Anda di halaman 1dari 8

V

LENGKUNGAN SEDERHANA

Setiap survey lintas jalur mempunyai bentuk alinemen geometri berupa garis lurus dan
sudut-sudut yang sederhana. Untuk memberikan perubahan arah dalam bentuk yang
paling sesuai dengan ciri-ciri pelaksanaannya maka dibutuhkan suatu lengkungan.
Lengkungan pada bidang horizontal biasanya merupakan busur dari sebuah lingkaran
sedangkan lengkungan pada bidang vertikal berbentuk busur parabolik yang
menghubungkan bagian lurus pada suatu grade/ kemiringan. Lengkungan sederhana terdiri
dari busur lingkaran yang menyinggung pada dua buah arah yang lurus pada lintas
jalur. Untuk pembuatan sebuah lengkungan sederhana maka terdapat beberapa tahapan
yang harus dilakukan antara lain :
1. Penentuan titik utama lengkungan sederhana
2. Penentuan titik detil pembentuk lengkungan

5.1 Komponen Titik Utama Lengkungan Sederhana


Komponen utama merupakan posisi-posisi utama pembentuk sebuah lengkungan yang
terdiri dari :

Data ukuran awal berupa perpotongan dua buah arah, arah I (αAB) dari titik A ke titik B dan
arah II (αCD) dari titik C ke titik D, sehingga selanjutnya dapat ditentukan titik utama
lengkungan sederhana :
1. Titik perpotongan dua buah arah (I)
2. Sudut deviasi (θ) : sudut yang dibentuk perpotongan arah I dan Arah II
Jika terdapat sudut deviasi sebesar θ maka sudut busur juga akan terbentuk
sebesar θ

3. Titik Awal lengkungan / Tangen To Curve (TC) dan titik akhir lengkungan / Curve to
Tangen (CT)
Sta.TC = Sta.I - T
Sta.CT = Sta.TC + L

4. Jarak Tangen (T) , merupakan jarak dari titik perpotongan dua arah dengan titik awal
lengkungan atau titik akhir lengkungan
Pada segitiga siku-siku I-TC-O dengan sudut di titik O sebesar θ maka jarak tangent
(T) dapat ditentukan sebagai berikut :

5. Panjang busur (L)


Busur merupakan bagian dari sebuah lingkaran sehingga panjang busur dengan
sudut busur sebesar θ. Dapat dibandingakan dengan keliling lingkaran (2πR) dengan
o
sudut sebesar 360 ,sehingga diperoleh :
6. Panjang tali busur (TL)
Panjang tali busur (TL) dapat ditentukan pada segitiga siku-siku TC-M-O

7. Jarak Eksternal (E)


Jarak Eksternal dapat ditentukan dari segitiga I-TC-O dimana merupakan selisih
dari jarak IO dengan jari-jari (R)
8. Jarak Ordinat tengah (M)
Jarak M dapat ditentukan dari segitiga TC-M-O dimana :
SOAL LATIHAN

Diketahui data ukuran dua buah arah yang saling berpotongan dengan data sebagai
berikut :

No Arah Azimut Jarak (m)


1 A–I 25o 00’ 00” 460.50
o
2 I-B 75 00’ 00” 350.00

Tentukan komponen-komponen utama lengkungan sederhana dengan jari-jari lengkungan


sebesar 250 meter.
5.2.Penentuan Titik Detil Lengkungan sederhana

Titik detil merupakan titik-titik pembentuk sebuah lengkungan, semakin banyak titik detil
maka akan semakin mulus lengkungan yang akan dibuat. Penentuan titik detil dapat
dilakukan dengan beberapa metode antara lain :
1. Offset terhadap tangent
2. Offset terhadap tali busur
3. Perpanjangan tali busur
4. Sudut defleksi
Pemilihan metode tersebut didasarka kepada kemudahan pelaksanaan dilapangan beserta
halangan yang ada serta ketersediaan alat ukur yang tersedia.

1. Offset terhadap tangent


Pada metode ini posisi titik detil ditentukan oleh perpotongan jarak pada arah tangent (X)
dengan jarak tegak lurus dari arah tangent (Y). Jarak pada arah tangent ditentukan
pada suatu interval jarak tertentu, sedangkan jarak Y ditentukan dengan metode
pithagoras sebagai berikut:
2. Metode offset terhadap tali busur

Pada metode ini posisi titik detil ditentukan oleh perpotongan jarak pada tali busur (X) dan
jarak tegak lurus dari tali busur (Y). Jarak M merupakan jarak offset utama (Y 0) ditengah titik
A, dimana :

Anda mungkin juga menyukai