT yang 100% 100%
wajib pajak selesai ditindaklanjuti
8. Peningkatan efektivitas Audit Coverage Ratio 100%
pemeriksaan Tingkat efektivitas pemeriksaan 87%

Persentase keberhasilan pelaksanaan 72%


joint audit
9. Peningkatan efektivitas Persentase hasil penyidikan yang 42% 50%
penegakan hukum telah dinyatakan lengkap oleh
kejaksaan (P21)
Jumlah pencairan piutang pajak 20 T
Jumlah usulan penyanderaan 31 WP
10. Peningkatan kehandalan Persentase pengelolaan SPT 85%
data Tahunan PPh tepat waktu
Persentase data eksternal 25%
teridentifikasi
11. Organisasi dan transformasi Persentase pejabat yang telah 82% 86%
yang handal memenuhi standard kompetensi
jabatan
89

Indeks kesehatan organisasi 72

Tidak hanya pada Rencana Strategis DJP Tahun 2015-2019, perencanaan yang
berorientasi pada hasil juga tercermin pada RKO KPP Pratama Semarang Selatan dan
Kontrak Kinerja seluruh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Pada matriks Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan memuat informasi
tentang program kerja, kegiatan, bahan pendukung, target, timeline atau waktu pelaksanaan,
sistem monitoring dan evaluasi, serta penanggung jawab. Rencana kerja tersebut dibagi lagi
menjadi Komisi Pengawasan Ekstra Effort, Komisi Penerimaan Rutin, Komisi Penerimaan
Bendahara, Komisi Pemeriksaan, Komisi Penagihan, Komisi Ekstensifikasi, dan Komisi
Humas. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut.
Kutipan Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017
No Program Kerja Kegiatan Bahan Pendukung Target
SEKSI PENGAWASAN
I PERSIAPAN a. Mapping Wajib Pajak Internal : SIDJP, MPN, 1 Kegiatan
DATA Apportal, Approweb
dan aplikasi internal
lainnya
b.Visit/ Pengamatan 10 WP per AR
c. Pemutahiran Profile WP 100%
1500 besar dan WP
Potensial
d. Penetapan Prioritas : 1 Kegiatan
1. WP tidak ikut TA
2. WP terdapat data
3. Saldo himbauan 2016

Sedangkan pada Kontrak Kinerja, dapat dilihat pada IKU Pegawai terdapat target yang
telah ditetapkan selama 1 (satu) tahun atau 12 (dua belas) bulan. Salah satu contohnya
adalah sebagai berikut.
Indikator Kinerja Utama Pegawai

No Pejabat Penilai No Pegawai Negeri Sipil yang Dinilai


1. Nama Veronica Heryanti 1. Nama Sri Setijati
2. NIP 19680212 199310 2 001 2. NIP 19671220 198903 2 001
Pangkat/ Pangkat/
3. Pembina Tk. I / IVb 3. Penata Tk. I / IIId
Gol.Ruang Gol.Ruang
Pemeriksa Pajak
4. Jabatan Kepala Kantor 4. Jabatan
Penyelia
KPP Pratama KPP Pratama Semarang
5. Unit Kerja 5. Unit Kerja
Semarang Selatan Selatan
90

Target
No. Rincian IKU Kuantitas/ Kualitas/
Waktu Biaya
Output Mutu
Persentase SKP yang tidak
1. 87% 100 12 bulan -
diajukan keberatan
Persentase realisasi pencairan
2. 100% 100 12 bulan -
Surat Ketetapan Pajak
Persentase penyelesaian
3. pemeriksaan tepat waktu untuk 70% 100 12 bulan -
SP2 Pemeriksaan Khusus
Persentase realisasi
4. 100% 100 12 bulan -
penyelesaian pemeriksaan
Persentase penyampaian
5. 85% 100 12 bulan -
produksi data

Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-95/PJ.2015 tentang Rencana Strategis
DJP Tahun 2015-2019;
2) Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor KEP-2044/WPJ.10/2015
tentang Rencana Kerja Strategis Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2015-2019;
3) Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
4) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
5) Kontrak Kinerja Seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018.

c. Apakah terdapat Indikator Kinerja Utama (IKU)?


Jawaban : A

Unit Kerja Memiliki IKU yang Ditetapkan Organisasi dan Juga Membuat IKU Tambahan
yang Sesuai dengan Karakteristik Unit Kerja
Kinerja organisasi adalah gambaran tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan
organisasi sebagai penjabaran dari visi dan misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Kinerja organisasi adalah sejumlah keluaran (output) berupa barang atau jasa yang
dihasilkan dari kegiatan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Untuk mengetahui tingkat
kemajuan kinerja organisasi diperlukan suatu indikator atas keberhasilan yang diraih.
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah
berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi.
91

Semangat perubahan dimaksud adalah perubahan dari pola yang berorientasi pada masukan
(input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes
dan benefit). Artinya, sukses tidaknya sebuah organisasi tidaklah terletak pada banyaknya
jumlah program dan tersedianya sejumlah dana maupun sumber daya yang ada. Prinsip
yang berorientasi pada hasil merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) prinsip reinventing
government, bahwa organisasi publik diharapkan mampu mengembangkan paradigma
kewirausahaan yang berorientasi pada hasil yang dicapai, membiayai hasil bukan masukan
(funding outcome not input).
Diantara konsep indikator kinerja adalah konsep IKU atau yang dikenal dengan Key
Performance Indicators (KPI). KPP Pratama Semarang Selatan yang merupakan salah satu
unit eselon III dibawah Kementerian Keuangan, penetapan dan pengelolaan IKU
berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK-467/KMK.01/2014. Hal ini juga
selaras dengan Surat dari Sekretaris DJP nomor S-389/PJ.01/2017 Tanggal 24 Februari
mengenai Revisi Daftar dan Manual IKU Kemenkeu-Two sampai dengan Kemenkeu-Five
Unit Vertikal Tahun 2017 yang menegaskan mengenai penyampaian daftar IKU beserta
manualnya untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Kontrak Kinerja Tahun 2017.
Dengan demikian semua IKU yang ada merupakan ketentuan dari Kementerian Keuangan
yang telah disusun sesuai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan diatur
dalam KMK-467/KMK.01/2014.
Dalam KMK-467/KMK.01/2014, pengertian IKU yang selanjutnya disingkat IKU
dijabarkan sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian SS atau kinerja, dimana SS adalah
pernyataan mengenai apa yang harus dimiliki, dijalankan, dihasilkan atau dicapai organisasi
dan kinerja adalah hasil dari pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dan pegawai selama
periode tertentu. Pada setiap IKU terdapat manual IKU yaitu dokumen penjelasan mengenai
IKU yang diperlukan untuk melakukan pengukuran kinerja.
Penyelarasan perencanaan strategis dan eksekusi strategi dilakukan berdasarkan
Balanced Scorecard (BSC) yang dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Piramida Penyelarasan Strategi
92

Visi dan misi organisasi mengarahkan seluruh komponen organisasi agar memiliki
gambaran/cita-cita yang sama. Hal tersebut mendasari pengambilan keputusan,
perencanaan masa depan, pengkoordinasian pekerjaan-pekerjaan yang berbeda, serta
mendorong inovasi ke depan. Selanjutnya, tujuan dirumuskan sebagai tahapan kualitatif
untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Agar tujuan-tujuan tersebut lebih mudah dicapai,
dirumuskan sasaran-sasaran yang mendeskripsikan kondisi spesifik dan terukur yang ingin
diwujudkan pada periode tertentu.
Mengacu pada sasaran-sasaran tersebut, sasaran-sasaran strategis dirumuskan
sebagai suatu prioritas yang ingin dimiliki, dijalankan dan dicapai organisasi pada periode
tertentu. Untuk memastikan bahwa sasaran strategis tersebut dapat dicapai, maka perlu
dilakukan manajemen atas resiko kegagalan pencapaian SS. Pencapaian SS tersebut diukur
oleh IKU. Setiap IKU disertai dengan target yang menggambarkan kinerja yang harus
dicapai. Untuk mencapai target IKU, dapat dilaksanakan kegiatan terobosan yang disebut
Inisiatif Strategis (IS). Pada prinsipnya, perumusan dan pelaksanaan seluruh tahapan di atas
senantiasa dilakukan dalam kerangka nilai-nilai Kementerian Keuangan.
Penggunaan metode BSC dalam pengelolaan kinerja yang bertujuan agar kinerja
menjadi terukur dan terarah. Penilaian kinerja meliputi seluruh organisasi dan pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan. Penilaian kinerja organisasi dan pegawai diharapkan
sebagai "early warning system" bagi pimpinan organisasi, para atasan, dan akhirnya bagi
Kementerian Keuangan untuk terus antisipatif dan proaktif terhadap tantangan dan
kesempatan yang ada demi mencapai tujuan reformasi birokrasi.
Pengelolaan kinerja berbasis BSC di Kementerian Keuangan dibagi ke dalam 6 (enam)
level, yaitu :
 Kemenkeu-Wide : level Kementerian (Komitmen Kinerja Menteri dan Kontrak Kinerja
Wakil Menteri);
 Kemenkeu-One : level Unit Eselon I (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon I);
 Kemenkeu-Two : level Unit Eselon II (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural EseloN II);
 Kemenkeu-Three : level Unit Eselon III (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon III);
 Kemenkeu-Four : level Unit Eselon IV (Kontrak Kinerja Pejabat Struktural Eselon IV);
 Kemenkeu-Five : Kontrak Kinerja Staf Ahli Menteri, Tenaga Pengkaji, Pejabat Fungsional,
level unit Eselon V dan Pelaksana.
Pada KPP Pratama Semarang Selatan, Pengelolaan Kinerja meliputi Kemenkeu-Three,
Kemenkeu-Four dan Kemenkeu-Five sesuai dengan level unit Eselonnya.
Untuk efektifitas penyelarasan perencanaan strategis dan eksekusi strategi diatas,
seluruh unit/pegawai perlu menjabarkan dan menyelaraskan SS, IKU, dan/atau target IKU
secara vertikal dari level unit/pegawai yang lebih tinggi ke level unit/pegawai yang lebih
93

rendah. Selain di secara vertikal, penyelarasan juga dilakukan secara horizontal. Hal tersebut
lebih dikenal dengan sebutan cascading dan alignment. Pada dasarnya, cascading SS dan
IKU harus dilakukan secara hierarkis sesuai dengan level pengelolaan kinerja di Kementerian
Keuangan. Namun, cascading dapat dilakukan tidak secara hierarkis karena struktur
organisasi. Cascading IKU harus memperhatikan level wewenang dan tanggung jawab
unit/pegawai sehingga IKU tidak selalu di-cascade hingga level pelaksana.
SS cascading adalah SS yang diturunkan atau dijabarkan dari level unit yang lebih
tinggi ke level unit yang lebih rendah. Selain SS cascading, unit juga dapat merumuskan
SS tambahan berupa SS non-cascading. SS non-cascading dirumuskan pada unit yang
bersangkutan. SS tersebut bukan hasil penurunan atau penjabaran dari level unit yang lebih
tinggi ke yang lebih rendah, SS non-cascading hanya boleh dirumuskan oleh unit pemilik
peta strategi.
IKU cascading adalah IKU yang diturunkan atau dijabarkan dari level unit yang lebih
tinggi ke level unit yang lebih rendah. Selain menggunakan IKU cascading, unit/pegawai
dapat merumuskan IKU tambahan berupa IKU non-cascading. Penyusunan IKU non-
cascading dilakukan untuk mendukung suatu Sasaran Strategis dan/atau Uraian Jabatan
dan/atau penugasan pokok lainnya. IKU non-cascading dirumuskan pada unit/pegawai yang
bersangkutan dan bukan hasil penurunan atau penjabaran dari level unit/pegawai yang lebih
tinggi ke level unit/pegawai yang lebih rendah.
Alternatif Cascading IKU dan Alignment
94

Sebagai salah satu contohnya IKU Kemenkeu-Four Tahun 2018 (Kepala Seksi
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama Semarang Selatan) yaitu
Persentase rekomendasi penetapan jabatan dan peringkat sesuai dengan ketentuan. Pada
manual IKU kemenkeu-four, IKU tersebut digolongkan dalam jenis non-cascading IKU karena
IKU tersebut tidak ada dalam IKU kemenkeu-Three sehingga dapat dikatakan sebagai IKU
tambahan.
Seluruh Manual Indikator Kinerja Utama yang ada di KPP Pratama Semarang Selatan,
dari Kemenkeu-Three sampai dengan Kemenkeu-Five telah digolongkan permasing-masing
jenis cascading-nya. Dari Jenis Cascading Peta, Cascading Non-Peta, dan Non-Cascading.

Dokumen Pendukung:
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2) Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-37/PJ/2018 tanggal 30 Januari 2018 perihal
Penyampaian Daftar Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-Two
sampai dengan Kemenkeu-Five Unit Vertikal Tahun 2018;
3) Target dan Trajectory Indikator Kinerja Utama Tahun 2017;
4) Target dan Trajectory Indikator Kinerja Utama Tahun 2018;
5) Lembar Penetapan Manual Indikator Kinerja Utama Tahun 2017;
6) Lembar Penetapan Manual Indikator Kinerja Utama Tahun 2018;
7) Manual IKU Kemenkeu – Three Tahun 2017;
8) Manual IKU Kemenkeu – Three Tahun 2018;
9) Manual IKU Kemenkeu – Four Tahun 2017;
10) Manual IKU Kemenkeu – Four Tahun 2018;
11) Manual IKU Kemenkeu – Five Tahun 2017;
12) Manual IKU Kemenkeu – Five Tahun 2018.

d. Apakah indikator kinerja telah SMART?


