Anda di halaman 1dari 7

2.6.

Studi Kasus Mikoriza


Pada makalah ini studi kasus dilakukan berdasarkan penelitian Kurnia et al (2019) yang
mengidentifikasi jenis mikoriza pada tegakan nyatoh (Palaqium sp) di Kabupaten Takalar.
Beberapa jenis mikoriza ditemukan pada tegakan nyatoh karena simbiosis antara fungi dan akar
tanaman ini dapat meningkatkan kesuburan tanah, Beberapa manfaat mikoriza untuk tanaman
adalah mempecepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan penyerapan unsur hara, meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban dan dapat mencegah terjadinya
serangan patogen tanaman (Kurnia et al, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia et al (2019) ditemukan tiga genus
mikoriza antara lain: Glomus, Gigaspora, dan Schleroderma. Identifikasi dilakukan secara
mikroskopis yang meliputi pengamatan warna spora dan bentuk. Spora Glomus memiliki bentuk
bulat, tidak beraturan, dan oval serta memiliki warna coklat tua, hitam, ungu kecoklatan dan ungu
(Kurnia et al, 2019). Genus ini dicirikan dengan terbentuknya klamidiospora. Klamidospora
merupakan pembentukan spora yang berasal dari perkembagan hifa dan mempunyai dinding
spora tunggal maupun ganda (Oktavianti dan Ermavitaini dalam Kurnia et al, 2019). Dalam
literatur lain disebutkan bahwa Glomus sp. adalah genus mikoriza dari family Glomeraceae.
Glomus sp. adalah genus yang memiliki keberagaman jenis tertinggi dari yang lain. Beberapa ciri
khas dari genus ini yaitu spora terbentuk secara tunggal ataupun berpasangan dua pada terminal
hifa nongametangium yang tidak berdiferensiasi dalam sporocarp. Pada saat dewasa spora
dipisahkan dari hifa pelekat oleh sebuah sekat. Spora berbentuk globose, sub-globose, ovoid,
ataupun obovoid dengan dinding spora terdiri dari lebih dari satu lapis, berwarna hyaline sampai
kuning, merah kecoklatan, coklat, dan hitam, berukuran antara 20 – 400 μm (Morton dan Benny,
INVAM dalam Miska et al, 2016).

Gambar 1. Spora Glomus sp. a) Kurnia et al (2019) b) INVAM (2017)


Jenis selanjutnya adalah spora Gigaspora. Berdasarkan penelitian Kurnia et al (2019)
disebutkan bahwa spora Gigaspora berbentuk tidak beraturan dan agak bulat serta memiliki
warna coklat tua dan hitam kebiruan. Spora Gigaspora dihasilkan secara tunggal didalam tanah,
dengan ukuran yang relatif besar dan memiliki bentuk globos atau subglobos. Warna spora pada
genus ini bervariasi mulai dari kuning, kuning kehijauan, hijau kekuningan, kuning kecoklatan,
hingga coklat kekuningan (Sari & Ermavitalini dalam Kurnia et al, 2019). Gigaspora sp. adalah
genus mikoriza yang termasuk dalam family Gigasporaceae. Genus ini memiliki ciri khas, antara
lain yaitu spora dihasilkan secara tunggal di dalam tanah, tidak memiliki lapisan dinding spora
dalam, terdapat bulbous suspensor, berbentuk globose atau sub-globose, berwarna krem hingga
kuning, berukuran 125-600 μm (Bentivenga dan Morton; INVAM dalam Kurnia et al, 2019)

Gambar 2. Spora Gigospora sp. a) Kurnia et al (2019) b) INVAM (2017)


Jenis selanjutnya adalah spora Schleroderma. Berdasarkan penelitian dari Kurnia et al
(2019) disebutkan bahwa spora Schleroderma berwarna coklat kekuningan dan bentuknya agak
bulat. Schleroderma merupakan mikoriza pada kayu keras biasanya ditemukan di tanah berpasir
kering tumbuh berkelompok atau tersebar. Berdaging dan putih pada awalnya, menjadi coklat
kekuningan akhirnya hitam dan seperti debu. Warna akan berubah menjadi coklat kemerahan jika
bereaksi dengan KOH (Kuo dalam Kurnia et al, 2019).

