ACARA VII
EKSKRESI DERIVAT PURIN DALAM URIN
Disusun oleh :
Kelompok XXXI
Ega Anggi Lestari PT/07233
Eser Triwidhari PT/07236
Muhamad Khoirul Anam PT/07269
Muhammad Fathin Hanif PT/07272
Yoga Lanang Nurbawanto PT/07316
Asisten : Fariz Radivan Dirgantara
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara ekskresi derivat purin dalam urin
adalah agar praktikan dapat memahami dan mampu melakukan uji
penentuan kadar allantoin dan asam urat (derivat purin), yang dapat
digunakan untuk mengestimasi sintesis protein mikrobia rumen, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi kualitas pakan (kontribusi pakan
terhadap MO rumen) maupun evaluasi ternak.
Tinjauan Pustaka
Asam nukleat merupakan suatu makromolekul yang didalamnya
tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering disebut sebagai
polinukleatida karena tersusun dari beberapa nukleotida sebagai
monomernya. Jenis asam nukleat ada dua yaitu asam deoksiribonuleat
atau DNA dan asam ribonukleat atau RNA. DNA dan RNA mempunyai
sejumlah sifat kimia dan fisik yang sama karena antar unit nukleotida
terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara
posisi 3’ nukleotida dan posisi 5’ pada nukleotida lainnya (Nusantari,
2015).
Asam nukleat tersusun oleh monomer yang disebut nukleotida.
Masing-masing nukleotida tersususun oleh tiga bagian yaitu basa nitrogen
yang merupakan suatu molekul organik, pentosa yaitu gula yang
berkarbon lima, dan gugus fosfat. Basa nitrogen ada dua macam yaitu
basa nitrogen purin dan pirimidin. Pirimidin memiliki cincin enam-anggota
yang terdiri dari atom karbon dan atom nitrogen, anggota dari pirimidin
adalah sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). Purin lebih besar daripada
pirimidin, dengan cincin enam-anggota yang menyatu dengan suatu cincin
lima-anggota, anggota dari adenin (A) dan guanin (G). Pirimidin dan purin
yang spesifik berbeda dalam hal gugus fungsional yang terikat ke
cincinnya (Campbell et al., 2002).
Purin merupakan asam amino yang memiliki sifat basa yang
terdapat dalam tubuh organisme. Derivat purin merupakan purin yang
mengalami metabolisme di dalam tubuh dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui urin. Macam derivat purin dalam urin adalah allantoin, asam urat,
xanthin, dan hipoxanthin. Allantoin merupakan produk utama dari
katabolisme purin sehingga dalam ekskresinya memiliki persentase
tertinggi daripada derivat purin lainnya (Mahesti, 2009).
Basa nitrogen purin dari asam nukleat baik prokariotik maupun
eukariotik adalah adenin dan guanin. Derivat purin hipoxanthin dan
xanthin merupakan senyawa antara dalam metabolisme adenin dan
guanin. Adenosin mengalami deaminasi oleh enzim adenosin deaminase
menjadi inosin. Enzim nukleosida purin fosforilase mengkatalisis ikatan N-
glikosidat inosin dan guanosin dan melepaskan senyawa ribosa 1-fosfat
dan basa purin. Proses selanjutnya adalah hipoxanthin dan guanin yang
dikatalisis oleh enzim xanthin oksidase dan guanase membentuk xanthin
yang teroksidasi menjadi asam urat. Xanthin oksidase merupakan suatu
enzim flavoprotein yang mengandung molibdenum dan besi yang
berfungsi untuk mengoksidasi hipoxanthin menjadi xanthin dan
selanjutnya menjadi asam urat. Enzim ini sangat efektif dalam hati, usus
dan ginjal (Azmi, 2010).
Tujuan dilakukannya uji penetapan allantoin adalah untuk
mengestimasi aliran mikroba yang terdapat dalam tubuh ternak. Jumlah
protein mikrobia dapat diestimasikan dari jumlah allantoin yang terbuang
lewat urin. Allantoin dikeluarkan oleh ternak ruminansia dalam jumlah
yang banyak dan lebih konstan dari derivat purin yg lain (Mahesti, 2009).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang dipakai dalam praktikum acara ekskresi derivat
purin dalam urin adalah tabung in vitro, pipet ukur, vortex, oil bath,
stopwatch, dan spektrofotometer.
Bahan. Bahan yang dipakai dalam prakatikum acara ekskresi
derivat purin dalam urin adalah urin sapi PFH, urin sapi PO, aquades, air
es, NaOH 0,5 M, HCl 0,5 M, HCl pekat, penil hidrazin, alkohol dingin 40%,
dan K2FeCN.
Metode
Penentuan kadar allantoin urin. Urin sapi PFH dan PO dilakukan
preparasi dengan pengenceran 15 kali dengan cara 0,1 ml urin sapi PFH
atau PO dimasukkan dalam tabung dan ditambah dengan 1,4 ml aquades
lalu divortex. Tabung sebanyak 2 buah disiapkan dan diisi dengan 0,5 ml
sampel hasil preparasi pada tabung I dan 0,5 ml aquades pada tabung II
sebagai blanko. Kedua tabung masing-masing ditambah 2,5 ml aquades
dan 0,5 ml NaOH 0,5 M lalu dihomogenkan dengan vortex dan
dimasukkan dalam oil bath 100oC selama 7 menit dan selanjutnya
didinginkan pada air es. Kedua tabung setelah dingin ditambah dengan
0,5 ml HCl 0,5 M dan 0,5 ml penil hidrazin lalu dihomogenkan dengan
vortex dan dimasukkan dalam oil bath 100 oC selama 7 menit dan
selanjutnya didinginkan dengan alkohol dingin 40%. Kedua tabung setelah
dingin ditambah dengan 1,5 ml HCl pekat dan 0,5 ml K 2FeCN lalu
dihomogenkan dengan vortex. Kedua tabung didiamkan selam 20 menit
dan selanjutnya dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 522 nm.
Hasil absorbansi dihitung dengan perhitungan berikut.
Y=0,0047+0,0132X
Dengan Y = Absorbansi
X = Kadar allantoin (mg/ml)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Praktikum acara ekskresi derivat purin dalam urin dilakukan
pengukuran kadar allantoin yang merupakan derivat purin dan dapat
digunakan mengetahui sintesis protein mikrobia, mengevaluasi pakan
yang diberikan kepada ternak, dan evaluasi pada ternak. Berdasarkan
pada praktikum diperoleh kadar allantoin pada sapi PFH adalah 18,96
mg/ml dan perhitungan kadar allantoin pada sapi PO adalah 39,11 mg/ml.
Kadar allantoin dalam urin berbeda antara individu satu dengan yang lain.
Faktor utama yang dapat mempengaruhi perbedaan tersebut adalah jenis,
bangsa, dan pakan.
Saran
Praktikum acara ekskresi derivat purin dalam urin berlangsung
dengan baik. Proses diskusi berlangsung dengan baik dan lancar.
Terdapat beberapa kondisi yang sedikit mengganggu berjalannnya acara
yaitu kegaduhan pada saat praktikum dan diskusi. Sebaiknya praktikan
lebih dkondisikan lagi agar praktikum berjalan dengang baik, lancar, dan
cepat.
Daftar Pustaka
Hasil absorbansi :
- Blanko PFH = 0,009
- Blanko PO = 0,117
- Sampel urin PFH = 0,255
- Sampel urin PO = 0,521