Jawaban : A

Seluruh Indikator Kinerja Utama Unit Kerja telah SMART

Sebagaimana dijabarkan dalam Bab II Poin A.1.c KMK-467/KMK.01/2014, ketentuan


IKU harus menganut prinsip SMART-C yaitu :
1) Specific: mampu menyatakan sesuatu secara definitif (tidak normatif), tidak bermakna
ganda, relevan dan khas/unik dalam menilai serta mendorong kinerja suatu unit/pegawai.
2) Mesurable: mampu diukur dengan jelas dan jelas cara pengukurannya. Pernyataan IKU
seharusnya menunjukkan satuan pengukurannya.
95

3) Agreeable: disepakati oleh pemilik IKU dan atasannya


4) Realistic: merupakan ukuran yang dapat dicapai dan memiliki target yang menantang
5) Time-bounded: memiliki batas waktu pencapaian
6) Continously Improved: kualitas dan target disesuaikan dengan perkembangan strategi
organisasi dan selalu disempurnakan. Setiap tahun, terdapat perubahan angka target atau
kriteria penghitungan yang menunjukkan organisasi selalu berusaha melakukan
penyesuaian dan pengembangan target.
Suatu IKU dianggap telah memenuhi kriteria SMART-C berdasarkan kesepakatan antara
pengelola kinerja organisasi, pemilik IKU dan atasan langsung pemilik IKU.
Sebagai contoh bahwa IKU telah memenuhi prinsip SMART-C dapat diambil dari salah
satu IKU pada level Kemenkeu-Three sebagai berikut :
- Sasaran Strategis : Pelayanan prima
- Indikator Kinerja Utama (IKU) : Persentase penyampaian SPT melalui e-Filing
- Kode IKU : 4a-CP
Prinsip SMART-C dapat dijelaskan dari manual IKU yang tersedia:
1) Spesific
IKU Persentase penyampaian SPT melalui e-Filing mempunyai deskripsi Sasaran
Strategis pemberian pelayanan sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan,
menghasilkan output layanan yang dapat dimanfaatkan oleh customer, dan sesuai kebutuhan
wajib pajak. IKU ini bertujuan meningkatkan akurasi data Wajib Pajak dan memudahkan
wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh. IKU ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
- Wajib Pajak sasaran e-Filing adalah Wajib Pajak Badan, Orang Pribadi Non
Karyawan dan Karyawan yang melakukan pelaporan SPT Tahunan PPh tahun pajak
2016 menggunakan formulir SPT 1771, 1770 atau 1770S baik secara elektronik
maupun manual.
- Realisasi e-Filing adalah jumlah SPT elektronik formulir 1771, 1770 dan 1770S yang
disampaikan oleh Wajib Pajak sasaran e-Filing dan Wajib Pajak di luar sasaran e-
Filing.
- SPT Tahunan yang disampaikan merupakan SPT Normal (bukan SPT Pembetulan).
2) Measurable
IKU ini dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Jumlah realisasi e-filing
x 100%
Jumlah Wajib Pajak sasaran e-filing
Formula jumlah realisasi e-filing :
= ((110% x jumlah SPT 1771) + (100% x jumlah SPT 1770) + (90% x SPT jumlah 1770 S))
IKU dihitung dalam satuan persen (%).
96

3) Agreeable
IKU ini telah disetujui antara Kepala KPP Pratama Semarang Selatan sebagai
pelaksana IKU dan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I sebagai atasan langsung dari
pelaksana IKU. Hal ini tertuang dalam dokumen Kontrak Kinerja yang ditandatangani kedua
belah pihak.
4) Realistic
IKU ini dihitung dalam satuan persen dengan target yang telah ditentukan sebagai berikut :
Periode Target (%)
Triwulan I 67%
Triwulan II 75%
Triwulan III 80%
Triwulan IV 82%
Tahunan 82%

5) Time-Bounded
IKU ini memiliki jenis konsolidasi periode Take Last Known Value, dimana angka target
atau realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir. Target yang tercapai disetiap
triwulan akan dimasukkan dalam capaian triwulan berikutnya (saldo menggulung) dan pada
akhirnya target tahunan harus tercapai di triwulan IV. Namun demikian, target di setiap
triwulan harus tercapai karena periode pelaporan dilakukan setiap triwulanan.
6) Continously Improved
Terdapat perubahan manual IKU Persentase penyampaian SPT melalui e-Filing pada
tahun 2017 dan tahun 2018 (terlampir). Perubahan tampak pada deskripsi, perhitungan
capaian dan target capaian IKU. Perubahan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Penjabaran di atas, kami ringkas pada dokumen Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-
three Tahun 2017 dan 2018 yang telah memenuhi kriteria SMART-C. Dokumen tersebut
merupakan manual IKU DJP sesuai dengan format baku manual IKU pada Keputusan
Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan.

Dokumen Pendukung :
1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja
di Lingkungan Kementerian Keuangan
2) Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-three Tahun 2017 yang telah memenuhi kriteria
SMART-C
97

3) Penjabaran Manual IKU Kemenkeu-three Tahun 2018 yang telah memenuhi kriteria
SMART-C

e. Apakah laporan kinerja telah disusun tepat waktu?


Jawaban : Ya

Unit Kerja telah menyusun Laporan Kinerja tepat waktu

Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan


tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Hal terpenting yang
dilakukan dalam penyusunan LAKIN adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan secara memadai atas hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
LAKIN berisi informasi kinerja berupa hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis
akuntabilitas kinerja, termasuk menguraikan keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala,
permasalahan, serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Selain itu juga terdapat
uraian mengenai aspek keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan antara
anggaran negara yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diperoleh (akuntabilitas
keuangan). Juga diuraikan secara singkat Renstra dan Renja tahun bersangkutan beserta
sasaran yang ingin dicapai pada tahun itu dan kaitannya dengan capaian tujuan, misi, dan
visi. Laporan Kinerja disusun oleh Kepala KPP Pratama Semarang Selatan setiap tahunnya,
untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I.
Sesuai dengan Surat Pengantar Nomor SP-47/WPJ.10/2017 tanggal 16 Januari 2017,
KPP Pratama Semarang Selatan telah selesai menyusun Laporan Kinerja KPP Pratama
Semarang Selatan Tahun 2016, untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
DJP Jawa Tengah I. Tanggal tersebut dapat dikategorikan tepat waktu, karena disampaikan
dalam batas waktu penyampaian yang telah ditetapkan oleh Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I. Berdasarkan Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-
58/WPJ.10/KP.10/2017 tanggal 6 Januari 2017 perihal Penyusunan LAKIN Tahun 2016 di
Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I, batas waktu penyampaian LAKIN Tahun
2016 adalah paling lambat tanggal 18 Januari 2017. Dengan demikian, penyampaian
Laporan Kinerja masih dalam batas waktu penyampaian.
Berdasarkan Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-190/WPJ.10/2018
tanggal 24 Januari 2018 perihal Penyusunan LAKIN Tahun 2017 di Lingkungan Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I, batas waktu penyampaian LAKIN Tahun 2017 adalah paling
lambat tanggal 29 Januari 2018. KPP Pratama Semarang Selatan telah menyusun LAKIN
Tahun 2017 tepat waktu, hal ini dibuktikan dengan KPP Pratama Semarang Selatan telah
menyampaikan hardfile LAKIN Tahun 2017 pada tanggal 25 Januari 2018.
98

Setiap triwulan, Kepala Wilayah DJP Jawa Tengah I akan meminta Laporan Capaian
Kinerja kepada masing-masing KPP. Berdasar Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I
Nomor S-857/WPJ.10/2018 tanggal 3 April 2018 perihal Permintaan Laporan NKO dan
Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2018, batas waktu pelaporan adalah 9 April 2018.
KPP Pratama Semarang Selatan telah menyampaikan Laporan NKO secara tepat waktu
pada tanggal 9 April 2018.

Dokumen Pendukung :
1) Surat Pengantar Nomor SP-47/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 16 Januari 2017;
2) Surat Pengantar Nomor SP-85/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 25 Januari 2018;
3) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-58/WPJ.10/KP.10/2017 tanggal 6
Januari 2017 perihal Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2016 di Lingkungan
Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I;
4) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-190/WPJ.10/2018 tanggal 24 Januari
2018 perihal Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Tahun 2017 di Lingkungan Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I;
5) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2016;
6) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun 2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan II Tahun
2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan III Tahun
2017;
10) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan IV Tahun
2017;
11) Surat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor S-857/WPJ.10/2018 tanggal 3 April
2018 perihal Permintaan Laporan NKO dan Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun
2018;
12) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2018.

f. Apakah pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja?


Jawaban : A

Seluruh laporan kinerja telah memberikan informasi tentang kinerja

LAKIN merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas dan fungsi


yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Hal terpenting yang dilakukan dalam
99

penyusunan LAKIN adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara
memadai atas hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan pelaporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur
kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Pada
dasarmya setiap laporan kinerja disusun oleh setiap unit organisasi yang menyusun
perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang :
(1) uraian singkat organisasi,
(2) rencana dan target kinerja yang ditetapkan,
(3) pengukuran kinerja, dan
(4) evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan
dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis ini juga mencakup efisiensi
penggunaan sumber daya.
LAKIN yang disusun oleh KPP Pratama Semarang Selatan telah mencangkup seluruh
informasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk informasi kinerja. Dalam
laporan kinerja tersebut, terdapat pembahasan mengenai capaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang disajikan dalam tabel, dimana tabel tersebut menjelaskan tentang realisasi dari
target per masing-masing IKU. Berikut adalah salah satu contoh tabel capaian IKU pada
Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017.

Tabel Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017

Realisasi
Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2017
2017
SS.1 Penerimaan Pajak 1a-N Persentase Realisasi 100,00% 76,87%
Negara yang Optimal Penerimaan Pajak Rutin
(Stakeholder
Perspective) 1b-N Persentase Realisasi 100,00% 84,22%
Penerimaan Extra Effort

SS.2 Kepatuhan Wajib Pajak 2a-N Persentase tingkat kepatuhan 60,00% 109,04%
yang Tinggi (Customer formal WP Badan dan OP Non
Perspective) Karyawan
2b-N Persentase pertumbuhan WP 30,00% 42,50%
Badan dan OP Non Karyawan
yang melakukan pembayaran
SS.3 Pelayanan Prima 3a-N Persentase Penyampaian SPT 78% 74,24%
(Internal Process Melalui e-Filing
100

Perspective)
SS.4 Peningkatan Efektivitas 4a-N Persentase Efektivitas 55% 89,46%
Penyuluhan (Internal Kegiatan Penyuluhan
Process Perspective)

SS.5 Peningkatan 5a-N Persentase WP Badan dan 100% 126,16%


ekstensifikasi OP Non Karyawan yang
perpajakan (Internal terdaftar tahun berjalan dan
Process Perspective) WP TLTB yang melakukan
pembayaran
5b-N Persentase Jumlah Wajib 80% 112,17%
Pajak yang dilakukan
Geotagging
SS.6 Peningkatan 6a-N Persentase himbauan SPT 100% 106%
pengawasan wajib yang selesai ditindaklanjuti
pajak (Internal Process 6b-N Persentase penyelesaian 100% 120,97%

Perspective) pemeriksaan oleh Petugas


Pemeriksa Pajak

SS.7 Peningkatan efektivitas 7a-N Audit Coverage Ratio 100% 118,75%


pemeriksaan (Internal
Process Perspective) 7b-N Persentase SKP yang tidak 85% 99,54%
diajukan keberatan

SS.8 Peningkatan Efektivitas 8a-N Persentase usulan 100% 150%


Penagihan (Internal penyanderaan yang dilakukan
Process Perspective) gelar perkara

SS.9 Peningkatan efektivitas 9a-N Persentase usulan IDLP 100% 100%


penyidikan (Internal berindikasi kuat tindak pidana
Process Perspective)
SS.10 Peningkatan 10a-N Persentase pengemasan 92% 80,86%
kehandalan data dokumen SPT yang akan
(Internal Process dikirim ke/ diambil oleh
Perspective) PPDDP/KPDDP tepat waktu

10b-N Persentase tindak lanjut 85% 138,75%


pengembalian SPT dari
PPDDP/ KPDDP
101

SS.11 Pengendalian mutu 11a-N Persentase Rencana Aksi 80% 97,22%


yang optimal (Internal Penanganan Risiko yang
Process Perspective) selesai dijalankan
SS.12 SDM yang kompetitif 12a-N Persentase pegawai yang 60% 96,92%
(Learning & Growth memenuhi standar jamlat
Perspective)
SS.13 Organisasi yang 13a-N Persentase Efektivitas Dialog 80% 100%
Kondusif (Learning & Kinerja Organisasi dan
Growth Perspective) Pemantauan Rencana Aksi
SS.14 Pengelolaan anggaran 14a-N Persentase kualitas 95% 96,85%
yang optimal (Learning pelaksanaan anggaran
& Growth Perspective)

Selain itu, dalam Laporan Kinerja juga dibahas mengenai evaluasi dan analisis kinerja atas
capaian IKU. Evaluasi dibahas dengan membandingkan antara target yang telah ditetapkan
dengan realisasi yang dicapai pada tahun berjalan. Berangkat dari hasil evaluasi tersebut,
KPP Pratama Semarang Selatan mencoba untuk menganalisis faktor-faktor penyebab target
yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat terealisasi secara optimal. Evaluasi dan analisis
dilakukan per SS serta per IKU.
Pada akhir penjabaran dalam laporan kinerja, KPP Pratama Semarang Selatan
berusaha untuk menarik kesimpulan dari pelaksanaan kinerja KPP Pratama Semarang
Selatan selama satu tahun. Berikut adalah kesimpulan yang tertulis pada LAKIN Tahun 2017:
“Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
kinerja KPP Pratama Semarang Selatan untuk tahun 2017 menunjukan hasil yang
baik. Hal ini dapat dilihat dari realisasi capaian beberapa program kegiatan, baik
output maupun outcome-nya menunjukkan hasil yang baik. Meskipun realisasi
target penerimaan yang dicapai KPP Pratama Semarang Selatan sebesar 80,19%
dari target yang diberikan, semoga senantiasa menambah semangat kami dalam
usaha meningkatkan kinerja dan mecapai target penerimaan pajak di tahun 2018.”
Tidak berhenti pada evaluasi, analisis dan pelaporan tentang capaian IKU, pada
laporan kinerja, KPP Pratama Semarang Selatan juga menyampaikan kinerja lainnya yang
telah dicapai dalam tahun yang bersangkutan.

Dokumen Pendukung:
1) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2016;
2) Laporan Kinerja KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
102

3) Validasi NKO KPP Pratama Semarang Selatan oleh Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I;
4) S-58/WPJ.10/KP.10/2017 tentang Penetapan Nilai Kinerja Organisasi Kantor
Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2017;
5) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2017;
6) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan II Tahun
2017;
7) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan III Tahun
2017;
8) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan IV Tahun
2017;
9) Laporan Nilai Kinerja Organisasi KPP Pratama Semarang Selatan Triwulan I Tahun
2018.

g. Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas


kinerja
Jawaban : A

Unit kerja berupaya meningkatkan seluruh kapasitas SDM yang menangani


akuntabilitas kinerja
Salah satu kunci keberhasilan pencapaian kinerja adalah kapasitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terdapat pada suatu organisasi. Terdapat tiga indikator yang dapat
mempengaruhi kapasitas SDM antara lain: pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Peningkatan kapasitas SDM adalah salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh KPP
Pratama Semarang Selatan dengan tujuan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
sikap pegawai KPP Pratama Semarang Selatan sehingga pelaksanaan kinerja lebih efektif
dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan DJP.
KPP Pratama Semarang Selatan telah menugaskan tiga pegawai untuk mengikuti
Bimbingan Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi pada Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I
tanggal 4 Januari 2018. KPP Pratama Semarang Selatan juga telah mengadakan IHT
Pengelolaan Kinerja Pegawai pada tanggal 10 Januari yang diikuti oleh seluruh pegawai.

Dokumen Pendukung:
1) Sasaran Kerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang mengelola kinerja;
103

2) Undangan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor UND-01/WPJ.10/2018


perihal Undangan Bimbangan Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi dan Sosialisasi
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2017;
3) Surat Tugas Nomor ST-003/WPJ.10/KP.04/2018;
4) Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
2/WPJ.10/KP.04/2018 perihal In House Training Pengelolaan Kinerja Pegawai.

h. Apakah pengelolaan kinerja dilaksanakan oleh SDM yang kompeten?