Gambar 3. Spora Schleroderma sp. a) Kurnia et al (2019) b) INVAM (2017)


Pada literatur lain, disebutkan bahwa terdapat genus Acaulospora. Spora Acaulospora
merupakan spora tunggal di dalam sporokarp, spora melekat secara lateral pada hifa yang
ujungnya menggelembung dengan ukuran yang hampir sama dengan spora, bentuk spora globos,
subglobos, ellips atau fusiform melebar. Spora Acaulospora yang ditemukan memiliki bentuk
bulat lonjong dan memiliki dinding spora yang relatif tebal, Acaulospora sp. memiliki warna
orange kemerahan (Hall, Patriyasari dalam Puspitasari et al, 2012).

Gambar 4. Spora Acaulospora a) Kurnia et al (2019) b) INVAM (2017)


Setiap genus memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini disebabkan jenis tanah dan
kondisi lingkungan masing-masing lokasi. Jenis tanah dan kondisi masing-masing lingkungan
berpengaruh terhadap keberadaan mikoriza karena setiap jenis tanah memiliki kandungan organik
dan pH tanah berbeda sehingga dapat ditemukan spora genus jamur mikoriza yang bervariasi.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap jenis spora adalah fraksi tanah (Kurnia et al, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia et al (2009) fraksi lempung merupakan
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan spora genus Glomus. Sedangkan
untuk genus Gigaspora dan Acaulospora ditemukan pada tekstur pasir berlempung.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Gusmiati, Larekeng ST. 2019. Identifikasi Dan Karakterisasi Mikoriza Pada
Tegakan Nyatoh (Palaquium sp.). Jurnal Perennial, Volume 15 Nomor 1.
Miska MEE, Junaedi A, Wachjar A, Mansur I. 2016. Karakterisasi Fungi Mikoriza
Arbuskula Pada Rhizosfer Aren (Arenga pinnata (Wrmb) Merr.) Dari Jawa Barat Dan Banten.
Jurnal Silvikultur Tropikai, Volume 07 Nomor 1.
Puspitasari D, Purwani KI, Muhibuddin A. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza
(VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sains dan Seni
ITS, Volume 1, Halaman 19-22.
Poin-Poin di PPT
Slide 1
Studi Kasus

Slide 2
-Pohon Nyatoh biasanya
hidup di lereng,
perbukitan, suhu 20-
25ᵒC.
-Mengapa banyak mikoriza di
sekitar tegakan nyatoh? Karena
mikoriza dapat meningkatkan
kesuburan tanah sehingga akan
mendukung pertumbuhan
tegakan nyatoh.

Slide 3
Lalu, mikoriza jenis apa saja yang ditemukan pada penelitian ini?
-Dinding spora terdiri dari -Spora terbentuk
lebih dari satu lapis, secara tunggal
-Warna hyaline sampai ataupun
kuning, merah kecoklatan, berpasangan dua
coklat, dan hitam pada terminal
-Berukuran antara 20 – 400 hifa
μm nongametangiu
- Spora berbentuk globose, m yang tidak
sub-globose, ovoid, berdiferensiasi
ataupun obovoid dalam sporocarp
Glomus sp - Pada saat
dewasa spora
dipisahkan dari
hifa pelekat oleh
sebuah sekat

-Bentuk tidak beraturan -spora


dan agak bulat dihasilkan
-Warna coklat tua dan secara tunggal di
hitam kebiruan. Spora -dalam tanah,
Gigaspora dihasilkan tidak memiliki
secara tunggal didalam lapisan dinding
tanah, dengan ukuran yang spora dalam,
relatif besar terdapat bulbous
-Memiliki bentuk globos suspensor
atau subglobos. (hifa subtending
-Warna spora pada genus yang membulat
Gigaspora ini bervariasi mulai dari dan terdapat
kuning, kuning kehijauan, pada pangkal
hijau kekuningan, kuning hifa)
kecoklatan, hingga coklat
kekuninga
-Berukuran 160-650 μm
-Warna coklat kekuningan -Berdaging dan
dan bentuknya agak bulat. putih pada
-Mikoriza pada kayu keras awalnya,
biasanya ditemukan menjadi coklat
ditanah berpasir kering kekuningan
tumbuh berkelompok atau akhirnya hitam
tersebar dan seperti debu.
-Warna akan
berubah menjadi
coklat
kemerahan jika
Schleroderma sp bereaksi dengan
KOH

-Spora Acaulospora yang - spora melekat


ditemukan memiliki secara lateral
bentuk bulat lonjong dan pada hifa yang
memiliki dinding spora ujungnya
yang relatif tebal, menggelembung
-memiliki warna orange dengan ukuran
kemerahan yang hampir
sama dengan
Acaulospora sp spora

Anda mungkin juga menyukai