Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Aspergillus sp.
Aspergillus sp. adalah jamur kontaminan umum pada berbagai substrat yang
terdapat di daerah tropis maupun subtropis (Andriana, 2015). Aspergillus sp. sering
ditemukan di dalam Gudang pada bahan pakan yang disimpan dalam keadaan
lembab yang cukup tinggi (Praja & Yudhana, 2017). Aspergillus akan terlilhat
dengan warna hijau, kuning, oranye, hitam atau coklat yang merupakan warna dari
konidianya. Hifa bersekat dan bercabang serta pada bagian ujung hifa terutama
pada bagian tegak yang membesar merupakan konidiofornya, yang didalamnya
terdapat konidia-konidia. Suatu batang pendek dibagian pendukung konidiofor
disebut sterigma, sterigma ini dapat tumbuh memanjang (Makfoeld, 1993).
Klasifikasi jamur Aspergillus sp.
Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Sub Duvisio : Eumycetes (Fungi sejati)
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Thrichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus fumigatus
Aspergillus terreus
Aspergillus niger
Aspergillus flavus (Makfoeld, 1993).
5
6
a. Makroskopis
1) Aspergillus fumigatus
bulat dengan bagian atas tertutup sterigma. Konidia kecil, halus, berbentuk
globosa hingga agak membulat (Makfoeld, 1993).
3) Aspergillus niger
b. Mikroskopis
1) Aspergillus fumigatus
Konidia
Vesikel
Konidiofor
Konidia
Vesikel
Konidiofor
Konidia
Vesikel
Konidiofor
Konidia
Vesikel
Konidiofor
e. Bahan Kimia
Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi.
Misalnya, natriumbenzoat dimasukkan ke dalam bahan pangan sebagai
pengawet karena senyawa tersebut tidak bersifat toksik untuk manusia. Hal ini
terutama untuk mencegah pertumuhan jamur yang bersifat selulolitik seperti
Chaetomium globusum, Aspergillus niger, dan Cladosporium cladosporoides
yang dapat merapuhkan tekstil atau meninggalkan noda-noda hitam akibat
sporulasi yang terjadi, sehingga menurunkan kualitas bahan tersebut (Gandjar,
2006).
3. Mikotoksin
Mikotoksin merupakan senyawa organik beracun yang berasal dari hasil
metabolisme sekunder dari kapang, pengaruh mikotoksin pada manusia dan
binatang berbeda-beda. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan kanker,
juga ada yang dapat bersifat teratogenic karena menyebabkan kelainan pada
fetus (janin), ada juga yang imunosupresif dan nephratoksik (Syarief, 2003).
4. Aflatoksin
Aflatoksin berasal dari Aspergillus flavus toksin. Aflatoksin merupakan
salah satu contoh mikotoksin yang mempuntai daya racun yang sangat tinggi.
Aflatoksin terdapat di beberapa substrat, antara lain jagung, gandum, beras,
terutama kacang-kacangan yang disimpan dalam kondisi kurang memenuuhi
syarat. Aflatoksin dapat menyebabkan toksigenik (menimbulkan keracunan),
mutagenic (menimbulkan mutasi), teratogenic (menimbulkan penghambatan
pada janin), dan karsinogenik (menimbulkan kanker pada jaringan). Toksin ini
menunjukkan kemampuan sebagai penyebab hepatoma (kanker hati) pada
hewan-hewan percobaan dan berimplikasi kuat menyebabkan kanker hati pada
manusia (Syarief, 2003).
Pencegahan Aflatoksin dapat dimulai sebelum panen. Proses kontaminasi
bahan pertanian juga dapat terjadi selama masa penyimpanan. Untuk menjaga
kualitas selama proses penyimpanan, penting untuk mencegah aktivitas
biologis melalui proses pengeringan yang adekuat (kelembaban < 10 %).
Kendalanya menjadi lebih besar karena hampir semua penduduk di area
pedesaan menanam dan menyimpan bahan pangan sendiri di gudang yang kecil
12