Jawaban : A

Pengelolaan kinerja dilaksanakan oleh seluruh SDM yang kompeten

Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang bertugas mengelola kinerja


adalah Saudara Ardra Pradana dan Saudari Chikmatul Ulya. Kedua pegawai tersebut
dianggap sebagai pegawai yang kompeten dan telah memiliki kemampuan yang
memadai dalam mengelola kinerja. Saudara Ardra Pradana telah mengikuti
Bimbangan Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi di Kantor Wilayah DJP Jawa
Tengah I. Saudari Chikmatul Ulya telah mengikuti Sosialisasi Grading dan Pengelolaan
Kinerja di Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I.
Dokumen Pendukung:
1) Sasaran Kerja Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang mengelola kinerja;
2) Undangan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor UND-
01/WPJ.10/KP.10/2018 perihal Bimbingan Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi dan
Sosialisasi Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-12/PJ/2017;
3) Surat Tugas Nomor ST-003/WPJ.10/KP.04/2018;
4) Undangan Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Nomor UND-85/WPJ.10/2018
perihal Sosialisasi Grading dan Pengelolaan Kinerja..
104
105
106

V. PENGUATAN PENGAWASAN
Sejatinya pemerintahan yang baik dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakatnya
terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, penataan sistem pemerintahan harus
terus dilakukan untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang profesional, efektif, dan efisien.
KPP Pratama Semarang Selatan sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian
Keuangan selalu berkomitmen untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional dan
terus melakukan perbaikan guna meningkatkan citra pemerintahan yang baik di masyarakat.
Pengawasan yang berkesinambungan merupakan salah satu hal terpenting yang
dilakukan dalam penyelenggaraan pemerintah, hal itu dapat dijadikan sebagai tolak ukur
apakah penyelenggaraan pemerintahan sudah berjalan dengan baik, profesional, efektif, dan
efisien dan KPP Pratama Semarang Selatan mewujudkannya dalam berbagai kegiatan
pengendalian gratifikasi, penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),
monitoring dan evaluasi pengaduan masyarakat, penerapan Whistleblowing System (WBS),
dan penanganan benturan kepentingan.
Dari kegiatan tersebut, diharapkan pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada stakeholder dengan berpedoman pada kode
etik dan peraturan yang berlaku.

1. Pengendalian Gratifikasi
Korupsi merupakan salah satu masalah yang masih sering terjadi di Indonesia, dan
banyak diperbincangkan oleh masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
juncto Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi yang pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu: i) kerugian keuangan Negara; ii) suap-menyuap; iii)
penggelapan dalam jabatan; iv) pemerasan; v) perbuatan curang; vi) benturan kepentingan
dalam pengadaan; vii) dan gratifikasi.
Dari berbagai macam tindak pidana korupsi yang diatur undang-undang, gratifikasi
tergolong masih asing dan baru dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia.
Menurut Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, gratifikasi didefinisikan
sebagai suatu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalam negeri maupun yang di
luar negeri dan dilakukan dengan menggunakan sarana elektronika maupun tanpa sarana
elektronika. Perbuatan penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara
107

Negara yang dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian tersebut dilakukan karena
berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
Kementerian Keuangan sendiri telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 7/PMK.09/2017 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian
Keuangan sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam melawan gratifikasi.
Direktorat Jenderal Pajak melalui Surat Direktur KITSDA Nomor S-125/PJ.11/2017
memerintahkan kepada seluruh Direktorat, Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
dan Kantor Pelayanan dan Penyuluhan Perpajakan (KP2KP) untuk membentuk Unit
Pengendalian Gratifikasi (UPG).
a. Telah dilakukan Public Campaign tentang Pengendalian Gratifikasi
Jawaban : A

Public Campaign telah dilakukan secara berkala

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan berbagai macam kegiatan public
campaign tentang pengendalian gratifikasi. Kegiatan-kegiatan tersebut oleh KPP Pratama
Semarang Selatan dilakukan baik internal untuk penguatan komitmen pegawai KPP Pratama
Semarang Selatan maupun eksternal untuk mengkampanyekan komitmen KPP Pratama
Semarang Selatan dalam melawan segala bentuk tindakan Gratifikasi.
Penguatan komitmen pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dilakukan dengan
instruksi dari Kepala Kantor dalam kegiatan bimbingan Bantuan Hukum, Sharing Session
Pengendalian Gratifikasi dan Whistleblowing System melalui Nota Dinas Nomor ND-
108/WPJ.10/KP.04/2018. Dalam acara tersebut Kepala KPP Pratama Semarang Selatan
menghimbau para pegawai untuk menolak segala bentuk gratifikasi. Aparatur Sipil Negara
Kementerian Keuangan memiliki kewajiban untuk:
a. Menolak gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugas yang bersangkutan;
b. Melaporkan penolakan gratifikasi kepada Unit Pengendali Gratifikasi (UPG);
c. Melaporkan penerimaan gratifikasi yang tidak dapat ditolak melalui UPG atau secara
langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berbagai macam kegiatan pun telah dilakukan untuk mengkampanyekan
pengendalian gratifikasi di lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan. Pada tahun 2017,
untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia dilakukan jalan sehat dan membagikan bunga
serta souvenir kepada masyarakat di sekitar kantor sebagai bentuk ajakan untuk melawan
korupsi apapun bentuknya.
108

Dalam mengkampanyekan pengendalian gratifikasi, KPP Pratama Semarang Selatan


juga memasang banner-banner dan poster anti korupsi sebagai bentuk pengingat untuk
seluruh pegawai dan petugas keamanan serta pramubakti KPP Pratama Semarang Selatan
untuk tetap berkomitmen dalam melawan segala bentuk tindak pidana korupsi termasuk
gratifikasi. Selain itu juga dilakukan publikasi pengendalian gratifikasi melalui media sosial.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.09/2017 tentang Pedoman
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Surat Direktur KITSDA Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 1 Maret 2017 hal
Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
108/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 21 Mei 2018 hal Bantuan Hukum, Sharing
Session Pengendalian Gratifikasi dan Whistleblowing System;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
287/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 5 Desember 2017 hal ICV Peringatan Hari
Antikorupsi International;
5. Laporan Hasil Rapat Bantuan Hukum, Sharing Session Pengendalian Gratifikasi
dan Whistleblowing System;
6. Foto Pemasangan Banner Pengendalian gratifikasi;
7. Foto Pemasangan Banner dan Poster Anti Korupsi di ruangan KPP Pratama
Semarang Selatan;
8. Foto kegiatan peringatan hari Anti Korupsi Internasional;
9. Foto Publikasi pengendalian gratifikasi di media sosial KPP Pratama Semarang
Selatan.

b. Apakah Pengendalian Gratifikasi telah diimplementasikan?


Jawaban : A

Unit kerja mengimplementasikan engendalian gratifikasi sesuai dengan yang ditetapkan


organisasi dan juga membuat inovasi terkait pengendalian gratifikasi yang sesuai dengan
karakteristik unit kerja

KPP Pratama Semarang Selatan telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi


sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait pengendalian
gratifikasi yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.
109

Pada setiap tahun seluruh Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan melakukan
penandatanganan Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen untuk bekerja sesuai tugas dan
fungsinya dengan tetap berpegang teguh pada Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
dan Peraturan Perundang-undangan. Pelaporan kegiatan pengendalian gratifikasi di KPP
Pratama Semarang Selatan dilakukan secara berkala setiap bulan melalui Laporan
Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi.
KPP Pratama Semarang Selatan dalam melakukan pengendalian gratifikasi di unit
kerja memiliki inovasi yang dapat meningkatkan komitmen untuk melawan gratifikasi secara
tidak langsung yaitu dengan membuat banner yang berisi ajakan untuk menolak gratifikasi,
banner ini merupakan hasil karya dari pegawai sendiri dan diletakkan di ruang publik kantor,
design banner juga dipublikasikan melalui media sosial. Kemudian pada tahun 2016 KPP
Pratama Semarang Selatan ikut berkontribusi dalam kompetisi yang diadakan oleh internal
Direktorat Jenderal Pajak, iklan layanan masyarakat yang berjudul “Strike Down Corruption”
merupakan hasil karya pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang dipersembahkan
kepada masyarakat sebagai bentuk kampanye untuk melawan segala tindak pidana korupsi
termasuk gratifikasi. Iklan layanan masyarakat ini diputar pada ruang Tempat Pelayanan
Terpadu. Hal ini dilakukan agar secara tidak langsung dapat menanamkan sikap anti korupsi
pada masyarakat maupun pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/PMK.09/2017 tentang
Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Surat Direktur KITSDA Nomor S-147/PJ.11/2017 tanggal 1Maret 2017 tentang
Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi;
3. Surat Pengantar Nomor SP-231/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 6 Maret 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Februari Tahun
2017 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Surat Pengantar Nomor SP-318/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 April 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Maret Tahun 2017 pada
KPP Pratama Semarang Selatan;
5. Surat Pengantar Nomor SP-404/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 Mei 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan April Tahun 2017 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
6. Surat Pengantar Nomor SP-516/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Mei Tahun 2017 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
110

7. Surat Pengantar Nomor SP-589/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 3 Juli 2017 tentang


Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Juni Tahun 2017 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
8. Surat Pengantar Nomor SP-700/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 4 Agustus 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Juli Tahun 2017
pada KPP Pratama Semarang Selatan;
9. Surat Pengantar Nomor SP-782/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 4 September 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Agustus Tahun 2017
pada KPP Pratama Semarang Selatan;
10. Surat Pengantar Nomor SP-873/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 Oktober 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan September Tahun
2017 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
11. Surat Pengantar Nomor SP-987/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 2 November 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Oktober Tahun 2017
pada KPP Pratama Semarang Selatan;
12. Surat Pengantar Nomor SP-1067/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 5 Desember 2017
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan November Tahun
2017 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
13. Surat Pengantar Nomor SP-15/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 Januari 2018
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Desember Tahun
2017 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
14. Surat Pengantar Nomor SP-130/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 5 Februari 2018
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Januari Tahun 2018
pada KPP Pratama Semarang Selatan;
15. Surat Pengantar Nomor SP-290/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 2 Maret 2018
tentang Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Februari Tahun
2018 pada KPP Pratama Semarang Selatan;
16. Surat Pengantar Nomor SP-428/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 April 2018 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Maret Tahun 2018 pada
KPP Pratama Semarang Selatan;
17. Surat Pengantar Nomor SP-590/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 2 Mei 2018 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan April Tahun 2018 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
18. Surat Pengantar Nomor SP-682/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 4 Juni 2018 tentang
Laporan Rekapitulasi Pengendalian Gratifikasi Bulan Mei Tahun 2018 pada KPP
Pratama Semarang Selatan;
111

19. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2017;
20. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2018;
21. Foto Pemasangan Banner Tolak Gratifikasi;
22. Video Iklan Layanan Masyarakat KPP Pratama Semarang Selatan;
23. Foto Penampilan Iklan Layanan Masyarakat KPP Pratama Semarang Selatan
pada media informasi di Tempat Pelayanan Terpadu.

2. Penerapan SPIP
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 1 angka 1 dan 2 dijelaskan bahwa Sistem
Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah memiliki beberapa unsur yang meliputi :
1) Lingkungan pengendalian
2) Penilaian risiko
3) Kegiatan pengendalian
4) Informasi dan komunikasi
5) Pemantauan
Kementerian Keuangan telah menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 130/KMK.09/2011 tentang Kebijakan Pengawasan Intern Kementerian
Keuangan. Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern dilaksanakan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun meliputi pembangunan metodologi, perangkat, dan
mekanisme kerja dengan melalui 2 (dua) tahapan pelaksanaan, yaitu:
1) Jangka Pendek
Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern jangka pendek
dilaksanakan pada tahun 2011 dengan sasaran berupa terlaksananya pemantauan
(monitoring) pegendalian intern pada unit kerja untuk kegiatan tertentu; dan
2) Jangka Panjang
Pembangunan dan penguatan fungsi pengendalian intern jangka panjang
dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 dengan sasaran berupa terbentuknya
112

struktur unit kontrol intern yang permanen pada tiap unit Eselon I dan terlaksananya
penerapan secara luas dan memadai di lingkungan Kementerian Keuangan.

a. Telah Dibangun Lingkungan Pengendalian


Jawaban : A

Unit Kerja membangun seluruh lingkungan pengendalian sesuai dengan


yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait lingkungan
pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.

KPP Pratama Semarang Selatan mempunyai tugas untuk merumuskan dan


menyusun rencana kegiatan pemantauan pengendalian intern di unit kerja KPP;
dan melaksanakan pemantauan serta pelaporan pengendalian intern terhadap unit
kerja KPP yang dilakukan oleh Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP
Pratama Semarang Selatan hal ini sesuai dengan Keputusan Kementerian
Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan yang menerangkan bahwa Direktorat
Jenderal Pajak yang merupakan unit Eselon I di Kementerian Keuangan memiliki
tugas untuk merumuskan kebijakan kegiatan pemantauan pengendalian intern di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan pemantauan pengendalian intern di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
Peran pengawasan dan pembinaan atasan langsung dilakukan secara
rutin setiap satu minggu sekali, dengan adanya rapat pembinaan II A yang dipimpin
langsung oleh Kepala KPP Pratama Semarang Selatan dan dihadiri oleh kepala
subbag umum dan KI, kepala seksi, dan supervisor. Setiap Rabu Pagi
dilaksanakan pula Morning Activity yang ditutup dengan penyampaian pembinaan
dari Kepala KPP Pratama Semarang Selatan. Selain itu, juga diadakan berbagai
kegiatan Internalisasi Corporate Value (ICV) di KPP Pratama Semarang Selatan,
dengan berbagai macam bentuk. Peran pengawasan juga dilakukan oleh pejabat
eselon IV kepada bawahannya baik itu pelaksana ataupun Account Representative
melalui dialog kinerja individu secara berkala setiap satu kali dalam satu semester
sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590 tahun 2016, bahwa dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi dan individu perlu dilakukan dialog kinerja antara
pimpinan dengan pejabat dan pegawai di bawahnya secara efektif dan berkala,
113

sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi kinerja. Dialog Kinerja Individu
dilaksanakan dalam rangka pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja
bawahan, yang dilaksanakan sesuai dengan periode pelaksanaan, metode
pelaksanaan, serta mekanisme pelaporan yang telah ditetapkan. Selain itu, KPP
Pratama Semarang Selatan juga secara rutin setiap tiga bulan sekali (triwulan)
melakukan evaluasi atas Capaian Indikator Kinerja Utama. Laporan Capaian
Kinerja Utama berupa hasil perhitungan Nilai Kinerja Organisasi yang kemudian
dikirimkan ke Kanwil DJP Jawa Tengah I untuk dievaluasi dan ditindak lanjuti.
Unit Kepatuhan Internal adalah unit kerja pada instansi vertikal dan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan
tugas kepatuhan internal, yaitu pemantauan pengendalian intern, pemantauan
kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai, dan pemantauan tindak lanjut
pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
Unit Kepatuhan Internal melakukan pemantauan kode etik dengan
berbagai macam metode, seperti melakukan inspeksi mendadak untuk memantau
kedisiplinan pegawai dalam berpakaian, menggunakan atribut kerja, dan
pelaksanaan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya. Selain itu, juga dilakukan
Pemantauan Jam Kerja dengan periode triwulanan untuk memantau keberadaan
pegawai pada saat jam kerja apakah berada di ruangan kerja atau tidak berada
diruangan dengan surat tugas, surat cuti, surat izin, ataukah tanpa keterangan.
Unit Kepatuhan Internal juga melakukan pemantauan surat tugas Account
Representative dan Fungsional Pemeriksa Pajak dengan cara mendatangi lokasi
Wajib Pajak dan melakukan wawancara untuk memastikan kunjungan dan
pelaksanaan tugas yang tidak melanggar kode etik dan disiplin pegawai
KPP Pratama Semarang Selatan telah membangun seluruh lingkungan
pengendalian dan membuat inovasi terkait lingkungan pengendalian yang sesuai
karakteristik unit kerja. Agar dapat menciptakan dan memelihara lingkungan yang
positif dan mendukung pengendalian intern, hal yang dilakukan oleh KPP Pratama
Semarang Selatan adalah dengan memasang poster yang berisi Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan, Program Budaya Kementerian Keuangan, Program Rutin
Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Kode Etik Pegawai Direktorat
Jenderal Pajak, dan Sarana Pengaduan. Bentuk lain bahwa KPP Pratama
Semarang Selatan telah membentuk lingkungan pengendalian adalah dengan
membuat tanda cap yang bertuliskan “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut
Biaya” yang kemudian akan dicap di atas produk hukum atau lembar tanda terima
wajib pajak. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan proses kerja dan sebagai salah
satu media untuk meminimalisir pelanggaran maupun risiko yang dapat terjadi
114

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Maret 2007
tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Departemen Keuangan;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007 tentang
Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.09/2011 tentang Kebijakan
Pengawasan Intern Kementerian Keuangan;
6. Keputusan Kementerian Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 tentang
Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September
2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016 tentang Pedoman
Dialog Kinerja Di Lingkungan Kementerian Keuangan;
9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 42/PJ/2013 tentang Pelaksanaan
Tugas Unit Kepatuhan Internal Pada Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
10. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2007 tanggal 23 Juli
2007 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak;
11. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-96/PJ/2013tanggal 12 April 2013
tentang Pelaksanaan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-
37/KMK.01/2012 tentang Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Keuangan Dalam Rangka Perwujudan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan;
12. Surat Diretorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
Nomor S-806/PJ.11/2017 hal Penyampaian SE-34/MK.1/2017 tentang
Penilaian Kinerja Semester II Tahun 2017 dan Pelaporan Dialog Kinerja
Individu Periode I Tahun 2018;
115

13. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-


80/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pembentukan Tim Internalisasi Kepatuhan di
Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
14. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
20/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pembentukan Tim Internalisasi Kepatuhan di
Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
15. Rencana Kerja KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2017;
16. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
26/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Rencana Pemantauan Tahunan Unit
Kepatuhan Internal Tahun 2018;
17. Laporan Hasil Rapat Pembinaan II-A;
18. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
67/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Rekomendasi Hasil Pemantauan Kepatuhan
Jam Kerja Pegawai Triwulan I Tahun 2018;
19. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
3/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Penegasan Kembali tentang Kode Etik dan
Disiplin Pegawai;
20. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
94/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pakaian Kerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
21. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
38/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 hal In House Training
dengan materi antara lain Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018, Penguatan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai DJP dan
Disiplin PNS, Penguatan Whistleblowing System, Pengendalian Gratifikasi,
Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio, dan Menu Baru PADI;
22. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
30/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
23. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor NDR-
01/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
24. Laporan Capaian Kinerja (NKO) Triwulan I tahun 2017;
25. Laporan Capaian Kinerja (NKO) Triwulan II tahun 2017;
26. Laporan Capaian Kinerja (NKO) Triwulan III tahun 2017;
116

27. Validasi NKO TW IV Tahun 2017, BA Validasi NKO TW IV Tahun 2017 dan
Rincian Hasil Validasi NKO TW IV Tahun 2017;
28. Laporan Capaian Kinerja (NKO) Triwulan I tahun 2018;
29. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan dalam Bentuk Lain ( Pemantauan Kepatuhan
Jam Kerja);
30. Laporan Pemantauan Kepatuhan terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Inspeksi Mendadak (SIDAK);
31. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan Dalam Bentuk Lain (Pemantauan terhadap
Proses Kunjungan/Visit Account Representative);
32. Laporan Pemantauan Kepatuhan Terhadap Kode Etik dan Disiplin Pegawai
dengan Metode Pemantauan Dalam Bentuk Lain (Pemantauan terhadap
Proses Pemeriksaan Lapangan oleh Fungsional Pemeriksa);
33. Laporan Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan
(PEIKR) KPP Pratama Semarang Selatan Nomor SP-
1089/WPJ.10/KP.04/2017;
34. Nota Dinas Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV KPP Pratama
Semarang Selatan nomor ND-182/WPJ.10/KP.0410/2018 tentang Pengelolaan
Dialog Kinerja Individu Triwulan III Tahun 2018;
35. Foto kegiatan morning activity KPP Pratama Semarang Selatan;
36. Foto Poster Pembentukan Lingkungan Pengendalian KPP Pratama Semarang
Selatan;
37. Foto berkas yang bercap “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut Biaya”.

b. Telah Dilakukan Penilaian Risiko atas Pelaksanaan Kebijakan


Jawaban : B

Unit Kerja melakukan penilaian risiko atas seluruh pelaksanaan


kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang


Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan, risiko adalah
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap
117

pencapaian sasaran organisasi. Manajemen risiko adalah budaya, proses, dan


struktur yang diarahkan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam
pencapaian sasaran organisasi dengen mengelola Risiko pada tingkat yang dapat
diterima.
KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan penilaian risiko atas
seluruh pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi yang
diwujudkan dalam Laporan Mitigasi Risiko KPP Pratama Semarang Selatan yang
disusun oleh Seksi Pemeriksaan yang dalam pelaksanaannya dipantau oleh Unit
Kepatuhan Internal. KPP Pratama Semarang Selatan memiliki Pemetaan dan
Profiling terhadap risiko yang mungkin akan muncul dalam mencapai Sasaran
Organisasi, setidaknya terdapat sekitar 38 risiko yang berhasil diidentifikasi di tahun
2017 yaitu ;
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak rendah
2. Wajib Pajak yang menyampaikan e-filing tidak sesuai target
3. Kualitas pelayanan rendah
4. Pengemasan dokumen SPT yang tidak optimal
5. Tingkat kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan perpajakan rendah
6. Kurang efektifnya penanganan pengaduan
7. Kurangnya kualitas SDM bidang pelayanan
8. Sosialisasi dan kehumasan tidak efektif
9. Kurang optimalnya dukungan teknologi informasi untuk pelayanan
10. Pelayanan yang diberikan ke Wajib Pajak tidak sama
11. Perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi tidak tepat
12. Strategi kehumasan tidak efektif
13. Pelaksanaan ekstensifikasi tidak optimal
14. Terdapat Wajib Pajak hasil ekstensifikasi yang tidak potensial
15. Kolusi antara petugas pelayanan dan ekstensifikasi dengan Wajib Pajak
16. Tindak lanjut Wajib Pajak hasil ekstensifikasi tidak optimal
17. Sasaran ekstensifikasi masih terbatas pada Wajib Pajak Orang Pribadi
18. Pelaksanaan pendataan dan penilaian objek pajak tidak optimal
19. Kolusi antara Account Representative dengan Wajib Pajak
20. Kurang optimalnya dukungan teknologi informasi untuk pelaksanaan mapping
dan profiling
21. Penggalian potensi berbasis mapping dan profiling tidak optimal
22. Kolusi antara pemeriksa pajak dengan Wajib Pajak
23. Pemeriksaan tidak efektif
24. Pemeriksaan tidak sesuai standar
118

25. Kolusi antara petugas penagihan pajak dengan Wajib Pajak


26. Tindakan penagihan aktif tidak maksimal
27. Penatausahaan piutang pajak tidak optimal
28. Usulan IDLP tidak ada yang berindikasi kuat tindak pidana
29. Mapping tidak dapat dimanfaatkan
30. Profil Wajib Pajak tidak dapat dimanfaatkan
31. Manajemen Risiko tidak berjalan optimal
32. Rendahnya kemauan pegawai untuk meningkatkan kompetensi dan
kapasitasnya
33. Belum optimalnya program peningkatan kapasitas pegawai
34. Kesalahan data pada aplikasi SIKKA
35. Perencanaan anggaran tidak selaras dengan perencanaan kegiatan
36. Pelaksanaan anggaran tidak efektif
37. Kolusi dalam penggunaan anggaran
38. Pengadaan barang dan jasa tidak sesuai dengan jadwal
Dari 38 (tiga puluh delapan) risiko yang diidentifikasi, tidak semuanya memiliki level risiko
yang tinggi. Level risiko masing-masing risiko dapat dilihat dalam peta risiko berikut
119

Tabel :Peta Risiko KPP Pratama Semarang Selatan 2017

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang Manajemen
Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
91/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pembentukan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
25/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Perubahan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
4. SP-30/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Laporan Pemantauan Manajemen Risiko
Triwulan IV Tahun 2017;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
67/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Sosialisasi Penguatan Program Budaya DJP di
lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
68/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Sosialisasi Penguatan Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor NDR-
01/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
8. Undangan Rapat Penyusunan Laporan Penerapan Manajemen Risiko Tahun
2018.

c. Telah Dilakukan Kegiatan Pengendalian untuk Meminimalisir Risiko yang


Telah Diidentifikasi
Jawaban : A

Unit Kerja melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko


sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait
lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.
120

Berbagai macam kegiatan dilaksanakan KPP Pratama Semarang Selatan


guna meminimalisir risiko yang berhasil diidentifikasi sesuai dengan rencana aksi
yang telah ditetapkan, antara lain:
1. Untuk menurunkan dampak terjadinya risiko kolusi antara fungsional
dan petugas pemeriksa pajak dengan Wajib Pajak dilakukan rencana
aksi antara lain :
a. Penguatan integritas pegawai melalui ICV, internalisasi Kode
Etik
b. Melaksanakan inspeksi mendadak (dilakukan oleh Kepatuhan
Internal)
c. Pembuatan Pakta Integritas antara fungsional dengan Wajib
Pajak
2. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko target penerimaan
tidak tercapai, dilakukan rencana aksi antara lain
a. Sosialisasi hak dan kewajiban WP
b. Peningkatan kompetensi Pegawai tentang Peraturan Perpajakan
c. Melakukan bimbingan dan motivasi kepada bawahan
3. Untuk menurunkan dampak terjadinya risiko kualitas pemeriksaan
rendah dilakukan rencana aksi dengan meningkatkan kemampuan
Pemeriksan untuk menghitung pajak terutang dengan data yang ada
dan meningkatkan kemampuan mencari data dari sumber/pihak lain.
4. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko validitas data potensi
berbasis mapping dan profiling rendah dilakukan rencana aksi dengan
meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, misalnya Pelatihan
tematik, dan optimalisasi pemanfaatan data internal dan eksternal
melalui aplikasi perpajakan.
Selama Triwulan I tahun 2018 KPP Pratama Semarang Selatan telah
menjalankan rencana aksi penanganan risiko dengan presentase sebesar
51.46%. Kemudian setelah mengidentifikasi dan menjalankan rencana aksi
penanganan risiko, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
rencana aksi dalam rangka meminimalisir risiko.
Pengendalian Internal juga dilakukan dengan cara In House Training
kepada pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dengan materi penguatan
nilai-nilai kementerian keuangan, penguatan kode etik dan disiplin pegawai,
penguatan whistleblowing system dan pengendalian gratifikasi. Kemudian
memasang poster atau banner pengendalian internal.
121

Kegiatan lain yang dilakukan KPP Pratama Semarang Selatan dalam


membentuk lingkungan pengendalian adalah dengan membuat tanda cap yang
bertuliskan “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut Biaya” yang kemudian akan
dicap di atas produk hukum atau lembar tanda terima wajib pajak. Hal ini bertujuan
untuk mengendalikan proses kerja dan sebagai salah satu media untuk
meminimalisir pelanggaran maupun risiko yang dapat terjadi
Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang Manajemen
Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan;
2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
91/WPJ.10/KP.04/2017 tentang Pembentukan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;
3. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor KEP-
25/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Perubahan Tim Manajemen Risiko Unit Pemlik
Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
4. SP-116/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 31 Januari 2018 tentang Laporan Penerapan
Manajemen Risiko KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2018;
5. SP 489-2018 tentang Formulir IV Mitigasi Resiko TW I_Laporan Pemantauan
Triwulan I Tahun 2018;
6. SP-520/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 13 April 2018 tentang Reviu Implementasi
Rencana Aksi Penanganan Risiko Triwulan I 2018 KPP Pratama Semarang
Selatan;
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
38/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 hal In House Training dengan
materi antara lain Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018, Penguatan Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai DJP dan Disiplin PNS,
Penguatan Whistleblowing System, Pengendalian Gratifikasi, Transfer Pricing
Document dan Debt Equity Ratio, dan Menu Baru PADI;
8. Foto Poster Pembentukan Lingkungan Pengendalian KPP Pratama Semarang
Selatan;
9. Foto berkas yang bercap “Semua Jenis Layanan Tidak Dipungut Biaya”.

d. SPI Telah Diinformasikan dan Dikomunikasikan kepada Seluruh Pihak


Terkait
Jawaban : A
SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait.
122

KPP Pratama Semarang Selatan telah menginformasikan dan


mengkomunikasikan SPI kepada seluruh pihak terkait. Pada setiap awal tahun,
sebelum melaksanakan pemantauan sesuai dengan Rencana Pemantauan
Tahunan yang telah disusun oleh Direktorat KITSDA, Unit Kepatuhan Internal
menyampaikan rencana pemantauan tersebut kepada seluruh pemilik
pengendalian yang akan dipantau melalui nota dinas. Selain membuat laporan
pemantauan, Unit Kepatuhan Internal juga membuat rekomendasi jika mendapati
temuan pada saat pemantauan. Temuan dan rekomendasi tersebut disampaikan
kepada pemilik pengendalian melalui nota dinas. Dengan nota dinas tersebut
diharapkan pemilik pengendalian dapat memperbaiki kinerjanya sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
Pengendalian Internal juga dilakukan dengan cara In House Training
kepada pegawai KPP Pratama Semarang Selatan dengan materi penguatan
nilai-nilai kementerian keuangan, penguatan kode etik dan disiplin pegawai,
penguatan whistleblowing system dan pengendalian gratifikasi. Kemudian
memasang poster atau banner yang berkaitan dengan pengendalian internal.

Dokumen Pendukung :
1. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
26/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Rencana Pemantauan Tahunan Unit
Kepatuhan Internal Tahun 2018;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor NDR-
01/WPJ.10/KP.04/2018 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan Pemantauan
Penerapan Kode Etik dan Disiplin Pegawai;
3. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
38/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 hal In House Training
dengan materi antara lain Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018,
Penguatan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai
DJP dan Disiplin PNS, Penguatan Whistleblowing System, Pengendalian
Gratifikasi, Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio, dan Menu Baru
PADI;
4. Foto Poster Pembentukan Lingkungan Pengendalian KPP Pratama
Semarang Selatan.
123

3. Pengaduan Masyarakat
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sebagai instansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan
publik, Direktorat Jenderal Pajak tentu memiliki standar pelayanan tertentu. Salah satu
cara untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan memiliki kanal tersendiri dalam
hal pengaduan layanan perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak memiliki unit pelaksana
teknis di bidang layanan pemberian informasi dan penanganan pengaduan yang
selanjutnya disebut dengan Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak (KLIP DJP). Unit ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan
yang meliputi pemberian dan penyampaian informasi perpajakan serta penerimaan dan
pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

a. Kebijakan Pengaduan Masyarakat Telah Diimplementasikan


Jawaban : A

Unit Kerja mengimplementasikan seluruh kebijakan pengaduan masyarakat


sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait
lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.

Pengaduan adalah informasi yang disampaikan pelapor mengenai dugaan


pelayanan perpajakan yang tidak sesuai dengan ketentaun yang berlaku. Pelayanan
perpajakan adalah pelayanan yang diberikan oleh Penyelenggaran Pelayanan di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014
tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan dijelaskan bahwa
Pelapor dapat menyampaikan pengaduan melalui saluran pengaduan yang dimiliki
oleh Penerima Pengaduan.
Penerima Pengaduan
1. Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan (KLIP DJP)
124

a) Kring Pajak :
Telepon : 1500200
Ponsel : (Kode area setempat) 1500200
b) Faksimili : (021) 5251245
c) Email : pengaduan@pajak.go.id
d) Situs Pajak (www.pajak.go.id)
2. Direktorat P2Humas
Surat yang diajukan atau datang langsung ke alamat: Direktorat
Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat (P2Humas)
Gedung Utama, Lantai 16 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
Jalan Gatot Subroto, Kavling 40-42, Jakarta 12190
Selain menggunakan saluran pengaduan langsung ke Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Pajak, KP2KP, KPP dan Kanwil DJP menjadi Penerima Pengaduan apabila
Pelapor menyampaikan pengaduan melalui surat atau datang langsung ke unit kerja.
KPP Pratama Semarang Selatan memiliki kotak kepuasan dan saran untuk
menampung adanya saran atau aduan yang langsung dimasukkan Wajib Pajak pada
saat berkunjung ke Tempat Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan Pajak, hal itu
merupakan salah satu bentuk pelayanan dan kepedulian KPP Pratama Semarang
Selatan dalam menerima pengaduan masyarakat. Selain kotak saran, KPP Pratama
Semarang Selatan juga mempublikasikan saluran pengaduan kepada masyarakat
melalui media sosial, pemasangan poster yang merupakan hasil karya pegawai KPP
Pratama Semarang Selatan di ruang publik, dan kop surat, amplop serta map KPP
Pratama Semarang Selatan.

Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
125

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan


Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
8) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014 tentang Tata
Cara Pengelolaan Pelayanan Perpajakan;
9) Foto kotak kepuasan dan saran KPP Pratama Semarang Selatan;
10) Printscreen aplikasi pengaduan (SIPP);
11) Foto Poster Sarana Pengaduan Perpajakan;
12) Foto Screenshoot Profil Media Sosial KPP Pratama Semarang Selatan;
13) Foto Kop Surat, Amplop, dan Map KPP Pratama Semarang Selatan;
14) Foto Spanduk ZIWBK Karya KPP Pratama Semarang Selatan.

b. Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat Telah Ditindaklanjuti


Jawaban : A

Seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti oleh unit kerja

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-


04/PJ/2014 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan,
Kepala Seksi Pelayanan melaporkan tindak lanjut hasil penanganan pengaduan
masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018. Berdasarkan
monitoring terhadap pengaduan masyarakat baik melalui Sistem Informasi
Pengaduan Pelayanan maupun melalui sarana pengaduan yang lain yang telah
disiapkan oleh KPP Pratama Semarang Selatan, tidak terdapat pengaduan
masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018.
126

Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
8) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014 tentang Tata
Cara Pengelolaan Pelayanan Perpajakan;
9) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Januari
2018;
10) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Februari
2018;
11) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Maret 2018;
12) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan April 2018;
13) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Mei 2018;
14) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan Juni 2018.
127

c. Telah Dilakukan Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan


Masyarakat
Jawaban : A

Monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat


dilakukan bulanan.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014


tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan, Kepala
Seksi Pelayanan melaporkan monitoring dan evaluasi hasil penanganan
pengaduan masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018.
Berdasarkan monitoring terhadap pengaduan masyarakat melalui Sistem
Informasi Pengaduan Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan, tidak
terdapat pengaduan masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei
2018.

Dokumen Pendukung :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
128

8) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014 tentang Tata


Cara Pengelolaan Pelayanan Perpajakan;
9) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
Januari 2018;
10) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
Februari 2018;
11) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
Maret 2018;
12) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
April 2018;
13) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
Mei 2018;
14) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat bulan
Juni 2018.

d. Hasil Evaluasi atas Penanganan Pengaduan Masyarakat Telah


Ditindaklanjuti
Jawaban : A

Seluruh hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah


ditindaklanjuti oleh unit kerja.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014


tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Perpajakan, Kepala
Seksi Pelayanan melaporkan tindak lanjut hasil penanganan pengaduan
masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018. Berdasarkan
monitoring terhadap pengaduan masyarakat baik melalui Sistem Informasi
Pengaduan Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan, tidak terdapat
pengaduan masyarakat pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2018.
Dokumen Pendukung :
129

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Direktorat Jenderal Pajak;
5) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2014 tentang Tata
Cara Penyampaian Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Pelayanan Perpajakan;
7) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ/2011 tentang Sarana
Pengaduan Internal DJP;
8) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ/2014 tentang Tata
Cara Pengelolaan Pelayanan Perpajakan;
9) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Januari 2018;
10) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Februari 2018;
11) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Maret 2018;
12) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan April 2018;
13) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Mei 2018;
130

14) Laporan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan tentang
Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi atas Penanganan Pengaduan
Masyarakat bulan Juni 2018.

4. Whistleblowing System
Whistleblowing System adalah aplikasi yang disediakan oleh Kementerian
Keuangan bagi masyarakat atau pegawai yang memiliki informasi dan ingin
melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan PER-22/PJ/2011 tentang
Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak untuk mencegah dan
melakukan deteksi dini atas pelanggaran yang mungkin terjadi di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak melalui peningkatan peran serta pegawai dan masyarakat secara aktif
untuk menjadi pelapor pelanggaran (whistleblower).
a. Apakah Whistleblowing SystemSudah Diinternalisasi?
Jawaban : Ya

Unit Kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistleblowing System sesuai


dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait
lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.

Pelanggaran adalah perbuatan pegawai yang melanggar peraturan


perundang-undangan tentang tindak pidana umum dan tindak pidana khusus
termasuk namun tidak terbatas pada peraturan di bidang perpajakan, peraturan
tindak pidana korupsi, serta peraturan di bidang kepegawaian. Whistleblowing
System Direktorat Jenderal Pajak memiliki prinsip-prinsip dasar, antara lain :
1) Prevention (Mencegah pelaku melakukan pelanggaran)
2) Early Detection(Mendorong antusiasme whistleblower)
3) Proper Investigation(Penanganan yang efektif)
Untuk meningkatkan kesadaran pegawai akan pentingnya melaporkan pelanggaran
yang terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan, maka dilakukan internalisasi
Whistleblowing System melalui In House Training (IHT). Wajib Pajak KPP Pratama
Semarang Selatan juga mendapatkan sosialisasi mengenai Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing System) di Lingkungan Direktorat Jenderal. Internalisasi
131

juga dilakukan menggunakan media internalisasi yaitu dengan pemasangan poster di


ruang publik KPP Pratama Semarang Selatan. Dengan ini diharapkan secara tidak
langsung dapat menanamkan sikap berani melaporkan apabila didapati adanya
pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai.
Dokumen Pendukung :
1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 149/KMK.09/2017 tentang Tata Cara
Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing)
serta Tata Cara Pelaporan dan Publikasi Pelaksanaan Pengelolaan
Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan
Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2012tanggal 14
Maret 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4. Surat Direktur Jendral Pajak Nomor S-63/PJ/2014tentang Tindak Lanjut
Pencanangan Gerakan "Gerakan DJP Bersih di Tangan Kita";
5. Surat Direktur KITSDA Nomor S-614/PJ.11/2011tanggal 29 Desember
2011 hal Penandatanganan Pakta Integritas Terkait Pemberlakuan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-22/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan
Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
6. Surat Direktur KITSDA Nomor S-27/PJ.11/2011 hal Pemberitahuan
Pengaktifan Fitur Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistleblowing System
Direktorat Jenderal Pajak (WBSDJP) pada Sistem Informasi Kepegawaian,
Keuangan, dan Aktiva (SIKKA);
7. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
38/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 23 Februari 2018 hal In House Training
dengan materi antara lain Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018,
Penguatan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Penguatan Kode Etik
Pegawai DJP dan Disiplin PNS, Penguatan Whistleblowing System,
Pengendalian Gratifikasi, Transfer Pricing Document dan Debt Equity Ratio,
dan Menu Baru PADI;
132

8. Notula In House Training Petunjuk Pelaksanaan ICV Tahun 2018,


Penguatan Nilai-Nilai Kementeria Keuangan, Penguatan Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil, Penguatan Whistleblower, Transfer Pricing Document dan
Debt Equity Ratio, dan Menu Baru PADI;
9. Screenshoot Whistleblowing System pada Sistem Informasi Keuangan
Kepegawaian dan Aktiva Direktorat Jenderal Pajak (SIKKA DJP);
10. Screenshoot tampilan website WISE Kemenkeu;
11. Screenshoot profil media sosial KPP Pratama Semarang Selatan;
12. Laporan Hasil Rapat tentang Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing System) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
13. Foto Pemasangan Poster WISE pada ruang publik KPP Pratama Semarang
Selatan.

b. Whistleblowing System telah diterapkan


Jawaban : A

Unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistleblowing System sesuai


dengan yang ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait
pelaksanaan Whistleblowing System yang sesuai dengan karakteristik
unit kerja.

KPP Pratama Semarang Selatan telah menerapkan seluruh kebijakan


Whistleblowing System sesuai dengan yang ditetapkan organisasi. Sistem
Informasi Keuangan Kepegawaian dan Aktiva (SIKKA) pegawai Direktorat Jenderal
Pajak telah menyediakan menu Whistleblowing System, hal ini diharapkan dapat
mempermudah pegawai untuk melaporkan pelanggaran kode etik dan disiplin
pegawai yang terjadi dalam organisasi, karena yang seharusnya terlebih dahulu
mendapat perhatian mengenai adanya sistem ini adalah seluruh pegawai
Direktorat Jenderal Pajak sendiri.
Penanganan dan penerapan Whistleblowing System dilakukan secara terpusat
dengan pengelola aplikasi WBS di Direktorat KITSDA. Terdapat beberapa saluran
pengaduan yang digunakan yaitu saluran telepon (021) 52970777, pengaduan
langsung ke help desk Direktorat KITSDA, surat elektronik yang dikirm ke
kode.etik@pajakgo.id atau pengaduan@pajak.go.id, surat tertulis dan fax dikirim
kepada Dirjen Pajak, Direktur KITSDA, Direktur P2Humas, Direktur Penegakan
Hukum atau Pimpinan Unit Vertikal, dan melalui SIKKA masing-masing pegawai.
133

Gambar : Saluran Pengaduan Whistleblowing System DJP


Proses penanganan dan penyelesaian pengaduan pada Subdit Ivestigasi Internal
Direktorat KITSDA Direktorat Jenderal Pajak melalui beberapa alur yang akan dijelaskan
pada gambar di bawah ini melalui prosedur antara lain :

Gambar : Mekanisme PenangananWhistleblowing System DJP

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
134

2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2012 tanggal 14 Maret


2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
3. Surat Direktur Jendral Pajak Nomor S-63/PJ/2014tentang Tindak Lanjut
Pencanangan Gerakan " Gerakan DJP Bersih di Tangan Kita";
4. Surat Direktur KITSDA Nomor S-614/PJ.11/2011tanggal 29 Desember 2011
hal Penandatanganan Pakta Integritas Terkait Pemberlakuan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus 2011
tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
5. Screenshoot Whistleblowing System pada Sistem Informasi Keuangan
Kepegawaian dan Aktiva Direktorat Jenderal Pajak (SIKKA DJP);
6. Screenshoot tampilan website WISE Kemenkeu;
7. Screenshoot tampilan media sosial KPP Pratama Semarang Selatan;
8. Foto Pemasangan Poster WISE pada ruang publik KPP Pratama Semarang
Selatan.

c. Telah dilakukan Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System


Jawaban : A

Evaluasi atas penerapan Whistleblowing System dilakukan bulanan

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan evaluasi atas penerapan


Whistleblowing System secara bulanan. Berdasarkan saluran pengaduan WBS
tersebut, KPP Pratama Semarang Selatan hanya bisa memantau pelaporan
melalui sarana tertulis kepada Kepala KPP Pratama Semarang Selatan. Dalam 5
(lima) bulan pertama di tahun 2018, tidak terdapat adanya laporan tertulis terkait
Whistleblowing System oleh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Dari data evaluasi penerapan Whistleblowing System yang diberikan oleh
Direktorat KITSDA, untuk seluruh unit kerja di Direktorat Jenderal Pajak selama
tahun 2017 sejumlah 200 pengaduan melalui saluran pengaduan WBS ini telah
diterima dan sejumlah 189 pengaduan telah selesai ditindaklanjuti dan sisanya
sejumlah 9 pengaduan yang masih dalam proses penyelesaian. Data
selengkapnya digambarkan pada tabel berikut.
135

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan oleh Direktorat
Kepatuhan dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA);
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19
Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan
Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak;
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2012 tanggal 14
Maret 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Januari 2018;
5. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Februari 2018;
6. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Maret 2018;
7. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan April 2018;
8. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Mei 2018;
9. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan
Whistleblowing System di KPP Semarang Selatan Juni 2018;
136

10. Screenshoot Whistleblowing System pada Sistem Informasi


KeuanganKepegawaian dan Aktiva (SIKKA);
11. Screenshoot tampilan website WISE Kemenkeu;
12. Laporan Monitoring dan Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System
Periode Januari s.d. Juni 2018.

d. Hasil Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System telah Ditindaklanjuti


Jawaban : A

Seluruh hasil evaluasi atas penerapan Whistleblowing System telah


ditindaklanjuti oleh unit kerja.

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan evaluasi atas


penerapan Whistleblowing System secara bulanan. Berdasarkan saluran
pengaduan WBS tersebut, KPP Pratama Semarang Selatan hanya bisa memantau
pelaporan melalui sarana tertulis kepada Kepala KPP Pratama Semarang Selatan.
Dalam 5 (lima) bulan pertama di tahun 2018, tidak terdapat adanya laporan tertulis
terkait Whistleblowing System oleh pegawai KPP Pratama Semarang Selatan.
Sehingga dapat disimpulkan mengenai evaluasi atas penerapan Whistleblowing
System di KPP Pratama Semarang Selatan bisa bahwa tidak ditemukan terjadinya
pelanggaran oleh pegawai ataupun pejabat.
1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan oleh Direktorat Kepatuhan
dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA);
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus
2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing) di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2012 tanggal 14 Maret
2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pelaporan Pelanggaran
(Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
4. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing
System di KPP Semarang Selatan Januari 2018;
5. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing
System di KPP Semarang Selatan Februari 2018;
137

6. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing


System di KPP Semarang Selatan Maret 2018;
7. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing
System di KPP Semarang Selatan April 2018;
8. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing
System di KPP Semarang Selatan Mei 2018;
9. Laporan Bulanan Evaluasi dan Tindak Lanjut Atas Penerapan Whistleblowing
System di KPP Semarang Selatan Juni 2018;
10. Screenshoot Whistleblowing Systempada Sistem Informasi
KeuanganKepegawaian dan Aktiva (SIKKA);
11. Screenshoot tampilan website WISE Kemenkeu;
12. Laporan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi atas Penerapan Whistleblowing System
Periode Semester I Tahun 2018.

5. Penanganan Benturan Kepentingan

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.01/2015 benturan


Kepentingan adalah situasi dimana Pegawai memiliki atau patut diduga memiliki
kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok atas setiap penggunaan wewenang
yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya.

a. Telah terdapat Identifikasi/Pemetaan Benturan Kepentingan dalam Tugas


Fungsi Utama
Jawaban : Ya

Ya, Unit Kerja telah mengidentifikasi/memetakan benturan kepentingan


dalam fungsi tugas utama.

Dalam rangka menuju tata kelola pemerintahan yang bebas dari korupsi,
diperlukan suatu kondisi yang bebas dari benturan kepentingan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan
Kepentingan .

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan identifikasi/pemetaan


peluang terjadinya benturan kepentingan terkait pelaksanaan kegiatan penggalian
138

potensi, dan penegakan hukum oleh Account Repesentative, Fungsional Pemeriksa


Pajak, dan Juru Sita Pajak Negara. Diinstruksikan kepada pegawai sebagaimana
tersebut untuk tidak menimbulkan benturan kepentingan dalam pelaksanaan Tupoksi
masing-masing dan memberitahukan kepada atasan langsung apabila terjadi atau
diduga akan terjadi benturan kepentingan terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi masing-masing pegawai sehubungan dengan adanya hubungan keluarga antara
pegawai dengan Wajib Pajak yang terjadi di lingkungan KPP Pratama Semarang
Selatan.

Selain itu, benturan kepentingan juga dipetakan berdasarkan jabatan di unit


kerja, baik dari pejabat Eselon III sampai pelaksana, karena di setiap level dalam unit
kerja memiliki tingkat risiko yang berbeda dalam terjadinya benturan kepentingan
sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi utamanya di lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan, oleh karena itu telah dibentuk matriks identifikasi benturan
kepentingan berdasarkan jabatan di Unit Kerja KPP Pratama Semarang Selatan,
sebagai berikut :

1. Gratifikasi
Kondisi yang menyebabkan benturan kepentingan adalah pemegang jabatan
mendapatkan hadiah/fasilitas dari Wajib Pajak, pegawai, maupun pihak lain.
Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan penandatanganan pakta
integritas, internalisasi kode etik, pelaporan gratifikasi, pelaporan LHKPN,
pelaporan Alpa (LP2P).
2. Penggunaan aset
Kondisi yang mungkin terjadi adalah penggunaan aset untuk kepentingan
keluarga. Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan internalisasi
kode etik, pelaksanaan SOP Pengelolaan aset, penempelan Stiker
penggunaan kendaraan dinas.
3. Rahasia Jabatan
Kondisi yang menyebabkan benturan kepentingan adalah membocorkan
informasi sehubungan dengan Tupoksi kepada pihak yang tidak
berkepentingan. Strategi pengamanan yang dilakukan adalah dengan
penandatanganan pakta integritas, internalisasi kode etik, dan pengaturan
klasifikasi surat.
4. Penyalahgunaan Jabatan
Kondisi yang mungkin terjadi mempergunakan jabatan untuk memberikan
fasilitas kepada diri sendiri maupun pihak lain yang tidak berhak sehubungan
139

dengan Tupoksi yang dimiliki. Strategi pengamanan yang dilakukan adalah


dengan penandatanganan pakta integritas dan internalisasi kode etik.

Pemetaan juga dilakukan berdasarkan alamat tempat tinggal pegawai


mengingat pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang berasal dari berbagai
kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Dokumen Pendukung:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6
Juni 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007
tentang Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13
Maret 2007 tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Departemen Keuangan;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
151/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan
Kepentingan Terkait Pelaksanaan Tupoksi di Lingkungan KPP Pratama
Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
152/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan
Kepentingan di Lingkungan K Pratama Semarang Selatan.

b. Penanganan Benturan Kepentingan telah Disosialisasikan/


Diinternalisasikan
Jawaban : A

Penanganan Benturan Kepentingan disosialisasikan/diinternalisasikan ke


seluruh unit kerja.
140

KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan sosialisasi penanganan


benturan kepentingan ke seluruh unit kerja melalu nota dinas dari Kepala Kantor, hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan. Penguatan kode etik
pegawai juga selalu dilakukan agar tetap tertanam pada pegawai Direktorat Jenderal
Pajak.

Dokumen Pendukung:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010tanggal 6 Juni
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Penanganan Benturan Kepentingan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007tanggal 23 Juli 2007 tentang
Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak;
4. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
157/WPJ.10/KP.04/2018 hal Benturan Kepentingan;
5. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
151/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan Kepentingan
Terkait Pelaksanaan Tupoksi di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan;
6. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
152/WPJ.10/KP.04/2018 hal Identifikasi dan Pemetaan Benturan Kepentingan
di Lingkungan K Pratama Semarang Selatan.

c. Penanganan Benturan Kepentingan telah Diimplementasikan


Jawaban : A

Penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke seluruh unit


kerja.

KPP Pratama Semarang Selatan telah mengimplementasikan


penanganan benturan kepentingan yang terjadi. Penanganan terhadap benturan
kepentingan meliputi benturan kepentingan yang terjadi di lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan Triwulan I (bulan Januari s.d bulan Maret) tahun
2018. Pelaksanaan implementasi terhadap penanganan benturan kepentingan di
KPP Pratama Semarang Selatan telah dilaksanakan menyeluruh kepada seluruh
141

pegawai. Implementasi dilakukan dimulai dengan melaksanakan internalisasi


melalui penerbitan nota dinas dari kepala kantor kepada seluruh pegawai.
Kemudian melakukan pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan tersebut
secara berkala dengan jangka waktu pelaporan setiap 3 (tiga) bulan/triwulanan.
Berdasarkan hasil implementasi pelaksanaan benturan kepentingan di KPP
Pratama Semarang Selatan periode bulan Januari s.d. Maret 2018, tidak
ditemukan adanya benturan kepentingan yang terjadi selama periode tersebut.

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
2. Nota Dinas Kepala KPP Pratama Semarang Selatan Nomor ND-
157/WPJ.10/KP.04/2018 hal Benturan Kepentingan;
3. Laporan Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama
Semarang Selatan tentang Implementasi Penanganan Benturan
Kepentingan di KPP Pratama Semarang Selatan;
4. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2017;
5. Pakta Integritas Pegawai KPP Pratama Semarang Selatan tahun 2018.

d. Telah Dilakukan Evaluasi atas Penanganan benturan Kepentingan


Jawaban : A

Penanganan Benturan dievaluasi secara berkala oleh unit kerja.

Berdasarkan hasil implementasi pelaksanaan benturan kepentingan di


KPP Pratama Semarang Selatan periode bulan Januari s.d. Maret 2018, tidak
ditemukan adanya benturan kepentingan yang terjadi selama periode tersebut,
sehingga tidak ada evaluasi atas implementasi penanganan benturan
kepentingan yang dilakukan oleh KPP Pratama Semarang Selatan periode bulan
Januari s.d. Maret 2018.
Dokumen Pendukung :
142

1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
2. Laporan Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama
Semarang Selatan tentang Evaluasi Penanganan Benturan Kepentingan di
KPP Pratama Semarang Selatan.

e. Hasil Evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan telah


Ditindaklanjuti
Jawaban : A

Seluruh hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan telah


ditindaklanjuti oleh unit kerja.

Berdasarkan hasil evaluasi penanganan benturan kepentingan di KPP


Pratama Semarang Selatan periode bulan Januari s.d. Maret 2018, tidak
ditemukan adanya benturan kepentingan yang terjadi selama periode tersebut,
sehingga tidak ada tindak lanjut evaluasi atas implementasi penanganan
benturan kepentingan yang dilakukan oleh KPP Pratama Semarang Selatan
periode bulan Januari s.d. Maret 2018.

Dokumen Pendukung :
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
2. Laporan Kepala Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal KPP Pratama
Semarang Selatan tentang Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Penanganan
Benturan Kepentingan di KPP Pratama Semarang Selatan.
143
144
145

VI. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

1. Standar Pelayanan

a. Apakah Terdapat Kebijakan Standar Pelayanan?

Jawaban : A

Unit kerja memiliki kebijakan standar pelayanan yang ditetapkan organisasi


dan juga membuat inovasi terkait standar pelayanan yang sesuai dengan
karakteristik unit kerja.

Standar Pelayanan merupakan tolok ukur yang ditetapkan oleh organisasi


yang kemudian dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan
acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara
kepada masyarakat. Standarisasi Pelayanan Publik diperlukan untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan di KPP Pratama
Semarang Selatan telah disesuaikan dengan karakteristik organisasi mengacu pada
KMK-601/KMK.01/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan dan PER-02/PJ/2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2016 tentang
Standar Pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu Kantor Pelayanan Pajak. Dengan
adanya pelayanan yang telah terstandarisasi melalui peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan menyebabkan unit kerja wajib berpedoman pada standar pelayanan yang
telah dibuat sebelumnya
KPP Pratama Semarang Selatan memiliki inovasi yang terkait dengan
standar pelayanan, yaitu dengan membuat 508 Apps yang didalamnya terdapat menu
Pengawasan WP PKP, dan SMS Hotline untuk Wajib Pajak. Menu SMS Hotline ini
merupakan pengembangan dari SMS Blast yang sebelumnya pernah dipakai namun
masih terkendala dimana komunikasi tersebut hanya dapat dilakukan secara satu
arah. Wajib Pajak dapat berkonsultasi dan melakukan permohonan kode billing
melalui SMS Hotline. Dengan adanya inovasi SMS Hotline tersebut, Kepala Kantor
menerbitkan Nota Dinas Pembentukan Tim Pengelola SMS Hotline dan Petugas
Pembuat Kode Billing dengan Nomor ND-129/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 5 Juni
2018.
146

Dokumen Pendukung :

1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. KMK-559/KM.1/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Uraian Jabatan Struktural


Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak;
4. KMK-601/KMK.01/2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar
Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan
Kementerian Keuangan;
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2015 tentang Pedoman
Penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak;
6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-02/PJ/2017 tanggal 13 Februari
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
27/PJ/2016 tentang Standar Pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu Kantor
Pelayanan Pajak;
7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-378/PJ/2013 tentang penetapan
standar pelayanan pada kantor pelayanan pajak;
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor PMK-88/PMK.01/2013
tanggal 30 Mei 2013 tentang Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar
Pelayanan di Lingkungan Kementerian Keuangan;
9. Print screen Aplikasi Pengawasan WP PKP (508 Apps);
10. Print screen SMS Hotline;
11. Foto Akrilik Nomor SMS Hotline KPP Pratama Semarang Selatan yang dipajang
di TPT;
12. ND-129/WPJ.10/KP.04/2018 tanggal 5 Juni 2018 tentang Pembentukan Tim
Pengelola SMS Hotline dan Petugas Pembuat Kode Billing.
147

b. Apakah Standar Pelayanan Telah Dimaklumatkan?

Jawaban : A

Unit kerja memaklumatkan seluruh standar pelayanan sesuai dengan yang


ditetapkan organisasi dan juga membuat inovasi terkait maklumat standar
pelayanan yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.

Standar Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Semarang


Selatan dituangkan dalam bentuk Maklumat Pelayanan KPP Pratama Semarang
Selatan yang berbunyi “Dengan ini, kami menyatakan sanggup menyelenggarakan
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila kami
tidak menepati janji ini, kami siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.” Untuk mendukung maklumat pelayanan tersebut,
KPP Pratama Semarang Selatan telah menetapkan Visi Pelayanan yaitu “Menjadi
Kantor Pelayanan Pajak Modern yang memberikan pelayanan unggul berlandaskan
integritas dan profesionalisme untuk kepuasan tertinggi bagi seluruh stakeholder.“ Misi
Pelayanan yaitu “Meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak untuk mengamankan
penerimaan negara dengan memberikan pelayanan terbaik.” Janji Pelayanan,
“Memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan tertinggi.” Serta Motto Pelayanan
yang berisi:
 Jujur: Memegang teguh Kode Etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan
dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji.
 Inovatif : Mengembangkan metode kerja yang inovatif sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien dalam koridor Standard Operating
Procedure (SOP) yang telah ditentukan.
 Tanggap : Tanggap terhadap permasalahan perpajakan Wajib Pajak dan sigap
membantu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dalam batas-batas koridor
etika yang diperkenankan.
 Unggul : Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan
dengan hasil lebih baik dan cepat serta memiliki keunggulan kompetitif dan
keunggulan komparatif dibandingkan dengan pelayanan instansi lainnya.
Maklumat pelayanan, Visi Pelayanan, Misi Pelayanan, Janji Pelayanan, dan
Motto Pelayanan ini telah dipasang di area Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
sehingga mudah untuk diketahui oleh Wajib Pajak.
Bentuk inovasi KPP Pratama Semarang Selatan dalam membiasakan
pelayanan yang unggul dalam melayani Wajib Pajak sebagaimana tertuang dalam
Maklumat Pelayanan, KPP Pratama Semarang Selatan selain mencetak Surat
Keterangan Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak
148

Penghasilan juga membuat Uraian Penelitian atas Penelitian Formal Bukti Pemenuhan
Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan, sehingga mengurangi kesalahan dalam pengerjaan dan Petugas yang
akan melakukan penelitian materiil lebih terbantu dalam melaksanakan penelitian
materiil.
KPP Pratama Semarang Selatan juga membuat tanda terima Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan yang
disertai dengan tanda tangan Wajib Pajak yang menerima Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pengawasan atas penerimaan Surat Keterangan
Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan dan
menghindari supaya berkas-berkas tersebut tidak tercecer.
Bentuk inovasi lain yang sudah dilakukan oleh KPP Pratama Semarang
Selatan yaitu meluncurkan Aplikasi 508 Apps yang di dalamnya terdapat menu SMS
Hotline. Menu SMS Hotline ini merupakan pengembangan dari SMS Blast yang
sebelumnya pernah dipakai namun masih terkendala dimana komunikasi tersebut
hanya dapat dilakukan secara satu arah. Menu SMS Hotline digunakan untuk
mengirimkan pesan singkat terhadap Wajib Pajak untuk mengingatkan batas waktu
pelaporan SPT, dan juga memberitahukan kepada Wajib Pajak apabila permohonan
atas produk hukum yang diajukan sudah selesai dan sudah dapat diambil oleh Wajib
Pajak. Selain itu, Wajib Pajak dapat berkonsultasi dan melakukan permohonan kode
billing melalui SMS Hotline. Diharapkan dengan adanya SMS Hotline dapat menjadi
media KPP Pratama Semarang selatan untuk memberikan pelayanan yang unggul
terhadap Wajib Pajak.

Dokumen Pendukung :

1. Foto maklumat pelayanan di TPT;

2. Foto akrilik visi, misi, dan janji pelayanan pada dinding TPT;

3. Foto akrilik motto pelayanan;

4. Foto akrilik visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak;

5. Uraian penelitian formal, dan tanda terima surat keterangan penelitian formal bukti
pemenuhan kewajiban penyetoran pajak penghasilan;

6. Print screen 508 Apps;

7. Print screen SMS Hotline.


149

c. Apakah Terdapat SOP bagi Pelaksanaan Standar Pelayanan?

Jawaban : A

Unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang ditetapkan organisasi
dan juga membuat inovasi terkait SOP yang sesuai dengan karakteristik unit kerja.

Bentuk penerapan Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelaksanaan


pelayanan di KPP Pratama Semarang Selatan diwujudkan dengan pemberian
Layanan Unggulan kepada Wajib Pajak. Layanan unggulan di KPP Pratama
Semarang Selatan dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
601/KMK.01/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedure).
Tabel Layanan Unggulan dan Jangka Waktu Penyelesaiannya
No Jenis Layanan Jangka Waktu Penyelesaian
Pelayanan Permohonan Legalisasi
Salinan Dokumen Wajib Pajak
berupa Surat Keterangan Domisili Paling lama 2 (dua) hari kerja
1 (SKD) Wajib Pajak Luar Negeri yang berikutnya sejak dokumen diterima
Menerima atau Memperoleh secara lengkap dari Wajib Pajak
Penghasilan melalui Kustodian
(Form DGT-2)
Pelayanan Permohonan Surat Paling lama 15 (lima belas) hari
2 Keterangan Fiskal (SKF) Wajib kerja sejak surat permohonan
Pajak diterima secara lengkap
Pelayanan Permohonan Penerbitan
Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) Cetak Ulang Pajak Paling lama 1 (satu) hari kerja
3 Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor berikutnya sejak dokumen diterima
Perkebunan, Sektor Perhutanan, secara lengkap dari Wajib Pajak
Sektor Pertambangan, dan Sektor
Lainnya
Pelayanan Permohonan
Pemindahbukuan (Pbk) Karena Paling lama 30 (tiga puluh) hari
4 Adanya Kelebihan Pembayaran setelah dokumen diterima secara
Pajak atau Karena Salah atau lengkap
Kurang Jelas Mengisi SSP

Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan untuk Direktorat Jenderal Pajak


diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 54/PJ/2015
150

tanggal 10 Juli 2015 tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang
Perpajakan. Sedangkan untuk pemantauan pelaksanaan dan juga pelaporan
pelaksanaan layanan unggulan, KPP Pratama Semarang Selatan mengacu pada
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 51/PJ/2015 tanggal 3 Juli 2015
tentang Petunjuk Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Kinerja Layanan Unggulan
Direktorat Jenderal Pajak.
Sesuai dengan Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari bulan Januari 2017
sampai dengan Mei 2018, KPP Pratama Semarang Selatan telah menerima
permohonan terkait pelayanan unggulan sebanyak 1458 permohonan yang terdiri dari
6 Pelayanan Permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF) Wajib Pajak dan 2212
Pelayanan Permohonan Pbk Karena adanya pembayaran pajak atau karena salah
atau kurang jelas mengisi Surat Setoran Pajak (SSP).
Sedangkan untuk Pelayanan Permohonan Legalisasi Salinan Dokumen
Wajib Pajak berupa Surat Keterangan Domisili (SKD) Wajib Pajak Luar Negeri yang
Menerima atau Memperoleh Penghasilan melalui Kustodian (Form DGT-2) dan
Pelayanan Permohonan Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Cetak Ulang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkebunan, Sektor
Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor Lainnya, KPP Pratama Semarang
Selatan belum pernah menerima permohonan terkait kedua Layanan Unggulan
tersebut. Penjelasan mengenai jumlah permohonan terkait Layanan Unggulan yang
diterima oleh KPP Pratama Semarang Selatan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Rekapitulasi Permohonan Layanan Unggulan


di KPP Pratama Semarang Selatan

Permohonan Legalisasi Permohonan


Permohonan Surat
Surat Keterangan Penerbitan SPPT Permohonan
Layanan Keterangan Fiskal
Domisili Wajib Pajak LN Cetak Ulang PBB Pemindahbukuan
(SKF) Wajib Pajak
(Form DGT-2) Sektor P3
Jan 2017 - - - 117
Feb 2017 - - - 141
Mar 2017 - 2 - 99
Apr 2017 - - - 125
Mei 2017 - - - 212
Jun 2017 - - - 68
Juli 2017 - - - 138
Ags 2017 - 1 - 84
Sep 2017 - - - 125
Okt 2017 - - - 158
Nov 2017 - 1 - 115
Des 2017 - - - 72
Jan 2018 - - - 85
Feb 2018 - - - 264
Mar 2018 - 2 - 214
151

Apr 2018 - - - 87
Mei 2018 - - - 108

Pelaporan Laporan Kinerja Layanan Unggulan dari bulan Januari 2017


sampai dengan Mei 2018 oleh KPP Pratama Semarang Selatan selalu dilakukan
dengan tepat waktu sesuai Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan untuk
Direktorat Jenderal Pajak yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE- 54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015 tentang Standar Prosedur Operasi
Layanan Unggulan Bidang Perpajakan
Inovasi yang dilakukan dalam kaitannya dengan SOP layanan unggulan
berupa SMS Hotline Pemberitahuan Hasil Pbk yang telah selesai di proses. Pbk
menjadi Layanan Unggulan yang KPP Pratama Semarang Selatan ambil sebagai
inovasi karena Pbk menjadi Layanan Unggulan yang memiliki jumlah permohonan
paling banyak dari Wajib Pajak dan juga mempunyai jangka waktu penyelesaian yang
panjang. SMS Hotline tersebut dapat membantu Wajib Pajak untuk mengetahui
apakah hasil Pbk sudah dapat diambil atau belum.
Dokumen Pendukung:

1. Keputusan Kementerian Keuangan Nomor KMK-601/KMK.01/2015 tentang


Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010
tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan
Unggulan Kementerian Keuangan beserta lampirannya;

2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-54/PJ/2015 tanggal 10 Juli 2015
tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Bidang Perpajakan;

3. Laporan Layanan Unggulan KPP Pratama Semarang Selatan Periode Januari


2017 s.d. Mei 2018;

4. Surat Pengantar Daftar Pemindahbukuan yang sudah selesai di terbitkan;

5. Tangkapan Layar SMS Hotline yang telah dikirimkan ke Wajib Pajak;

6. Kumpulan contoh-contoh SOP terkait pelayanan.

d. Apakah dilakukan reviu dan perbaikan atas Standar Pelayanan dan SOP?
152

Jawaban : A

Unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP
sesuai dengan yang ditetapkan organisasi dan juga unit kerja berinisiatif
melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP.

Perbaikan SOP terus menerus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak


sebagai bentuk komitmen dalam penyempurnaan kualitas pelayanan terhadap Wajib
Pajak. Atas bentuk partisapasi dan komitmen dalam melakukan perbaikan atas SOP
tersebut, KPP Pratama Semarang Selatan telah melakukan reviu terkait kegiatan-
kegiatan pelayanan yang belum dibuat SOP-nya. Sebagai hasilnya adalah surat
usulan pembuatan SOP yang dikirimkan kepada Direktorat Transformasi Proses
Bisnis di Kantor Pusat DJP untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Dokumen Pendukung :

1. S-180/PJ.11/2015 tentang Pengguna Hak Akses Modul Manajemen Standard


Operating Procedure (SOP);

2. S-2350/WPJ.10/2017 tentang Permintaan Data Current Issue Seksi Pelayanan dan


Seksi Waskon I;

3. S-1507/WPJ.10/KP.10/2018 tanggal 17 Mei 2018 tentang Permohonan Usulan


Pembuatan SOP.

2. Budaya Pelayanan Prima

a. Apakah Telah Dilakukan Sosialisasi/ Pelatihan dalam Upaya Penerapan


Budaya Pelayanan Prima?

Jawaban : A

Seluruh sosialisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya penerapan budaya


pelayanan prima.

Sosialisasi atau pelatihan tentang Budaya Pelayanan Prima telah


dilaksanakan di KPP Pratama Semarang Selatan dalam bentuk Internalisasi
Corporate Value (ICV), In House Training (IHT), dan morning activity. Upaya-upaya
tersebut dilakukan demi menanamkan dan menumbuhkan budaya pelayanan prima
pada setiap Aparatur Sipil Negara(ASN) terutama ASN di KPP Pratama Semarang
Selatan dibawah payung Direktorat Jenderal Pajak.
153

Dengan adanya program-program tersebut diharapkan Pelayanan Publik di


KPP Pratama Semarang Selatan terus meningkat kearah yang lebih baik, dan menjadi
KPP Pratama dengan Pelayanan Publik yang stabil memuaskan para pengguna
layanannya. Pelayanan publik yang baik dihasilkan dari budaya pelayanan yang
didukung oleh budaya organisasi yang kuat. Dengan demikian, pelayanan unggul
dapat dilaksanakan dengan berpedoman pada janji/komitmen pelayanan.

Dokumen Pendukung :

1. Undangan, Daftar Hadir, dan Foto Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan dan
Sosialisasi Budaya Pelayanan Prima;

2. LHR Pembinaan Seksi Pelayanan dan Sosialisasi Budaya Pelayanan Prima;


3. Nota Dinas IHT Kebijakan Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan di tahun
2018;

4. Buku Saku Pengarah Layanan;

5. Buku Saku Petugas Help Desk;

6. Buku Saku Petugas Keamanan;

7. Buku Saku Petugas Loket Tempat Pelayan Terpadu.

b. Apakah Informasi tentang Pelayanan Mudah Diakses Melalui Berbagai Media?

Jawaban : A

Informasi pelayanan dapat diakses melalui berbagai media (misal: papan


pengumuman, website, media sosial, media cetak, media televisi, radio dsb).

Informasi atas pelayanan Direktorat Jenderal Pajak yang khususnya terjadi di


KPP Pratama Semarang Selatan dapat diakses melaui berbagai media. Karena pada
zaman modern ini media sosial berkembang sangat cepat sehingga dapat
memudahkan penyampaian beragam informasi. KPP Pratama Semarang Selatan
memanfaatkan hal ini untuk menyampaikan informasi kepada Wajib Pajak secara
realtime dengan membuat beberapa akun media sosial resmi unit kerja yaitu
Instagram (@kppsemarangselatan508), twitter (@kppsemarang508), laman Facebook
(KPP Pratama Semarang Selatan), dan inovasi Aplikasi 508 Apps yang terdapat menu
SMS Hotline. Selain itu, juga tersedia papan pengumuman, standing banner, dan
pamflet yang disediakan di ruang tunggu Tempat Pelayanan Terpadu, sehingga ketika
Wajib Pajak datang ke KPP Pratama Semarang Selatan dapat membaca singkat
154

tentang informasi-informasi perpajakan yang ada.


Dengan beberapa saluran media yang digunakan sebagai sarana
menyampaikan informasi pelayanan diharapkan infomasi dapat disampaikan dengan
menyeluruh ke semua Wajib Pajak tanpa terkecuali. Dan penggunaan media sosial
sebagai sarana menyampaikan informasi pelayanan diharapkan agar informasti
tersampaikan lebih cepat dan efektif sebab Wajib Pajak dapat berinteraksi secara
langsung untuk menyampaikan pertanyaan, masukan, kritik maupun saran.
Setiap informasi pelayanan yang disampaikan harus dapat diperoleh wajib
pajak dengan cepat dan tepat sasaran, hemat waktu dan biaya serta cara
penyampaian yang sederhana dan mudah dipahami. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan serta bentuk peran aktif untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif, akuntabel, dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan semangat keterbukaan informasi publik
dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Pemberian informasi layanan yang jelas
akan menciptakan kepercayaan dan meminimalisasi keraguan masyarakat terhadap
institusi Direktorat Jenderal Pajak.

Dokumen Pendukung:

1. Tangkapan layar (print screen) dari laman Facebook, Twitter, dan Instagram;

2. Foto Akrilik Alamat Sosial Media KPP Pratama Semarang Selatan yang dipajang
di meja TPT;

3. Foto leaflet, brosur, banner, papan pengumuman dan media cetak lainnya;

4. Tangkapan layar/ print screen SMS Hotline;

5. Nota Dinas Pembentukan Tim Media Sosial dan Situs Pajak.

c. Apakah Telah Terdapat Sistem Punishment (Sanksi)/ Reward bagi Pelaksana


155

Layanan Serta Pemberian Kompensasi Kepada Penerima Layanan Bila


Layanan Tidak Sesuai Standar?
Jawaban : A

Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian


kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar dan
sudah diimplementasikan.

Untuk melangkapi pelayanan yang prima maka Standar Pelayanan beserta


SOP pada KPP Pratama Semarang Selatan tidak akan berarti tanpa dukungan SDM
yang berintegritas tinggi. KPP Pratama Semarang Selatan melakukan penilaian
secara objektif terhadap pegawai-pegawai yang memenuhi syarat administratif untuk
mengikuti Program Penghargaan Kinerja Pegawai dan memberikan penghargaan
kepada pegawai dengan kinerja terbaik setiap tahunnya merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berintegritas tinggi sekaligus
memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerja.
Setelah melalui penilaian kantor, pegawai - pegawai terbaik KPP Pratama
Semarang Selatan mewakili unit kerja untuk mengikuti Lomba Penghargaan Kinerja
Pegawai tingkat Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I Tahun 2017. Pegawai Terbaik
KPP Pratama Semarang Selatan diwakili oleh Bapak Pujianto Wibowo Raharjo dalam
kategori Eselon IV, Bapak Fakhrul Rohman Hidayat dalam kategori Fungsional
Pemeriksa Pajak, Ibu Nur Ainiyah dalam kategori Account Representative, Bapak
Agus Purwanto dalam kategori Jurusita Pajak, Ibu Anna Prihatina dalam kategori
Petugas TPT, dan Ibu Tri Idiawati dalam kategori Pelaksana Pendukung.
Begitu juga bila ada pegawai KPP Pratama Semarang Selatan yang
melanggar kedisiplinan, kode etik, dan peraturan kepegawaian dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai Aparatur Sipil Negara, maka pengenaan sanksi
kepada pegawai tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan nomor
10/KMK.03/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengenaan Sanksi
Sesuai Ketentuan Pasal 36A Undang-Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir
Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
KPP Pratama Semarang Selatan juga memberikan kompensasi kepada
pengguna layanan apabila pelayanan tidak sesuai standar, dalam hal ini apabila Bukti
Penerimaan Surat (BPS) yang diterima oleh Wajib Pajak tidak sesuai dengan jenis
pajak yang dimaksud. Kompensasi tersebut berupa pemberian souvenir cantik bagi
pengguna layanan yang bersangkutan.
156

Dokumen Pendukung:

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 10/KMK.03/2011 tanggal 11 Januari 2011


tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengenaan Sanksi Sesuai
Ketentuan Pasal 36a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;

2. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-


00271/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 12 Mei 2017 tentang Pembentukan Tim
Seleksi Tingkat I Program Penghargaan Kinerja Pegawai pada Jabatan Tertentu
di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;

3. Berita Acara Pelaksanaan Uji Kompetensi Penghargaan Kinerja Pegawai pada


Jabatan Tertentu di Lingkungan KPP Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;

4. Keputusan Kepala KPP Pratama Semarang Selatan nomor KEP-


00281/WPJ.10/KP.04/2017 tanggal 19 Mei 2017 tentang Penetapan Pejabat
Eselon IV, Fungsional Pemeriksa Pajak, Account Representative, Juru Sita Pajak,
Petugas TPT, dan Pelaksana Pendukung Terbaik Seleksi Tingkat I Program
Penghargaan Kinerja Pegawai pada Jabatan Tertentu di Lingkungan KPP
Pratama Semarang Selatan Tahun 2017;

5. Surat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I nomor S-


1531/WPJ.10/2017 tentang Pelaksanaan Uji Presensi dan Roleplay Program
Penghargaan Kinerja Pegawai Tahun 2017;

6. Foto Pelaksana Pendukung Terbaik KPP Pratama Semarang Selatan dalam


Program Penghargaan Kinerja Pegawai tahun 2017;

7. Foto Akrilik Pengumuman Kompensasi Bagi Pengguna Layanan.

d. Apakah Terdapat Sarana Layanan Terpadu/ Terintegrasi?


Jawaban : A

Seluruh pelayanan sudah dilakukan secara terpadu.

Dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada Wajib


Pajak, KPP Pratama Semarang Selatan sudah menyediakan sarana Tempat
Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai tempat bagi Wajib Pajak untuk pengurusan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), permohonan pengukuhan atau pencabutan Pengusaha
157

Kena Pajak (PKP), pengurusan sertifikat elektronik, menyampaikan laporan


perpajakan maupun menyampaikan surat permohonan. Ruangan Tempat Pelayanan
Terpadu (TPT) dikondisikan agar memberikan kenyamanan kepada Wajib Pajak
dalam melaksanakan segala urusan perpajakannya. KPP Pratama Semarang Selatan
telah menyediakan 4 loket pelayanan untuk menyampaikan laporan perpajakan dan
surat permohonan, 1 loket pelayanan untuk pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan sertifikat elektronik, dan 1 loket Help
Desk untuk memenuhi kebutuhan informasi dan konsultasi perpajakan. Dengan 6 loket
pelayanan yang disediakan diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang
baik kepada Wajib Pajak.
Mendukung optimalisasi pelayanan kepada Wajib Pajak, petugas-petugas
pendukung antara lain Petugas Keamanan, Petugas Resepsionis dan Petugas
Pengarah Layanan ditugaskan di TPT KPP Pratama Semarang Selatan Pajak.
Petugas Keamanan bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di ruang pelayanan
publik. Petugas Pengarah Layanan bertugas untuk membantu dan mengarahkan
keperluan Wajib Pajak dalam mengambil nomor antrean, pengambilan formulir
perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak, dan juga membantu Wajib Pajak dalam
hal Wajib pajak memerlukan bantuan dalam pembuatan kode billing, pembayaran atau
penyetoran pajak menggunakan mini ATM. Petugas resepsionis bertugas untuk
menerima telepon, kebutuhan Wajib Pajak untuk berkonsultasi dengan Account
Representative, dan menyambut Wajib Pajak/Tamu yang memiliki keperluan ke back
office.
Fasilitas-fasilitas penunjang pelayanan perpajakan di KPP pratama
Semarang Selatan telah disediakan lengkap dan sesuai dengan standar fasilitas
pelayanan publik. Terdapat fasilitas komputer publik berakses internet secara
langsung yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk digunakan sesuai kebutuhan
seperti membuat kode billing, menggubah/ editing dokumen, dan mengakses informasi
perpajakan pada saat menunggu antrian. Ketersediaan leaflet dan brosur sangat
menunjang pelayanan kepada Wajib Pajak khususnya terkait informasi layanan
perpajakan. KPP Pratama Semarang Selatan juga telah bekerja sama dengan bank-
bank mitra pemerintah dalam hal penyediaan mini ATM untuk memudahkan Wajib
Pajak dalam pembayaran atau penyetoran pajak.
Ketersediaan ruang closing/konsultasi di area TPT yang nyaman berfungsi
sebagai ruang konsultasi dan diskusi antara Wajib Pajak dengan Account
Representative atau petugas lain KPP Pratama Semarang Selatan.
Selama menunggu antrian pelayanan di TPT, Wajib Pajak juga dapat
menggunakan fasilitas internet melalui jaringan Wifi dengan gratis. Disediakan pula
158

fasilitas charging box, televisi, kotak saran untuk menampung saran dan kritik dari
Wajib Pajak, tempat minuman gratis, dan pojok bacaan.

Dokumen Pendukung:

1. KEP-27/PJ/2003 tentang Tempat Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Pajak


dan ketentuan pelaksanaan bidang pelayanan;

2. PER.27/PJ/2016 tentang Standar Pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu Kantor


Pelayanan Pajak;

3. PER.02/PJ/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor


PER-27/PJ/2016 Standar Pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu Kantor
Pelayanan Pajak;

4. Kumpulan SOP layanan terpadu;

5. Foto Tempat PelayananTerpadu;

6. Foto ruang closing/konsultasi;

7. Jadwal petugas helpdesk;

8. Foto petugas saat melayani helpdesk.

e. Adakah inovasi pelayanan?


Jawaban : A

Unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang seluruhnya berbeda dengan
unit kerja lain.

Inovasi pelayanan dikatakan sebagai inisiatif terobosan dalam upaya


meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sebagai lembaga pemerintah modern
penyelenggara pelayanan publik, kualitas kinerja dan pelayanan menjadi modal dasar
untuk mewujudkan konsep good governance. Sejalan dengan proses modernisasi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah mengantarkan institusi ini pada performa kinerja
dan pelayanan yang semakin baik. KPP Pratama Semarang Selatan sebagai salah
satu unit vertikal DJP pun terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas
kinerja dan pelayanan terhadap Wajib Pajaknya . Peningkatan kualitas pelayanan
merupakan salah satu poin penting untuk meningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam
menjalankan kewajiban perpajakan dan penerimaan pajak KPP Pratama Semarang
Selatan.
159

Berbagai inovasi dan terobosan inovasi yang bersifat program atau aplikasi
yang telah dilakukan KPP Pratama Semarang Selatan antara lain sebagai berikut :
1. KPP Pratama Semarang Selatan melakukan inovasi dalam penggunaan aplikasi
bernama SIAP (Sistem informasi dan Aplikasi Pengolahan) yang digunakan dalam
manajemen kegiatan surat menyurat kantor sehingga lebih terorganisir dan
meningkatkan keefektifan pekerjaan pelayanan kantor. Secara rinci SIAP
digunakan untuk mencatat penerimaan surat masuk, penomoran surat keluar,
pencarian surat dan fungsi-fungsi lain yang menunjang kegiatan surat menyurat
dalam kantor.
2. SMS Hotline, merupakan pengembangan dari SMS Blast, jika SMS Blast
merupakan sarana komunikasi kepada Wajib Pajak yang bersifat satu arah, lain
halnya dengan SMS Hotline. Aplikasi ini digunakan sebagai sarana komunikasi
dua arah Wajib Pajak dengan Account Representative / Petugas Helpdesk untuk
memberikan layanan konsultasi perpajakan melalui pesan singkat. Selain itu,
SMS Hotline sebagai sarana reminder baik pembayaran maupun pelaporan pajak
dengan berbiaya murah, termonitor, dan tepat sasaran. SMS Hotline juga dapat
sebagai sarana untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak KPP Pratama
Semarang Selatan untuk menerima informasi terkait adanya aturan perpajakan
terbaru, maupun informasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan yang diadakan
oleh KPP Pratama Semarang melalui pengiriman pesan singkat ke nomor
handphone Wajib Pajak. Proses pengiriman dan pemantauan SMS Hotline di KPP
Pratama Semarang Selatan telah dipermudah dengan aplikasi 508 Apps.
3. Validasi SSP yang disertakan uraian penelitian atas Penelitian Formal Bukti
Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak atas
Tanah dan Bangunan, sehingga mengurangi kesalahan dalam pengerjaan dan
Petugas yang akan melakukan penelitian materiil lebih terbantu dalam
melaksanakan penelitian materiil.
4. Akun sosial media resmi KPP Pratama Semarang Selatan meliputi akun
Instagram @kppsemarangselatan508, Twitter @kppsemarang508, dan laman
Facebook KPP Pratama Semarang Selatan. Penyampaian informasi perpajakan
terkini akan lebih mudah dan cepat diakses oleh Wajib Pajak melalui internet.
Inovasi yang bersifat fisik/infrastruktur berupa sarana dan prasarana telah
diimplementasikan di Tempat Pelayanan Terpadu KPP Pratama Semarang Selatan
yang menambah kenyamanan bagi Wajib Pajak. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana pendukung tersebut senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik, fasilitas-fasiltas tersebut diantaranya:
160

1. Ruang Poliklinik,

2. Running Text,

3. Videotron,

4. Televisi,

5. Pendingin ruangan / Air Conditioner,

6. Komputer publik,

7. Printer Publik,

8. Tempat duduk antrian,

9. Papan informasi akrilik,

10. Wifi Gratis,

11. Meja Pengisian Formulir,

12. Tempat Parkir Umum,

13. Taman,

14. Musholla,

15. Ruang Closing/ Konsultasi,

16. Mesin antrean,

17. Charging box,

18. Kotak saran,

19. Tempat minum gratis,

20. Pojok bacaan,

21. Toilet umum,

22. Ruang Laktasi.

Dokumen Pendukung:

1. Tangkapan layar/print screen aplikasi SIAP;

2. Tangkapan layar/prints creen aplikasi SMS Hotline/508 Apps;

3. Tangkapan layar/print screen Akun sosial media resmi KPP Pratama Semarang
Selatan;

4. Fasilitas ruang closing/konsultasi;


161

5. Fasilitas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT);

6. Fasilitas Umum (Parkir, Ruang Dokter, Mushola, Taman, Toilet, Ruang Laktasi).

3. Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan

a. Apakah Telah Dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan?

Jawaban : A

Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dilakukan secara berkala.

Good corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem yang


terdiri dari input, proses, output dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara berbagai pihak yang berkepentingan. Sebagai salah satu indikator dalam
penerapan good corporate governance adalah umpan balik masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak. Untuk itu Direktorat Jenderal
Pajak telah senantiasa melakukan pengukuran atas tingkat kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang diterima di seluruh instansi vertikal melalui survei kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan. Survei dilakukan oleh pihak ketiga (pihak eksternal)
yang disewa oleh Kantor Pusat DJP untuk melakukan sampling responden Wajib
Pajak di Seluruh Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut maka akan diperoleh Indeks Kepuasan
Pelayanan. Semakin besar nilai indeks ~ mendekati nilai 4,00 atau 100 %
menunjukkan bahwa Wajib Pajak merasa semakin puas dengan pelayanan
perpajakan yang telah diberikan. Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Pajak
mendapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan sebesar 3,22 sementara Kanwil DJP Jawa
Tengah I mendapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan sebesar 3,14 dan KPP Pratama
Semarang Selatan sendiri mendapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan sebesar 3,22.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa KPP Pratama Semarang Selatan memiliki Indeks
Kepuasan Pelayanan di atas rata-rata KPP yang berada di lingkup Kanwil DJP Jawa
Tengah I. Adapun di tahun 2017 Direktorat Jenderal Pajak mendapatkan Indeks
Kepuasan Pelayanan sebesar 3,37 meningkat sebanyak 0,15 dari tahun 2016, dan
Kanwil DJP Jawa Tengah I mendapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan sebesar 3,44
meningkat sebanyak 0,3 dari tahun sebelumnya.
Disamping melakukan tindak lanjut atas survei yang dilaksanakan pihak
eksternal, KPP Pratama Semarang Selatan juga menyiapkan kotak kepuasan
pengguna layanan. Dengan demikian KPP Pratama Semarang Selatan dapat
mengevaluasi kinerja dari pemberi layanan bersangkutan.
162

Dokumen Pendukung:

1. Hasil Survey IKM periode tahun 2016;

2. Hasil Survey IKM periode tahun 2017;

3. Kotak kepuasan pengguna layanan.

b. Apakah Survei Kepuasan Masyarakat Dapat Diakses Secara Terbuka?


Jawaban : A

Survei kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka.

Hasil dari survei kepuasan masyarakat tahun 2016 dan tahun 2017 di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sudah dipublikasikan di website resmi Direktorat
Jenderal Pajak sehingga dapat diakses masyarakat luas. KPP Pratama Semarang
Selatan juga mempublikasikan hasil dari survei kepuasan masyarakat tersebut di
papan pengumuman yang terletak di ruang tunggu TPT sehingga Wajib Pajak yang
datang dapat melihat secara langsung indeks kepuasan masyarakat di Direktorat
Jenderal Pajak. Selain itu kotak kepuasan pengguna layanan juga dibuat transparan
sehingga Wajib Pajak dapat melihat tingkat kepuasan wajib pajak terhadap pelayanan
di KPP Pratama Semarang Selatan dari jumlah lembaran yang dimasukan ke dalam
kotak kepuasan pengguna layanan.
Dokumen Pendukung:

1. Papan Pengumuman hasil survei IKM 2017;

2. Hasil Survei IKM 2016 dan 2017 di website Direktorat Jenderal Pajak;

3. Kotak kepuasan pengguna layanan.

c. Apakah Dilakukan Tindak Lanjut atas Hasil Survei Kepuasan Masyarakat?


Jawaban : A

Dilakukan tindak lanjut atas seluruh hasil survei kepuasan masyarakat.

Survey kepuasan masyarakat pada KPP Pratama Semarang Selatan sudah


dilaksanakan secara berkala. Atas seluruh hasil survei kepuasan masyarakat tahun
2016 dan 2017 tersebut juga sudah dilakukan tindak lanjut melalui S-74/PJ.09/2017 S-
42/PJ.09/2018 tentang Penyampaian Laporan dan Tindak Lanjut Survei Sehubungan
163

dengan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan


Hubungan Masyarakat Tahun 2017 dan sudah di disposisi sesuai dengan seksi-seksi
yang bersangkutan atas hasil penilaian tersebut.
Adapun survey kepuasan masyarakat yang dilakukan internal dengan
meminta Wajib Pajak untuk mengisi lembar survei kepuasn masyarakat terhadap
pelayanan ditindaklanjuti dengan pembinaan secara berkala dari Kepala Seksi
Pelayanan terhadap pelaksana seksi pelayanan KPP Pratama Semarang Selatan
dalam rangka evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak.

Dokumen Pendukung:
1. S-42/P/09/2018 tentang Penyampaian Laporan dan Tindak Lanjut Survei
Sehubungan dengan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Bidang Penyuluhan,
Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Tahun 2017;
2. S-74/P/09/2017 Penyampaian Laporan Survei Sehubungan dengan Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Tahun 2016;
3. Undangan, absen, dan foto Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan;
4. LHR Rapat Pembinaan Seksi Pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai